Kereta api peti kemas di Indonesia

layanan kereta api di Indonesia

Kereta api peti kemas merupakan kereta api barang jenis peti kemas yang dioperasikan oleh KAI Logistik (Anak perusahaan PT KAI) untuk memperlancar distribusi barang melalui jalur darat serta untuk mengurangi beban jalan raya akibat banyaknya truk angkutan peti kemas di sepanjang ruas jalan raya nasional Jawa dan Sumatra. Kereta api peti kemas merupakan kereta api dengan rangkaian terpanjang di Indonesia setelah kereta api batu bara rangkaian panjang.

Kereta api peti kemas
Kereta api angkutan peti kemas melintas di perlintasan tidak berpalang di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Ikhtisar
SistemKereta api barang
StatusBeroperasi
LokasiDaerah Operasi I Jakarta
Daerah Operasi IV Semarang
Daerah Operasi VIII Surabaya
Divisi Regional I Medan
TerminusLiat di bawah
Operasi
Dibuka1985
PemilikPT. Kereta Api Indonesia (Persero)
OperatorKAI Logistik
Rangkaian
  • Daerah Operasi/Daop

CC206/CC201/CC203

  • Divisi Regional/Divre 1 Medan
CC201
Data teknis
Lebar sepur1067 mm
Kecepatan operasi40 s.d. 75 km/jam (tergantung jenis berat yang ditentukan)

Dengan tuntutan kebutuhan hidup masyarakat Indonesia, khususnya Jawa dan Sumatra yang semakin membesar setiap tahunnya, keberadaan kereta api peti kemas sangatlah penting. Peti kemas mudah dipindahkan ke berbagai jenis kendaraan, mulai dari kapal laut, truk, dan kereta api, serta ia didesain lebih ergonomis sehingga mampu memperlancar mobilitas angkutan barang.[1]

Sejarah

Kereta api peti kemas di Indonesia pertama kali dioperasikan pada sekitar tahun 1985. Pada awalnya, rangkaian gerbong peti kemas tersebut dirangkaikan dengan kereta api reguler. Mulai tahun 1987, Sistem Kereta Api Blok (SKAB) Peti Kemas relasi Tanjung Priok-Gedebage dan Jakarta Gudang-Pasar Turi mulai dioperasikan, yang mana layanan tersebut untuk relasi Jakarta-Surabaya yang kemudian dikenal dengan nama Antaboga.[2]

Pada tahun 2000-an, layanan kereta api peti kemas relasi Tonjong Baru-Kalimas mulai dibuka. Namun lintasannya diperpendek sampai Tanjung Priok karena pelabuhan di Banten masih sepi. Kereta api tersebut mengakhiri perjalanannya di Stasiun Pasoso supaya dapat dilakukan pembongkaran peti kemas, Di samping itu, kereta api ini saat itu juga melayani lintas Kalimas-Rambipuji dan Solo Jebres-Semarang Gudang.[2]

Teknis

Operasional

 
Kereta api peti kemas saat melintas di bekas emplasemen Halte Celangap, 2020

Setelah dibentuknya PT Kalog pada tahun 2009, manajemen angkutan barang dengan kereta api semakin tertata dengan baik. Pada saat ini, Kalog dan KAI telah mengoptimalkan perjalanan kereta api peti kemas, khususnya Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya. Peti kemas yang dapat diangkut dengan kereta api memiliki panjang 20 hingga 40. Operasional kereta api peti kemas dapat meningkatkan jumlah muatan yang diangkut, lebih tepat waktu, cepat sampai tujuan, jaminan keamanan, dan biaya relatif murah. Kalog mengoperasikan 30 gerbong datar untuk mendukung kelancaran operasional kereta api peti kemas lintas Jakarta-Surabaya dan sebaliknya.[3]

Armada

Gerbong datar yang umum adalah gerbong datar dengan desain yang disesuaikan dengan gerbong datar tipe "PPCW" (artinya plaatsenwagen dengan dua gandar, menggunakan rem udara tekan Westinghouse). Gerbong ini mayoritas digunakan untuk mengangkut peti kemas di lintas utara.

Berbeda untuk lintas Gedebage yang menggunakan gerbong "PKPKW", gerbong datar ini didesain dengan lekukan dalam supaya peti kemas tidak membentur Terowongan Sasaksaat saat kereta api peti kemas memasukinya.

Daftar relasi perjalanan

Kereta api peti kemas yang dijalankan Kalog melayani perjalanan relasi-relasi berikut.[4]

Jawa

  1. Tanjung Priuk (melangsir Pasoso ke arah Jakarta International Container Terminal Pelabuhan Tanjung Priok) - Lemahabang (untuk Cikarang Dry Port) (Abangpriuk) (22 Gerbong)
  2. Tanjung Priuk (melangsir ke arah Pasoso) - Indro (Indropriuk) (30 Gerbong)
  3. Tanjung Priuk (melangsir ke arah Pasoso) - Kalimas (Limaspriuk) (30 Gerbong)
  4. Tanjung Priuk (melangsir ke arah Pasoso) - Terminal Petikemas Surabaya (Pelabuhan Tanjung Perak)
  5. Tanjung Priuk (melangsir Pasoso ke arah Sungai Lagoa) - Terminal Petikemas Semarang Tawang (untuk Pelabuhan Tanjung Emas)
  6. Tanjung Priuk (melangsir Pasoso ke arah Sungai Lagoa) - Kalimas
  7. Terminal Petikemas Klari - Kalimas (Kalmas) (20 - 30 Gerbong)
  8. Krenceng - Kalimas (via Jalur Kulon Tanah Abang-Rangkasbitung) (Kenlimas) (30 Gerbong)
  9. Jakarta Gudang - Terminal Petikemas Semarang Tawang (untuk Pelabuhan Tanjung Emas) (Ronggocargo) (20 Gerbong)
  10. Jakarta Gudang - Kalimas (Limasbandan) (30 Gerbong)
  11. Jakarta Gudang - Benteng via Sidotopo (Banteng Cargo) (30 Gerbong)
  12. Tanjung Priuk (melangsir ke arah Pasoso) - Gedebage (via Jalur Selatan Purwakarta-Kiaracondong) (Gedepriuk) (12-15 Gerbong)

Sumatra Utara

  1. Perlanaan - Belawan
  2. Bandar Tinggi - Pelabuhan Kuala Tanjung

Insiden

Pada tanggal 23 Januari 2009, kereta api Antaboga bertabrakan dengan kereta api Rajawali di Stasiun Kapas, Bojonegoro. Akibatnya, kedua lokomotif mengalami ringsek setelah mengalami efek teleskopik.[5]

Referensi

  1. ^ "Sejarah dan Pengertian Peti Kemas dalam Kebutuhan Logistik". Safeway. 10. Diakses tanggal 25 Mei 2017. 
  2. ^ a b "Catatan narasumber M. Luthfi Tjahyadi di milis Keretapi: Sejarah Kereta Angkutan Peti Kemas". keretabarang.wordpress.com. 6. Diakses tanggal 25 Mei 2017. 
  3. ^ Sudarsih, Amad (Februari 2015). "KALOG Jalankan "Ranggaluh"". Majalah Kereta Api Edisi Februari 2015. 
  4. ^ "KA Angkutan Container". Kereta Api Logistik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-01. Diakses tanggal 25 Mei 2017. 
  5. ^ "KA Rajawali vs. KA Antaboga, Tabrakan di Bojonegoro". Detikcom. Diakses tanggal 25 Mei 2017. 

Pranala luar