Kabupaten Situbondo
Situbondo (bahasa Jawa: ꦏꦧꦸꦥꦠꦼꦤ꧀ꦱꦶꦠꦸꦧꦺꦴꦤ꧀ꦢꦺꦴ, translit. Kabupaten Situbondo) (Madura: Situbândâ) adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia dengan pusat pemerintahan dan ibu kota kabupaten terletak di Kecamatan Situbondo.[3][4]
Kabupaten Situbondo
Panarukan | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Pegon Madura | سيتوباْنداْ |
• Hanacaraka | ꦱꦶꦠꦸꦧꦺꦴꦤ꧀ꦢꦺꦴ |
• Alfabet bahasa Madura | Situbândâ |
Julukan:
| |
Koordinat: 7°43′00″S 114°03′00″E / 7.71667°S 114.05°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Dasar hukum | Peraturan Pemerintah RI Nomor. 28 / 1972 |
Hari jadi | 15 Agustus 1818 |
Ibu kota | Situbondo |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Karna Suswandi |
• Wakil Bupati | Khoirani |
• Ketua DPRD | Edy Wahyudi |
Luas | |
• Total | 1.693 km2 (654 sq mi) |
Populasi (2019) | |
• Total | 689.893 |
• Kepadatan | 406/km2 (1,050/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam (98.65%) Kristen (0.84%) Katholik (0.41%) Buddha (0.05%) Hindu (0.03%) Lainnya (0.02%)[1] |
• Bahasa | Bahasa Indonesia Madura Jawa |
• IPM | 67,78 (0,677) sedang (2021)[2] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 338 |
Pelat kendaraan | P xxxx E*/F*/G*/H*/I*/J* |
Kode Kemendagri | 35.12 |
APBD | Rp1.749.683.318.801,95 |
DAU | Rp831.861.637.000,00 |
Semboyan daerah | Situbondo Gaga (Luar biasa) |
Situs web | situbondokab |
Kabupaten ini terletak di daerah pesisir utara pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda dan dikelilingi oleh perkebunan tebu, tembakau, hutan lindung Baluran dan lokasi usaha perikanan. Dengan letaknya yang strategis, di tengah jalur transportasi darat Jawa-Bali, kegiatan perekonomiannya aktif. Situbondo mempunyai pelabuhan Panarukan yang terkenal sebagai ujung timur dari Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan di pulau Jawa yang dibangun oleh Daendels pada era kolonial Belanda.Mayoritas Penduduk di wilayah ini merupakan Suku Madura Suku Madura Pendalungan
Etimologi
Terdapat 2 pendapat yang mengatakan tentang asal nama Situbondo:
Sejarah
Konon, Situbondo pada zaman dahulu merupakan suatu situ atau danau besar. Pada zaman kejayaan kerajaan-kerajaan Jawa, Situbondo merupakan bagian dari konflik-konflik perebutan wilayah dan kekuasaan kerajaan Majapahit dengan kerajaan Blambangan, dan di daerah inilah diyakini perang Paregreg sebagai bagian dari kehancuran Majapahit terjadi.
Penduduk Situbondo berasal dari beragam suku, mayoritas berasal dari suku Madura. Pada tahun 1950 sampai 1970-an, kehidupan perekonomian kebanyakan ditunjang oleh industri gula dengan adanya 6 perkebunan dan pabrik gula di sekelilingnya, yaitu di Asembagus, Panji, Olean, Wringin Anom, Demas, dan Prajekan. Dengan surutnya industri gula pada tahun 1980 dan 1990-an, kegiatan perekonomian bergeser ke arah usaha perikanan. Usaha pembibitan dan pembesaran udang menjadi tumpuan masyarakat.
Mangga manalagi, gadung, dan arumanis dari Situbondo sangat terkenal dan banyak dicari oleh penggemar buah. Sampai saat ini potensi ekonomi dari perkebunan mangga tersebut masih ditangani secara industri rumah tangga, belum dalam skala industri perkebunan.
Beberapa potensi kekayaan alam lainnya masih "menganggur". Ditengarai kandungan minyak bumi di Kabupaten Situbondo (sekitar Olean) cukup melimpah. Masyarakat Situbondo menunggu investor untuk datang dan mengeksplorasi kekayaan alam yang sampai sekarang "masih tersembunyi".
Masyarakat Jawa Timur banyak mengenal Situbondo dari pantai Pasir Putih, suatu tempat rekreasi pantai yang berjarak kurang lebih 23 km di sebelah barat Situbondo. Pasir Putih terkenal dengan pantainya yang landai dan berpasir putih. pada tahun 1960 hingga 1970-an masih banyak habitat laut yang bisa ditemukan dipantai ini. Kuda laut dan batu karang cantik berwarna warni banyak dijual di akuarium penjual ikan hias setempat, tetapi kini makhluk tersebut tidak dapat ditemui lagi.
Perubahan nama
Pada mulanya nama Kabupaten Situbondo adalah Kabupaten Panarukan dengan ibu kota Situbondo, sehingga pada masa pemerintahan Belanda oleh Gubernur Jendral Daendels (± th 1808–1811) yang membangun jalan dengan kerja paksa sepanjang pantai utara pulau Jawa dikenal dengan sebutan "Jalan Anyer – Panarukan" atau lebih dikenal dengan "Jalan Daendels", kemudian seiring waktu berjalan barulah pada masa Pemerintahan Bupati Achmad Tahir (± th 1972) diubah menjadi Kabupaten Situbondo dengan ibu kota Situbondo berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor. 28 / 1972 tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Tempat Kedudukan Pemerintah Daerah.
Kediaman Bupati Situbondo pada masa lalu belumlah berada di lingkungan Pendopo Kabupaten, tetapi masih menempati rumah pribadinya. Pada masa Pemerintahan Bupati Raden Aryo Poestoko Pranowo (± th 1900–1924), dia memperbaiki Pendopo Kabupaten sekaligus membangun Kediaman Bupati dan Paviliun Ajudan Bupati hingga sekarang ini, kemudian pada masa Pemerintahan Bupati Drs. H. Moh. Diaaman, Pemerintah Kabupaten Situbondo memperbaiki kembali Pendopo Kabupaten (± th 2002).[4]
Geografi
Kabupaten Situbondo mempunyai luas 1.638,50 km² atau 163.850 Ha serta mempunyai bentuk memanjang dari barat ke timur kurang lebih 150 km di pantai utara wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur. Secara astronomis, wilayah Kabupaten Situbondo terletak di posisi antara 7°35'–7°44' Lintang Selatan dan 113°30'–114°42' Bujur Timur.[5]
Batas wilayah
Batas-batas wilayah Kabupaten Situbondo adalah sebagai berikut:
Utara | Selat Madura |
Timur | Selat Bali |
Selatan | Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi |
Barat | Kabupaten Probolinggo |
Topografi
Kabupaten Situbondo berada pada ketinggian 0 – 1.250 m di atas permukaan laut. Wilayah dengan rata-rata ketinggian ada pada wilayah selatan barat seperti Kecamatan Jatibanteng dan Sumbermalang. Sementara itu, di wilayah utara terdapat Kecamatan Bungatan yang wilayah tertingginya pada ketinggian 1250 mdpl. Keadaan tanah di wilayah kabupaten ini menurut teksturnya, pada umumnya tergolong sedang 96,26 %, tergolong halus 2,75 %, dan tergolong kasar 0,99 %. Drainase tanah tergolong tidak tergenang 99,42 %, kadang-kadang tergenang 0,05 % dan selalu tergenang 0,53 %. Jenis tanah daerah ini berjenis antara lain alluvial, Regosol, Gleysol, Renzine, Grumosol, Mediteran, Latosol, dan Andosol. Ditinjau dari pola penggunaan tanahnya, diketahui penggunaan tanah terbesar adalah untuk hutan yaitu seluas 73.407,5 Ha (44,80%), berikutnya adalah untuk sawah yaitu seluas 30.365,95 Ha (18,53%), diikuti dengan pertanian tanah kering seluas 27.962,13 Ha (17,07).
Secara umum Kabupaten Situbondo merupakan dataran rendah, dengan ketinggian 0-1.250 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan antara 0º-45º, dan memiliki tanah kering yang tererosi seluas 42.804 Ha (26,12%). Sebagian luas tanah di Kabupaten Situbondo mempunyai drainase yang baik yaitu seluas 1.629,03 Km² (99,42%) tidak pernah tergenang, sedang sisanya seluas 0,78 km² (0,05%) kadang-kadang tergenang dan seluas 8,69 km² (0,53%) selalu tergenang.
Ditinjau dari potensi dan kondisi wilayahnya, Kabupaten Situbondo dapat dibagi menjadi 3 wilayah, yaitu: wilayah utara yang merupakan pantai dan laut yang sangat potensial untuk pengembangan komoditi perikanan, baik budi daya maupun penangkapan ikan; wilayah tengah yang bertopografi datar dan mempunyai potensi untuk pertanian;dan wilayah selatan yang bertopografi miring yang mempunyai potensi untuk tanaman perkebunan dan kehutanan.[6][7]
Iklim
Kabupaten Situbondo beriklim tropis basah dan kering (Aw) yang mempunyai dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau di wilayah Kabupaten Situbondo biasanya berlangsung pada periode Mei–November dengan puncaknya yakni periode Juli–September. Musim penghujan di wilayah Situbondo normalnya berlangsung pada periode bulan-bulan basah, yakni Desember–Maret dan pada saat musim penghujan, rata-rata curah hujan biasanya di atas 150 mm Air per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Situbondo berada angka 900–1300 mm per tahun dengan jumlah hari hujan kurang dari 120 hari hujan per tahun. Rata-rata suhu udara di wilayah Kabupaten Situbondo bervariasi yakni antara 21 °C–33 °C. Tingkat kelembapan nisbi wilayah ini adalah ±78%.
Data iklim Situbondo, Jawa Timur, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 31.1 (88) |
31.2 (88.2) |
31.3 (88.3) |
31.7 (89.1) |
31.6 (88.9) |
31.5 (88.7) |
31 (88) |
31.9 (89.4) |
33.1 (91.6) |
33.6 (92.5) |
33.2 (91.8) |
32.1 (89.8) |
31.94 (89.53) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26 (79) |
26 (79) |
26.1 (79) |
26.4 (79.5) |
26.3 (79.3) |
25.9 (78.6) |
25.4 (77.7) |
25.8 (78.4) |
26.6 (79.9) |
27.2 (81) |
27.2 (81) |
26.5 (79.7) |
26.28 (79.34) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 20.9 (69.6) |
21 (70) |
21 (70) |
21.2 (70.2) |
20.9 (69.6) |
20.2 (68.4) |
19.3 (66.7) |
19.7 (67.5) |
20.8 (69.4) |
21.2 (70.2) |
21.8 (71.2) |
21.1 (70) |
20.76 (69.4) |
Presipitasi mm (inci) | 301 (11.85) |
293 (11.54) |
203 (7.99) |
120 (4.72) |
49 (1.93) |
27 (1.06) |
15 (0.59) |
3 (0.12) |
5 (0.2) |
20 (0.79) |
77 (3.03) |
219 (8.62) |
1.332 (52,44) |
Rata-rata hari hujan | 13 | 13 | 10 | 6 | 3 | 2 | 1 | 0 | 0 | 1 | 4 | 10 | 63 |
% kelembapan | 82 | 82 | 80 | 78 | 75 | 72 | 69 | 66 | 67 | 70 | 74 | 79 | 74.5 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 162 | 170 | 195 | 233 | 286 | 281 | 298 | 302 | 300 | 294 | 261 | 186 | 2.968 |
Sumber #1: Climate-Data.org [8] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[9] & Weatherbase [10] |
Pemerintahan
Daftar Bupati
Berikut adalah Daftar Nama Bupati Situbondo dari masa ke masa.
No. | Potret | Bupati | Awal Menjabat | Akhir Menjabat | Wakil Bupati | Keterangan | |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Selama Periode Hindia Belanda dan Penjajahan Jepang | |||||||
1 | |||||||
2 | |||||||
3 | |||||||
4 | |||||||
Selama Periode Republik Indonesia (1945-sekarang) | |||||||
5 | Tidak ada | ||||||
6 | |||||||
7 | |||||||
8 | |||||||
9 | Pada masa pemerintahannya, nama kabupaten diubah menjadi Situbondo[11][12] | ||||||
10 | |||||||
11 | |||||||
12 | |||||||
* | |||||||
13 | |||||||
14 | |||||||
15 | |||||||
16 | |||||||
* | Penjabat (Pj.) | ||||||
(16) | |||||||
* | Drs. H. Syaifullah, M.M. | 26 November 2020 | 6 Desember 2020 | - | Pelaksana Harian (Plh.) [13] | ||
* | Ir. H. Yoyok Mulyadi, M.Si. | 6 Desember 2020 | 17 Februari 2021 | - | Pelaksana Tugas (Plt.) [14] | ||
* | Drs. H. Syaifullah, M.M. | 17 Februari 2021 | 26 Februari 2021 | - | Pelaksana Harian (Plh.) [15] | ||
17 |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Situbondo dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[16] | 2019–2024[17] | 2024–2029[18] | ||
PKB | 11 | 13 | 13 | |
Gerindra | 3 | 6 | 6 | |
PDI-P | 6 | 4 | 5 | |
Golkar | 6 | 5 | 5 | |
NasDem | (baru) 2 | 0 | 2 | |
PKS | 1 | 2 | 1 | |
Hanura | 2 | 1 | 1 | |
Demokrat | 5 | 5 | 3 | |
PPP | 9 | 9 | 9 | |
Jumlah Anggota | 45 | 45 | 45 | |
Jumlah Partai | 9 | 8 | 9 |
Pembagian administratif
Kabupaten Situbondo terdiri dari 17 kecamatan, 4 kelurahan, dan 132 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 681.280 jiwa dengan luas wilayah 1.669,87 km² dan sebaran penduduk 408 jiwa/km².[19][20]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Situbondo, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
35.12.11 | Arjasa | 8 | Desa | ||
35.12.13 | Asembagus | 10 | Desa | ||
35.12.16 | Banyuglugur | 7 | Desa | ||
35.12.14 | Banyuputih | 5 | Desa | ||
35.12.02 | Besuki | 10 | Desa | ||
35.12.17 | Bungatan | 7 | Desa | ||
35.12.12 | Jangkar | 8 | Desa | ||
35.12.01 | Jatibanteng | 8 | Desa | ||
35.12.10 | Kapongan | 10 | Desa | ||
35.12.05 | Kendit | 7 | Desa | ||
35.12.09 | Mangaran | 6 | Desa | ||
35.12.04 | Mlandingan | 7 | Desa | ||
35.12.06 | Panarukan | 8 | Desa | ||
35.12.08 | Panji | 2 | 10 | Desa | |
Kelurahan | |||||
35.12.07 | Situbondo | 2 | 4 | Desa | |
Kelurahan | |||||
35.12.03 | Suboh | 8 | Desa | ||
35.12.15 | Sumber Malang | 9 | Desa | ||
TOTAL | 4 | 132 |
Transportasi
Kabupaten Situbondo merupakan daerah dengan arus utama berasal dari Jalur Pantura Pulau Jawa dari Surabaya–Banyuwangi dan jalur Tengah Malang-Banyuwangi. Banyak sekali moda transportasi yang menggunakan jalur ini untuk menyalurkan logistik dari Jawa ke Bali dan Nusa Tenggara. Biasanya, moda transportasi tersebut bertujuan untuk menggunakan Pelabuhan Jangkar dan juga Pelabuhan Ketapang guna mengirimkan barang dan arus pekerja dari Jawa ke Pulau Bali.
Alat transportasi lain yang biasa digunakan oleh penduduk Situbondo antara lain dengan menggunakan moda transportasi MPU dari Situbondo Kota menuju Kecamatan Besuki, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember. Ada pula moda penumpang bis umum seperti PO. AKAS, dan PO. Ladju yang melayani trayek Situbondo menuju Surabaya dengan transit di Kota Probolinggo.
Kabupaten Situbondo dulunya juga merupakan salah satu daerah yang dilewati oleh jalur kereta api yg non-aktif dari Stasiun Kalisat ke Stasiun Panarukan. Pemerintah berencana mengaktifkan kembali jalur KA tersebut dikarenakan dianggap salah satu alternatif transportasi untukm menuju Kota Surabaya atau kota-kota lain di Jawa. Yang nonaktif stasiun stasiun yg utuh yg nonaktif Dari tahun 2004. Berikut adalah Stasiun-Stasiun yg non-aktif adalah:
* Stasiun Situbondo
Pariwisata
Motto Pariwisata Situbondo adalah "East Side of Paradise". Banyak potensi wisata yang terdapat di Kabupaten Situbondo, yaitu:
Wisata Alam
Wisata Alam Taman Nasional Baluran
- Gunung Baluran
- Savana Bekol
- Pantai Bama
- Pantai Bilik
- Forever Green Forest
- Gua Jepang
- Waduk Bajulmati
Wisata Alam Bahari
- Pantai Pasir Putih
- Pantai Berigheen
- Pantai Pathek
- Pantai Banongan
- Pantai Bama
- Pantai Lempuyang
- Pantai Tangsi
- Pantai Tampora
- Pantai Keperan
- Pantai Bilik
- Pantai Pasir Putih
- Kampung Kerapu Klatakan
- Bendungan Curah Cottok
- Pemandian Taman
- Air Terjun Telempong
- Arung Jeram Samir Indah
- Cikasur Savana Sumbermalang
- Plaza Rengganis Sumbermalang
- Pelabuhan Panarukan
- Pelabuhan Kalbut
- Pelabuhan Jangkar
- Pelabuhan Besuki
Wisata alam pegunungan
- Puncak Rengganis
- Desa Baderan
- Gunung Pattok
- Padang Savana Sekasor (merujuk pada penamaan daerah ini oleh penduduk Sumbermalang), Lereng Argopuro.
Lainnya
Wisata Sejarah
- PG Demaas ( Besuki )
- PG Wringin Anom ( Panarukan )
- PG Olean ( Situbondo )
- PG Pandjie ( Panji )
- PG Asembagoes ( Asembagus )
- Gua Jepang
- DAM Sluice
- Stasiun Kereta Api
- Rumah Resident Besuki
- Rumah Dalem Tengah
- Rumah Bupati Besuki
- Situs Selobanteng
- Situs Batu Lantai
- situs prasejarah Sumbermalang
Wisata Religi
Pondok Pesantren Besar
- PP Salafiyah Syafi'iyah (KHR. Azaim Ibrahimy, S.Sy)
- PP Walisongo (KHR. Muhammad Kholil As'ad)
- PP Sumber Bunga (KH. Syainuri Sufyan)
- PP Ad Dhiyaul Musthafawiy, Olean (Habib Haidarah Al Hinduan)
- PP Nurul Huda, Peleyan (Habib Musthofa Al Djufri)
- PP Nurul Huda, Paowan (KH. Mursyid Romli)
- PP Nurul Iman (Seletreng Kapongan) (KH. Faruq Amir)
- PP Nurul Islam (Seletreng Kapongan) (KH. Ubbad Yamin)
- PP Syech Maulana Ishaq (Pecaron) Pengasuh Kyai Ainur Rofiq
- PP Darul Mubtadi'in (Bletok) Kyai Mas Basid
- PP Sabilal Muhtadin (Bungatan) (KH. Mas Faqih Aly)
- PP Nurul Wafa (Demung)
Makam dan Petilasan
- Makam Pengasuh PP. Salafiyah Syafi'iyah (Sukorejo)
- Pasarean Syech Maulana Ishaq (Pecaron)
- Pasarean Agung Saifudin
- Makam Raden Tjondrokusumo
- Petilasan Syekh Maulana Ishaq
- Makam Ke Pate Alos (Besuki)
- Situs Makam Tegal Mas
Wisata Religi
- Klenteng Poo Tong Biaw Besuki
- Gereja
Wisata Seni dan Budaya
- Kesenian Ojhung
- Pojhien
Referensi
- ^ ""Kabupaten Situbondo Dalam Angka 2018"".
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 6 Maret 2022.
- ^ (Indonesia) "Profil Kabupaten Situbondo, di situs resmi web Depdagri". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-11. Diakses tanggal 28-9-12.
- ^ a b c d (Indonesia) Sejarah Kabupaten Situbondo di "Situs resmi kabupaten Situbondo". Diakses tanggal 28-9-12.
- ^ "Gambaran Umum Kabupaten Situbondo" (PDF).
- ^ "Profil Kabupaten Situbondo" (PDF).
- ^ "Kabupaten Situbondo" (PDF).
- ^ "Situbondo, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 6 September 2020.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 76-78 & 141-143. Diakses tanggal 6 September 2024.
- ^ "Situbondo, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 6 September 2020.
- ^ "Asal Usul Nama Kabupaten Situbondo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2015-05-06.
- ^ Kisah Kota Santri Situbondo[pranala nonaktif permanen]
- ^ Dasuqi, Ghazali (2020-11-27). "Gubernur Tunjuk Sekda Saifullah Jadi Plh Bupati Situbondo". Detik. Diakses tanggal 2022-05-24.
- ^ Hartono, Izi (2020-12-07). "Menjadi Plt Bupati Situbondo Saat Maju Menjadi Cabup, Yoyok : Saya Tak Akan Manfaatkan Jabatan". Surya.co.id. Diakses tanggal 2022-05-24.
- ^ Hartono, Izi (2021-02-17). "Hanya Delapan Hari Menjadi Bupati Situbondo, Syaifullah Dikejar Target KUA-PPAS". Surya.co.id. Diakses tanggal 2022-05-24.
- ^ KPU Kabupaten Situbondo. PROFIL ANGGOTA DPRD KABUPATEN SITUBONDO HASIL PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DPRD KABUPATEN / KOTA TAHUN 2014. Situbondo.
- ^ ANTARA News Agency. "KPU Situbondo tetapkan calon anggota DPRD terpilih". ANTARA News Jawa Timur. Diakses tanggal 2023-07-04.
- ^ Dinar, Diana (2024-05-02). "KPU Situbondo Tetapkan Hasil Perolehan Kursi DPRD". rri.co.id. Diakses tanggal 2024-06-17.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi