Bahasa Minangkabau
Bahasa Minangkabau (Latin: Baso Minangkabau, Jawi: باسو ميناڠكاباو) adalah suatu bahasa Austronesia yang dituturkan oleh masyarakat beretnis Minangkabau yang berasal dari wilayah Dataran Tinggi Minangkabau di Sumatra Barat.[5] Bahasa ini juga dituturkan di beberapa wilayah lain terutama di daerah-daerah sekitar/provinsi tetangga Sumatra Barat terutama di Riau, Sumatra Utara, Jambi, dan Bengkulu. Selain itu, bahasa Minangkabau juga dituturkan oleh diaspora Minangkabau/masyarakat Minangkabau yang berada di perantauan maupun dalam dan luar negeri melalui para perantau/diaspora masyarakat Minangkabau.
Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa yang terdapat dalam rumpun bahasa Minangkabau yang bercabang dari rumpun Malayo-Sumbawa (alias 'rumpun bahasa Indonesia Barat') yang diturunkan dari rumpun Malayo-Polinesia yang merupakan cabang dari rumpun bahasa Austronesia.[6][7]
Ada yang berpendapat bahasa Minangkabau merupakan sebuah dialek dari bahasa Melayu ada juga yang berpendapat bahasa Minangkabau merupakan variasi awal/induk bahasa Melayu. Faktanya bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu berbeda, tetapi berkerabat dekat serta berada didalam keluarga bahasa yang sama (Melayik) bersamaan dengan bahasa-bahasa berkerabat lainnya.
Dialek
Bahasa Minang memiliki banyak dialek, bahkan antarkampung yang dipisahkan oleh sungai sekali pun dapat mempunyai dialek yang berbeda. Menurut Nadra, di wilayah Sumatra Barat bahasa Minang dapat dibagi dalam 8 atau lebih dialek, yaitu:[8]
- Dialek Rao Mapat
- Dialek Muara Lolo
- Dialek Lubuak Alai
- Dialek Payakumbuh
- Dialek Agam
- Dialek Pancung Soal
- Dialek Koto Baru
- Dialek Lintau
- dan dialek-dialek lainnya
Selain itu, masing-masing dialek Payakumbuh, Agam, dan Pancung Soal masih dapat dibagi lagi ke dalam sub-dialek.[9].[10][11]
Adapun dialek-dialek dari bahasa Minangkabau di luar provinsi Sumatra Barat oleh para penuturnya disebut sebagai bahasa tersendiri/bahasa yang terpisah dari bahasa Minang.
Dialek bahasa Minangkabau di provinsi Aceh contohnya ialah bahasa yang dituturkan di Singkil, Simeulue, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, dan Meulaboh di provinsi Aceh oleh penuturnya biasa disebut bahasa Jamee.[12]
Dialek-dialek yang ada di Provinsi Riau terdiri dari 7 dialek,[13] di antaranya:
- Dialek Rokan, dipakai di Kabupaten Rokan Hulu dan sebagian Rokan Hilir
- Dialek Kampar juga disebut sebagai bahaso Ocu, dipakai Kampar, sebagian Kota Pekanbaru, sebagian Pelalawan, sebagian Kuantan Singingi (Kuansing), dan sebagian Indragiri Hulu
- Dialek Basilam, dipakai di Kabupaten Rokan Hilir
- Dialek Indragiri, dipakai di Kabupaten Indragiri Hulu
- Dialek Talang Mamak, dituturkan oleh masyarakat suku Talang Mamak
- Dialek Sakai, dituturkan oleh masyarakat suku Sakai
- Dialek Kuantan, dituturkan di Kabupaten Kuantan Singingi
Ada pula dialek Batin-Penghulu di Jambi serta dialek Mukomuko di Bengkulu.
Dialek Bahasa Minang yang berada di Provinsi Riau mendapat pengaruh kuat dari bahasa Melayu. Oleh para penuturnya dialek tersebut dianggap sebagai bahasa mandiri yang terpisah dari Minangkabau. Hingga kini, masih terdapat pro-kontra/kontroversi terhadap bahasa-bahasa tersebut.[14][15][16]
Meski terdapat kontroversi/pro dan kontra dalam penggolongan dialek/bahasa tersebut, para ahli bahasa menggolongkan bahasa-bahasa tersebut berada dalam keluarga bahasa yang sama yaitu rumpun bahasa Minangkabau bersamaan dengan beberapa bahasa lain dan juga bahasa Minang itu sendiri. Bentuk baku/standar dari bahasa Minang ialah "Bahasa Minangkabau Umum/Bahasa Minang Pesisir/Bahasa Minang Padang". Bahasa ini juga disebut sebagai dialek Padang yang juga biasa disebut Bahaso Padang atau Bahaso Urang Awak.[17]
Karya sastra
Karya sastra tradisional berbahasa Minang memiliki persamaan bentuk dengan karya sastra tradisional berbahasa Melayu pada umumnya, yaitu berbentuk prosa, cerita rakyat, dan hikayat. Penyampaiannya biasa dilakukan dalam bentuk cerita (kaba) atau dinyanyikan (dendang). Adapula karya sastra yang digunakan untuk prosesi adat Minang, seperti pepatah-petitih dan persembahan (pasambahan). Pepatah-petitih dan persembahan banyak menggunakan kata-kata kiasan. Agar tidak kehilangan makna, karya sastra jenis ini tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Oleh karenanya sangat sedikit sekali orang yang menguasai karya sastra ini, yang hanya terbatas pada ninik mamak dan pemuka adat.[18]
Fonologi
Berikut merupakan kotak fonem suara dari bahasa Minangkabau.[19]
Dwi- bibir |
Rongga- gigi |
langit- langit |
lang. bel. |
Celah- suara | ||
---|---|---|---|---|---|---|
Sengau | m ⟨m⟩ | n ⟨n⟩ | ɲ ⟨ny⟩ | ŋ ⟨ng⟩ | ||
Letup/ Gesek |
nirsuara | p ⟨p⟩ | t ⟨t⟩ | tʃ ⟨c⟩ | k ⟨k⟩ | ʔ ⟨'⟩ |
bersuara | b ⟨b⟩ | d ⟨d⟩ | dʒ ⟨j⟩ | ɡ ⟨g⟩ | ||
Geser | s ⟨s⟩ | h ⟨h⟩ | ||||
Sisian | l ⟨l⟩ | |||||
Getar | r ⟨r⟩ | |||||
Semivokal | w ⟨w⟩ | j ⟨y⟩ |
Depan | Madya | Belakang | |
---|---|---|---|
Tertutup | i ⟨i⟩ | u ⟨u⟩ | |
Tengah | e ⟨e⟩ | o ⟨o⟩ | |
Terbuka | a ⟨a⟩ |
Diftong: [iə̯], [uə̯], [ui̯], [ai̯], [au̯].
Hubungan dengan bahasa lain
Orang Minangkabau umumnya berpendapat banyak persamaan antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Marah Roesli dalam Peladjaran Bahasa Minangkabau menyebutkan pada umumnya perbedaan antara Bahasa Minangkabau dan Bahasa Indonesia adalah pada perbedaan lafal, selain perbedaan beberapa kata.
Hubungan Dengan Bahasa Melayu-Indonesia
Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa daerah yang banyak memberikan sumbangan terhadap kosakata Bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyaknya sarjana Minang yang berkontribusi dalam pembentukan Bahasa Melayu Klasik/Tinggi pada zaman kesultanan Riau-Lingga yang distandarisasi menjadi Bahasa Melayu Standar/Bahasa Melayu Baku serta menjadi cikal bakal bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi/nasional Indonesia.[20] Selain itu, peran para sastrawan Minang yang banyak menulis karya-karya sastra terkemuka pada masa awal kemerdekaan, juga menjadi faktor besarnya interferensi Bahasa Minangkabau terhadap Bahasa Indonesia. Mereka banyak memasukkan kosakata Minang ke dalam Bahasa Indonesia baku, terutama kosakata yang tidak memiliki padanannya di dalam Bahasa Indonesia.[21][22]
Bahasa Minangkabau juga mempunyai keterkaitan dengan bahasa Melayu. Bahasa Minang dan bahasa Melayu mempunyai banyak kemiripan/beberapa persamaan kosakata serta saling mempengaruhi. Bahasa Minang dan Melayu juga digolongkan kedalam keluarga bahasa yang sama yaitu rumpun bahasa Melayik.
Pada tahun 1966, dari semua kosakata non-Melayu dalam Kamus Bahasa Indonesia, Bahasa Minangkabau mencakup 38% dari keseluruhannya. Angka ini merupakan yang tertinggi dibanding bahasa daerah lain, seperti Bahasa Jawa (27,5%) dan Bahasa Sunda (2,5%). Meskipun dalam perkembangannya, jumlah kosakata Minangkabau cenderung menurun dibandingkan interferensi kedua bahasa daerah tersebut.[23]
Abdul Gaffar Ruskhan dalam makalah yang disampaikannya di Sarasehan Bahasa Minangkabau menyampaikan pola perubahan kata dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Minangkabau sebagai berikut:
- Bunyi akhir BI -ul à-ua: bandul àbandua
- Bunyi akhir BI -ut à-uik: rumput àrumpuik
- Bunyi akhir BI -us à-uih: putus àputuih
- Bunyi akhir BI -is à-ih: baris àbarih
- Bunyi akhir BI -it à-ik: sakit àsakik
- Bunyi akhir BI -as à-eh: batas àbateh
- Bunyi akhir BI -ap à-ok: atap àatok
- Bunyi akhir BI -at à-ek: rapat àrapek
- Bunyi akhir BI -at (dari Arab) à-aik: adat àadaik
- Bunyi akhir BI -al/-ar à-a: jual àjua, kabar àkaba
- Bunyi akhir BI -a à-o: kuda àkudo
- Bunyi -e (pepet) à-a: beban àbaban
- Awalan ter-, ber-, per- à ta-, ba-, pa-: berlari, termakan, perdalam à balari, tamakan, padalam[24]
Lafal
Contoh-contoh perbedaan lafal Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Minangkabau adalah sebagai berikut:
Akhiran | Menjadi | Contoh |
---|---|---|
a | o | nama—namo, kuda—kudo, cara—caro |
al dan ar | a | jual—jua, kabar—kaba, kapal—kapa |
as | eh atau aih | batas—bateh, alas—aleh, balas—baleh |
at | ek atau aik | dapat—dapek, kawat—kawek, surat—surek, dekat–dekek |
ap | ok | lembap—lambok, gelap—galok, kurap—kurok, atap—atok |
ih | iah atau io | kasih—kasiah–kasio, putih—putiah–putio, pilih—piliah–pilio |
ing | iang atau iong | kucing—kuciang–kuciong, saling—saliang–saliong, gading—gadiang–gadiong |
ir | ia atau ie atau iu atau iegh atau iar atau iah | air—aia, pasir—pasia, lahir—lahia |
is | ih | baris—barih, manis—manih, alis—alih |
it | ik | sakit—sakik, kulit—kulik, jahit—jahik, sulit–sulik |
uh | uah atau uo | tujuh—tujuah, patuh—patuah |
uk | uak atau uok | untuk—untuak, buruk—buruak, busuk—busuak |
ung | uang atau uong | langsung—langsuang, hidung—hiduang, untung—untuang |
ur | ua atau u | cukur—cukua, kasur—kasua, angsur—ansua |
us | uih | putus—putuih, halus—haluih, bungkus—bungkuih |
ut | uik | rumput—rumpuik, ikut—ikuik, takut—takuik |
- Selain perbedaan akhiran, imbuhan awalan seperti me-, ber-, ter-, ke-, pe- dan se- dalam bahasa Minang menjadi ma-, ba-, ta-, ka-, pa-, dan sa-. Contohnya meminum, berlari, terlambat, kesalahan, penakut, dan setiap dalam bahasa Minang menjadi maminum, balari, talambek, kasalahan, panakuik, dan satiok.
- Sementara itu, imbuhan akhiran seperti -kan dan -nya dalam bahasa Minang menjadi -an dan -nyo. Contohnya memusnahkan dan selamanya dalam bahasa Minang menjadi mamusnahan dan salamonyo.[25]
- Perbedaan lainnya adalah setiap suku kata pertama yang mengandung huruf "e" dalam bahasa Minang menjadi huruf "a". Contohnya selama dan percaya dalam bahasa Minang menjadi salamo dan parcayo.
Kosa kata
Bahasa Minangkabau termasuk rumpun Melayu. Persamaan Bahasa Minangkabau dengan berbagai bahasa lain dari rumpun Melayu dapat dilihat misalnya dalam perbandingan kosakata berikut:
Bahasa Indonesia | apa | laut | lihat | kucing | pergi | ular | keras | manis | lutut |
Bahasa Minangkabau | apo | lauik | liaik/caliak | kuciang | pai | ula | kareh | manih | lutuik |
Bahasa Pekal | apo | lawik | liek | kucing | lalui | ulah | kehas | manis | lutuik |
Bahasa Urak Lawoi' | nama | lawoiʔ | lihaiʔ | mi'aw | pi | ulal | kras | maneh | lutoiʔ |
Frasa
Bahasa Minangkabau: | Sadang kayu di rimbo tak samo tinggi, kok kunun manusia (peribahasa) | |
Bahasa Indonesia: | Sedangkan pohon di hutan tidak sama tinggi, apa lagi manusia | |
Bahasa Minangkabau: | Co a koncek baranang co itu inyo (peribahasa) | |
Bahasa Indonesia: | Bagaimana katak berenang, seperti itulah dia. | |
Bahasa Minangkabau: | Indak buliah mambuang sarok di siko! | |
Bahasa Indonesia: | Tidak boleh membuang sampah di sini! | |
Bahasa Minangkabau: | Bungo indak satangkai, kumbang indak sa ikua (peribahasa) | |
Bahasa Indonesia: | Bunga tidak setangkai, kumbang tidak seekor | |
Bahasa Minangkabau: | A tu nan ang karajoan? | |
Bahasa Indonesia: | Apa yang sedang kamu kerjakan? | |
kata Apa dalam Bahasa Minangkabau yaitu Apo tetapi lebih sering disingkat dengan kata A |
Penamaan dokumen hukum
Sebagai contoh, perbedaan dapat dilihat dalam versi masing-masing dari Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia:
Bahasa Inggris | Bahasa Indonesia | Bahasa Melayu (Baku) | Bahasa Minangkabau |
---|---|---|---|
Universal Declaration of Human Rights | Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia | Perisytiharan Hak Asasi Manusia Sejagat | Deklarasi Sadunia Hak-Hak Asasi Manusia |
Article 1 | Pasal 1 | Perkara 1. | Pasal 1 |
All human beings are born free and equal in dignity and rights. They are endowed with reason and conscience and should act towards one another in a spirit of brotherhood. | Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan. | Semua manusia dilahirkan bebas dan samarata dari segi kemuliaan dan hak-hak. Mereka mempunyai pemikiran dan perasaan hati dan hendaklah bertindak di antara satu sama lain dengan semangat persaudaraan. | Sadoalah urang dilahiaan mardeka jo punyo martabaik sarato hak-hak nan samo. Inyo dikaruniai aka jo hati nurani, supayo nan ciek jo nan lain bagaua dalam samangaik badunsanak. |
Kalimat positif dan kalimat negatif
Kalimat negatif seperti dibuat bahasa Prancis.
# | Bahasa Indonesia | Bahasa Minang | Bahasa Prancis |
---|---|---|---|
kalimat positif | Subjek + Predikat + Objek | Subjek + Predikat + Objek | Subjek + Kata Kerja + Objek/Pelengkap |
kalimat negatif | Subjek + tidak + Predikat + Objek | Subjek + indak + Predikat + Objek + do | Subjek + ne + Kata Kerja + pas + Objek/Pelengkap |
Contoh:
- Iko lamak (ini enak)
- Iko indak lamak do
- Ba a (bagaimana)
- Ndak ba a do
Kalimat pertanyaan
Bahasa Indonesia | Bahasa Minang |
---|---|
Apa | Apo/A |
Bagaimana | Bagaimano/Ba a |
Berapa | Barapo/Bara |
Di mana | Dimano/Dima |
Kemana | Kamano/Kama |
Dari mana | Dari mano/Dari ma |
Mana | Mano/Ma |
Siapa | Siapo/Sia |
Mengapa | Mangapo/Manga /Dek a |
Kapan | Bilo |
Kalimat petunjuk
Bahasa Indonesia | Bahasa Minang |
---|---|
Ini | Iko/Ko |
Itu | Itu/Tu |
Sini | Siko |
Situ | Situ |
Sana | Sinan |
Kata pengganti
Saya | Ambo, Denai, Awak, Aden |
Kamu | Sanak (Formal), Awak (Formal), Ang (Laki-laki) Kau (Perempuan) |
Dia | Inyo |
Bilangan
Bahasa Indonesia | Bahasa Minang |
---|---|
Satu | Ciek |
Dua | Duo |
Tiga | Tigo |
Empat | Ampek |
Lima | Limo |
Enam | Anam |
Tujuh | Tujuah |
Delapan | Salapan |
Sembilan | Sambilan |
Sepuluh | Sapuluah |
Sebelas | Sabaleh |
Seratus | Saratuih |
Seribu | Saribu |
Silsilah keluarga
Bahasa Indonesia | Bahasa Minang |
---|---|
Kakek | Pak Gaek, Antan, Angku, Inyiak, Gayiek, Datuak |
Nenek | Mak Gaek, Enek, Anduang, Inyiak, Niniak, Uwo |
Ayah | Apak, Abak |
Ibu | Amak, Mandeh, Biyai, Bundo |
Paman | Mamak, Pak Tuo, Pak Angah, Pak Adang, Pak Etek, Pak Anjang |
Bibi | Etek, Ande, Amay, Uncu |
Kakak Laki-laki | Uda, Ajo, Udo, Uan, Abang |
Kakak Perempuan | Uni, Kakak |
Lihat pula
Referensi
- ^ Moeliono, A.M., (2000), Kajian serba linguistik: untuk Anton Moeliono, pereksa bahasa, BPK Gunung Mulia, ISBN 979-687-004-5.
- ^ "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Minangkabau". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Minangkabau". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "Bahasa Minangkabau". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ Darrell T. Tryon, Comparative Austronesian Dictionary: An Introduction to Austronesian Studies, Walter de Gruyter & Co, Berlin, 1994
- ^ "Minangkabauic". The Southeast Asian Linguistics Society Special Publication (dalam bahasa Inggris). Honolulu, Hawai'i: University of Hawai'i Press. 2019.
[Rumpun bahasa Minangkabauik]
- ^ "Minangkabau language" [Bahasa Minangkabau]. Glottolog 4.4 (dalam bahasa Inggris).
- ^ Nadra 2006.
- ^ Nadra 1997.
- ^ Medan, Tamsin, (1985), Bahasa Minangkabau dialek Kubuang Tigo Baleh, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- ^ Nadra, (2006), Rekonstruksi bahasa Minangkabau, Andalas University Press, ISBN 979-3364-55-6.
- ^ "AZIZ, Zulfadli A.; AMERY, Robert. A survey on the status of the local languages of Pulau Simeulue and Pulau Banyak and their use within the community. In: Proceedings of English Education International Conference. 2016. p. 487-490". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-15. Diakses tanggal 2018-08-12.
- ^ Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [1] Diarsipkan 2018-08-12 di Wayback Machine.
- ^ Saidat Dahlan, Saidat Dahlan and Anwar Syair, Anwar Syair and Abdullah Manan, Abdullah Manan and Amrin Sabrin, Amrin Sabrin (1985) Pemetaan Bahasa Daerah Riau dan Jambi (1985). Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.[2]
- ^ Agus Sri Danardana, Agus Sri Danardana (2010) persebaran dan kekerabatan bahasa-bahasa di prov riau dan kep riau 149h. Balai Bahasa Provinsi Riau. ISBN 978-979-1104-46-3 [3]
- ^ Ayub A, Husin N, Muhardi M, Usman A H, & Yasin A. (1993). Tata Bahasa Minangkabau. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta. ISBN 979-459-294-3
- ^ Moussay 1998, hlm. 24.
- ^ Edwar Jamaris, Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau, Yayasan Obor Indonesia, 2001
- ^ Adelaar, K. Alexander (1992). Proto-Malayic: The Reconstruction of its Phonology and Parts of its Lexicon and Morphology. Pacific Linguistics, Series C, no. 119. Canberra: Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, the Australian National University.
- ^ S. Budisantoso, Masyarakat Melayu Riau dan Kebudayaannya, 1986
- ^ Martin Haspelmath, Uri Tadmor; Loanwords in the World's Languages: A Comparative Handbook; De Gruyter Mouton, 2009
- ^ Alif Danya Munsyi, 9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing, KPG, 2003
- ^ Adeng Chaedar Alwasilah, Politik Bahasa dan Pendidikan, 1997
- ^ Ruskhan, Abdul Gaffar (2015). Penentuan Dialek Baku Bahasa Minangkabau Dalam Penulisan Daring. Bogor: Badan Bahasa.
- ^ Edwar Djamaris, Beberapa masalah dalam penerjemahan naskah Sastra Minangkabau[pranala nonaktif permanen]
Bacaan lanjutan
- Moussay, Gérard (1998). Rahayu S. Hidayat, ed. Tata Bahasa Minangkabau (judul asli: La Langue Minangkabau) (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Kepustakaan Popular Gramedia. ISBN 979-9023-16-5.
- Eberhard, David M.; Simons, Gary F.; Fennig, Charles D. (2021). "Ethnologue: Languages of the World" (dalam bahasa Inggris). Dallas: SIL International.
Pranala luar
- (Indonesia) Artikel Kategori Bahasa Minang[pranala nonaktif permanen]
- (Indonesia) Beberapa kata sulit Bahasa Minangkabau
- (Indonesia) Kamus Bahasa Indonesia – Minangkabau / Minangkabau – Indonesia
- (Inggris) Bahasa Minangkabau di Ethnologue
- (Inggris) Deklarasi Sedunia Hak Asasi Manusia dalam Bahasa Minangkabau
- Kamus Bahasa Indonesia – Minangkabau I – Depdikbud
- Kamus Minangkabau Indonesia – Depdikbud
- kamus-bahasa-indonesia-minang.pdf
- Ucapan dan contoh perkataan dalam bahasa Minangkabau - kanal I Love Languages di Youtube