Kereta api Turangga

layanan kereta api di Indonesia

Kereta api Turangga merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia (KAI) untuk melayani rute Surabaya GubengBandung dan sebaliknya. Kereta api yang menempuh jarak sejauh 696 km dalam waktu sekitar 10 jam 30 menit ini memiliki waktu keberangkatan dari stasiun awal pada malam hari dan tiba di stasiun akhir pada keesokan paginya serta kereta ini berlawanan dengan Kereta api Argo Wilis.

Kereta api Turangga
KA TURANGGA
SURABAYA GUBENG - BANDUNG PP
Kereta api Turangga melintasi Stasiun Manggarai, sewaktu perjalanan dari Gambir tujuan Surabaya Gubeng via Bandung.

Kereta api Turangga
Peta
Informasi umum
Jenis layananKereta api antarkota
StatusBeroperasi
Mulai beroperasi1 September 1995[1]
Operator saat iniKereta Api Indonesia
Lintas pelayanan
Stasiun awalSurabaya Gubeng
Stasiun akhirBandung
Jarak tempuh696 km
Waktu tempuh rerata10 jam 49 menit
Frekuensi perjalananSatu kali keberangkatan tiap hari pada jadwal malam
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif
Pengaturan tempat duduk50 tempat duduk disusun 2-2 (kelas eksekutif)
kursi dapat direbahkan dan diputar
Fasilitas restorasiAda
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks dengan tirai dan lapisan laminasi isolator panas
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, peredam suara, dan selimut
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional70-115 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal79–80

Asal Usul Nama

Nama Turangga sendiri berasal dari jenis kuda tunggangan untuk mengangkut para raja atau bangsawan di Pulau Jawa.

Sejarah

 
Kereta api Turangga tiba di Stasiun Surabaya Gubeng menggunakan rangkaian kereta lama, 2011

Kereta api Turangga pertama kali beroperasi pada 1 September 1995 melayani rute Bandung-Surabaya dengan layanan kelas bisnis plus dan eksekutif.[1] Sejak 11 Oktober 1999, ia hanya melayani kelas eksekutif dan beroperasi menggunakan rangkaian kereta baru dari INKA keluaran 1999, sedangkan rangkaian kelas bisnisnya dimutasi ke Malang untuk pengoperasian kereta api Gajayana.

Sejak 19 Januari 2009, kereta api ini beroperasi menggunakan rangkaian kereta hasil penyehatan kereta buatan tahun 1960—sebagian besar warna tampak dalam kereta berwarna hijau.

Sejak pertengahan tahun 2018, rangkaian kereta berbahan baja nirkarat buatan Industri Kereta Api (INKA) digunakan untuk pengoperasian kereta api Turangga. Dengan dikeluarkannya grafik perjalanan kereta api terbaru oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan Kereta Api Indonesia mulai tanggal 1 Desember 2019, rute kereta api Turangga diperpanjang hingga Stasiun Gambir.[2] Per 1 September 2020, rute kereta api ini dikembalikan lagi menjadi seperti semula karena tingkat keterisian penumpang di rute Bandung–Jakarta dan sebaliknya menurun akibat pandemi Covid-19.

Mulai tanggal 28 September 2022, bertepatan Hari Ulang Tahun PT Kereta api Indonesia ke 77 Tahun, Kereta api Turangga akan mengalami peningkatan kecepatan dari semula hanya 105 km/jam menjadi 120 km/jam[3]

Data teknis

Nomor urut Lokomotif CC206 Kereta pembangkit (P) 1 2 3 4 Kereta makan (M1) 5 6 7 8
Keterangan Kereta penumpang kelas eksekutif (K1) Kereta penumpang kelas eksekutif (K1)
Depo Sidotopo (SDT)
Bandung (BD)
Sidotopo (SDT)
Catatan :
  • Susunan rangkaian kereta dapat berubah sewaktu-waktu
  • Setiba Kereta api Turangga di Stasiun Bandung, maka rangkaian Kereta api Turangga langsung berganti dinas ke Kereta api Argo Parahyangan.

Stasiun pemberhentian

Provinsi Kota/Kabupaten Stasiun[4] Keterangan Status
Jawa Timur Surabaya Surabaya Gubeng Stasiun ujung, terintegrasi dengan kereta api ekonomi lokal dan KRD
Mojokerto Mojokerto Terintegrasi dengan kereta api ekonomi lokal Kertosono, Dhoho, dan Jenggala
Jombang Jombang Terintegrasi dengan kereta api ekonomi lokal Kertosono dan Dhoho
Nganjuk Kertosono
Madiun Madiun
Jawa Tengah Solo Solo Balapan Terintegrasi dengan kereta api Bandara Internasional Adisoemarmo dan memiliki jalan akses menuju Terminal Tirtonadi. Stasiun ini juga merupakan stasiun pemberhentian KRL Commuter Line Solo–Yogyakarta
Purworejo Kutoarjo Terintegrasi dengan kereta api lokal Prambanan Ekspres dan kereta api Bandara Internasional Yogyakarta
Kebumen Kebumen
Cilacap Kroya
Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta (Tugu) Terintegrasi dengan kereta api lokal Prambanan Ekspres dan kereta api Bandara Internasional Yogyakarta. Stasiun ini juga merupakan stasiun pemberhentian KRL Commuter Line Solo–Yogyakarta
Jawa Barat Banjar Banjar
Tasikmalaya Tasikmalaya
Garut Cipeundeuy Terletak di dekat Jalan Raya Bandung—Ciamis
Bandung Bandung (Hall) Stasiun ujung, terintegrasi dengan kereta api lokal Bandung Raya dan lokal Cibatu dan bus Trans Metro Pasundan (2D 3D 4D)

Legenda

Stasiun ujung (terminus)
Berhenti untuk semua arah

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Perumka (1995). Album 50 Tahun Perkeretaapian Indonesia. Bandung: Perum Kereta Api. 
  2. ^ "4 Kereta Api Dari dan Menuju Jakarta yang Berubah Jadwal Per 1 Desember 2019 Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-05-11. 
  3. ^ Farozy, Ikko Haidar (2022-09-08). "Sambut Ulang Tahun KAI Ke-77, Semakin Banyak KA yang Semakin Cepat!". Railway Enthusiast Digest. Diakses tanggal 2022-09-09. 
  4. ^ "Expose Gapeka 2021 Daop 8 Surabaya" (2021) PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Pranala luar

(Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia