Kabupaten Bima

kabupaten di Indonesia
Revisi sejak 25 September 2022 01.15 oleh Etikurniati (bicara | kontrib)


Kabupaten Bima adalah sebuah kabupaten yang terletak di pulau Sumbawa, provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten Bima yakni kecamatan Woha. Pada tahun 2020 jumlah penduduk kabupaten ini sebanyak 532.677 jiwa, dengan kepadatan penduduk 156 jiwa/km2.[2][1][7]

Kabupaten Bima
Lambang resmi Kabupaten Bima
Motto: 
Maja Labo Dahu
Peta
Peta
Kabupaten Bima di Kepulauan Sunda Kecil
Kabupaten Bima
Kabupaten Bima
Peta
Kabupaten Bima di Indonesia
Kabupaten Bima
Kabupaten Bima
Kabupaten Bima (Indonesia)
Koordinat: 8°34′28″S 119°02′15″E / 8.5744°S 119.0375°E / -8.5744; 119.0375
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Barat
Hari jadi5 Juli 1640
Ibu kotaWoha
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiHj. Indah Dhamayanti Putri, S.E.
 • Wakil BupatiDrs. H. Dahlan M. Noer
Luas
 • Total3.405,63 km2 (1,314,92 sq mi)
Populasi
 • Total532.677
 • Kepadatan156/km2 (400/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 99,33%
Kristen 0,58%
- Katolik 0,49%
- Protestan 0,09%
Hindu 0,08%
Buddha 0,01%[4]
 • IPMPenurunan 66,30 (2020)
Sedang[5]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
5206 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0374
Pelat kendaraanEA xxxx X*/Y*
Kode Kemendagri52.06 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp 1.778.713.865.742,-[6]
PADRp 195.312.168.175,-
DAURp 926.611.508.000,- (2020)
Semboyan daerahMbojo
Situs webwww.bimakab.go.id

Geografi

Batas wilayah

Kabupaten Bima terletak di bagian timur Pulau Sumbawa dengan batas wilayah sebagai berikut:

Utara Laut Flores
Timur Selat Sape
Selatan Samudera Indonesia
Barat Kabupaten Dompu

Letak

Kabupaten Bima merupakan salah satu Daerah Otonom di Provinsi Nusa Tenggara Barat, terletak di ujung timur dari Pulau Sumbawa bersebelahan dengan Kota Bima (pecahan dari Kota Bima). Secara geografis Kabupaten Bima berada pada posisi 117°40”-119°10” Bujur Timur dan 70°30” Lintang Selatan.[8]

Topografi

Secara topografis wilayah Kabupaten Bima sebagian besar (70%) merupakan dataran tinggi bertekstur pegunungan sementara sisanya (30%) adalah dataran. Sekitar 14% dari proporsi dataran rendah tersebut merupakan areal persawahan dan lebih dari separuh merupakan lahan kering. Oleh karena keterbatasan lahan pertanian seperti itu dan dikaitkan pertumbuhan penduduk kedepan, akan menyebabkan daya dukung lahan semakin sempit. Konsekuensinya diperlukan transformasi dan reorientasi basis ekonomi dari pertanian tradisional ke pertanian wirausaha dan sektor industri kecil dan perdagangan. Dilihat dari ketinggian dari permukaàn laut, Kecamatan Donggo merupakan daerah tertinggi dengan ketinggian 500 m dari permukaan laut, sedangkan daerah yang terendah adalah Kecamatan Sape dan Sanggar yang mencapai ketinggian hanya 5 m dari permukaan laut.

Di Kabupaten Bima terdapat lima buah gunung, yakni:

Luas wilayah

Luas wilayah setelah pembentukan Daerah Kota Bima berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 2002 adalah seluas 437.465 Ha atau 4.394,38 Km² (sebelum pemekaran 459.690 Ha atau 4.596,90 Km²) dengan jumlah penduduk 473,890 jiwa[9] dengan kepadatan rata-rata 96 jiwa/Km².

Iklim dan Cuaca

Wilayah Kabupaten Bima beriklim tropis bertipe (Aw) dengan rata-rata hari hujan relatif pendek. Keadaan curah hujan tahunan rata-rata tercatat 58.75 mm, maka dapat disimpulkan Kabupaten Bima adalah daerah berkategori kering hampir sepanjang tahun yang berdampak pada kecilnya persediaan air dan keringnya sebagian besar sungai. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember, Januari, dan Februari dengan rata-rata tercatat ≥171 mm dengan hari hujan rata-rata ≥15 hari dan musim kering terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September di mana tidak tejadi hujan. Kabupaten Bima pada umumnya memiliki drainase yang tergenang dan tidak tergenang. Pengaruh pasang surut hanya seluas 1.085 Ha atau 0,02% dengan lokasi terbesar di wilayah pesisir pantai. Sedangkan luas lokasi yang tergenang terus menerus adalah seluas 194 Ha, yaitu wilayah Dam Roka, Dam Sumi dan Dam Pelaparado, sedangkan Wilayah yang tidak pernah tergenang di Kabupaten Bima adalah seluas 457.989 Ha.[10]

Data iklim Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.2
(86.4)
29.6
(85.3)
30.4
(86.7)
30.7
(87.3)
30.3
(86.5)
29.3
(84.7)
29.2
(84.6)
29.9
(85.8)
30.6
(87.1)
31.5
(88.7)
30.8
(87.4)
30.2
(86.4)
30.23
(86.41)
Rata-rata harian °C (°F) 25.4
(77.7)
25.1
(77.2)
25.7
(78.3)
25.3
(77.5)
24.8
(76.6)
24
(75)
23.5
(74.3)
23.8
(74.8)
24.5
(76.1)
25.4
(77.7)
25.7
(78.3)
25.3
(77.5)
24.88
(76.75)
Rata-rata terendah °C (°F) 21
(70)
20.7
(69.3)
21.4
(70.5)
20.5
(68.9)
19.7
(67.5)
18.3
(64.9)
17.3
(63.1)
17.7
(63.9)
18.5
(65.3)
19.9
(67.8)
21.2
(70.2)
20.9
(69.6)
19.76
(67.58)
Presipitasi mm (inci) 278
(10.94)
247
(9.72)
198
(7.8)
137
(5.39)
61
(2.4)
40
(1.57)
23
(0.91)
15
(0.59)
20
(0.79)
38
(1.5)
115
(4.53)
235
(9.25)
1.407
(55,39)
Rata-rata hari hujan 14 13 12 8 4 3 2 1 2 3 8 13 83
% kelembapan 85 85 84 83 82 80 75 73 72 72 77 83 79.3
Rata-rata sinar matahari bulanan 154 149 193 228 240 230 243 250 253 260 215 184 2.599
Sumber #1: Climate-Data.org[11] & BMKG[12]
Sumber #2: Weatherbase[13]

Sejarah

Kabupaten Bima berdiri pada tanggal 5 Juli 1640 M, ketika Sultan Abdul Kahir (La Kai) dinobatkan sebagai Sultan Bima I yang menjalankan Pemerintahan berdasarkan Syariat Islam. Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Bima yang diperingati setiap tahun. Bukti-bukti sejarah kepurbakalaan yang ditemukan di Kabupaten Bima seperti Wadu Pa’a, Wadu Nocu, Wadu Tunti ("batu bertulis") di Dusun Padende, Kecamatan Donggo, menunjukkan bahwa daerah ini sudah lama dihuni manusia. Dalam sejarah kebudayaan penduduk Indonesia terbagi atas bangsa Melayu Purba dan bangsa Melayu baru. Demikian pula halnya dengan penduduk yang mendiami Daerah Kabupaten Bima, mereka yang menyebut dirinya Dou Mbojo, Dou Donggo yang mendiami kawasan pesisir pantai. Disamping penduduk asli, juga terdapat penduduk pendatang yang berasal dari Sulawesi Selatan, Jawa, Madura, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.[14]

Kerajaan Bima

Kerajaan Bima dahulu terpecah–pecah dalam kelompok-kelompok kecil yang masing-masing dipimpin oleh Ncuhi. Ada lima Ncuhi yang menguasai lima wilayah, yaitu:

  1. Ncuhi Dara, memegang kekuasaan wilayah Bima Tengah
  2. Ncuhi Parewa, memegang kekuasaan wilayah Bima Selatan
  3. Ncuhi Padolo, memegang kekuasaan wilayah Bima Barat
  4. Ncuhi Banggapupa, memegang kekuasaan wilayah Bima Utara
  5. Ncuhi Dorowani, memegang kekuasaan wilayah Bima Timur

Kelima Ncuhi ini hidup berdampingan secara damai, saling hormat menghormati dan selalu mengadakan musyawarah mufakat bila ada sesuatu yang menyangkut kepentingan bersama. Dari kelima Ncuhi tersebut yang bertindak selaku pemimpin dari Ncuhi lainnya adalah Ncuhi Dara. Pada masa-masa berikutnya, para Ncuhi ini dipersatukan oleh seorang utusan yang berasal dari Jawa. Menurut legenda yang dipercaya secara turun temurun oleh masyarakat Bima, cikal bakal Kerajaan Bima adalah Maharaja Pandu Dewata yang mempunyai 5 orang putra, yaitu:

  • Darmawangsa
  • Sang Bima
  • Sang Arjuna
  • Sang Kula
  • Sang Dewa

Salah seorang dari lima bersaudara ini yakni Sang Bima berlayar ke arah timur dan mendarat di sebuah pulau kecil di sebelah utara Kecamatan Sanggar yang bernama Satonda. Sang Bima inilah yang mempersatukan kelima Ncuhi dalam satu kerajaan, yakni Kerajaan Bima dan Sang Bima sebagai raja pertama bergelar Sangaji. Sejak saat itulah Bima menjadi sebuah kerajaan yang berdasarkan Hadat dan saat itu pulalah Hadat Kerajaan Bima ditetapkan berlaku bagi seluruh rakyat tanpa kecuali. Hadat ini berlaku terus menerus dan mengalami perubahan pada masa pemerintahan raja Ma Wa’a Bilmana. Setelah menanamkan sendi-sendi dasar pemerintahan berdasarkan Hadat, Sang Bima meninggalkan Kerajaan Bima menuju timur, tahta kerajaan selanjutnya diserahkan kepada Ncuhi Dara hingga putra Sang Bima yang bernama Indra Zamrud sebagai pewaris tahta datang kembali ke Bima pada abad 14-15 M.[14]

Seiring berjalannya waktu, Kabupaten Bima juga mengalami perkembangan ke arah yang lebih maju. Dengan adanya kewenangan otonomi yang luas dan bertanggungjawab yang diberikan oleh pemerintah pusat dalam bingkai otonomi daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No.22 Tahun 1999 dan direvisi menjadi UU No.33 Tahun 2004, Kabupaten Bima telah memanfaatkan kewenangan itu dengan terus menggali potensi-potensi daerah, baik potensi sumber daya manusia maupun sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mempercepat pertumbuhan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.[14]

Hubungan darah antara Bima dan Gowa (Makassar)

Hubungan kekerabatan dan kekeluargaan yang terjalin selama kurun waktu 1625–1819 (194 tahun) pun terputus hingga hari ini. Hubungan kekeluargaan antara dua kesultanan besar di kawasan Timur Indonesia, yaitu Kesultanan Gowa dan Kesultanan Bima terjalin sampai pada turunan yang ke-7. Hubungan ini merupakan perkawinan silang antara Putra Mahkota Kesultanan Bima dan Putri Mahkota Kesultanan Gowa terjalin sampai turunan ke-6, sedangkan yang ke VII adalah pernikahan Putri Mahkota Kesultanan Bima dan Putra Mahkota Kesultanan Gowa.[14]

Perguruan Tinggi

  1. Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima)
  2. Sekolah Tinggi Keguruan & Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima.
  3. Sekolah Tinggi Keguruan & Ilmu Pendidikan (STKIP) Harapan Bima.
  4. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Yahya Bima.
  5. Sekolah Tinggi Pariwisata (STIPAR) Soromandi Bima.
  6. Vokasi Bima Universitas Mataram (Calon Politeknik Negeri Bima)
  7. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Bima

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Bupati Mulai Jabatan Akhir Jabatan Prd. Ket. Wakil Bupati
1
  Sultan Abdul Kahir II
1950
1967
1
 
2
  Letkol H.
Suharmadji
1967
1974
2
 
3
  Letkol H. M.
Thohir
1974
1979
3
 
4
  Letkol H.
Umar Haroen
1979
1984
4
 
1984
1989
5
 
5
  Letkol H.
Halim Djafar
1989
1994
6
 
6
  Letkol H.
Adi Haryanto
1994
1999
7
 
7
  Drs. H.
Zainul Arifin
2000
2005
8
 
8
  H.
Ferry Zulkarnain
S.T.
8 Agustus 2005
8 Agustus 2010
9
 
Drs. H.
Usman A. K.
9 Agustus 2010
26 Desember 2013
10
[Ket. 1]
Drs. H.
Syafrudin H. M. Nur
M.Pd.
9
  Drs. H.
Syafrudin H. M. Nur
M.Pd.
27 Desember 2013
18 Februari 2014
[Ket. 2]
19 Februari 2014
9 Agustus 2015
[15]
-
  Drs. H.
Bachrudin
M.Pd.
10 Agustus 2015
16 Februari 2016
-
[Ket. 3]
[16]
10
  Hj.
Indah Dhamayanti Putri
S.E.
17 Februari 2016
26 September 2020
11
[Ket. 4]
[17]
Drs.
Dahlan M. Noer
M.Pd.
-
  Ir.
Muhammad Husni
M.Si.
26 September 2020
5 Desember 2020
[Ket. 5]
(10)
  Hj.
Indah Dhamayanti Putri
S.E.
5 Desember 2020
17 Februari 2021
 
Drs.
Dahlan M. Noer
M.Pd.
-
  Drs. H. M.
Taufik Hak
M.Si.
17 Februari 2021
26 Februari 2021
-
[Ket. 6]
(10)
  Hj.
Indah Dhamayanti Putri
S.E.
26 Februari 2021
Petahana
12
[18]
Drs.
Dahlan M. Noer
M.Pd.
Catatan
  1. ^ Meninggal dunia saat menjabat.
  2. ^ Pelaksana Tugas Bupati Bima.
  3. ^ Penjabat Bupati Bima.
  4. ^ Cuti kampanye Pilbup Bima 2020.
  5. ^ Penjabat Sementara Bupati Bima.
  6. ^ Pelaksana Harian Bupati Bima.


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Bima dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[19][20][21] 2019–2024[22] 2024–2029
PKB 3   2   2
Gerindra 4   5   4
PDI-P 3   2   4
Golkar 6   9   9
NasDem 3   4   4
Gelora (baru) 1
PKS 4   4   4
Hanura 4   3   1
PAN 7   6   5
PBB 2   1   1
Demokrat 5   4   4
PPP 4   5   6
Jumlah Anggota 45   45   45
Jumlah Partai 11   11   12

Kecamatan

Kabupaten Bima terdiri dari 18 kecamatan dan 191 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 524.677 jiwa dengan luas wilayah 3.405,63 km² dan sebaran penduduk 154 jiwa/km².[1][7]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bima, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa
52.06.10 Ambalawi 6 Desa
52.06.04 Belo 9 Desa
52.06.02 Bolo 14 Desa
52.06.08 Donggo 9 Desa
52.06.06 Lambitu 6 Desa
52.06.12 Lambu 14 Desa
52.06.11 Langgudu 15 Desa
52.06.13 Mada Pangga 11 Desa
52.06.01 Monta 14 Desa
52.06.18 Palibelo 12 Desa
52.06.16 Parado 5 Desa
52.06.09 Sanggar 6 Desa
52.06.06 Sape 18 Desa
52.06.15 Soromandi 7 Desa
52.06.14 Tambora 7 Desa
52.06.05 Wawo 9 Desa
52.06.07 Wera 14 Desa
52.06.03 Woha 15 Desa
TOTAL 191

Kuliner

Kabupaten Bima memiliki berbagai macam kuliner khas daerah, yaitu:[23]

Kabupaten Bima juga memiliki sambal yang khas, yaitu:

  • Sambal Kahuntu Kalo, lazimnya jantung pisang dimanfaatkan sebagai sayuran. Masyarakat suku Mbojo sendiri menjadikannya sebagai sambal. Jantung pisang direbus dulu dengan tambahan garam. Kemudian diiris kecil-kecil, lalu ditambahkan bahan-bahan seperti bawang merah, tomat, potongan udang, cabai dan bahan lain. Semua bahan dicampur dan santar cair. Kemudian dinikmati bersama ikan goreng atau panggang.
  • Sambal Colek Asam (Tutu Mangge)
  • Sambal Jeruk (Mbohi Dungga)
  • Sambal Bawang Merah (Sia Dungga)
  • Sambal Asin Pedas (Sia Saha)
  • Kuah Asam (Noro Mangge)
  • Saus Asam (Samba Mangge)

Referensi

  1. ^ a b c d e "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  2. ^ a b "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 21 Juli 2021. 
  3. ^ "Kabupaten Bima dalam angka 2020" (pdf). Badan Pusat Statistik Indonesia. 2020. Diakses tanggal 10 November 2020. 
  4. ^ "Banyaknya Umat Beragama Menurut Kabupaten Kota Provinsi NTB". www.ntb.bps.go.id. Diakses tanggal 10 November 2020. 
  5. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020" (pdf). www.bps.go.id. Diakses tanggal 21 Juli 2021. 
  6. ^ "APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018". 2018-05-04. Diakses tanggal 2018-07-06. 
  7. ^ a b "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  8. ^ "Potensi Daerah Kabupaten Bima. Situs Pemkab Bima". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-29. Diakses tanggal 2007-06-23. 
  9. ^ "Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima". bimakab.bps.go.id. Diakses tanggal 2019-01-21. 
  10. ^ "Gambaran Umum Kabupaten Bima" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-08-18. Diakses tanggal 2020-09-03. 
  11. ^ "Woha, Kabupaten Bima, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 2 September 2020. 
  12. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 79 & 143. Diakses tanggal 10 September 2024. 
  13. ^ "Bima, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 2 September 2020. 
  14. ^ a b c d "Sejarah Kabupaten Bima". Kabar Sumbawa. 2014-01-19. Diakses tanggal 2019-01-21. 
  15. ^ "Wakil Bupati Bima Dilantik Jadi Bupati". gardaasakota.com. 21-02-2014. Diakses tanggal 03-05-2022. 
  16. ^ "Gubernur NTB Lantik Penjabat Bupati Bima". kahaba.net. 10-08-2015. Diakses tanggal 03-05-2022. 
  17. ^ Khafid, Supriyantho (17-02-2016). "Indah Damayanti, Kepala Daerah Perempuan Pertama di NTB". Tempo.co. Diakses tanggal 03-05-2022.  [pranala nonaktif permanen]
  18. ^ Yusuf Riaman, ed. (26-02-2021). "Gubernur NTB Lantik Enam Bupati/Wali Kota Terpilih". Medcom.id. Diakses tanggal 27-02-2021. 
  19. ^ Ahyar R, 5 Mei 2014, Inilah "Anggota DPRD Kabupaten Bima Terpilih" Periode 2014-2019, RONAMASA, dikunjungi pada 7 Februari 2019.
  20. ^ Kahaba: Kabar Harian Bima, 25 September 2014, 45 Anggota DPRD Kabupaten Bima Resmi Dilantik, dikunjungi pada 7 Februari 2019.
  21. ^ Koran Stabilitas, 29 September 2014, 45 Anggota DPRD Kabupaten Bima, Dilantik, dikunjungi pada 7 Februari 2019.
  22. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Bima 2019-2024
  23. ^ Angelia, Pretty (2015-05-29). "6 Kuliner Khas Bima yang Menggugah Selera." news.lewatmana.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-01-21. 
  24. ^ "Uta Palumara Londe". 
  25. ^ "Uta Sepi Tumis". 
  26. ^ "Uta Maju Puru » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia". budaya-indonesia.org. Diakses tanggal 2019-02-06. 

Lihat pula

Pranala luar