Laksa

salah satu jenis olahan pasta

Laksa adalah suatu hidangan mi berasal dari Persia yang biasanya mengandung kuah dan biasanya berisi lauk (di Indonesia umumnya berlauk daging ayam, udang, telur ayam, dan lain sebagainya). Dari Persia, hidangan ini dibawa dan diperkenalkan oleh orang Persia ke seluruh dunia (utamanya berkaitan dengan aktivitas perdagangan), dan kemudian berkembang dalam berbagai varian (namun memiliki esensial yang sama); di Afghanistan hidangan ini disebut sebagai Lakhchak, di Armenia disebut Լապշա (Lapsha), di Belarus disebut локшына (Lokšyna), di Kazakhstan disebut лағман (Lağman), di Kyrgystan disebut лагман (Lagman), di Lithuania disebut Lakštiniai, di Palestina (atau juga dikenali sebagai Israel) disebut לאָקשן (Lokshen/Lokshyn),[a] di Mongolia disebut лапша (Lapsha), di Myanmar disebut ခေါက်ဆွဲ (Lakhaoswè/Khaoswè), di Russia disebut лапша (Lapsha), di Tiongkok barat disebut لەڭمەن (Lagmen),[b] di Ukraina disebut локшина (Lokshyna), sedangkan di Uzbekistan disebut Lagʻmon.

Laksa
Sajian semangkuk Laksa Betawi di Australia
Nama lain
SajianMakanan utama
Tempat asalPersia[1]
DaerahAsia
Dibuat olehOrang Persia (asal-usul); kini juga dibuat oleh orang di seluruh dunia termasuk Orang Indonesia
Suhu penyajianHangat; panas
Bahan utamami khas laksa, kuah (bervariasi)
VariasiLaksa khas Indonesia (Laksa Banjar, Laksa Betawi, Laksa Bogor, Laksa Cibinong, Laksa Jepara, Laksa Medan, Laksa Tangerang)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

 
Peta wilayah kekuasaan Kekaisaran Persia; wilayah di mana Laksa pertama kali berkembang

Sejarah mengenai kemunculan dan perkembangan hidangan Laksa tak dapat dipisahkan dari sejarah kejayaan Kekaisaran Persia yang pernah menguasai sebagian besar wilayah Asia Barat dan Asia Tengah.

Terminologi

Istilah Laksa secara etimologinya berasal dari bahasa Persia Kuno, yang artinya "licin";[1] merujuk kepada tekstur laksa yang kenyal dan licin saat disantap dikarenakan biasanya hidangan ini dihidangkan secara berkuah. Namun demikian, kata Laksa dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Jawa Kuno[2] (yang kemungkinan diserap dari bahasa Sanskrit).

Mengikuti pola pengistilahannya, istilah Laksa ini tak dapat diragukan muncul pertama kali di wilayah Persia dan sekitarnya (yang mana juga mencakup wilayah penutur Sanskrit), hal ini dibuktikan dengan ditemukannya istilah Laksa dalam berbagai bahasa-bahasa pribumi di sekitar wilayah tersebut. Sebagai contohnya, di Afghanistan hidangan ini disebut sebagai Lakhchak, di Armenia disebut Լապշա (Lapsha), di Belarus disebut локшына (Lokšyna), di Kazakhstan disebut лағман (Lağman), di Kyrgystan disebut лагман (Lagman), di Lithuania disebut Lakštiniai, di Palestina (atau juga dikenali sebagai Israel) disebut לאָקשן (Lokshen/Lokshyn),[c] di Mongolia disebut лапша (Lapsha), di Myanmar disebut ခေါက်ဆွဲ (Lakhaoswè/Khaoswè), di Russia disebut лапша (Lapsha), di Tiongkok barat disebut لەڭمەن (Lagmen),[d] di Ukraina disebut локшина (Lokshyna), sedangkan di Uzbekistan disebut Lagʻmon. Istilah Lasagna di Italia pun diduga berasal dari akar etimologi yang sama; yakni dari Persia Kuno (diperkenalkan ke Italia dari Persia melalui Yunani, di Yunani sendiri disebut λαζάνια (Lazánia)).

Pada era modern, Laksa di Iran kini cenderung lebih dikenali sebagai aush, āshasheāsheaash, osh; kata "aush" ini secara spesifik berarti "sup/kuah kental" dalam bahasa-bahasa Iran. Namun, penggunaan istilah "Laksa" juga masih kerap ditemui.

Diperkenalkan ke Indonesia

Tidak diketahui secara pasti kapan diperkenalkannya Laksa ke Indonesia, namun berkemungkinan besar bahwa hidangan Laksa dibawa dan diperkenalkan oleh para pedagang Persia (ataupun India maupun Arab) yang datang ke Indonesia sejak ratusan ribu tahun yang lalu, dan pada tahun 1300-an hidangan ini sudah dikenal luas oleh masyarakat Jawa.

Berdasarkan penuturan Denys Lombard (pakar ilmu adat ketimuran berkebangsaan Perancis) dalam bukunya yang berjudul Le carrefour Javanais: Essai d'histoire globale II (bahasa Perancis yang berarti berarti "Persimpangan Jawa: Esai dalam Sejarah Global II"), salah satu catatan kuno yang menyinggung mengenai Laksa (sebagai hidangan mi) hanya dapat ditemukan dalam prasasti Biluluk berbahasa Jawa Kuno yang berasal dari tahun 1391 era Kemaharajaan Majapahit yang menyebutkan kata Haṅlaksa (ejaan modern: Hanglaksa),[3][2] yang mana kata bahasa Jawa Kuno tersebut memiliki arti "kang laksa" atau "pembuat mi" secara harfiah.[4] Kata dalam bahasa Jawa Kuno tersebut ditengarai diserap dari istilah dalam bahasa Sanskrit, yakni lakhshah yang berarti "seratus ribu", walaupun kata dalam bahasa Sanskrit ini tidak memiliki indikasi kaitan apapun dengan hidangan mi ini secara general; namun kata "-shah" di akhir kata menandakan bahwa kata ini berkemungkinan besar dipengaruhi oleh terminologi Persia Kuno.

Varian

 
Salah satu varian Laksa asli Persia

Ada berbagai jenis Laksa yang dikembangkan di seluruh dunia. Namun demikian, semua varian tersebut hakikatnya memiliki esensi yang sama; yakni berupa hidangan mi (ataupun pasta) yang biasanya disajikan berkuah yang divariasi dengan berbagai ragam isian.

Di Indonesia

Di Indonesia sendiri, ada berbagai macam Laksa yang dikembangkan mengikuti cita rasa selera lokal dan tradisi kuliner masyarakat setempat. Di antara varian Laksa khas Indonesia yang populer ialah:

Laksa Banjar

 
Sepiring hidangan Laksa Banjar

Laksa Banjar memiliki tampilan yang berbeda dari laksa pada umumnya, mi laksa di Laksa Banjar biasanya tak terurai, tetapi dijalin menjadi satu sehingga membentuk satu kesatuan seperti gulungan. Untuk kuahnya, Laksa Banjar biasanya menggunakan campuran ikan haruan yang telah melalui proses penghalusan terlebih dahulu.[5] Warna kuah Laksa Banjar biasanya cenderung berwarna oranye pasi karena juga mengandung sedikit campuran Sambal Habang (jenis sambal merah khas Banjarmasin).[5]

Laksa Bogor

 
Semangkuk hidangan Laksa Bogor

Kekhasan Laksa Bogor terdapat pada penggunaan Oncom yang biasanya dipanggang terlebih dahulu. Terkadang juga dapat disantap dengan Ketupat maupun Perkedel sebagai pelengkap hidangan.[6] Kuah pada Laksa Bogor biasanya menggunakan campuran berbagai bumbu khas yang dicampur dengan santan,[6] dan berwarna kuning kehijauan.[6]

Laksa Betawi

 
Semangkuk hidangan Laksa Betawi

Berdasarkan sejarahnya, Laksa Betawi sebenarnya merupakan pengembangan dari Laksa Cibinong yang awalnya dikembangkan di daerah Kecamatan Cibinong di Kabupaten Bogor. Namun, variasi Laksa Betawi menjadi lebih populer daripada pendahulunya dikarenakan mendapat eksposur yang lebih besar. Pada tahun 1988, Laksa Betawi pernah dinobatkan sebagai salah satu hidangan pemenang dalam Betawi Food Festival (terj. har. "Festival Makanan Betawi") pada perayaan HUT ke-26 Hotel Indonesia di Jakarta.[7]

Laksa Cibinong

Laksa Jepara

Laksa Medan

Laksa Tangerang

Di seluruh dunia

Di Uzbekistan

 
Semangkuk hidangan Lagʻmon

Di Uzbekistan, Laksa secara umum dieja sebagai Lagʻmon. Ada beberapa varian Lagʻmon yang digemari masyarakat Uzbek, diantaranya yang paling favorit adalah Lagʻmon berlauk potongan daging domba dan berkuah pedas.

Referensi

  1. ^ a b Vaughan, Julian; Metcalfe (2016). Itsu 20-minute Suppers: Quick, Simple & Delicious Noodles, Grains, Rice, & Soups [Itsu Makan Malam 20 Menit: Hidangan Mie, Biji-bijian, Nasi, & Sup yang Cepat, Sederhana & Lezat] (dalam bahasa Inggris). Octopus. ISBN 9781784721800. In fact, the word "laksa" derived from an ancient Persian word for noodles, "lakhsha", meaning slippery. [Secara faktanya, kata "laksa" berasal dari kata Persia Kuno untuk mi, "lakhsha", yang berarti licin.] 
  2. ^ a b Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch-Indië (1912). Oudheidkundig Verslag [Laporan Arkeologi] (dalam bahasa Belanda). 
  3. ^ Yamin, Muhammad (1962). Tatanegara Madjapahit (dalam bahasa Bahasa Indonesia and Kawi). 2. Prapantja. 
  4. ^ Lombard, Denys (1996). Nusa Java : Réseau Asiatique [Nusa Jawa: Jaringan Asia] (dalam bahasa Prancis and Inggris). University of Michigan. 
  5. ^ a b "Sedapnya Kuah Laksa Khas Banjar Bercampur Daging Ikan Gabus" [Delicious Banjar Laksa Sauce Mixed with Cork Fish]. Banjarmasin TribunNews. TribunNews Network. 
  6. ^ a b c Batarfie, Balqies (2016). 34 Resep Langka Masakan Bogor Tempo Doeloe [34 Rare Recipes for Classical Bogor Cuisine]. Gramedia Pustaka Utama. ISBN 9786020322513. 
  7. ^ Indonesia Magazine (dalam bahasa Inggris and Bahasa Indonesia). 26. Michigan: Yayasan Harapan Kita. 1995. 

Catatan

  1. ^ biasanya dikaitkan dengan budaya Jewish
  2. ^ biasanya dikaitkan dengan budaya Uyghur
  3. ^ biasanya dikaitkan dengan budaya Jewish
  4. ^ biasanya dikaitkan dengan budaya Uyghur

Pranala luar

Youtube