Isaiah Berlin

Revisi sejak 30 November 2022 06.07 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (clean up, removed stub tag)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Sir Isaiah Berlin OM CBE FBA (6 Juni 1909 – 5 November 1997) adalah seorang ahli teori sosial dan politik Rusia dan Inggris, seorang filsuf, dan sejarawan ide.

Sir Isaiah Berlin
OM CBE FBA
Lahir6 Juni 1909
Riga, Kegubernuran Livonia, Kekaisaran Rusia (kini Latvia)
Meninggal5 November 1997(1997-11-05) (umur 88)
Oxford, Inggris
AlmamaterCorpus Christi College, Oxford
EraFilsafat abad ke-20
KawasanFilsafat Barat
AliranAnalitis · Liberalisme sosial[1]
Institusi
Minat utama
Filsafat politik · Filsafat sejarah · Sejarah ide · Etika · Marxisme · Sejarah modern · Sejarah Rusia · Sastra Rusia · Romantisisme
Gagasan penting
Perbedaan kebebasan negatif/positif · Kontra-Pencerahan · Pluralisme nilai
Dipengaruhi

Ketika dia enggan untuk menulis publikasi ilmiah, kuliah dan ceramahnya kadang-kadang direkam dan ditranskripsikan. Banyak dari rekaman kuliah dan ceramahnya kemudian dijadikan esai dan buku yang diterbitkan, baik yang dilakukan oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain, terutama editor utamanya sejak tahun 1974, Henry Hardy.

Lahir di Riga (sekarang ibu kota Latvia, pada waktu itu merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia) pada tahun 1909, Berlin pindah ke Petrograd, Rusia, pada usia enam tahun. Di Petrograd, dia menyaksikan revolusi tahun 1917. Pada tahun 1921, dia dan keluarganya pindah ke Inggris. Dia menempuh pendidikan di St Paul's School, London, dan Corpus Christi College, Oxford. Pada tahun 1932, di usia dua puluh tiga tahun, Berlin terpilih menjadi penerima fellowship di All Souls College, Oxford. Selain menulis karya publikasi ilmiah, Berlin juga menerjemahkan karya-karya Ivan Turgenev dari bahasa Rusia ke bahasa Inggris. Selama Perang Dunia II, dia bekerja untuk Dinas Diplomatik Inggris. Dari tahun 1957 hingga 1967, dia adalah Profesor Teori Sosial dan Politik Chichele di Universitas Oxford. Dia juga merupakan presiden Aristotelian Society dari tahun 1963 hingga 1964. Pada tahun 1966, dia berperan penting dalam mendirikan Wolfson College, Oxford, dan menjadi kepalanya yang pertama. Berlin diberikan gelar CBE pada tahun 1946, diberikan gelar kebangsawanan pada tahun 1957, dan diberikan Order of Merit pada tahun 1971. Dia adalah Presiden British Academy dari tahun 1974 hingga 1978. Dia juga menerima Penghargaan Yerusalem 1979 untuk pembelaannya atas kebebasan sipil selama hidupnya, dan pada 25 November 1994, dia menerima gelar kehormatan Doctor of Laws di Universitas Toronto. Dalam pada itu, dia menuliskan "short credo" (sebagaimana dia menyebutnya dalam surat kepada seorang teman), sekarang dikenal sebagai "Pesan untuk Abad Kedua Puluh Satu", untuk dibacakan atas namanya pada upacara tersebut.[4]

Kuliah Isaiah Berlin tahunan diadakan di Sinagoge Hampstead, di Wolfson College, Oxford, di British Academy, dan di Riga. Karya Berlin tentang teori liberal dan pluralisme nilai, serta penentangannya terhadap Marxisme dan Komunisme, memiliki pengaruh yang bertahan lama.

Riwayat awal

sunting
 
Plakat yang menandai rumah masa kecil Berlin (dirancang oleh Mikhail Eisenstein) di Riga, diukir dalam bahasa Latvia, Inggris, dan Ibrani dengan penghormatan "Filsuf Inggris Sir Isaiah Berlin tinggal di rumah ini 1909–1915"
 
Tanggul Angliyskaya di Saint Petersburg, tempat Berlin tinggal pada masa kecil selama Revolusi Rusia

Berlin lahir pada 6 Juni 1909 dalam keluarga Yahudi yang kaya. Dia merupakan satu-satunya putra Mendel Berlin, seorang pedagang kayu (dan keturunan langsung Shneur Zalman, pendiri Chabad Hasidisme), dan istrinya Marie, née Volshonok.[5][6] Keluarganya memiliki sebuah perusahaan kayu, yang merupakan salah satu yang terbesar di Baltik,[7] serta hutan di Rusia,[6] tempat kayu-kayu diapungkan ke sungai Daugava ke pabrik penggergajiannya di Riga. Karena ayahnya merupakan kepala Asosiasi Pedagang Kayu Riga[7] yang dalam pekerjaannya berurusan dengan perusahaan-perusahaan Barat, ayahnya tidak hanya fasih dalam berbahasa Yiddish, Rusia dan Jerman, tetapi juga Prancis dan Inggris. Ibunya, Marie (Musya) Volshonok, juga fasih berbahasa Rusia,[8] Yiddish dan Latvia.[9] Isaiah Berlin menghabiskan enam tahun sejak kelahirannya di Riga. Dia kemudian tinggal di Andreapol (kota kayu kecil dekat Pskov, tempat bisnis keluarganya)[9] dan Petrograd (sekarang St Petersburg). Di Petrograd, keluarga Berlin tinggal di Pulau Vasilevsky dan kemudian di Angliiskii Prospekt. Di Angliiskii Prospekt, mereka berbagi bangunan dengan penyewa lain, termasuk Putri Rimsky-Korsakov, asisten Menteri urusan Finlandia, dan Putri Emeretinsky. Dengan dimulainya Revolusi Oktober 1917, nasib penyewa gedung itu berubah. Putri-putri dari Putri Emeretinsky dan Rimsky-Korsakov kemudian diharuskan menyalakan kompor gedung dan menyapu halaman.[9] Berlin menyaksikan Revolusi Oktober dan Februari dari jendela apartemennya dan ketika berjalan-jalan di kota bersama pengasuhnya, tempat dia mengingat kerumunan pengunjuk rasa yang berbaris di Winter Palace Square.[9]

Kenangan masa kecil dari Revolusi Februari membuatnya menentang kekerasan seumur hidupnya. Berlin mengatakan:

Yah, saya berusia tujuh setengah tahun, dan kemudian saya – apakah saya sudah memberi tahu Anda pemandangan yang mengerikan dari polisi yang diseret – bukan polisi, penembak jitu dari atap – diseret dengan leher yang telah digantung [...] ] Di masa awal revolusi, satu-satunya pihak yang tetap setia kepada Tsar adalah polisi, Pharaon, saya belum pernah melihat [istilah] Pharaon dalam sejarah Revolusi Rusia. Mereka ada, dan mereka menembak dari atap atau loteng. Saya melihat orang seperti itu, Pharaon […]. Itu tidak ada di buku, tapi itu benar. Dan mereka menembaki kaum revolusioner dari atap atau loteng. Dan pria ini diseret, jelas, oleh kerumunan, dan jelas dibawa kepada nasib yang sangat tidak menyenangkan, dan saya melihat pria ini berjuang di tengah kerumunan sekitar dua puluh orang [...] yang memberi saya rasa yang mengerikan secara permanen tentang kekerasan yang tetap bersama saya selama sisa hidup saya.[10]

Merasa semakin tertindas oleh kehidupan di bawah pemerintahan Bolshevik karena keluarganya diidentifikasi sebagai borjuis, Berlin dan keluarganya meninggalkan Petrograd pada 5 Oktober 1920, menuju Riga. Akan tetapi, pengalaman anti-Semitisme yang dialami dan masalah dengan otoritas Latvia meyakinkan mereka untuk pergi, dan mereka pindah ke Inggris pada awal 1921, ketika Berlin berusia sebelas tahun.[9] Di London, keluarga Berlin tinggal di Surbiton, tempat dia dikirim ke Arundel House untuk persiapan sekolah. Kemudian keluarga itu membeli sebuah rumah di Kensington, dan enam tahun kemudian di Hampstead.

Bahasa ibu Berlin adalah Rusia, dan bahasa Inggrisnya hampir tidak ada pada awalnya, tetapi dia mencapai kefasihan dalam berbahasa Inggris dalam waktu satu tahun pada sekitar usia 12 tahun.[9] Selain bahasa Rusia dan Inggris, Berlin fasih berbahasa Prancis, Jerman, dan Italia, serta menguasai bahasa Ibrani, Latin, dan Yunani Kuno. Meskipun fasih berbahasa Inggris, aksen Inggris Oxford Berlin terdengar berubah menjadi aksen Rusia dalam suara vokalnya pada masa tuanya.[11] Setiap kali dia diperkenalkan sebagai seorang filsuf Inggris, Berlin selalu bersikeras bahwa dia bukan seorang filsuf Inggris, tetapi akan selamanya menjadi seorang Yahudi Rusia: "Saya seorang Yahudi Rusia dari Riga, dan selama bertahun-tahun saya di Inggris tidak dapat mengubah ini. Saya mencintai Inggris, saya telah diperlakukan dengan baik di sini, dan saya menghargai banyak hal tentang kehidupan Inggris, tetapi saya seorang Yahudi Rusia; begitulah saya dilahirkan dan seperti itulah saya sampai akhir hidup saya."[12][13]

Pendidikan

sunting

Berlin dididik di St Paul's School di London. Menurut Michael Bonavia, seorang penulis Inggris yang satu sekolah dengannya, Berlin

membuat prestasi luar biasa dalam perkumpulan debat dan organisasi di sekolah. Aliran ide-idenya yang cepat dan teratur, rangkaian referensi yang meyakinkan kepada para penulis yang belum pernah didengar oleh sebagian besar orang pada zamannya, membuat mereka agak tercengang. Namun tidak ada reaksi balik, tidak ada kebencian pada argumen maratonnya yang terengah-engah ini, karena kerendahan hati dan sopan santun Berlin menghilangkan rasa iri dan permusuhan.[14]

Setelah meninggalkan St Paul's, Berlin mendaftar ke Balliol College, Oxford, tetapi ditolak masuk karena wawancaranya yang kacau. Berlin memutuskan untuk mendaftar lagi, namun kali ini ke kolese yang berbeda: Corpus Christi College, Oxford. Berlin diterima dan memulai studi klasik literae humaniores. Dia lulus pada tahun 1928 dan mendapatkan penghargaan ranking pertama dalam ujian akhir dan memenangkan Hadiah John Locke untuk makalah filsafatnya. Dia mengungguli A. J. Ayer.[9] Berlin kemudian memulai studi lain di Oxford dalam bidang filsafat, politik dan ekonomi, dan sekali lagi mendapat penghargaan ranking pertama setelah menyelesaikan kuliah kurang dari satu tahun. Berlin selanjutnya ditunjuk sebagai tutor dalam bidang filsafat di New College, Oxford, dan setelah itu mendapatkan fellowship di All Souls College, Oxford. Dia menjadi orang Yahudi pertama yang memperoleh fellowship ini di All Souls.[15]

Pada tahun 1940, dia mempresentasikan makalah filsafat tentang pemikiran lain dalam pertemuan yang dihadiri oleh Ludwig Wittgenstein di Universitas Cambridge. Wittgenstein menolak argumen makalahnya dalam diskusi itu, tetapi memuji Berlin atas kejujuran dan integritas intelektualnya. Berlin akan tetap berada di Oxford selama sisa hidupnya, selain bekerja untuk Layanan Informasi Inggris (BIS) di New York dari tahun 1940 hingga 1942 dan untuk kedutaan besar Inggris di Washington, DC, dan Moskow hingga 1946. Namun, sebelum bertugas, Berlin dilarang berpartisipasi dalam upaya perang Inggris karena dia lahir di Latvia,[16] dan karena lengan kirinya telah rusak sejak lahir. Atas jasa-jasanya, Berlin diberikan gelar CBE dalam Penghargaan Tahun Baru 1946.[17] Pertemuannya dengan Anna Akhmatova di Leningrad pada November 1945 dan Januari 1946 memiliki efek yang kuat pada keduanya, dan dampak yang serius bagi Akhmatova (yang mengabadikan pertemuan dalam puisinya).[18]

Kehidupan personal

sunting

Pada tahun 1956, Berlin menikah dengan Aline Elisabeth Yvonne Halban, née de Gunzbourg (1915–2014), mantan istri fisikawan nuklir Hans Halban, dan mantan pemenang kejuaraan golf putri Prancis.[19] Dia berasal dari keluarga perbankan dan minyak bumi yang masih setengah aristokrat Rusia dan setengah Yahudi yang diasingkan yang berbasis di Paris.

 
Berlin Quadrangle, Wolfson College

Berlin terpilih sebagai Anggota Kehormatan Luar Negeri dari American Academy of Arts and Sciences pada tahun 1959. Dia berperan penting dalam pendirian kolese pascasarjana baru di Universitas Oxford: Wolfson College pada tahun 1966. Kolese ini didirikan untuk menjadi pusat keunggulan akademik yang, tidak seperti banyak perguruan tinggi lain di Oxford, akan didasarkan pada etos egaliter dan demokratis yang kuat.[9] Berlin juga merupakan anggota Dewan Pendiri Institut Amerika Rothermere di Universitas Oxford.[20] Seperti yang kemudian diungkapkan, ketika dia diminta untuk mengevaluasi kredensial akademis Isaac Deutscher, Isaiah Berlin menentang promosinya, karena Deutscher adalah kandidat militan yang sangat pro-komunis.[21]

Berlin meninggal di Oxford pada 5 November 1997, pada usia 88 tahun.[22] Dia dimakamkan di sana di Pemakaman Wolvercote. Pada saat kematiannya, obituari The Independent menulis: "dia adalah seorang pria dengan kekuatan intelektual yang hebat dan bakat yang langka dalam memahami berbagai motif kehidupan manusia, seperti harapan dan ketakutan, dan kapasitas luar biasa yang energik untuk menikmati kehidupan yang dimilliki orang-orang dalam semua keragaman mereka, ide-ide dan keanehan mereka, sastra, musik, seni".[23] Publikasi yang sama juga melaporkan: "Isaiah Berlin sering dideskripsikan, terutama di masa tuanya, dengan istilah yang superlatif: pembicara terhebat di dunia, pembaca yang paling terinspirasi abad ini, salah satu pemikir terbaik di zaman kita. Tidak ada keraguan bahwa dia menunjukkan lebih dari satu arah kemungkinan besar yang tak terduga terbuka bagi kita di ujung atas potensi manusia."[23] Halaman depan The New York Times menyatakan: "Hidupnya yang bersemangat dipenuhi dengan kegembiraan - kegembiraan dalam berpikir, kegembiraan dalam musik, kegembiraan teman-teman yang baik. . . . Hal utama yang mengalir di seluruh karyanya adalah kepeduliannya terhadap kebebasan dan kehormatan dan martabat manusia. . . . Sir Isaiah memancarkan semangat kesejahteraan."[24]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Cherniss, Joshua; Hardy, Henry (25 May 2010). "Isaiah Berlin". Stanford Encyclopedia of Philosophy. Diakses tanggal 7 March 2012. 
  2. ^ Rosen, Frederick (2005). Classical Utilitarianism from Hume to Mill. Routledge. hlm. 251. According to Berlin, the most eloquent of all defenders of freedom and privacy [was] Benjamin Constant, who had not forgotten the Jacobin dictatorship 
  3. ^ Brockliss, Laurence; Robertson, Ritchie (2016). Isaiah Berlin and the Enlightenment. Oxford University Press. Berlin refers to Diderot and Lessing as 'two of my favorite thinkers in the eighteenth century.' 
  4. ^ The New York Review of Books, 23 October 2014, "A Message to the 21st Century", http://www.sjpcommunications.org/images/uploads/documents/Isaiah_Berlin.pdf Diarsipkan 2021-01-09 di Wayback Machine.
  5. ^ Joshua L. Cherniss and Steven B. Smith (eds), The Cambridge Companion to Isaiah Berlin, Cambridge etc.: Cambridge University Press. 2018, p. 13.
  6. ^ a b Isaiah Berlin: IN CONVERSATION WITH STEVEN LUKES, ISAIAH BERLIN and Steven Lukes, Salmagundi,No. 120 (FALL 1998), pp. 52–134
  7. ^ a b "ISAIAH BERLIN:CONNECTION WITH RIGA" (PDF). Diakses tanggal 24 March 2018. 
  8. ^ In their matrimonial record from 1906, available at the Jewish genealogy site JewishGen.org, mother's name is spelled Musya Volshonok.
  9. ^ a b c d e f g h Ignatieff 1998
  10. ^ Isaiah Berlin and the Policeman Diposting pada 29 Maret 2014, Lesley Chamberlain
  11. ^ The Book of Isaiah: Personal Impressions of Isaiah Berlin, edited by Henry Hardy, (Boydell & Brewer 2013), page 180
  12. ^ Cultural Diversity, Liberal Pluralism and Schools: Isaiah Berlin and Education (Routledge, 2006), Neil Burtonwood, page 11
  13. ^ Dubnov A.M. (2012) Becoming a Russian-Jew. In: Isaiah Berlin. Palgrave Studies in Cultural and Intellectual History. Palgrave Macmillan, New York
  14. ^ Bonavia, Michael (1990). London Before I Forget. The Self Publishing Association Ltd. hlm. 29. 
  15. ^ "Sir Isaiah's modest Zionism". Haaretz. 
  16. ^ "A Biography of Isaiah Berlin". 
  17. ^ London Gazette, 1 January 1946 .
  18. ^ Brooks, David (2 May 2014), "Love Story", The New York Times .
  19. ^ "Lady Berlin - obituary". The Telegraph (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 January 2022. Diakses tanggal 2021-03-24. 
  20. ^ "Founding Council". The Rothermere American Institute. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2012. Diakses tanggal 22 November 2012. 
  21. ^ Isaiah Berlin, Building: Letters 1960–1975, ed. Henry Hardy and Mark Pottle (London: Chatto and Windus, 2013), 377–8.
  22. ^ "BBC News | UK | Philosopher and political thinker Sir Isaiah Berlin dies". news.bbc.co.uk. Diakses tanggal 2022-03-13. 
  23. ^ a b "Obituray: Sir Isaiah Berlin". The Independent (dalam bahasa Inggris). 1997-11-07. Diakses tanggal 2022-03-13. 
  24. ^ Berger, Marilyn (1997-11-07). "Isaiah Berlin, Philosopher And Pluralist, Is Dead at 88". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2022-03-13. 
  25. ^ "The Age of Enlightenment" (PDF). 2017. Diakses tanggal 2017-08-29. 

Sumber

sunting

Bacaan lanjutan

sunting

Peringatan, wartamerta, artikel, dan profil

sunting

Pranala luar

sunting
Video luar
  Booknotes interview with Michael Ignatieff on Isaiah Berlin: A Life, 24 January 1999, C-SPAN
Jabatan akademik
Didahului oleh:
G. D. H. Cole
Chichele Professor of
Social and Political Theory

1957–1967
Diteruskan oleh:
John Plamenatz
Posisi baru Presiden Wolfson College, Oxford
1965–1975
Diteruskan oleh:
Sir Henry Fisher
Asosiasi profesional dan akademik
Didahului oleh:
H. D. Lewis
Presiden Aristotelian Society
1963–1964
Diteruskan oleh:
W. H. Walsh
Didahului oleh:
Sir Denys Page
Presiden British Academy
1974–1978
Diteruskan oleh:
Sir Kenneth Dover
Penghargaan
Didahului oleh:
Octavio Paz
Jerusalem Prize
1979
Diteruskan oleh:
Graham Greene