Kabupaten Kotabaru

kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia


Kabupaten Kotabaru adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kotabaru yang terletak di Pulau Laut, pulau yang terpisah dari pulau Kalimantan. Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten pertama dalam provinsi Kalimantan dahulu. Dan pada masa Hindia Belanda merupakan Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe dengan ibu kota, Kota Baru.

Kabupaten Kotabaru
كابوڤاتين كوتابارو
Siring Laut Kotabaru
Siring Laut Kotabaru
Lambang resmi Kabupaten Kotabaru كابوڤاتين كوتابارو
Motto: 
Sa-ijaan
artinya:Semufakat, satu hati dan se-iya sekata
Peta
Peta
Kabupaten Kotabaru كابوڤاتين كوتابارو di Kalimantan
Kabupaten Kotabaru كابوڤاتين كوتابارو
Kabupaten Kotabaru
كابوڤاتين كوتابارو
Peta
Kabupaten Kotabaru كابوڤاتين كوتابارو di Indonesia
Kabupaten Kotabaru كابوڤاتين كوتابارو
Kabupaten Kotabaru
كابوڤاتين كوتابارو
Kabupaten Kotabaru
كابوڤاتين كوتابارو (Indonesia)
Koordinat: 3°S 116°E / 3°S 116°E / -3; 116
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Selatan
Tanggal berdiri1 Juni 1950
Ibu kotaKota Kotabaru
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiH. Sayed Jafar Alaydrus, S.H.
 • Wakil BupatiAndi Rudi Latif, S.H.
Luas
 • Total9.442,46 km2 (3,645,75 sq mi)
Populasi
 • Total329.483
 • Kepadatan35/km2 (90/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 92,20%
Kristen 4,60%
- Protestan 3,40%
- Katolik 1,20%
Kepercayaan 1,86%
Buddha 0,75%
Hindu 0,57%
Konghucu 0,02%[2]
 • IPMKenaikan 69,13 (2021)
Sedang[3]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
6302 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 518
Pelat kendaraanDA xxxx G**
Kode Kemendagri63.02 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 659.221.816.000,- (2020)
Situs webwww.kotabarukab.go.id

Kabupaten ini memiliki luas wilayah 9.442,46 km² dan berpenduduk sebanyak 290.142 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010) dengan nelayan laut sebanyak 15.961 jiwa. Pada tahun 2021, penduduk kabupaten Kotabaru berjumlah 329.483 jiwa.[1][2] Motto daerah ini adalah "Sa-ijaan" (bahasa Banjar) yang memiliki arti: Semufakat, satu hati dan se-iya sekata.

Geografi

Letak Kotabaru pada 01°21'49" sampai dengan 04°10'14" Lintang Selatan dan 114°19'13" sampai dengan 116°33'28" Bujur Timur. Letak Kotabaru di sebelah timur laut provinsi Kalimantan Selatan:

Batas Wilayah

Batas wilayah kabupaten Kotabaru antara lain;

Utara Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur
Timur Selat Makassar
Selatan Kabupaten Tanah Bumbu dan Laut Jawa
Barat Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Banjar dan Tanah Laut

Kepulauan

 
Kotabaru dilihat dari Selat Laut
 
Panorama Gunung Jambangan.
 
Pulau Aur (Kalimantan Selatan)

Kabupaten Kotabaru memiliki sekitar 110 pulau kecil, 31 di antaranya belum bernama. Kecamatan Kelumpang Tengah memiliki 21 pulau kecil, Kecamatan Pulau Sebuku memiliki 10 pulau kecil, Kecamatan Pulau Laut Selatan memiliki 23 pulau kecil dan lain-lain.

Pulau-pulau di Kotabaru di antaranya adalah:

  1. Kepulauan Laut Kecil
  2. Kepulauan Samber Gelap
  3. Pulau Laut
  4. Pulau Sebuku
  5. Pulau Kerayaan
  6. Pulau Anak Kerayaan
  7. Pulau Kerisian
  8. Pulau Kerumputan
  9. Pulau Serudung
  10. Pulau Birah-birahan
  11. Pulau Semut (Kalimantan Selatan)
  12. Pulau Kelambau di desa Labuan Barat, Pulau Sembilan, Kotabaru
  13. Pulau Manti
  14. Pulau Manti Kecil
  15. Pulau Keluang
  16. Pulau Perdamaian Besar
  17. Pulau Perdamaian Kecil
  18. Pulau Aur
  19. Pulau Samber Gelap
  20. Pulau Nangka Besar
  21. Pulau Nangka Kecil
  22. Pulau Tabuan
  23. Pulau Tanah Merah
  24. Pulau Tampakan
  25. Pulau Suwangi
  26. Pulau Anak Suwangi
  27. Pulau Pentuan
  28. Pulau Kunyit
  29. Pulau Sembilan, Kotabaru
  30. Pulau Batu Barat
  31. Pulau Barat
  32. Pulau Batu Utara
  33. Pulau Tokong
  34. Pulau Lari Larian, berjarak 60 mil dari pulau Sebuku dan 80 mil dari Sulawesi Barat, karena itu pulau ini sempat diklaim Sulawesi Barat.

Tanjung yang terdapat di Kotabaru:[4]

  1. Tanjung Ayun
  2. Tanjung Langadei
  3. Tanjung Berlayar
  4. Tanjung Batu
  5. Tanjung Dewa
  6. Tanjung Pamukan
  7. Tanjung Lolak
  8. Tanjung Pengujan
  9. Tanjung Kandang Haur
  10. Tanjung Urang
  11. Tanjung Kemuning
  12. Tanjung Pemancingan
  13. Tanjung Kurang
  14. Tanjung Alangalang
  15. Tanjung Kapal Pecah
  16. Tanjung Seloka
  17. Tanjung Layar
  18. Tanjung Kalidupan
  19. Tanjung Karambu
  20. Tanjung Semisir
  21. Tanjung Kiwi
  22. Tanjung Kunangkunang
  23. Tanjung Serdang

Sejarah

Menurut Hikayat Banjar pada abad ke-17, daerah-daerah di tenggara Kalimantan yang takluk kepada kerajaan Banjar di antaranya Pamukan dan Laut Pulau. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah (Marhum Panembahan), ia menyuruh Kiai Martasura ke Makassar/Gowa untuk menjalin hubungan bilateral kedua negara pada masa Karaing Patigaloang/I Mangadacinna Daeng Sitaba Karaeng Pattingalloang Sultan Mahmud yaitu Raja Tallo yang menjabat mangkubumi bagi Sultan Malikussaid Raja Gowa 1638-1654, di mana Karaing Patigaloang telah memohon izin untuk meminjam kawasan Pasir (termasuk Kabupaten Kotabaru) kepada Marhum Panembahan sebagai tempat berdagang dan ia telah bersumpah apabila anak cucunya hendak menganiaya negeri Banjar maka akan dibinasakan Allah.

Maka diberikanlah daerah-daerah yang ada di sepanjang kawasan tenggara dan timur pulau Kalimantan sebagai tempatnya berdagang. Peristiwa pada abad ke-17 ini menunjukkan pengakuan Makassar (Gowa-Tallo) mengenai kekuasaan Kesultanan Banjar terhadap daerah di sepanjang tenggara dan timur pulau Kalimantan. Pada masa itu Sultan Makassar lebih terfokus untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di kawasan timur Nusantara. Tetapi pada abad ke-18 Raja Bugis-Wajo, La Madukelleng sempat menawan daerah Kutai dan Pasir serta berupaya menyerang Banjarmasin.

Kerajaaan Pamukan yang terletak di sungai Cengal merupakan pemukiman pertama di daerah ini yang didiami suku Dayak Samihim/Dusun Maanyan yang dihancurkan oleh serangan dari laut. Suku Dayak kemudian meminta Sultan Banjar untuk mengirim seorang Pangeran yang akan memimpin mereka di wilayah bekas kerajaan Pamukan. Pangeran Dipati Tuha bin Sultan Saidullah kemudian diutus ke daerah ini dan ia menetap di sungai Bumbu (anak sungai Sampanahan). Kerajaan ini kemudian dikenal sebagai kerajaan Tanah Bumbu yang wilayahnya meliputi Cengal, Sampanahan, Manunggul, Bangkalaan, Cantung, Buntar Laut, dan Batulicin.[5] Mr. J. C. M. Radermacher dalam ekspedisi tahun 1780 melaporkan seorang Pangeran yang berkuasa di Sampanahan.[6] Pangeran ini diidentifikasi sebagai Pangeran Prabu/Sultan Sepuh bin Daeng Malewa/Pangeran Dipati yang menguasai daerah Sampanahan, Bangkalaan, Manunggul dan Cengal.

Raja Tanah Bumbu[7]

  1. Pangeran Dipati Tuha (1660-1700) - anak atau ipar Sultan Saidullah Raja Banjar.
  2. Pangeran Mangu bin Pangeran Dipati Tuha (1700-1740) - saudara Pangeran Tjitra Sultan Kelua
  3. Ratu Mas binti Pangeran Mangu (1740-1780)[8]
  4. Kerajaan Tanah Bumbu berakhir karena wilayahnya dibagi menjadi wilayah kerajaan kecil sejak 1780 setelah mangkatnya Ratu Mas. Ratu Intan I anak Ratu Mas mewarisi daerah Cantung dan Batulicin, Pangeran Prabu mewarisi Sampanahan, Bangkalaan, Manunggul dan Cengal, sedangkan Pangeran Layah mewarisi daerah Buntar-Laut (Pamukan Selatan).

Raja Bangkalaan[9]

  1. Pangeran Prabu/Sultan Sepuh-anak tiri Ratu Mas (1780-1800), Raja Sampanahan, Bangkalaan, Manunggul dan Cengal.
  2. Pangeran Nata bin Pangeran Prabu (1800-1820), Raja Sampanahan, Bangkalaan, Manunggul.
  3. Pangeran Seria bergelar Ratu Agung bin Pangeran Prabu (1800-?) Raja Cengal
  4. Gusti Ali bergelar Pangeran Mangku bin Pangeran Prabu (1800-?) Raja Sampanahan
  5. Raja Gusti Besar binti Pangeran Prabu (1820-1830), Raja Cantung, Batulicin, Bangkalaan, Manunggul, Sampanahan, Cengal. Ratu Intan 1 menunjuk Gusti Moeso mengepalai daerah Cantung (Sub-Raja) dan menunjuk Gusti Kamir mengepalai daerah Bangkalaan (Sub-Raja). Pangeran Haji Muhammad mengepalai Sela Selilau (Batulicin)
    1. Gusti Kamir bergelar Pangeran Muda bin Pangeran Prabu (ditunjuk oleh Ratu Intan 1 sebagai Sub-Raja Bangkalaan 1830-1838)
  6. Pangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad (Raja Bangkalaan 1838-1840), merangkap Raja Batulicin (1832-1840), kemudian keturunannya:
    1. Pangeran Jaya Sumitra bin Pangeran Musa (Raja Pulau Laut)
    2. Pangeran Panji (Raja Batulicin)
    3. Pangeran Muhammad Nafis (Raja Kusan dan Batulicin)
    4. Pangeran Abdul Kadir Kasuma bin Pangeran Musa (Raja Kusan, Batulicin dan Pulau Laut, belakangan tahun 1861 daerah Kusan diserahkan kepada Raja Pagatan La Paliweng Arung Abdul Rahim)
    5. Pangeran Berangta Kasuma bin Pangeran Abdul Kadir Kasuma (Raja Pulau Laut), menikah dengan Putri Intan Jumantan binti Pangeran Kasuma Indra bin Pangeran Kassir)
    6. Pangeran Amir Husin Kasuma bin Pangeran Berangta Kasuma (Raja Pulau Laut)
    7. Pangeran Aminullah Kasuma bin Pangeran Amir Husin Kasuma(Raja Pulau Laut)
    8. Pangeran Abdurrahman Kasuma bin Pangeran Berangta Kasuma (Penjabat Raja Pulau Laut)
  7. Raja Aji Jawa, putera Raja Gusti Besar, menjadi Raja Bangkalaan (1840-1841). Ia sebagai raja untuk 6 daerah sekaligus yaitu sebagai Raja Bangkalaan, Manunggul, Sampanahan, Cengal, Cantung, Buntar Laut. Belakangan Sampanahan diberikan kepada pamannya Gusti Ali bin Pangeran Prabu yang bergelar Pangeran Mangku Bumi.
  8. Aji Tukul/Ratu Agung/Ratu Intan II binti Aji Jawi (1845), Raja Bangkalaan, Manunggul, dan Cengal. Sedangkan Raja Aji Mandura bin Aji Jawi sebagai Raja Cantung dan Buntar Laut. Pangeran Panji bin Pangeran Haji Musa yang menikah dengan Aji Landasan binti Aji Jawi mendapatkan daerah Batulicin.
  9. Aji Pati/Pangeran Agung, suami Aji Tukul (1845-1846), Raja Bangkalaan, Manunggul, Cengal
  10. Aji Samarang/Pangeran Muda Muhammad Arifillah bin Aji Pati (1846-1883), Raja Bangkalaan, Manunggul, dan Cengal.
  11. Aji Mas Rawan/Raja Arga Kasuma bin Aji Samarang (1883-1905), Raja Bangkalaan, Manunggul, Cengal

Pada tahun 1844, distrik-distrik dalam onderafdeeling van Tanah Boemboe yaitu Pagatan, Kusan, Batulicin, Cantung dengan Buntar Laut, Bangkalaan, Sampanahan, Manunggul dan Cengal. Pada waktu itu distrik Pulau Laut belum dibentuk. Tahun 1845, Pulau Laut dan Batulicin berada di bawah pemerintah Kusan.[10] Cantung, Buntar Laut, Bangkalaan berada di Teluk Kelumpang, sedangkan Sampanahan, Manunggul dan Cengal berada di Teluk Pamukan atau Cengal.[11] Wilayah kabupaten Kotabaru hari ini merupakan gabungan wilayah bekas distrik (swapraja) pada masa kolonial Hindia Belanda, yaitu Poelau Laoet, Sampanahan, Tjangtoeng, Bangkalaan, Tjingal dan Manoenggoel.[12]

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Bupati Mulai Jabatan Akhir Jabatan Prd. Ket. Wakil Bupati
1
  M. Yamani
1950
1951
1
 
2
  Abdul Rasjid
1951
1955
2
 
3
  Ibrahim Sedar
1955
1958
3
 
4
  H.
Abdul Muluk
1958
1959
4
 
5
  H. A.
Hudari
1960
1963
5
 
6
  Basrindu
1963
1969
6
 
-   H.M. Zain Yunan 1969 1969 -
[Ket. 1]
7
  H.
Gusti Syamsir Alam
1969
1980
7
 
8
  N. Sutejo
1980
1985
8
 
9
  H. M. R.
Husein
1985
1990
9
 
10
  Tata M. Anwar
1990
1995
10
 
11
  M. B. A.
Bektam
1995
2000
11
 
12
  Drs. H.
Sjachrani Mataja
M.B.A., M.M.
2000
2005
12
 
Ir.
Akhmad Rizali
10 Agustus 2005
10 Agustus 2010
13
 
Drs.
Fatizanolo Saoiagö
B.A.
13
  H.
Irhami Ridjani Rais
S.Sos., M.Si.
10 Agustus 2010
10 Agustus 2015
14
 
Rudy Suryana
S.Sos., M.M.Pd.
-
  Drs. H.
Suriansyah
10 Agustus 2015
13 Agustus 2015
-
[Ket. 2]
  Dr. Ir. H.
Isra
13 Agustus 2015
17 Februari 2016
[Ket. 3]
[13]
14
  H.
Sayed Jafar Al-Idrus
S.H.
17 Februari 2016
26 September 2020
15
[Ket. 4]
[14]
Ir. H.
Burhanuddin
-
  Muhammad Syarifuddin
M.Pd.
26 September 2020
5 Desember 2020
[Ket. 5]
[15]
(14)
  H.
Sayed Jafar Al-Idrus
S.H.
5 Desember 2020
17 Februari 2021
 
Ir. H.
Burhanuddin
-
  Drs. H.
Said Akhmad Assegaf
M.M.
17 Februari 2021
2 April 2021
-
[Ket. 6]
[16]
  Muhammad Syarifuddin
M.Pd.
2 April 2021
26 April 2021
[Ket. 7]
[17]
(14)
  H.
Sayed Jafar Al-Idrus
S.H.
26 April 2021
Petahana
16
[18]
Andi Rudi Latif
S.H.
Catatan
  1. ^ Penjabat Bupati Kotabaru.
  2. ^ Pelaksana Harian Bupati Balangan.
  3. ^ Penjabat Bupati Kotabaru.
  4. ^ Cuti kampanye Pilbup Kotabaru 2020.
  5. ^ Penjabat Sementara Bupati Kotabaru.
  6. ^ Pelaksana Harian Bupati Kotabaru.
  7. ^ Penjabat Bupati Kotabaru.


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Kotabaru dalam dua periode terakhir.[19][20]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 3   4
Gerindra 2   2
PDI-P 4   7
Golkar 4   5
NasDem 6   2
PKS 4   2
Perindo (baru) 1
PPP 4   4
PAN 2   3
Hanura 2   3
Demokrat 3   1
PBB 1   1
Jumlah Anggota 35   35
Jumlah Partai 11   12

Kecamatan

 

Kabupaten Kotabaru terdiri dari 22 kecamatan, 4 kelurahan dan 198 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 318.853 jiwa dengan luas wilayah 9.422,46 km² dan sebaran penduduk 34 jiwa/km².[21][22]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kotabaru, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
63.02.14 Hampang 9 Desa
63.02.18 Kelumpang Barat 6 Desa
63.02.17 Kelumpang Hilir 9 Desa
63.02.08 Kelumpang Hulu 10 Desa
63.02.07 Kelumpang Selatan 9 Desa
63.02.09 Kelumpang Tengah 13 Desa
63.02.10 Kelumpang Utara 7 Desa
63.02.19 Pamukan Barat 5 Desa
63.02.11 Pamukan Selatan 11 Desa
63.02.13 Pamukan Utara 13 Desa
63.02.02 Pulau Laut Barat 11 Desa
63.02.20 Pulau Laut Kepulauan 9 Desa
63.02.03 Pulau Laut Selatan 8 Desa
63.02.21 Pulau Laut Tanjung Selayar 10 Desa
63.02.16 Pulau Laut Tengah 7 Desa
63.02.04 Pulau Laut Timur 14 Desa
63.02.06 Pulau Laut Utara 1 9 Desa
Kelurahan
63.02.22 Pulau Laut Sigam 3 8 Desa
Kelurahan
63.02.05 Pulau Sebuku 8 Desa
63.02.01 Pulau Sembilan 5 Desa
63.02.12 Sampanahan 10 Desa
63.02.15 Sungai Durian 7 Desa
TOTAL 4 198


Lambang Daerah

Arti Lambang Daerah Kabupaten Kotabaru adalah sebagai berikut:

  • Lambang daerah berbentuk perisai segi lima, melambangkan ketuhanan dan pertahanan rakyat.
  • Lima buah sudut pada perisai, melambangkan kelima sila dari Pancasila.
  • Sisi atas berbentuk busur, gambaran dinamika dan stamina rakyat.
  • Sisi samping berbentuk tegak lurus, menggambarkan sifat gotong royong, kejujuran dan keadilan.
  • Sisi bawah perisai berbentuk lancip, menggambarkan suatu tujuan untuk membina masyarakat adil dan makmur.
  • Garis tebal berwarna kuning emas pada sisi dalam sekeliling perisai, melambangkan persatuan rakyat.
  • Dasar perisai berwarna merah, menggambarkan sifat keberanian.
  • Garis kuning tebal yang membagi dua lukisan bagian atas dan bawah, menggambarkan bidang agraris pertanian (padi).
  • Ikan todak, menggambarkan hasil tradisianal dari sektor perikanan kelautan.
  • Lautan dengan garis gelombang, menggambarkan panorama alam dan gelora semangat rakyat.

Pemilihan Umum Kepala Daerah

Pilkada 2005

Sejak reformasi 1998 dan pemberlakuan otonomi daerah, Kabupaten Kotabaru pertama kali menggelar pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah pada tahun 2005.

Nama Pasangan Perolehan Suara[23]
Sjachrani Mataja–Fatizanolo 36.977 suara (32,06%)
Irhami–Dulman 26.759 suara (23,20%)
Tata M Anwar–Sabaruddin 23.685 suara (20,54%)
Suriatinah–Saidi Noor 14.001 suara (12,40%)
Firdaus Mansyori–Gerilyansyah Basrindu 13.901 suara (12,05%)

Sesuai dengan hasil rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara pilkada di KPUD Kotabaru tanggal 8 Juli 2005, dari 18 kecamatan dan 190 desa yang ada di Kotabaru, pasangan Sjachrani Mataja–Fatizanolo ditetapkan sebagai bupati dan wakil bupati Kotabaru terpilih untuk masa jabatan 20052010.

Pilkada 2010

Pada tanggal 2 Juni 2010, Kotabaru kembali menggelar pilkada yang bersamaan dengan Pilgub Kalimantan Selatan dan pilkada lainnya di kabupaten/kota di Kalimantan Selatan. Empat pasangan ditetapkan sebagai kandidat calon pemimpin Kabupaten Kotabaru. Namun dengan persentase yang tipis antara pasangan nomor 1 dan nomor 2, maka pasangan nomor 2, yakni Alamsyah-Abdul Haris menggugat ke Mahkamah Konstitusi[24] karena menduga terjadinya kecurangan dalam pilkada Kotabaru. Namun, gugatan itu akhirnya ditolak oleh MK dalam sidang keempat kalinya karena tidak terbukti adanya pelanggaran sistematis dan terstruktur.[25]

Dengan demikian, pasangan Irhami-Rudy resmi menjadi bupati dan wakil bupati Kotabaru terpilih. Pelantikan dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2010 oleh gubernur Rudy Ariffin di gedung Mahligai Pemuda, Kotabaru.[26]

No. Nama Pasangan Perolehan Suara[27][28]
1 Irhami Ridjani–Rudy Suryana 43.358 suara (33,38%)
2 Alamsyah–Abdul Haris 42.392 suara (32,64%)
3 Bahruddin–Mursyid Arsyad 20.021 suara (15,41%)
4 Abdul Hakim–Sugiannor 24.111 suara (18,56%)

Demografi

Suku Bangsa

Suku bangsa yang mendiami daerah ini antara lain:

Kultur masyarakat di sini cukup beragam, sebagai dampak pembauran suku-suku di sini.[29]

Seni Budaya

Lagu Daerah

Lagu daerah dari kabupaten Kotabaru adalah:

Upacara Adat

Upacara adat di Kabupaten Kotabaru antara lain:

Referensi

  1. ^ a b c "Kabupaten Kotabaru Dalam Angka 2022" (pdf). www.kotabarukab.bps.go.id. hlm. 8, 47, 109. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
  2. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
  3. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
  4. ^ (Indonesia) Songo, Edi. Genius Senior. WahyuMedia. hlm. 94. ISBN 9797950921. ISBN 978-979-795-092-7
  5. ^ Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia, Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde, Jilid 1, Lange & Co., 1853
  6. ^ (Inggris) The New American encyclopaedia: a popular dictionary of general knowledge, Volume 2, D. Appleton, 1865
  7. ^ http://pl.wiki-indonesia.club/wiki/W%C5%82adcy_Kalimantanu
  8. ^ Ratu Mas dari Tanah Bumbu
  9. ^ Truhart P., Regents of Nations. Systematic Chronology of States and Their Political Representatives in Past and Present. A Biographical Reference Book, Part 3: Asia & Pacific Oceania, München 2003, s. 1245-1257, ISBN 3-598-21545-2.
  10. ^ (1853)Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde. 1. 
  11. ^ (Belanda) (1853)Verhandelingen en Berigten Betrekkelijk het Zeewegen, Zeevaartkunde, de Hydrographie, de Koloniën. 13. hlm. 354. 
  12. ^ "Native states (zelfbesturen) in Dutch Borneo, 1900". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-11. Diakses tanggal 2011-06-24. 
  13. ^ Didik Triomarsidi, ed. (13-08-2015). "Caretaker Lantik Caretaker". Tribunnews.com. Diakses tanggal 18-05-2022. 
  14. ^ "PELANTIKAN BUPATI-WAKIL BUPATI DAN WALIKOTA-WAKIL WALIKOTA SE-KALIMANTAN SELATAN". bappeda.kotabarukab.go.id. 17 Februari 2016. Diakses tanggal 18 Mei 2022. 
  15. ^ "Syarifuddin Jadi Pjs Bupati Kotabaru, Bernhard Jadi Pjs Walikota Banjarbaru". riliskalimantan.com. 26 September 2020. Diakses tanggal 27 September 2020. 
  16. ^ Puja Mandela, ed. (17-02-2021). "Sah! Mulai Hari Ini, Said Akhmad Resmi Jabat Plh Bupati Kotabaru". apahabar.com. Diakses tanggal 18-05-2022. 
  17. ^ "Dua Figur Pejabat Pemprov Kalsel Jabat Pj Walikota Banjarmasin-Pj Bupati Kotabaru". starbanjar.com. 03-04-2021. Diakses tanggal 18-05-2022. 
  18. ^ Suherni, Nani (26-04-2021). Nani Suherni, ed. "Pj Gubernur Kalsel Lantik Bupati dan Wakil Bupati Kotabaru". inews.id. Diakses tanggal 23-05-2021. 
  19. ^ Perolehan Kursi DPRD Kotabaru 2014-2019
  20. ^ Perolehan Kursi DPRD Kotabaru 2019-2024
  21. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  22. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  23. ^ Suara Karya - Sudah Lima Pasangan Hasil Pilkada Lapor ke Gubernur Diarsipkan 2020-09-27 di Wayback Machine.. Diakses 15 Agustus 2010
  24. ^ Tribun News - Pasangan Alam-Haris Ajukan Gugatan ke MK. Diakses 17 Juni 2010
  25. ^ Radar Banjarmasin - Gugatan Alamsyah Kandas. Diakses 3 Juli 2010
  26. ^ Radar Banjarmasin - Irhami Disambut Demo. Diakses 11 Agustus 2010
  27. ^ TvOne - KPU Tetapkan Irhami-Rudy Menang di Kotabaru Diarsipkan 2010-06-15 di Wayback Machine.. Diakses 17 Juni 2010
  28. ^ Finroll News - KPU Siap Hadapi Gugatan Alam-Haris di MK[pranala nonaktif permanen]. Diakses 17 Juni 2010
  29. ^ Arcana, Putu Fajar (23 Desember 2018). "Gipsi Laut Pemberani". Kompas. Hlm.21

Pranala luar