Pusat Penerbangan Angkatan Darat

badan pelaksana pusat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
Revisi sejak 12 Juli 2023 16.48 oleh Muhammad Agrian Nugrah Pratama (bicara | kontrib) (Perbaikan nama pejabat)

Pusat Penerbangan Angkatan Darat (disingkat Puspenerbad) merupakan salah satu Badan Pelaksana Pusat di tingkat TNI Angkatan Darat yang berkedudukan langsung di bawah Kepala Staf TNI Angkatan Darat, bertugas melaksanakan operasi Penerbangan Angkatan Darat dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat.

Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat
Lambang Penerbad
Dibentuk14 November 1959 (1959-11-14)
Sejak 65 tahun yang lalu.
Negara Indonesia
Aliansi Tentara Nasional Indonesia
Cabang TNI Angkatan Darat
Tipe unitPenerbangan Angkatan Darat
MarkasPangkalan Udara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten
MotoWira Amur
(Sanskrit, lit: "Prajurit Terbang")
Baret MERAH MARUN 
HimneMars Penerbad
Play
Situs webpuspenerbad-tniad.mil.id
Tokoh
Komandan Mayor Jenderal TNI
Toto Nugroho
Wakil Komandan Brigadir Jenderal TNI
Achdwiyanto Yudi Hartono
Inspektur Brigadir Jenderal TNI
Asyik Rudianto
Direktur Kecabangan Brigadir Jenderal TNI
Mochamad Masrukin
Direktur Umum Brigadir Jenderal TNI
Anak Agung Ngurah Romy Satryadi
Insignia
Roundel
Fin Flash
Tanda Corps
Pesawat tempur
Helikopter serbu
Helikopter pengangkut
Helikopter multiguna
Helikopter latih
Pesawat patroli
Pesawat pengangkut

Mako Puspenerbad bermarkas di Pangkalan Udara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten

Sejarah

Periode Detasemen Penerbangan Angkatan Darat (Denpenerbad) 1959 - 1963

Berdirinya Puspenerbad diawali oleh suatu kebutuhan bagi Angkatan Darat guna mendukung pelaksanaan operasi tempur darat. Hal Ini menjadi pertimbangan penting, ditinjau dari perhitungan taktis dihadapkan dengan kondisi medan berupa pulau-pulau, rawa-rawa, hutan dan gunung. Di sisi lain, untuk kepentingan pergeseran pasukan prasarana jalan darat juga sangat terbatas. Dengan kondisi seperti inilah dibutuhkan unsur Penerbad sehingga memperoleh efektifitas operasi. Dengan kondisi demikian itulah, maka Pimpinan Angkatan Darat (pada bulan Oktober 1959, memerintahkan kepada Deputy II/KSAD pada tanggal 20 Oktober 1959) memerintahkan agar membentuk Detasemen Penerbangan Angkatan Darat, dan menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proporsi yang sebenarnya.

 
Lambang Denpenerbad pertama yang dipakai era 1960.

Keberadaan organisasi Penerbangan Angkatan Darat kemudian diperkuat dengan Surat Keputusan KSAD Nomor Kpts-1073/11/1959 pada tanggal 14 November 1959, yang mengesahkan berdirinya suatu badan dengan nama Detasemen Penerbangan Angkatan Darat (Denpenerbad). Satuan ini berfungsi membina dan mengurus segala kegiatan operasional yang menyangkut bidang penerbangan organik Angkatan Darat.

Penerbangan TNI AD (Penerbad) lahir pada tahun 1959 ketika doktrin Heliborne Troops atau Air Mobile sedang dikembangkan di berbagai kalangan. Di Serawak Pasukan Komando Inggris melancarkan operasi mobil udara (mobud) dengan helikopter Westland Wessex Mk.1 yang berisi pasukan satu troop berkekuatan 16 orang. Dalam Perang Vietnam AD AS melakukan operasi mobud dalam bentuk Air Cavalery oleh Divisi Kavaleri-1 maupun Sky Soldier oleh Brigif Linud-173 dengan menggunakan helikopter UH-1D Huey, UH-1B Iroquois, dan CH-47 Chinook didukung helikopter serang AH-1S Huey Cobra dan CH-54 Flying Crane. Di Aljazair pasukan Para Prancis melakukan operasi sejenis dengan Alouette-III.

Ketika KSAD membuat Surat Keputusan tentang berdirinya Detasemen Penerbangan Angkatan Darat (Denpenerbad) pada tanggal 14 November 1959, pada waktu itu Denpenerbad sama sekali belum memiliki pesawat terbang. Pada waktu itu terdengar berita bahwa pesawat DHC-2 Mk.1 Beaver milik Dr. AK. Gani yang sedang overhaul di Singapura akan dijual, maka pihak TNI - AD langsung membelinya.

Sebagai tindak lanjut, beberapa orang perwira di antaranya Kapten Binjamin Hadi, Kapten Burhan Ali dan Kapten Sukartono dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti pendidikan penerbang di US Army Aviation School Fort Rocker, Alabama. Pendidikan penerbang gelombang pertama tahun 1959, disusul gelombang kedua tahun 1963 yang terdiri dari Letkol Juono, Kapten Dolf Latumahina, Kapten Sudewo, Kapten Daud Natawiyoga, Lettu T.M.F. Worang dan beberapa perwira lainnya.

Keberadaan Denpenerbad saat itu terasa sekali sebagai suatu yang sangat dibutuhkan oleh TNI - AD guna mendukung setiap gerakan operasi dalam rangka mengamankan NKRI. Di sisi lain timbul anggapan bahwa Penerbad merupakan duplikasi dari Angkatan Udara, demikian halnya timbul pertanyaan, "Apa bedanya antara Penerbad dengan Angkatan Udara?," Bahwa sesungguhnya lahirnya Penerbad bukanlah berarti suatu Angkatan Udara yang kedua di Indonesia atau suatu "duplikat" dari TNI Angkatan Udara karena prinsip-prinsip penggunaan tidaklah sama, dimana Penerbad memberikan bantuan kepada satuan TNI - AD dalam operasi tempur darat.

Periode Dinas Penerbangan Angkatan Darat (Dispenerbad) 1963 - 1966

 
DHC-2 Beaver Mk1 di Bandar Udara Kemayoran, merupakan pesawat pertama Penerbad.

Pada tahun 1963, berdasarkan Keputusan Kasad Nomor Kep.853/7/1963 tanggal 22 Juli 1963 menyatakan bahwa organisasi Penerbad diresmikan menjadi Dinas Penerbangan AD (Dispenerbad) yang sebelumnya Detasemen Penerbangan Angkatan Darat (Denpenerbad). Kedudukannya tidak berada pada kesatuan administrasi, namun disejajarkan dengan organisasi Pusat Kesenjataan yang lainnya, seperti Pussenif, Pussenkav serta Pussenart. Kemudian ditunjuklah Letkol Inf Drs. H. Juono sebagai Kadispenerbad yang pertama.

Dispenerbad membutuhkan kekuatan personel guna memenuhi keperluan organisasi, mengingat lembaga pendidikan Penerbangan Angkatan Darat pada saat itu belum ada, maka dilakukan upaya kerjasama dengan lembaga pendidikan penerbangan sipil yaitu Akademi Penerbangan Indonesia (API) Curug, atas dasar kerjasama ini, pendidikan Perwira Penerbangan Angkatan Darat dapat dilaksanakan karena memperoleh tempat latihan maupun tempat penampungan siswa. Pada tanggal 17 Desember 1965 dibukalah Sekolah Penerbangan Angkatan Darat Deops Men/Pangad Mayjen M. Mursid di hanggar Akademi Penerbangan Indonesia (API) Curug. Pendidikan ini diikuti oleh 16 Pama dari berbagai kecabangan yaitu 7 Pama Zi, 3 Pama Kav, dan 6 Pama Palad. Selanjutnya untuk keperluan pendidikan, dikeluarkanlah Surat Keputusan Kadispenerbad No. Kep-767/12/1965 tentang Sekolah Penerbangan Angkatan Darat (Sepenerbad) yang selanjutnya menjadi Pusdik Penerbad.

Periode Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) 1966 - 1985

Organisasi Dispenerbad mengalami perubahan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Kasad Nomor Kep.42/1/1966 tanggal 15 Januari 1966 tentang perubahan Organisasi dari Dispenerbad menjadi Puspenerbad serta Keputusan Kasad Nomor Kep 687/12/1970 tanggal 7 Desember 1970 dimana kedudukan Penerbad yang sebelumnya merupakan badan pelaksana pusat TNI - AD, selanjutnya kedudukan Puspenerbad sebagai badan pelaksana tingkat komando utama yang secara organik dan administratif dibawah Kobangdiklat AD dan merupakan badan tertinggi yang menyelenggarakan pembinaan fungsi Penerbad. Setelah berjalan dua tahun Organisasi Puspenerbad berada di bawah Kobangdiklat AD yang titik berat tugasnya pada bidang pendidikan dan latihan, saat itu semua peralatan Penerbad beserta fasilitas pemeliharaannya berada dibawah komando Puspenerbad yang mana berada dalam jajaran Kobangdiklat AD. Maka Pimpinan Angkatan Darat menerbitkan Surat Keputusan Nomor 238/VI/1972 tanggal 8 Juni 1972 tentang pembentukan Satuan Penerbangan Angkatan Darat (Satpenerbad). Dari terbitnya surat keputusan tersebut maka pembagian tugas dan wewenang organisasi Penerbad dibedakan, organisasi Puspenerbad sebagai badan pelaksana tingkat komando utama yang secara organik dan administrasi di bawah Kobangdiklat AD, sedangkan Satpenerbad berkedudukan langsung di bawah Kepala Staf TNI Angkatan Darat.

Periode Dinas Penerbangan Angkatan Darat (Dispenerbad) 1985 - 2000

Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Kasad No. Kep/27/V/1985 tentang organisasi dan tugas Dispenerbad beserta susunan personel dan peralatannya, menyebabkan perubahan status Puspenerbad dan Satpenerbad menjadi Dispenerbad yang mempunyai tugas pokok membantu Kasad dalam membina dan menyelenggarakan fungsi Penerbangan Angkatan Darat yang meliputi penyelenggaraan atau pelaksanaan Komando dan Pengendalian (Kodal), Liaison Mobil Udara dengan menggunakan alat penerbangan beserta alat perlengkapannya. Organisasi Dispenerbad berjalan lima belas tahun berada di bawah badan pelaksana di tingkat Mabesad yang berkedudukan langsung di bawah Kasad, Penerbad mempunyai kemampuan bantuan tempur dan bantuan administrasi untuk mendukung kemampuan satuan tempur darat.

Periode Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) 2000 - Saat ini

 
Mi-35P Hind E terbang tepat di atas Bell 412 dan AH-64E Guardian.

Sesuai Keputusan Kasad Nomor Kep/6/V/2000 tanggal 26 Mei 2000, organisasi Dispenerbad berubah menjadi Puspenerbad. Yang merupakan salah satu Badan Pelaksana Pusat di tingkat TNI Angkatan Darat dan berkedudukan langsung di bawah Kepala Staf TNI Angkatan Darat, bertugas melaksanakan operasi Penerbangan Angkatan Darat dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat. Di mulai tahun 2000 ini jugalah sesuai dengan pengembangan organisasi dibangun satuan-satuan baru yaitu bermula dari Skadron 31/Serbu di Semarang, Jawa Tengah dan Skadron 12/Serbu di Way Kanan, Lampung. Pendirian satuan Penerbad dituntut senantiasa dinamis terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di bidang penerbangan, perkembangan taktik dan doktrin, serta bentuk ancaman. Karena itu, pimpinan TNI AD membentuk korps Penerbad (CPN) melalui validasi organisasi lewat Surat Keputusan KSAD Nomor Skep/47/III/2007 tanggal 15 Maret 2007. Peresmian Korps Penerbangan Angkatan Darat di Lanumad Ahmad Yani Semarang, Kamis 22 Maret 2007 dipimpin Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Djoko Santoso.[1]

Fungsi utama Pusat Penerbangan Angkatan Darat guna memperbesar mobilitas tempur TNI Angkatan Darat, antara lain:

 
Mi-17V5 Hip.
  • Intelijen Pertempuran
  • Manuver
  • Tembakan
  • Perlindungan
  • Dukungan

Modernisasi Alutsista oleh Puspenerbad yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan menuju kekuatan minimun essensial force bukanlah sasaran akhir tetapi sasaran dan diharapkan menuju kekuatan pukul berkualifikasi pada deterrence efect serta military balance negara-negara di kawasan sehingga jika melaksanakan latihan bersama dengan negara lain maka kekuatan Alutsista akan sejajar maka hal ini secara langsung akan berdampak kepada kewibawaan bangsa dan negara.

Penggunaan Kembali Baret Warna Merah Marun Khas Penerbad

 

Peresmian penggunaan baret merah marun khas Penerbad di Monumen Tempat Lahir Jenderal Besar Soedirman, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada Senin 14 November 2022 dipimpin Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat saat itu, Mayjen TNI Dwi Wahyu Winarto. Penetapan penggunaan baret tersebut diresmikan dengan terbitnya Keputusan KSAD Nomor Kep/413/V/2022 tanggal 23 Mei 2022 tentang pengesahan penggunaan kembali baret merah marun untuk satuan penerbangan TNI AD. Baret hijau yang sebelumnya dikenakan selama kurang lebih 11 tahun diganti menggunakan baret merah marun khas Penerbad.

Operasi Militer

Beaver satu-satunya pesawat yang dimiliki oleh Denpenerbad di era 1960-an, dan ikut dalam Operasi Trikora untuk pembebasan Irian Barat. Pada tahun 1963 Den Penerbad menerima dua pesawat Cessna L-19 dalam rangka US Military Assistant Program. Kedua pesawat diterjunkan dalam Operasi Kilat untuk penumpasan pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan dan Tenggara dalam tahun 1964. L-19 bukan hanya digunakan untuk melakukan pengintaian, tetapi juga melakukan bantuan tembakan udara dengan senapan serbu AK-47 dan stengun.

 
Mil Mi-4 yang tidak pernah absen mendukung suksesnya operasi TNI AD pada masa awal berdirinya Penerbad.

Sejalan dengan pembangunan ABRI menjelang Perjuangan Pembebasan Irian Barat dan selama berlangsungnya konfrontasi Malaysia, maka Indonesia menerima peralatan militer dari Blok Timur, di antaranya 15 helikopter Mil Mi-4 Hound bantuan Uni Soviet untuk Penerbad. Pada awal tahun 1965, helikopter itu diangkut ke Indonesia dengan pesawat Antonov An-12, kemudian dirakit oleh para teknisi AURI di Lanud Husein Sastranegara, Bandung. Para teknisis AURI juga pernah merakit helikopter raksasa Mil Mi-6 Hook di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Mi-4 yang berkapasitas angkut 14 orang dan dipersenjatai senapan mesin DShK-38 kaliber 12,7mm itu banyak digunakan untuk mendukung operasi penumpasan G-30S di Jawa Tengah tahun 1965-1966. Selain itu, 2 helikopter Mil Mi-4 juga dioperasikan untuk menumpas sisa-sisa G-30S, Pasukan Gerilya Rakyat Serawak dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara di Kalimantan Barat pada 1966-1968. Penumpasan G-30S berakibat dihentikannya pasokan suku cadang dari negara blok Timur. Pada tahun 1972, seluruh Mi-4 milik Penerbad dinyatakan grounded dan dihapus. Ketika persediaan suku cadang Mi-4 mulai kembang-kempis, operasi gabungan Indonesia-Malaysia dalam penumpasan komunis di daerah perbatasan kedua negara didukung dengan tiga dari tujuh helikopter Alouette-III yang dibeli dari Prancis lewat Hankam tahun 1970. Alouette-III yang ke-8 dibeli tahun 1975.

Dalam Operasi Flamboyan (limited combat intelligence) di Timor Timur sebelum dimulainya Operasi Seroja pada 7 Desember 1975, Puspenerbad mendukung dengan tiga helikopter Alouette-III. Tahun 1976 Puspenerbad menempatkan satu Detasemen berkekuatan sembilan helikopter NBO-10CB. Setahun kemudian diperkuat dengan sebuah Britten Norman BN.2 Islander. Dalam pelaksanaan tugasnya, Puspenerbad memberikan bantuan tempur serta bantuan administrasi berupa angkutan logistik dan evakuasi medik udara. Bantuan itu dirasakan sangat besar manfaatnya bagi pasukan yang sedang melakukan manuver di lapangan.

 
MBB Bo 105 terbang sembari melesatkan roket.

Pada pertengahan tahun 1990-an Puspenerbad diperkuat lagi dengan beberapa helikopter Bell-205A-1 dan NBell 412. Puspenerbad ditarik dari Timor Timur pada hari-hari terakhir, ketika TNI dan Polri meninggalkan provinsi ke-27 bulan September 1999. Di Irian Jaya Puspenerbad mendukung operasi penumpasan gerombolan Marthin Tabu pada tahun 1977 dan pembebasan sandera tim peneliti Lorentz yang disekap oleh gerombolan Kely Kwalik di Mapenduma tahun 1996.

Di Aceh, Puspenerbad mengerahkan pesawatnya untuk memberikan bantuan tempur maupun bantuan administrasi terhadap pasukan darat untuk mendukung Polri yang sedang melaksanakan tugas menegakkan hukum dan ketertiban sebagai akibat terjadinya Gerakan Aceh Merdeka di bawah pimpinan Hasan Tiro.

Pangkalan Udara Angkatan Darat

Berikut adalah daftar pangkalan udara di bawah jajaran Pusat Penerbangan Angkatan Darat.

PANGKALAN UDARA LOKASI LAMBANG IATA ICAO SATUAN
Pangkalan Udara Utama Angkatan Darat Ahmad Yani
Grha Kriya Akasa
Semarang, Jawa Tengah
Berkas:Lanumad.png
SRG WAHS
Pangkalan Udara Angkatan Darat Gatot Soebroto
Wajna Carola
Way Kanan, Lampung
 
WYK WIPO

Kekuatan dan Alutsista

Skadron Udara

Pusat Penerbangan Angkatan Darat saat ini diperkuat dengan 5 Skadron yang terdiri dari:

SATUAN MARKAS PESAWAT LAMBANG CATATAN
Skadron Serbu
Skadron-11/Serbu
Amur Amara Jaya
Pangkalan Udara Utama Angkatan Darat Ahmad Yani (WAHS)
Semarang, Jawa Tengah
 
Skadron-12/Serbu
Amur Jaya Yudha
Pangkalan Udara Angkatan Darat Gatot Soebroto (WIPO)
Way Kanan, Lampung
 
Skadron-13/Serbu
Amur Balottama Yudha
Pangkalan Udara Kalimarau (WAQT)
Berau, Kalimantan Timur
 
Skadron-31/Serbu
Amur Yudha Cakti
Pangkalan Udara Utama Angkatan Darat Ahmad Yani (WAHS)
Semarang, Jawa Tengah
 
Skadron Serba Guna
Skadron-21/Sena
Akasa Aqraya Yudha
Pangkalan Udara Pondok Cabe (WIHP)
Tangerang Selatan, Banten
 

Alutsista

Berikut merupakan daftar alutsista Pusat Penerbangan Angkatan Darat yang tengah aktif digunakan, beserta alutsista yang telah dipensiunkan.

 
AH-64E Guardian
 
AS555AP Fennec 2
 
Mi-35P Hind E
PESAWAT NEGARA ASAL PERAN VARIAN JUMLAH UNIT CATATAN
Pesawat
CASA C-212 Aviocar   Spanyol Pesawat Angkut NC-212-200
5
Lisensi lokal PT Dirgantara Indonesia
Beechcraft Premier I   Amerika Serikat Transportasi VIP Premier I
1
Pesawat Intai Maritim
Helikopter
MBB Bo 105   Jerman Helikopter Serang NBO-105CB
10
Lisensi lokal PT Dirgantara Indonesia
Mil Mi-17   Rusia Helikopter Angkut Mi-17V5 Hip
11[2]
Mil Mi-35   Rusia Helikopter Serang Mi-35P Hind E
5
Bell 412   Kanada
  Amerika Serikat
Helikopter Angkut NBell 412SP
3
Lisensi lokal PT Dirgantara Indonesia
NBell 412HP
7
Bell 412EP
30[3][4]
Bell 412EPI[5]
9
Airbus H125M   Prancis
  Jerman
Helikopter Serang AS550C3 Squirrel[6]
4
Lisensi lokal PT Dirgantara Indonesia
AS555AP Fennec
8
Sikorsky S-300   Amerika Serikat Helikopter Latih S-300C
17
Airbus EC120   Prancis Helikopter Latih EC120B Colibri
2
Bell UH-1 Iroquois   Amerika Serikat Helikopter Angkut Bell 205 A1
8[7]
Dipensiunkan
Boeing AH-64 Apache   Amerika Serikat Helikopter Serang AH-64E Guardian[8]
8

Unsur Pendidikan, Latihan dan Pemeliharaan

Pusat Pendidikan Penerbangan Angkatan Darat (Pusdik Penerbad)

 
Lambang Pusdik Penerbad.
 
Latihan Fast-Roping pasukan darat.

Pusdik Penerbad adalah unsur pelaksana Puspenerbad yang berkedudukan langsung di bawah Danpuspenerbad. Bertugas untuk menyelenggarakan pendidikan, latihan dan kursus kecabangan Penerbangan Angkatan Darat baik pendidikan pembentukan, pendidikan pengembangan umum dan pendidikan pengembangan spesialisasi. Berdiri sejak 4 Desember 1965, serta sebagai kawah candradimuka Penerbang Angkatan Darat. Sesuai dengan sempana Pusdik Penerbad, yaitu “Adhika Uttama” yang berarti "Terbaik Dari Yang Terbaik", Pusdik Penerbad telah mencetak banyak penerbang yang handal dan mengikuti berbagai operasi baik Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Saat ini lokasi penyelengaraan pendidikan dibagi di tiga lokasi berbeda yang berdekatan satu-sama lain, diantaranya adalah:

  • Satuan Latihan Terbang Pendidikan (Satlatbangdik), berada di Lanumad Ahmad Yani
  • Satuan Latihan Simulator (Satlatsitor), berada di kawasan Mako Pusdik Penerbad
  • Satuan Pendidikan Perwira (Satdikpa), berada di Jl. Siliwangi 506 Semarang
  • Satuan Pendidikan Bintara/Tamtama (Satdik Ba/Ta), berada di kawasan Mako Pusdik Penerbad

Air Firing Range bagi Penerbad dalam melakukan latihan tembakan udara terletak di Ambal, Kebumen, Jawa Tengah. Di sini para penerbang maupun doorguners berlatih melakukan penembakan serta berlatih taktik dalam melakukan serangan udara taktis.

Kualifikasi Penerbangan Angkatan Darat

 
Brevet Kualifikasi Penerbad
  • Penerbang. Kelompok kualifikasi Penerbang ini meliputi Co-pilot (Penerbang II), Captain Pilot (Penerbang I), Instructor Pilot (Pelatih Terbang), Maintenance Test Pilot (Penerbang Uji Pemeliharaan).
    Rekrutmen Penerbang Angkatan Darat, dididik dan dilatih melalui lulusan Akademi Militer kecabangan CPN (Penerbangan Angkatan Darat), Sekbang PSDP TNI atau Sepa Pk TNI dan dibagi menjadi dua kategori sebagai berikut:
    • Calon Penerbang Helikopter (Sayap Putar), dididik di Satlatbangdik Pusdik Penerbad. Para siswa penerbang dilatih dengan helikopter bermesin piston Hughes S-300C sebanyak 80 jam terbang. Setelah lulus, para siswa penerbang melanjutkan di simulator sekitar 20 jam, sebelum melakukan transisi terbang sebanyak 60 jam terbang pada jenis helikopter yang telah ditentukan sebagai Co-Pilot.
    • Calon Penerbang Pesawat Sayap Tetap, dikirim untuk dididik di Sekolah Penerbang TNI AU Yogyakarta. Latihan terbang mula dilakukan dengan Pesawat AS-202 Bravo sebanyak 120 jam dan latihan terbang dasar dengan pesawat KAI KT-1B Woongbi sebanyak 60 jam terbang. Setelah lulus, para siswa penerbang kembali ke Penerbad untuk melakukan transisi pada jenis pesawat bersayap tetap milik Angkatan Darat sebagai Co-Pilot.
       
      Lambang Bengpus Penerbad.
  • Pemeliharaan Pesawat Terbang (Harsabang). Secara umum dalam dunia penerbangan, kualifikasi ini disebut dengan teknisi atau mekanik pesawat. Kualifikasi harsabang ini mecakup keahlian sebagai mekanik, avionik, ahli senjata, listrik dan radio, Technical Inspector (TI), Avionic Inspector (AI), serta Flight Engineer (FE).
  • Pelayanan Penerbangan (Yanbangan). Pelayanan penerbangan ini mencakup kualifikasi Air Traffic Controller (PLLU), Aircraft Ground Handling, PKP-PK (Pertolongan Kecelakan Penerbangan dan Pemadaman Kebakaran), Meteorologi, Aviation Security (Keamanan Pangkalan), Pramugari dan Kesehatan Penerbangan.

Bengkel Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Bengpus Penerbad)

Bengpus Penerbad adalah unsur pelaksana Puspenerbad yang berkedudukan langsung di bawah Danpuspenerbad. Berlokasi di Lanumad Ahmad Yani, Bengpus Penerbad bertugas untuk menyelenggarakan pemeliharaan dan perbaikan pesawat terbang tingkat dua dan tiga atau tingkat AVIM (Aviation Intermediate Maintenance), pemeliharaan sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung Penerbangan Angkatan Darat.

Komandan

Daftar Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat sejak awal pembentukannya.
NO FOTO PANGKAT NAMA PERIODE JABATAN JABATAN SEBELUMNYA CATATAN
Mulai
Menjabat
Akhir
Jabatan
1.
  Letkol Inf Sunar Pirngadie
1959
1962
Nama jabatan Komandan Detasemen Penerbangan Angkatan Darat (Dandenpenerbad)
2.
  Brigadir Jenderal TNI Drs. H. Juono
1962
1974
  • Menjabat sebagai Kepala Dinas Penerbangan Angkatan Darat (Kadispenerbad) berpangkat Letkol Inf pada tahun 1962-1968.
  • Nama jabatan menjadi Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Danpuspenerbad) berpangkat Brigadir Jenderal TNI dan organisasi di lingkungan Kobangdiklat AD sejak tahun 1968.
3.
  Brigadir Jenderal TNI R. Widodo Sastro Amidjojo
1974
1985
4.
  Brigadir Jenderal TNI Sudjajadi
1985
1990
Nama jabatan kembali menjadi Kepala Dinas Penerbangan Angkatan Darat (Kadispenerbad).
5.
  Brigadir Jenderal TNI Arifin Sumoatmodjo
1990
1994
6.
  Brigadir Jenderal TNI Djoko S. Martono
1994
1997
7.
  Brigadir Jenderal TNI Mashudi Darto, S.H., S.E.
1997
1999
8.
  Brigadir Jenderal TNI Marwoto
1999
2003
Nama jabatan menjadi Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Danpuspenerbad) dan organisasi menjadi Balakpus TNI Angkatan Darat pada tahun 2000 hingga saat ini.
9.
  Brigadir Jenderal TNI Arifin Seman, S.E.
2003
2008
Paban I/Ren Slogad Mabesad
10.
  Brigadir Jenderal TNI Poltak MP. Sidabutar
2008
2009
Komandan Pusdik Penerbad
11.
  Brigadir Jenderal TNI Nabris Haska
2009
2010
Wakil Komandan Puspenerbad
12.
  Brigadir Jenderal TNI Mochamad Wachju Rijanto
2010
2012
Direktur Potensi Sumber Daya Alam Kementerian Pertahanan
13.
  Brigadir Jenderal TNI Moch. Afifuddin, S.E., M.M., M.Si.
2012
2014
Direktur Pembinaan Kecabangan Puspenerbad
14.
  Brigadir Jenderal TNI Benny Susianto, S.IP.
2014
2016
Komandan Resimen Taruna Akmil
15.
  Mayor Jenderal TNI Suko Pranoto
2016
2017
Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Kalimantan Selatan Validasi Organisasi.
16.
  Mayor Jenderal TNI Besar Harto Karyawan, S.H., M.Tr.(Han).
2017
2018
Inspektur Kostrad
17.
  Mayor Jenderal TNI Stephanus Tri Mulyono
2018
2020
Kepala Staf Kodam IX/Udayana
18.
  Mayor Jenderal TNI Teguh Pudjo Rumekso, M.Tr.(Han).
2020
2021
Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri Kodiklatad
19.
  Mayor Jenderal TNI Bueng Wardadi, S.IP., M.Tr.(Han).
2021
2022
Wakil Komandan Puspenerbad
20.
  Mayor Jenderal TNI Dwi Wahyu Winarto, S.IP., M.M., M. Tr.(Han).
2022
2023
Panglima Divif 2/Kostrad
21.
  Mayor Jenderal TNI Toto Nugroho
2023
Petahana
Direktur Kecabangan Puspenerbad

Rencana Masa Depan

Program jangka panjang Puspenerbad yang menargetkan pembentukan 8 Skadron Penerbad yang terdiri dari 2 Skadron Serba Guna dan 6 Skadron Serbu. Skadron tersebut direncanakan akan berpangkalan di kawasan Kogabwilhan I, Kogabwilhan II dan Kogabwilhan III. Dengan penambahan 8 Skadron itu, paling tidak akan hadir lebih dari 200 pesawat (ukuran ideal satu Skadron adalah 24 pesawat) dan kurang lebih 1.000 Penerbang dan Awaknya.

Referensi

Pranala luar