Teuku Faizasyah
Dr. Teuku Faizasyah, M.IS (lahir 23 Oktober 1964) adalah seorang diplomat berkebangsaan Indonesia yang pernah dipercayakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kanada dan Wakil Tetap RI untuk International Civil Aviation Organization (ICAO) pada tahun 2014 hingga 2018.
Teuku Faizasyah | |
---|---|
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia ke-21 | |
Mulai menjabat 23 Oktober 2019 | |
Presiden | Joko Widodo |
Wakil Presiden | Ma'ruf Amin |
Staf Ahli Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ke-16 | |
Mulai menjabat 22 Oktober 2009 Menjabat bersama Mohammad Nuh | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Wakil Presiden | Boediono |
Duta Besar Indonesia untuk Kanada | |
Masa jabatan 17 Desember 2014 – 12 Januari 2018 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Wakil Presiden | Muhammad Jusuf Kalla |
Pendahulu Dienne Hardianti Moehario Pengganti Abdul Kadir Jailani | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 23 Oktober 1964 Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia |
Suami/istri | Andis E. Faizasyah |
Almamater | Universitas Padjajaran Birmingham University University of Waikato |
Pekerjaan | Diplomat, Birokrat |
Sunting kotak info • L • B |
Sebelumnya, Teuku Faizasyah pernah ditugaskan oleh Presiden SBY untuk menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional (SKP HI) merangkap Juru Bicara Kepresidenan Republik Indonesia Bidang Hubungan Luar Negeri. Sepulangnya dari Kanada, Faizasyah sempat menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Selain itu, Faizasyah kembali dipercaya oleh Menlu Retno Marsudi sebagai Juru Bicara di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia[1] setelah sebelumnya bertindak sebagai Pelaksana tugas Jubir Kemlu. Pada Oktober 2020, Faizasyah dilantik sebagai Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik di Kemlu.
Riwayat Hidup
Teuku Faizasyah merupakan Putra berdarah Aceh yang lahir serta dibesarkan di Bandung, Ayahnya berasal dari Tringgadeng, Pidie Jaya, sedangkan ibunya berasal dari Lhoknga, Aceh Besar. Namun mereka sudah bermukim di Bandung sejak akhir tahun 1950.
Teuku Faizasyah mengatakan, meski lahir dan besar di Kota Bandung, rasa cintanya terhadap Aceh tidak berkurang. Dirinya mempelajari bahasa Aceh sebagai identitas dan jati dirinya sebagai putra Aceh asli.
“Kami empat bersaudara belajar bahasa Aceh dari nenek. Memang tidak terlalu bagus logatnya sebab pergaulan sehari-hari menggunakan bahasa Sunda. Jadi saya gunakan bahasa Aceh ketika dulu pulang ke Aceh saat liburan sekitar tahun 1980-an. Pada masa pemerintahan SBY, saya sering berkujung ke Aceh bersama Pak Hassan Wirayuda saat masih menjabat Menteri Luar Negeri,” ujar Teuku Faizasyah.[2]
Sejak remaja, Teuku Faizasyah sudah tertarik dengan dunia diplomasi yang akhirnya membawa dirinya setelah menyelesaikan sekolah SMA memilih untuk melanjutkan studinya di Fakultas Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 1983. Dengan menjadi mahasiswa di universitas ini, minat Faiza, panggilan akrab Teuku Faizasyah, terhadap hubungan internasional dan diplomasi semakin meningkat. Pada tahun 1989, Faiza berhasil menyelesaikan studinya dengan gelar sarjana. Setelah itu, di tahun 1990, Faiza memulai kariernya sebagai diplomat dengan bekerja di Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Dia dipercaya untuk menjabat sebagai staf Sub Direktorat Amerika Utara di Direktorat Amerika, hingga tahun 1992. Faiza kemudian memutuskan untuk memperdalam ilmunya di bidang internasional dengan mengambil gelar Master of International Studies di University of Birmingham, Inggris dan berhasil diselesaikan pada tahun 1993.[3]
Pada tahun 1994, Faiza kembali ke dunia diplomasi. Kala itu, dia langsung ditunjuk untuk menjadi Kepala Sub Bagian Pariwisata ASEAN di Biro Ekonomi ASEAN, hingga tahun 1995. Kemudian Faiza ditugaskan ke luar negeri sebagai staf ekonomi di Kedutaan Besar RI (KBRI) Washington DC, AS selama tiga tahun berikutnya. Pada tahun 1998, Faiza ditarik untuk menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Data, Riset dan Pengembangan Ekonomi, hingga tahun 2000. Setelah itu, Faiza memutuskan untuk kembali memperdalam ilmunya di University of Waikato, Selandia Baru. Di universitas tersebut, dia berhasil menyelesaikan studinya dan meraih gelar Doctor of Philosophy. Tidak lama setelah studinya berakhir, pria berkacamata ini didaulat untuk menjadi Kepala Sekretariat Penasihat dan Utusan Khusus Presiden RI sejak tahun 2003 hingga tahun 2004.
Bersamaan dengan itu, Faiza juga dipercaya untuk menjabat sebagai Kabag Penyajian Masalah Polsoskam di Biro Administrasi Menteri hingga tahun 2005. Setelah jabatannya usai, sekali lagi Faiza mendapatkan kesempatan untuk berkarier di luar negeri dengan ditunjuk sebagai Kepala Divisi Politik pada KBRI di Pretoria, Afrika Selatan. Pada tahun 2008, tepatnya sejak tanggal 14 April 2008, Faiza dilantik sebagai Kepala Biro Administrasi Menteri (BAM) yang secara fungsional, Kepala BAM mengemban tugas sebagai Jubir Deplu. Pada tahun 2010, pria Aceh kelahiran Bandung, 23 Oktober 1964 ini resmi berkantor di Istana Negara. Faiza ditunjuk untuk menjadi Juru Bicara Kepresidenan Republik Indonesia Bidang Hubungan Luar Negeri menggantikan Dino Patti Djalal. Adapun Dino menempati pos barunya sebagai Dubes RI di AS yang berkedudukan di KBRI Washington DC pada awal bulan September 2010.[4]
Pendidikan
- S-1 Fakultas Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Bandung (1989).
- Master of International Studies University of Birmingham, Inggris (1993).
- Doctor of Philosophy dari University of Waikoto, Selandia Baru.
Karier
- Staf Biro Sosial Budaya ASEAN (1989)
- Staf Sub Direktorat Amerika Utara di Direktorat Amerika (1992)
- Kasubbag Pengembangan Pariwisata, Biro Ekonomi ASEAN (1994)
- Kasubbag Data Hubungan Ekonomi dan Sosial Budaya, Badan Penelitian dan Pengembangan Masalah Luar Negeri (1998)
- Kepala Sekretariat Penasihat dan Utusan Khusus Presiden RI (2004)
- Kabag Penyajian Masalah Polsoskam, Biro ADM Menteri (2005)
- Kepala Divisi Politik pada KBRI di Pretoria, Afrika Selatan
- Kepala Biro Administrasi Menteri, Biro ADM Menteri (2008)
- Juru Bicara Departemen Luar Negeri (2010)
- Duta Besar RI untuk Kanada dan Wakil Tetap RI untuk International Civil Aviation Organization (ICAO) pada Kedutaan besar Republik Indonesia di Ottawa, Kanada (2014)[5]
- Staf Ahli Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Merangkap Jubir Kemenlu Repubik Indonesia) (2019)[6][7]
- Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (Dirjen IDP) (2020–sekarang)
Lihat pula
Referensi
- ^ "Staf Ahli Bidang Politik Hukum Dan Keamanan | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia". kemlu.go.id. Diakses tanggal 2020-05-07.
- ^ "Mengenal Teuku Faizasyah, Putra Aceh Jadi Dubes RI untuk Kanada". MEDIAACEH.CO. 2016-11-23. Diakses tanggal 2020-05-07.
- ^ "Profil - Teuku Faizasyah". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-05-07.
- ^ "Teuku Faizasyah — Nusakini". m.nusakini.com. Diakses tanggal 2020-05-07.
- ^ "Kunjungan Duta Besar RI, Dr. Teuku Faizasyah, di Vancouver – Consulate General of the Republic of Indonesia" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-28. Diakses tanggal 2020-05-07.
- ^ "Duta Besar Valery Kolesnik bertemu dengan Teuku Faizasyah, Plt. Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Indonesia - Kedutaan Besar Republik Belarus untuk Republik Indonesia (merangkap Malaysia, Singapura dan Filipina)". indonesia.mfa.gov.by. Diakses tanggal 2020-05-07.
- ^ "Jubir Kemlu RI, Teuku Faizasyah : Penolakan Kunjungan Diplomat Asing ke Papua Faktor Keamanan". Klik Warta (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-05-07.
Pranala luar
(Indonesia) Profil Teuku Faizasyah di Laman Resmi Kemenlu RI
(Indonesia) Twitter resmi Teuku Faizasyah