Ulrich Zwingli

Revisi sejak 12 September 2023 01.51 oleh Jonoo27 (bicara | kontrib)

Huldrych atau Ulrich Zwingli[a][b] (1 Januari 1484 – 11 Oktober 1531) adalah seorang pemimpin Reformasi di Swiss, lahir selama masa bertumbuhnya patriotisme Swiss dan meningkatnya kritik terhadap sistem tentara bayaran Swiss. Ia menempuh pendidikan di Universitas Wina dan Universitas Basel, sebuah pusat kesarjanaan humanisme Renaisans. Ia melanjutkan studinya ketika ia melayani sebagai pendeta di Glarus dan kemudian di Einsiedeln, tempat ia dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Erasmus.

Ulrich Zwingli
Lahir1 Januari 1484
Wildhaus, Konfederasi Swiss
Meninggal11 Oktober 1531(1531-10-11) (umur 47)
Kappel, Kanton Zürich, Konfederasi Swiss
PendidikanUniversitas Wina
Universitas Basel
PekerjaanPendeta, Teolog
Suami/istriAnna Reinhard
Kiprah di bidang teologi
EraRenaisans
Tradisi atau gerakan
Minat utama
Gagasan terkenal
Tanda tangan
Discogs: 3593385 Goodreads character: 942682

Pada tahun 1519, Zwingli menjadi Leutpriester (imam jemaat) di Grossmünster di Zürich tempat ia mulai mengkhotbahkan gagasan-gagasan tentang reformasi Gereja Katolik. Dalam kontroversi publiknya yang pertama pada tahun 1522, ia menyerang tradisi berpuasa selama Prapaskah. Dalam publikasi-publikasinya, ia mencatat adanya kebobrokan di dalam hierarki gerejawi, mendukung pernikahan klerikal, dan menyerang penggunaan gambar-gambar dalam tempat ibadah. Salah satu kontribusinya yang paling penting bagi Reformasi adalah khotbah ekspositori, yang dimulai pada tahun 1519 dengan mengkhotbahkan Injil Matius, sebelum kemudian menggunakan eksegesis Alkitab untuk mengkhotbahkan seluruh Perjanjian Baru, sebuah perpisahan radikal dari misa Katolik.[9] Pada tahun 1525, ia memperkenalkan sebuah liturgi Perjamuan Kudus yang baru untuk menggantikan Misa. Ia juga berselisih dengan kaum Anabaptis, yang berakhir pada penganiayaan mereka. Terdapat perdebatan di kalangan sejarawan mengenai apakah Zwingli telah mengubah Zürich ke dalam sistem pemerintahan teokrasi.[10]

Reformasi menyebar ke bagian lain dalam Konfederasi Swiss, tetapi sejumlah kanton menentangnya dan lebih memilih untuk tetap menjadi Katolik. Zwingli membentuk suatu aliansi yang terdiri dari kanton-kanton Reformed, sehingga Konfederasi Swiss terpecah berdasarkan garis agama. Pada tahun 1529, perang antara kedua belah pihak berhasil dihindarkan pada saat-saat terakhir. Sementara itu, gagasan-gagasan Zwingli menarik perhatian Martin Luther dan para reformator lainnya. Mereka bertemu di Konferensi Marburg. Namun, meskipun mereka sepakat dalam banyak poin doktrinal, mereka tidak dapat mencapai kesepakatan tentang doktrin Kehadiran Nyata Kristus dalam Perjamuan Kudus.

Pada tahun 1531, aliansi Zwingli menerapkan blokade makanan yang tidak berhasil terhadap kanton-kanton Katolik. Semua kanton tersebut menanggapi dengan suatu serangan pada saat Zürich sedang dalam keadaan tidak siap menghadapi mereka. Zwingli terbunuh dalam pertempuran itu, saat usianya 47 tahun. Warisannya tetap hidup dalam pengakuan-pengakuan iman, liturgi, dan tata gereja dari gereja-gereja Reformed masa kini.

Konteks historis

 
Peta Konfederasi Swiss pada tahun 1515

Konfederasi Swiss pada masa Ulrich Zwingli terdiri dari tiga belas negara (kanton) serta wilayah terafiliasi dan kekuasaan umum. Berbeda dengan negara bagian modern Swiss, yang beroperasi di bawah pemerintahan federal, masing-masing dari tiga belas kanton hampir independen, menjalankan urusan dalam dan luar negerinya sendiri. Setiap kanton membentuk aliansinya sendiri di dalam dan di luar Konfederasi. Kemerdekaan relatif ini menjadi dasar konflik selama masa Reformasi ketika berbagai kanton terbagi antara kubu konfesional yang berbeda-beda. Ambisi militer mendapat dorongan lebih dengan adanya persaingan untuk mendapatkan wilayah dan sumber daya baru, seperti di dalam Perang Zürich Lama pada tahun 1440-1446.[11]

Lingkungan politik yang lebih luas di Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 juga bergejolak. Selama berabad-abad, hubungan dengan tetangga Konfederasi yang kuat, Prancis, menentukan kebijakan luar negeri Swiss. Secara nominal, Konfederasi adalah bagian dari Kekaisaran Romawi Suci. Namun, melalui serangkaian perang yang berpuncak pada Perang Swabia pada tahun 1499, Konfederasi menjadi independen secara de facto. Ketika dua kekuatan kontinental dan negara-negara regional kecil seperti Kadipaten Milan, Kadipaten Savoy, dan Negara Kepausan bersaing dan berperang satu sama lain, terdapat konflik politik, konsekuensi ekonomi, dan sosial yang luas jangkauannya bagi Konfederasi. Selama masa ini, sistem tentara bayaran Swiss menjadi subjek perdebatan. Faksi-faksi agama pada masa Zwingli berdebat dengan sengit mengenai manfaat pengiriman pemuda Swiss untuk berperang dalam perang di luar negeri, terutama demi memperkaya pihak berwenang wilayah.[12]

Faktor-faktor internal dan eksternal ini berkontribusi pada bangkitnya kesadaran nasional Konfederasi, yang mana istilah tanah air (bahasa Latin: patria) mulai memiliki makna yang melampaui rujukan pada suatu wilayah tertentu. Pada saat yang sama, humanisme Renaisans, dengan nilai-nilai universal dan penekanannya pada kesarjanaan (seperti yang dicontohkan oleh Erasmus (1466–1536), "pangeran humanisme"), telah mengakar di Konfederasi. Dalam lingkungan ini, yang ditentukan oleh pertemuan patriotisme Swiss dan humanisme, Zwingli lahir pada tahun 1484.[13]

Biografi

Masa muda

Zwingli mendapatkan pendidikan awalnya di Weesen di bawah bimbingan pamannya Bartolomeus, yang pindah dari Wildhaus. Sebelum masuk ke Universitas Wina Zwingli menyelesaikan studinya di Bern. Ia mendaftarkan diri di Wina pada 1498, dan setelah dikeluarkan selama setahun, Zwingli melanjutkan studinya di sana hingga 1502. Saat itu ia pindah ke Universitas Basel, untuk mengambil gelar sarjananya 1504, dan kemudian Sarjana Teologinya pada 1506.

Menjadi imam

Tepat sebelum ia mendapatkan gelar teologinya, Zwingli menjadi pastur di Glarus, dan tinggal di sana selama sepuluh tahun. Pada waktu itulah Zwingli menyempurnakan kemampuan bahasa Yunaninya, dan mengambil bahasa Ibrani. Selain mempelajari bahasa-bahasa Alkitab, ia juga membaca karya Erasmus, yang memberikannya perspektif humanis.

Penggunaan tentara bayaran Swiss adalah sesuatu yang lazim terjadi di Eropa pada abad ke-16 dan hal ini sangat ditentang Zwingli, kecuali bila hal itu diperintahkan oleh paus. Kendati demikian, Zwingli menerima pekerjaan pendeta tentara pada beberapa kesempatan, ketika para pemuda dari jemaatnya pergi ke Italia sebagai tentara bayaran. Meskipun demikian, perlawanan Zwingli terhadap tugas militer di luar negeri dan reputasinya yang kian berkembang sebagai seorang pengkhobah yang baik dan sarjana yang cerdas membuat ia terpilih pada 1518 menjadi imam di Gereja Grossmünster di Zürich. Saat itu ia telah menjadi pastur di Einsiedeln selama dua tahun.

Kesediaan Zwingli untuk meninggalkan Glarus semakin meningkat dengan berkembangnya semangat pro-Prancis di sana, apalagi pada waktu itu Zwingli sangat memihak kepada Paus. Tulisan-tulisan Zwingli sewaktu tinggal di Glarus menjadikan kardinal Swiss Mattias Schinner sahabatnya, dan memberikannya tunjangan tahunan dari Roma.

Terasing dari Gereja

Baru pada saat ia menjadi pastur di Gereja Grossmünster, Zwingli mulai secara terbuka mempertanyakan dogma Gereja Katolik Roma. Ia sendiri mengaku bahwa ia sudah mempertanyakannya sebelumnya, tetapi tidak ada fakta-fakta yang mendukungnya. Zwingli selalu mengaku tidak tahu-menahu tentang apa yang ditulis Luther, dan bahwa ia ikut serta dalam memulai Reformasi di Swiss terpisah dari Luther. Ketika seorang pengkhotbah tentang indulgensia muncul di Zürich pada 1519, Zwingli melawannya. Ini terjadi dua tahun setelah Luther menentang praktik indulgensia ini dengan 95 dalilnya.

 
Gereja Grossmünster di Zürich

Baru pada tahun 1520 Zwingli menolak tunjangannya dari paus. Kemudian ia menyerang sistem tentara bayaran, dan meyakinkan Zürich, satu-satunya dari semua kanton di Swiss, untuk menolak aliansi dengan Prancis pada 5 Mei 1521. Pada 11 Januari 1522, semua pengiriman tentara ke luar negeri dan tunjangan asing dilarang di Zürich.

Dengan keberhasilan Zwingli sebagai seorang politikus, yang didorong oleh upaya-upaya sosialnya pada masa wabah tahun 1520, gengsi dan kedudukannya makin meningkat. Sejak 1522 ia mulai melakukan pembaruan Gereja dan iman Kristen. Tulisan reformasinya yang pertama, "Vom Erkiesen und Fryheit der Spysen", diterbitkan di tengah-tengah pertikaian mengenai hukum gereja tentang puasa. Zwingli menegaskan bahwa perintah berpuasa hanyalah aturan-aturan manusia, tidak sejalan dengan Kitab Suci, dan kini Zwingli yakin bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber bagi iman. Ia menyatakan hal ini dalam "Archeteles."

Pernikahan

Kapan hubungan intim mereka melampaui batas tidak diketahui, tetapi pada musim semi 1522 Zwingli dan Anna Reinhard hidup bersama dalam apa yang disebut "pernikahan klerus." Hubungan pergundikan seperti itu cukup lazim saat itu, karena ada anggapan bahwa tanpa dukungan karunia ilahi yang luar biasa tidak mungkin seorang imam hidup dalam kesucian mutlak. Pada kenyataannya memang sedikit sekali yang melakukannya. Zwingli pada akhirnya menikahi Anna pada 2 April 1524. Antara 1526 dan 1530 pasangan ini mempunyai empat orang anak.

Reformasi di Zürich

Setelah tiga tahun berkhotbah, Zwingli mempersiapkan 67 dalil ("Schlussreden"), yang dimaksudkan untuk khalayak umum dibandingkan dengan dalil Luther dan mencakup semua pokok tentang "Injil", sebagaimana yang disebutnya. Sesuai dengan kebijakan agama di Swiss pada waktu itu, harus diadakan perdebatan publik sebelum langkah-langkah radikal diambil menyangkut masalah-masalah agama. Diadakanlah sebuah pertemuan di Zürich 29 Januari 1523, yang dipimpin oleh wali kota. Semua pastor diundang. Perdebatan yang sungguh-sungguh tidak terjadi, hanya dialog antara Zwingli dan vikaris jenderal dari Konstanz. Dewan Kota memutuskan bahwa doktrin-doktrin yang telah diajarkan Zwingli itu harus diberlakukan di kanton Zürich.

Para pengikut Zwingli yang radikal memanfaatkan situasinya. Mereka membuang semua patung dan gambar dari gereja-gereja, mengubah bahasa liturgis dari kebaktian-kebaktian, dan membuang segala tambahan yang ada pada misa, dan berusaha sejauh mungkin untuk mengembalikannya kepada yang paling dasar. Pada akhir 1524 biara bagi laki-laki maupun perempuan dihapuskan, dan musik dibungkam di gereja. Namun masyarakat tidak berubah, karena Zwingli enggan mengubah sesuatu yang sudah begitu lama terpaut dengan kehidupan orang banyak, sebelulm mereka sepenuhnya siap untuk menerima gantinya.

Setidak-tidaknya dinaytakan bahwa pada hari Kamis pada Minggu Suci, 13 April 1525, di Gereja Grossmunster, Perjamuan Kudus untuk pertama kalinya akan diselenggarakan mengikuti liturgi yang telah disusun Zwingli. Pada hari yang bersejarah itu, laki-laki dan perempuan duduk berseberangan dengan sebuah meja memanjang di antara keduanya dan dilayani dengan roti di piring-piring kayu serta anggur dari cawan kayu. Kontras dengan kebiasaan sebelumnya sangat mengejutkan banyak oarng, tetapi cara yang baru itu diterima. Dengan pemutusan yang radikal dengan masa lalu ini Reformasi di Zürich pun selesai. Dalam tahun yang sama, Zwingli disapa dengan gelar kehormatan Antistes.

Tahap politik

Doktrin-doktrin baru diperkenalkan dan menghadapi perlawanan. Lawan-lawan pertama yang dihadapi para Reformator ini datang dari pihak mereka sendiri. Para petani tidak dapat menemukan alasan di dalam Alkitab, prinsip iman mereka satu-satunya, mengeapa mereka harus membayar kepada para tuan mereka pajak, persepuluhan dan uang sewa. Mereka menolaknya. Masyarakat menjadi gelisah di mana-mana, dan baru menjadi tenang kembali setelah perundingan yang lama dan dengan konsesi dari Pemerintah.

Kaum Anabaptis tidak begitu mudah ditenangkan. Dari penafsiran Alkitab mereka, yang telah diberikan Zwingli ke tangan mereka, mereka menentang baptisan anak dan menolak bergabung dengan gereja negara Zwingli. Karena itu Zwingli mengganjar mereka tanpa kasihan dengan penjara, siksaan, pembuangan dan bahkan hukuman mati. Salah seorang pemimpin mereka Felix Manz ditenggelamkan. Perang melawan kaum Anabaptis jauh lebih serius bagi Zwingli daripada melawan Roma.

Di St. Gallen wali kota Vadian (Joachim von Watt) berhasil memenuhi keinginan Zwingli—di Schaffhausen, Dr. Sebastian Hofmeister melakukan hal yang sama; di Basel Johann Oecolampadius. Zwingli sendiri datang ke Bern, pada Januari 1528. Doktrin-doktrin yang baru kemudian diperkenalkan dengan cepat ke Bern, seperti yang terjadi di Zürich, dan banyak tempat dan kecamatan yang sebelumnya ragu-ragu kini mengikuti teladan ini. Zwingli juga dapat menunjuk kepada keberhasilan cemerlang pada 1528 dan 1529. Ia meyakinkan bahwa pembaruannya akan menang melalui "Hak-hak Sipil Kristen", yang disetujui antara Zürich dan kota-kota Konstanz (1527), Bern dan St. Gall (1528), Biel, Mulhausen, dan Schaffhausen (1529).

Reaksi

 
Patung Zwingli di Zürich

Reformasi menyapu di seluruh Swiss. Namun kanton-kanton Uri, Schwyz, Unterwalden, Lucerne, Zug, dan Fribourg tetap setia kepada Iman yang lama, dan memberikan perlawanan gigih terhadap Zwingli. Ini tidak berarti bahwa kanton-kanton Katolik sepenuhnya puas dengan kondisi-kondisi yang berlaku di Gereja Katolik. Mereka berusaha menghapuskan penyelewengan, menerbitkan Konkordat Iman pada 1525 yang menuntut pembaruan-pembaruan penting. Namun semua ini tidak digubris. Dari 21 Mei hingga 8 Juni 1526, mereka mengadakan perdebatan terbuka di Baden, dan di situ mereka mengundang Dr. Johann Eck dari Ingolstadt. Zwingli tidak muncul.

Di Baden, sebuah tempat terkenal, hanya 18 km di barat laut Zürich, terjadi pertikaian antara wakil-wakil Gereja Lama dengan kelompok Zwingli dari 21 Mei hingga 8 Juni 1526. Meskipun tidak hadir secara pribadi, Zwingli mempunyai hubungan yang akrab dengan mereka yang berasal dari Zürich yang berbicara atas nama dirinya, dan memberikan kepada mereka instruksi harian. Sudah tentu masing-masing pihak mengklaim dirinya menang.

Untuk memaksa kanton-kanton Katolik menerima doktrin-doktrin yang baru, Zwingli bahkan menganjurkan perang saudara, menyusun rencana peperangan, dan berhasil membujuk Zürich untuk menyatakan perang dan maju ke wilayah-wilayah Katolik. Distrik-distrik Katolik pada saat itu telah memperkuat posisi mereka dengan membangun aliansi pertahanan dengan Austria (1529), "Persatuan Kristen". Namun pada titik ini mereka tidak memperoleh bantuan. Bern membuktikan dirinya lebih moderat daripada Zürich, dan perjanjian perdamaian pun disusun, tetapi isinya sangat tidak menguntungkan pihak Katolik.

"Diktator" Zürich

Di Zürich, Zwingli adalah tokoh yang sangat berpengaruh dalam masalah gereja maupun politik. Menurut Hans Salat, seorang sejarawan propaganda Katolik dari Lucerne, Zwingli merangkap "wali kota, sekretaris, dan dewan kota sekaligus". Padahal, sebenarnya ia sangat jauh dari seorang diktator atau perdana menteri, karena otoritas final ada pada Dewan Dua Ratus yang bersidang setiap minggu.

Ia memiliki ketidaksetujuanan dengan Luther menyangkut doktrin tentang Perjamuan Kudus ketika direncanakan perdebatan antara kedua pemimpin Protestan ini di Marburg pada Oktober 1529.

Sebagai negarawan, Zwingli terjun ke politik sekuler dengan rencana yang ambisius, "Dalam tiga tahun," tulisnya, "Italia, Spanyol dan Jerman akan mengambil pandangan kita." Dengan melarang kompromi apapun dengan kanton-kanton Katolik, Zwingli tampaknya telah mendorong mereka untuk mengangkat senjata. Pada 9 Oktober 1531, mereka menyatakan perang melawan Zürich, dan maju ke perbatasan Kappel. Hari itu ternyata adalah hari yang sangat menentukan bagi Zwingli.

Perang saudara dan kematian Zwingli di medan tempur

Lihat Perang Kappel, Reformasi di Swiss.

Konfederasi Swiss bukanlah sebuah negara yang tersentralisasi, tetapi banyak negara atau kanton yang hanya dipersatukan dalam beberapa masalah saja, terutama keinginan mereka untuk merdeka dari Jerman. Ketika kanton-kanton Katolik mengambil langkah untuk membangun aliansi dengan Karl V, Zwingli menganjurkan agar agar kanton-kanton Protestan mulai mengambil inisiatif militer sebelum terlambat. Zwingli mempersiapkan perang, tetapi keyakinannya tidak diikuti oleh semua kanton Protestan lainnya. Sebaliknya, kaum Protestan lainnya mengambil langkah-langkah ekonomi terhadap kanton-kanton Katolik. Pada Oktober 1531, lima kanton Katolik bergabung dalam sebuah serangan dadakan atas Zürich. Kaum Protestan hampir tidak bisa mempertahankan diri karena tidak ada peringatan lebih awal, tetapi ketika pasukan mereka akhirnya berkumpul, Zwingli maju dengan pasukan-pasukan yang pertama, dan terbunuh di medan tempur. Di Kappel, pasukan Zürich dikalahkan dan sebulan kemudian, Perdamaian Kappel ditandatangani.

Musik

Zwingli menikmati musik dan dapat memainkan beberapa alat musik, termasuk biola, harpa, seruling, dulcimer, dan terompet berburu. Ia terkadang menghibur anak-anak jemaatnya dengan kecapinya dan sangat terkenal karena permainannya sehingga musuh-musuhnya mengejeknya sebagai "pemain kecapi dan seruling injili". Tiga dari Lieder atau himne Zwingli tetap bertahan: Pestlied yang disebutkan di atas, sebuah adaptasi dari Mazmur 65 (c. 1525), dan Kappeler Lied, yang diyakini disusun selama kampanye perang pertama Kappel (1529).[14] Lagu-lagu ini tidak ditujukan untuk dinyanyikan dalam kebaktian dan tidak diidentifikasi sebagai himne-himne Reformasi, meskipun mereka diterbitkan dalam beberapa buku pujian abad ke-16.[15]

 
Lukisan Zwingli oleh Hans Asper

Zwingli mengkritik praktik lantunan imam dan paduan suara biara. Kritik tersebut dimulai pada tahun 1523 ketika ia menyerang praktik-praktik ibadah tertentu. Argumennya dirinci dalam Kesimpulan tahun 1525, di mana, Kesimpulan 44, 45 dan 46 berkaitan dengan praktik-praktik musik di bawah rubrik "doa". Ia mengasosiasikan musik dengan gambar dan jubah, yang menurutnya mengalihkan perhatian orang dari penyembahan rohani yang sejati. Tidak diketahui apa yang ia pikirkan tentang praktik-praktik musik di gereja-gereja Lutheran awal. Meskipun demikian, Zwingli menghapus musik instrumental dari ibadah dalam gereja, dengan menyatakan bahwa Allah tidak memerintahkannya dalam ibadah.[16] Organis Gereja Umat di Zurich tercatat menangis ketika melihat organ besar itu rusak.[17] Meskipun Zwingli tidak mengungkapkan pendapat tentang menyanyi secara berjemaat, ia tidak melakukan upaya apa pun untuk mendorongnya.[18] Namun demikian, para ahli telah menemukan bahwa Zwingli mendukung peran musik di dalam gereja. Gottfried W. Locher menulis, "Pernyataan lama bahwa 'Zwingli menentang nyanyian gereja' tidak berlaku lagi ... Polemik Zwingli hanya berkaitan dengan paduan suara dan lantunan imam abad pertengahan dan bukan dengan nyanyian jemaat atau paduan suara Injili". Locher melanjutkan dengan mengatakan bahwa "Zwingli dengan bebas mengizinkan mazmur vernakular atau nyanyian paduan suara. Selain itu, ia bahkan tampaknya mengupayakan resitatif yang hidup, antifonal, dan unison". Locher kemudian meringkas komentarnya tentang pandangan Zwingli tentang musik gereja sebagai berikut: "Pemikiran utama dalam konsepsi ibadahnya adalah 'kehadiran dan pemahaman yang sadar'—'pengabdian', namun dengan partisipasi yang hidup dari semua yang terlibat".[19]

Warisan

Zwingli adalah seorang humanis dan sarjana dengan banyak teman dan murid yang setia. Ia dapat berkomunikasi dengan mudah dengan orang-orang biasa di jemaatnya sebagaimana halnya dengan penguasa-penguasa seperti Philipp dari Hessen.[20] Reputasinya sebagai seorang reformis yang tegas dan dapat dipercaya diimbangi oleh fakta bahwa ia memiliki selera humor yang tinggi dan menggunakan fabel satir, parodi, dan permainan kata-kata dalam tulisannya.[21] Dibandingkan Luther, ia lebih sadar akan kewajiban sosial, dan ia benar-benar percaya bahwa masyarakat akan menerima pemerintahan yang dipimpin oleh firman Tuhan.[22] Ia tanpa kenal lelah mendukung bantuan kepada masyarakat miskin, yang menurutnya harus mendapat perhatian dari komunitas Kristen sejati.[23]

Pada bulan Desember 1531, dewan kota Zürich memilih Heinrich Bullinger (1504–1575) sebagai penerus Zwingli. Bullinger segera menghilangkan segala keraguan mengenai ortodoksi Zwingli dan membelanya sebagai seorang nabi dan martir. Selama Bullinger menjabat, perpecahan konfesional di Konfederasi Swiss menjadi stabil.[24] Bullinger mempersatukan kota-kota dan wilayah-wilayah yang telah direformasi dan membantu mereka pulih dari kekalahan di Kappel. Zwingli telah melakukan reformasi mendasar; Bullinger mengkonsolidasikan dan menyempurnakannya.[25]

 
Zwingli (kanan) dan John Calvin di koin 20 franc Swiss memperingati ulang tahun ke-500 Reformasi, 2017.

Para ahli merasa sulit menilai dampak Zwingli terhadap sejarah karena beberapa alasan. Tidak ada konsensus mengenai definisi "Zwinglianisme", dan menurut definisi apa pun, Zwinglianisme berkembang di bawah penerusnya, Heinrich Bullinger; dan penelitian mengenai pengaruh Zwingli terhadap Bullinger dan John Calvin masih belum sempurna.[26] Bullinger menerima sebagian besar poin doktrinal Zwingli. Seperti Zwingli, ia merangkum teologinya beberapa kali, salah satu contohnya yang paling terkenal adalah Pengakuan Iman Helvetik Kedua pada tahun 1566. Sedangkan, Calvin telah mengambil alih Reformasi di Jenewa.[27] Calvin memiliki pendapat yang berbeda dengan Zwingli mengenai Perjamuan Kudus dan mengkritik Zwingli karena menganggapnya sekadar peristiwa metaforis. Namun, pada tahun 1549 Bullinger dan Calvin berhasil mengatasi perbedaan doktrinal tersebut dan menghasilkan Konsensus Tigurinus (Konsensus Zürich). Mereka menyatakan bahwa Perjamuan Kudus bukan hanya sekadar simbol dari perjamuan, tetapi mereka juga menolak pandangan Lutheran bahwa tubuh dan darah Kristus berada dalam kesatuan dengan elemen-elemen. Dengan rekonsiliasi ini, Calvin menetapkan perannya dalam Gereja-gereja Reformed Swiss dan kemudian di dunia yang lebih luas.[28][29]

Gereja-gereja Reformasi Swiss menganggap Zwingli sebagai pendiri mereka, begitu pula Gereja Reformasi di Amerika Serikat (baik denominasi liberal dan konservatif keturunannya, dengan yang liberal menggunakan interpretasi kritik historis dari teologi Zwinglian dan menggunakannya sebagai dasar bagi ekumenisme, dan yang konservatif menginterpretasikan ajaran-ajarannya sebagai hal yang mengikat hati nurani dan, sebagai akibat, ineran seperti Alkitab sendiri, menurut sejarawan RCUS abad ke-19 J.I. Good. Para sarjana berspekulasi tentang alasan Zwinglianisme tidak menyebar secara lebih luas,[30] meskipun teologi Zwingli dianggap sebagai ekspresi pertama teologi Reformed.[31] Meskipun namanya tidak dikenal secara luas, warisan Zwingli terus hidup di dalam pengakuan-pengakuan iman dasar gereja-gereja Reformed masa kini.[32] Ia sering dipanggil, setelah Martin Luther dan John Calvin, sebagai "Tokoh Ketiga Reformasi".[33]

Daftar karya

Kumpulan karya Zwingli diperkirakan mencapai 21 jilid. Sebuah koleksi dari karya-karya pilihan diterbitkan pada tahun 1995 oleh Zwingliverein dalam kolaborasi dengan in Theologischer Verlag Zürich.[34] Koleksi 4 volume ini meliputi karya-karya berikut:[35]

  • Volume 1: 1995, 512 halaman, ISBN 3-290-10974-7
    • Pestlied (1519/20) "Lagu Wabah"
    • Die freie Wahl der Speisen (1522) "Pilihan dan Kebebasan mengenai Makanan"
    • Eine göttliche Ermahnung der Schwyzer (1522) "Peringatan yang sungguh-sungguh [kepada orang-orang Schwyz]"
    • Die Klarheit und Gewissheit des Wortes Gottes (1522) "Kejelasan dan Kepastian Firman Tuhan"
    • Göttliche und menschliche Gerechtigkeit (1523) "Kebenaran Ilahi dan Kebenaran Manusia"
    • Wie Jugendliche aus gutem Haus zu erziehen sind (1523) "Bagaimana mendidik remaja dari keluarga yang baik"
    • Der Hirt (1524) "Sang Gembala"
    • Eine freundschaftliche und ernste Ermahnung der Eidgenossen (1524) "Surat Zwingli kepada Federasi"
    • Wer Ursache zum Aufruhr gibt (1524) "Mereka yang Memberikan Alasan untuk Keributan"
  • Volume 2: 1995, 556 halaman, ISBN 3-290-10975-5
    • Auslegung und Begründung der Thesen oder Artikel (1523) "Tafsiran dan pembenaran dari tesis-tesis atau artikel-artikel"
  • Volume 3: 1995, 519 halaman, ISBN 3-290-10976-3
    • Empfehlung zur Vorbereitung auf einen möglichen Krieg (1524) "Rencana untuk sebuah Kampanye"
    • Kommentar über die wahre und die falsche Religion (1525) "Komentar terhadap Agama yang Benar dan yang Palsu"
  • Volume 4: 1995, 512 halaman, ISBN 3-290-10977-1
    • Antwort auf die Predigt Luthers gegen die Schwärmer (1527) "Sebiah Refutasi terhadap khotbah Luther menentang antusiasme angkuh"
    • Die beiden Berner Predigten (1528) "Khotbah-khotbah Berne"
    • Rechenschaft über den Glauben (1530) "Sebuah Eksposisi Iman"
    • Die Vorsehung (1530) "Providensia"
    • Erklärung des christlichen Glaubens (1531) "Penjelasan iman Kristen"

Edisi lengkap 21 volume dikerjakan Zwingliverein dalam kolaborasi dengan Institut für schweizerische Reformationsgeschichte, dan diproyeksikan untuk disusun demikian:

  • volume I–VI Werke: Tulisan, esai, dan khotbah teologis dan politis Zwingli, sesuai urutan kronologis. Bagian ini disesaikan pada tahun 1991.
  • volume VII–XI Briefe: Surat-surat
  • volume XII Randglossen: Penjelasan-penjelasan Zwingli di sela-sela buku
  • volume XIII dst. Exegetische Schriften: Catatan eksegesis Zwingli tentang Alkitab.

Volume XIII and XIV sudah diterbitkan, volume XV dan XVI sedang dalam persiapan. Volume XVII hinga XXI direncanakan untuk mencakup Perjanjian Baru.

Edisi Jerman / Latin yang lebih lama tersedia daring meliputi:

Lihat juga terjemahan bahasa Inggris dari karya-karya pilihan Zwingli berikut:

Lihat juga

Catatan

  1. ^ pelafalan dalam bahasa Jerman: [ˈhʊldriːç ˈʊlrɪç ˈtsvɪŋli]; bahasa Inggris: /ˈzwɪŋɡli/ ZWING-glee,[1]
  2. ^ Nama kecil Zwingli adalah Ulrich, tetapi ia menggunakan ejaan latin Huldricus atau Huldrychus Zwinglius. Ketika ia mendaftar ke dalam Universitas Wina (1500), ia tetap menggunakan nama yang dilatinkan Udalricus Zwingling de Lichtensteig.[2] Tanda tangannya dalam Kolokium Marburg (1529) adalah Huldrychus Zwinglius.[3][4] Kepustakaan modern menggunakan antara Ulrich (seperti Potter)[5] atau Huldrych (e.g. Gäbler, Stephens, and Furcha).[6][7][8]

Referensi

  1. ^ Random House Webster's Unabridged Dictionary: "Zwingli".
  2. ^ Jackson 1900, hlm. 57.
  3. ^ Bainton 1995, hlm. 251.
  4. ^ Schuler, Schultess (eds.), Huldrici Zuinglii opera, 1830, hlm. 55.
  5. ^ Potter 1976.
  6. ^ Gäbler 1986.
  7. ^ Stephens 1986.
  8. ^ Furcha 1985.
  9. ^ Lawson, Steven (8 October 2018). "Zurich Revolutionary: Ulrich Zwingli". Ligionier Ministries. Diakses tanggal 28 October 2020. 
  10. ^ Robert Walton, Zwingli's Theocracy (Toronto University Press. 1967).
  11. ^ Gäbler 1986, hlm. 1–4
  12. ^ Gäbler 1986, hlm. 4–6
  13. ^ Gäbler 1986, hlm. 6–7
  14. ^ Hannes Reimann, Huldrych Zwingli – der Musiker, Archiv für Musikwissenschaft 17 2./3. (1960), hlm. 126–141
  15. ^ Gäbler 1986, hlm. 108
  16. ^ Leith, John H, Introduction to the Reformed Tradition, Westminster John Knox Press, ISBN 0-8042-0479-9 pp. 210–211
  17. ^ Chadwick, Owen, The Reformation, Penguin, 1990, hlm. 439
  18. ^ Gäbler 1986, hlm. 107–108
  19. ^ Locher 1981, hlm. 61–62
  20. ^ Potter 1976, hlm. 417–418
  21. ^ Schmidt-Clausing, Fritz; West, Jim (2007), The Humor of Huldrych Zwingli: The Lighter Side of the Protestant Reformation, Lewiston, New York: Edwin Mellen Press Ltd, ISBN 978-0-7734-5482-8 .
  22. ^ Potter 1976, hlm. 418
  23. ^ Wandel 1990, hlm. 45
  24. ^ Gäbler 1986, hlm. 157–158
  25. ^ Steinmetz 2001, hlm. 98
  26. ^ Gäbler 1986, hlm. 155–156
  27. ^ Foster, Herbert Darling (Jan 1903). "Geneva Before Calvin (1387–1536). The Antecedents of a Puritan State". The American Historical Review. 8 (2): 217–240. doi:10.2307/1832923. hdl:2027/coo.31924028547531 . JSTOR 1832923. 
  28. ^ Furcha 1985, hlm. 179–195, J. C. McLelland, "Meta-Zwingli or Anti-Zwingli? Bullinger and Calvin in Eucharistic Concord"
  29. ^ Gäbler 1986, hlm. 158–159
  30. ^ Furcha 1985, hlm. 1–12, Ulrich Gäbler, "Zwingli the Loser".
  31. ^ Stephens 2004, hlm. 99
  32. ^ Gäbler 1986, hlm. 160
  33. ^ Rilliet 1964
  34. ^ Huldrych Zwingli, Schriften (4 volume), eds. Th. Brunnschweiler and S. Lutz, Zürich (1995), ISBN 978-3-290-10978-3
  35. ^ Stephens 1992, hlm. 171ff

Sumber

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar

Jabatan keagamaan
Jabatan baru Antistes Zürich
1525–1532
Diteruskan oleh:
Heinrich Bullinger