Tim nasional sepak bola Indonesia
Tim nasional sepak bola Indonesia atau yang biasa disebut Timnas sepak bola Indonesia adalah tim nasional yang mewakili Indonesia dalam sepak bola internasional senior pria. Tim ini dikendalikan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), yang merupakan anggota FIFA dan juga anggota AFC. Tim ini dianggap oleh FIFA sebagai penerus Hindia Belanda.
Indonesia pernah tampil dalam Piala Dunia FIFA, yakni pada tahun 1938 saat bernama Hindia Belanda. Mereka kalah dalam pertandingan pertama menghadapi Hungaria. Pada tingkat regional, Indonesia pernah tampil empat kali dalam Piala Asia. Namun, Indonesia belum pernah lolos dari babak grup. Pada tingkat Asia Tenggara, Indonesia telah tampil dalam berbagai edisi Kejuaraan AFF, dengan capaian terbaiknya adalah menjadi juara kedua dalam enam edisi.
Sejarah
Periode awal
Pada pertandingan-pertandingan awal, melibatkan pihak dari Hindia Belanda, yang diorganisasi oleh Nederlandsch-Indische Voetbal Bond (NIVB), atau suksesornya, Nederlandsch-Indische Voetbal Unie (NIVU). Pertandingan-pertandingan yang dilaksanakan sebelum kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 tidak diakui oleh PSSI.[7]
Pertandingan sepak bola tercatat pertama yang melibatkan tim dari Hindia Belanda adalah kontes melawan Singapura pada 28 Maret 1921. Pertandingan tersebut dilaksanakan di Jakarta dan Hindia Belanda menang dengan skor akhir 1–0. Hal ini diikuti dengan pertandingan melawan Australia XI pada Agustus 1928 (menang 2–1) dan satu tim dari Shanghai selang dua tahun kemudian (seri 4–4).[7]
Pada 1934, satu tim dari Jawa mewakili Hindia Belanda dalam Far Eastern Games yang dimainkan di Manila, Filipina. Setelah mengalahkan Jepang 7–1 dalam pertandingan pertama,[8] dua pertandingan berikutnya berakhir dengan kekalahan 0–2 atas Tiongkok dan 2–3 atas tim tuan rumah, menempatkan Timnas Jawa menempati peringkat dua. Meski tidak diakui PSSI, pertandingan ini diakui oleh World Football Elo Ratings sebagai pertandingan pertama yang melibatkan Timnas Indonesia.[9]
Piala Dunia FIFA 1938
Indonesia pada tahun 1938 (pada masa penjajahan Belanda) sempat lolos dan ikut bertanding di Piala Dunia FIFA 1938. Waktu itu Tim Indonesia di bawah nama Dutch East Indies (Hindia Belanda), peserta dari Asia yang pertama kali lolos ke Piala Dunia. Indonesia tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi Asia untuk Piala Dunia FIFA 1938 hanya terdiri dari dua negara, Hindia Belanda dan Jepang. Indonesia akhirnya lolos ke putaran final Piala Dunia 1938 tanpa harus menyepak bola setelah Jepang mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan Tiongkok.
Pada waktu itu, tim ini menggunakan seragam berwarna oranye dan bercelana putih seperti warna seragam yang dipakai kesebelasan Belanda.[10]
Skuad Piala Dunia 1938
Pelatih: Johannes Christoffel Jan Mastenbroek
Nama | Klub | Posisi |
---|---|---|
Mo Heng Tan | Hua Chiao Tsing Nien Hui (HCTNH) Malang | Penjaga gawang |
L.N. Van Beuzekom (digantikan oleh Jack Samuels) |
Hercules Batavia | Penjaga gawang |
Dorst | Tidak diketahui | Pemain belakang |
J. Harting | Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja | Pemain belakang |
Frans G. Hu Kon | Sparta Bandung | Pemain belakang |
Jack Kolle (digantikan oleh Teilherber) |
Tidak diketahui | Pemain belakang |
Jack Samuels (menggantikan L.N. Van Beuzekom) |
Excelsior Soerabaja | Pemain belakang |
G.H.V.L. Faulhaber | Djocoja Djogjakarta | Pemain tengah |
Frans Alfred Meeng | Sportvereniging Binnenlands Bestuur (SVBB) Batavia | Pemain tengah |
Achmad Nawir | Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja | Pemain tengah |
Anwar Sutan | Voorwaarts Is Ons Streven (VIOS) Batavia | Pemain tengah |
G. van den Burgh | Semarang Voetbal Vereniging (SVV) Semarang | Pemain tengah |
Tan Hong Djien | Tiong Hoa Soerabaja | Pemain depan |
Tan See Han | Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja | Pemain depan |
Isaac "Tjaak" Pattiwael | Voetbal Vereniging (VV) Jong Ambon Tjimahi | Pemain depan |
Suvarte Soedarmadji | Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja | Pemain depan |
M.J. Hans Taihuttu | Voetbal Vereniging (VV) Jong Ambon Tjimahi | Pemain depan |
Teilherber (menggantikan Jack Kolle) |
Djocoja Djogjakarta | Pemain depan |
R. Telwe | Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja | Pemain depan |
Herman Zomers | Hercules Batavia | Pemain depan |
Pertandingan melawan Hungaria
Pada 5 Juni 1938, sejarah mencatat pembantaian tim nasional Hungaria terhadap Hindia Belanda pada saat Piala Dunia FIFA 1938. Pertandingan tersebut digelar di Stadion Velodrome Municipale, Reims, Prancis. Sekitar 10.000 penonton hadir menyaksikan pertandingan ini. Sebelum bertanding, para pemain mendengarkan lagu kebangsaan masing-masing. Kesebelasan Hindia Belanda mendengarkan lagu kebangsaan Belanda Het Wilhelmus. Karena perbedaan tinggi tubuh yang begitu mencolok, wali kota Reims menyebutnya, "Saya seperti melihat 22 atlet Hungaria dikerubungi oleh 11 kurcaci."
Pada menit ke-13, jala gawang Mo Heng bergetar oleh tembakan penyerang Hungaria Vilmos Kohut. Lalu hujan gol berlangsung di menit ke-15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4–0. Nasib tim Hindia Belanda tamat pada babak kedua, dengan skor akhir 0–6. Pada saat itu, Piala Dunia memakai babak sistem gugur.
Surat kabar dalam negeri, Sin Po, memberikan apresiasinya pada terbitan mereka, edisi 7 Juni 1938 dengan menampilkan headline: "Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi Perlawanan Gagah".[11]
1950an–1984
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan mereka pada tanggal 17 Agustus 1945, tim nasional Indonesia berhasil lolos ke Olimpiade Melbourne 1956. Indonesia berhasil melaju ke perempat final dan bertemu dengan Uni Soviet yang ketika itu dikapteni oleh kiper Lev Yashin. Ketika itu, Indonesia berhasil menahan Uni Soviet 0–0. Pada akhirnya Indonesia harus kalah dengan skor 4–0 pada laga ulangan yang digelar dua hari kemudian.
Pada kualifikasi Piala Dunia 1958, Indonesia berhasil mengalahkan Tiongkok pada babak pertama. Kemudian, Indonesia menolak untuk bertanding melawan Israel pada babak kedua karena alasan politik. Sejak saat itu, Indonesia tidak pernah ikut dalam kualifikasi Piala Dunia hingga tahun 1970.
Setelah bertanding di kualifikasi Piala Dunia, Indonesia berhasil meraih medali perunggu di Asian Games 1958 setelah pada perebutan tempat ketiga berhasil mengalahkan India dengan skor 4–1. Indonesia juga bermain imbang 2–2 saat laga persahabatan melawan Jerman Timur.
Tim Indonesia mengangkat trofi Turnamen Merdeka tiga kali (1961, 1962 dan 1969). Indonesia juga berhasil menjuarai Piala Raja edisi 1968.
Indonesia kembali mengikuti kompetisi kualifikasi Piala Dunia untuk edisi 1974; Indonesia tersingkir di babak pertama, dengan hanya berhasil meraih satu kemenangan dari enam pertandingan, yaitu saat melawan Selandia Baru. Selama kualifikasi edisi 1978, Indonesia memenangkan satu pertandingan dari empat pertandingan, melawan tim tuan rumah, Singapura. Empat tahun kemudian, pada tahun 1982, Indonesia mencatatkan dua kemenangan dalam pertandingan kualifikasi, melawan Tionghoa Taipei dan Australia.[7]
1985–1995
Babak Kualifikasi Piala Dunia FIFA 1986 membuat Indonesia maju dari babak pertama dengan meraih empat kemenangan, satu seri dan satu kekalahan, hingga akhirnya finis di puncak grup. Korea Selatan keluar sebagai pemenang atas Indonesia di babak kedua.[7]
Indonesia mencapai semifinal Asian Games 1986 setelah mengalahkan Uni Emirat Arab di perempat final. Namun kemudian kalah dari tuan rumah Korea Selatan di semifinal dan kalah dari Kuwait dalam pertandingan perebutan medali perunggu.[12]
Tonggak sejarah selama era ini adalah kemenangan medali emas di SEA Games baik tahun 1987 dan 1991. Pada tahun 1987, Indonesia mengalahkan Malaysia 1–0; sementara pada tahun 1991, mereka mengalahkan Thailand dalam adu penalti.[7]
Pada saat kualifikasi Piala Dunia 1990, Indonesia gugur di babak pertama, dengan hanya mencatatkan satu kali menang melawan Hong Kong, tiga kali seri dan dua kali kalah.[7] Mereka juga hanya meraih satu kemenangan melawan Vietnam di babak kualifikasi Piala Dunia 1994.[7]
1995–2016
Piala Asia
Penampilan pertama Indonesia di Piala Asia AFC adalah saat melawan Uni Emirat Arab di Piala Asia AFC 1996. Selama turnamen, Indonesia hanya mencetak satu poin dari hasil imbang 2-2 melawan Kuwait di babak pertama.[13]
Penampilan kedua tim di Piala Asia terjadi di Lebanon di Piala Asia AFC 2000; lagi, tim Indonesia hanya memperoleh satu poin dari tiga pertandingan, dan lagi-lagi, dari pertandingan melawan Kuwait yang berakhir tanpa skor dari kedua belah pihak. Indonesia membuat rekor yang lebih tinggi di Piala Asia AFC 2004, mereka berhasil mengalahkan Qatar dengan skor 2-1 untuk mencatat kemenangan pertama Indonesia dalam sejarah turnamen. Kemenangan itu tidak cukup untuk membantu mereka lolos ke babak kedua, setelah itu mereka kalah 0-5 dari tuan rumah Tiongkok dan 1–3 dari Bahrain.
Kejuaraan AFF
Indonesia mencapai final Kejuaraan AFF sebanyak enam kali (2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020), meski tidak pernah berhasil mengangkat trofi. Klaim tim atas gelar regional datang di SEA Games tahun 1987 dan 1991.[14][15]
Setelah era Peter Withe, ketidakmampuan untuk memenuhi target ASEAN disebut-sebut sebagai alasan "putar pintu" Indonesia dalam hal manajerial tim. Selama dua tahun, manajer Indonesia berubah dari Ivan Kolev menjadi ke pelatih lokal Benny Dollo yang kemudian dipecat pada tahun 2010. Posisi pelatih kepala kemudian dipegang oleh Alfred Riedl yang gagal mengangkat piala apapun, dan kemudian pada Juli 2011 digantikan oleh Wim Rijsbergen.[16][sumber tepercaya?]
Piala Tiger 1998 menyaksikan pertandingan penyisihan grup antara Thailand dan Indonesia dengan kedua tim sudah lolos ke semifinal tetapi juga sadar bahwa pemenang harus menghadapi tuan rumah Vietnam. Pemain Indonesia Mursyid Effendi dengan sengaja menendang bola ke gawang Indonesia sendiri saat seorang penyerang Thailand berlari ke arah bola.[17] FIFA mendenda kedua tim $40.000 karena "melanggar semangat permainan" sementara Effendi dilarang dari sepak bola internasional seumur hidup. Indonesia kemudian kalah dari Singapura di semifinal.[18]
Pembekuan 2012
Pada Maret 2012, PSSI mendapat teguran atas kondisi sepak bola Indonesia yang terpecah belah, di mana terdapat dua liga terpisah: Liga Super pemberontak (ISL), yang tidak diakui oleh PSSI atau FIFA, dan Liga Prima (IPL). Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) mendorong PSSI bekerja sama dengan pejabat Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) untuk memperbaiki situasi, tetapi ketua KONI Tono Suratman menyatakan pada Maret 2012 bahwa KONI akan mengambil alih PSSI yang terkepung jika masalah tidak diperbaiki.[19] FIFA tidak menyatakan apakah Indonesia akan menghadapi skorsing, namun pada 20 Maret 2012, FIFA membuat pengumuman. Menjelang 20 Maret 2012, PSSI berjuang untuk menyelesaikan situasi dan melihat ke kongres tahunan untuk solusi akhir.[20] PSSI diberi waktu hingga 15 Juni 2012 untuk menyelesaikan masalah yang dipertaruhkan, terutama penguasaan liga yang memisahkan diri; jika gagal, kasus tersebut akan dirujuk ke Komite Darurat FIFA untuk proses pembekuan.[21] FIFA akhirnya menetapkan tenggat waktu baru 1 Desember 2012 dan dalam dua minggu sebelum tenggat waktu, tiga dari empat perwakilan PSSI mengundurkan diri dari panitia bersama, dengan alasan frustrasi dalam berurusan dengan perwakilan KPSI. Namun, FIFA menyatakan baru akan mengeluarkan hukuman kepada sepak bola Indonesia setelah timnas Indonesia selesai keterlibatannya di Kejuaraan AFF 2012.[22]
Pada tahun 2013, presiden PSSI Djohar Arifin Husin menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan La Nyalla Matalitti (KPSI-PSSI) yang diprakarsai oleh FIFA dan AFC melalui Satgas Konfederasi Sepak Bola Asia. Sejak saat itu, kendali Liga Super Indonesia diambil oleh Panitia Bersama untuk tetap dikelola oleh PT Liga Indonesia hingga dibentuknya kompetisi profesional baru oleh komite.[23] Artinya, para pemain Indonesia dari ISL bisa bermain dan bergabung dengan timnas. PSSI memanggil pemain dari kedua liga sepak bola, ISL dan IPL untuk membentengi timnas menuju kualifikasi Piala Asia 2015. Pada 7 Januari 2013, PSSI mengumumkan daftar 51 pemain dari kedua belah pihak liga sepak bola terlepas dari apakah pemain dari Liga Super Indonesia (ISL) yang memisahkan diri akan tampil, klub-klub ISL diduga enggan melepas para pemainnya karena meragukan kepemimpinan Djohar.[24]
Pada 18 Maret 2013, PSSI mengadakan kongres di Kuala Lumpur, Malaysia. Kedua belah pihak, PSSI dan KPSI (kelompok yang memisahkan diri) menyelesaikan perbedaan mereka dalam empat poin perdebatan; seperti; Reunifikasi dua liga; Revisi Statuta PSSI; Mengembalikan empat anggota Komite Eksekutif PSSI yang dipecat: La Nyalla Mattalitti, Roberto Rouw, Erwin Dwi Budiawan dan Toni Apriliani; dan kesepakatan semua pihak dalam Nota Kesepahaman (MoU) mulai 7 Juni 2012 tentang daftar delegasi Kongres PSSI berdasarkan daftar Kongres Solo Juli 2011. PSSI baru memanggil 58 pemain dari kedua belah pihak liga (ISL dan IPL) untuk timnas. Rahmad Darmawan kembali menjabat sebagai pelatih sementara tim senior dan temannya, Jacksen F. Tiago juga bertanggung jawab sebagai asisten pelatih. Baik Rahmat maupun Jaksen memangkas 58 pemain yang awalnya dipanggil untuk pelatnas menjadi 28. Daftar tersebut kemudian akan dipangkas lagi menjadi hanya 23 pemain untuk pertandingan melawan Arab Saudi. Victor Igbonefo, Greg Nwokolo dan Sergio van Dijk tiga pemain naturalisasi masuk daftar final.[25] Pada 23 Maret 2013, Indonesia dikalahkan 1–2 oleh Arab Saudi di kandang sendiri. Boaz Solossa memberikan Indonesia gol pertama dalam perjalanan mereka di kualifikasi Piala Asia AFC; tim tuan rumah memulai dengan gol di menit keenam tetapi pihak Saudi membalas dengan menyamakan kedudukan dari Yahya Al-Shehri di menit ke-14 sebelum Yousef Al-Salem mengubah skor yang ternyata menjadi pemenang pada menit ke-56.[26]
Pembekuan FIFA 2015
PSSI dibekukan oleh FIFA pada 30 Mei 2015, pembekuan tersebut dilakukan karena intervensi pemerintah dalam liga domestik. Pembekuan tersebut mengambil efek segera, yang artinya Indonesia tidak berhak mengikuti kualifikasi Piala Dunia 2018 sekaligus kualifikasi Piala Asia 2019, yang akan dimulai kurang dari 2 minggu kemudian. FIFA masih mengizinkan Indonesia untuk ikut serta di SEA Games 2015 hingga turnamen berakhir, karena sudah telanjur dimulai. FIFA mengambil tindakan terhadap Indonesia menyusul perselisihan antara pemerintah dan asosiasi sepak bola yang mengakibatkan pembatalan kompetisi domestik.[27] Pada saat itu, tindakan tergesa-gesa dilakukan untuk Indonesia agar dapat ikut serta di Kejuaraan AFF 2016 yang akan datang, dimana Indonesia akhirnya berhasil mencapai final dan sekali lagi gagal merengkuh juara saat bertemu Thailand di partai penentuan.[28]
2017–2019
Beberapa minggu setelah finis di posisi kedua pada ajang Piala Suzuki AFF 2016, PSSI mengadakan kongres pada 8 Januari 2017 dalam upaya untuk menandatangani Luis Milla untuk menangani senior mereka dan tim U-22. Sebelum Kejuaraan AFF 2018, Milla pergi tanpa penjelasan apa pun, menyebabkan kemarahan di kalangan supporter Indonesia.[29] Indonesia tersingkir dari babak penyisihan grup di Kejuaraan AFF 2018 menyebabkan pemecatan Bima Sakti.[30] Untuk mempersiapkan kualifikasi Piala Dunia 2022, Indonesia menandatangani Simon McMenemy dengan harapan bahwa masa jabatannya yang sukses dengan Filipina dapat menghidupkan kembali kinerja Indonesia, terutama ketika Indonesia dikelompokkan dengan tiga rival dari Asia Tenggara: Malaysia, Thailand dan Vietnam bersama UEA.[31] Indonesia kalah dalam empat pertandingan termasuk kekalahan kandang 2-3 dari Malaysia, diikuti oleh kekalahan kandang dari Vietnam untuk pertama kalinya di setiap turnamen kompetitif. Pada 6 November 2019, PSSI memutuskan untuk memecat McMenemy atas kinerja tim nasional yang memburuk.[32] Indonesia bertandang ke Malaysia dan kalah 0–2 dari saingannya dan secara resmi tersingkir dari kualifikasi Piala Dunia 2022.[33]
2021–sekarang
Menyusul kegagalan di kualifikasi Piala Dunia, PSSI menunjuk juru taktik asal Korea Selatan, Shin Tae-yong sebagai pelatih baru Indonesia dengan harapan untuk menghidupkan kembali asa tim pada Kualifikasi Piala Asia AFC 2023 yang akan datang, berkaca pada keberhasilan Park Hang-seo di Vietnam sebagai pertimbangan dalam penunjukan.[34]
Di bawah kepelatihan Shin Tae-yong, mayoritas pemain tim senior dirombak dan memiliki banyak pemain muda yang mayoritas berasal dari timnas U-23. Pada Kejuaraan AFF 2020, Indonesia berhasil mencapai final dan meraih posisi runner-up dengan rata-rata usia pemain 23 tahun.
Pada kualifikasi Piala Asia, Indonesia secara mengejutkan mengalahkan tuan rumah, Kuwait, yang belum pernah mereka kalahkan selama 42 tahun, hingga mengejutkan banyak orang. Indonesia akhirnya berhasil lolos ke Piala Asia AFC 2023 mendatang setelah absen selama 16 tahun.
Kostum
Kostum tim Indonesia tidak hanya merah-putih sebab ada juga putih-putih, biru-putih, dan hijau-putih. Menurut Bob Hippy, yang ikut "memperkuat" timnas sejak tahun 1962 hingga 1974, kostum Indonesia dengan warna selain merah-putih itu muncul ketika PSSI mempersiapkan dua tim untuk Asian Games IV-1962 di Jakarta.
Saat itu ada dua tim yang diasuh pelatih asal Yugoslavia, Toni Pogacnic, yakni PSSI Banteng dan PSSI Garuda. PSSI Banteng, yang terdiri dari pemain senior saat itu, seperti Maulwi Saelan, Djamiat Dalhar, dan Tan Liong Houw, memiliki kostum hijau-putih, selain kostum merah-putih. Sedangkan tim Garuda, yang diperkuat oleh Omo, Anjik Ali Nurdin, dan Ipong Silalahi, juga dilengkapi kostum biru-putih. Namun, setelah terungkap kasus suap yang dikenal dengan "Skandal Senayan", sebelum Asian Games IV-1962, pengurus PSSI hanya membuat satu timnas. Itu sebabnya, di Asian Games IV-1962, PSSI sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa karena kemudian kedua tim itu dirombak. Selanjutnya, digunakan tim campuran di Asian Games.
Mulyadi (Fan Tek Fong), asisten pelatih klub UMS 1905, menjelaskan bahwa setelah dari era Asian Games, sepanjang perjalanan timnas hingga tahun 1970-an, PSSI hanya mengenal kostum merah-putih dan putih-putih. Begitu juga ketika timnas melakukan perjalanan untuk bertanding di sejumlah negara di Eropa pada tahun 1965. Saat itu setiap kali bermain, tim nasional hanya menggunakan merah-putih dan putih-putih dengan gambar Garuda di bagian dada hingga ke perut. Seragam hijau-putih kembali digunakan saat mempersiapkan kesebelasan pra-Olimpiade 1976, dan kemudian digunakan pada arena SEA Games 1981 Manila. "Begitu juga ketika Indonesia bermain di Thailand, di mana saat itu Indonesia menjadi runner-up Piala Raja 1981," kata Ronny Pattinasarani.
Dalam Piala Asia 2007 yang digelar mulai 8 Juli hingga Minggu 29 Juli, Nike juga telah mendesain kostum tim nasional Indonesia, tetapi kali ini bukan hijau-putih, melainkan putih-hijau.
Pada kostum Timnas Indonesia yang dibuat Nike pada 2010 untuk Piala Suzuki AFF 2010, terdapat Burung Garuda yang membentang di bagian depan kostum yang tidak berwarna tetapi memiliki garis-garis yang memiliki warna hitam cenderung abu-abu. Sementara pada kostum kedua yang berwarna Putih-Hijau, terdapat motif yang sama, tetapi garis-garis pada burung Garuda berwarna abu-abu muda.
Pembuat
Nama | Tahun |
---|---|
Adidas | 1970–1995 |
Diadora | 1995–1996 |
Asics | 1996–1997 |
Adidas | 1997–2000 |
Nike | 2000–2001 |
Adidas | 2001–2003 |
Ghazali Sport | 2003–2004 |
Adidas | 2004–2006 |
Nike | 2006–2020 |
Mills | 2020– |
Stadion
Saat ini timnas sepak bola Indonesia berkandang di Stadion Utama Gelora Bung Karno yang berkapasitas 77.193 penonton. Stadion tersebut merupakan salah satu stadion terbesar di Indonesia, stadion terbesar kedua di Asia Tenggara dan stadion sepak bola terbesar kesembilan di dunia. Stadion ini dibangun pada tahun 1960 untuk gelaran Asian Games 1962 dan pembangunannya didukung oleh pemerintah Uni Soviet, dengan pinjaman lunak sebesar US$ 12,5 juta. Stadion tersebut telah selesai setelah dua tahun dan secara resmi dibuka pada tanggal 24 Agustus 1962.[35]
Daftar stadion kandang timnas Indonesia | ||||
---|---|---|---|---|
Gambar | Stadion | Kapasitas | Lokasi | Pertandingan terakhir |
Stadion Gelora Bung Tomo | 45.000 | Surabaya, Jawa Timur | v Turkmenistan (8 September 2023; FIFA Matchday) | |
Stadion Utama Gelora Bung Karno | 77.193 | Jakarta Pusat, Jakarta | v Argentina (19 Juni 2023; FIFA Matchday) | |
Stadion Patriot Chandrabhaga | 30.000 | Bekasi, Jawa Barat | v Burundi (28 Maret 2023; FIFA Matchday) | |
Stadion Pakansari | 30.000 | Cibinong, Bogor, Jawa Barat | v Curaçao (27 September 2022; FIFA Matchday) | |
Stadion Gelora Bandung Lautan Api | 38.000 | Bandung, Jawa Barat | v Curaçao (24 September 2022; FIFA Matchday) | |
Stadion Si Jalak Harupat | 30.000 | Kutawaringin, Bandung, Jawa Barat | v Bangladesh (1 Juni 2022; FIFA Matchday) | |
Stadion Kapten I Wayan Dipta | 18.000 | Gianyar, Bali | v Timor Leste (30 Januari 2022; FIFA Matchday) | |
Stadion Wibawa Mukti | 30.000 | Cikarang Timur, Bekasi, Jawa Barat | v Hong Kong (16 Oktober 2018; FIFA Matchday) | |
Stadion Harapan Bangsa | 45.000 | Banda Aceh, Aceh | v Kirgizstan (6 Desember 2017; Piala Solidaritas Dunia Tsunami Aceh 2017) | |
Stadion Maguwoharjo | 31.700 | Depok, Sleman, Yogyakarta | v Puerto Riko (13 Juni 2017; FIFA Matchday) | |
Stadion Manahan | 25.000 | Surakarta, Jawa Tengah | v Malaysia (6 September 2016; FIFA Matchday) | |
Stadion Gelora Delta | 35.000 | Sidoarjo, Jawa Timur | v Myanmar (30 Maret 2015; FIFA Matchday) | |
Stadion Gajayana | 25.000 | Malang, Jawa Timur | v Nepal (25 Juni 2014; FIFA Matchday) | |
Stadion Gelora Sriwijaya | 23.000 | Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan | v Tionghoa Taipei (24 November 2010; FIFA Matchday) | |
Stadion Siliwangi | 15.000 | Bandung, Jawa Barat | v Maladewa (12 Oktober 2010; FIFA Matchday) | |
Stadion Gelora 10 November | 20.000 | Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur | v Vietnam (11 Juni 2008; FIFA Matchday) |
Liputan media
Kualifikasi tim Indonesia untuk Piala Dunia FIFA 2022 dan Piala Asia AFC 2023 disiarkan oleh jaringan televisi publik free-to-air TVRI (hanya babak kedua); jaringan televisi gratis Emtek SCTV (hanya babak kedua) dan Indosiar (babak play-off dan ketiga), mulai 2021;[36][37] dan Mola TV jaringan multiplatform premium Polytron (hanya babak kedua), hingga 2022.[38]
MNC Media juga menyiarkan pertandingan tim nasional tetapi dari tahun 2020 hingga 2024, MNC hanya meliput pertandingan tim nasional di Kejuaraan AFF dan Piala Asia AFC 2023 (telah lolos ke turnamen final) karena MNC-Lagardère (Kejuaraan AFF) dan kontrak kemitraan hak siar Football Marketing Asia (Piala Asia AFC).[39][40] Namun, TVRI, SCTV, Indosiar, dan Mola TV hanya membeli haknya dari PSSI.
Jadwal dan hasil
Pertandingan dalam 12 bulan terakhir, dan jadwal pertandingan mendatang
Menang Seri Kalah
2022
24 September FIFA Match Day | Indonesia | 3–2 | Curaçao | Bandung, Indonesia |
---|---|---|---|---|
20.00 UTC+7 |
|
Laporan | Stadion: Stadion Gelora Bandung Lautan Api Penonton: 7.095 Wasit: Abdul Hakim Mohd Haidi (Brunei) |
27 September FIFA Match Day | Curaçao | 1–2 | Indonesia | Cibinong, Indonesia |
---|---|---|---|---|
20.00 UTC+7 | Antonisse 47' | Laporan | Stadion: Stadion Pakansari Penonton: 21.819 Wasit: Xaypaseuth Pongsanit (Laos) |
23 Desember BG Piala AFF 2022 | Indonesia | 2–1 | Kamboja | Jakarta, Indonesia |
---|---|---|---|---|
16.30 UTC+7 | Laporan | Krya 15' | Stadion: Stadion Utama Gelora Bung Karno Penonton: 25.332 Wasit: Ryuji Sato (Jepang) |
26 Desember BG Piala AFF 2022 | Brunei | 0–7 | Indonesia | Kuala Lumpur, Malaysia[note 1] |
---|---|---|---|---|
18.00 UTC+8 | Laporan | Stadion: Stadion Kuala Lumpur Pemain Terbaik: Yakob Sayuri |
29 Desember BG Piala AFF 2022 | Indonesia | 1–1 | Thailand | Jakarta, Indonesia |
---|---|---|---|---|
16.30 UTC+7 | Laporan |
|
Stadion: Stadion Utama Gelora Bung Karno Pemain Terbaik: Supachok Sarachat |
2023
2 Januari BG Piala AFF 2022 | Filipina | 1–2 | Indonesia | Manila, Filipina |
---|---|---|---|---|
16.30 UTC+7 | Rasmussen 83' | Report (AFFMEC) |
Stadion: Stadion Rizal Memorial Penonton: 2.370 Wasit: Ahmed Faisal Al Ali (Yordania) Pemain Terbaik: Stephan Schröck |
6 Januari SF Piala AFF 2022 | Indonesia | 0–0 | Vietnam | Jakarta, Indonesia |
---|---|---|---|---|
16.30 UTC+7 | Laporan (AFFMEC) Laporan (AFF) |
Stadion: Stadion Utama Gelora Bung Karno Penonton: 49.595 Wasit: Omar Al-Yaqoubi (Oman) Pemain Terbaik: Asnawi Mangkualam |
9 Januari SF Piala AFF 2022 | Vietnam | 2–0 | Indonesia | Hanoi, Vietnam |
---|---|---|---|---|
19.30 UTC+7 | Tiến Linh 3', 47' | Laporan (AFFMEC) Laporan (AFF) |
Stadion: Stadion Nasional Mỹ Đình Penonton: 23.989 Wasit: Yusuke Araki (Jepang) Pemain Terbaik: Nguyễn Tiến Linh |
25 Maret FIFA Matchday | Indonesia | 3–1 | Burundi | Bekasi, Indonesia |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+7 | Laporan |
|
Stadion: Patriot Candrabhaga Penonton: 4.448 Wasit: Razlan Joffri Ali (Malaysia) |
28 Maret FIFA Matchday | Burundi | 2–2 | Indonesia | Bekasi, Indonesia |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+7 |
|
Laporan | Stadion: Patriot Candrabhaga Penonton: 2.018 Wasit: Razlan Joffri Ali (Malaysia) |
14 Juni FIFA Matchday | Indonesia | 0–0 | Palestina | Surabaya, Indonesia |
---|---|---|---|---|
19.30 UTC+7 | Stadion: Stadion Gelora Bung Tomo Penonton: 32.537 Wasit: Muhammad Usaid bin Jamal (Malaysia) |
19 Juni FIFA Matchday | Indonesia | 0–2 | Argentina | Jakarta, Indonesia |
---|---|---|---|---|
19.30 UTC+7 | Stadion: Stadion Utama Gelora Bung Karno Penonton: 56.060 Wasit: Muhammad Usaid bin Jamal (Malaysia) |
8 September FIFA Matchday | Indonesia | 2–0 | Turkmenistan | Surabaya, Indonesia |
---|---|---|---|---|
--:-- UTC+7 | Stadion: Stadion Gelora Bung Tomo Penonton: 13,814 Wasit: Muhammad Usaid bin Jamal (Malaysia) |
12 Oktober Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 | Indonesia | v | Brunei | Jakarta, Indonesia |
---|---|---|---|---|
Stadion: Stadion Gelora Bung Karno |
17 Oktober Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 | Brunei | v | Indonesia | Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam |
---|---|---|---|---|
Stadion: Stadion Hassanal Bolkiah National |
2024
15 Januari BG Piala Asia AFC 2023 | Indonesia | v | Irak | Al Rayyan, Qatar |
---|---|---|---|---|
17.30 UTC+3 | Stadion: Stadion Ahmad bin Ali |
19 Januari BG Piala Asia AFC 2023 | Vietnam | v | Indonesia | Doha, Qatar |
---|---|---|---|---|
17.30 UTC+3 | Stadion: Stadion Abdullah bin Khalifa |
24 Januari BG Piala Asia AFC 2023 | Jepang | v | Indonesia | Doha, Qatar |
---|---|---|---|---|
14.30 UTC+3 | Stadion: Stadion Al Thumama |
Pemain
Skuad saat ini
23 pemain berikut dipanggil untuk pertandingan persahabatan melawan Turkmenistan pada 8 September 2023.[41]
Pada 4 September 2023, Shayne Pattynama mengundurkan diri dari skuad karena cedera dan di saat yang sama, Shin Tae-yong memanggil Alfeandra Dewangga, Dzaky Asraf, dan Dony Tri Pamungkas ke tim senior.[42]
Pada 5 September 2023, Dimas Drajad, Yakob Sayuri, dan Yance Sayuri mengundurkan diri dari skuad karena cedera.[43]
Penampilan dan gol akurat per 8 September 2023, setelah pertandingan melawan Turkmenistan.
# | Pos. | Nama Pemain | Tanggal lahir (umur) | Tampil | Gol | Klub |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | GK | Nadeo Argawinata | 9 Maret 1997 | 22 | 0 | Borneo Samarinda |
20 | GK | Reza Arya Pratama | 18 Mei 2000 | 0 | 0 | PSM Makassar |
26 | GK | Syahrul Fadil | 26 Oktober 1995 | 7 | 0 | Persikabo 1973 |
2 | DF | Andy Setyo | 16 September 1997 | 2 | 0 | Persikabo 1973 |
3 | DF | Edo Febriansah | 25 Juli 1997 | 13 | 0 | Persib Bandung |
4 | DF | Jordi Amat | 21 Maret 1992 | 8 | 1 | Johor Darul Ta'zim |
5 | DF | Sandy Walsh | 14 Maret 1995 | 1 | 0 | Mechelen |
14 | DF | Asnawi Mangkualam | 4 Oktober 1999 | 32 | 1 | Jeonnam Dragons |
16 | DF | Wahyu Prasetyo | 21 Maret 1998 | 1 | 0 | PSIS Semarang |
19 | DF | Fachruddin Aryanto | 19 Februari 1989 | 53 | 4 | Madura United |
24 | DF | Dzaky Asraf | 6 Februari 2003 | 0 | 0 | PSM Makassar |
20 | DF | Alfeandra Dewangga | 28 Juni 2001 | 15 | 0 | PSIS Semarang |
8 | MF | Ryan Kurnia | 28 Juni 1996 | 0 | 0 | Persib Bandung |
10 | MF | Egy Maulana | 7 Juli 2000 | 18 | 6 | Dewa United |
13 | MF | Rachmat Irianto | 3 September 1999 | 28 | 3 | Persib Bandung |
15 | MF | Ricky Kambuaya | 5 Mei 1996 | 28 | 5 | Dewa United |
17 | MF | Saddil Ramdani | 2 Januari 1999 | 21 | 1 | Sabah |
18 | MF | Adam Alis | 19 Desember 1993 | 6 | 0 | Borneo Samarinda |
23 | MF | Marc Klok | 20 April 1993 | 16 | 4 | Persib Bandung |
25 | MF | Dony Tri Pamungkas | 11 Januari 2005 | 0 | 0 | Persija Jakarta |
7 | FW | Stefano Lilipaly | 10 Januari 1990 | 30 | 3 | Borneo Samarinda |
9 | FW | Aji Kusuma | 30 Januari 1999 | 0 | 0 | Persija Jakarta |
11 | FW | Dendy Sulistyawan | 12 Oktober 1996 | 13 | 5 | Bhayangkara |
Pemain yang pernah dipanggil
Para pemain berikut juga telah dipanggil ke skuad dalam 12 bulan terakhir.
Pos. | Nama pemain | Tanggal lahir (usia) | Tampil | Gol | Klub | Panggilan terakhir |
---|---|---|---|---|---|---|
GK | Ernando Ari | 27 Februari 2002 | 3 | 0 | Persebaya Surabaya | v. Argentina, 19 Juni 2023 |
GK | Daffa Fasya | 7 Mei 2004 | 0 | 0 | Borneo Samarinda | v. Burundi, 28 Maret 2023 |
GK | Muhammad Riyandi | 3 Januari 2000 | 5 | 0 | Persis Solo | Kejuraan AFF 2022 |
GK | Cahya Supriadi | 11 Februari 2003 | 0 | 0 | Persija Jakarta | v. Curaçao, 24 September 2022INJ |
DF | Yance Sayuri | 22 September 1997 | 1 | 0 | PSM Makassar | v. Turkmenistan, 8 September 2023INJ |
DF | Shayne Pattynama | 11 Agustus 1998 | 1 | 0 | Viking | v. Turkmenistan, 8 September 2023INJ |
DF | Pratama Arhan | 21 Desember 2001 | 31 | 3 | Tokyo Verdy | v. Argentina, 19 Juni 2023 |
DF | Rizky Ridho | 21 November 2001 | 23 | 1 | Persija Jakarta | v. Argentina, 19 Juni 2023 |
DF | Elkan Baggott | 23 Oktober 2002 | 16 | 2 | Ipswich Town | v. Argentina, 19 Juni 2023 |
DF | Hansamu Yama | 16 Januari 1995 | 19 | 2 | Persija Jakarta | v. Burundi, 28 Maret 2023 |
DF | Muhammad Ferarri | 21 Juni 2003 | 1 | 0 | Persija Jakarta | v. Burundi, 28 Maret 2023 |
DF | Koko Ari | 9 Januari 2000 | 2 | 0 | Madura United | v. Curaçao, 27 September 2022 |
MF | Yakob Sayuri | 22 September 1997 | 13 | 2 | PSM Makassar | v. Turkmenistan, 8 September 2023INJ |
MF | Witan Sulaeman | 8 Oktober 2001 | 30 | 8 | Persija Jakarta | v. Argentina, 19 Juni 2023 |
MF | Marselino Ferdinan | 9 September 2004 | 14 | 2 | Deinze | v. Argentina, 19 Juni 2023 |
MF | Ivar Jenner | 10 Januari 2004 | 2 | 0 | Utrecht | v. Argentina, 19 Juni 2023 |
MF | Syahrian Abimanyu | 25 April 1999 | 11 | 1 | Persija Jakarta | v. Burundi, 28 Maret 2023 |
MF | Riko Simanjuntak | 26 Januari 1992 | 11 | 0 | Persija Jakarta | v. Burundi, 28 Maret 2023 |
FW | Dimas Drajad | 30 Maret 1997 | 9 | 3 | Persikabo 1973 | v. Turkmenistan, 8 September 2023INJ |
FW | Rafael Struick | 27 Maret 2003 | 2 | 0 | ADO Den Haag | v. Argentina, 19 Juni 2023 |
FW | Ramadhan Sananta | 27 November 2002 | 4 | 1 | Persis Solo | v. Burundi, 28 Maret 2023 |
FW | Muhammad Rafli | 24 November 1998 | 12 | 0 | Arema | Kejuaraan AFF 2022 |
FW | Ilija Spasojević | 11 September 1987 | 7 | 4 | Bali United | Kejuaraan AFF 2022 |
|
Kapten
Pemain | Periode |
---|---|
Achmad Nawir | 1938 |
Mohammad Sidhi | 1950–1952 |
Aang Witarsa | 1954–1956 |
Maulwi Saelan | 1956 |
Soetjipto Soentoro | 1965–1970 |
Iswadi Idris | 1970–1971 |
Anwar Udjang | 1971–1974 |
Iswadi Idris | 1974–1980 |
Ronny Pattinasarany | 1980–1985 |
Herry Kiswanto | 1985–1987 |
Ricky Yacobi | 1987–1991 |
Ferril Raymond Hattu | 1991–1993 |
Robby Darwis | 1993–1996 |
Sudirman | 1996–1997 |
Robby Darwis | 1997–1998 |
Aji Santoso | 1998–2000 |
Bima Sakti | 2000–2002 |
Agung Setyabudi | 2002–2004 |
Ponaryo Astaman | 2004–2008 |
Charis Yulianto | 2008–2010 |
Bambang Pamungkas | 2010–2012 |
Elie Aiboy | 2012–2013 |
Firman Utina | 2013–2014 |
Boaz Solossa | 2014–2018 |
Hansamu Yama | 2018 |
Andritany Ardhiyasa | 2018–2019 |
Evan Dimas | 2019–2022 |
Fachruddin Aryanto | 2022–2023 |
Asnawi Mangkualam | 2023–sekarang |
Rekor pemain
- Per 14 Juni 2022.[44]
Penampilan terbanyak
# | Pemain | Tampilan | Gol | Karir |
---|---|---|---|---|
1 | Abdul Kadir | 111 | 70 | 1965–1979 |
2 | Iswadi Idris | 97 | 55 | 1968–1980 |
3 | Bambang Pamungkas | 85 | 37 | 1999–2012 |
4 | Kainun Waskito | 80 | 31 | 1967–1977 |
5 | Jacob Sihasale | 70 | 23 | 1966–1974 |
6 | Firman Utina | 66 | 5 | 2001–2014 |
7 | Ponaryo Astaman | 61 | 2 | 2003–2013 |
Soetjipto Soentoro | 61 | 32 | 1965–1970 | |
9 | Hendro Kartiko | 60 | 0 | 1996–2011 |
10 | Kurniawan Dwi Yulianto | 59 | 33 | 1995–2005 |
Pencetak gol terbanyak
# | Pemain | Gol | Tampil | Rasio | Karir |
---|---|---|---|---|---|
1 | Abdul Kadir | 70 | 111 | 0.63 | 1965–1979 |
2 | Iswadi Idris | 55 | 97 | 0.57 | 1968–1980 |
3 | Bambang Pamungkas | 37 | 85 | 0.44 | 1999–2012 |
4 | Kurniawan Dwi Yulianto | 33 | 59 | 0.56 | 1995–2005 |
5 | Soetjipto Soentoro | 32 | 61 | 0.52 | 1965–1970 |
6 | Kainun Waskito | 31 | 80 | 0.39 | 1967–1977 |
7 | Risdianto | 25 | 56 | 0.45 | 1971–1981 |
8 | Jacob Sihasale | 23 | 70 | 0.33 | 1966–1974 |
9 | Rochy Putiray | 17 | 44 | 0.39 | 1990–2004 |
10 | Budi Sudarsono | 16 | 47 | 0.34 | 2001–2010 |
Rekor pemain di turnamen
- Partisipasi terbanyak di Piala Asia:
- Hendro Kartiko (1996, 2000, 2004)
- Ismed Sofyan & Bambang Pamungkas (2000, 2004, 2007)
- Penampilan terbanyak di Piala Asia:
- Hendro Kartiko (8 penampilan)
- Partisipasi terbanyak di Piala AFF:
- Penampilan terbanyak di Piala AFF:
- Kurniawan Dwi Yulianto, Hendro Kartiko, Bambang Pamungkas (21 penampilan)
- Gol terbanyak di Piala AFF:
- Kurniawan Dwi Yulianto (13 gol)
Staff kepelatihan
- Per 23 Juli 2023.
Jabatan | Nama |
---|---|
Direktur teknik | Frank Wormuth[45] |
Pelatih kepala | Shin Tae-yong |
Asisten pelatih | Choi In-cheol |
Cho Byung-kuk | |
Nova Arianto | |
Pelatih kiper | Kim Bong-soo |
Yoo Jae-hoon | |
Pelatih fitness | Shin Sang-gyu |
Sofie Imam Faizal | |
Manajer tim | Sumardji |
Analis pertandingan | Kim Jong-jin |
Dokter tim | Syarif Alwi |
Dicky Sigit | |
Fisioterapis | Denny Shulton |
Titus Argatama | |
Penerjemah | Jeong Seok-seo |
Riwayat kepelatihan
Periode | Nama Pelatih |
---|---|
1938 | Johannes Christoffel van Mastenbroek |
1951–1953 | Choo Seng Quee dan Tony Wen |
1954–1963 | Antun Pogačnik |
1966–1970 | Ernest Alberth Mangindaan |
1970 | Endang Witarsa |
1971–1972 | Djamiaat Dalhar |
1972–1974 | Suwardi Arland |
1974–1975 | Aang Witarsa |
1975–1976 | Wiel Coerver |
1976–1978 | Suwardi Arland |
1978–1979 | Frans van Balkom |
1979–1980 | Marek Janota |
1980–1981 | Bernd Fischer |
1981–1982 | Harry Tjong |
1982–1983 | Sinyo Aliandoe |
1983–1984 | Muhammad Basri, Iswadi Idris dan Abdul Kadir |
1985–1987 | Bertje Matulapelwa |
1987–1991 | Anatoli Polosin |
1991–1993 | Ivan Toplak |
1993–1996 | Romano Mattè |
1996 | Andi M. Teguh (interim) |
1996 | Danurwindo |
1996–1997 | Henk Wullems |
1998 | Rusdy Bahalwan |
1999 | Bernard Schumm |
1999–2000 | Nandar Iskandar |
2000–2001 | Benny Dollo |
2002–2004 | Ivan Kolev |
2004–2007 | Peter Withe |
2007 | Ivan Kolev |
2008–2010 | Benny Dollo |
2010–2011 | Alfred Riedl |
2011–2012 | Wim Rijsbergen |
2012 | Aji Santoso (interim) |
2012–2013 | Nil Maizar |
2013 | Luis Manuel Blanco |
2013 | Rahmad Darmawan (interim) |
2013 | Jacksen F. Tiago |
2013–2014 | Alfred Riedl |
2015 | Benny Dollo (interim) |
2015 | Pieter Huistra (interim) |
2016 | Alfred Riedl |
2017–2018 | Luis Milla |
2018 | Bima Sakti Tukiman (interim) |
2018–2019 | Simon McMenemy |
2019 | Yeyen Tumena (interim) |
2019–sekarang | Shin Tae-yong |
Rekor kompetisi
Piala Dunia FIFA
Piala Dunia FIFA | Kualifikasi | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tahun | Babak | Posisi | Mn. | M | S | K | GM | GK | Skuad | Mn. | M | S | K | GM | GK | |
sebagai | ||||||||||||||||
1930 | Tidak masuk | Tidak masuk | ||||||||||||||
1934 | ||||||||||||||||
1938 | Babak 16 besar | Ke-15 | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 6 | Skuad | Lolos otomatis | ||||||
sebagai Indonesia | ||||||||||||||||
1950 | Mengundurkan diri | Mengundurkan diri | ||||||||||||||
1954 | Tidak masuk | Tidak masuk | ||||||||||||||
1958 | Mengundurkan diri saat kualifikasi | 3 | 1 | 1 | 1 | 5 | 4 | |||||||||
1962 | Mengundurkan diri | Mengundurkan diri | ||||||||||||||
1966 | Tidak masuk | Tidak masuk | ||||||||||||||
1970 | ||||||||||||||||
1974 | Tidak lolos kualifikasi | 6 | 1 | 2 | 3 | 6 | 13 | |||||||||
1978 | 4 | 1 | 1 | 2 | 7 | 7 | ||||||||||
1982 | 8 | 2 | 2 | 4 | 5 | 14 | ||||||||||
1986 | 8 | 4 | 1 | 3 | 9 | 10 | ||||||||||
1990 | 6 | 1 | 3 | 2 | 5 | 10 | ||||||||||
1994 | 8 | 1 | 0 | 7 | 6 | 19 | ||||||||||
1998 | 6 | 1 | 4 | 1 | 11 | 6 | ||||||||||
2002 | 6 | 4 | 0 | 2 | 16 | 7 | ||||||||||
2006 | 6 | 2 | 1 | 3 | 8 | 12 | ||||||||||
2010 | 2 | 0 | 0 | 2 | 1 | 11 | ||||||||||
2014 | 8 | 1 | 1 | 6 | 8 | 30 | ||||||||||
2018 | Didiskualifikasi karena penangguhan FIFA | Didiskualifikasi | ||||||||||||||
2022 | Tidak lolos kualifikasi | 8 | 0 | 1 | 7 | 5 | 27 | |||||||||
2026 | Akan ditentukan | Akan ditentukan | ||||||||||||||
Total | Babak 16 besar | 1/22 | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 6 | — | 79 | 19 | 17 | 43 | 92 | 170 |
Sejarah pertandingan Indonesia pada Piala Dunia FIFA | |||
---|---|---|---|
Tahun | Babak | Nilai | Hasil |
1938 | Babak 16 besar | Hungaria 6–0 Hindia Belanda | Kalah |
Piala Asia AFC
Piala Asia AFC | Kualifikasi | ||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tahun | Babak | Posisi | Mn. | M | S | K | GM | GK | Skuad | Mn. | M | S | K | GM | GK | ||
1956 | Mengundurkan diri | Mengundurkan diri sebelum memainkan pertandingan satupun | |||||||||||||||
1960 | |||||||||||||||||
1964 | |||||||||||||||||
1968 | Tidak lolos kualifikasi | 4 | 1 | 1 | 2 | 10 | 6 | ||||||||||
1972 | 5 | 3 | 0 | 2 | 12 | 6 | |||||||||||
1976 | 4 | 1 | 1 | 2 | 3 | 5 | |||||||||||
1980 | 3 | 0 | 0 | 3 | 3 | 10 | |||||||||||
1984 | 5 | 3 | 0 | 2 | 6 | 5 | |||||||||||
1988 | 3 | 1 | 1 | 1 | 1 | 4 | |||||||||||
1992 | 3 | 1 | 1 | 1 | 3 | 4 | |||||||||||
1996 | Babak grup | Ke-11 | 3 | 0 | 1 | 2 | 4 | 8 | Skuad | 2 | 1 | 1 | 0 | 7 | 1 | ||
2000 | Babak grup | Ke-11 | 3 | 0 | 1 | 2 | 0 | 7 | Skuad | 4 | 3 | 1 | 0 | 18 | 5 | ||
2004 | Babak grup | Ke-11 | 3 | 1 | 0 | 2 | 3 | 9 | Skuad | 6 | 3 | 1 | 2 | 9 | 13 | ||
2007 | Babak grup | Ke-11 | 3 | 1 | 0 | 2 | 3 | 4 | Skuad | Lolos sebagai tuan rumah bersama | |||||||
2011 | Tidak lolos kualifikasi | 6 | 0 | 3 | 3 | 3 | 6 | ||||||||||
2015 | 6 | 0 | 1 | 5 | 2 | 8 | |||||||||||
2019 | Didiskualifikasi karena penangguhan FIFA | Didiskualifikasi | |||||||||||||||
2023 | Lolos | 13 | 4 | 1 | 8 | 19 | 30 | ||||||||||
2027 | Akan ditentukan | Akan ditentukan | |||||||||||||||
Total | Babak grup | 5/19 | 12 | 2 | 2 | 8 | 10 | 28 | — | 64 | 21 | 12 | 31 | 96 | 103 |
Pertandingan pertama | Indonesia 2–2 Kuwait (4 Desember 1996; Abu Dhabi, Uni Emirat Arab) |
---|---|
Kemenangan terbesar | Qatar 1–2 Indonesia (18 Juli 2004; Beijing, Tiongkok) |
Kekalahan terbesar | Indonesia 0–5 Tiongkok (21 Juli 2004; Beijing, Tiongkok) |
Kejuaraan AFF
|
|
Olimpiade
Olimpiade | Kualifikasi | ||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tahun | Babak | Posisi | Mn. | M | S | K | GM | GK | Skuad | Mn. | M | S | K | GM | GK | ||
1900 s.d. 1952 | Tidak masuk | ||||||||||||||||
1956 | Perempat final | Ke-7 | 2 | 0 | 1 | 1 | 0 | 4 | Skuad | Lolos secara otomatis | |||||||
1960 | Tidak lolos kualifikasi | 2 | 0 | 0 | 2 | 2 | 6 | ||||||||||
1964 | Mengundurkan diri | ||||||||||||||||
1968 | Tidak lolos kualifikasi | 4 | 1 | 1 | 2 | 4 | 5 | ||||||||||
1972 | 4 | 2 | 0 | 2 | 8 | 6 | |||||||||||
1976 | 4 | 2 | 1 | 1 | 11 | 5 | |||||||||||
1980 | 5 | 1 | 0 | 4 | 7 | 12 | |||||||||||
1984 | 8 | 0 | 3 | 5 | 3 | 14 | |||||||||||
1988 | 4 | 1 | 0 | 3 | 3 | 8 | |||||||||||
Sejak 1992 | Kompetisi U-23 (lihat tim nasional Indonesia U-23) | ||||||||||||||||
Total | Perempat final | 1/19 | 2 | 0 | 1 | 1 | 0 | 4 | — | 31 | 7 | 5 | 19 | 38 | 56 |
Pesta Olahraga Asia
|
|
Pesta Olahraga Asia Tenggara
|
|
Prestasi
Internasional
- Piala Dunia FIFA
- Babak 16 besar (1) : 1938
- Olimpiade Musim Panas
- Perempat final (1) : 1956
Kontinental
- Pesta Olahraga Asia
- Medali Perunggu (1): 1958
- Tempat keempat (2): 1954, 1986
Regional
Turnamen Persahabatan
- Turnamen Merdeka
- Piala Emas Aga Khan
- Piala Kemerdekaan Vietnam Selatan
- Piala Raja Thailand
- Turnamen HUT Kota Jakarta
- Juara (1): 1972
- Tempat kedua (3): 1973, 1974, 1978
- Piala Pesta Sukan
- Piala Korea
- Piala Merlion
- Piala Kemerdekaan
- Juara (3): 1987, 2000, 2008
- Tempat kedua (2): 1986, 1994
- Myanmar Grand Royal Challenge Cup
- Piala SCTV
- Piala Al Nakba
Rekor head-to-head
- Per 8 September 2023 setelah pertandingan melawan Turkmenistan.[46][47][48]
Lebih banyak menang Imbang Lebih banyak kalah
Lawan | Mn. | M | S | K | GM | GK | SG | % WR | Konfederasi |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Afganistan | 2 | 0 | 0 | 2 | 2 | 4 | −2 | 0% | AFC |
Afrika Selatan | 1 | 0 | 1 | 0 | 2 | 2 | 0 | 50% | CAF |
Aljazair | 2 | 1 | 0 | 1 | 2 | 2 | 0 | 50% | CAF |
Amerika Serikat | 1 | 1 | 1 | 0 | 9 | 7 | 2 | 50% | CONCACAF |
Andorra | 1 | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 1 | 100% | UEFA |
Arab Saudi | 14 | 0 | 3 | 11 | 7 | 36 | −29 | 10.71% | AFC |
Argentina | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 2 | −2 | 0% | CONMEBOL |
Australia | 19 | 2 | 3 | 14 | 10 | 39 | −29 | 18.42% | AFC |
Bahrain | 7 | 2 | 2 | 3 | 7 | 19 | −12 | 42.86% | AFC |
Bangladesh | 8 | 5 | 2 | 1 | 14 | 5 | 9 | 75% | AFC |
Belanda | 4 | 0 | 0 | 4 | 2 | 19 | −17 | 0% | UEFA |
Bhutan | 2 | 2 | 0 | 0 | 4 | 0 | 4 | 100% | AFC |
Bosnia dan Herzegovina | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 2 | −2 | 0% | UEFA |
Brunei | 12 | 8 | 2 | 2 | 41 | 4 | 37 | 72.73% | AFC |
Bulgaria | 3 | 0 | 1 | 2 | 0 | 6 | −6 | 16.67% | UEFA |
Burundi | 2 | 1 | 1 | 0 | 3 | 1 | 2 | 75% | CAF |
Ceko[a] | 2 | 0 | 1 | 1 | 2 | 6 | 4 | 50% | UEFA |
Curaçao | 2 | 2 | 0 | 0 | 5 | 3 | 2 | 100% | CONCACAF |
Denmark | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 9 | −9 | 0% | UEFA |
Estonia | 2 | 0 | 1 | 1 | 0 | 3 | −3 | 25% | UEFA |
Fiji | 3 | 0 | 3 | 0 | 3 | 3 | 0 | 50% | OFC |
Filipina | 31 | 25 | 3 | 3 | 107 | 27 | 80 | 85% | AFC |
Ghana | 2 | 0 | 0 | 2 | 0 | 6 | −6 | 0% | CAF |
Guinea | 1 | 0 | 0 | 1 | 1 | 3 | −2 | 0% | CAF |
Guyana | 1 | 1 | 0 | 0 | 2 | 1 | 1 | 100% | CONCACAF |
Hong Kong | 23 | 13 | 5 | 5 | 47 | 34 | 13 | 67.39% | AFC |
Hungaria | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 6 | −6 | 0% | UEFA |
India | 22 | 12 | 2 | 8 | 45 | 29 | 16 | 59.09% | AFC |
Iran | 5 | 0 | 1 | 4 | 3 | 11 | −8 | 25% | AFC |
Irak | 11 | 2 | 3 | 6 | 9 | 19 | −10 | 31.82% | AFC |
Islandia | 1 | 0 | 0 | 1 | 1 | 4 | −3 | 0% | UEFA |
Israel | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 1 | −1 | 0% | UEFA |
Jamaika | 1 | 1 | 0 | 0 | 2 | 1 | 1 | 100% | CONCACAF |
Jepang | 17 | 7 | 2 | 8 | 32 | 35 | −3 | 47.06% | AFC |
Jerman Timur | 2 | 0 | 1 | 1 | 3 | 5 | −2 | 25% | UEFA |
Kamboja | 26 | 22 | 1 | 3 | 99 | 22 | 77 | 90% | AFC |
Kamerun | 2 | 0 | 1 | 1 | 0 | 1 | −1 | 25% | CAF |
Kanada | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 4 | −4 | 0% | CONCACAF |
Kenya | 1 | 0 | 0 | 1 | 2 | 3 | −1 | 0% | CAF |
Kirgizstan | 1 | 1 | 0 | 0 | 4 | 0 | 4 | 100% | AFC |
Korea Selatan | 60 | 6 | 8 | 46 | 31 | 138 | −107 | 16.67% | AFC |
Korea Utara | 9 | 0 | 1 | 8 | 4 | 25 | −21 | 5.56% | AFC |
Kroasia | 1 | 0 | 0 | 1 | 2 | 5 | −3 | 0% | UEFA |
Kuba | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 1 | −1 | 0% | CONCACAF |
Kuwait | 7 | 2 | 3 | 2 | 8 | 12 | −4 | 50% | AFC |
Laos | 10 | 9 | 1 | 0 | 45 | 9 | 36 | 95% | AFC |
Liberia | 2 | 1 | 0 | 1 | 3 | 3 | 0 | 50% | CAF |
Libya | 2 | 1 | 0 | 1 | 3 | 5 | −2 | 50% | CAF |
Liechtenstein | 1 | 0 | 0 | 1 | 2 | 3 | −1 | 0% | UEFA |
Lituania | 2 | 0 | 1 | 1 | 2 | 6 | −4 | 25% | UEFA |
Malaysia | 97 | 40 | 21 | 36 | 127 | 102 | 25 | 52.06% | AFC |
Maroko | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 2 | −2 | 0% | CAF |
Maladewa | 4 | 4 | 0 | 0 | 12 | 0 | 12 | 100% | AFC |
Mali | 1 | 1 | 0 | 0 | 3 | 2 | 1 | 100% | CAF |
Malta | 2 | 0 | 0 | 2 | 0 | 4 | −4 | 0% | UEFA |
Mauritius | 1 | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 1 | 100% | CAF |
Mesir | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 6 | −6 | 0% | CAF |
Moldova | 2 | 1 | 0 | 1 | 2 | 2 | 0 | 50% | UEFA |
Mongolia | 4 | 4 | 0 | 0 | 13 | 2 | 11 | 100% | AFC |
Myanmar | 46 | 20 | 9 | 17 | 85 | 63 | 22 | 53.26% | AFC |
Nepal | 2 | 2 | 0 | 0 | 9 | 0 | 9 | 100% | AFC |
Nigeria | 1 | 0 | 0 | 1 | 1 | 2 | −1 | 0% | CAF |
Norwegia | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 1 | −1 | 0% | UEFA |
Oman | 6 | 2 | 1 | 3 | 7 | 6 | 1 | 41.67% | AFC |
Pakistan | 6 | 5 | 1 | 0 | 15 | 4 | 11 | 91.67% | AFC |
Palestina | 3 | 1 | 1 | 1 | 5 | 3 | 2 | 33.33% | AFC |
Papua Nugini | 4 | 2 | 0 | 2 | 10 | 5 | 5 | 50% | OFC |
Paraguay | 1 | 0 | 0 | 1 | 2 | 3 | −1 | 0% | CONMEBOL |
Puerto Riko | 1 | 0 | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | 50% | CONCACAF |
Qatar | 9 | 1 | 2 | 6 | 10 | 23 | −13 | 22.22% | AFC |
Republik Dominika | 1 | 0 | 1 | 0 | 1 | 1 | 0 | 50% | CONCACAF |
Rusia[b] | 3 | 0 | 2 | 1 | 0 | 4 | −4 | 33.33% | UEFA |
Selandia Baru | 8 | 2 | 4 | 2 | 8 | 9 | –1 | 50% | OFC |
Senegal | 1 | 0 | 1 | 0 | 2 | 2 | 0 | 50% | CAF |
Serbia[c] | 2 | 0 | 0 | 2 | 3 | 9 | −6 | 0% | UEFA |
Singapura | 71 | 39 | 12 | 20 | 138 | 75 | 63 | 63.38% | AFC |
Sri Lanka | 6 | 5 | 1 | 0 | 29 | 6 | 23 | 91.67% | AFC |
Suriah | 5 | 1 | 0 | 4 | 3 | 15 | −12 | 20% | AFC |
Swedia | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 3 | −3 | 0% | UEFA |
Tanzania | 1 | 1 | 0 | 0 | 3 | 1 | 2 | 100% | CAF |
Thailand | 97 | 32 | 18 | 47 | 121 | 167 | −46 | 42.78% | AFC |
Timor Leste | 6 | 6 | 0 | 0 | 21 | 2 | 19 | 100% | AFC |
Tionghoa Taipei | 14 | 10 | 0 | 4 | 31 | 14 | 17 | 71.43% | AFC |
Tiongkok | 19 | 2 | 4 | 13 | 14 | 42 | −28 | 31.58% | AFC |
Turkmenistan | 5 | 3 | 1 | 1 | 11 | 8 | 3 | 70% | AFC |
Uni Emirat Arab | 6 | 2 | 0 | 4 | 8 | 17 | −9 | 33.33% | AFC |
Uruguay | 3 | 1 | 0 | 2 | 5 | 11 | −6 | 33.33% | CONMEBOL |
Uzbekistan | 2 | 0 | 1 | 1 | 1 | 4 | −3 | 25% | AFC |
Vanuatu | 1 | 1 | 0 | 0 | 6 | 0 | 6 | 100% | OFC |
Vietnam[d] | 47 | 21 | 12 | 14 | 74 | 62 | 12 | 44.68% | AFC |
Yaman[e] | 6 | 2 | 4 | 0 | 7 | 3 | 4 | 66.67% | AFC |
Yordania | 6 | 0 | 0 | 6 | 3 | 17 | −14 | 0% | AFC |
Zimbabwe | 1 | 0 | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | 50% | CAF |
Total | 839 | 339 | 152 | 349 | 1357 | 1301 | +56 | 49.46% |
– |
- ^ Termasuk pertandingan melawan Cekoslowakia.
- ^ Termasuk pertandingan melawan Uni Soviet.
- ^ Termasuk pertandingan melawan Yugoslavia dan Serbia–Montenegro.
- ^ Termasuk pertandingan melawan Vietnam Selatan dan Vietnam Utara.
- ^ Termasuk pertandingan melawan Yaman Selatan.
Lihat juga
Catatan
- ^ Timnas Brunei Darussalam akan menggunakan Stadion Kuala Lumpur dikarenakan Stadion Sultan Hassanal Bolkiah sedang dalam masa pemugaran.
Referensi
- ^ FIFA Century Club - 1 December 2021, FIFA.
- ^ a b Abdul Kadir - Century of International Appearances - RSSSF.
- ^ "The FIFA/Coca-Cola Men's World Ranking". FIFA. 28 November 2024. Diakses tanggal 28 November 2024.
- ^ Peringkat Elo berubah dibandingkan dengan satu tahun yang lalu."World Football Elo Ratings". eloratings.net. 19 Januari 2024. Diakses tanggal 19 Januari 2024.
- ^ "Dutch East Indies International matches". Diakses tanggal 19 November 2015.
- ^ "World Football Elo Ratings: Indonesia". World Football Elo Ratings. Diakses tanggal 24 November 2019.
- ^ a b c d e f g Morrison, Neil. "Indonesian International Matches 1921–2001". RSSSF. Diakses tanggal 21 Desember 2010.
- ^ "Sensation at Manila Games – Running Found to be Short". Straits Times. Singapore. 14 Mei 1934. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-22. Diakses tanggal 21 Desember 2010.
- ^ "World Football Elo Ratings: Indonesia". ELO. Diakses tanggal 20 Desember 2010.
- ^ "Een historische voetbalreis". Java Post (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 19 Desember 2021.
- ^ Kisah Indonesia di Piala Dunia Diarsipkan 2010-09-04 di Wayback Machine., Vivanews.com
- ^ "Head to head statistics Kuwait – Indonesia". WildStat.com. 2007–2012. Diakses tanggal 6 Desember 2012.
- ^ Adambede1001 (14 Desember 2010). "Best Goal of 1996 AFC Asian Cup (Magnificent Bicycle Kick)" (Video upload). YouTube. Diakses tanggal 6 Desember 2012.Templat:Dead Youtube links
- ^ "Indonesia – International Results 1986–1990 – Details". RSSSF. 1999–2012. Diakses tanggal 6 Desember 2012.
- ^ "Indonesia – International Results 1991–1995 – Details". RSSSF. 1999–2012. Diakses tanggal 6 Desember 2012.
- ^ TOvicdinho (14 July 2011). "Wim Rijsbergen as the new Indonesian National Team manager". Indonesian Premier League (unofficial site). Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 July 2013. Diakses tanggal 6 December 2012.
- ^ themanwhoisktn (8 November 2007). "Thailand v Indonesia 2nd Tiger Cup". YouTube. Diarsipkan dari versi asli (Video upload) tanggal 2021-12-22. Diakses tanggal 6 Desember 2012.
- ^ "Region's media divided on Tiger Cup draw". The Football Association of Singapore. 10 Juli 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Mei 2016. Diakses tanggal 6 Desember 2012.
- ^ Somerford, Ben (17 Maret 2012). "PSSI warn against Indonesian government plans to take over embattled body". Goal.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Maret 2012. Diakses tanggal 6 Desember 2012.
- ^ Said, Bima; Somerford, Ben (17 Maret 2012). "A timeline of key events as Fifa sanctions await the divided Indonesian Football Association". Yahoo! News. Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Maret 2014. Diakses tanggal 6 Desember 2012.
- ^ "FIFA Executive Committee agrees major governance reforms & Ethics structure". Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 April 2012. Diakses tanggal 26 Oktober 2016.
- ^ Adamrah, Mustaqim (1 Desember 2012). "As FIFA deadline approaches, Indonesia soccer no closer to reconciliation". Yahoo! News. Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Februari 2013. Diakses tanggal 6 Desember 2012.
- ^ "Dua PSSI sepakat perbaiki sepakbola Indonesia". Bolanews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Februari 2014. Diakses tanggal 7 Juni 2012.
- ^ "PSSI Call Up 51 Players for Asian Cup Qualifiers". AFF. 7 Januari 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Februari 2015. Diakses tanggal 23 Juni 2014.
- ^ "Rahmad Back For Indonesia National Squad". AFF. 20 Maret 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Februari 2014. Diakses tanggal 23 Juni2014.
- ^ "Narrow Defeat for Indonesia". AFF. 23 Maret 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2015. Diakses tanggal 23 Juni 2014.
- ^ "Indonesian FA suspended by FIFA for government meddling". Eurosport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Mei 2015. Diakses tanggal 30 Mei 2015. Pembekuan tersebut akhirnya dicabut pada saat Kongres FIFA ke-66 di Meksiko tahun 2016.<ref>"FIFA Congress drives football forward, first female secretary general appointed". FIFA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Mei 2016. Diakses tanggal 14 Mei 2016.
- ^ Ganesha, Amal (18 Desember 2016). "Indonesia Tops the Anticlimax as Thailand Wins the 2016 AFF Cup". Jakarta Globe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 September 2020. Diakses tanggal 16 Juni 2022.
- ^ "Bima appointed Indonesia coach". The New Paper. 23 Oktober 2018.
- ^ "AFF Suzuki Cup 2018: Four instances Indonesia were knocked out in the group stages". Fox Sports Asia. 22 November 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-26. Diakses tanggal 2022-08-18.
- ^ "PSSI appoint former Philippines manager Simon McMenemy as new coach of Indonesian national team". FOX Sports Asia. 20 Desember 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-02. Diakses tanggal 2022-08-18.
- ^ Ramadani Saputra (6 November 2019). "PSSI fires national team coach McMenemy over 'unsatisfactory performance'". The Jakarta Post. Diakses tanggal 11 November 2019.
- ^ Akshat Mehrish (19 November 2019). "2022 FIFA World Cup Qualifiers: Malaysia 2-0 Indonesia – Five talking points". FOX Sports Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-20. Diakses tanggal 22 November 2019.
- ^ Prasetyo, Galih (4 Januari 2020). "Shin Tae-yong: Tak Masalah jika Indonesia Gagal Juara Piala AFF 2020". Football5star. Diakses tanggal 15 Juni 2022.
- ^ "The Bung Karno Sports Complex: Jakarta's Sports, Conventions and Entertainment Center". Wonderful Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Diakses tanggal 6 Desember 2012.
- ^ "SCTV Tayangkan 3 Laga Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022". Bola.net. Diakses tanggal 2021-06-07.
- ^ Prasetya, Dimas Ardi (8 Juni 2022). "INDOSIAR dan Vidio Hadirkan Perjuangan Timnas Indonesia Menuju Piala Asia 2023". Bola.net.
- ^ "PSSI Gandeng Mola TV". PSSI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-05. Diakses tanggal 2019-09-05.
- ^ "AFC continues partnership with MNC". AFC (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-04. Diakses tanggal 2019-11-27.
- ^ "Lagardère Sports Secures Rajawali Citra Televisi Indonesia as Exclusive Terrestrial Broadcaster in Indonesia for AFF Suzuki Cup". AFF Suzuki Cup (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-09. Diakses tanggal 2019-11-17.
- ^ "24 Pemain Dipanggil untuk FIFA Matchday versus Turkmenistan". PSSI - Football Association of Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Mei 2023. Diakses tanggal 29 Agustus 2023.
- ^ "Badai Cedera STY Panggil 3 Pemain Timnas Indonesia U-23 ke Senior". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2023-09-04.
- ^ "Yakob, Yance, Dimas Absen di Indonesia vs Turkmenistan". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2023-09-05.
- ^ Widigdo, Novianto. "Indonesia - Record International Players". RSSSF.
- ^ "Ketua PSSI Tetapkan Frank Wormuth Jadi Konsultan Pelatih Tim U-17 Indonesia". 23 Juli 2023. Diakses tanggal 24 Juli 2023.
- ^ "Indonesia International Matches". RSSSF.
- ^ "Indonesia - Historical results". World Football. Diakses tanggal 28 Juni 2021.
- ^ FIFA.com
Pranala luar
- Indonesia pada situs web resmi FIFA.
- Situs web resmi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia