Grand Prix Australia

Grand Prix Formula Satu
Revisi sejak 18 Desember 2023 14.43 oleh Raditya Pramana Putra (bicara | kontrib) (→‎Sejarah: Perbaikan kesalahan ketik)

Grand Prix Australia (dalam bahasa bahasa Inggris: Australian Grand Prix) adalah sebuah balapan mobil Formula Satu yang menjadi bagian dari musim balapan mobil Formula Satu.[1] Balapan ini diadakan di Sirkuit Grand Prix Melbourne di Albert Park di Melbourne. Event ini diadakan setiap tahun mulai dari tahun 1928 di berbagai tempat di negara Australia, sebelum menjadi bagian dari Kejuaraan Dunia FIA Formula Satu pada tahun 1985. Balapan ini diadakan di Sirkuit Jalan Raya Adelaide di kota Adelaide dari tahun 1985 hingga 1995, sebelum pindah ke kota Melbourne pada tahun 1996, dengan pengecualian pada musim 2020 dan 2021, ketika balapan ini dibatalkan karena pandemi COVID-19.[2][3]

Grand Prix Australia
Sirkuit Grand Prix Melbourne
Informasi lomba
Jumlah gelaran85
Pertama digelar1928
Terbanyak menang (pembalap)Australia Lex Davison (4)
Jerman Michael Schumacher (4)
Terbanyak menang (konstruktor)Italia Ferrari (13)
Panjang sirkuit5.303 km (3.295 mi)
Jarak tempuh307.574 km (191.071 mi)
Lap58
Balapan terakhir (2023)
Pole position
Podium
Lap tercepat
Mark Webber (foto tahun 2006) berlaga di balapan rumah sendiri di Australia.

Grand Prix Australia menjadi seri pertama dari Kejuaraan Dunia, menjadi balapan pertama di setiap tahunnya, kecuali pada tahun 2006, sejak seri ini dipindahkan ke Melbourne. Selama tahun tersebut di Adelaide, Grand Prix Australia mendapat kehormatan untuk menjadi seri terakhir dari Kejuaraan Dunia, menggantikan posisi Grand Prix Portugal. Sebagai seri terakhir dari sebuah musim, tuan rumah Grand Prix mendapatkan Grand Prix yang berkenan, di mana yang paling dikenang adalah tahun 1986 dan 1994, di mana gelar juara dunia ditentukan.

Dalam hal kemenangan Grand Prix, Michael Schumacher dan tim Ferrari merupakan pembalap dan tim yang paling sukses hingga saat ini.

Sejarah

Pra-perang

 
Arthur Waite berhasil memenangkan 100 Miles Road Race 1928 di sirkuit jalan raya Phillip Island dengan mengendarai mobil Austin 7.

Sementara acara balapan yang disebut sebagai Grand Prix Australia diadakan pada tahun 1927 di permukaan rumput Goulburn Racecourse yang diadakan sebagai serangkaian sprint,[4] secara umum balapan yang diterima bahwa Grand Prix Australia dimulai sebagai Balap Jalan 100 Mil, yang diadakan di Sirkuit jalan raya Phillip Island, pada tahun 1928.[5] Perlombaan yang perdana berhasil dimenangkan oleh Arthur Waite, yang secara efektif merupakan entri yang didukung oleh Austin Motor Company, dengan menggunakan mobil Austin 7 yang dimodifikasi. Selama delapan tahun, balapan ini, yang pertama kali disebut sebagai Grand Prix Australia pada musim 1929, dilanjutkan di sirkuit jalan tanah berbentuk persegi panjang. Tim Bugatti mendominasi hasil akhir, dengan meraih empat kemenangan berturut-turut dari tahun 1929 hingga 1932. Balapan terakhir di Phillip Island terjadi pada tahun 1935, dan gelar tersebut berakhir selama tiga tahun. Sebuah acara balapan yang bergaya AGP diadakan pada Boxing Day, 1936 di kota Victor Harbor di Australia Selatan untuk Grand Prix Australia Selatan yang keseratus,[6] sebelum gelar Grand Prix Australia dihidupkan kembali di musim 1938 untuk pembukaan sirkuit yang kemudian menjadi salah satu trek balapan yang paling terkenal di dunia, yaitu Mount Panorama, tepat di luar babak semi-kota pedesaan Bathurst. Baru saja selesai, dengan segel tar untuk sirkuit masih satu tahun lagi, balapan ini berhasil dimenangkan oleh pembalap asal Inggris, yaitu Peter Whitehead, yang membalap dengan voiturette ERA Tipe B, yang terlalu cepat untuk mesin yang dikembangkan secara lokal.[7] Satu balapan lagi diadakan, di Sirkuit Lobethal dekat kota Lobethal di Australia Selatan pada musim 1939, sebelum negara tersebut terjerumus ke dalam Perang dunia II.

Pasca-perang

Awal balapan pasca-perang

Pada era pasca-perang, balapan ini jarang dilakukan karena para pesaing menggunakan mobil sebelum perang dengan persediaan yang dikumpulkan berdasarkan penjatahan bahan bakar dan ban. Mount Panorama mengadakan Grand Prix pasca-perang yang pertama di musim 1947, memulai sistem rotasi antara Negara Bagian Australia,[8] seperti yang dibina oleh Australian Automobile Association.[9] Campuran mobil sport produksi yang dipreteli dan mobil "spesial" Australia akan meraih kemenangan pada saat balapan berlangsung di antara sirkuit lapangan terbang sementara yang diubah dan sirkuit jalanan seperti Point Cook, Leyburn, Nuriootpa, dan Narrogin sebelumnya, pada balapan kembali ke Mount Panorama di musim 1952, jalan menuju masa depan telah ditunjukkan oleh Doug Whiteford dengan mengendarai mobil Formula Satu Talbot-Lago yang baru diimpor menuju kemenangan. Mesin Grand Prix telah disaring dalam bentuk Maserati dan OSCA yang lebih tua dan Cooper yang lebih kecil, tetapi belum terbukti lebih unggul daripada mesin mobil lokal yang dikembangkan. Akhir dari "spesial" Australia akan segera tiba, tetapi rangkaian spesial berbasis Maybach yang luar biasa yang dikendarai dengan penuh semangat oleh Stan Jones akan memberikan banyak harapan untuk beberapa tahun ke depan.

Lex Davison, yang selama beberapa tahun bereksperimen dengan mesin mobil sport pada sasis Formula 2 yang lebih kecil, berhasil meraih kemenangan pertamanya dari empat kemenangan dalam Jaguar bermesin Formula 2 HWM di musim 1954, sedangkan pada tahun sebelumnya, Whiteford berhasil memenangkan Grand Prix untuk yang ketiga dan terakhir kalinya pada saat mobil balap bergemuruh untuk yang pertama kalinya di jalan-jalan di sekitar Albert Park Lake di bagian dalam kota Melbourne. Sirkuit tersebut, yang selama empat tahun singkat memberikan negara Australia cita rasa paling kuat dari kemegahan balapan Grand Prix Eropa, 40 tahun kemudian banyak dimodifikasi, dan digunakan untuk menjadi tuan rumah Grand Prix Australia 1996 sebagai tempat kejuaraan dunia Formula Satu yang modern. Jack Brabham berhasil meraih kemenangan pertamanya dari tiga kemenangan AGP di 1955 di Sirkuit Port Wakefield di Australia Selatan. Perlombaan ini penting karena Brabham mengendarai mobil Bristol bertenaga Cooper T40, mobil bermesin belakang pertama yang berhasil memenangkan Grand Prix.

Grand Prix ini kembali lagi ke Albert Park pada musim 1956, tahun Olimpiade Melbourne yang menjadi tuan rumah bagi sekelompok tim tamu Eropa, dipimpin oleh Stirling Moss dan pabrik Tim balap Maserati yang membawa armada mobil Grand Prix 250F dan mobil balap sport 300S. Moss berhasil memenangkan Grand Prix dari rekan setimnya di Maserati, yaitu Jean Behra. Balapan tahun 1956 itu akan menginspirasi era besar Grand Prix berikutnya.[10]

Tasman Formula

Tumbuhnya pengaruh pembalap-insinyur Jack Brabham dan beberapa tahun di belakangnya pembalap asal Selandia Baru, yaitu Bruce McLaren, akan mengubah balapan. Brabham, yang pertama kali berhasil memenangkan Grand Prix di musim 1955 dengan mengendarai mobil Cooper T40 Bristol yang dibawanya pulang dari terjun pertamanya ke balapan Inggris,[11] akan menguji perkembangan baru untuk Cooper selama musim dingin Eropa, memulai membanjirnya mesin Cooper-Climax Grand Prix ke negara Australia dan Selandia Baru, sebelum Brabham mulai membangun mobil sendiri miliknya, serta penampilan sasis Lotus juga, yang pada akhirnya membunuh "spesial" Australia. Dengan dibatasinya Formula Satu Eropa oleh peraturan 1,5 liter dan mobil Australia 2,5 liter yang besar dan bertenaga sangat menarik bagi tim-tim Eropa, dan ketika tim Grand Prix BRM melakukan tur ke negara Australia selama musim panas 1962, benih itu tumbuh menjadi Seri Tasman.

Tim dan pembalap Formula Satu Eropa ternama berlomba pada musim dingin Eropa di negara Australia dan Selandia Baru dari musim 1963 hingga 1969 menjadi tuan rumah masa keemasan balapan di wilayah tersebut, yang mana Grand Prix Australia (dan Grand Prix Selandia Baru) menjadi permata musim panas. Popularitas formula Tasman secara langsung bertanggung jawab atas "kembalinya kekuasaan" di dalam ajang Formula Satu pada tahun 1966, dan setelah menghabiskan waktu selama bertahun-tahun untuk mengembangkan mobil Brabham dengan Repco, pada akhirnya Repco V8 berbasis Oldsmobile di seri Tasman memberikan Jack Brabham kesempatan untuk secara tidak terduga mendominasi ajang Formula Satu di mobil Brabham-nya dengan mobil ringan yang sudah terbukti yang membuat Ferrari dan "garagistes" Inggris berjuang dengan mobil mereka yang berat, rapuh secara teknis, atau kurang bertenaga, hingga munculnya Lotus-Cosworth pada tahun 1967.

Para bintang Formula Satu pada masa itu semuanya mengunjungi Tasman Series, termasuk Juara Dunia Jim Clark, John Surtees, Phil Hill, Jackie Stewart, Graham Hill, dan Jochen Rindt, sementara pemain tetap F1 yang lainnya, yaitu Timmy Mayer, Pedro Rodriguez, Piers Courage, memimpin tim dari Cooper, Lotus, Lola, BRM, bahkan kendaraan roda empat Ferguson P99 dan terakhir, Ferrari, berpacu melawan bintang lokal, yaitu Jack Brabham, Bruce McLaren, Denny Hulme, Chris Amon, Frank Gardner, Frank Matich, Leo Geoghegan, dan Kevin Bartlett. Brabham berhasil memenangkan Grand Prix ini sebanyak tiga kali, McLaren dua kali, Clark dua kali, yang kedua adalah kemenangan besar terakhirnya sebelum kematiannya, memenangkan pertarungan yang sangat menghibur dengan Chris Amon di Grand Prix Australia 1968 di Sandown Raceway. Graham Hill berhasil memenangkan perlombaan Grand Prix Australia 1966|di musim 1966, dengan Amon yang berhasil memenangkan perlombaan formula Tasman yang terakhir di |musim 1969, memimpin atas rekan setimnya di kandang Ferrari, yaitu Derek Bell, untuk finis di posisi 1–2 yang dominan di Lakeside Raceway.

Formula 5000

Pada akhir dekade ini, tim-tim Eropa semakin enggan berkomitmen pada Tasman Series karena musim kandang yang lebih panjang, namun juga harus mengembangkan versi 2,5 liter dari mesin F1 3,0 liter mereka. Mobil lokal Tasman juga mengalami penurunan dan setelah pada awalnya lebih memilih Tasman versi 2.0 liter untuk menjadi masa depan Grand Prix Australia, dukungan yang luar biasa terhadap Formula 5000 yang sudah mapan menyaksikan kekuatan seleksi alam tangan CAMS.[12]

Pada paruh pertama tahun 1970-an, Seri Tasman berlanjut sebagai seri lokal yang utamanya diperuntukkan bagi para pembalap Formula 5000, namun pada tahun 1976, balapan di negara Australia dan Selandia Baru retak, dan Grand Prix Australia terpisah dari sisa-sisanya, dan menjadi sebuah balapan yang berdiri sendiri. Selama era ini, mantan bintang Tasman, Matich, Geoghegan, dan Bartlett akan terus berlanjut seiring dengan munculnya generasi pembalap yang baru, beberapa diantaranya seperti Garrie Cooper (Elfin) dan Graham McRae mengembangkan mobil mereka sendiri, sementara yang lain seperti Max Stewart, John McCormack, dan Alfredo Costanzo menggunakan mobil buatan Eropa, kebanyakan Lola. Matich berhasil memenangkan dua Grand Prix dengan mobilnya sendiri, sebelum Stewart dan McRae masing-masing meraih sepasang kemenangan. Menjelang akhir tahun 1970-an, balapan tersebut kembali lagi menjadi rumah bagi para antipodean yang kembali lagi ke benua Eropa, seperti Alan Jones dan Larry Perkins, dengan Warwick Brown yang berhasil memenangkan balapan ini pada tahun 1977, sementara di musim 1976, pembalap mobil touring John Goss menyelesaikan rekor ganda yang luar biasa, dengan menjadi satu-satunya pembalap yang berhasil memenangkan Grand Prix dan balapan mobil touring Bathurst 1000.

Calder Park

Menurunnya perekonomian dan dominasi mobil touring Grup C menjelang akhir tahun 1970-an membuat Formula 5000 perlahan-lahan tidak lagi disukai. Pada tahun 1980, keputusan untuk mengganti sekali lagi sudah dekat; namun, penampilan Alan Jones di dalam ajang Formula Satu membuat pengusaha Bob Jane mengambil peluang untuk membawa ajang Formula Satu untuk kembali lagi sebagai Formula Grand Prix. Acara balapan pada musim 1980 yang diadakan di Calder Park Raceway Jane menampilkan gabungan lapangan Formula Satu dan Formula 5000 yang dilengkapi dengan mobil Formula Atlantik versi Australisasi, yaitu Formula Pasifik.[13] Juara dunia yang baru dinobatkan, yaitu Jones, menyapu lapangan dengan mengendarai mobil Williams-Ford miliknya, tetapi dengan hanya dua mobil F1 yang masuk (yang lainnya adalah Alfa Romeo 179 yang dikemudikan oleh Bruno Giacomelli).

Disintegrasi F5000 yang terus berlanjut membuat Jane memusatkan empat Grand Prix berikutnya di Formula Pasifik (yang kemudian diubah namanya menjadi kategori Formula Mondial,[14]) dan mengimpor pembalap Formula Satu untuk balapan dengan penduduk lokal di lapangan, yang hampir seluruhnya terdiri dari Ralt RT4. Roberto Moreno asal Brasil berhasil mendominasi era ini, memenangkan tiga dari empat balapan, dan hanya menyisakan balapan di musim 1982 saja kepada Juara Dunia sebanyak empat kali di masa depan, yaitu Alain Prost.

Upaya Jane untuk membawa Kejuaraan Dunia ke Calder Park pada akhirnya gagal, begitu pula tawaran dari sirkuit yang lain di kota Melbourne, yaitu Sandown (meskipun Sandown mampu menarik putaran Kejuaraan Mobil Olahraga Dunia ke trek yang ditingkatkan di Kejuaraan Dunia musim 1984). Ternyata, pihak F1 akan tergoda untuk meninggalkan kota Melbourne karena pilihan yang jauh lebih menarik,[15] tetapi balapan itu terdaftar sebagai sebuah balapan cadangan di dalam kalender F1 musim 1982.[16]

Formula Satu

Adelaide (1985–1995)

Berkas:AdelaideAlive.jpg
Poster promosi untuk Grand Prix Australia yang pertama di Adelaide pada musim 1985.

Grand Prix Australia menjadi babak Kejuaraan Dunia Formula Satu FIA pada tahun 1985 dengan balapan terakhir musim ini diadakan di sirkuit jalan raya di kota Adelaide. Sirkuit Jalan Raya Adelaide, yang terakhir kali mengadakan balapan Formula Satu pada 1995, dikenal sebagai sebuah sirkuit yang menantang, menuntut, dan rumit, yang sering menghasilkan balapan yang menguras tenaga, dan keseluruhan acara balapan tersebut sangat populer di kalangan pembalap, tim, dan juga penggemar. Setiap kali tim datang ke kota Adelaide, mereka menikmati suasana pesta.[17]

Grand Prix Australia yangpertama yang dimasukkan sebagai bagian dari Kejuaraan Dunia Formula Satu juga merupakan AGP yang ke-50. Sirkuit Jalan Raya Adelaide yang baru sepanjang 3,78km menampilkan Ayrton Senna asal Brasil di posisi terdepan, dengan catatan waktu 1:19.843, dalam sebuah mobil LotusRenault. Balapan itu sendiri merupakan pertarungan antara Senna dan pembalap asal Finlandia, yaitu Keke Rosberg, yang mengendarai mobil WilliamsHonda untuk yang terakhir kalinya. Dijalankan dalam kondisi yang sangat panas, balapan terakhir musim 1985 berjalan hingga batas waktu 2 jam, meskipun semua 82 putaran yang dijadwalkan telah dijalankan. Rosberg pada akhirnya berhasil menang dengan finis 43 detik di depan pembalap LigierRenault asal Prancis, yaitu Jacques Laffite dan Philippe Streiff, yang justru bertabrakan di tikungan yang tajam di akhir Brabham Lurus dengan hanya satu putaran saja yang tersisa, ketika Streiff mencoba untuk melakukan gerakan menyalip yang mengakibatkan suspensi mobilnya rusak, meskipun tidak cukup parah hingga menyebabkan pensiun. Juara Dunia sebanyak tiga kali dari negara Austria, yaitu Niki Lauda, mengendarai balapan Formula Satu untuk yang terakhir kalinya di acara balapan ini. Setelah start dari posisi ke-16 dengan tim McLaren, ia berhasil memimpin jalannya lomba ini pada putaran ke-57, namun kurangnya rem menyebabkan dia menabrak tembok yang mengakhiri karier Formula Satunya dengan menyedihkan. Negara Australia memiliki pembalapnya sendiri di dalam balapan ini, dengan Juara Dunia musim 1980, yaitu Alan Jones, yang mengendarai mobil LolaHart. Jones, yang start dari posisi ke-19, terhenti di awal, tetapi berjuang untuk mencapai posisi keenam pada putaran ke-20 sebelum mundur pada putaran berikutnya karena mobilnya mengalami kerusakan listrik. Acara balapan pada tahun 1986 adalah perlombaan tiga arah untuk memperebutkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap. Nigel Mansell asal Inggris dan Nelson Piquet asal Brasil di tim WilliamsHonda dan pembalap asal Prancis, yaitu Alain Prost, yang secara komparatif membalap untuk tim McLarenTAG/Porsche yang kurang bertenaga, bersaing untuk memperebutkan gelar juara dunia pembalap. Mansell hanya membutuhkan posisi ketiga untuk menjamin gelar juara dunia, sementara Prost dan Piquet perlu menang dan Mansell finis di posisi keempat atau lebih rendah untuk merebut gelar juara dunia. Pembalap asal Finlandia, yaitu Keke Rosberg, memimpin jalannya lomba ini selama 62 putaran, sebelum terjadi kebocoran ban yang menyebabkan kerusakan pada mobil McLaren-nya; balapan ini adalah balapan Formula Satu yang terakhir bagi sang juara dunia tahun 1982. Pada saat berada di posisi tiga teratas dengan 20 putaran tersisa, mobil Williams yang dikendarai oleh Mansell mengalami kerusakan mekanis yang parah, dengan ban belakang bocor pada kecepatan 180 mph (290 km/h) di Brabham Straight, menciptakan percikan api yang sangat besar saat lantai kendaraan terseret di sepanjang permukaan aspal. Mansell berjuang untuk mengendalikan mobil yang membelok dengan keras itu, dan mengarahkannya hingga berhenti dengan aman. Prost memimpin jalannya lomba ini, karena rekan setim Mansell, yaitu Piquet, masuk ke dalam pit sebagai tindakan pencegahan, dan pembalap asal Prancis itu berhasil memenangkan perlombaan dan gelar kejuaraan dunia. Prost harus melawan setelah mengalami kebocoran di tengah balapan, dan berhenti segera setelah finis agar tidak membuang-buang bahan bakar, sesuatu yang telah dia lakukan di setiap balapan yang dia selesaikan sejak didiskualifikasi dari Grand Prix San Marino 1985 karena menjadi kekurangan berat badan setelah mobil McLaren-nya kehabisan bahan bakar pada putaran lambat setelah melewati garis finis terlebih dahulu. Pada tahun 1987, Gerhard Berger berhasil menang dengan mobil Ferrarinya, sementara Ayrton Senna finis di posisi kedua, tetapi kemudian didiskualifikasi karena penyimpangan teknis pada balapan terakhirnya untuk tim Lotus; Rekan setim Berger, yaitu Michele Alboreto, kemudian naik ke posisi kedua untuk membuat hasil akhir menjadi 1–2 untuk tim Ferrari.

Grand Prix Australia 1988, Grand Prix yang terakhir di era turbo, menyaksikan Alain Prost berhasil memenangkan balapan ketujuhnya di musim ini dari rekan setimnya di McLaren dan Juara Dunia yang baru dinobatkan, yaitu Ayrton Senna, dengan juara keluar, yaitu Nelson Piquet, yang finis di posisi ketiga untuk Lotus, memberikan ketiga posisi podium untuk mesin Honda turbo. Balapan ini juga merupakan kemenangan yang ke-15 dan posisi terdepan yang ke-15 dalam 16 balapan di musim ini, di mana tim McLaren-Honda mendominasi total, sebuah dominasi yang belum pernah terlihat sebelumnya atau sejak di dalam ajang Formula Satu. Balapan pada tahun 1989 dilanda hujan lebat, dan para pembalap, terutama Prost, tidak mau memulai balapan karena kondisi yang sangat basah, terutama di lintasan lurus Brabham. Balapan ini terjadi setelah balapan yang kontroversial 2 minggu sebelumnya di Grand Prix Jepang di Suzuka, di mana Prost menabrak rekan setimnya yang dibenci, yaitu Senna, dan Senna kembali melaju dan finis pertama di akhir balapan, tetapi setelah diskusi politik didiskualifikasi karena memotong tikungan sebelum pit langsung di Suzuka; dampaknya muncul pada perlombaan. Tim McLaren telah memutuskan untuk mengajukan banding atas diskualifikasi Senna; jadi Senna masih punya peluang untuk menjadi juara dunia. Perlombaan sempat tertunda beberapa saat dan ada diskusi mengenai apakah balapan ini harus dimulai atau tidak. Senna lolos dengan posisi terdepan, dan memiliki niat untuk memulai balapan. Sirkuit masih diguyur hujan dan terendam air, namun para pembalap, termasuk Prost, mengalah dan pada akhirnya memulai balapan. Akan tetapi, Prost yang tidak yakin masuk setelah satu putaran dan mundur; dan Senna- yang masih dalam kondisi mental buruk sejak balapan sebelumnya, segera mulai membalap secepat yang dia bisa. Pada akhir putaran pertama, karena Minardi yang dikendarai oleh Pierluigi Martini menahan laju dua mobil Williams yang lebih cepat dari pembalap asal Belgia, yaitu Thierry Boutsen, dan pembalap asal Italia, yaitu Riccardo Patrese, Senna unggul sembilan detik dari Martini; mobil Williams segera melewati Martini, tetapi pada akhir putaran ketiga, Senna unggul 23 detik dari Boutsen yang berada di posisi kedua. Namun, bahkan dengan keunggulan besar yang ia perpanjang lebih jauh lagi, Senna terus berusaha keras mengambil peluang yang sangat berani bahkan untuk dirinya sendiri; dominasi psikologis yang dipancarkan oleh F1 terhadap pembalap asal Brasil itu membuat ia dikenal suka mengambil risiko yang tidak dilakukan oleh sebagian besar pembalap yang lain. Turun lurus ke Brabham pada putaran ke-13, Senna muncul di belakang mobil Brabham-Judd yang dikendarai oleh pembalap asal Inggris, yaitu Martin Brundle, dan Brundle memutuskan untuk pindah untuk membiarkan Senna lewat. Namun Senna dibutakan oleh cipratan air yang tebal; dan pembalap asal Brasil itu tidak lepas landas, dan menyebabkan dia menabrak bagian belakang mobil Brundle, merobek roda kiri depan dan suspensinya dan mengakibatkan pembalap asal Brasil itu pensiun. Ini secara efektif memberikan Prost gelar Kejuaraan Dunia Pembalap ketiganya; Permohonan banding tim McLaren belum diputuskan, namun karena Senna gagal mencetak poin, ia secara matematis tidak mampu mengejar Prost meskipun seandainya kemenangannya di Grand Prix Jepang tetap berlaku, dan hal itu tidak hanya dibatalkan, namun Senna menerima denda sebesar $100.000 dan larangan bermain selama enam bulan, yang mana keduanya dibatalkan. Boutsen berhasil memenangkan perlombaan ini dalam kondisi yang tidak membaik, dan balapan ini dibatalkan setelah mencapai batas waktu dua jam.

Grand Prix Australia 1990 adalah Grand Prix Kejuaraan Dunia yang ke-500 yang pernah diadakan; dan balapan itu terjadi setelah balapan yang lebih kontroversial lagi di Suzuka. Senna menabrak Prost di tikungan pertama pada putaran pertama balapan; dan dia berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap untuk yang kedua kalinya. Grand Prix Australia pada tahun itu adalah balapan yang sangat menarik: Senna memimpin jalannya lomba ini selama 61 putaran, namun terpaksa harus tersingkir di dekat pintu masuk arena balap permanen karena masalah girboks pada mobilnya. Perlombaan kemudian berubah menjadi sprint sengit antara Nelson Piquet dengan mobil Benetton-Ford miliknya dan Nigel Mansell dengan mobil Ferrari miliknya. Mansell menerobos lapangan dan berulang kali memecahkan rekor putaran saat mengejar mantan rekan setimnya di tim Williams tersebut. Hal ini hampir berakhir dengan bencana ketika mobil Ferrari yang dikemudikan oleh Mansell hampir menabrak mobil Benetton yang dikemudikan oleh Piquet di ujung Lurus Brabham dalam gerakan menyalip terakhir di putaran terakhir. Piquet berhasil menang dari duet pembalap Ferrari, yaitu Mansell dan Prost. Terdapat kontroversi sebelum balapan ketika Prost menolak untuk mengambil bagian dalam foto pembalap akhir musim tahunan dan pemotretan khusus yang dihadiri oleh Juara Dunia (termasuk juara legendaris lima kali Juan Manuel Fangio, juara dunia sebanyak tiga-kali, yaitu Sir Jack Brabham, Jackie Stewart, Niki Lauda, ​​dan Nelson Piquet; dan juara dunia yang lainnya, yaitu James Hunt, Alan Jones, Denny Hulme dan Senna), karena Prost masih merasa jijik dan marah karena tidak ingin muncul di foto bersama dengan Senna, menyusul kecelakaan tikungan pertama mereka yang kontroversial pada balapan sebelumnya di Jepang, yang memberikan gelar Kejuaraan Dunia musim 1990 untuk Senna.

Balapan pada tahun 1991 terkenal karena diadakan dalam kondisi yang sangat basah dan rumit, dan balapan ini pada akhirnya dihentikan setelah 14 dari 82 putaran yang dijadwalkan, dan Ayrton Senna dinyatakan sebagai pemenang. Prost telah dipecat dari tim Ferrari karena membuat komentar yang buruk tentang mobil tersebut setelah Suzuka; dia tidak berkompetisi dalam perlombaan ini. Gelar Kejuaraan Dunia Pembalap telah diputuskan untuk mendukung Senna; namun, gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor masih belum ditentukan antara tim McLaren dan Williams. Kemenangan Senna ditambah kemenangan ketiga rekan setimnya, yaitu Gerhard Berger, memberikan tim McLaren gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor untuk yang keempat kalinya secara berturut-turut; Pembalap Williams (yang berada di belakang McLaren dalam poin), yaitu Mansell, finis di posisi kedua (tetapi jatuh menjelang akhir balapan di chicane setelah pit) dan Riccardo Patrese finis di posisi kelima. Balapan ini memegang rekor balapan Formula Satu yang terpendek yang pernah ada karena hanya berlangsung 52 kilometer (33 mil)/24 menit. Pada akhirnya, rekor ini akan dilampaui oleh Grand Prix Belgia 2021, yang berlangsung hanya selama tiga putaran saja, namun diklasifikasikan setelah hanya satu putaran resmi saja. Juara Dunia sebanyak Tiga Kali, yaitu Nelson Piquet, yang finis di posisi kelima, pensiun dari balapan Grand Prix setelah balapan tersebut.

Grand Prix Australia 1992 menyaksikan Senna yang berusaha keras untuk mencoba bertahan dengan juara dunia baru yang dominan, yaitu Mansell, dengan membalap untuk tim Williams; duel ini berakhir dengan Senna yang melaju ke belakang mobil Mansell di tikungan terakhir. Mansell pensiun dari ajang Formula Satu dan berkompetisi di dalam ajang CART di negara Amerika Serikat; Rekan setim Senna, yaitu Gerhard Berger, berhasil memenangkan perlombaan ini. Pada tahun 1993, Senna berhasil memenangkan apa yang menjadi kemenangannya yang ke-41 dan terakhir, serta balapan terakhirnya untuk tim McLaren di depan Alain Prost, yang berkompetisi di dalam balapan Formula Satu terakhirnya dengan tim Williams sebelum dia juga pensiun. Senna memeluk rivalnya yang sangat sengit, yaitu Prost, di atas podium. Sekitar waktu ini, diumumkan bahwa Grand Prix Australia akan dipindahkan ke kota Melbourne pada tahun 1996.

Grand Prix Australia 1994 akan menjadi saksi akhir pekan yang mengesankan. Menyusul kemenangannya di Grand Prix Jepang, Damon Hill kini tertinggal satu poin dari pemimpin klasemen sementara kejuaraan dunia pembalap, yaitu Michael Schumacher. Nigel Mansell, yang kembali lagi ke dalam ajang Formula Satu untuk menggantikan posisi mendiang Senna, berada di posisi terdepan, tetapi awal balapan yang buruk mengakibatkan dua rival utama di dalam klasemen sementara kejuaraan dunia pembalap, yaitu Hill dan Schumacher, berjuang untuk memimpin jalannya lomba ini. Namun, pada putaran ke-36, Schumacher keluar lintasan akibat mengalami oversteer, dan hal ini memungkinkan bagi Hill untuk mengejar Schumacher dan mengambil garis dalam untuk tikungan berikutnya. Schumacher menabrak mobil Williams yang dikemudikan oleh Hill (baik sengaja atau tidak sengaja masih belum diketahui) yang membuat mobil Benetton yang dikemudikan oleh Schumi naik dengan dua roda dan menabrak penghalang ban, di mana Schumacher langsung pensiun di tempat. Hill keluar dari insiden tersebut dengan mengalami patah wishbone pada suspensi kiri depan mobilnya, di mana dia kemudian masuk ke dalam pit dan mundur dari balapan, dan menyerahkan gelar juara dunia pembalap kepada Schumacher. Pembalap Williams, yaitu Nigel Mansell, yang berusia 41 tahun, berhasil memenangkan perlombaan ini, dan menjadi pemenang Grand Prix yang tertua sejak Jack Brabham pada tahun 1970.

Pada Grand Prix Australia 1995, Mika Häkkinen mengalami kerusakan ban pada awal sesi kualifikasi pertama di Brewery Bend kecepatan tinggi antara Jones dan Brabham Straights, yang mengakibatkan dia menabrak dinding luar dengan keras. Dia terluka parah di dalam kecelakaan itu, dan hanya diselamatkan karena krikotiroidotomi darurat yang dilakukan di sisi trek oleh Sid Watkins.[18] Insiden ini telah membentuk ikatan yang kuat antara Häkkinen dan kepala tim Ron Dennis, dan juga melahirkan gerakan yang baru untuk keamanan ekstra dalam olahraga ini. Untungnya, Häkkinen pulih sepenuhnya, dan fit untuk balapan lagi pada tahun 1996, sehingga hanya melewatkan satu balapan saja. Häkkinen naik kembali ke mobil Formula Satu di Paul Ricard tiga bulan setelah mengalami kecelakaan itu.[19] Balapan F1 yang terakhir di kota Adelaide berhasil dimenangkan oleh Damon Hill dengan mengendarai mobil Williams, dengan hampir semua rival utamanya, termasuk Schumacher, yang pensiun, dan Hill menyelesaikan balapan ini dengan jarak dua putaran di depan Olivier Panis yang berada di posisi kedua.

Melbourne (1996–2019, 2022–sekarang)

 
Sirkuit Albert Park (1996–2020).

Pada tahun 1993, pengusaha terkemuka Melbourne, yaitu Ron Walker, mulai bekerja sama dengan pemerintah Kennett untuk menjadikan kota Melbourne sebagai tuan rumah acara balapan tersebut. Setelah pemerintah Jeff Kennett mengeluarkan jumlah yang tidak diungkapkan,[20] diumumkan pada tanggal 17 Desember 1993 (kurang dari seminggu setelah pemilihan Australia Selatan) bahwa perlombaan akan dialihkan ke Sirkuit Albert Park yang dibangun kembali di kota Melbourne.[21] Perlombaan ini dipindahkan ke kota Melbourne pada tahun 1996. Keputusan untuk mengadakan perlombaan di sana menimbulkan kontroversi. Serangkaian protes diorganisir oleh kelompok "Save Albert Park", yang mengklaim bahwa perlombaan tersebut mengubah taman umum menjadi taman bermain pribadi selama satu minggu dalam setahun. Selain itu, mereka mengklaim bahwa balapan tersebut menghabiskan banyak uang dan lebih baik dihabiskan, jika dihabiskan untuk balapan bermotor, di sirkuit permanen di tempat lain. Terakhir, mereka mengatakan bahwa manfaat ekonomi yang diklaim dari perlombaan tersebut salah atau dilebih-lebihkan. Penyelenggara perlombaan dan pemerintah mengklaim bahwa manfaat ekonomi bagi negara, meskipun tidak dapat diukur, melebihi biayanya, dan menyoroti bahwa fasilitas umum taman tersebut telah jauh lebih baik dari fasilitas kuno Perang Dunia II yang sebelumnya berlokasi di Albert Park; Pusat Olahraga dan Akuatik Melbourne (tempat banyak acara Melbourne Pertandingan Persemakmuran 2006) menjadi pusat perhatian dan paling terkenal dari fasilitas yang direvitalisasi. Penentang diadakannya balapan di taman menyatakan bahwa Aquatic Center tidak menambah apa pun pada Grand Prix, secara efektif ditutup selama berminggu-minggu setelah acara balapan tersebut dan dapat dibangun secara independen dari balapan mobil.

 
Acara demonstrasi diadakan di kota Melbourne sesaat sebelum dimulainya Grand Prix 2005.
 
Nick Heidfeld dan Nico Rosberg di Tikungan ke-6 Sirkuit Albert Park, Melbourne.

Bernie Ecclestone, presiden Manajemen Formula Satu pada saat itu, sebuah grup yang menjalankan ajang Formula Satu modern bersama dengan Federation Internationale de l'Automobile (FIA), pernah mengatakan bahwa dibutuhkan waktu 10 menit untuk menyelesaikan kesepakatan dengan kota Melbourne yang menjadikan ibu kota Victoria itu menjadi tuan rumah Grand Prix Australia mulai dari tahun 1996. Diperkirakan bahwa upaya kota Melbourne yang gagal untuk menyelenggarakan Olimpiade 1996, dan tawaran sukses berikutnya dari kota saingannya di utara, yaitu Sydney, untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2000, merupakan kekuatan pendorong di balik motivasi kota Melbourne untuk merebut Grand Prix Australia dari kota Adelaide. Grand Prix Australia di kota Adelaide pada tahun 1985–1995 selalu menjadi acara balapan yang terakhir di dalam kalender Formula Satu – namun, sejak tahun 1996 dan seterusnya, biasanya acara balapan ini menjadi acara balapan yang pertama atau diadakan di awal musim.

Albert Park, yang mudah dijangkau dari kawasan pusat bisnis kota Melbourne, menjadi rumah bagi Grand Prix Australia di kota Melbourne. Sirkuit dengan 16 putaran, yang berukuran 53 km (33 mi) seperti saat ini, dibangun dengan memanfaatkan kombinasi jalan umum dan tempat parkir mobil di dalam taman. Sirkuit ini terkenal sebagai tempat tes yang mulus dan berkecepatan tinggi bagi tim dan pembalap Formula Satu. Karakteristiknya mirip dengan satu-satunya sirkuit jalan raya yang lainnya yang terletak di taman umum yang digunakan di dalam Kejuaraan Dunia Formula Satu, yaitu Sirkuit Gilles Villeneuve di kota Montreal yang menjadi tuan rumah Grand Prix Kanada. Tema promosi untuk balapan pertama di kota Melbourne adalah "Melbourne – Tempat yang Hebat untuk Balapan". Sekitar 401.000 orang hadir selama empat hari menjelang dan termasuk balapan pertama pada tahun 1996, yang tetap menjadi rekor acara balapan tersebut. Logistik untuk membuat sirkuit sementara dan menjadi tuan rumah acara balapan sebesar Grand Prix Formula Satu dari awal tidak luput dari perhatian para pengunjung internasional, dengan Melbourne yang berhasil memenangkan Penghargaan Asosiasi Konstruktor F1 untuk Grand Prix terorganisir terbaik tahun ini selama dua tahun pertama (1996 dan 1997).

Grand Prix Australia di Albert Park hanya membutuhkan tiga tikungan saja untuk menarik perhatian dunia. Pada putaran pertama balapan pertama tahun 1996, Martin Brundle yang membela tim Jordan diluncurkan ke udara dalam sebuah kecelakaan besar. Rekaman kecelakaan tersebut, dan Brundle yang segera kembali lagi ke dalam pit untuk mengambil mobil cadangan untuk memulai balapan ini kembali, memastikan bahwa balapan pertama di kota Melbourne mendapat liputan yang luas. Perlombaan ini berhasil dimenangkan oleh Damon Hill Williams.

 
Pemenang Balapan 2008, yaitu Lewis Hamilton, di atas Podium bersama dengan Nick Heidfeld.

The 1997 race saw McLaren, through David Coulthard, break a drought of 50 races without a victory. The next year was a McLaren benefit, with Mika Häkkinen and Coulthard lapping the entire field en route to a dominant 1–2 finish. The result was clouded by controversy when Coulthard pulled over with two laps remaining to allow Häkkinen to win, honouring a pre-race agreement between the pair that whoever made it to the first corner in the lead on lap one would be allowed to win. Ferrari won its first Grand Prix in Melbourne in 1999, but it was not with team number one Michael Schumacher. Northern Irishman Eddie Irvine took his maiden victory after the all-conquering McLarens of Häkkinen and Coulthard retired before half-distance. Schumacher broke his Melbourne drought the following year when he headed a dominant Ferrari 1–2 with new teammate Rubens Barrichello. The 2001 event, also won by Michael Schumacher, was marked by tragedy when 52-year-old volunteer marshal Graham Beveridge was killed after a high-speed accident involving Ralf Schumacher and Jacques Villeneuve on lap five. Villeneuve's B.A.R. rode up across the back of Schumacher's Williams and crashed into the fence, behind which Beveridge was standing; Beveridge was hit by a tyre that flew off of Villeneuve's car.

The start of the 2002 race saw pole-sitter Barrichello and Williams's Ralf Schumacher come together at Turn One in a spectacular accident that saw 11 of the 22 cars eliminated before the end of the opening lap. Michael Schumacher dominated thereafter to post a third straight Melbourne win, but his achievements were overshadowed by the fifth place of Australian Mark Webber on his Formula One debut. Webber, in an underpowered and underfunded Minardi, had to recover from a botched late pit stop and resist the challenges of Toyota's Mika Salo in the closing stages, and took to the podium after the race with Australian team owner Paul Stoddart in one of Melbourne's more memorable Grand Prix moments. The next year, 2003, saw Coulthard again win for McLaren in a race held in variable conditions. Normal service was resumed in 2004 with the Ferraris of Schumacher and Barrichello running rampant – within two laps of Friday practice, Schumacher had obliterated the Albert Park lap record, and sailed to a crushing win. In 2005, the race was won by Renault's Giancarlo Fisichella after a storm during Saturday qualifying produced a topsy-turvy grid. Barrichello and Fisichella's teammate Fernando Alonso came through the field from 11th and 13th on the grid respectively to join pole sitter Fisichella on the podium.

In 2006, Alonso took his first Australian win in an accident-marred race that featured four safety car periods. In 2007 Kimi Räikkönen won in his first race for Ferrari, while rookie Lewis Hamilton became the first driver in 11 years to finish on the podium in his F1 debut, finishing third behind his McLaren teammate Alonso. Hamilton won the 2008 race which had three safety car periods and only six finishers. In 2009 Jenson Button took the victory, driving for debutant team Brawn GP, which was having its first race after Ross Brawn had bought the team following Honda's withdrawal from Formula One. The team was formed from the remnants of Honda Racing F1 who had withdrawn from the sport following the 2008 season. The race ended with Button, who had led from the start, leading the field over the line after the safety car had been deployed with three laps remaining following a crash between Sebastian Vettel and Robert Kubica, who had been fighting for second place. This promoted Button's teammate, fellow Brawn GP driver Rubens Barrichello, to second, marking a historic 1-2 for the team. Toyota's Jarno Trulli was given a 25-second penalty for passing Lewis Hamilton for third place under yellow flags during that safety car period, which promoted Hamilton into that position. However, Hamilton was later disqualified and docked his points for "deliberately misleading stewards",[22] with Trulli reinstated in third. The results earned by Brawn, Williams, and Toyota were awarded, despite an appeal being held two weeks later against a ruling on the legality of the teams' diffuser design.[23] The outcome of the appeal was in favour of the teams, their diffusers were declared legal under the new rules and there were no changes to the results of the race.

2010 again saw Button win at Melbourne. Starting from fourth, he gambled on an early change to slick tires under drying conditions that let him move up to second place after losing several positions at the start. Sebastian Vettel retired with mechanical issues after qualifying on pole and leading until his retirement, handing Button the victory. The 2011 race saw Vettel take victory in the Red Bull, with Hamilton second and Vitaly Petrov third for Lotus. This was the first ever podium for a Russian Formula One driver. 2012 saw Button win for the third time in four years at the circuit. 2013 saw a surprise victory with Raikkonen in the Lotus winning from Alonso and Vettel. The reintroduction of V6 turbo hybrid engines for 2014 saw a dominant performance from Mercedes's Nico Rosberg at the Grand Prix, who took the victory from the McLarens of Kevin Magnussen and Button, both of whom were promoted due to the disqualification of Daniel Ricciardo in the Red Bull post race for illegal fuel flow. 2015 saw Hamilton take the victory from teammate Rosberg, with Vettel completing the top three.

In 2020, it was planned to hold the Grand Prix despite the coronavirus epidemic in the country. Ferrari and AlphaTauri as teams based in Italy, the most coronavirus-infected country in Europe at the time, expressed concern about the possibility of leaving the quarantine zone. One of McLaren's mechanics got flu-like symptoms when he arrived in Australia, his coronavirus test returned positive and the British team withdrew from the race. Later, a photographer was also confirmed to have coronavirus. It was announced that the Grand Prix would still take place, but without spectators, however two hours before the first practice started the event was cancelled.[24][25]

After a two-year absence as a result of the COVID-19 pandemic, the Australian Grand Prix returned in 2022. Unlike previous years, when it was the opening event of the season, the 2022 Australian Grand Prix was instead the third event of the season. In the months before the Grand Prix, in consultation with drivers,[26] the circuit underwent several significant revisions,[27][28] which were the first and most significant changes since the inaugural 1996 Australian Grand Prix,[29] including the first track resurfacing since then.[30] Turns 9 and 10 were completely redesigned; where they formed a right–left chicane with a heavy braking zone on the approach, the redesign saw them removed.[29] This was done to raise the approach speed for old turns 11 and 12.[31] Several other corners were reprofiled to encourage overtaking, most notably the old turn 13, which was widened to create additional racing lines.[32] Positive camber was also added to allow drivers to carry more speed through the corner.[33] The main straight and pit lane were also redesigned, with the pit lane wall moved two metres closer to the circuit so that the edge of the circuit sat directly next to the wall.[27] The 2022 Grand Prix saw Ferrari's Charles Leclerc achieve his first career grand slam, having started in pole position, set the fastest lap, led every lap, and won the race ahead of Red Bull's Sergio Pérez and Mercedes' George Russell. It was the first grand slam for an individual Ferrari driver since Fernando Alonso's at the 2010 Singapore Grand Prix.[34] The 2022 edition set a new attendance record at the circuit for the weekend, with a reported 419,114 attendees, including 128,294 on race day; these figures made the 2022 Grand Prix the highest attended Grand Prix ever held in Melbourne and one of the most popular sporting weekends in Australian history.[35][36][37] The 2023 edition, which saw Max Verstappen win his maiden Australian Grand Prix, would break the record with 444,631 attendees,[38] and would also break a Formula One record; the race, which ended with twelve cars left running, is the first ever to have three red flags throughout the session. This came after a chaotic race that saw many incidents; the Formula 2 and Formula 3 races, held the same weekend, had a similar outcome.[39]

In June 2022, Melbourne's contract to host the Australian Grand Prix, which was due to expire in 2025, was extended to 2035.[40] The new contract stipulates that the Australian Grand Prix will be one of the first three rounds of the season over the contract period and will host a minimum of five season-opening races over the 13 years between 2023 and 2035.[41] From 2023, Formula 2 and Formula 3 races will form part of the race weekend schedule.[42]

Perubahan kalender

Perpindahan Grand Prix Australia ke kota Melbourne menunjukkan adanya perubahan waktu di mana tim dan personel F1 melakukan perjalanan tahunan mereka ke negara Australia. Kota Adelaide, selama 11 tahun penyelenggaraannya, merupakan balapan yang terakhir di dalam sebuah musim F1, biasanya pada bulan Oktober atau November, sedangkan kota Melbourne telah menjadi balapan pertama musim ini dalam 20 dari 25 kali mereka menjadi tuan rumah Grand Prix.[a] Dengan demikian, sirkuit Albert Park telah menjadi saksi debut banyak pembalap Formula Satu. Juara Dunia musim 1997, yaitu Jacques Villeneuve, melakukan debut balapannya di tahun pertama Melbourne pada tahun 1996, dan menjadi salah satu dari tiga pembalap yang berhasil mengamankan posisi terdepan di Grand Prix perdananya. Nama-nama terkemuka lainnya yang melakukan debut di kota Melbourne adalah juara dunia sebanyak tujuh kali, yaitu Lewis Hamilton (2007), Juara Dunia sebanyak dua kali, yaitu Fernando Alonso, dan juara dunia sebanyak satu kali, yaitu Kimi Räikkönen (keduanya pada tahun 2001); mantan pembalap F1 asal Australia, yaitu Mark Webber, juga melakukan debutnya di sana pada tahun 2002.

Sebagai bagian dari perayaan penyelenggaraan acara balapan yang kesepuluh di Albert Park pada tahun 2005, Webber mengendarai mobil F1 Williams miliknya melintasi Sydney Harbour Bridge dalam sebuah acara promosi, dan jalanan di kota Melbourne menjadi tuan rumah parade mesin F1 dan Supercar, yang merupakan sebuah kategori olahraga bermotor domestik yang paling terkenal di negara Australia. Selama lebih dari tiga puluh tahun, Supercar telah berkompetisi di acara balapan non-kejuaraan Supercars Challenge di Grand Prix Australia. Pada musim 2018, acara balapan ini diperebutkan untuk mendapatkan poin kejuaraan untuk yang pertama kalinya, dan dikenal sebagai Melbourne 400.[43][44]

Acara balapan pada musim 2021 pada awalnya dijadwalkan untuk membuka musim pada bulan Maret, tetapi dipindahkan ke bulan November karena pembatasan COVID-19 yang sedang berlangsung dan gangguan perjalanan, dan kemudian dibatalkan pada tanggal 6 Juli.[45][46] Sirkuit ini juga mengalami beberapa perubahan agar lintasannya menjadi lebih cepat.[47]

Dampak ekonomi

Masalah yang sering diperdebatkan, baik di kalangan pendukung, maupun penentang Grand Prix Australia, berkisar pada dampak ekonomi acara balapan tersebut terhadap negara bagian Victoria; Para pendukung acara balapan tersebut mengklaim bahwa acara balapan tersebut meningkatkan pariwisata, menciptakan lapangan kerja, dan menghasilkan jutaan dolar bagi negara bagian Victoria, sementara para penentangnya membantah manfaat ekonomi dari acara balapan tersebut, dan menyebutkan biaya yang harus ditanggung pembayar pajak untuk menjadi tuan rumah acara balapan tersebut, serta gangguan yang ditimbulkan oleh acara balapan tersebut.[48] Pada tahun 2014, pemerintah Victoria mengklaim dampak ekonomi tahunan dari penyelenggaraan Grand Prix Australia adalah antara $32 juta dan $39 juta, dan acara balapan tersebut menghasilkan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya yang signifikan, termasuk penciptaan lapangan kerja, pengembangan industri, investasi masuk dan pariwisata, sementara pihak penentangnya dari acara balapan tersebut mengklaim bahwa acara tersebut menghabiskan biaya lebih dari $50 juta bagi pembayar pajak Victoria untuk menjadi tuan rumah.[49]

Menurut penilaian dampak ekonomi tahun 2022 yang dilakukan oleh EY, Grand Prix Australia 2022 menghasilkan sekitar $92 juta belanja langsung dalam perekonomian Victoria dan meningkatkan Produk Bruto Negara Bagian Victoria sekitar $171 juta, dan Grand Prix juga dikreditkan untuk meningkatkan okupansi hotel dan menstimulasi patronase bisnis perhotelan.[50] Hal ini mencerminkan laporan EY tahun 2011 yang dibuat oleh Tourism Victoria, yang menemukan bahwa paparan internasional dan pengeluaran pariwisata yang berasal dari penyelenggaraan Grand Prix menghasilkan antara $32,04 juta dan $39,34 juta untuk Produk Bruto Negara Bagian Victoria selama periode penyelenggaraan Grand Prix, sekaligus juga menghasilkan antara 351 dan 411 pekerjaan setara penuh waktu.[51][52]

Namun, analisis biaya-manfaat Grand Prix Australia yang dilakukan untuk Auditor Jenderal pada tahun 2005 mengungkapkan kerugian ekonomi bersih bagi Victoria, dengan perkiraan biaya acara balapan tersebut yang melebihi manfaat yang diperoleh pembayar pajak di Victoria sebesar 5 persen.,[53] laporan auditor jenderal pada tahun 2007 menemukan bahwa biaya untuk menyelenggarakan acara balapan tersebut melebihi manfaat sebesar $6,7 juta,[54][55] sementara laporan pada tahun 2012 yang dibuat oleh Economists at Large untuk Save Albert Park memperkirakan bahwa Grand Prix pada tahun 2012 mengakibatkan kerugian ekonomi bersih bagi Victoria antara $48,8 juta dan $66,7 juta, dengan perkiraan kisaran menengah sebesar $60,55 juta.[56] Grand Prix Australia 2007 mengalami kerugian sebesar $34,6 juta,[57] sedangkan menurut Crikey, Grand Prix Australia mengalami kerugian sebesar $59,97 juta pada tahun 2014, $61,7 juta pada tahun 2015, $61 juta pada tahun 2016, dan $57,1 juta pada tahun 2017.[58]

Selama dekade sebelum tahun 2022, Grand Prix Australia secara kolektif membebani pembayar pajak Victoria sebesar $537,5 juta untuk menjadi tuan rumah, dengan Grand Prix Australia 2022 saja menghabiskan biaya bagi pembayar pajak Victoria sebesar $78,1 juta untuk menjadi tuan rumah; acara balapan pada tahun 2022 menghasilkan pendapatan sebesar $75,1 juta, tetapi menghabiskan biaya sebesar $153,2 juta untuk pementasannya.[59]

Kehadiran penonton sejak tahun 1995

 
Celebrity Challenge, GP 2008.
 
Jenson Button, pemenang Grand Prix Australia 2009, 2010, dan 2012.

Menyusul perpindahan Grand Prix Australia ke kota Melbourne, kehadiran penonton mencapai puncaknya pada 444.631 pada tahun 2023, tetapi belum pernah mencapai balapan terakhir di kota Adelaide pada tahun 1995.

Pada tahun 2009, krisis keuangan global, tingginya pengangguran dan pemogokan angkutan umum secara mendadak[60] dikutip oleh Perdana Menteri Victoria, yaitu John Brumby, sebagai alasan sedikit penurunan jumlah penonton.[61] Jumlah penonton meningkat pada tahun 2010 menjadi sekitar 305.000 – terbesar sejak perlombaan pada tahun 2005.

Berbeda dengan acara olahraga besar yang lainnya di negara Australia, seperti AFL Grand Final, Melbourne Cup, Australian Open, dan Boxing Day Test, Australian Grand Prix Corporation tidak merilis angka pasti jumlah penonton untuk Grand Prix Australia, dengan alasan masalah keamanan; pihak Australian Grand Prix Corporation percaya bahwa angka kerumunan adalah hal yang sensitif dari sudut pandang keamanan dan keselamatan, dan mengungkapkan bahwa hal tersebut berpotensi mempengaruhi keamanan Victoria dengan membantu sistem operasional dari kemungkinan pelaku ancaman.[62]

Jumlah kehadiran resmi, yang tidak tepat dan sering dianggap terlalu tinggi,[63][64] adalah sebagai berikut:

  • 1995 (Adelaide) – 520,000[65] (210,000 di hari balapan)
  • 1996 (Melbourne) – 401,000 (150,000 di hari balapan)[66]
  • 1997 – 289,000[67]
  • 2004 – 360,885[68] (121,500 di hari balapan)
  • 2005 – 359,000[69] (103,000 on race day)[70]
  • 2006 – 301,800[71]
  • 2007 – 301,000[72] (105,000 di hari balapan)
  • 2008 – 303,000[73] (108,000 di hari balapan)
  • 2009 – 286,900[61]
  • 2010 – 305,000[74] (108,500 di hari balapan)
  • 2011 – 298,000[75] (111,000 di hari balapan)
  • 2012 – 313,700[76] (114,900 di hari balapan)
  • 2013 – 323,000[77] (103,000 di hari balapan)[78]
  • 2014 – 314,900[79] (100,500 di hari balapan)
  • 2015 – 296,600 (101,000 di hari balapan)
  • 2016 – 272,300 (90,200 di hari balapan)
  • 2017 – 296,600[80]
  • 2018 – 295,000[81]
  • 2019 – 324,000 (100,000 di hari balapan)[82]
  • 2022 – 419,114 (128,294 di hari balapan)[35]
  • 2023 – 444,631 (131,124 di hari balapan)[83]

Pemenang

Pemenang berulang (pembalap)

Pembalap dalam cetak tebal berkompetisi di kejuaraan Formula Satu pada musim ini.
Latar belakang merah muda menunjukkan acara balapan yang bukan merupakan bagian dari Kejuaraan Dunia Formula Satu.

Pada edisi musim 2022, Juara Dunia Pembalap sebanyak empat kali, yaitu Alain Prost, tetap menjadi satu-satunya pembalap yang berhasil memenangkan perlombaan ini baik di Kejuaraan Dunia maupun di format domestik. Prost berhasil memenangkan perlombaan Kejuaraan Pembalap Australia 1982, mengendarai Formula Pasifik Ralt RT4, sebelum menang di Adelaide pada musim 1986 dan 1988 di dalam ajang Formula Satu.

Pembalap asal Australia, yaitu Lex Davison, dan pembalap asal Jerman, yaitu Michael Schumacher, adalah pembalap yang paling sukses dalam 86 tahun sejarah ajang tersebut dengan masing-masing meraih empat kemenangan, sementara tim McLaren dan Ferrari telah menjadi konstruktor yang paling sukses dengan masing-masing meraih dua belas kemenangan.

Jumlah kemenangan Pembalap Tahun menang
4   Lex Davison 1954, 1957, 1958, 1961
  Michael Schumacher 2000, 2001, 2002, 2004
3   Bill Thompson 1930, 1932, 1933
  Doug Whiteford 1950, 1952, 1953
  Jack Brabham 1955, 1963, 1964
  Graham McRae 1972, 1973, 1978
  Roberto Moreno 1981, 1983, 1984
  Alain Prost 1982, 1986, 1988
  Jenson Button 2009, 2010, 2012
  Sebastian Vettel 2011, 2017, 2018
2   Les Murphy 1935, 1937
  Bruce McLaren 1962, 1965
  Frank Matich 1970, 1971
  Max Stewart 1974, 1975
  Gerhard Berger 1987, 1992
  Ayrton Senna 1991, 1993
  Damon Hill 1995, 1996
  David Coulthard 1997, 2003
  Kimi Räikkönen 2007, 2013
  Lewis Hamilton 2008, 2015
  Nico Rosberg 2014, 2016
Sumber:[84][85]

Pemenang berulang (konstruktor)

Tim dalam cetak tebal berkompetisi di kejuaraan Formula Satu pada musim ini.
Latar belakang merah muda menunjukkan acara balapan yang bukan merupakan bagian dari Kejuaraan Dunia Formula Satu.

Jumlah kemenangan Konstruktor Tahun menang
13   Ferrari 1957, 1958, 1969, 1987, 1999, 2000, 2001, 2002, 2004, 2007, 2017, 2018, 2022
12   McLaren 1970, 1986, 1988, 1991, 1992, 1993, 1997, 1998, 2003, 2008, 2010, 2012
6   Williams 1980, 1985, 1989, 1994, 1995, 1996
5   Cooper 1955, 1960, 1961, 1962, 1965
4   Bugatti 1929, 1930, 1931, 1932
  MG 1935, 1937, 1939, 1947
  Lola 1974, 1975, 1977, 1979
  Ralt 1981, 1982, 1983, 1984
  Mercedes 2014, 2015, 2016, 2019
2   Talbot-Lago 1952, 1953
  Maserati 1956, 1959
  Brabham 1963, 1964
  BRM 1966, 1967
  Matich 1971, 1976
  McRae 1973, 1978
  Renault 2005, 2006
  Red Bull 2011, 2023
Sumber:[84][85]

Pemenang berulang (produsen mesin)

'Manufaktur dalam cetak tebal berkompetisi di kejuaraan Formula Satu pada musim ini.
Latar belakang merah muda menunjukkan acara balapan yang bukan merupakan bagian dari Kejuaraan Dunia Formula Satu.

Jumlah kemenangan Manufaktur Tahun menang
13   Ferrari 1957, 1958, 1969, 1987, 1999, 2000, 2001, 2002, 2004, 2007, 2017, 2018, 2022
11   Mercedes * 1997, 1998, 2003, 2008, 2009, 2010, 2012, 2014, 2015, 2016, 2019
10   Ford ** 1950, 1951, 1968, 1980, 1981, 1982, 1983, 1984, 1990, 1993
8   Renault 1989, 1994, 1995, 1996, 2005, 2006, 2011, 2013
7   Chevrolet 1972, 1973, 1974, 1975, 1977, 1978, 1979
5   Climax 1961, 1962, 1963, 1964 1965
4   Bugatti 1929, 1930, 1931, 1932
  MG 1935, 1937, 1939, 1947
  Honda 1985, 1988, 1991, 1992
3   Maserati 1956, 1959, 1960
  Repco/Holden 1970, 1971, 1976
2   Talbot-Lago 1952, 1953
  BRM 1966, 1967
Sumber:[84][85]

* Antara tahun 1997 dan 2003 dibangun oleh Ilmor

** Antara tahun 1968 and 1993 didesain dan dibangun oleh Cosworth, didanai oleh Ford

Berdasarkan tahun

 
Adelaide, yang digunakan di dalam ajang Formula Satu dari musim 1985 hingga 1995.
 
Melbourne, yang digunakan di dalam ajang Formula Satu pada musim 1953, 1956, 1996–2019, 2022.
 
Peta seluruh lokasi Grand Prix Australia.

Latar belakang merah muda menunjukkan acara balapan yang bukan merupakan bagian dari Kejuaraan Dunia Formula Satu.

  • * From 1932 to 1948, the winner was determined on a handicap basis.[86]
  • + The 1937 event was staged as the "South Australian Centenary Grand Prix" on 26 December 1936.[87]
  • # The 1928 event was officially known as the "100 Miles Road Race".[88]
Tahun Pembalap Konstruktor Lokasi Laporan
1928 #   Arthur Waite Austin Phillip Island Laporan
1929   Arthur Terdich Bugatti Laporan
1930   Bill Thompson Bugatti Laporan
1931   Carl Junker Bugatti Laporan
1932   Bill Thompson * Bugatti Laporan
1933   Bill Thompson * Riley Laporan
1934   Bob Lea-Wright * Singer Laporan
1935   Les Murphy * MG Laporan
1936 Tidak digelar
1937 +   Les Murphy * MG Victor Harbor Laporan
1938   Peter Whitehead * ERA Bathurst Laporan
1939   Alan Tomlinson * MG Lobethal Laporan
1940

1946
Tidak digelar karena Perang Dunia II
1947   Bill Murray * MG Bathurst Laporan
1948   Frank Pratt * BMW Point Cook Laporan
1949   John Crouch Delahaye Leyburn Laporan
1950   Doug Whiteford Ford Nuriootpa Laporan
1951   Warwick Pratley GRS-Ford Narrogin Laporan
1952   Doug Whiteford Talbot-Lago Bathurst Laporan
1953   Doug Whiteford Talbot-Lago Albert Park Laporan
1954   Lex Davison HWM-Jaguar Southport Laporan
1955   Jack Brabham Cooper-Bristol Port Wakefield Laporan
1956   Stirling Moss Maserati Albert Park Laporan
1957   Lex Davison
  Bill Patterson
Ferrari Caversham Laporan
1958   Lex Davison Ferrari Bathurst Laporan
1959   Stan Jones Maserati Longford Laporan
1960   Alec Mildren Cooper-Maserati Lowood Laporan
1961   Lex Davison Cooper-Climax Mallala Laporan
1962   Bruce McLaren Cooper-Climax Caversham Laporan
1963   Jack Brabham Brabham-Climax Warwick Farm Laporan
1964   Jack Brabham Brabham-Climax Sandown Laporan
1965   Bruce McLaren Cooper-Climax Longford Laporan
1966   Graham Hill BRM Lakeside Laporan
1967   Jackie Stewart BRM Warwick Farm Laporan
1968   Jim Clark Lotus-Cosworth Sandown Laporan
1969   Chris Amon Ferrari Lakeside Laporan
1970   Frank Matich McLaren-Repco/Holden Warwick Farm Laporan
1971   Frank Matich Matich-Repco/Holden Laporan
1972   Graham McRae Leda-Chevrolet Sandown Laporan
1973   Graham McRae McRae-Chevrolet Laporan
1974   Max Stewart Lola-Chevrolet Oran Park Laporan
1975   Max Stewart Lola-Chevrolet Surfers Paradise Laporan
1976   John Goss Matich-Repco/Holden Sandown Laporan
1977   Warwick Brown Lola-Chevrolet Oran Park Laporan
1978   Graham McRae McRae-Chevrolet Sandown Laporan
1979   Johnnie Walker Lola-Chevrolet Wanneroo Laporan
1980   Alan Jones Williams-Cosworth Calder Laporan
1981   Roberto Moreno Ralt-Ford Laporan
1982   Alain Prost Ralt-Ford Laporan
1983   Roberto Moreno Ralt-Ford Laporan
1984   Roberto Moreno Ralt-Ford Laporan
1985   Keke Rosberg Williams-Honda Adelaide Laporan
1986   Alain Prost McLaren-TAG Laporan
1987   Gerhard Berger Ferrari Laporan
1988   Alain Prost McLaren-Honda Laporan
1989   Thierry Boutsen Williams-Renault Laporan
1990   Nelson Piquet Benetton-Ford Laporan
1991   Ayrton Senna McLaren-Honda Laporan
1992   Gerhard Berger McLaren-Honda Laporan
1993   Ayrton Senna McLaren-Ford Laporan
1994   Nigel Mansell Williams-Renault Laporan
1995   Damon Hill Williams-Renault Laporan
1996   Damon Hill Williams-Renault Albert Park Laporan
1997   David Coulthard McLaren-Mercedes Laporan
1998   Mika Häkkinen McLaren-Mercedes Laporan
1999   Eddie Irvine Ferrari Laporan
2000   Michael Schumacher Ferrari Laporan
2001   Michael Schumacher Ferrari Laporan
2002   Michael Schumacher Ferrari Laporan
2003   David Coulthard McLaren-Mercedes Laporan
2004   Michael Schumacher Ferrari Laporan
2005   Giancarlo Fisichella Renault Laporan
2006   Fernando Alonso Renault Laporan
2007   Kimi Räikkönen Ferrari Laporan
2008   Lewis Hamilton McLaren-Mercedes Laporan
2009   Jenson Button Brawn-Mercedes Laporan
2010   Jenson Button McLaren-Mercedes Laporan
2011   Sebastian Vettel Red Bull-Renault Laporan
2012   Jenson Button McLaren-Mercedes Laporan
2013   Kimi Räikkönen Lotus-Renault Laporan
2014   Nico Rosberg Mercedes Laporan
2015   Lewis Hamilton Mercedes Laporan
2016   Nico Rosberg Mercedes Laporan
2017   Sebastian Vettel Ferrari Laporan
2018   Sebastian Vettel Ferrari Laporan
2019   Valtteri Bottas Mercedes Laporan
2020 Dibatalkan karena pandemi COVID-19 Laporan
2021 Tidak digelar karena pandemi COVID-19
2022   Charles Leclerc Ferrari Albert Park Laporan
2023   Max Verstappen Red Bull-Honda RBPT Laporan
Sumber:[84][85]

Catatan kaki

  1. ^ Sejak balapan pertama di kota Melbourne pada tahun 1996, balapan yang belum pernah menjadi yang pertama pada musim ini adalah: 2006 (pada saat itu merupakan balapan ketiga tahun ini, yang memungkinkan diadakannya Pesta Olahraga Persemakmuran di kota tersebut), 2010 (pada saat itu adalah balapan kedua), 2022 (pada saat itu adalah balapan ketiga) dan 2023 (pada saat itu adalah balapan ketiga). Mengingat acara balapan tersebut tidak diadakan pada tahun 2020 (yang dijadwalkan menjadi balapan pembuka musim, tetapi kemudian dibatalkan karena pandemi COVID-19) dan tahun 2021 (pada saat pertama kali ditunda hingga akhir musim, dan kemudian dibatalkan, lagi-lagi karena pandemi COVID-19).

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Formula 1 to race in Melbourne until 2035 in new agreement". Formula 1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 July 2022. Diakses tanggal 16 June 2022. 
  2. ^ "Formula One: Australian Grand Prix cancelled for second straight year". the Guardian (dalam bahasa Inggris). 2021-07-06. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 July 2021. Diakses tanggal 2021-07-06. 
  3. ^ "Formula 1, FIA and AGPC announce cancellation of the 2020 Australian Grand Prix". www.formula1.com (dalam bahasa Inggris). 13 March 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 March 2020. Diakses tanggal 2021-01-13. 
  4. ^ "SPEED THRILLS". Goulburn Evening Penny Post. New South Wales, Australia. 17 January 1927. hlm. 6 (EVENING). Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 April 2023. Diakses tanggal 22 February 2020 – via Trove. 
  5. ^ Bell, Ray (1986). "1928". Dalam Howard, Graham. The Official 50-race history of the Australian Grand Prix. Gordon, NSW: R & T Publishing. hlm. 14. ISBN 0-9588464-0-5. 
  6. ^ Medley, John (1986). "1937". Dalam Howard, Graham. The Official 50-race history of the Australian Grand Prix. Gordon, NSW: R & T Publishing. hlm. 82. ISBN 0-9588464-0-5. 
  7. ^ Medley, John (1986). "1937". Dalam Howard, Graham. The Official 50-race history of the Australian Grand Prix. Gordon, NSW: R & T Publishing. hlm. 92, 102. ISBN 0-9588464-0-5. 
  8. ^ Howard, Graham (1986). "1948". The Official 50-race history of the Australian Grand Prix. Gordon, NSW: R & T Publishing. hlm. 126. ISBN 0-9588464-0-5. 
  9. ^ Motor Grand Prix Dates, The Age, Friday 26 Sep 1947, page 8, via trove.nla.gov.au Diarsipkan 27 April 2016 di Wayback Machine. Retrieved 12 April 2016
  10. ^ Howard, Graham (1986). "1956". The Official 50-race history of the Australian Grand Prix. Gordon, NSW: R & T Publishing. hlm. 218–226. ISBN 0-9588464-0-5. 
  11. ^ Howard, Graham (1986). "1955". The Official 50-race history of the Australian Grand Prix. Gordon, NSW: R & T Publishing. hlm. 206. ISBN 0-9588464-0-5. 
  12. ^ Wilson, Stewart (1986). "1970". Dalam Howard, Graham. The Official 50-race history of the Australian Grand Prix. Gordon, NSW: R & T Publishing. hlm. 346–348. ISBN 0-9588464-0-5. 
  13. ^ Wilson, Stewart (1986). "1980". Dalam Howard, Graham. The Official 50-race history of the Australian Grand Prix. Gordon, NSW: R & T Publishing. hlm. 436–444. ISBN 0-9588464-0-5. 
  14. ^ Wilson, Stewart (1986). "1983". Dalam Howard, Graham. The Official 50-race history of the Australian Grand Prix. Gordon, NSW: R & T Publishing. hlm. 466. ISBN 0-9588464-0-5. 
  15. ^ Wilson, Stewart (1986). "1984". Dalam Howard, Graham. The Official 50-race history of the Australian Grand Prix. Gordon, NSW: R & T Publishing. hlm. 484. ISBN 0-9588464-0-5. 
  16. ^ "The 1982 International racing season". Motor Sport Magazine. January 1982. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2022. Diakses tanggal 2022-03-05. 
  17. ^ "The Adelaide Review : Archives". Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 July 2008. 
  18. ^ Tremayne, David; Mark Hughes (2001). The Concise Encyclopedia of Formula One. Parragon. ISBN 0-7525-6557-5. 
  19. ^ Tremayne, David (24 May 1998). "F1 motor racing: Hakkinen's street car of desire". The Independent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 January 2014. Diakses tanggal 16 September 2012. 
  20. ^ "BMWF1Talk Track Guide :: Melbourne, Australian GP". f1network.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 November 2018. Diakses tanggal 8 November 2018. 
  21. ^ "What a coup! Big race is ours". The Age. 18 December 1993. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 March 2023. Diakses tanggal 28 March 2023. 
  22. ^ "Lewis Hamilton disqualified from Australian Grand Prix". The Guardian. London. 2 April 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 January 2014. Diakses tanggal 2 April 2009. 
  23. ^ Whyatt, Chris (29 March 2009). "Button seals dream Australia win". BBC Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 April 2009. Diakses tanggal 29 March 2009. 
  24. ^ "Fans angry at timing of Melbourne's Australian F1 Grand Prix cancellation". ABC News. ABC. 13 March 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 May 2020. Diakses tanggal 24 May 2020. 
  25. ^ "Australian Grand Prix in Melbourne officially cancelled, F1 declares". 7 Australia. 12 March 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 March 2020. Diakses tanggal 24 May 2020. 
  26. ^ Lynch, Michael (4 April 2022). "Ricciardo hails track changes to boost speed, race battles". The Age. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 April 2022. Diakses tanggal 11 April 2022. 
  27. ^ a b Coch, Mat (17 February 2021). "Albert Park modifications beginning next week". Speedcafe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 April 2022. Diakses tanggal 16 March 2022. 
  28. ^ "Fast track: New-look Albert Park greets return of Australian GP". France 24. Agence France-Presse. 7 April 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 April 2022. Diakses tanggal 11 April 2022. 
  29. ^ a b Horton, Philip (1 April 2021). "Ricciardo explains thinking behind Albert Park changes". Motorsport Week. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 April 2021. Diakses tanggal 11 April 2022. 
  30. ^ Doyle, Michael (7 April 2022). "F1 Australian Grand Prix returns to an upgraded circuit at Albert Park in Melbourne". ABC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 April 2022. Diakses tanggal 11 April 2022. 
  31. ^ Mitchell, Scott (4 April 2022). "The long-awaited changes intended to transform Australian GP". The Race. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2022. Diakses tanggal 18 April 2022. 
  32. ^ Van Leeuwen, Andrew (1 April 2022). "F1's Australian GP track changes: What's changed at Albert Park and why?". Motorsport.com. Motorsport Network. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 April 2022. Diakses tanggal 11 April 2022. 
  33. ^ Leach, Tom (4 April 2022). "The five big track changes made for the 2022 Australian GP". RacingNews365. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 April 2022. Diakses tanggal 11 April 2022. 
  34. ^ Walsh, Courtney (10 April 2022). "Ferrari driver Charles Leclerc wins Formula 1 Australian GP". ABC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 April 2022. Diakses tanggal 10 April 2022. 
  35. ^ a b Thomas, Joshua (10 April 2022). "Record-breaking crowd confirmed for Australian Grand Prix as Formula 1 soars Down Under". The Sporting News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 April 2022. Diakses tanggal 10 April 2022. 
  36. ^ Spits, Scott (10 April 2022). "As it happened: Ferrari's red letter day in Melbourne before 128,000 racegoers". The Age. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 April 2022. Diakses tanggal 10 April 2022. 
  37. ^ Michaels, Jack (10 April 2022). "Australian Grand Prix sets new Formula One, Melbourne attendance records". ESPN.com. ESPN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 April 2022. Diakses tanggal 10 April 2022. 
  38. ^ "New record crowd for Australian GP in Melbourne". Speedcafe.com. 2 April 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2023. Diakses tanggal 2 April 2023. 
  39. ^ "Facts and stats: Three champs on top in first-ever race to feature three red flags". Formula1.com. 2 April 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2023. Diakses tanggal 2 April 2023. 
  40. ^ "F1 confirms Australian Grand Prix to remain in Melbourne until at least 2035". ABC News. Australian Broadcasting Corporation. 15 June 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 June 2022. Diakses tanggal 16 June 2022. 
  41. ^ Geraets, Nell (16 June 2022). "'Hard bargain' driven to keep Australian Grand Prix at Albert Park". The Age. Fairfax Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 June 2022. Diakses tanggal 16 June 2022. 
  42. ^ "New long-term AGP deal for Melbourne". Repco Supercars Championship. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 April 2023. Diakses tanggal 16 June 2022. 
  43. ^ Howard, Tom (30 May 2017). "AGP to host Supercars championship round in 2018". Speedcafe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 May 2017. Diakses tanggal 30 May 2017. 
  44. ^ Adam, Mitchell (7 December 2017). "Supercars to race for Larry Perkins Trophy at AGP". Supercars. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 December 2017. Diakses tanggal 7 December 2017. 
  45. ^ "Formula 1® Australian Grand Prix postponed until later in 2021 season". Formula 1® Australian Grand Prix. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 March 2021. Diakses tanggal 2021-03-23. 
  46. ^ "Australian Formula One Grand Prix and MotoGP cancelled for 2021". ABC News (dalam bahasa Inggris). Australian Broadcasting Corporation. 6 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 July 2021. Diakses tanggal 6 July 2021. 
  47. ^ "Australian Grand Prix circuit changes - first look". Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 June 2021. Diakses tanggal 26 June 2021. 
  48. ^ Milman, Oliver (17 March 2014). "Australian Grand Prix – weighing the benefits from a state outlay of $58m". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 June 2022. Diakses tanggal 18 June 2022. 
  49. ^ Vindin, Nick. "Economic benefits of Australian Grand Prix debated". SBS News. Special Broadcasting Service. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 June 2022. Diakses tanggal 18 June 2022. 
  50. ^ "Melbourne Takes Pole Position With F1 Deal To 2035". Premier of Victoria. Victorian Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 June 2022. Diakses tanggal 18 June 2022. 
  51. ^ "The economic impact of the 2011 Formula 1™ Australian Grand Prix" (PDF). Business Victoria. Ernst and Young. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 24 March 2022. Diakses tanggal 18 June 2022. 
  52. ^ "FORMULA ONE AUSTRALIAN GRAND PRIX: BENEFITS TO VICTORIA" (PDF). Business Victoria. Tourism Victoria. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 24 March 2022. Diakses tanggal 18 June 2022. 
  53. ^ "2005 Australian Formula One Grand Prix Cost-Benefit Analysis for the State of Victoria" (PDF). Applied Economics. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 16 June 2022. Diakses tanggal 18 June 2022. 
  54. ^ "As energy returns to Melbourne, 'Netflix effect' supercharges F1". The Age. Fairfax Media. 27 March 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 June 2022. Diakses tanggal 18 June 2022. 
  55. ^ "State Investment in Major Events" (PDF). Victorian Auditor-General. Victorian Auditor-General. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 4 March 2021. Diakses tanggal 18 June 2022. 
  56. ^ "Blowout! A cost benefit analysis of the Australian Grand Prix" (PDF). Save Albert Park. Economists At Large. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 5 July 2021. Diakses tanggal 18 June 2022. 
  57. ^ "Grand Prix 'suffers $34 million loss'". The Sydney Morning Herald. Fairfax Media. 31 October 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 June 2022. Diakses tanggal 18 June 2022. 
  58. ^ Schetzer, Alana (19 March 2019). "Why the Australian Grand Prix just isn't a winner". Crikey. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 June 2022. Diakses tanggal 18 June 2022. 
  59. ^ Gordon, Josh (21 December 2022). "Grand prix costs Victoria half a billion dollars over 10 years". The Age. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 January 2023. Diakses tanggal 30 January 2023. 
  60. ^ Rood, David; Doherty, Ben (31 March 2009). "Lowest attendance for Grand Prix". The Age. Melbourne. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 January 2010. Diakses tanggal 22 May 2010. 
  61. ^ a b Elizalde, Pablo. "Australia aims to keep late March date - F1 - Autosport". autosport.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 March 2016. Diakses tanggal 8 November 2018. 
  62. ^ Baum, Greg (7 April 2022). "Releasing crowd figures a 'security risk,' grand prix officials claim". The Age. Fairfax Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 May 2022. Diakses tanggal 18 June 2022. 
  63. ^ "Shameless – phoney attendance figures of the grand prix. Gormless – journalists who believe them" (PDF). Save Albert Park Inc. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 5 March 2022. Diakses tanggal 18 June 2022. 
  64. ^ "Grand Prix Facts The REAL facts on the grand prix" (PDF). Save Albert Park Inc. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 5 March 2022. Diakses tanggal 18 June 2022. 
  65. ^ "Features – Globetrotter – Thank you Adelaide". Grandprix.com. 12 November 1995. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 January 2013. Diakses tanggal 22 April 2013. 
  66. ^ Lynch, Michael (22 March 2022). "Grand prix crowds to get close to record levels, say organisers". The Age. Fairfax media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 June 2022. Diakses tanggal 18 June 2022. 
  67. ^ "Touch.drive.com.au | Car Reviews | Car News | Buy New & Used Cars". Drive.com.au. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 March 2012. Diakses tanggal 22 April 2013. 
  68. ^ "Motorsport Results - Austadiums". www.austadiums.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 March 2014. Diakses tanggal 8 November 2018. 
  69. ^ 2008 FORMULA 1 ING Australian Grand Prix Diarsipkan 26 October 2004 di Wayback Machine.
  70. ^ "Australian F1 GP (d4) - Austadiums". www.austadiums.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 October 2007. Diakses tanggal 8 November 2018. 
  71. ^ "Aussie GP to revert to opening race in 2007". ABC News (dalam bahasa Inggris). 2006-04-02. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 July 2022. Diakses tanggal 2022-07-30. 
  72. ^ "Melbourne Grand Prix Circuit Crowds (Albert Park F1 Circuit) - Austadiums". www.austadiums.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 July 2008. Diakses tanggal 8 November 2018. 
  73. ^ "Aust GP enjoys healthy crowds". abc.net.au. 16 March 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 February 2011. Diakses tanggal 8 November 2018. 
  74. ^ PaddockTalk. "2010 Australian Grand Prix Attendance: Sunday/Weekend :: PaddockTalk :: F1, Formula 1, NASCAR, IndyCar, MotoGP, ALMS, And More!". PaddockTalk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 January 2012. Diakses tanggal 22 April 2013. 
  75. ^ "Australian F1 Grand Prix (d4)". Austadiums. 27 March 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 October 2012. Diakses tanggal 22 April 2013. 
  76. ^ "Category". Herald Sun. Diakses tanggal 2020-01-21. 
  77. ^ "Twitter / ausgrandprix: Thanks to the 323,000 fans". Twitter.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 March 2016. Diakses tanggal 22 April 2013. 
  78. ^ "Australian F1 GP (d4)". Austadiums. 17 March 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 October 2012. Diakses tanggal 22 April 2013. 
  79. ^ "Australian F1 Grand Prix (d4)". Austadiums. 16 March 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 February 2015. Diakses tanggal 14 February 2015. 
  80. ^ "2017 Annual Report" (PDF). Australian Grand Prix Corporation. 30 June 2017. hlm. 3. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 24 November 2018. Diakses tanggal 27 May 2019. 
  81. ^ "2018 Annual Report" (PDF). Australian Grand Prix Corporation. 30 June 2018. hlm. 5. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 March 2019. Diakses tanggal 27 May 2019. 
  82. ^ "Tale of the Albert Park Grand Prix Circuit". Austadiums. 23 March 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 April 2023. Diakses tanggal 14 April 2019. 
  83. ^ "New record crowd for Australian GP in Melbourne". Speedcafe.com. 2 April 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2023. Diakses tanggal 2 April 2023. 
  84. ^ a b c d "Australian GP". ChicaneF1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 December 2021. Diakses tanggal 9 December 2021. 
  85. ^ a b c d Higham, Peter (1995). "Australian Grand Prix". The Guinness Guide to International Motor Racing . London, England: Motorbooks International. hlm. 347–348. ISBN 978-0-7603-0152-4 – via Internet Archive. 
  86. ^ Graham Howard, After 6,201 miles and 49 races, the 50th AGP marked the end of an era, Australian Motor Racing Year, 1985/86, page 33
  87. ^ The Official 50-race history of the Australian Grand Prix, 1986, page 82
  88. ^ John B. Blanden, A History of Australian Grand Prix 1928–1939 (1981), page 1

Bacaan lebih lanjut

  • Formula One Down Under: Australian Grand Prix History. Dulwich Hill, NSW: Gelding Street Press. 2023. ISBN 9781922785305. 

Pranala luar