Batalyon Raider

Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat

Batalyon Raider adalah salah satu batalyon pasukan elit infanteri TNI Angkatan Darat. Sepuluh batalyon raider yang diresmikan pada tanggal 22 Desember 2003 itu, dibentuk dengan dilikuidasi 8 Yonif pemukul Kodam dan 2 Yonif Kostrad. Unit infanteri ini dilatar-belakangi dengan taktik pertempuran "Raid" ("Perang").

Parade prajurit Raider

Sejarah

Awal mulanya materi pendidikan Raider hanya diperuntukkan kepada Batalyon Linud KOSTRAD. Gabungan kualifikasi Raider dan Para menghasilkan jenis keahlian tempur baru yaitu RAIDER PARA. Ini sangat cocok dengan karakteristik prajurit dan satuan KOSTRAD yang dikenal cepat, keras dan mental dalam setiap pertempuran. Tapi nyatanya pendidikan Raider diujicobakan pertama kali justru kepada personel Yonif 401. Hasilnya sangat menakjubkan, Dalam setiap operasi menunjukkan peningkatan yang sangat berarti bagi daya gempur pasukan. Maka setelah melalui beberapa inovasi dan perbaikan, pendidikan Raider mulai diadopsi oleh KOSTRAD untuk pasukan Lintas Udara. Karena dinilai cukup membantu dalam taktik tempur dan hasil pertempuran maka akhirnya kualifikasi RAIDER mulai disebarkan kepada satuan Infanteri non linud maupun Bantuan tempur non KOSTRAD pada tahun 1967 s/d 1970 an. Raider adalah kualifikasi pasukan bersifat khusus yang menekankan kepada kemampuan memukul cepat musuh dengan senjata minimal, perang berlarut di hutan, perang jarak dekat, Operasi Raid Rala Suntai (Rawa, Laut, Sungai dan Pantai) dan pengintaian. Pasukan digerakkan dalam regu yang berjumlah 10 orang. Komposisinya mirip 1 regu Infanteri reguler hanya saja ditambah dengan ahli raid/demolisi.

Dari sinilah muncul suatu fakta bahwa sesungguhnya semua perlengkapan termasuk seragam, baret dan brevet seorang prajurit Infanteri TNI AD modern sekarang adalah kelengkapan dan seragam pasukan RAIDER di masa lalu. Brevet Yudha Wastu Pramuka, baret hijau berlogo senapan silang lambang korps Infanteri adalah perlengkapan seragam seorang Raider di masa lalu. Pada waktu itu seragam PDL pasukan batalyon Raider adalah Loreng Macan Tutul. KOSTRAD dan prajurit Infanteri non Raider tidak menggunakan seragam ini karena KOSTRAD telah mempunyai PDL khusus tersendiri sedangkan Infanteri reguler yang bernaung di bawah KODAM masih memakai PDL ABRI hijau polos tanpa kamuflase. Baru pada tahun 1970 PDL “IFGABA” (Infanteri Gaya Baru) benar – benar ada dan dipakai satuan tempur AD. PDL “IFGABA” kemudian digantikan oleh loreng Malvinas dari Inggris yang berlaku untuk semua angkatan sampai sekarang.[1]

Batalyon Raider adalah pasukan elite TNI Angkatan Darat yang berada di bawah Pasukan Komando. Secara umum, batalyon Raider tak berbeda dengan prajurit Batalyon Infanteri, namun kemampuan individu Raider lebih baik dari prajurit Infanteri. Gagasan untuk membentuk pasukan elite di seluruh Kodam digulirkan pada tanggal 22 Desember 2003, oleh Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, yang kala itu menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Langkah Jenderal TNI Ryamizard ditindaklanjuti dengan meningkatkan kualifikasi 10 pasukan infanteri reguler menjadi Raider, salah satunya dilatih kemampuan antiteror di Pusdikpassus milik Kopassus. Pasukan ini dibentuk untuk meningkatkan daya cegah TNI. Sebab, batalyon Raider mampu beroperasi dalam unit kecil, rahasia dan mendadak. Biasanya, dalam satu Kodam memiliki satu unit pasukan Raider.

Waktu pendidikan

Pendidikan atau penggemblengan raider dilaksanakan selama 84 hari, mereka memiliki kemampuan tambahan, yakni kemampuan Raider. Mereka punya kemampuan operasional di semua medan laga. Baik di perkotaan, hutan, gunung, sungai, rawa, laut, pantai, dan udara,’’.

Pasukan Para Raider digembleng latihan dalam tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah tahap basis, tahap gunung hutan, dan tahap rawa laut.

  1. Pada Tahap Basis, pasukan mendapat pelatihan menghadapi pertempuran kota, pertempuran jarak dekat, dan ilmu medan. Penghancuran medan dan pembebasan tawanan diajarkan di tahapan ini. Mereka digembleng keras dalam tahapan ini.
  2. Pada Tahap Gunung Hutan, pasukan dilatih survival di hutan belantara dan kemampuan gerilya di gunung. Bahkan dalam tiga hari mereka tidak dibekali makanan/minuman, hanya garam dan korek api yang dibawa pasukan. Mereka diuji untuk tetap survive dalam kondisi seminim apapun.
  3. Tahap Rawa Laut, para raider digembleng kemampuan tempur di laut.

Pendidikan Raider yang dimaksudkan agar seluruh Satuan jajaran Infanteri TNI Angkatan Darat memiliki kemampuan yang sama dan seimbang, dalam artian semua satuan Raider maupun Paratrooper Raider di Satuan Jajaran Infanteri TNI Angkatan Darat memiliki kemampuan yang sama dengan Brigif lainnya yang telah memiliki Batalyon Raider sebagai Satuan Pemukul Strategis, yang mampu beroperasi pada berbagai situasi.

Setiap batalyon raider terdiri atas 747 personel. Mereka memperoleh pendidikan dan latihan khusus selama enam bulan untuk perang modern, anti-gerilya, dan perang berlarut. Tiap-tiap batalyon ini dilatih untuk memiliki kemampuan tempur lebih dari batalyon infanteri biasa. Mereka dilatih untuk melakukan penyergapan dan mobil udara, seperti terjun dari Helikopter. 50 orang personel di antara 747 orang personel dalam satu batalyon Raider memiliki kemampuan anti teror dan keahlian-keahlian khusus lainnya. Keahlian tersebut mereka dapatkan setelah mengikuti pendidikan yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus yang bertempat di Batujajar, Jawa Barat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan pasukan raider.

Kualifikasi

Brevet Raider
Brevet Para Raider
Brevet Mobil Udara

Batalyon Raider adalah kualifikasi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dilatih untuk menguasai 3 kemampuan. Kemampuan tersebut adalah:

  1. Kemampuan sebagai pasukan anti-teroris untuk pertempuran jarak dekat.
  2. Kemampuan sebagai pasukan lawan gerilya dengan mobilitas tinggi.
  3. Kemampuan untuk melakukan pertempuran-pertempuran berlanjut (panjang).

Lambang

Lambang Raider
  • Sangkur terhunus bermata dua: melambangkan bahwa prajurit Raider memiliki ketajaman dalam berpikir dan berolah yudha. Sehingga prajurit Raider selalu siap mengemban tugas sebagai pasukan terdepan.
  • Lintasan Kilat atau Petir: Melambangkan bahwa prajurit Raider adalah prajurit yang mampu bergerak dan bertindak dengan cepat dan senyap di segala bentuk medan dalam pertempuran.
  • Warna Merah Putih: melukiskan bahwa jiwa nasionalisme dimiliki oleh setiap prajurit Raider yang mengedepankan kepentingan tugas dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Daftar satuan

No Nama Satuan Markas Komando
1. Batalyon Infanteri 100/Prajurit Setia Kota Medan Kodam I/Bukit Barisan
2. Batalyon Infanteri 111/Karma Bakti Brigif 25/Siwah
3. Batalyon Infanteri 112/Dharma Jaya Kota Banda Aceh Kodam Iskandar Muda
4. Batalyon Infanteri 113/Jaya Sakti Brigif 25/Siwah
5. Batalyon Infanteri 114/Satria Musara Brigif 25/Siwah
6. Batalyon Infanteri 115/Macan Leuser Korem 012/Teuku Umar
7. Batalyon Infanteri 134/Tuah Sakti Natuna Korem 033/Wira Pratama
8. Batalyon Infanteri 142/Ksatria Jaya Korem 042/Garuda Putih
9. Batalyon Infanteri 200/Bhakti Negara Kota Palembang Kodam II/Sriwijaya
10. Batalyon Infanteri 300/Braja Wijaya Kota Bandung Kodam III/Siliwangi
11. Batalyon Infanteri 301/Prabu Kian Santang Brigif 15/Kujang II
12. Batalyon Infanteri 303/Setia Sampai Mati Brigif 13/Galuh Rahayu
13. Batalyon Infanteri 305/Tengkorak Brigif 17/Sakti Budi Bhakti
14. Batalyon Infanteri 321/Galuh Taruna Brigif 13/Galuh Rahayu
15. Batalyon Infanteri 323/Buaya Putih Brigif 13/Galuh Rahayu
16. Batalyon Infanteri 328/Dirgahayu Brigif 17/Sakti Budi Bhakti
17. Batalyon Infanteri 330/Tri Dharma Brigif 17/Sakti Budi Bhakti
18. Batalyon Infanteri 400/Banteng Raiders Kota Semarang Kodam IV/Diponegoro
19. Batalyon Infanteri 408/Suhbrastha Korem 074/Warastratama
20. Batalyon Infanteri 411/Pandawa Brigade Infanteri 6/Tri Sakti Baladaya
21. Batalyon Infanteri 412/Bharata Eka Sakti Brigade Infanteri 6/Tri Sakti Baladaya
22. Batalyon Infanteri 413/Bremoro Brigade Infanteri 6/Tri Sakti Baladaya
23. Batalyon Infanteri 431/Satria Setia Perkasa Maros Brigif 3/Tri Budi Sakti
24. Batalyon Infanteri 432/Waspada Setia Jaya Maros Brigif 3/Tri Budi Sakti
25. Batalyon Infanteri 433/Julu Siri Maros Brigif 3/Tri Budi Sakti
26. Batalyon Infanteri 500/Mahastra Yudha Kota Surabaya Kodam V/Brawijaya
27. Batalyon Infanteri 501/Bajra Yudha Brigif 18/Sarvatra Eva Yudha
28. Batalyon Infanteri 502/Ujwala Yudha Brigif 18/Sarvatra Eva Yudha
29. Batalyon Infanteri 503/Mayangkara Brigif 18/Sarvatra Eva Yudha
30. Batalyon Infanteri 509/Balawara Yudha Brigif 9/Daraka Yudha
31. Batalyon Infanteri 514/Sabbada Yudha Brigif 9/Daraka Yudha
32. Batalyon Infanteri 515/Ugra Tapa Yudha Brigif 9/Daraka Yudha
33. Batalyon Infanteri 600/Modang Kota Balikpapan Kodam VI/Mulawarman
34. Batalyon Infanteri 613/Raja Alam Brigif 24/Bulungan Cakti
35. Batalyon Infanteri 631/Antang Elang Korem 102/Panju Panjung
36. Batalyon Infanteri 641/Beruang Hitam Brigif 19/Khatulistiwa
37. Batalyon Infanteri 644/Walet Sakti Brigif 19/Khatulistiwa
38. Batalyon Infanteri 700/Wira Yudha Cakti Kota Makassar Kodam XIV/Hasanuddin
39. Batalyon Infanteri 712/Wira Tama Kota Manado Kodam XIII/Merdeka
40. Batalyon Infanteri 715/Motuliato Gorontalo Utara Brigif 22/Ota Manasa
41. Batalyon Infanteri 732/Banau Korem 152/Baabullah
42. Batalyon Infanteri 733/Masariku Kota Ambon Kodam XVI/Pattimura
43. Batalyon Infanteri 744/Satya Yudha Bhakti Brigif 21/Komodo
44. Batalyon Infanteri 751/Vira Jaya Sakti Jayapura Kodam XVII/Cenderawasih
45. Batalyon Infanteri 752/Vira Yudha Sakti Brigif 26/Gurana Piarawaimo
46. Batalyon Infanteri 753/Arga Vira Tama Korem 173/Praja Vira Braja
47. Batalyon Infanteri 754/Eme Neme Kangasi Kota Timika Brigif 20/Ima Jaya Keramo
48. Batalyon Infanteri 755/Yalet Kota Merauke Brigif 20/Ima Jaya Keramo
49. Batalyon Infanteri 900/Satya Bhakti Wirottama Singaraja Kodam IX/Udayana

Tahap pembentukan

Saat ini satuan yang masih dalam tahap pembentukan sebagai berikut:

Referensi