Kabupaten Garut
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Kabupaten Garut (bahasa Sunda: aksara Sunda: ᮌᮛᮥᮒ᮪) adalah sebuah wilayah Kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kecamatan Tarogong Kidul. Kabupaten Garut berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di bagian utara, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Majalengka di bagian timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di bagian barat.
Kabupaten Garut | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Sunda | ᮌᮛᮥᮒ᮪ |
Julukan:
| |
Motto: Tata tengtrem kerta raharja (Sunda) Tertib, tenteram, sejahtera, dan berkecukupan | |
Koordinat: 7°12′17″S 107°53′15″E / 7.20469407°S 107.88758994°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Tanggal berdiri | 16 Februari 1813 |
Dasar hukum | Peraturan Daerah Kabupaten Garut №30/2011 |
Ibu kota | Tarogong Kidul |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Rudy Gunawan |
• Wakil Bupati | Helmi Budiman |
• Sekretaris Daerah | Nurdin Yana |
• Ketua DPRD | Euis Ida Wartiah |
Luas | |
• Total | 3.065,19 km2 (1,183,48 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 2.482.302 |
• Kepadatan | 810/km2 (2,100/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 98,83% Kristen 1,14% - Protestan 1,08% - Katolik 0,06% Buddha 0,03%[3] |
• Bahasa | Sunda Indonesia |
• IPM | 67,41 (2022) sedang[4] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 262 |
Pelat kendaraan | Z xxxx |
Kode Kemendagri | 32.05 |
PAD | Rp538.398.717.097 (27 Desember 2021)[5] |
DAU | Rp1.876.965.358.000.000,00- (2020) |
Situs web | www |
Sejarah
Sejarah Garut tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Limbangan. Kabupaten Limbangan adalah Kabupaten lama yang ibu kotanya dipindahkan ke Garut kini karena sering kali terjadi bencana alam berupa banjir yang melanda daerah ibu kota. Selain itu, kurang berkembangnya pusat pemerintahan karena jauh dari sungai yang menjadi sarana transportasi dan irigasi areal pesawahan dan perkebunan. Bupati Adiwijaya (1813–1831) membentuk panitia survei lokasi untuk ibu kota kabupaten yang baru. Pilihan akhirnya jatuh di tempat yang dikelilingi gunung dan memiliki mata air yang mengalir ke Cimanuk.
Tempat tersebut berjarak ± 17 km dari pusat kota lama. Saat menemukan mata air, seorang panitia kakarut (bahasa sunda: tergores) belukar. Orang Belanda yang ikut survei tak dapat menirukan kata tadi, dan menyebutnya gagarut. Pada awalnya, nama kabupaten yang ibu kotanya telah dipindahkan tidak akan diubah, masih Kabupaten Limbangan. Namun, atas saran sesepuh hendaknya nama kabupaten diganti dengan nama baru sehingga tidak menimbulkan bencana dan malapetaka dikemudian hari seperti yang sering menimpa kabupaten Limbangan. Dari kejadian kakarut tersebut, yang dilafalkan oleh orang Belanda dengan gagarut, telah muncul ide untuk nama kabupaten baru, yaitu "Garut". Hari jadi Garut diperingati setiap tanggal 16 Februari.
Geografi
Luas wilayah Kabupaten Garut adalah 3.065,19 km2.[6] Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.
Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hinterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus berperan di dalam pengendalian keseimbangan lingkungan.
Iklim dan Cuaca
Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari "klasifikasi iklim Koppen". Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di daerah Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di bagian tengah Jawa Barat; dan elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan mencapai 3500–4000mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24 °C – 27 °C. Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah 1572mm/tahun.[butuh rujukan] Dalam sehari intensitas hujan yang melanda Kabupaten Garut melebihi 200mm.[7] Adapun kapasitas ambang batas serapan hujan menurut BMKG dipatok pada 150mm sehingga ada 50mm air hujan yang tidak terserap.[7] Air hujan yang tidak terserap tersebut membuat Kabupaten Garut menjadi daerah rawan banjir.[7]
Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Tiongkok Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.
Geomorfologi
Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang alam, yaitu: (1) dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal kuda membuka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur – G. Haruman – G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan – G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray – G. Talagabodas – G. Galunggung di sebelah timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 km.
Evolusi bentang alam Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dijelaskan melalui 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu:
- Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang alam, khususnya di sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas vulkanik yang berlangsung pada periode Kuarter (sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Setelah terjadi pergerakan tektonik yang memicu pembentukan pegunungan di akhir Pleistosen, terjadilah deformasi regional yang digerakkan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana, dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperkirakan telah terjadi suatu penurunan (depresi) akibat isostasi (proses menuju keseimbangan) dari batuan dasar dan pembebanan batuan sedimen vulkaniklastik di atasnya.
- Menurut konsep Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), proses pembentukan gunung api di Zona Bandung tidak terlepas dari proses pembentukan busur magmatis Sunda yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudra Indonesia yang menyusup sekitar 6–10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan (slab) lempeng samudra setebal lebih dari 12 km tersebut akan tenggelam ke mantel bagian luar yang bersuhu lebih dari 3000°, sehingga mengalami pencairan kembali. Akibat komposisi lempeng kerak samudra bersifat basa, sedangkan mantel bagian luar bersifat asam, maka pada saat pencairan akan terjadi asimilasi magma yang memicu bergeraknya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi andesitis-basaltis. Setelah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal (intra-arctectonics) selanjutnya bertindak sebagai penyebab utama terjadinya proses perlipatan, patahan, dan pembentukan cekungan antar gunung.
Topografi
Ibu kota Kabupaten Garut berada pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m).
Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan bagian Selatan (Garut Selatan) sebagian besar permukaannya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi di puncak gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian 500–100 m dpl terdapat di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang berada pada ketinggian 100–1500 m dpl terdapat di kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100–500 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk.
Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umumnya memiliki lereng dengan kemiringan 30-45% di sekitar puncak, 15-30% di bagian tengah, dan 10-15% di bagian kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya ditutupi vegetasi cukup lebat karena sebagian di antaranya merupakan kawasan konservasi alam. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, di antaranya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha berada pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Luas daerah landai dengan tingkat kemiringan di bawah 3% mencapai 29.033 Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas 79.214 Ha atau 25,84%; luas areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% mencapai 62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% mencapai luas areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%.
Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di Samudra Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran utara merupakan DAS sungai Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut terdapat 36 buah sungai dan 112 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.403,35 km; di mana sepanjang 92 km di antaranya merupakan panjang aliran Sungai Cimanuk dengan 60 buah anak sungai.[8]
Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, tampak bahwa pola aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukkan karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.
Geologi
Berdasarkan peta geologi skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut bagian utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan (erupsi) gunung api, di antaranya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G. Guntur. Erupsi tersebut berlangsung beberapa kali secara sporadik selama periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material vulkanis berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kuarsa dan tumpuk menumpuk pada dataran antar gunung di Garut.
Batuan tertua yang tersingkap di lembah Sungai Cimanuk di antaranya adalah breksi vulkanik bersifat basaltik yang kompak, menunjukkan kemas terbuka dengan komponen berukuran kerakal sampai bongkah. Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh material vulkaniklastik berupa alluvium berisi pasir, kerakal, kerikil, dan lumpur.
Jenis tanah kompleks podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan bagian yang paling luas terutama di bagian Selatan, sedangkan di bagian Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur.
Penggunaan lahan
Berdasarkan jenis tanah dan medan topografi di Kabupaten Garut, penggunaan lahan secara umum di Garut Utara digunakan untuk persawahan dan Garut Selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan.
Pemerintahan
Bupati
No | Bupati | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Rudi Gunawan | (2014) |
|||||||
(2019) |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Garut dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[10] | 2019–2024[11] | 2024–2029[12] | ||
PKB | 5 | 6 | 8 | |
Gerindra | 4 | 8 | 7 | |
PDI-P | 6 | 5 | 4 | |
Golkar | 8 | 8 | 8 | |
NasDem | 2 | 0 | 3 | |
PKS | 4 | 5 | 7 | |
Hanura | 5 | 1 | 0 | |
PAN | 5 | 5 | 2 | |
Demokrat | 5 | 5 | 4 | |
PPP | 6 | 7 | 7 | |
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 10 | 9 | 9 |
Kecamatan
Kabupaten Garut terdiri dari 42 kecamatan, 21 kelurahan, dan 421 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 2.210.017 jiwa dengan luas wilayah 3.074,07 km² dan sebaran penduduk 719 jiwa/km².[13][14]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Garut, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Kelurahan | Desa | Kodepos[15] | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|
32.05.23 | Banjarwangi | 11 | 44172 | Desa | ||
32.05.06 | Banyuresmi | 15 | 44191 | Desa | ||
32.05.17 | Bayongbong | 18 | 44162 | Desa | ||
32.05.38 | Balubur Limbangan | 14 | 44186 | Desa | ||
32.05.31 | Bungbulang | 13 | 44165 | Desa | ||
32.05.36 | Caringin | 6 | 44169 | Desa | ||
32.05.29 | Cibalong | 11 | 44176 | Desa | ||
32.05.12 | Cibatu | 11 | 44185 | Desa | ||
32.05.40 | Cibiuk | 5 | 44193 | Desa | ||
32.05.18 | Cigedug | 5 | 44156 | Desa | ||
32.05.25 | Cihurip | 4 | 44179 | Desa | ||
32.05.22 | Cikajang | 12 | 44171 | Desa | ||
32.05.30 | Cikelet | 11 | 44177 | Desa | ||
32.05.19 | Cilawu | 18 | 44181 | Desa | ||
32.05.35 | Cisewu | 9 | 44166 | Desa | ||
32.05.28 | Cisompet | 11 | 44174 | Desa | ||
32.05.20 | Cisurupan | 17 | 44163 | Desa | ||
32.05.01 | Garut Kota | 11 | - | 44111-44119 | Kelurahan | |
32.05.10 | Kadungora | 14 | 44153 | Desa | ||
32.05.02 | Karangpawitan | 4 | 16 | 44182 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.05.16 | Karangtengah | 4 | 44189 | Desa | ||
32.05.13 | Kersamanah | 6 | 44194 | Desa | ||
32.05.09 | Leles | 12 | 44152 | Desa | ||
32.05.11 | Leuwigoong | 8 | 44192 | Desa | ||
32.05.14 | Malangbong | 24 | 44188 | Desa | ||
32.05.32 | Mekarmukti | 5 | 44199 | Desa | ||
32.05.33 | Pakenjeng | 13 | 44164 | Desa | ||
32.05.27 | Pameungpeuk | 8 | 44175 | Desa | ||
32.05.34 | Pamulihan | 5 | 44168 | Desa | ||
32.05.41 | Pangatikan | 8 | 44195 | Desa | ||
32.05.08 | Pasirwangi | 12 | 44154 | Desa | ||
32.05.26 | Peundeuy | 6 | 44178 | Desa | ||
32.05.07 | Samarang | 13 | 44161 | Desa | ||
32.05.39 | Selaawi | 7 | 44187 | Desa | ||
32.05.24 | Singajaya | 9 | 44173 | Desa | ||
32.05.42 | Sucinaraja | 7 | 44196 | Desa | ||
32.05.21 | Sukaresmi | 7 | 44155 | Desa | ||
32.05.15 | Sukawening | 11 | 44184 | Desa | ||
32.05.37 | Talegong | 7 | 44167 | Desa | ||
32.05.04 | Tarogong Kaler | 1 | 12 | 44131-44139 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.05.05 | Tarogong Kidul | 5 | 7 | 44121-44129 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.05.03 | Wanaraja | 9 | 44183 | Desa | ||
TOTAL | 21 | 421 |
Demografi
Kependudukan
Pada tahun 2021 tercatat penduduk di Kabupaten Garut berada pada jumlah 2.636.637 jiwa dengan kepadatan 857/km². Wilayah yang berada di bagian tengah Kabupaten Garut seperti Garut Kota, Wanaraja, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul dan Samarang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi, hal itu dikarenakan sebagian pusat ekonomi dan pemerintahan berpusat di wilayah-wilayah tersebut. Sementara wilayah Garut bagian selatan seperti kecamatan Pakenjeng, Cikelet, Cisewu, Bungbulang dan Pameungpeuk memiliki kepadatan penduduk yang relatif rendah karena sebagian besar wilayah disana masih berupa hutan.
Bahasa
Bahasa Sunda digunakan oleh mayoritas warga Garut sebagai bahasa ibu dan sebagai bahasa pergaulan.
Agama
Islam merupakan agama mayoritas penduduk Kabupaten Garut. Namun ada sebagian kecil pemeluk agama Katolik dan Protestan yang umumnya di anut oleh etnis Tionghoa, Batak, dan sebagian kecil Jawa. Lalu agama Buddha dan Konghucu dianut oleh warga keturunan Tionghoa.
Pendidikan
Kabupaten Garut memiliki Sarana Pendidikan yang dikelola dengan baik, baik yang berstatus Negeri maupun Swasta. Berikut daftar Sarana Pendidikan yang ada di kawasan kota:
SMA/SMK/MA
Beberapa sekolah di Kabupaten Garut meliputi
Perguruan Tinggi
- Universitas Garut
- Institut Teknologi Garut
- Sekolah Tinggi Islam Persatuan Islam
- Universitas Bakti Kencana
- Institut Pendidikan Indonesia
- Sekolah Tinggi Hukum Garut
- AMIK Garut
Kesehatan
Catatan BKKBN menyebutkan bahwa Garut, bersama dengan Kabupaten Bandung, Cianjur, dan Kota Cirebon, di tahun 2022, menjadi daerah berstatus darurat stunting. Hal ini disebabkan persentase stunting pada anak berusia di bawah 12 tahun[butuh rujukan] mencapai lebih dari 30%.[16]
Transportasi
- Kereta api antarkota
- Lintas selatan Jawa
- Cikuray: Garut–Pasar Senen
- Papandayan: Garut–Gambir
- Baturraden Ekspres: Bandung–Purwokerto
- Kutojaya Selatan: Kiaracondong–Kutoarjo
- Pangandaran: Gambir–Banjar
- Serayu: Pasar Senen–Kiaracondong–Purwokerto
- Lodaya: Bandung–Solo Balapan
- Pasundan: Kiaracondong–Surabaya Gubeng
- Argo Wilis, Turangga, dan Mutiara Selatan: Bandung–Surabaya Gubeng
- Kahuripan: Kiaracondong–Blitar
- Malabar: Bandung–Malang
- Lintas selatan Jawa
- Kereta api lokal
- Angkutan kota wilayah Kabupaten Garut dan beberapa rute yang menghubungkan Kabupaten Bandung dengan Kota Bandung di Terminal Guntur.
Pariwisata
Kabupaten Garut menjadi salah satu destinasi pariwisata unggulan di Jawa Barat. Terbentangnya Kabupaten Garut dari Garut Utara sampai dengan Garut Selatan juga memiliki berbagai objek wisata. Kondisi topografi yang berada di ketinggian terendah 0 mdpl di sepanjang pesisir pantai Garut Selatan sampai dengan ketinggian 2821 mdpl di puncak gunung Cikuray, menawarkan berbagai jenis wisata di Garut.[butuh rujukan]
Referensi
- ^ "Kabupaten Garut: Wilayah Administratif". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-10. Diakses tanggal 2013-08-27.
- ^ Badan Pusat Statistik 2022, hlm. 6.
- ^ a b Badan Pusat Statistik 2022, hlm. 145.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022" (pdf). www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 17 Juli 2023.
- ^ "Pasal 4 Peraturan Daerah Kabupaten Garut №9/2021 tentang APBD tahun 2022" (PDF). Pemerintah Kabupaten Garut. Sukagalih, Tarogong Kidul, Garut. 27 Desember 2021. hlm. 6. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 8 Januari 2023.
- ^ Kabupaten Garut dalam Angka 2021 (PDF). BPS Kabupaten Garut. 2021. hlm. 3. ISSN 0215-420X.
- ^ a b c Purnawati, Tati (25 Oktober 2022). "Longsor di Pasirdatar: Tiga Orang Tewas Tertimbun". Pikiran Rakyat. Sukabumi. hlm. 4.
- ^ Sumber Daya Air Diarsipkan 2017-07-30 di Wayback Machine. - Kabupaten Garut. Diakses 26 Juli 2017.
- ^ Abdussalam, Muhamad Syarif (23 Januari 2019). Ismail, Taufik, ed. "Rudy dan Helmi Resmi Dilantik, Pimpin Garut 2 Periode, Bakal Genjot Pariwisata di Antaranya Bagendit". Tribun News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-28. Diakses tanggal 23 Januari 2019.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Garut 2014-2019
- ^ Tujuh Parpol tidak meraih kursi di DPRD Kabupaten Garut. Antara
- ^ Daftar Lengkap Anggota DPRD Garut Periode 2024-2029. Detik News
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kabupaten Garut
- ^ Arifianto, Bambang; Fahas, Eva; Nurulliah, Novianti; Kasumaningrum, Yulistyne (19 Agustus 2022). "Jabar Masih Harus Terus Berbenah". Pikiran Rakyat. Bandung. hlm. 1.
Kepustakaan
- Badan Pusat Statistik (25 Februari 2022), Priyono, ed., Kabupaten Garut Dalam Angka 2021 (pdf), Sukagalih, Tarogong Kidul, Garut: BPS Kabupaten Garut, diakses tanggal 8 Januari 2023