Sulaiman dari Banjar

Pahlawan Revolusi Kemerdekaan, Sultan Kerajaan Banjar

Sulaiman Saidullah II[12][13][14] atau yang lebih dikenal dengan nama regnalnya Sultan Sulaiman al-Mu'tamidullah (1761 – 1825) adalah Sultan Banjar ke-11 yang memerintah antara tahun 1801 hingga tahun 1825.[15][16] Kesultanan Banjar terletak di Kalimantan Selatan, Indonesia. Adiknya Pangeran Mangku Dilaga dilantik sebagai mangkubumi dengan gelar Ratu Anum Mangku Dilaga. Belakangan Ratu Anum Mangku Dilaga ditahan kemudian dibunuh oleh Sultan Sulaiman karena diduga akan melakukan kudeta. Jabatan mangkubumi kemudian dipegang oleh Pangeran Husein dengan gelar Pangeran Mangkubumi Nata putera Sultan Sulaiman sendiri.[3][17]

Sulaiman dari Banjar
Sultan[1][2]
Rahmatullah
Pangeran Ratu
Sultan Muda
Panembahan Sepuh[3]
Sultan Banjar
Berkuasa1801–1825
(23–24 tahun)
PendahuluSunan Nata Alam
PenerusAdam dari banjar
Informasi pribadi
Kelahiran1761
Kesultanan Banjar
Kematian3 Juni 1825(1825-06-03) (umur 63–64)
desa Lihung
WangsaDinasti Banjarmasin
Nama lengkap
Panembahan Sepuh, Pangeran Muda Sulaiman al-Mu'tamid Ala Allah
AyahSunan Sulaiman Saidullah
IbuPutri Lawiyah binti Muhammad[4][5]
PasanganPermaisuri Ratoe Siti Gading (isteri tertua)
Nyai Ratu Intan Sari (ibu suri)
Nyai Rumangi
Nyai Unangan[3]
Nyai Ratna
Nyai Ratu Kencana Kamala Sari[3]
Nyai Sari/Argi[3]
Nyai Minah[3]
Nyai Taesah
Nyai Cina[3]
AnakSultan Adam, anak Nyai Ratu Intan Sari/Nyai Ratu Sepuh binti Kiai Adipati Singasari)[6]
Pangeran Mangkoe Boemi Nata, anak Nyai Ratu Intan Sari
Ratoe Hadji Moesa (Salamah), anak Nyai Ratu Intan Sari
Pangeran Perbatasari/Prabusari, anak Nyai Ratu Intan Sari
Pangeran Kassir, anak Nyai Ratu Intan Sari[7]
Ratoe Soengging Anoem, anak Nyai Ratu Intan Sari
Pangeran Dipati di Mahang (HST)
Pangeran Ahmad, anak Njahi Siti Gading
Pangeran Wahid
Pangeran Muhammad
Pangeran Kusairi
Pangeran Hasan
Pangeran Achmid[8][9]
Pangeran Kasoema Widjaja (Berahim)[8][10]
Pangeran Tasin/Thasin[8]
Pangeran Singa-Sarie[8]
Pangeran Hamim[8]
Ratu Kartasari
Ratu Syarif Marta diperistri Pangeran Syarif Hasyim Al-Qudsi bin Tengku Sayyid Muhammad Zain Al-Qudsi
Ratu Salamah
Ratoe Sjerief diperistri Pangeran Syarif Husein bin Awwad Bahasyim (Goestie Oemie), anak Njahi Siti Gading
Ratu Hadijah( di peristri Pangeran Mashud bin Sultan Amir bin Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah Muhammad dari Banjar, Berputra Pangeran Antasari
[11]

Masa muda

Sulaiman mendapat gelar Sultan Muda sejak tahun 1767 ketika berusia 6 tahun dari ayahnya, Susuhunan Nata Alam agar penggantinya tetap pada garis keturunannya. Putra Sulaiman, Pangeran Adam, kelak akan dilantik sebagai raja muda dengan gelar Sultan Adam, kemudian dia sendiri mengambil gelar Panembahan Sepuh.[3]

Memerintah (1801–1825)

 
Kesultanan Banjar pada paruh pertama pemerintahan Sultan Sulaiman, ca 1809.

Aksesi

Setelah mangkatnya Panembahan Batu, Pangeran Sultan Sulaiman Saidullah (ke-2) dinobatkan bergelar Sultan Sulaiman Al-Mu'tamid 'Alâ Allâh, maka pihak Belanda (Republik Batavia) mengadakan perjanjian dengan Sultan pada tanggal 19 April 1802 di istana Bumi Kencana. Perjanjian hanya mengingatkan kembali bahwa Kesultanan Banjar telah diserahkan kepada pemerintah Belanda seperti Perjanjian 1787. Dalam perjanjian itu ditambahkan bahwa Sultan berusaha menangkap dan menghukum potong kepala orang-orang Dayak yang telah melakukan pemotongan kepala. Hukuman potong kepala terhadap orang Dayak itu harus dilakukan dimuka loji Belanda. Selebihnya dalam perjanjian itu pemerintahan Belanda mengharapkan agar Sultan dapat memelihara kebun-kebun lada agar hasil lada menjadi lebih baik. Pada tahun 1806, Belanda kembali membuat perjanjian dengan Sultan Sulaiman yang menitikberatkan pada usaha pemeliharaan kebun lada, agar lada dapat berproduksi sebagaimana diharapkan oleh Belanda. Dalam perjanjian itu Belanda tetap mengakui kedaulatan Sultan Banjar dan tidak menyinggung tentang masalah pemerintahan termasuk hubungan dagang ke luar negeri.[18][19]

Mangkubumi

Setelah mengangkatannya sebagai Sultan, Sulaiman melantik sejumlah mangkubumi. Mangkubumi yang menjabat pada masa Sultan Sulaiman adalah:

  1. Ratu Anom Ismail (Pangeran Ismail bin Sunan Nata Alam); dihukum bunuh oleh Sultan Sulaiman karena diduga (difitnah) akan merencanakan kudeta.
  2. Pangeran Perabu Anum (1802)[20]
  3. Pangeran Mangku Bumi Nata (Pangeran Husin bin Sultan Sulaiman), mangkubumi sejak 1823.

Acte van Renovatie pertama

 
Johannes Siberg, Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke 34. Ia memerintah antara tahun 18011805.

Setelah pengukuhan Sulaiman sebagai Sultan, Acte van Renovatie pertama dibuat untuk meredam konflik dan mempererat hubungan antara dua negara. Akta ini disahkan di Bumi Kencana oleh Johannes Siberg, Gubernur-Jenderal Hindia Belanda ke 34 yang memerintah antara tahun 18011805.

Para pembesar istana yang ikut membubuhkan cap tanda tangan mereka terdiri dari: Sultan Sulaiman Al-Mu'tamid 'Alâ Allâh, Pangeran Perabu Anom, Pangeran Ishak dan Pangeran Musa. Dari pihak Kompeni Belanda adalah: Van Boekholtz sebagai Komisaris, Wm. Bloem dan F. v. Braam.

Pada bagian yang tertulis dengan huruf Latin dalam bahasa Belanda bertajuk:[21]

Acte van Renovatie en Vernieuwing der Contracten
tergeleegenheid van de Installatie
van den
SULTAN SOLIMAN AMOH TAMIT ALALAH
op den 19de April Anno 1802.
(Undang-Undang Renovasi dan Pembaruan Kontrak untuk Pemasangan Sultan Sulaiman Al-Mu'tamid 'Alâ Allâh pada 19 April tahun 1802).

Pada bagian yang tertulis dengan huruf Arab-Melayu dan berbahasa Melayu berbunyi:[21]

Perkara jang pertama.

Perkara jang kedua.

Perkara jang ketiga.

Perkara jang ke-empat.

Perkara jang kelima.

(Dibawah teks bahasa Melaju terdapat tiga buah tjap lak merah):

Tjap V.O.C. Dibawahnja tertulis: de Compagnie als souveraine Heer van 't Koningrijk Banjermassing.

Tjap Dibawahnja tertulis F. van Boeckholtz Commissaris. Als getuijgen bij de teekening en verseegelingen deeses

Tjap Disampingnja ttd. Wm. Bloeniz resd.

ACTE VAN HOMAGE 19 APRIL 1802 tertulis huruf Arab-Melayu dalam bahasa Melayu dan huruf Latin dalam bahasa Belanda. Akta yang tertulis dengan huruf Arab-Melayu dan berbahasa Melayu berbunyi:[21]

Tjap lak merah (rusak tak terbatja) dibawahnja tertulis:

Ter ordonnantie van hunne Hoog Edelhederi Gouverneur Generaal en de Raden van Indie, ttd. F. v. Braam Sec.

Dibawah teks bahasa Melaju terdapat empat buah tjap lak merah dan dibawah masing2 tjap terbatja:

’t zegul van den Sultan Soliman
’t zegul van den Pangerang Prabu Anum
’t zegul van den Pangerang Ishak
’t zegul van den Pangerang Moesja.

Perjanjian antara Kesultanan dan VOC

Acte van renovatie kedua

 
Albertus Henricus Wiese, Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke 35. Ia memerintah antara tahun 1805–1808.

Akta ini disahkan oleh Albertus Henricus Wiese, Gubernur-Jenderal Hindia Belanda ke 35 yang memerintah antara tahun 1805–1808 di Bumi Selamat. Para pembesar istana yang ikut membubuhkan cap tanda tangan mereka terdiri dari: Sultan Sulaiman Al-Mu'tamid 'Alâ Allâh, Pangeran Perabu Anom sebagai mangkubumi, Pangeran Ibrahim, Pangeran Ishak, Pangeran Mas'ud dan Pangeran Mahmud. Dari pihak Kompeni Belanda adalah: Wm. Bloem dan H. Veeckens.

Pada bagian yang tertulis dengan huruf Latin dalam bahasa Belanda bertajuk:[21]

ACTE van RENOVATIE
en
PROLONGATIE der
gesloten tusschen de DOORLUCHTIGE
CONTRACTEN en VERBONDEN
BATAAFSCHE OOST INDISCHE COMPAGNIE
EN ZIJN HOOGHEID
SOLEIMAN ALMOH TAMMIT ALALAH
SULTAN van het KONINGRIJK
BANDJERMASSING.
GED. 11 AUGUSTUS 1806.

Pasal jang pertama.

Perkara jang kedua.

Perkara jang ketiga.

Pasal jang keempat.

Pasal jang kelima.

Pasal jang keenam.

Pasal jang ketudjuh.

Pasal jang kedelapan.

Pasal jang kesembilan.

(dibawah ini terdapat 7 buah tjap lak merah dan dibawah tiap2 tjap tertulis:)

Tjap. De Compagnie als Souveraine Heer van het Koningrijk Banjermassing.

Tjap. ttd. Wm. Bloemzn.

Tjap. het cachet van den rijksbestierder den Pangerang Peraboe Anum.

Tjap. het cachet van den Pangerang Ibrahim.

Tjap. het cachet van den Pangerang Ishak.

Tjap. het cachet van den Pangerang Masohot.

Tjap. het cachet van den Pangerang Mahmout.

Tjap lak merah. Ter ordonantie van Hunne Hoog Edelheedens den Gouverneur Generaal en de Raden van Indien. ttd. H. Veeckens. Sec

Acte van Homage Augustus 1806

Pada bagian yang tertulis dengan huruf Latin dalam bahasa Belanda bertajuk:[21]

ACTE VAN HOMAGE
AAN
ZIJN HOOG EDELHEID DEN HOOG EDLEN
GESTRENGEN HEERE
ALBERTUS HENRICUS WIESE
Gouverneur Generaal
van
BATAAFSCH INDIA afgelegd door
SOLIMAN ALMOH TAMMIT
ALALAH SULTHAN van het koningrijk
BANJERMASSING.

Akta ini tertulis dalam huruf Arab-Melayu dalam bahasa Melayu dan huruf Latin dalam bahasa Belanda. Akta yang tertulis dengan huruf Arab-Melayu dan berbahasa Melayu berbunyi:[21]

(dibawah ini terdapat 6 buah tjap lak merah dan diatas tjap terbatja:)

Sultan Soleman Almo’tamid Aliallah (het cachet van Sultan Soliman)

Pangeran Prabu Anum (het cachet van den Rijksbestierder den Pangerang Prabu Anum)

Pangeran Ibrahim (het cachet van den Pangerang Ibrahim)

Pangerang Isjhaq (het cachet van den Pangerang Ishaq)

Pangeran Mas’ud (het cachet van den Pangerang Masohot)

Pangeran Mahmud (het cachet van den Pangerang Mahmouth).

Penarikan Belanda dari Banjarmasin

 
Herman Willem Daendels, Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-36. Ia memerintah antara tahun 18081811. Masa itu Belanda sedang dikuasai oleh Prancis.

Tahun 1809, Herman Willem Daendels menarik diri dari Banjarmasin.[22]

Sultan Sulaiman menjalin hubungan dengan negara lain, seperti dengan Kesultanan Buton, melalui suratnya tahun 1811, Sultan Buton memohon dukungan moral untuk mendapatkan rekomendasi dalam perdagangan.[23]

Hubungan dengan Britania Raya

Pada perkembangan selanjutnya, Belanda kalah menghadapi Inggris dan pada tahun 1811 Belanda menyerahkan Batavia kepada East India Company (EIC), perusahaan perdagangan Inggris.

East India Company (EIC) mengadakan perjanjian persahabatan dengan kesultanan Banjar. Dalam perjanjian itu EIC-Inggris tidak menyinggung masalah kedaulatan pemerintahan Sultan Sulaiman tetapi lebih banyak masalah perdagangan. EIC Inggris menduduki beberapa daerah yang sebelumnya diduduki Belanda seperti pulau Tatas (Banjarmasin), Kuin, Paser, Pulau Laut, Pagatan, dan Bakumpai. Selanjutnya EIC-Inggris mempertahankan dan melindungi hak-hak Sultan dan kekuasaan Sultan begitu pula hak milik Sultan terhadap serangan orang Eropa lainnya dan terhadap musuh bangsa Asia. Perjanjian ditanda tangani oleh Sultan dan para bangsawan kerajaan lainnya yaitu: Pangeran Panambahan Adam (Putra Mahkota), Pangeran Aria Mangku Negara (anak Sunan Nata Alam), Pangeran Kasuma Wijaya (anak Sultan Sulaiman) dan Pangeran Ahmad (anak Sultan Sulaiman), sedangkan dari pihak EIC-Inggris diwakili oleh Commissioner D. Wahl.[18]

Perjanjian antara Belanda dan Inggris memutuskan bahwa Belanda diperbolehkan kembali menduduki bekas wilayah kekuasaannya kemudian EIC-Inggris melepaskan kembali Batavia pada tahun 1816. Setelah ditinggalkan EIC-Inggris pada tahun 1816 dan Belanda kembali datang ke Kesultanan Banjar kemudian membuat perjanjian dengan Sultan Sulaiman pada tahun 1817 dan tahun 1823.[18]

Kontrak Perjanjian Karang Intan

 
'Willem I Frederik (Willem Frederik Prins van Oranje-Nassau) , Raja Belanda pertama yang berkuasa 1815–1840 dan Adipati Agung Luksemburg pertama.

Sultan Sulaiman Al-Mu'tamid 'Alâ Allâh membuat kontrak perjanjian pada tanggal 1 Januari 1817 (12 Safar 1232 Hijriyah) yang merupakan Kontrak Persetujuan Karang Intan I antara Sultan Sulaiman dengan Hindia Belanda diwakili Residen Aernout van Boekholzt. Kemudian sekali lagi pada tanggal 13 September 1823 (7 Muharam 1239 Hijriyah) penandatanganan Kontrak Persetujuan Karang Intan II antara Sultan Sulaiman dengan Hindia Belanda diwakili Residen Mr. Tobias.[18]

Isi Perjanjian-perjanjian itu menyatakan:[18]

  1. Kesultanan Banjar yang mempunyai wilayah pengaruh yang cukup luas meliputi negeri Berau, Kutai, Paser, Pagatan, pulau Laut, Tabanio, Bakumpai, pulau Tatas, Dayak Besar, Dayak Kecil, Mendawai, Sampit, Kotawaringin, Jelai, Sintang dan Lawai. Dalam perjanjian itu (pasal 5) disebutkan bahwa daerah-daerah itu berada dalam wilayah pendudukan Hindia Belanda.
  2. Orang bukan bangsa Banjar adalah orang asing, seperti: Bugis, Makassar, Bali, Mandar, Jawa, begitu pula Cina, Eropa, Arab dan Koja. Semua orang asing diperlakukan hukum Eropa oleh Belanda kalau mereka membuat tindak pidana (pasal 15).
  3. Belanda meminta Sultan agar berusaha menggalakkan tanaman kopi dan lada (pasal 29).

Kematian

 
Makam Sultan Sulaiman

Sultan Sulaiman al-Mu'tamid 'Alâ Allâh mangkat pada tanggal 3 Juni 1825 bertepatan 4 Rabiul awal 1240 Hijriyah.[24] Baginda dimakamkan di Kompleks Makam Sultan Sulaiman di desa Lihung, kecamatan Karang Intan, kabupaten Banjar, provinsi Kalimantan Selatan. Ketika Sulaiman meninggal pada tahun 1825, ada dua puluh lima pangeran di istana Martapura, bergelar Pangeran.[25]

Keluarga

Sultan sulaiman memiliki 10 istri. Anak-anak Sultan Sulaiman terdiri atas 18 orang anak laki-laki dan 12 orang anak perempuan, 6 orang diantaranya dari Istri Njahi Ratoe Intan Sarie:

Sultan Sulaiman memiliki permaisuri yang merupakan puteri Adipati Banua Lima (Golongan Anang/Nanang-nanangan Raja) yaitu Njahi Ratoe Intan Sarie atau Nyai Ratu Sepuh binti Kiai Adipati Singasari[3][6] yang dikaruniai 6 anak yaitu:

  1. Sultan Adam - memiliki 11 anak. Anak kedua Sultan Sulaiman dan anak pertama Nyai Ratu Intan Sari. Dia leluhur mantan Gubernur Kalimantan pertama Pangeran Muhammad Noor.[26]
  2. Pangeran Husein bergelar Pangeran Mangkoe Boemi Nata - menjadi mangkubumi sejak 1823[3][27] - memiliki 17 anak.
  3. Pangeran Perbatasari - memiliki 5 anak.
  4. Ratu Haji Musa / Salamah (diperisteri Pangeran Hadji Moesa ( Raja Kusan II ) - memiliki 3 anak.
  5. Pangeran Kassir (Khusairi)[28][29] - memiliki 5 anak.
  6. Ratu Salamah / Ratu Sungging Anum (menikahi Pangeran Sungging Anom bin Ratu Anom Ismail Mangku Bumi Sukma Dilaga) - tidak memiliki keturunan.

Putera-Puteri Dari Selir-Selir Lainnya:

  1. Goestie Oemie (Ratu Umi) bergelar Ratoe Sjerief diperistri Pangeran Syarif Husein Bahasyim (anak pertama / sulung Sultan Sulaiman dan anak pertama Nyai Siti Gading), diperisteri Habib Husein bin Awwad Bahasyim.[26]
  2. ♂ Gusti Muhammad (anak Nyai Siti Gading)
  3. ♂ Pangeran Ahmad (anak Nyai Siti Gading)
  4. ♂ Pangeran Kasoema Widjaija[30]
  5. Pangeran Achmid (anak Nyai Argi)[3][30][31] leluhur mantan Gubernur Kalsel Gusti Hasan Aman.
  6. ♂ Pangeran Tasin (anak Nyai Cina, memiliki 2 anak).[3][30][32][33]
  7. ♂ Pangeran Singa Sarie, leluhur Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu'tashim Billah[30]
  8. ♂ Pangeran Hamim[30]
  9. ♂ Pangeran Husein / Pangeran Mangkoe Boemi Nata[30]
  10. ♂ Pangeran Musa (anak Nyai Ratna) [3]
  11. Pangeran Sungging Anum (anak Nyai Ratna) [3]
  12. Pangeran Kacil (anak Nyai Cina) [3]
  13. Pangeran Jamain / Pangeran Wahid? (anak Nyai Cina) [3]
  14. Ratu Karta Sari (anak Nyai Unangan) [3] diperisteri Pangeran Kartasari bin Pangeran Sungging Anom bin Ratu Anom Ismail Mangku Bumi Sukma Dilaga.
  15. Ratu Syarif Marta diperistri Syarif Hasyim Al-Qudsi bin Tengku Sayyid Muhammad Zain Al-Qudsi bin Habib Abdurrahman Al-Qudsi Al-Hasani[3]
  16. Gusti Kacil
  17. Pangeran Tahmid
  18. Goesti Hadidjah (Ratu Mastruda) bergelar Ratoe Masoöd (Mas'ud), karena menikahi Pangeran Masoöd (orang tua Pangeran Antasari).

Silsilah

Jalur silsilah
♀ Ratu Sultan Tahmid♂ Sultan Tahmid Billah bin Sultan Tahlilullah[5]
Pangeran Mangkubumi bin Sultan Tamjidillah 1♀ Putri Lawiyah♂ Pangeran .........
♂ Sultan Sulaiman Saidullah IiRatoe Anom Ismail

Hubungan Silsilah dengan Raja Sumbawa

Tertulis dalam buku Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde volume 14 (1864:503):[34]

Omtrent de lans Kaliblah wordt het navolgende verhaald. Zij behoorde vroeger tot de rijkswapens van den Sultan van Sumbawa. Een dezer Sultans nu was in het huwelijk getreden met Ratoe Laija, eene zuster van Sultan Tahmid Ilah II van Bandjermasin. Uit dat huwelijk is de Sulthan Mohamad, die later over Sumbawa geregeerd heeft geboren.[34]

}}

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR I 1520-1546
♂ Sultan Suriansyah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Tuan Khatib Banun
 
 
 
DIPATI
♂ Pangeran Anom
Pangeran di Hangsana
 
SULTAN BANJAR II
♂ Sultan Rahmatullah
 
♂ Pangeran di Laut
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Nyai Ratu.....
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR III
♂ Sultan Hidayatullah I
 
♀ Putri Nur Alam
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR IV
♂ Sultan Mustain Billah
Raden Senapati
 
 
 
 
 
 
 
Raden Subamanggala
Pangeran Mangkunagara
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR V.a.
♂ Sultan Inayatullah
Pangeran Dipati Tuha I
 
MANGKUBUMI BANJAR
Panembahan di Darat
Pangeran Dipati Anom 01
 
WALI SULTAN BANJAR
♂ Sultan Ri'ayatullah
Pangeran Tapasena
(Wali Sultan Amrullah Bagus Kesuma)
 
 
RAJA KOTAWARINGIN 1
Ratu Bagawan dari Kotawaringin
 
Ratu Hayu
Putri Busu
 
 
 
 
 
 
Raden Timbakal
Pangeran Dipati Martasari
 
 
Si Jawa
 
RAJA SUMBAWA
Dewa Maja Paruwa
 
 
 
RAJA-RAJA TALLO
 
 
 
 
 
 
 
 
 
RAJA SELEPARANG
♂ Deneq Mas Pakel
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR VI.a.
♂ Sultan Saidullah
Raden Kasuma Alam
 
 
 
 
Putri Gelang
↓(bersuami)
Raden Saradewa[35]
 
RAJA KOTAWARINGIN 2
Ratu Amas
(beristeri Puteri Galuh Hasanah binti Pangeran Adipati Tapa Sana)
 
♂ Raden Kasuma Taruna
Pangeran Dipati Kasuma Mandura
 
Pangeran Singamarta
Raden Sutasoma
 
PUTRI TALIWANG
♀ Mas Surabaya
 
 
 
PANGERAN TALIWANG 1
Raden Subangsa
Raden Marabut
 
PUTRI SUMBAWA
♀ Dewa Mas Panghulu
 
RAJA SUMBAWA
Dewa Mas Goa
 
RAJA TALLO
♂ Harun Al Rasyid
 
♂ Karaeng Panaikang Daeng Niaq
(adik Harun Al Rasyid Raja Tallo)
 
RAJA SUMBAWA
Dewa Mas Pamayam
Dewa Mas Cinni
 
RAJA SELEPARANG
♂ Dewa Mas Kertajagat
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR VII.a.
♂ Raden Bagus
Sultan Amarullah Bagus Kasuma
Pangeran Suria Angsa dari Banjar
(Sultan Saidillah 02)[36]
 
SULTAN BANJAR VII.b.
♂ Raden Basus
Pangeran Suria Negara
Sultan Tahlil-Lillah
Sultan Tahirullah
Ahmed Tantahid-allah [37]
 
Gusti Kasuma Matan
Raden Buyut Kasuma Matan
Pangeran Putra[35]
 
 
 
 
♂ Raden Pajang
Raden Suta Kasuma
 
Gusti Pandara
 
 
 
DATU TALIWANG
Amas Mattaram
 
 
SULTAN SUMBAWA III (1672/75 – 1702/05)
♂ Dewa Mas Bantan
Sultan Harunnurrasyid I
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Siti Halimah Daeng Tomi Karaeng Tannisanga
 
 
 
 
 
 
 
 
 
RAJA SELEPARANG
♂ Raja Kertabumi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR VIII.b.
Panembahan Kusuma Dilaga
 
SULTAN BANJAR VIII.a.
Sultan Tahmidullah 01
Panembahan Tengah[38]
 
MANGKUBUMI BANJAR
♂ Pangeran Purba Negara
(Pangarang-Purba-Negarree)[39][40][41]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DATU TALIWANG
♂ Gusti Amin
 
KARAENG BONTOLANGKASA 05
 
DATU TALIWANG
SULTAN SUMBAWA IV (1702-17..)
Amas Madina
Sultan Jalaluddin Muhammad Syah I
 
♀ I Rakkia Karaeng Kanjenne Addatuang Sidenreng VI Arung Berru VII (m. 1720 - 1740)
 
DATU JEREWEH
Mas Palembang
♂ Dewa Maja Jereweh
 
♀ Karaeng Bontoje'ne
 
 
 
♀ Dewa Isa Karaeng Barong Patola
 
♂ Daeng Mamuntuli Arung Kadjoe bin Arung Teko dari Bone
 
 
 
 
 
DATU SERAN
PEMANGKU SULTAN SUMBAWA (1723-1725)
♂ Raja Tua Datu Bala Sawo
Dewa Loka Ling Sampar
 
 
 
♂ Datu Budi
 
♀ Dewa Iya
Datu Balasao
DatuTengah
Karaeng Bonto Pa'ja
 
SULTAN BIMA
Sultan Hasanuddin Muhammad Ali Syah
 
♀ Ince' Bagus
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Raja Bugis Pagatan
 
SULTAN BANJAR 1730-1734 IX.a.
Sultan Chamiedoela / Chamidullah / Hamidullah
Panembahan Kuning Hamidullah dari Banjar
 
MANGKUBUMI BANJAR
Pangeran Dipati Mangkubumi
Pangérang Dipatty Soeria di Laga
(Pangeran Mangkubumi Suria Delaga)
Pangeran Mangku Delaga[42]
 
SULTAN BANJAR IX.b.
♂ Sultan Sepuh dari Banjar Pangeran Mangkubumi Tamjidillah I
 
 
 
 
PANGERAN BANJAR ♂ Pangeran Datu Aria / Pangeran Wirakusuma I dari Banjar / Datu Pangeran Aria / Pangeran Aria Wirakusuma / Datu Aria Sumbawa
 
DATU TALIWANG
♂ Pangeran Laya Kesuma
 
KARAENG BONTOLANGKASA 6
♂ I Mappasempa' Daeng Mamaro Opu Mangnguluang
 
 
 
SULTANAH SUMBAWA VII
Sultanah Siti Aisyah
 
 
 
 
 
DATU TALIWANG
SULTAN SUMBAWA VI
Sultan Muhammad Kaharuddin I
 
PERMAISURI BINAMU
♀ Karaeng Baine Binamu We Tenri Ico Dai Karaeng Mangarabombang
Datu Pampang
 
RAJA BINAMU (JENEPONTO) XI m. 1796-1814
♂ I Bebasa Daeng Lalo Karaeng Lompoa Ri Binamu
 
♀ Putri
 
DATU JEREWEH
♂ ALAUDDIN / HASANUDDIN
 
DATU SERAN
Dewa Mas Pakil
Dewa Lengan Seran
 
♀ Putri
 
♂ Datu Seppe
 
♂ Datu Dollah
 
♂ Manuru Daha
Abdul Muslimin Ali Syah
Sultan Alauddin Muhammad Ali Syah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ adik Arung Turawee
 
Raja Kusan I (1734-1759) Pangeran Muhammad Aminullah SULTAN BANJAR X.a.(3 Agustus 1759- Wafat 16 Januari 1761)
♂ Sultan Muhammad Aminullah Muhammad dari Banjar Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah
Muhammadillah
Tahmidillah 01
(Tahmidu-Billah)
 
♀ Ratu Sultan Muhammad binti Pangeran Mangkubumi Tamjidillah I Sultan Sepuh dari Banjar[43]
 
 
 
 
 
♂ MANGKUBUMI BANJAR 1760 -1762 Pangeran Mangkubumi Pangeran Mas
Ratu Anum Kasuma Yuda
 
DATU TALIWANG
♂ Gusti Aceh
 
SULTAN SUMBAWA IX 1762-1765
♂ Gusti Mesir Abdurrahman
Sultan Muhammad Jalaluddin Syah II
 
 
RAJA PERMAISURI SUMBAWA
Karaeng Bonto Masugi
Datu Bonto Paja
Siti Khadijah
 
RAJA TALLO
MANGKUBUMI GOWA
♂ I Manyombali Daeng Patompo Karaeng Barang Mamase Raja Tallo Mangkubumi Gowa
 
♂ I Lotting Shalahuddin Daeng Marakka TuMalompoa ri Data
 
♀ Putri.....
 
♂ Dea Adipati Lalu Kaidah Mele Habirah Lalu Jamelela Dea Koasa Unter Iwes
 
♀ Lala Saragialu Daeng Talebang
 
 
 
 
DATU SERAN
SULTAN SUMBAWA XIV m. 1777-1791
♂ Sultan Harun Ar Rasyid II
Datu Budi Lalu Mahmud
 
 
 
 
 
♀ Ran Tambas
Lala Tambas
 
 
SULTAN SUMBAWA VIII 1761-1752
Sultan Lalu Onye Datu Ungkap Sermin Dewa Lengit Ling Dima
 
♂ Lalu Muntadarman Datu Bajing
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Putri Ratu Lawiyah binti Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah Muhammad dari Banjar
 
SULTAN BANJAR X.b.
Sunan Nata Alam Sultan Tahmidillah II
Panembahan Batu
(Sultan Tamhidillah)
 
♀ Ratu Syarifah Aminah
 
 
♀ Ratoe Laija
(Putri Ratu Laiya Sara / Putri Sara)
 
SULTAN SUMBAWA X 1765
Dewa Masmawa Sultan Mahmud
 
 
RAJA TALLO
MANGKUBUMI GOWA
♂ I Mahmud Daeng Sila Karaeng Beroanging Raja Tallo Mangkubumi Gowa
 
 
 
 
 
♂ I Tamparang Daeng Taesa Karaeng Cilallang
 
♂ Karaeng Manippi Datu Bonto Mangape
 
♀ Lala Intan Ratu Nong Sasir
 
 
 
♀ Datu Giri
 
SULTAN BIMA IX m. 1773-1817
♂ Sultan Abdul Hamid Muhammad Syah Mantau Asi Saninu
 
SULTANAH SUMBAWA XII m. 1791-1795
♀ Sultanah Shafiyatuddin
Daeng Massiki
 
 
 
 
 
♂ Lalu Abdullah Syahbandar
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Raja Kusan II(1786-1830): Pangeran Amir bin Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah Muhammad dari Banjar
Raja Kusan II menikahi Ratu Amir binti Ratu Mas dari Tanah Bumbu binti Pangeran Mangu bin Pangeran Dipati Tuha II . Sultan Amir tertangkap pada 14 Mei 1787, kemudian diasingkan ke Srilangka.
 
SULTAN BANJAR XI.a.

♂ Sri Sultan Amirul Mukminin Abdullah (Meninggal Tidak Wajar Di Cekik)
 
♀ Ratu Siti Air Mas (Ratu Siti Aer Mas binti Sunan Nata Alam Sultan Tahmidillah II Panembahan Batu/Sultan Tamhidillah)
 
SULTAN BANJAR XI.b.
Sultan Sulaiman Rahmatullah
 
 
 
♀ Nyai Ratu Intan Sari (Nyai Ratu Sepuh/Nyai Ratna binti Kiai Adipati Singasari
 
 
SULTAN SUMBAWA XIII
Sultan Muhammad Kaharuddin II
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Lala Amatollah
 
 
 
♀ Ratu.....
 
SULTAN BIMA X m. 1818-1854
♂ Sultan Ismail Muhammad Syah, Rumata Mawa’a Alus, Mantau Dana Sigi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Lalu Cela Tureli Belo
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Mas'ud Menikah Ratu Khadijah binti Sultan Sulaiman Rahmatullah Sulaiman dari Banjar
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Ratu Khadijah binti Sultan Sulaiman Rahmatullah Sulaiman dari Banjar
 
SULTAN MUDA 1782 SULTAN BANJAR 3 Juni 1825-1 November 1857
Sultan Adam al-Wäthiq billäh Adam dari Banjar
 
Njahi Ratoe Kamala Sarie / Njahi Ratoe Koemala Sarie / Nyai Ratu Kamala Sari binti Kiai Adipati Singasari
 
 
♂ Datu Bonto Mangape
 
SULTAN SUMBAWA XIV
Sultan Lalu Mesir
 
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Amaroe'llah
 
♀ Lala Rante Patola binti Anwar Abdul Nabi
 
♀ Lala Dendo binti Syahbandar Lalu Abdullah
 
♂ Muhammad Yakub Ruma Kapenta Wadu
 
 
 
 
SULTAN BIMA XI m. 1854-1868
♂ Sultan Abdullah Muhammad Syah Rumata Mawa’a Adil
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
PERMAISURI BIMA
♀ Siti Saleha Bumi Pertiga
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Ratoe Idjah(anak Njahi Salamah) di peristri Pangeran antasari
[44]
 
SULTAN BANJAR 14 Maret 1862 - 11 Oktober 1862
Gusti Inu Kartapati
Pangeran Antasari
Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin
 
♀ Ratu Salmiyah (Ratu Salmah) binti Pangeran Mas'ud bin Raja Kusan Sultan Amir melahirkan Putra Mahkota Pangeran Rahmattilah
 
SULTAN MUDA BANJAR
Pangeran Ratu
Pangeran Sultan Muda Abdur-Rahman
 
♀ Nyai Ratu Halimah Putri juriat Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari
 
MANGKUBUMI BANJAR
1857-1862 ♂ Pangeran Mangkubumi Noch Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana
 
DATU TALIWANG
♂ Daeng Mesir
 
♀ Datu Balasari
 
♂ Raja Muda: Daeng Mas Kuncir Datu Lolo
 
♂ Daeng Padusung
 
♀ Daeng Ante Datu Singasari binti M. Yakub Ruma Kapenta Wadu
 
MANGKUBUMI BIMA
♂ Muhammad Qurais bin Muhammad Hidir Raja Bicara Bima
 
PERMAISURI BIMA
♀ Sitti Fatimah binti Lalu Yusuf Ruma Sakuru
 
SULTAN BIMA XIII m. 1881-1915
♂ Sultan Ibrahim Rumata Mawa’a Taho Perange
 
 
PERMAISURI DOMPU
♀ Ratu.........
 
SULTAN DOMPU XX
♂ Sultan Muhammad Sirajuddin, Manuru Kupa
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Sjerief Oemar
 
♀ Ratu Biduri binti Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur-Rahman Abdur Rahman dari Banjar
 
♀ Ratoe Hasiah (Ratu Hasiah binti Pangeran Antasari meninggal 1858 sebelum Perang Banjar)
 
 
 
 
 
 
MANGKUBUMI BANJAR
1857-1862 ♂ Pangeran Wira Kasuma /Pangeran Wira Kusuma Wirakusuma II dari Banjar diasingkan belanda ke Cianjur hingga wafat
 
 
 
♀ Nyai Ratu Ratna (Meninggal dalam Perang Banjar)
 
DATU TALIWANG
♂ Muhammad Kaharuddin
Daeng Mappaconga
 
♀ Datu Balasari
 
SULTAN SUMBAWA XVI
Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III
 
 
 
♀ Siti Maryam Daeng Risompa Datu Ritimu
 
 
 
PERMAISURI BIMA
♀ Sitti Maryam
 
 
 
SULTAN BIMA XIV m. 1915-1951
♂ Sultan Muhammad Salahuddin Marrbora di Jakarta, Ma Kakidi Agama
 
 
 
 
 
 
PERMAISURI BIMA
♀ Siti Aisyah binti
SULTAN DOMPU XX
Sultan Muhammad Sirajuddin
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Ratoe Sjerief Ali
 
♀ Ratoe Sjerief Kesoema
 
♂ Pangeran Sjerief Aboe Bakar diasingkan belanda ke Cianjur hingga wafat
 
♀ Ratoe Sjerief Aboe Bakar binti Pangeran Mangkubumi Wira Kasuma Wirakusuma II dari Banjar diasingkan belanda ke Cianjur hingga wafat
 
 
 
♀ Goesti Ainoen Djariah
(anak Nyai Ratoe Hadidjah)
 
♂ Pangeran Mohamadillah / Pangeran Muhamad
 
♀ Goesti Hasiah
 
♀ Goesti Hapsah Meninggal dalam Perang Banjar
 
DATU RAJA MUDA SUMBAWA
♂ Datu Raja Muda Daeng Rilangi
 
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin III
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
PERMAISURI SUMBAWA
♀ Siti Khodijah Daeng Ante Ruma Pa'duka
 
 
 
SULTAN BIMA XV m. 1951-2001
♂ Sultan Haji Abdul Kahir II, Ama Ka'u Kahi, Ruma Ma Wa'a Busi Ro Mawo
 
PERMAISURI BIMA
♀ Hj. RM Zubaidah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Syarifah Intan binti Pangeran Sjerief Aboe Bakar diasingkan belanda ke Cianjur hingga wafat
 
 
♂ Pangeran Muhammad Wirakusuma III dari Banjar diasingkan belanda ke Cianjur hingga wafat
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Nindo Siti Rahayu Daeng Risompa
 
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV
 
PERMAISURI SUMBAWA
♀ Datu Tenri
 
 
 
PERMAISURI BIMA
♀ Hj. Indah Damayanti Putri
 
SULTAN BIMA XVI m. 4 Juli 2013-23 Desember 2013
♂Sultan Haji Fery Zulkarnain (Dae Ferry)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Musa Wirakusuma IV
(lahir di Cianjur)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
PUTRI SUMBAWA
♀ Daeng Nadia Indriana Hanoum
 
PUTRI SUMBAWA
♀ Daeng Sarrojini Naidu
 
♂ Sentot Agus Priyanto
 
 
 
Jena Teke SULTAN MUDA BIMA XVII
♂ Muhammad Putera Ferryandi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Ratu Yuyu Wahyuningsih Wirakusuma V
(lahir di Cianjur)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Raindra Saadya Ramadhan Priyanto
 
♂ Raihan Omar Hasani Priyanto
 
♂ Rayaka Ali Kareem Priyanto
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti Antung Henry Wirakusuma VI
(lahir di Jakarta)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


Catatan kaki

  1. ^ "Institut français d'archéologie orientale du Caire". Ḥawlīyāt Islāmīyah (dalam bahasa Prancis). 4. Institut français d'archéologie orientale. 2007. hlm. 50. 
  2. ^ Annabel Teh Gallop (2002). "Malay Seal Inscriptions: A Study in Islamic Epigraphy from Southeast Asia" (dalam bahasa Inggris). 3. University of London: 448. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r (Indonesia)Saleh, Mohamad Idwar (1986). Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. 
  4. ^ http://kanakanbanjar.blogspot.com/2016/03/silsilah-raja-sultan-banjar.html
  5. ^ a b http://kasultananbanjar.blogspot.com/2012/09/silsilah-sultan-hidayatullah-al.html
  6. ^ a b http://silsilahkayutangi.blogspot.com/p/silsilah-kiai-adipati-singasari-raja.html
  7. ^ (Belanda) van Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863. 2. D. A. Thieme. hlm. 278. 
  8. ^ a b c d e (Belanda) Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia), Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap. 9. Lange. hlm. 124. 
  9. ^ (Belanda) (1855)Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde. 3. hlm. 569. 
  10. ^ Ratu Serip (Ratu Syarif) gelar putri Sultan Banjar yang menikah dengan bangsawan Arab (Syarif/Habib)
  11. ^ Napaktilas Pejuang Dibalik Perkembangan Islam dan Nama Besar Kerajaan Banjar (13)
  12. ^ M. Idwar Saleh, Sri Sutjiatiningsih (1-1-1993). Pangeran Antasari. Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 77. 
  13. ^ Radermacher, Jacob Cornelis Matthieu (1826). Beschryving van het eiland Borneo, voor zoo verre het zelve, tot nu toe, bekend is (dalam bahasa Belanda) (edisi ke-3). Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. hlm. 46. 
  14. ^ The Java Annual Directory and Almanac for (dalam bahasa Belanda). AHHubbard. 1816. 
  15. ^ Pluvier, Jan M. (1967). A Handbook and Chart of South-East Asian History (dalam bahasa Inggris). hlm. 33. 
  16. ^ "Regnal Chronologies Southeast Asia: the Islands". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-11. Diakses tanggal 2008-09-05. 
  17. ^ Daftar Sultan Banjar dalam Indonesian Traditional States II
  18. ^ a b c d e Gazali Usman, Ahmad (1994). Kerajaan Banjar:Sejarah Perkembangan Politik, Ekonomi, Perdagangan dan Agama Islam. Banjarmasin: Lambung Mangkurat Press. 
  19. ^ "Arsip Nasional Republik Indonesia". Bahasa Melayu sebagai bahasa resmi dan diplomasi; Penerbitan naskah sumber. Arsip Nasional RI. 2003. 
  20. ^ Annabel Teh Gallop (2002). "Malay Seal Inscriptions: A Study in Islamic Epigraphy from Southeast Asia" (dalam bahasa Inggris). 3. University of London: 461. 
  21. ^ a b c d e f Hindia-Belanda (1965). Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia-Belanda 1635-1860 (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat. hlm. 158. 
  22. ^ Haro Frederik van Panhuys, ed. (20 Oktober 1978). "T.M.C. Asser Instituut". International law in the Netherlands (dalam bahasa Inggris). 1. BRILL. hlm. 155. ISBN 9028601082.  ISBN 978-90-286-0108-6
  23. ^ (Indonesia) Abdul Mulku Zahari, Achadiati Ikram, Katalog naskah Buton koleksi Abdul Mulku Zahari, Yayasan Obor Indonesia, 2001 ISBN 979-461-391-6, 9789794613917
  24. ^ Veth, Pieter Johannes (1854). Borneo's Wester-Afdeeling, geographisch, statistisch, historisch, voorafgegaan door eene algemeene schets des ganschen eilands, (dalam bahasa Belanda). Joh. Noman. 
  25. ^ Tijdschrift voor Nederlandsch Indië. 23. Ter Lands-drukkerij. 1861. hlm. 70. 
  26. ^ a b Willem Adriaan Rees (1867). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: nader toegelicht (dalam bahasa Belanda). Dutch East Indies: D.A. Thieme. hlm. 22. 
  27. ^ Padoeka Pangeran Mangkoe Boemi, yang memegang parintah dalam negrie BANDJARMASING (Belanda) Philippus Pieter Roorda van Eysinga, Handboek der land- en volkenkunde, geschiedtaal-, aardrijks- en staatkunde von Nederlandsch Indie. 3 boeken [in 5 pt.], 1841
  28. ^ H. G. J. L. Meyners (1886). Bijdragen tot de kennis der geschiedenis van het ... (dalam bahasa Belanda). Batavia. hlm. 266. 
  29. ^ (Belanda) Willem Adriaan Rees, De bandjermasinsche krijg van 1859-1863, Volume 2, D. A. Thieme, 1865
  30. ^ a b c d e f Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap (dalam bahasa Belanda). 9. Batavia: Lange. hlm. 126. 
  31. ^ (Belanda) Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde, Volume 3, 1855
  32. ^ http://kalsel.prokal.co/read/news/3285-wah-ada-keturunan-sultan-banjar-di-papua.html
  33. ^ http://kesultananbanjar.com/id/keturunan-sultan-tamjidilillah-i-sampai-ke-papua/
  34. ^ a b "Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde" (dalam bahasa Belanda). 14. Batavia: Lange & Company, Martinus Nijhoff. 1864: 503. 
  35. ^ a b Ludovicus Carolus Desiderius van Dijk (1862). "Neêrlands vroegste betrekkingen met Borneo, den Solo-Archipel, Cambodja, Siam en Cochin-China: een nagelaten werk" (dalam bahasa Belanda). J. H. Scheltema: 190. 
  36. ^ von Siebold, Philipp Franz (1847). "Le moniteur des Indes orientales et occidentales: recueil de mémoires et de notices scientifiques et industriels... concernant les possessions néerlandaises d'Asie et d'Amérique" (dalam bahasa Prancis). Belinfante frères: 166. 
  37. ^ Stokvis, Anthony Marinus Hendrik Johan (1888). Manuel d'histoire, de généalogie et de chronologie de tous les états du globe, depuis les temps les plus reculés jusqu'à nos jours (dalam bahasa Prancis). Brill. hlm. 379. 
  38. ^ https://britishlibrary.typepad.co.uk/asian-and-african/2015/08/early-malay-trading-permits-from-borneo.html
  39. ^ BEECKMAN, DANIEL (2018). "A Voyage to and from the Island of Borneo, in the East-Indies. with a Description of the Said Island: Together with the Re-Establishment of the English Trade There" (dalam bahasa Inggris). Creative Media Partners, LLC: 67. ISBN 138569937X.  ISBN 9781385699379
  40. ^ Beeckman, Daniel (1718). "A Voyage to and from the Island of Borneo, in the East-Indies: With a Description of the Said Island: Giving an Account of the Inhabitants, Their Manners, Customs, Religion, Product, Chief Ports, and Trade ... Also a Description of the Islands of Canary, Cape Verd, Java, Madura; of the Streights..." (dalam bahasa Inggris). T. Warner, and J. Batley: 54. 
  41. ^ Beeckman, Daniel (1973). "A Voyage to and from the Island of Borneo" (dalam bahasa Inggris). Barnes & Noble. 
  42. ^ https://web.archive.org/web/20140303172019/http://sinarbulannews.wordpress.com/2011/01/02/silsilah-keturunan-sultan-adam-al-wasikubillah-martapura-kerajaan-banjar/
  43. ^ A. MEIJER (Jonkheer.) (1872). Militair tijdschrift (dalam bahasa Belanda). Bruining & Wijt. hlm. 554. 
  44. ^ http://sejarahastrologimetafisika.blogspot.co.id/2011/06/silsilah-kerajaan-banjar.html

Pustaka

  • Rees, Van W.A, 1865. De Bandjermasinsche Krijg 1859-1863. Arnhem: D.A. Thieme.
  • Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan Dengan Rakjat, 1965. Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia- Belanda 16351860.

Pranala luar

Didahului oleh:
Muhammad Aliuddin Aminullah
Sultan Muda/Pangeran Ratu
1767-1801
Diteruskan oleh:
Adam
Didahului oleh:
Tahmidullah II
Sultan Banjar
1801-1825
Diteruskan oleh:
Adam