Bahasa di Kabupaten Bogor
Di Kabupaten Bogor terdapat dua bahasa daerah yang secara dominan digunakan oleh penduduknya di samping bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, yakni bahasa Sunda dan Betawi. Wilayah penggunaan bahasa Sunda[a] meliputi hampir seluruh wilayah Kabupaten Bogor, sedangkan bahasa Betawi hanya dituturkan di bagian tengah dan utara Kabupaten Bogor.[2][3] Saat ini, di Kabupaten Bogor sangat rentan akan pergeseran bahasa. Pergeseran bahasa Sunda ke bahasa Indonesia dan Betawi ini umumnya terjadi di kawasan-kawasan Kabupaten Bogor yang berdekatan dengan Kota Jakarta dan kota satelitnya, seperti Depok dan Bekasi. Beberapa faktornya adalah banyaknya pendatang dari daerah lain yang datang ke Kabupaten Bogor dan keengganan generasi muda untuk menggunakan bahasa ibu mereka.[4]
Sejarah
Sejak masa berkuasanya Kerajaan Sunda yang berpusat di Pakwan Pajajaran (Kota Bogor saat ini), bahasa Sunda telah digunakan oleh penduduk Kerajaan Sunda saat itu dalam bentuk yang disebut bahasa Sunda Kuno. Dari bahasa Sunda Kuno tersebut kemudian berkembang menjadi bahasa Sunda Klasik yang digunakan pada abad ke-17 hingga abad ke-19, tepatnya masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Atas dasar bukti ini, bisa disimpulkan bahwa penduduk asli Bogor merupakan orang Sunda yang telah turun-temurun mendiami wilayah Kabupaten Bogor saat ini, bahkan tersebar hampir di seluruh pulau Jawa bagian barat.
Perjanjian antara Surawisesa (raja Sunda) dengan Portugis pada tahun 1512 yang mengizinkan Portugis untuk membangun suatu komunitas di Sunda Kalapa mengakibatkan perkawinan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis yang menurunkan darah campuran Portugis. Setelah kedatangan perusahaan kongsi dagang VOC yang menggantikan Portugis, kemudian Batavia sebagai pusat kegiatan niaganya, VOC yang memerlukan banyak tenaga kerja untuk membuka lahan pertanian dan membangun roda perekonomian kota itu. Selain itu, VOC juga banyak mendatangkan budak-budak dari luar pulau Jawa. Para keturunan campuran tersebut kemudian berasimilasi dan berkembang menjadi sebuah etnis yang disebut Betawi.[5]
Penggunaan bahasa
Berikut ini tabel penggunaan bahasa daerah yang digunakan secara dominan per-desa/kelurahan di Kabupaten Bogor.[1]
Legenda:
Bahasa Sunda
Bahasa Betawi
Penutur dua bahasa
Kecamatan | Desa/kelurahan | Bahasa daerah |
---|---|---|
Babakan Madang |
| |
Bojonggede |
| |
Caringin |
| |
Cariu |
| |
Ciampea |
| |
Ciawi |
| |
Cibinong |
| |
Cibungbulang |
| |
Cigombong |
| |
Cigudeg |
| |
Cijeruk |
| |
Cileungsi |
| |
Ciomas |
| |
Cisarua |
| |
Ciseeng |
| |
Citeureup |
| |
Dramaga |
| |
Gunung Putri |
| |
Gunungsindur |
| |
Jasinga |
| |
Jonggol |
| |
Kemang |
| |
Klapanunggal |
| |
Leuwiliang |
| |
Leuwisadeng |
| |
Megamendung |
| |
Nanggung |
| |
Pamijahan |
| |
Parung |
| |
Parung Panjang |
| |
Rancabungur |
| |
Rumpin |
| |
Sukajaya |
| |
Sukamakmur |
| |
Sukaraja |
| |
Tajurhalang |
| |
Tamansari |
| |
Tanjungsari |
| |
Tenjo |
| |
Tenjolaya |
|
Lihat juga
Catatan
Referensi
- ^ a b Sutawijaya, Alam; Samsuri, Elin; Jupena Wahyu, Ucu (1985). Struktur Bahasa Sunda Dialek Bogor. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. OCLC 565980720.
- ^ Gumilar, Gugum Rachmat (2016-05-09). "Budaya Berbeda di Seberang Jalan". Pikiran-Rakyat.com. Diakses tanggal 29 Maret 2022.
- ^ Wahya (2005). "Inovasi dan Difusi-Geografis Leksikal Bahasa Melayu dan Bahasa Sunda di Perbatasan Bogor-Bekasi: Kajian Geolinguistik". Universitas Padjadjaran.
- ^ Apriansyah, Iwan (4 Desember 2010). "Bahasa Sunda Nyaris Punah di Bogor". Tribun News. Diakses tanggal 21 Februari 2024.
- ^ "Ensiklopedi Jakarta: Cornelis Chastelein". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-17. Diakses tanggal 2011-09-03.