Bulus
Bulus | |
---|---|
Bulus (Amyda cartilaginea) dari Mentaya Hulu, Kotawaringin Timur | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | A. cartilaginea
|
Nama binomial | |
Amyda cartilaginea Boddaert, 1770
|
Bulus (Amyda cartilaginea) adalah sejenis labi-labi (kura-kura bertempurung lunak) anggota suku Trionychidae. Disebut berpunggung lunak karena sebagian perisainya terdiri dari tulang rawan dan tempurung punggungnya (karapas) dilapisi oleh kulit tebal dan licin. Dalam bahasa Inggris, hewan ini dikenal dengan nama Asiatic softshell turtle atau common softshell turtle; dalam bahasa Madura disebut ketempah.
Pengenalan
suntingKura-kura ini hidup di air, dengan diameter punggung mencapai 100 cm, meskipun umumnya hanya hingga 60 cm saja. Bentuk kepalanya membulat, dengan mata kecil dan lubang hidung yang terletak di ujung belalai yang kecil dan pendek. Perisai relatif membundar, tertutupi oleh kulit tebal yang lunak dan licin, dengan bintil-bintil dan lipatan (gigir) rendah memanjang yang halus dan terputus-putus. Lehernya panjang, sehingga kepalanya dapat menjangkau sekurangnya setengah dari perisainya. Tungkai depan dan belakang dengan selaput penuh, cakar-cakarnya kuat dan berkuku runcing terutama pada tungkai depan.[1]
Warnanya bervariasi mulai dari hitam, abu-abu hingga kecokelatan. Hewan-hewan yang muda memiliki bintik-bintik kekuningan, terang ataupun buram. Kadang-kadang terdapat 6–10 bercak bulat agak gelap bertepi putih, tersusun dalam deretan melengkung di punggungnya.[1] Sisi bawah tubuh halus licin, berwarna keputihan.
Penyebaran dan ekologi
suntingBulus diketahui menyebar luas di Asia Tenggara: Burma, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Singapura, Brunei, dan Indonesia. Di Indonesia, labi-labi ini didapati di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Lombok, dan Sulawesi.[1]
Hewan ini terutama hidup di perairan yang tenang, berarus lambat.[1] Di sungai atau anak-anak sungai, danau, dan kolam, termasuk kolam pemeliharaan ikan. Memangsa ikan dan hewan-hewan kecil lainnya, bulus biasa bersembunyi dalam lumpur atau pasir di dasar perairan.
Status konservasi
suntingDi masyarakat-masyarakat tradisional di Indonesia barat, bulus biasa diburu untuk dimakan dagingnya. Orang Tionghoa juga menyukainya dan kerap dimasak sebagai pi oh. Perdagangan hewan ini untuk keperluan konsumsi di berbagai bagian dunia mencapai jumlah berton-ton perhari, sehingga mengancam kelestarian populasinya di alam.[2] Oleh sebab itu IUCN menetapkannya ke dalam status Rentan (VU, Vulnerable).
Pada pihak yang lain, di beberapa tempat di Jawa warga masyarakat telah melindungi dan mengeramatkan bulus-bulus yang hidup di kolam-kolam tertentu. Sebagian lokasi itu ada yang dimanfaatkan sebagai tempat wisata, namun ada pula yang dijadikan tempat pesugihan.
Jenis yang serupa
suntingLabi-labi hutan Dogania subplana memiliki bentuk dan warna yang hampir sama; dan juga umum disebut bulus.
Catatan kaki
sunting- ^ a b c d Iskandar, D.T. 2000. Kura-kura & Buaya Indonesia & Papua Nugini, dengan catatan mengenai jenis-jenis di Asia Tenggara. Penerbit ITB dan IUCN. Hal. 79-81.
- ^ Asian Turtle Trade Working Group. 2000. Amyda cartilaginea. The IUCN Red List of Threatened Species 2009.2 Diakses pada 12 Januari 2010
Pranala luar
sunting- ITIS: "Amyda cartilaginea (Boddaert, 1770)". Integrated Taxonomic Information System.
- Reptiles Database: Amyda cartilaginea (Boddaert, 1770)
- Asian Turtle Conservation Network: Amyda cartilaginea
- Harian Suara Merdeka: Bulus-bulus Itu Sudah Lama Menghilang[pranala nonaktif permanen]
- Foto sendang bulus di Taman Rekreasi Tawun, Kasreman.