Hualoy, Amalatu, Seram Bagian Barat

desa di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku
Revisi sejak 27 Juni 2024 03.25 oleh Mfikriansori (bicara | kontrib) (Demografi)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Hualoy adalah negeri yang berstatus resmi sebagai desa di Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.

Hualoy
Samaohi Ririnita
Negara Indonesia
ProvinsiMaluku
KabupatenSeram Bagian Barat
KecamatanAmalatu
Kodepos
97563
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

Geografi

sunting

Hualoy berada di tepian Teluk Elpaputih dan secara geografis terletak di Pulau Seram bagian selatan, tidak jauh dari Tanjung Latu yang membentuk batas paling barat dari Teluk Elpaputih. Permukiman masyarakatnya berada di pesisir, tetapi pertuanan negeri meluas sampai ke hutan-hutan dan gunung-gunung di belakang negeri. Hualoy berbatasan dengan Negeri Tomalehu di sebelah barat dan Seriholo di sebelah timur.

Demografi

sunting

Sebagai negeri Salam, seluruh penduduk asli Hualoy beragama Islam dan mereka termasuk bagian dari Suku Ambon atau orang Maluku asli Pulau Seram. Selain itu, terdapat beberapa puluh keluarga pendatang dari luar Hualoy bahkan luar Maluku, terutama Suku Buton. Sama seperti penduduk asli, orang Buton juga beragama Islam. Masjid di Hualoy ada dua, yakni Masjid Tua Lawataka dan Masjid Jami' Zainal Abidin.

Bahasa yang digunakan di Hualoy adalah bahasa daerah yang tergolong sebagai bahasa Alune serta Melayu Ambon. Penutur bahasa daerah di Hualoy semakin berkurang, sementara penutur bahasa Melayu Ambon semakin meningkat. Bahas Indonesia digunakan dalam situasi resmi dan untuk plang jalan maupun bangunan.

Adat dan pemerintahan

sunting

Hualoy merupakan negeri Patasiwa dan termasuk ke dalam persekutuan Saniri Air Tala atau Talabatai, dengan juluk sebagai Ina Ama Sarimetene. Sebagai negeri adat, Hualoy dipimpin oleh seorang raja atau upu latu. Saat ini, Upu Latu Hualoy adalah Raja Arif Tubaka. Matarumah parentah di negeri ini meliputi matarumah Hehanussa, Tubaka, dan Lussy, yang semuanya pernah memimpin Negeri Hualoy secara bergantian.

Semua matarumah di Hualoy dikelompokkan ke dalam persekutuan teritorial-genealogis yang dikenal sebagai soa. Terdapat tiga soa di Hualoy, yakni sebagai berikut.

  • Soa Makairio

Terdiri dari matarumah-matarumah Amanupunjo, Huwawaiputih, Kokino, Sabre, Samallo, Toule, Tubaka, Tukan, dan Wakanno. Kepala soa berasal dari matarumah Tubaka, oleh karenanya Soa Makairio dikenal sebagai Soa Tubaka.

  • Soa Perio

Terdiri dari matarumah-matarumah Hehanussa, Salatalohy, Wael, dan Wattimena. Kepala soa-nya adalah matarumah Hehanussa yang memiliki leluhur dari Titawaai di Pulau Nusalaut dan oleh karenanya, soa ini disebut juga sebagai Soa Hehanussa.

  • Soa Riaullo

Terdiri dari matarumah-matarumah Kayare, Lepenuhu, Lussy, Ohorella, Pelu, Sero, Taruna,dan Unupu, dengan Lussy sebagai kepala soa. Soa ini dikenal pula sebagai Soa Lussy.

Hubungan sosial

sunting

Hualoy bersaudara gandong dengan adik-adiknya di Booi (Samahu Amalatu) di Pulau Saparua, serta Aboru (Lealohy Samasuru) dan Kariu (Leamoni Kamasune), keduanya di Pulau Haruku.[1][2] Hualoy bertetangga dengan Latu dan sering terlibat konflik dengannya. Salah satu pertentangan antara Hualoy dan Latu adalah mengenai siapa yang sebenarnya memiliki hubungan gandong dengan Booi, Aboru, dan Kariu. Latu mengklaim bahwa seharusnya merekalah yang termasuk ke dalam persekutuan gandong tersebut, bukannya Hualoy. Namun, ceritera rakyat pada masing-masing negeri menunjukkan bahwa Hualoy-lah gandong mereka, bukan Latu. Ada pun Latu, menurut tuturan di Aboru,[3] memiliki hubungan pela perang yang didasari pada bantuan Aboru terhadap Latu dalam perang melawan Rumahkay mengenai perebutan dusun sagu. Dusun sagu yang dimaksud dihadiahkan oleh Latu kepada saudara pela, yakni Aboru. Klaim bahwa Latu adalah gandong bagi Booi, Aboru, dan Kariu dianggap sebagai sebuah kesalahan dalam pewarisan sejarah melalui cerita lisan, dan masyarakat Latu menyalahpahami hubungan pela mereka dengan Aboru sebagai gandong.

Negeri Hualoy berpela dengan banyak negeri, baik di Pulau Seram maupun di Kepulauan Lease. Negeri-negeri pela meliputi Laha, Amahusu, Hukurila, dan Hatalai di Pulau Ambon, serta Itawaka di Pulau Saparua. Hualoy adalah "pela tua" atau pela pertama bagi Itawaka. Negeri ini senantiasa diundang dalam menghadiri acara-acara penting di Itawaka, seperti pelantikan raja serta pembangunan dan peresmian gereja. Selain itu, Hualoy menganggap seluruh negeri yang termasuk dalam Saniri Air Tala sebagai orang sudara atau wari wa'a. Pela antara Hualoy dan Laha merupakan contoh adanya pela antarnegeri beragama Islam yang sangat jarang terjadi. Selain dengan Hualoy, Laha juga terhitung sebagai negeri pela bagi negeri Salam, Batu Merah.

Referensi

sunting
  1. ^ "Gubernur Resmikan Gereja Ebenhaezer Kariu, Abadikan Spiritualitas Pela Gandong". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-23. Diakses tanggal 2019-06-23. 
  2. ^ Hidup Orang Basudara di Maluku[pranala nonaktif permanen]
  3. ^ Malauw, Fence. "Cerita Singkat BAKH". Diakses tanggal 17 Juni 2024. 

Pranala luar

sunting