Kabupaten Brebes

kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia
Revisi sejak 4 Oktober 2024 15.13 oleh Herryz (bicara | kontrib) (Sangat tidak ensiklopedia. Update data, merapihkan infobox)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)


Kabupaten Brebes (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦧꦽꦧꦼꦱ꧀, bahasa Sunda: ᮘᮢᮨᮘᮨᮞ᮪, Pegon: بربس) adalah sebuah wilayah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Brebes. Kabupaten ini dilewati Jalan Pantura yang menghubungkan Jakarta - Semarang - Tuban - Surabaya. Luas wilayahnya 1.769,62 km², jumlah penduduknya berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia 2020 berjumlah 1.978.759 jiwa, dan pada pertengahan 2024 sebanyak 2.059.458 jiwa.[2][1] Brebes merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk paling banyak di Jawa Tengah, dan paling luas di Jawa Tengah ke-2 setelah Kabupaten Cilacap.

Kabupaten Brebes
Transkripsi bahasa daerah
 • Hanacarakaꦧꦽꦧꦼꦱ꧀
 • Aksara Sundaᮘᮢᮨᮘᮨᮞ᮪
 • Pegonبربس
 • Alfabet JawaBrebes
Telaga Renjeng
Telur asin Brebes
Lambang resmi Kabupaten Brebes
Julukan: 
Motto: 
Mangesthi wicara ebahing praja
(Jawa) Bertekad membangun daerah guna mewujudkan kesejahteraan bersama dalam rangka membangun bangsa dan negara
(1678 Masehi)
Peta
Peta
Kabupaten Brebes di Jawa
Kabupaten Brebes
Kabupaten Brebes
Peta
Kabupaten Brebes di Indonesia
Kabupaten Brebes
Kabupaten Brebes
Kabupaten Brebes (Indonesia)
Koordinat: 7°03′S 108°54′E / 7.05°S 108.9°E / -7.05; 108.9
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Dasar hukumUU No. 13/1950
Hari jadi18 Januari 1678
Ibu kotaBrebes
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 17
  • Kelurahan: 5
  • Desa: 292
Pemerintahan
 • BupatiIwanuddin Iskandar (Pj.)
 • Wakil Bupatilowong
 • Sekretaris DaerahDjoko Gunawan
Luas
 • Total1.769,62 km2 (683,25 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[1][2]
 • Total2.059.458
 • Kepadatan1,200/km2 (3,000/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 99,75% Islam
  • 0,01% Buddha
  • 0,01% Lainnya[1][3]
 • BahasaJawa
Sunda Brebes
Indonesia
 • IPMKenaikan 69,71 (2023)
 sedang [4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3329 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 283 (Brebes Utara)
+62 289 (Brebes Selatan)
Pelat kendaraanG
Kode Kemendagri33.29 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 1.381.401.958.000,- (2020)
Semboyan daerahBrebes Berhias
(Bersih, Hijau, Indah, Aman, Sehat)
Flora resmiBawang merah
Fauna resmiKerbau
Situs webwww.brebeskab.go.id

Sejarah

Ada beberapa pendapat mengenai asal usul nama Brebes. Salah satu pendapat menyatakan bahwa nama Brebes berasal dari kata "Bara" dan "Basah", bara berarti hamparan tanah luas dan basah berarti banyak mengandung air. Keduanya cocok dengan keadaan daerah Brebes yang merupakan dataran luas yang berair. Karena perkataan bara di ucapkan bere sedangkan basah di ucapkan besah maka untuk mudahnya di ucapkan Brebes. Dalam Bahasa Jawa perkataan Brebes atau mbrebes berarti tansah metu banyune yang berarti selalu keluar airnya.

Nama Brebes muncul sejak zaman Mataram. Kota ini berderet dengan kota-kota tepi pantai lainnya seperti Pekalongan, Pemalang, dan Tegal. Brebes pada saat itu merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tegal.

Pada tanggal 17 Januari 1678 di Jepara diadakan pertemuan Adipati Kerajaan Mataram se Jawa Tengah, termasuk Arya Martalaya, Adipati Tegal dan Arya Martapura, Adipati Jepara. Karena tidak setuju dengan acara penandatanganan naskah kerjasama antara Amangkurat Admiral dengan Belanda terutama dalam menumpas pemberontakan Trunajaya dengan imbalan tanah-tanah milik Kerajaan Mataram, maka terjadi perang tanding antara kedua adipati tersebut. Peristiwa berdarah ini merupakan awal mula terjadinya Kabupaten Brebes dengan Bupati berwenang .Sehari setelah peristiwa berdarah tersebut yaitu tanggal 18 Januari 1678, Sri Amangkurat II yang berada di Jepara mengangkat beberapa Adipati/ Bupati sebagai pengagganti Adipati-adipati yang gugur. Untuk kabupaten Brebes di jadikan kabupaten mandiri dengan adipati Arya Suralaya yang merupakan adik dari Arya Martalaya. Pengangkatan Arya Suralaya sekaligus titimangsa pemecahan Kadipaten Tegal menjadi dua bagian yaitu Timur tetap disebut Kadipaten Tegal dan bagian barat di sebut Kabupaten Brebes.

Geografi

 
Peta Administrasi Provinsi Jawa Tengah
 
Peta Wilayah Banyumasan

Kabupaten Brebes terletak di bagian Utara paling Barat Provinsi Jawa Tengah, di antara koordinat 108° 41'37,7"–109° 11'28,92" Bujur Timur dan 6° 44'56'5"–7° 20'51,48 Lintang Selatan dan berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Barat. Penduduk Kabupaten Brebes mayoritas menggunakan bahasa Jawa yang mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Namun terdapat Kenyataan pula bahwa sebagian penduduk Kabupaten Brebes juga bertutur dalam bahasa Sunda dan banyak nama tempat yang dinamai dengan bahasa Sunda menunjukan bahwa pada masa lalu sebagian barat wilayah ini adalah bagian dari wilayah Sunda, sedangkan bagian timurnya merupakan wilayah Majapahit. Daerah yang masyarakatnya sebagian besar menggunakan bahasa Sunda atau biasa disebut dengan Bahasa Sunda Brebes, adalah meliputi Kecamatan Salem, Banjarharjo, dan Bantarkawung, dan sebagian lagi ada di beberapa desa di Kecamatan Losari, Tanjung, Kersana, Ketanggungan dan Larangan.

Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (yang menceriterakan perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke-16), yang saat ini disimpan pada Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627, batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah Ci Pamali (sekarang disebut sebagai Kali Brebes atau Kali Pemali yang melintasi pusat kota Brebes) dan Ci Serayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.

Ibu kota kabupaten Brebes terletak di bagian timur laut wilayah kabupaten. Kota Brebes bersebelahan dengan Kota Tegal, sehingga kedua kota ini dapat dikatakan "menyatu".

Brebes merupakan kabupaten yang sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah. Bagian barat daya merupakan dataran tinggi (dengan puncaknya Gunung Pojoktiga dan Gunung Kumbang), sedangkan bagian tenggara terdapat pegunungan yang merupakan bagian dari Gunung Slamet.

Dengan iklim tropis, curah hujan rata-rata 18,94 mm per bulan. Kondisi itu menjadikan kawasan tesebut sangat potensial untuk pengembangan produk pertanian seperti tanaman padi, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan sebagainya.[butuh rujukan]

Batas Wilayah

Utara Laut Jawa
Timur Kota Tegal, Kabupaten Tegal
Selatan Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap
Barat Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan (Jawa Barat)

Karakteristik Wilayah Pantai

Pantai yang berada di Kabupaten Brebes merupakan tempat bermuaranya sungai besar dan kecil yang menyebabkan daerah pantainya makin bertambah ke arah laut (prograding). Pantai di Brebes dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis pantai, yaitu: pantai delta (Delta Losari dan Pemali), pantai teluk (Teluk Bangsri) dan pantai lurus (Randusanga). Berdasarkan tingkat perkembangan atau penambahan daerah pantainya, pantai delta mengalami perubahan paling dinamis, diikuti oleh pantai teluk kemudian oleh pantai lurus.

Pembagian zonasi pantai terdiri dari bagian barat mulai dari Losari (Prapag Kidul dan Prapag Lor), Teluk Bangsri sampai dengan sekitar muara sungai Nippon (Desa Sawojajar dan Kaliwlingi) baik untuk pengembangan konservasi tanaman bakau (mangrove) yang dapat berfungsi untuk pemulihan daya dukung lingkungan, sedangkan wilayah pantai bagian timur mulai sebelah timur sungai kamal sampai dengan Pantai Randusanga Kulon sangat baik untuk dikembangkan menjadi Kawasan Pelabuhan Antarpulau maupun Kawasan Pariwisata Pantai.

Perairan daerah pantai bagian barat relatif dangkal, untuk mencapai kedalaman laut 5 meter berjarak lebih kurang 2.25 km dari garis pantai, sedang di perairan bagian timur, kedalaman laut 5 meter, berjarak lebih kurang 1,4 km. Makin kearah lepas pantai kedalaman laut berubah secara gradual (morfologi dasar lautnya landai) dengan pola garis kontur tidak lagi mengikuti bentuk garis pantainya.

Wilayah pesisir pantai Kabupaten Brebes yang mempunyai panjang pantai ± 72,93 km yang meliputi 14 desa di 5 kecamatan memiliki potensi yang tak ternilai bagi masyarakat. Perairan pantai tidak saja menjadi sumber pangan yang produktif, tetapi juga sebagai gudang mineral, alur pelayaran, tempat rekreasi dan juga sebagai tangki pencerna bahan buangan hasil kegiatan manusia. Besarnya sumber alam yang terkandung di dalamnya, hayati maupun non hayati serta aneka kegunaan yang bersifat ganda merupakan bukti yang tidak dapat disangkal, bahkan menjadi tumpuan harapan manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat pada masa mendatang.

Nama Sungai

Sebagai daerah yang mempunyai wilayah cukup luas yang terdiri dari pegunungan dan wilayah pantai, terdapat sungai-sungai yang mempunyai arus cukup deras terutama saat musim hujan. Aliran sungai yang melintas pada umumnya membentang dari arah dataran tinggi di wilayah selatan (daerah hulu), ke dataran rendah di wilayah utara (daerah hilir) menuju ke Laut Jawa yaitu:

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Periode Ket. Wakil Bupati
1
Tumenggung Arya Suralaya
1678
1683
1
2
Tumenggung Pusponegoro I
----
----
2
3
Tumenggung Pusponegoro II
1683
3
4
Tumenggung Pusponegoro III
4
5
  Kanjeng Adipati
Ariya Singasari Panatayuda I

(Sura)
1809
1836
5
6
Kanjeng Adipati
Ariya Singasari Panatayuda II
(Karta)
1836
1850
6
7
R.A.A. Panotojoedo
14 Mei 1850 [5]
27 Januari 1876[6]
7
8
R.T. Tjokro-atmodjo
1 Juli 1876 [7]
1880
8
9
R.M.A.A. Tjondronegoro
3 September 1880 [8]
7 Mei 1885 [9]
9
10
R.M.A.A. Tjondronegoro II
8 Agustus 1885 [10]
8 Agustus 1908 [11]
10
11
R.M.T.A. Martono
29 Januari 1909 [12]
18 Desember 1919 [13]
11
12
  R.M.T.A. Poernomo Hadiningrat
30 Agustus 1920
3 April 1929 [14]
12
13
  R.T. Sadjiroen
8 Oktober 1929 [15]
11 Juni 1930 [16]
13
14
  R.A.A. Soetirto Pringgohaditirto
4 Maret 1931 [17]
1942
14
15
R. Soenarjo
1942
1945
15
Masa Pemerintahan Indonesia
16
  Sarimin Reksodihardjo
1945
1946
16
17
  K.H. Syatori[18]
1946
1947
17
18
Raden Awal
1947
1947
18
19
  Agus Miftah
1947
1948
19
20
Raden Sumarna
1948
1950
20
21
  Mas Slamet
1950
1956
21
22
  Raden Mardjaban
1956
1966
22
23
23
  Raden Haji
Sartono Gondosoewandito
S.H.
1967
1979
24
25
24
  Kol. H.
Syafrul Supardi
1979
1989
25
26
25
  Kol. CZI H.
Hardono
1989
1994
27
26
  H.
Syamsudin Sagiman
1994
1999
28
27
  H.
Mohammad Tadjudin Noor Aly[19]
1999
2001
29
[ket. 1]
  Drs. H.
Tri Harjono
(Pelaksana Tugas)
Mei 2001
Juli 2002
28
Indra Kusuma
Juli 2002
Juli 2007
30
Achmad Faris Sulchaq
4 Desember 2007
Agustus 2010
31
Agung Widiyantoro
29
Agung Widiyantoro
Agustus 2010
4 Desember 2012
Idza Priyanti
30
  Hj.
Idza Priyanti
A.Md., S.E.
4 Desember 2012
4 Desember 2017
32
Narjo
  Drs.
Budi Wibowo
M.Si.

(Pelaksana Tugas)
26 Oktober 2016
11 Februari 2017
[ket. 2]
(30)
  Hj.
Idza Priyanti
A.Md., S.E.
4 Desember 2017
4 Desember 2022
33
Narjo
Djoko Gunawan
(pelaksana harian)
4 Desember 2022
14 Desember 2022
Urip Sihabudin (pejabat sementara)
14 Desember 2022
13 Desember 2023
Iwannudin Iskandar
(pejabat sementara)
13 Desember 2023
Keterangan
  1. ^ Meninggal pada saat menjabat
  2. ^ Melaksana tugas bupati Idza Priyanti yang cuti kampanye

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Brebes dalam empat periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009–2014[20] 2014–2019[21] 2019–2024[22] 2024–2029
PKB 7   8   9   8
Gerindra 2   5   6   8
PDI-P 13   11   13   12
Golkar 7   7   7   7
NasDem (baru) 0   0   1
PKS 5   6   4   4
Hanura 1   1   1   0
PAN 4   5   3   4
Demokrat 6   4   3   3
PPP 4   3   4   3
PDK 1
Jumlah Anggota 50   50   50   50
Jumlah Partai 10   9   9   9

Kecamatan

Kabupaten Brebes memiliki 17 kecamatan, 5 kelurahan, dan 292 desa dengan ibu kotanya adalah Kota Brebes. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.896.243 jiwa dengan luas wilayah 1.902,37 km² dan sebaran penduduk 1.162 jiwa/km².[23][24]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Brebes, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Kodepos[25] Status Daftar
Desa/Kelurahan
33.29.17 Banjarharjo 25 52265 Desa
33.29.02 Bantarkawung 18 52274 Desa
33.29.09 Brebes 5 18 52211-52219 Desa
Kelurahan
33.29.14 Bulakamba 19 52253 Desa
33.29.03 Bumiayu 15 52273 Desa
33.29.07 Jatibarang 22 52261 Desa
33.29.11 Kersana 13 52264 Desa
33.29.16 Ketanggungan 21 52263 Desa
33.29.15 Larangan 11 52262 Desa
33.29.12 Losari 22 52255 Desa
33.29.04 Paguyangan 12 52276 Desa
33.29.01 Salem 21 52275 Desa
33.29.05 Sirampog 13 52272 Desa
33.29.10 Songgom 10 52266 Desa
33.29.13 Tanjung 18 52254 Desa
33.29.06 Tonjong 14 52271 Desa
33.29.08 Wanasari 20 52252 Desa
TOTAL 5 292

Kesehatan

Disamping adanya pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang tersebar di seluruh ibu kota kecamatan dan di beberapa desa, terdapat pula rumah sakit baik yang dikelola pemerintah maupun swasta antara lain:

  • RSUD Brebes, Jl Jend. Sudirman Kota Brebes
  • RSUD Bumiayu, di Bumiayu
  • RSUD Ketanggungan (dalam pembangunan), di Ketanggungan
  • RSI Siti Asiyah
  • RS PKU Muhammadiyah "Siti Aminah"
  • RS PKU Muhammadiyah "Ibnu Shina"
  • RS PKU Muhammadiyah Larangan
  • RS Bhakti Asih Jl Raya Pesantunan
  • RS Dedy Jaya,Jl A. Yani, Kota Brebes
  • RS Harapan Sehat, di Jatibarang
  • RS Harapan Sehat, di Bumiayu
  • RSIA Mutiara Bunda, di Tanjung
  • RSIA Amal Bakti
  • RS Dera As-Syifa An-Nahdliyah, di Banjarharjo
  • RS Hj. Mahmudah

Pendidikan

Perguruan Tinggi

Berikut daftar beberapa perguruan tinggi.

Pariwisata

Tempat Wisata

Wisata kuliner dan makanan khas

  • Telur asin asli khas Brebes yang banyak di jual di kios-kios sebelah barat jembatan Sungai Pemali
  • Sate kambing muda khas Brebes dengan bumbu kecap, bawang dan cabe rawit, yang tersebar disejumlah tempat seperti di pertigaan Tanjung, Kota Brebes, Ketanggungan dan Jatibarang dan tempat lainnya.
  • Rujak Belut Mak Ribut di desa Cigedong
  • Kupat Glabed dan Sate Blengong, merupakan sate yang terbuat dari daging blengong (sejenis itik) yang biasanya dimakan dengan ketupat, banyak terdapat di warung sekitar alun-alun kota Brebes
  • Pusat penjualan telur asin asli Brebes dan oleh–oleh khas Brebes lainnya di sepanjang Jalan Jend. Sudirman Ketanggungan
  • Bandeng Presto Duri Lunak khas Brebes yang banyak diproduksi oleh warga di sekitar Limbangan kota Brebes
  • Nasi lengko, menu sarapan pagi yang terdiri dari nasi, Ketimun, tahu, tauge, emping, sambal kacang dan kecap.
  • Tape ketan daun jambu, terbuat dari beras ketan (biasanya berwarna hijau) dan dikemas dengan menggunakan daun jambu, sehingga menambah aroma dan rasa.
  • Teh Poci Wasgitel, yaitu minuman teh yang wangi, sepet, legi dan kentel, merupakan minuman khas Kabupaten Brebes dan Tegal yang penyajiannya menggunakan poci dan cangkir yang terbuat dari tanah liat. Dihidangkan dalam keadaan panas dengan pemanis berupa gula batu.
  • Kerupuk rambak yang diprodukis di wilayah Bumiayu, Brebes yang terbuat dari kulit kerbau.
  • Kerupuk rambak (terbuat dari kulit lembu), di daerah Bumiayu
  • Bakso Dengkil, Kersana
  • Swike yaitu sebuah hidangan berupa daging katak yg dimasakan dengan rempah asli brebes menciptakan rasa tersendiri yg sangat khas, Menu ini mempunyai dua pilihan penyajian yaitu swike dengan kuah (Saus Padang,Saus tiram,Asam manis) dan swike goreng (memakai tepung)

Kebudayaan

Lokasi Brebes sebagai tempat pertemuan antara kebudayaan Tegalan, Banyumasan, Cirebon, dan Pasundan membuat daerah ini memiliki kesenian yang beragam. Kesenian daerah yang berkembang antara lain:

Bahasa

  • Bahasa Jawa dialek Tegal: Brebes Kota, Songgom, Jatibarang, Wanasari, Bulakamba, Tanjung, Kersana (bagian utara), Larangan (bagian utara), Ketanggungan (bagian utara).
  • Bahasa Sunda Brebes: Larangan (sebagian wilayah selatan), Tanjung (beberapa desa bagian selatan), Losari (beberapa desa bagian selatan), Ketanggungan (sebagian wilayah selatan), Banjarharjo, Salem, Bantarkawung, Kersana (desa Pende, Sindangjaya, Kradenan, dan Kubangpari).
  • Bahasa Jawa Dialek Cirebon: Losari (bagian utara).
  • Bahasa Jawa Dialek Bumiayu (Percampuran Banyumasan): Bumiayu, Tonjong, Sirampog, Paguyangan, Bantarkawung (desa Cinanas dan Pangebatan).
  • Bahasa Jawa Banyumasan, sebagian Paguyangan (desa Winduaji, Wanatirta, dan Pandansari), dan sebagian Sirampog (Wanareja, Dawuhan, Igirklanceng, dan Batursari)

Untuk bahasa di Brebes bagian utara menggunakan dialek Tegal sementara di Brebes selatan merupakan pertemuan antara bahasa Jawa Tegal dengan bahasa Jawa Banyumasan yang serupa dengan dialek bahasa Jawa di Bumijawa dan Margasari di Kabupaten Tegal bagian selatan. Sebagian masyarakat Brebes menggunakan bahasa Sunda karena sebagian wilayah Brebes terutama daerah yang berada di barat sungai Pemali masuk kedalam wilayah Kerajaan Sunda hingga akhir abad ke-16, sedangkan wilayah Brebes yang berada di timur Sungai Pemali yang meliputi Brebes Kota, Songgom, Jatibarang, Bumiayu, Tonjong, Sirampog, dan Paguyangan merupakan kekuasaan Kerajaan Majapahit sebelum akhirnya dikuasai Kesultanan Demak dan Kesultanan Mataram.

Referensi

  1. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri - Dukcapil 2024" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 4 Oktober 2024. 
  2. ^ a b "Kabupaten Brebes Dalam Angka 2021" (pdf). www.brebeskab.bps.go.id. hlm. 9, 71, 179. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-16. Diakses tanggal 15 Juni 2021. 
  3. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Brebes". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 21 September 2020. 
  4. ^ "[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020), 2022-2023". www.jateng.bps.go.id. Diakses tanggal 4 Oktober 2024. 
  5. ^ Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar 1865 (dalam bahasa Belanda). Landsdrukkerij. 1865. hlm. 199. 
  6. ^ "Regent van Brebes Overleden". www.delpher.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2021-03-13. 
  7. ^ "Personalia - De locomotief". www.delpher.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2021-03-13. 
  8. ^ Regeerings-almanak Nederlandsch-Indie 1882 (dalam bahasa Belanda). 1881. hlm. 131. 
  9. ^ "De Regent van Brebes". www.delpher.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2021-03-13. 
  10. ^ Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indie 1907 (dalam bahasa Belanda). Batavia: Landdrukkerij. 1907. hlm. 174. 
  11. ^ "Het Overlijden van den Regent van Brebes - De locomotief". www.delpher.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2021-03-13. 
  12. ^ "Inlandsch Bestuur - De locomotief". www.delpher.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2021-03-13. 
  13. ^ "Overleden - De Preanger-bode". www.delpher.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2021-03-13. 
  14. ^ "Ontslag Verleend aan den Regent van Brebes". www.delpher.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2021-03-13. 
  15. ^ "De Nieuwe Regent van Brebes". www.delpher.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2021-03-13. 
  16. ^ "De Regent van Brebes Overleden". www.delpher.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2021-03-13. 
  17. ^ Regeerings-Almanak voor Nederlandsch-Indie 1941 (dalam bahasa Belanda). 1941. hlm. 299. 
  18. ^ Yatni, Sri. "Kunjungi Makam Eks Bupati Brebes, Idza: Makam KH Syatori Perlu Pemugaran". Pikiran-Rakyat.com. 
  19. ^ "PanturaNews - "Partai Golkar Brebes, Tabur Bunga Di Makam Para Petinggi" | Takwo Heriyanto". www.panturanews.com. Diakses tanggal 2022-01-11. 
  20. ^ Perolehan Kursi DPRD Brebes 2009-2014
  21. ^ Perolehan Kursi DPRD Brebes 2014-2019
  22. ^ Perolehan Kursi DPRD Brebes 2019-2024
  23. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  24. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  25. ^ Kode Pos Kabupaten Brebes

Pranala luar