Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak (bahasa Sunda: ᮜᮨᮘᮊ᮪) adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Banten, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Rangkasbitung. Kabupaten Lebak merupakan kabupaten paling luas di Provinsi Banten dan juga terluas kelima di Pulau Jawa. Jumlah penduduk Kabupaten Lebak pada pertengahan tahun 2024 adalah 1.506.378 jiwa.[2]
Kabupaten Lebak | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Sunda | ᮜᮨᮘᮊ᮪ atau ᮼᮘᮊ᮪ |
Motto: Iman aman uman amin (Sunda) Tangguh menghadapi rintangan, yang diimbangi dengan kesucian iman, perbuatan yang menenteramkan, dan sikap toleransi | |
Koordinat: 6°39′00″S 106°13′00″E / 6.65°S 106.21667°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Banten |
Hari jadi | 2 Desember 1828 |
Ibu kota | Rangkasbitung |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Iwan Kurniawan (Pj.) |
• Wakil Bupati | lowong |
• Sekretaris Daerah | Budi Santoso |
Luas | |
• Total | 3.312,18 km2 (1,278,84 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1.506.378 |
• Kepadatan | 450/km2 (1,200/sq mi) |
Demografi | |
• Agama |
|
• Bahasa | Indonesia, Sunda Banten |
• IPM | 67,68 (2023) sedang [3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 252 |
Pelat kendaraan | A |
Kode Kemendagri | 36.02 |
Kode SNI 7657:2023 | LBK |
DAU | Rp 1.114.873.247.000.- |
Fauna resmi | Owa abu-abu |
Situs web | www |
Kabupaten Lebak juga biasa disebut Rangkasbitung saja oleh masyarakat setempat karena merepresentasikan Ibu Kota Kabupaten yang menjadi jalur utama Commuter Line terintegrasi ke Jabodetabek dan jalur kereta api Jakarta-Merak.
Museum Multatuli (nama pena Eduard Douwes Dekker, penulis buku Max Havelaar yang menjadi asisten residen di Lebak pada 1856) juga menjadi museum anti-kolonial pertama di Indonesia yang telah dibuka pada 11 Februari 2018 di Rangkasbitung. Museum ini berisi tentang sejarah kolonial Belanda dan peran Multatuli dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.[4]
Sejarah
Sebagai bagian dari wilayah Kesultanan Banten, Kabupaten Lebak dengan luas Wilayah 304.472 Ha, sejarahnya tidak dapat dipisahkan dari sejarah Kesultanan Banten. Berkaitan dengan hari jadi Kabupaten Lebak yang jatuh pada tanggal 2 Desember 1828. Terdapat beberapa catatan sejarah yang menjadi dasar pertimbangan, antara lain:
Kesultanan Banten
Mulai dari tahun 1811, Kesultanan Banten berada dibawah kekuasaan Inggris, yang telah merebut Banten dari Belanda. Pada tanggal 19 Maret 1813, Sultan Maulana Muhammad Sofiyudin (Sultan Banten Terakhir) diturunkan secara paksa dari tahtanya oleh Thomas Stamford Raffles (wakil pemerintah Inggris), kemudian Pemerintahan Kesultanan Banten diberhentikan, dan dibentuklah Karesidenan Banten sebagai Pengganti Pemerintahan Kesultanan Banten, lalu Kesultanan Banten sendiri hanya dijadikan sebagai lambang/simbol kebudayaan dan tidak memiliki kedaulatan, diangkatlah Joyo Miharjo (orang Rembang-Jawa Tengah) menjadi Sultan Adat Banten dengan nama Sultan Muhammad Rafiudin sebagai pengganti Sultan Banten Terakhir (Sultan Maulana Muhammad Sofiyudin), Joyo Miharjo/Muhammad Rafiudin ialah Suami Ratu Arsiah, dan Ratu Arsiah ialah Adik Ratu Asiah (Ibunda Sultan Maulana Muhammad Sofiyudin). Joyo Miharjo/Muhammad Rafiudin yang bukan keturunan Sultan-sultan Banten diberikan gelar Sultan Banten oleh Pemerintah Inggris dengan tidak memiliki wilayah kekuasaan. sedangkan daerah kekuasaan Kesultanan Banten dibagi 4 wilayah yaitu:
- Wilayah Banten Lor
- Wilayah Banten Kulon
- Wilayah Banten Tengah dan
- Wilayah Banten Kidul
Ibu kota Wilayah Banten Kidul terletak di Cilangkahan dan pemerintahannya dipimpin oleh Bupati yang diangkat oleh Gubernur Jenderal Inggris Thomas Stamford Raffles, yaitu Tumenggung Suradilaga (Raden Muhammad). Ia bertanggung jawab langsung kepada Residen Banten (wakil Pemerintah Inggris), bukan pada Kesultanan Banten lagi hingga pada tahun 1816, Banten kembali jatuh ke Belanda. Di tahun itu pula Kesultanan Banten dihapuskan/dibubarkan, Joyo Miharjo/Muhammad Rafiudin dicopot gelar Sultannya. Kemudian mengganti semua keempat Bupati yang diangkat oleh Pemerintah Inggris diwilayah Banten. Untuk Banten Kidul Tumenggung Suradilaga/Raden Muhammad digantikan oleh Tubagus Jamil (Putra Sultan Banten Abul Mahasin Muhammad Syifa'u Zainul Abidin) dengan gelar Raden Adipati Jamil atau Pangeran Sanjaya, dengan Ki Ngabehi Bahu Pringga (Bekas Punggawa Kesultanan Banten) sebagai Wakilnya dengan gelar Patih Derus.
Perubahan Nama Menjadi Kabupaten Lebak
Pada tahun 1828, ibu kota Kabupaten Banten Kidul dipindahkan dari Cilangkahan ke Lebak Parahiang (daerah Leuwidamar) dan mengganti nama Kabupaten Banten Kidul menjadi Kabupaten Lebak pada tanggal 2 Desember 1828.[5] Tanggal bulan ini dijadikan hari jadi Kabupaten Lebak.
Karena Pangeran Sanjaya/Raden Adipati Jamil (Bupati Lebak Pertama) dan Patih Derus (Patih Lebak Pertama) tidak mampu mengatasi perlawanan rakyat terhadap Belanda, tahun 1830 Pemerintah Belanda pun mengganti kedudukan mereka berdua, Raden Adipati Jamil diganti oleh Raden Tumenggung Adipati Karta Nata Nagara (Demang Jasinga yang telah berhasil membantu Belanda menumpas perlawanan Nyai Gumparo/Nyi Mas Gamparan) dan Patih Derus diganti oleh Patih Jahar. Pada tahun 1842, ibu kota Kabupaten Lebak dipindahkan dari Lebak Parahiang (daerah Leuwidamar) ke Warunggunung, namun nama Lebak tetap dipakai.
Pemindahan Ibu Kota ke Rangkasbitung
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda nomor 15 tanggal 17 Januari 1849, ibu kota Kabupaten Lebak yang saat itu berada di Warunggunung harus dipindahkan. Kemudian Raden Tumenggung Adipati Karta Natanagara (Bupati Lebak) memerintahkan wakilnya yaitu Patih Jahar (Patih Lebak) untuk menemukan lokasi strategis untuk dijadikan ibu kota Pusat Pemerintahan Lebak. Maka ditemukanlah daerah hutan bambu belantara, yang kemudian setelah hutan tersebut dibuka, kemudian langsung dinamai Rangkasbitung. Lalu dimulailah pembangunan berbagai macam sarana pusat pemerintahan dan pelaksanaan pemindahan ibu kotanya secara resmi baru dilaksanakan pada tahun 1851 dengan diresmikan pada tanggal 31 Maret 1851.
Kabupaten Lebak juga dikenal sebagai tempat bertugasnya Eduard Douwes Dekker, yang lebih dikenal dengan nama pena "Multatuli". Eduard pernah diangkat pada tahun 1856 sebagai Asisten Residen. Setelah mengundurkan diri dari tugasnya di Lebak selama tiga bulan, Eduard telah menerbitkan buku pada empat tahun kemudian, yaitu Max Havelaar. Tulisan itu berupa novel satirisnya yang berisi kritik atas perlakuan buruk para penjajah terhadap orang-orang pribumi di Hindia Belanda.
Demografi
Suku Bangsa
Sebagian besar penduduk kabupaten ini berasal dari suku Sunda (termasuk masyarakat adat Kanekes).
Agama
Kabupaten ini merupakan kabupaten dengan populasi yang beragama Sunda Wiwitan terbesar di Provinsi Banten. Hampir seluruh penduduk kabupaten ini beragama Islam, yaitu sebanyak 99,07%, sisanya adalah Sunda Wiwitan sebanyak 0,60%, Kristen sebanyak 0,24% di mana terdapat Protestan sebanyak 0,17% dan Katolik sebanyak 0,07%, Buddha sebanyak 0,10%, serta agama Hindu dan Konghucu kurang dari 0,01%.[2]
Geografi
Kabupaten Lebak secara geografis terletak pada titik koordinat 105º25' – 106º30' Bujur Timur dan 6º18'–7º00' Lintang Selatan.[6] Topografi Kabupaten Lebak terdiri atas pantai, dataran rendah hingga pegunungan.[butuh rujukan] Ketinggian wilayah Kabupaten Lebak berkisar antara 0–1.929 meter di atas permukaan air laut.[7]
Batas Wilayah
Kabupaten Lebak berbatasan dengan beberapa wilayah berikut:[8]
Utara | Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang |
Timur | Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat |
Selatan | Samudra Hindia |
Barat | Kabupaten Pandeglang |
Iklim dan Hidrologi
Iklim di Kabupaten Lebak dipengaruhi oleh angin Muson dan La Nina. Cuaca didominasi oleh angin baratan dari Samudera Hindia dan benua Asia pada musim hujan dan angin timuran pada musim kemarau. Curah hujan rata-rata per tahun mencapai 2.000-4.000 mm dengan suhu udara antara 20°-32 °C.
Sungai Ciujung yang mengalir ke arah utara menuju Laut Jawa melintasi Kabupaten Lebak merupakan sungai terpanjang di Provinsi Banten. Sedangkan sungai yang bermuara ke Samudra Hindia diantaranya Sungai Cibareo, Sungai Cisawarna, Sungai Cimadur, Sungai Cisiih, Sungai Cimancak, Sungai Cihara, Sungai Cipageran dan Sungai Cilangkahan.
Data iklim Lebak, Banten, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 29.7 (85.5) |
30.1 (86.2) |
30.6 (87.1) |
31.2 (88.2) |
31.5 (88.7) |
31.4 (88.5) |
31.5 (88.7) |
31.6 (88.9) |
32 (90) |
32.1 (89.8) |
31.6 (88.9) |
30.8 (87.4) |
31.18 (88.16) |
Rata-rata harian °C (°F) | 25.7 (78.3) |
26 (79) |
26.2 (79.2) |
26.5 (79.7) |
26.7 (80.1) |
26.3 (79.3) |
26.1 (79) |
25.8 (78.4) |
26.5 (79.7) |
26.8 (80.2) |
26.7 (80.1) |
26.4 (79.5) |
26.31 (79.38) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 21.8 (71.2) |
21.9 (71.4) |
22.8 (73) |
22.9 (73.2) |
21.9 (71.4) |
21.3 (70.3) |
20.8 (69.4) |
20.5 (68.9) |
21 (70) |
21.5 (70.7) |
22 (72) |
21.9 (71.4) |
21.69 (71.08) |
Presipitasi mm (inci) | 370 (14.57) |
332 (13.07) |
317 (12.48) |
280 (11.02) |
205 (8.07) |
136 (5.35) |
108 (4.25) |
77 (3.03) |
106 (4.17) |
203 (7.99) |
339 (13.35) |
390 (15.35) |
2.863 (112,7) |
Rata-rata hari hujan | 17 | 16 | 15 | 14 | 10 | 7 | 6 | 4 | 6 | 10 | 15 | 17 | 137 |
% kelembapan | 86 | 85 | 84 | 83 | 82 | 80 | 79 | 79 | 79 | 80 | 81 | 83 | 81.8 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 143 | 155 | 190 | 221 | 238 | 244 | 263 | 274 | 245 | 249 | 203 | 184 | 2.609 |
Sumber #1: BMKG[9] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase[10] & Climate-Data.org[11] |
Pemerintahan
Bupati
Berikut merupakan daftar Bupati Lebak.[12][13]
No. | Potret | Bupati | Partai | Awal | Akhir | Periode | Wakil | Ref. | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Raden Adipati Tubagus Jamil Pangeran Sendjaja |
Non Partai | 1819 | 1 November 1837 | – | Ki Ngabehi Bahu Pringga Patih Derus |
||||
2 | Raden Tumenggung Adipati Kartanata Negara Regen Sepoeh (1796–1879) |
Non Partai | 1 November 1837 | 1865 | – | Patih Jahar | [14] | |||
3 | Tumenggung Prawirakoesoemah | Non Partai | 1865 | 1877 | Tidak ada | |||||
4 | Raden Tumenggung Suta Angun-Angun | Non Partai | 1877 | 1881 | ||||||
5 | Raden Adipati Soetanataningrat | Non Partai | 1881 | 1907 | ||||||
6 | Raden Adipati Suryadiputra | Non Partai | 1907 | 16 Maret 1925 | ||||||
7 | Raden Tumenggung Arya Gondosaputra | Non Partai | 16 Maret 1925 | 1938 | [15] | |||||
8 | Raden Tumenggung Hardiwinangun (wafat 1945) |
Non Partai | 1938 | 1944 | ||||||
9 | Raden Denda Kusumah | Non Partai | 1944 | 1945 | ||||||
10 | Tubagus Hasan | Non Partai | 1945 | 19 Desember 1948 | ||||||
11 | Ipik Gandamana | IPKI | 19 Desember 1948 | 1949 | [ket. 1] | |||||
12 | Raden Soedibdja | Non Partai | 1949 | 1949 | ||||||
13 | Hollan Soekmadiningrat | PNI | 1949 | 1 September 1950 | ||||||
14 | Tubagus Soeriaatmadja | Non Partai | 1 September 1950 | 1952 | ||||||
15 | Raden Kasoem | Non Partai | 1952 | 1953 | ||||||
16 | Raden Moeljani Nataatmadja | Non Partai | 1953 | 1957 | ||||||
17 | Mochammad Saleh | Non Partai | 1957 | 1959 | ||||||
18 | Iko Djatmiko | Non Partai | 1959 | 1960 | ||||||
19 | Raden Bidin Soeria Goenawan | Non Partai | 1960 | 1967 | ||||||
20 | Raden A. Hardiwinangoen | Non Partai | 1967 | 1973 | [16] | |||||
21 | Dana Soedharna | Sekber Golkar (PNS) |
1973 | 1978 | ||||||
1978 | 1983 | |||||||||
22 | Oman Sachroni (lahir 1944) |
Sekber Golkar (PNS) |
1983 | 1988 | ||||||
23 | Endang Suwarna | Sekber Golkar (PNS) |
1988 | 1993 | ||||||
24 | Didin Muchjidin | Sekber Golkar (PNS) |
1993 | 1998 | 25 (1993) |
Tidak diketahui | [17] | |||
25 | Mochammad Yas'a Mulyadi (1948–2018) |
Non Partai | 1998 | 2003 | 26 (1998) |
|||||
26 | Mulyadi Jayabaya (lahir 1957) |
PDI-P | 17 November 2003 | 17 November 2008 | 27 (2003) |
Odih Chudori Padma (2003–06) |
[18][19] | |||
17 November 2008 | 17 November 2013 | 28 (2008) |
Amir Hamzah | |||||||
27 | Iti Octavia Jayabaya (lahir 1978) |
Partai Demokrat | 15 Januari 2014 | 15 Januari 2019 | 29 (2013) |
Ade Sumardi | [20] | |||
15 Januari 2019 | 3 November 2023 | 30 (2018) |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Lebak dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[21] | 2019–2024[22] | 2024–2029 | ||
PKB | 5 | 6 | 7 | |
Gerindra | 4 | 9 | 6 | |
PDI-P | 10 | 7 | 7 | |
Golkar | 8 | 6 | 6 | |
NasDem | (baru) 6 | 5 | 7 | |
PKS | 5 | 5 | 5 | |
Hanura | 1 | 0 | 0 | |
PAN | 1 | 0 | 0 | |
Demokrat | 6 | 7 | 6 | |
Perindo | (baru) 1 | 1 | ||
PPP | 4 | 4 | 5 | |
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 10 | 9 | 9 |
Kecamatan
Kabupaten Lebak terdiri dari 28 kecamatan, 5 kelurahan dan 340 desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 diperkirakan sebesar 1.222.258 jiwa dan luas wilayah 3.426,56 km² dengan kepadatan 357 jiwa/km².[23][24]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Lebak, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Kodepos[25] | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|
36.02.09 | Banjarsari | 20 | 42355 | Desa | ||
36.02.03 | Bayah | 11 | 42393 | Desa | ||
36.02.07 | Bojongmanik | 9 | 42363 | Desa | ||
36.02.18 | Cibadak | 15 | 42357 | Desa | ||
36.02.19 | Cibeber | 22 | 42394 | Desa | ||
36.02.28 | Cigemblong | 8 | 42397 | Desa | ||
36.02.26 | Cihara | 9 | 42398 | Desa | ||
36.02.16 | Cijaku | 11 | 42395 | Desa | ||
36.02.17 | Cikulur | 13 | 42356 | Desa | ||
36.02.10 | Cileles | 12 | 42353 | Desa | ||
36.02.20 | Cilograng | 10 | 42399 | Desa | ||
36.02.11 | Cimarga | 17 | 42361 | Desa | ||
36.02.04 | Cipanas | 14 | 42372 | Desa | ||
36.02.27 | Cirinten | 10 | 42366 | Desa | ||
36.02.23 | Curugbitung | 10 | 42382 | Desa | ||
36.02.08 | Gunungkencana | 12 | 42354 | Desa | ||
36.02.24 | Kalang Anyar | 7 | 42331-42337 | Desa | ||
36.02.25 | Lebak Gedong | 6 | 42373 | Desa | ||
36.02.06 | Leuwidamar | 12 | 42362 | Desa | ||
36.02.13 | Maja | 14 | 42381 | Desa | ||
36.02.01 | Malingping | 14 | 42391 | Desa | ||
36.02.05 | Muncang | 12 | 42364 | Desa | ||
36.02.02 | Panggarangan | 11 | 42392 | Desa | ||
36.02.14 | Rangkasbitung | 5 | 11 | 42311-42319 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
36.02.12 | Sajira | 15 | 42371 | Desa | ||
36.02.22 | Sobang | 10 | 42365 | Desa | ||
36.02.21 | Wanasalam | 13 | 42396 | Desa | ||
36.02.15 | Warunggunung | 12 | 42352 | Desa | ||
TOTAL | 5 | 340 |
Pemekaran Daerah
Pemerintah Provinsi Banten mengajukan 12 wilayah pemekaran yang menjadi daerah otonom kabupaten/kota. Keduabelas wilayah yang diusulkan untuk dimekarkan tersebut masing-masing berada di wilayah Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang.[26]
Pariwisata
Kabupaten Lebak memiliki destinasi wisata yang beragam, baik wisata budaya maupun wisata alam.
Wisata Budaya
Wisata budaya berupa destinasi Urang Badui yang terletak di Kecamatan Leuwidamar, serta Museum Multatuli di Rangkasbitung yang berisi tentang sejarah kolonial Belanda dan peran Multatuli dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.[27]
Museum Multatuli
Museum Multatuli adalah museum umum yang menempati bekas Wedana Rangkasbitung yang telah digunakan sejak tahun 1923.
Multatuli atau bernama asli Edward Douwes Dekker adalah tokoh Belanda yang berperan penting dalam membentuk dan memodifikasi kebijakan kolonial Belanda di Hindia Belanda pada ke-19. Multatuli menulis Max Havelaar yang membuat masyarakat Eropa mulai menyadari bahwa kekayaan yang mereka dapat merupakan hasil penderitaan di bagian lain dunia. Kesadaran ini kemudian membentuk motivasi kebijakan politik etis, dimana pemerintah kolonial Belanda berusaha untuk membayar hutang mereka kepada rakyat kolonial. Pembayaran hutang ini dilakukan dengan memberikan pendidikan kepada beberapa kelas pribumi, umumnya anggota pribumi yang setia kepada pemerintah kolonial.[28] Novel karya Multatuli yang mulai terbit pada 1860, merupakan karya yang banyak mengisahkan potret kondisi masyarakat Lebak pada masa kolonial Belanda. Gerakan politik etis dari rakyat belanda sebagai dampak novel Max havelaar inilah yang memunculkan ide terkait perlunya membayar utang budi terhdap tanah jajahan wilayah Hindia-Belanda. Ide politik etis ini yang disebut menjadi awal kehancuran kolonialisme Belanda di nusantara. Khusus untuk program edukasi yang akhirnya diberikan pemerintah Belanda bagi pribumi ini yang diyakini berpengaruh pada lahirlah masyarakat terpelajar di wilayah Nusantara yang 'melek' untuk memerdekakan Indonesia seperti Soekarno, Hatta dan para pejuang terdidik lainnya.[29]
Wisata Alam
Sementara untuk wisata alam cukup beragam dimulai dari wisata di wilayah pegunungan dan wisata di wilayah dataran rendah seperti pantai, salah satunya destinasi wisata pantai adalah Desa Wisata Sawarna yang terletak di Kecamatan Bayah dan Geopark Bayah Dome.
Geopark Bayah Dome
Geopark Bayah Dome merupakan Prioritas Pariwisata Kabupaten Lebak. Geopark Bayah Dome tersebut meliputi geosite Bayah, Cilograng, Cibeber, Panggarangan, Cigemblong, Cihara, Sajira dan Curugbitung.[30] Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah menetapkan Kawasan Bayah Dome atau Kubah Bayah di Kabupaten Lebak sebagai Geopark yang memiliki warisan Geologi atau Geoheritage melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 164 Tahun 2022 tentang Penetapan Warisan Geoheritage kawasan Bayah Dome atau Kubah Bayah tersebut. Geopark Bayah Dome bertujuan untuk menjaga konservasi alam, melestarikan budaya, serta menjadi sumber pendapatan berbasis wisata edukasi.[31]
Sejarah Geopark Bayah Dome juga sudah tercatat sejak lama melalui tulisan seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda, Van Bemmelen membuat buku tentang Geologi Indonesia yang ia terbitkan tahun 1949. Di dalam buku itu, Van Bemmelen membahas pembentukan Kubah Bayah. Kubah ini adalah sebuah struktur atau bentang alam gunung api yang berumur Neogen sampai Kuarter (23 – 0.01 juta tahun lalu). Di kawasan Bayah Dome juga terbentuk cebakan-cebakan emas, perak, dan bahan galian logam lainnya yang bernilai ekonomis. Sehingga kawasan ini terkenal sebagai kawasan “Gold District”. Selain itu, kawasan ini juga populer sebagai tambang emas sejak zaman penjajahan. Hingga kini, aktivitas penambangan di beberapa tempat masih berlangsung.[31]
Transportasi
Stasiun kereta api
Kabupaten Lebak memiliki 3 stasiun kereta api yang masih beroperasi, diantaranya:
Selain itu, Kabupaten Lebak juga memiliki 17 stasiun yang sudah berhenti beroperasi dikarenakan jalur tersebut sudah tidak aktif, namun wacana reaktivasi jalur kereta banyak dibahas pemangku kebijakan dan menunggu keputusan pemerintah, yaitu:
- EKS Stasiun Kaduhauk
- EKS Stasiun Jalupang
- EKS Stasiun Pasung
- EKS Stasiun Kerta
- EKS Stasiun Gintung
- EKS Stasiun Malingping
- EKS Stasiun Cilangkahan
- EKS Stasiun Sukahujan
- EKS Stasiun Cihara
- EKS Stasiun Cisiih
- EKS Stasiun Karangtaraje
- EKS Stasiun Darmasari
- EKS Stasiun Gunung Mandur
- EKS Stasiun Bayah
- EKS Stasiun Pasirtangkil
- EKS Stasiun Cibuah
- EKS Stasiun Warunggunung
Terminal
Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan wilayah Kabupaten Lebak dan beberapa rute yang menghubungkan Kabupaten Pandeglang dengan Terminal Mandala.
- Terminal Mandala, Cibadak, Lebak
- Terminal Aweh, Kalanganyar, Lebak
- Terminal Malingping, Malingping, Lebak
- Terminal Bayah, Bayah, Lebak
- Terminal Cikotok, Cibeber, Lebak
Ruas jalan tol
Pendidikan
Universitas
Universitas di Kabupaten Lebak terdiri dari:
- Universitas Setia Budhi Rangkasbitung
- Universitas La Tansa Mashiro Rangkasbitung
Sekolah dasar dan Menengah
Pendidikan formal | TK atau RA | SD atau MI | SMP atau MTs | SMA atau MA | SMK | Perguruan tinggi | Lainnya | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Negeri | 2 | 780 | 149 | 30 | 5 | 0 | 2 | |||||
Swasta | 81 | 209 | 158 | 70 | 19 | 11 | 3 | |||||
Total | 83 | 989 | 307 | 100 | 24 | 11 | 5 | |||||
Data sekolah di kabupaten Lebak periode 2010/2011 Sumber:[32] |
Keterangan
- ^ Belanda melakukan agresi militer yang menyerang seluruh wilayah Bogor yang mengakibatkan Ipik Gandamana mengungsi ke Cipanas (Lebak), Cileuksa, Kembang Kuning, Lebak Huni, Pangradin, dan sekitar hutan-hutan di Jasinga. Ia ditugaskan oleh pemerintah pusat untuk memimpin pemerintahan darurat di Kabupaten Bogor dan ditetapkan sebagai bupati, serta merangkap jabatan sebagai Bupati Lebak oleh Wakil Gubernur Jawa Barat.
Referensi
- ^ "Luas kabupaten Lebak versi situs web resmi pemerintah kabupaten Lebak". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-26. Diakses tanggal 2010-02-16.
- ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 31 Juli 2024.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.banten.bps.go.id. Diakses tanggal 11 Maret 2024.
- ^ "10 Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Museum Multatuli". Historia. 14 Februari 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Juni 2020. Diakses tanggal 3 Februari 2022.
- ^ "Mengenal Lebak Parahiang pernah menjadi ibu kota Lebak". Idn Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-28. Diakses tanggal 2022-07-04.
- ^ Ginandar (2022). Toponimi Nama-nama Kecamatan di Kabupaten Lebak. Lebak: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak. hlm. 15. ISBN 978-623-9785-56-7.
- ^ Lasmana, H., dkk. (2022). Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerag Kabupaten Lebak Tahun 2022 (PDF). Lebak: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak. hlm. I–5.
- ^ Ginandar (2022). Toponimi Nama-nama Kecamatan di Kabupaten Lebak. Lebak: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak. hlm. 15. ISBN 978-623-978-556-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-02. Diakses tanggal 2023-05-29.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 73 & 137. Diakses tanggal 14 September 2024.
- ^ "RANGKASBITUNG, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 14 September 2020.
- ^ "Rangkasbitung, Banten, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 14 September 2020.
- ^ "Profil Bupati dan Wakil Bupati Lebak". Pemerintah Kabupaten Lebak. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-09. Diakses tanggal 9 November 2018.
- ^ "Ini Nama-nama Bupati Lebak Dari Pertama Hingga Sekarang". Chanel Banten. 17 Oktober 2017. Diakses tanggal 9 November 2018.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Raden Adipati Karta Natanagara". Rodovid.id. Diakses tanggal 17 Juni 2022.
- ^ Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indië. Landsdrukkeru-Weltevreden. 1931. hlm. 339.
- ^ Mimbar Penerangan, Volume 21. Dinas Penerbitan Direktorat Publisitas. hlm. 114-117.
- ^ Direktori Pemerintahan RI 1998. Mitra Info. 1998. hlm. 75.
- ^ "Mulyadi Jayabaya Terpilih Sebagai Bupati Lebak". Tempo.co. 6 November 2003. Diakses tanggal 18 Juni 2022.
- ^ "Mulyadi Jayabaya Dilantik Menjadi Bupati". Tempo.co. Rangkasbitung. 15 Januari 2004. Diakses tanggal 18 Juni 2022.
- ^ Dami, Laurens (16 Januari 2014). "Bupati dan Wakil Bupati Lebak Terpilih Akhirnya Dilantik". BeritaSatu.com. Diakses tanggal 9 November 2018.
- ^ Puskapol UI (11 November 2014). "Hasil Pemilu 2014 Provinsi Banten". Diakses tanggal 13 Maret 2019.
- ^ Administrator (2019-08-26). "50 Anggota DPRD Lebak Diambil Sumpah Dan Janji Jabatan - Fajar Banten". 50 Anggota DPRD Lebak Diambil Sumpah Dan Janji Jabatan - Fajar Banten. Diakses tanggal 2023-01-31.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kabupaten Lebak
- ^ "Gubernur Banten Ajukan 12 Wilayah Pemekaran". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-20. Diakses tanggal 2014-08-19.
- ^ "10 Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Museum Multatuli". Historia. 14 Februari 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Juni 2020. Diakses tanggal 3 Februari 2022.
- ^ Media, Kompas Cyber (2021-06-22). "Max Havelaar: Cerita, Kritik, dan Dampak Halaman all". KOMPAS.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-08. Diakses tanggal 2023-05-03.
- ^ "Max Havelaar, Novel Legendaris yang Mengguncang Belanda". Republika Online. 2019-11-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-05. Diakses tanggal 2023-05-03.
- ^ "Geopark Bayah Dome Bakal Dikembangkan Jadi Prioritas Pariwisata Kabupaten Lebak | Dinas Pariwisata Provinsi Banten". dispar.bantenprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-20. Diakses tanggal 2023-05-03.
- ^ a b Jurnalistika (2022-12-14). "ESDM Tetapkan Kawasan Bayah Dome Jadi Geopark". Jurnalistika.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-06. Diakses tanggal 2023-05-03.
- ^ Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) wilayah kabupaten Lebak Diarsipkan 2011-05-27 di Wayback Machine.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi kabupaten Lebak