Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II

Bandar udara di Indonesia
Revisi sejak 24 Desember 2024 13.03 oleh Dafzzz (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II (IATA: PLMICAO: WIPP) adalah bandar udara yang melayani wilayah Patungraya Agung. Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II dioperasikan oleh PT Angkasa Pura 2. Nama bandara ini diambil dari nama Sultan Mahmud Badaruddin II (1767-1852), seorang pahlawan nasional Indonesia melawan VOC-Belanda yang pernah memimpin Kesultanan Palembang Darussalam (1803-1819). Panjang landasan pacu (runway) Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II berukuran 3.000 x 45 meter (9.843 ft × 148 ft) dengan permukaan aspal.

Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II

Sultan Mahmud Badarudin II Airport
Informasi
JenisPublik
Pemilik/PengelolaInjourney
MelayaniPatungraya Agung
LokasiJl. Gubernur H. Asnawi Mangku Alam Sukarami, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Zona waktuWIB (UTC+07:00)
Ketinggian dpl37 mdpl
Koordinat02°54′01″S 104°42′00″E / 2.90028°S 104.70000°E / -2.90028; 104.70000
Situs webwww.smbadaruddin2-airport.co.id
Peta
Sumatera daerah di Indonesia
Sumatera daerah di Indonesia
PLM di Palembang
PLM
PLM
Lokasi di Palembang
PLM di Sumatra
PLM
PLM
Lokasi di Sumatera
PLM di Indonesia
PLM
PLM
Lokasi di Indonesia
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
kaki m
11/29 9.843 3,000 Aspal
Statistik (2018)
Penumpang5,126,298
Pangkalan Udara TNI AU Sri Mulyono Herlambang
Lambang Lanud
NegaraIndonesia Indonesia
Cabang TNI Angkatan Udara
Tipe unitPangkalan Udara Militer
Bagian dariKomando Operasi Angkatan Udara I
Moto"Prayatna Kerta Gegana"
Situs webwww.tni-au.mil.id

Pada tanggal 2 April 2024, Kementerian Perhubungan mencabut status bandara internasional dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II.

Sejarah Singkat

sunting

Pada tanggal 1 Januari 1920, karena suatu hal konsesi atas tanah perkebunan itu berpindah tangan kepada Palembang Maatschappij (Palembang MIJ) atau NV Palembang Maskapai. Tahun itu terdapat kabar pionir penerbang bangsa Belanda dikepalai oleh Jan Pieterszoon Coen akan menerbangkan pesawat kecilnya Fokker dari Eropa ke wilayah Hindia Belanda dalam waktu 20 jam terbang. Maka Palembang MIJ yang memegang konsesi atas tanah itu, menyediakan sebidang lahan untuk diserahkan sebagai lapangan terbang pertama di Kota Palembang. Lapangan terbang tersebut kemudian dikenal sebagai Pelabuhan Udara Talang Betutu, karena berada di kelurahan Talang Betutu.[1]

Pada tanggal 1 Januari 1950, bandara ini menjadi lapangan udara bersama baik untuk kegunaan sipil status bandara ini menjadi Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II.

Pada saat Provinsi Sumatera Selatan resmi terpilih sebagai tuan rumah PON XVI tahun 2004, pemerintah berupaya untuk memperbesar kapasitas bandara sekaligus mengubah status bandara ini menjadi bandara internasional. Gedung terminal baru Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II akhirnya berhasil rampung dan diresmikan pada 1 Januari 1990.

Peristiwa Woyla 1981

sunting

Pada tanggal 28 Maret 1981, lima orang teroris yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein, dan mengidentifikasi diri sebagai anggota kelompok ekstremis Islam "Komando Jihad", membajak pesawat Penerbangan 206 Garuda Indonesia setelah lepas landas dari Pelabuhan Udara Sipil Talangbetutu ke Bandara Polonia, Medan. Pembajakan yang terjadi di Pelud Talang Betutu ini dikenal dengan sebutan Peristiwa Woyla. Penerbangan dengan pesawat DC-9 Woyla tersebut berangkat dari Jakarta pada pukul 08.00 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55. Dalam penerbangan, pesawat tersebut tiba-tiba dibajak oleh lima orang teroris Komando Jihad yang menyamar sebagai penumpang. Setelah mendarat sementara untuk mengisi bahan bakar di Bandara Penang, Malaysia, akhirnya pesawat tersebut terbang dan mengalami drama puncaknya di Bandara Don Mueang di Bangkok, Muang Thai tanggal 31 Maret.[2]

Peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla yang berangkat dari Pelabuhan Udara Sipil Talangbetutu ini menjadi peristiwa terorisme bermotif "jihad" pertama yang menimpa Indonesia dan satu-satunya dalam sejarah maskapai penerbangan Indonesia.[2]

Pengembangan

sunting
 
Suasana lobi check-in.

Bandara ini diresmikan menjadi bandara bertaraf internasional dan bisa didarati oleh pesawat yang berbadan besar pada 1 Januari 1970. Pengembangan bandara tersebut mulai dilakukan pada 1 Januari 1990 dengan total biaya Rp366,7 miliar yang berasal dari ';'Japan International Bank Corporation';' Rp251,9 miliar dan dana pendamping dari APBN sebesar Rp114,8 miliar.

Antara perkembangan yang dilaksanakan adalah perpanjangan landas pacu sepanjang 300 meter x 60 meter menjadi 3.000 meter x 60 meter, pembangunan tempat parkir kendaraan seluas 20.000 meter yang dapat menampung 1.000 kendaraan serta pembangunan gedung terminal penumpang tiga lantai seluas 13.000 meter persegi yang dapat menampung 1250 penumpang, dilengkapi garbarata (aerobridge) dan terminal kargo dan bangunan penunjang lainnya seluas 1.900 meter persegi.

Hasil pengembangan ini membuat Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dapat didarati pesawat Airbus A330, Airbus A330neo Boeing 747, Boeing 777, dan sejenisnya. Selain itu, arus penumpang diproyeksikan akan naik dari 7.720 penumpang menjadi 16.560 penumpang. Setelah itu akan ada pembangunan jalan tol Indralaya-Palembang-Bandara Sultan Mahmud Badarudin II untuk mempermudah akses ke Bandara.

Pada tanggal 2 April 2024, melalui Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 2024, status bandar udara internasional dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dicabut, menyisakan hanya 17 bandara bertaraf internasional di Indonesia.

Maskapai penerbangan dan destinasi

sunting

Maskapai yang saat ini beroperasi di Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang:

MaskapaiTujuan
Batik AirJakarta–Halim Perdanakusuma
CitilinkBatam, Jakarta–Halim Perdanakusuma, Jakarta–Soekarno–Hatta
Musiman: Jeddah
Garuda IndonesiaJakarta–Soekarno–Hatta
Musiman: Jeddah
Lion AirBatam, Jakarta–Soekarno–Hatta, Pangkal Pinang,[3] Surabaya
Musiman: Jeddah
Pelita AirJakarta–Soekarno–Hatta
SaudiaMusiman: Madinah
Sriwijaya AirPangkal Pinang
Super Air JetJakarta–Soekarno–Hatta, Medan,[4] Yogyakarta–Internasional[5]
Susi AirPagar Alam


Transportasi Darat

sunting

Kereta Api

sunting

P Palembang LRT (kereta api ringan) yang menghubungkan Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II ini dengan Jakabaring Sport City.

Jalan Tol

sunting

  Jalan Tol Indralaya-Palembang-Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Untuk Mempermudah akses ke Bandara.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting