Agus Subiyanto

Panglima Tentara Nasional Indonesia ke-23 (2023-Petahana)

Agus Subiyanto (lahir 5 Agustus 1967) adalah seorang perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat yang menjabat sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia sejak tanggal 22 November 2023, menggantikan Laksamana TNI Yudo Margono, berdasarkan Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 102/TNI/Tahun 2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima TNI.[1][2]

Agus Subiyanto
Panglima Tentara Nasional Indonesia ke-23
Mulai menjabat
22 November 2023 (2023-11-22)
PresidenJoko Widodo
Prabowo Subianto
Sebelum
Pendahulu
Yudo Margono
Pengganti
Petahana
Sebelum
Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-34
Masa jabatan
25 Oktober 2023 (2023-10-25) – 29 November 2023 (2023-11-29)
PresidenJoko Widodo
WakilArif Rahman
Panglima TNIYudo Margono
Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat
Masa jabatan
4 Februari 2022 (2022-02-04) – 17 November 2023 (2023-11-17)
KSADDudung Abdurachman
Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi
Masa jabatan
2 Agustus 2021 (2021-08-02) – 31 Januari 2022 (2022-1-31)
Komandan Pasukan Pengamanan Presiden
Masa jabatan
18 November 2020 (2020-11-18) – 2 Agustus 2021 (2021-8-2)
Sebelum
Pendahulu
Maruli Simanjuntak
Sebelum
Komandan Korem 061/Surya Kencana
Masa jabatan
20 Maret 2020 (2020-03-20) – 18 November 2020 (2020-11-18)
Wakil Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri
Masa jabatan
30 Oktober 2019 (2019-10-30) – 9 April 2020 (2020-4-9)
Komandan Korem 132/Tadulako ke-30
Masa jabatan
2017–2018
Informasi pribadi
Lahir5 Agustus 1967 (umur 57)
Baros, Cimahi Tengah, Cimahi, Jawa Barat, Indonesia
AlmamaterAkademi Militer (1991)
Karier militer
PihakIndonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1991–sekarang
Pangkat Jenderal TNI
NRP1910029630867
SatuanInfanteri (Kopassus)
Komando
Pertempuran/perang
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Agus merupakan lulusan Akademi Militer (1991). Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat.[3]

Riwayat Hidup

Kehidupan Awal

Masa kecil

Agus lahir di daerah Baros, Cimahi Tengah pada tanggal 5 Agustus 1967.[4] Ia merupakan anak ke-2 dari 6 bersaudara dari pasangan Dedi Unadi dan Cicih Gunasih yang berasal dari Cijulang, Pangandaran.[5] Ayahnya adalah seorang Bintara, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, berpangkat Kopral ketika ia berusia sekitar 4 tahun. Keluarganya tinggal di Jalan Terusan, di daerah Kandang Ucal, Cimahi, sebuah rumah panggung kecil berlantai papan dan berdinding bambu.[6]

Ketika ia berusia 4 tahun, sering diajak ayahnya ke lapangan sepak bola yang terletak kurang lebih 1,5 Km dari rumahnya. Penghasilan ayahnya sebagai seorang Bintara yang kurang mencukupi, menjadikan Ayahnya memiliki usaha penyewaan becak, hingga berjumlah 12 unit. Setiap sisi becaknya bertuliskan "Putra Cijulang", yang mengingatkan ayahnya akan kota kelahirannya, Cijulang. Ayahnya mulanya berpangkat Prajurit Dua, Kopral dan akhirnya Sersan, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Karena tingkat ekonomi keluarga yang seadanya, membuat kakak dan seorang adiknya, terpaksa diasuh dan tinggal bersama Mamak, kakak perempuan Ayahnya dan tinggal di Cijulang.[7]

Jenderal TNI Agus Subiyanto sangat menyukai masakan ibunya,Cicih, angeun kacang bereum, masakan semacam sop kacang merah, yang juga masih sangat disukai hingga sekarang. Perjalanan hidupnya penuh dengan lika-liku, dimana ketika usianya masih 5 tahun, sang ibu meninggalkan ia, adik, serta ayahnya. Terenggutnya kasih sayang Ibunya di masa kecil, sempat membuatnya marah dan frustasi, dan juga ketika itu tidak ada yang menghiburnya. Ia merasa menjadi tiada berharga, diabaikan, minder serta cenderung menjadi anak yang menarik diri dari pergaulan. Tak berapa lama, ayahnya memperkenalkannya dengan Ibu barunya yang menjadi Ibu tirinya. Ketika ia di SMP, Ibu kandungnya sempat mencarinya dan mereka sempat bertemu, yang ternyata Mamah Cicih sudah menikah lagi dengan laki-laki yang tinggal di daerah Pejagalan, Bogor. Semenjak Mamah Cicih berpisah dengan ayahnya, beliau sudah menikah lagi hingga dua kali.[7]

Jenderal TNI Agus Subiyanto juga suka mengunjungi Kakek dan Neneknya yang tinggal di Cijulang, Pangandaran dengan menaiki kereta api, moda transportasi menuju kesana yang paling murah saat itu. Kakeknya bernama Marta adalah seorang pembuat perahu disana dan beliau wafat sebelum ia dilahirkan. Dari hasil menjual perahu buatannya, keluarga kakeknya memiliki banyak tanah yang dipakai untuk tempat tinggal dan kebun. Sedangkan Neneknya, Nenek Sulyi adalah seorang pekerja keras yang setiap hari mengambil hasil kebunnya untuk dijual guna kebutuhan sehari-hari. Rumah Kakek dan Neneknya berupa bilik bambu berukuran 6 X 6 m2, berbentuk rumah panggung berhiaskan perabotan sederhana dan dipan tua, dan kompor tanah liat. Semasa di sana, dia kerapkali bermain-main di sungai dengan melompat dari atas Jembatan Haurseah atau berburu teritip di area Cukang Taneuh. Selain itu ia kerapkali bermain ke rumah Budenya dan disanalah ia mulai jatuh cinta dengan group musik The Beatles.[7]

Masa remaja

Semenjak bersama Ibu tirinya, ayahnya bertugas sebagai Intel di Kodim 0618/BS, sehingga jarang tinggal di rumah, dan itu membuat mereka pindah ke daerah Baros, yang kala itu terkenal sebagai daerah dengan anak-anak nakal. Ia mulai mengenal cinta pada lawan jenisnya semenjak duduk di bangku kelas 2, SMPN 2, Cimahi, namun cinta monyetnya ditolak oleh gadis pujaannya. Memiliki jiwa pemberontak dalam dirinya, membuatnya mendaftar organisasi Karate, Kei Shin Kan, dimana pemimpinnya adalah seorang tentara, dengan satu tujuan, agar jago berkelahi.[7]

Setelah lulus dari SMPN 2, Cimahi, ia masuk ke SMA Cimindi (sekarang menjadi SMA Negeri 13 Bandung) dan di masa itu, ia mulai berkenalan dengan minuman beralkohol yang sering membuatnya mabuk, yang dilakukan untuk meredakan gundah gulana di hatinya karena kekurangan kasih sayang dari orang tuanya. Saat ia mabuk, ia sering bertandang ke rumah temannya, Sonson (Sonny Chandra Santika) hingga sadar dan diantarkan pulang ke rumahnya oleh Sonson.[8]

Pada tahun 1984, ketika ia masih SMA, ia menerima kabar tentang ayahnya, berpangkat Sersan Kepala, yang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas, tertabrak mobil boks di Jalan Pramuka, Bandung, ketika sedang menaiki sepeda motornya ke tempat kerjanya di Jalan Halmahera, dan itu membuatnya merasa kandas cita-citanya untuk masuk Akademi Militer, karena dengan ketiadaan figur seorang ayah, ia kehilangan orang yang bisa membina dan membiayainya. Ia harus tetap melanjutkan hidup bersama adik-adik dan ibu tirinya, dengan mengandalkan uang pensiunan ayahnya.[8][9]

Walaupun ia jago berkelahi dan mengenal hampir semua pentolan preman di Cimahi, Jenderal TNI Agus Subiyanto pantang berkelahi dengan keroyokan dan lebih memilih bertanding satu lawan satu, layaknya seorang lelaki sejati. Pelarian dari gundah gulana lainnya adalah kegiatan bermusik sehingga ia membentuk sebuah band bernama TRAF (Tunggul Sitompul, Rudi, Agus dan Fianita). Rudi adalah kakak kelasnya di SMA Cimindi, sedangkan Tunggul Sitompul dan Fianita berasal dari SMA Negeri 2 Cimahi, dimana posisi Jenderal TNI Agus Subiyanto adalah sebagai bass.[10] Namun karena seringnya mabal (bolos sekolah) untuk bermain band, maka nilai-nilai pelajarannya menjadi menurun dan ia menempati urutan kedua dari posisi terakhir. Dari sekian mata pelajaran eksakta di jurusan IPA, Bahasa Inggris menjadi satu pelajaran yang sangat disukainya.[8]

Di bangku SMA itu pula, ia sempat beberapa kali dimarahin oleh Ibu Paigah, guru Kimia di SMA Cimindi , karena belum membayar SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan), karena uang yang diberikan orang tuanya dipakainya untuk naik angkot dengan pujaan hatinya serta dibelikan makanan dan minuman selama mereka bepergian berdua ke Bandung, dan kadang-kadang pergi nonton bioskop di Bioskop Nusantara dan Palaguna.[8]

Kesukaannya akan Musik

Kecintaannya pada musik, mulai dipupuk ketika Jenderal TNI Agus Subiyanto berkenalan dengan group musik The Beatles, yang walaupun ketika ia beranjak SMP, group itu telah bubar. Salah satu lagu yang disukainya adalah lagu berjudul "I Saw Her Standing There", dari album Please Please Me. Lagu itu bercerita tentang orang yang sedang kasmaran pada gadis usia belasan, sehingga serasa lagu itu mewakili jiwa remajanya yang bergejolak.[11]

Terbentuknya group band TRAF, berawal dari seringnya Jenderal TNI Agus Subiyanto bertandang ke rumah Robi anak SMA Negeri 2 Cimahi, teman satu SMPnya dulu yang juga merupakan kakak kandung dari Rida Farida, dari kelompok vokal Rida Sita Dewi. TRAF tampil untuk pertama kalinya pada ajang festival musik yang diadakan di Lapangan Banciang, Cimahi. Dalam penampilan perdananya, mereka ditonton tidak kurang dari 100 orang dan membawakan lagu-lagu bergenre rock dari Nicky Astria dengan lagu antara lain Jarum Neraka, Misteri Cinta dan Young Turks. Sejak saat itu, band ini banyak mendapat tawaran manggung di seputaran Cimahi, dari kelas pentas seni di sekolah hingga acara 17 Agustusan.[11][10]

Kegemarannya akan musik, mendapatkan sarana penyaluran terbaik ketika Jenderal TNI Agus Subiyanto mulai menjadi taruna dari Akademi Militer di Magelang. Ketika itu ia bergabung dengan Detasemen Musik (Densik) setelah melalui ujian dari para seniornya. Dari 280 orang taruna angkatan 1991, akhirnya hanya 5 orang yang bergabung dengan Densik, yaitu : Piek Budyakto (pemain keyboard), M. Naudi Nurdika (penabuh drum), Hari Jayadi (pemetik gitar), Teddy Mulyana (penyanyi) dan Jenderal TNI Agus Subiyanto sendiri sebagai (pembetot bas). Ketika itu, mereka sering tampil ketika Gubernur Akademi Militer, saat itu, Mayjen TNI Toni Hartono punya acara. Mereka juga pernah tampil di TVRI Yogyakarta dengan mengundang bintang tamu Iga Mawarni. Kesukaannya bermain musik terus dilakukan hingga kini dan pernah ia bermain gitar bersama KASAD, Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai penabuh drum mengiringi Kepala Staff Angkatan Bersenjata Singapura, Mayor Jenderal David Neo Chin Wee, ketika beliau datang ke Jakarta untuk menerima penghargaan Bintang Kartika Eka Paksi Utama dari KASAD, Jenderal TNI Dudung Abdurachman pada 18 September 2023, dimana di hari itu David merayakan hari ulang tahunnya.[12][10]

Dunia militer

Dunia ketentaraan yang sempat pupus karena wafatnya ayahanda tercinta, mulai timbul kembali ketika ia dan tiga rekan SMA-nya dibawa ke Detasemen Polisi Militer, Baros, Cimahi yang berada di Jalan Gatot Subroto. Disana, mereka mendapatkan pukulan dan tendangan dari Kopral CPM Harahap.[13] Setelah dianiaya tersebut, ia bertekad untuk menjadi tentara dengan melamar ke Sekolah Calon Bintara Angkatan Darat dan menemui kegagalan, namun ia bisa langsung masuk ke Sekolah Calon Tantama TNI AD tanpa tes. Selain itu ia pernah melamar ke pelbagai posisi pekerjaan di Bogor bahkan hingga ke Pertamina Gas Negara, namun tidak ada yang lolos. Ia mengikuti ujian masuk Akademi Militer pada tahun 1988 dan menjadi peserta terbaik kedua dari seluruh calon di provinsi Jawa Barat.[14]

Perwira pertama

Setelah lulus dari abituren Akademi Militer dan dilantik di Istana Negara pada 27 Juli tahun 1991 oleh Presiden Indonesia kedua, Soeharto, Agus langsung ditempatkan sebagai perwira pertama di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) dan memulai latihannya sebagai seorang Infanteri sejati di hutan-hutan Indonesia, salah satunya di hutan yang ada di daerah Cipatat, Bandung Barat.[15] Sebelum itu, ia juga sudah mengikuti kursus intelijen tempur (susintelpur) di Ciomas, Bogor selama sebulan. Ia juga menjalani latihan terjun payung yang dilaksanakan di Pusat Pendidikan Pasukan Khusus TNI AD, di Lanud Suparlan, Batujajar, Bandung Barat hingga mendapatkan kualifikasi wing terjun. Di tahun 1997, ia juga berkesempatan mengikuti kursus terjun bebas militer yang diadakan di tempat yang sama. Di tahun yang sama, ia mendapatkan kesempatan mengikuti kursus selam militer, dengan tujuan agar ia memiliki kemampuan melakukan infiltrasi melalui laut ke tempat musuh. Ini adalah kesempatan yang langka, dimana pada umumnya seseorang yang memiliki kemampuan terjun bebas militer, tidak disarankan untuk memiliki kualifikasi selam militer, mengingat adanya perbedaan tekanan udara ekstrim antara bagian atas udara dan di dalam laut yang bisa menyebabkan kerusakan fatal pada otak.[16]

Pertemuannya dengan Prabowo Subianto terjadi beberapa kali dalam kehidupannya. Pertemuan pertama keduanya terjadi ketika Prabowo Subianto yang kala itu masih berpangkat Letnan Kolonel Inf.dan menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 (Yonif Para Raider 328), ke Pussenif dalam rangka mencari para perwira muda untuk bergabung dengan Kostrad, dan Agus terpilih sebagai salah satunya. Merekapun langsung digembleng ke Cilodong untuk menjalani latihan Syiwa Yudha selama tidak kurang dari sembilan bulan. Latihan ini bertujuan membekali para prajurit dengan kualifikasi pemburu atau dikenal juga dengan julukan "pasukan pemburu" dan juga memiki kualifikasi anti teror dan gerilya. Setelah menjalani pelatihan ini, Agus dan pasukannya dikirimkan ke garis depan di Kepulauan Natuna dengan misi penerjunan.[16][15]

Setelah menyelesaikan misi dan pelatihan tersebut, Agus bergabung dengan pasukan khusus dengan sandi "Rajawali", dengan materi utama penajaman dari pelatihan anti teror dan gerilya. Perang gerilya adalah perang si lemah melawan si kuat, sebagaimana disampaikan oleh Jenderal Besar A. H. Nasution, dimana kata gerilya sendiri berasal dari Bahasa Spanyol yang berarti perang kecil.[16][17]

Penugasan Timor Timur

Pada tahun 1995, Agus memulai tugas pertamanya di bumi Lorosae, Timor Timur dengan menaiki KRI Teluk Amboina (503), mereka mendarat di Pelabuhan Dili. Pada saat itu pasukannya bertugas untuk melumpuhkan salah seorang tokoh Front Revolusi Independen Timor Leste dengan timah panas. Dan sebagai hadiah atas keberhasilanya bersama pasukannya dalam menyelesaikan tugasnya, Agus mendapatkan hadiah, berupa pelatihan Komando Pasukan Khusus dan Selapa (Sekolah Lanjutan Perwira).[16]

Menjabat Kasad

Pada 25 Oktober 2023, Letjen TNI Agus Subiyanto dicalonkan oleh Presiden Joko Widodo untuk memegang jabatan Kepala Staf Angkatan Darat berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 89/TNI/2023, menggantikan Jenderal TNI Dr. H. Dudung Abdurachman, S.E., M.M. yang akan memasuki masa Purna Tugas.[18][15] dan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi dari Letjen TNI menjadi Jenderal TNI didasarkan pada Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 90/TNI/Tahun 2023 tentang Kenaikan Pangkat dalam Golongan Perwira Tinggi TNI.[19]

Menjabat Panglima TNI

Pada 31 Oktober 2023, ia dicalonkan oleh Presiden Joko Widodo untuk memegang jabatan Panglima Tentara Nasional Indonesia, menggantikan Laksamana TNI Yudo Margono yang akan memasuki masa purna tugas. Dalam rapat paripurna DPR yang diselenggarakan pada 21 November 2023, Agus Subiyanto disahkan menjadi Panglima TNI, dan pada tanggal 22 November 2023 Agus Subiyanto dilantik menjadi Panglima TNI yang baru menggantikan Laksamana TNI Yudo Margono.[1][20]Dalam pidato pelantikannya pada Rabu, 22 November 2023, ia menegaskan bahwa ia akan melanjutkan program dari Panglima TNI sebelumnya dan dalam menjalankan tugasnya, akan berpedoman pada visi misi PRIMA, Profesional, Responsif, Integratif, Modern dan Adaptif.[2]

Penghargaan

Dada kanan Dada kiri
 
 
     
 
   
 
   
     
     
     
     
     
     
     
     
    
 
Master Parachutist Badge (US Army)
Basic Parachutist Badge (Royal Thai Army)
Master Parachutist Badge (Singapore Army) Brevet Pemburu
Brevet Brevet Kualifikasi Komando Kopassus
Brevet Kualifikasi Cakra Kostrad Brevet Free Fall
Brevet Para Utama
Baris ke-1 Bintang Dharma Bintang Yudha Dharma Utama
Baris ke-2 Bintang Kartika Eka Paksi Utama Bintang Jalasena Utama Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama
Baris ke-3 Bintang Bhayangkara Utama (2024)[21] Pingat Jasa Gemilang - Tentera (P.J.G.) - Singapura (2024)[22] Bintang Yudha Dharma Pratama
Baris ke-4 Bintang Kartika Eka Paksi Pratama Bintang Yudha Dharma Nararya Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
Baris ke-5 Satyalancana Kesetiaan 32 Tahun Satyalancana Dharma Bantala Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun
Baris ke-6 Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun Satyalancana Kesetiaan 8 Tahun Satyalancana G.O.M IX
Baris ke-7 Satyalancana Dharma Nusa Satyalancana Bhakti Nusa Satyalancana Wira Nusa
Baris ke-8 Satyalancana Wira Dharma Satyalancana Wira Siaga Satyalancana Ksatria Yudha
Baris ke-9 Satyalancana Seroja (Ulangan I) Satyalancana Dwidya Sistha Satyalancana Kebhaktian Sosial
Brevet Pin Alumni Lemhannas Brevet Selam Kopassus
Pin Setia Waspada Paspampres
Brevet Kehormatan
  Pin Korps Brimob (16 November 2023)[23]
  Brevet Hiu Kencana (2 Maret 2024)[24]
  Pin Gadjah Mada Puspomad (2024)[25]

Karya tulis

  1. Subiyanto, S.E., M.Si., Mayor Jenderal TNI Agus (2021). Believe - Based on True Story About Faith, Dream and Courage. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-623-346-209-9. 

Galeri

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b Luthfia, Allisa (2024-12-11). "Profil Panglima TNI Agus Subiyanto beserta karier militernya". Antara. Diakses tanggal 2024-12-25. 
  2. ^ a b "Presiden Jokowi Lantik Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI". Presiden RI. 2023-11-22. Diakses tanggal 2024-12-25. 
  3. ^ Arief Ikhsanudin (25 Oktober 2023). "Profil Letjen Agus Subiyanto yang Akan Dilantik Jadi KSAD Hari Ini". Detik.com. Diakses tanggal 25 Oktober 2023. 
  4. ^ "Jenderal TNI Agus Subiyanto: Prajurit Professional Pemimpin yang Berintegritas". Tempo. 29 Oktober 2023. Diakses tanggal 2024-12-26. 
  5. ^ "Pembangunan Masjid Unik Selain Penuh Kenangan, Juga Untuk Bekal Hidup di Akhirat - Surya Rengganis". 2024-07-30. Diakses tanggal 2024-12-26. 
  6. ^ Subiyanti 2021, hlm. 1-14.
  7. ^ a b c d Subiyanto, S.E., M.Si. 2021, hlm. 1-14.
  8. ^ a b c d Subiyanto, S.E., M.Si. 2021, hlm. 17-30.
  9. ^ "Kisah Letjen Agus Subiyanto Ditinggal Orang Tua Semasa Kecil hingga Ditendang Polisi Militer". SINDOnews Nasional. Diakses tanggal 2024-01-11. 
  10. ^ a b c Sudrajat, Sudrajat (2023-11-01). "Jenderal Agus Subiyanto, Jago Gelut, Juara Menembak, Mahir Bermusik". Detik News. Diakses tanggal 2024-12-23. 
  11. ^ a b Subiyanto, S.E., M.Si. 2021, hlm. 33-48.
  12. ^ Subiyanto, S.E., M.Si. 2021, hlm. 99-112.
  13. ^ "Pernah Dianiaya Polisi Militer Kini Agus Subiyanto Jadi Panglima TNI". Detik News. 2023-11-22. Diakses tanggal 2024-12-24. 
  14. ^ Subiyanto, S.E., M.Si. 2021, hlm. 51-96.
  15. ^ a b c Nasrudin Yahya, Achmad (2023-11-22). "Profil Agus Subiyanto, Jenderal Kopassus yang Kini Jabat Panglima TNI". Kompas. Diakses tanggal 2024-12-26. 
  16. ^ a b c d Subiyanto, S.E., M.Si. 2021, hlm. 115-132.
  17. ^ Nasution 1980.
  18. ^ AD, Oleh Admin TNI (2023-10-25). "Dilantik Presiden Pagi Ini, Jenderal TNI Agus Subiyanto Resmi Jabat Kasad". tniad.mil.id. Diakses tanggal 2024-01-11. 
  19. ^ "Panglima TNI Menjadi Saksi Suksesi Kepemimpinan TNI AD di Istana Negara". TNI MIL ID. 2023-10-23. Diakses tanggal 2023-01-11. 
  20. ^ "Serah Terima Jabatan Panglima TNI dari Laksamana TNI Yudo Margono Kepada Jenderal TNI Agus Subiyanto - tni.mil.id". Diakses tanggal 2023-11-22. 
  21. ^ Safitri, Kiki; Prabowo, Dani (4 Oktober 2024). "Kapolri Sematkan Bintang Bhayangkara Utama Kepada Panglima TNI, KSAL, KSAD dan KSAU". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Oktober 2024. Diakses tanggal 4 Oktober 2024. 
  22. ^ TNI, Puspen (2024-07-12). "Panglima TNI Terima Meritorious Service Medal Singapura". tni.mil.id. Diakses tanggal 2024-07-12. 
  23. ^ "Penyematan Roda Kompas Tandai Pengangkatan Kasad Jadi Warga Kehormatan Utama Korps Brimob". Dinas Penerangan TNI AD. 16 November 2023. Diakses tanggal 16 November 2023. 
  24. ^ "Terima Brevet Hiu Kencana, Panglima TNI dan Kasad Resmi Jadi Warga Kehormatan TNI AL". mediabudayaindonesia.com. Diakses tanggal 2024-03-02. 
  25. ^ "Panglima TNI Terima Pin Gajah Mada, Sebagai Simbol Warga Kehormatan Puspomad". Tentara Nasional Indonesia. 8 Juni 2024. 

Daftar pustaka

  1. Subiyanto, Mayor Jenderal TNI Agus (2021). Believe, Based on True Story about Faith, Dream and Courage. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-623-346-209-9. 
  2. Nasution, Abdul Haris (1965). Fundamentals of Guerrilla Warfare. Pall Mall Press. 
  3. Nasution, Abdul Haris (1980). Pokok-pokok gerilya : dan pertahanan Republik IIndonesia di masa yang lalu dan yang akan datang. Bandung: Angkasa. 

Pranala luar

Jabatan militer
Didahului oleh:
Yudo Margono
Panglima Tentara Nasional Indonesia
2023–sekarang
Petahana
Didahului oleh:
Dudung Abdurachman
Kepala Staf Angkatan Darat
2023
Diteruskan oleh:
Maruli Simanjuntak
Didahului oleh:
Bakti Agus Fadjari
Wakil Kasad
2022–2023
Diteruskan oleh:
Arif Rahman
Didahului oleh:
Nugroho Budi Wiryanto
Pangdam III/Siliwangi
2021–2022
Diteruskan oleh:
Kunto Arief Wibowo
Didahului oleh:
Maruli Simanjuntak
Komandan Paspampres
2020–2021
Diteruskan oleh:
Tri Budi Utomo
Didahului oleh:
Novi Helmy Prasetya
Komandan Korem 061/Surya Kencana
2020
Diteruskan oleh:
Achmad Fauzi
Didahului oleh:
Muhammad Saleh Mustafa
Wadanpussenif Kodiklatad
2019–2020
Diteruskan oleh:
Achmad Daniel Chardin
Didahului oleh:
Muhammad Saleh Mustafa
Danrem 132/Tadulako
2017–2018
Diteruskan oleh:
Agus Sasmita