Misa
Misa adalah perayaan ekaristi dalam ritus liturgi Barat dari Gereja Katolik Roma, tradisi Anglo-Katolik dalam Gereja Anglikan, dan beberapa Gereja Lutheran. Di negara-negara Baltik dan Skandinavia, ibadah ekaristi Gereja Lutheran juga disebut "Misa".
Istilah Misa berasal dari kata bahasa Latin kuno missa yang secara harafiah berarti pergi berpencar atau diutus. Kata ini dipakai dalam rumusan pengutusan dalam bagian akhir Perayaan Ekaristi yang berbunyi "Ite, missa est" (Pergilah, tugas perutusan telah diberikan) yang dalam Tata Perayaan Ekaristi di Indonesia dipakai rumusan kata-kata "Marilah pergi. Kita diutus."[1]
Perayaan Ekaristi dalam Gereja-Gereja Timur, termasuk Gereja-Gereja Timur yang berada dalam persekutuan penuh dengan Tahta Suci Roma menggunakan istilah lain, misalnya Liturgi Suci, Qurbana Kudus, dan Badarak. Denominasi Barat yang tidak berada dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik Roma, seperti Kekristenan Calvinis, biasanya lebih suka menggunakan istilah lain.
Menurut Lima Perintah Gereja umat Katolik diwajibkan mengikuti misa pada hari Minggu dan hari raya lain yang disetarakan dengan hari Minggu. Di luar hari-hari itu juga diselenggarakan misa - yang oleh umat Katolik biasa dinamakan misa harian - namun umat Katolik tidak diwajibkan untuk ikut serta.
Pelaksanaan Misa diatur berdasar Tata Perayaan Ekaristi (TPE). TPE Baru untuk Gereja Katolik di Indonesia diberlakukan (dipromulgasikan) sejak Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus pada tahun 2005, pada hari Minggu 29 Mei 2005. TPE sebelumnya -- yang digunakan sejak tahun 1977 -- merupakan edisi percobaan. Dalam TPE Baru Doa Syukur Agung dan doa presidensial lain didoakan oleh Imam dan umat mengikutinya dalam batin (untuk menekankan kekhusyukan dan kesadaran akan Tuhan yang hadir di tengah-tengah mereka), seperti yang dilakukan oleh Gereja Katolik di tempat lain.
Tata Perayaan Ekaristi
Pembukaan
- Perarakan Pastor/Imam Selebran dan pelayan lainnya menuju altar diiringi lagu pembukaan atau antifon pembukaan, pada hari raya dilakukan pendupaan.
- Tanda salib
- Selebran membuka perayaan Ekaristi dengan memimpin Tanda Salib
- Salam pembukaan dan Pengantar
- Perayaan ekaristi diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo)
- Pengantar digunakan untuk mengarahkan umat pada inti dan misteri perayaan.
- Doa Tobat dan pernyataan Tuhan Kasihanilah Kami
- Dapat menggunakan rumusan umum Doa Tobat dilanjutkan dengan Tuhan Kasihanilah Kami
- Dapat juga menggunakan rumusan pujian kepada Yesus dan memohon belas kasih-Nya yang dipadukan dengan Tuhan Kasihanilah Kami
- Dapat juga menggunakan pemercikan air suci sebagai peringatan akan pembaptisan
- Diakhiri dengan seruan absolusi "Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal" yang dijawab umat dengan "Amin"
- Madah Kemuliaan
- Kemuliaan hanya diucapkan/dinyanyikan pada hari Minggu dan hari raya yang disetarakan dengan hari Minggu, di luar masa Prapaskah dan Adven
- Doa Pembuka
Liturgi Sabda
- Pada hari Minggu atau Hari Raya, dibacakan tiga bacaan dari kitab suci. Pada hari biasa, dibacakan dua bacaan saja.
- Bacaan Pertama
- Bila terdapat tiga bacaan maka Bacaan Pertama diambil dari Perjanjian Lama atau Kisah Para Rasul pada masa Paskah. Bila hanya dua bacaan pada hari biasa, Bacaan Pertama diambil dari Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru selain Injil
- Pada akhir bacaan, Lektor menutup dengan rumusan "Demikianlah Sabda Tuhan" dan umat menjawab dengan "Syukur kepada Allah"
- Mazmur Antar Bacaan
- Pemazmur mendaraskan refren dan ayat-ayat Mazmur dan umat mengulang bagian refren
- Bacaan Kedua, dari Perjanjian Baru selain Injil atau Wahyu Yohanes
- Pada akhir bacaan, Lektor menutup dengan rumusan "Demikianlah Sabda Tuhan" dan umat menjawab dengan "Syukur kepada Allah"
- Alleluya
- Bacaan Injil
- Bacaan Injil diambil dari ketiga Injil Sinoptik berdasarkan tiga Tahun Liturgi diselingi dengan Injil Yohanes
- Injil hanya dibacakan oleh imam atau diakon tertahbis, tidak oleh umat biasa.
- Bila Injil dibacakan oleh diakon, ia akan meminta berkat terlebih dahulu pada pastor/imam. Bila Injil dibacakan oleh imam sementara misa dipimpin oleh uskup, maka imam juga akan meminta berkat kepada uskup
- Bacaan diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo)
- Salam dilanjutkan dengan "Inilah Injil Yesus Kristus menurut (Matius/Markus/Lukas/Yohanes)" dan umat menjawab dengan "dimuliakanlah Tuhan" sambil membuat tanda salib pada dahi, mulut dan dada. Pada hari raya, Injil didupai.
- Seusai pembacaan Injil, dinyatakan Aklamasi Injil dengan ucapan "Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya" dan umat menjawab dengan "Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami."
- Homili
- Syahadat atau Credo
- Dapat menggunakan rumusan Syahadat Nicea-Konstantinopel atau Syahadat Para Rasul.
- Doa Umat
- Ujud-ujud doa dibawakan oleh diakon/lektor lalu pembaca doa umat tersebut mengatakan "Kami mohon" umat menjawab "Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan."
Liturgi Ekaristi
- Persiapan Persembahan
- Diawali dengan kolekte
- Wakil-wakil umat menghantar bahan-bahan persembahan: roti dan anggur yang akan dikuduskan, dan persembahan lain untuk keperluan Gereja
- Dalam misa sederhana, roti dan anggur dapat sudah berada di bagian lain dari altar
- Roti hosti terbuat dari gandum tanpa ragi, diletakkan dalam piala, diletakkan di atas patena dan ditutup dengan korporal
- Anggur, dipersembahkan dalam ampul terpisah dengan air
- Penghunjukkan Persembahan
- Selebran mengatur susunan piala dan patena di atas korporal, kemudian mencampurkan beberapa tetes air ke dalam anggur dalam piala
- Selebran menghunjukkan hosti sambil mengucapkan rumusan "Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan" dan umat menjawab "Terpujilah Allah selama-lamanya"
- Kemudian selebran mengangkat piala berisi campuran air dan anggur sambil mengucapkan rumusan "Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani" dan umat menjawab "Terpujilah Allah selama-lamanya"
- Pada misa hari raya selebran mendupai persembahan dan altar. Misdinar lalu mendupai selebran dan umat lainnya.
- Doa Persiapan Persembahan
- Selebran mengucapkan doa persembahan dengan ajakan "Berdoalah, saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa" dan umat menjawab dengan "Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus"
- Prefasi
- Prefasi diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo) dan dilanjutkan dengan dialog "Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan" yang dijawab dengan "Sudah kami arahkan" dan "Marilah bersyukur kepada Allah Tuhan kita" yang dijawab dengan "Sudah layak dan sepantasnya"
- Prefasi selanjutnya dinyanyikan/didoakan oleh selebran dan disambung dengan syair aklamasi Kudus dengan rumusan "Kami melambungkan madah kemuliaan dengan tak henti-hentinya bernyanyi/berdoa"
- Kudus
- Kudus atau Sanctus dapat diucapkan atau dinyanyikan
- Doa Syukur Agung
- Doa Syukur Agung diucapkan (atau dinyanyikan) oleh selebran saja.
- Bagian pertama Doa Syukur Agung berisi doa permohonan agar Roh Kudus menguduskan roti dan anggur
- Bagian terpenting dalam Doa Syukur Agung adalah kisah institusi dan konsekrasi, yaitu perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus secara transsubstansial.
- Kisah Institusi mengutip ucapan Yesus pada Perjamuan Terakhir yaitu "Terimalah dan akanlah. Inilah TubuhKu yang diserahkan bagimu" dan "Terimalah dan minumlah. Inilah piala darahKu, darah perjanjian baru dan kekal yang ditumpahkan bagimu dan semua orang demi pengampunan kekal. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku." Kalimat "lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku" -lah yang menjadi dasar terselenggaranya Perayaan Ekaristi
- Seusai konsekrasi diucapkan/dinyanyikan aklamasi anamnesis, menyatakan tiga misteri iman Kristen: kematian Kristus, kebangkitan Kristus dan kedatanganNya kembali.
- Seusai anamnesis, doa syukur agung dilanjutkan dengan doa dengan ujud khusus: bagi arwah para santo dan santa maupun umat biasa, doa bagi Paus dan uskup setempat
- Doksologi
- Doa Syukur Agung ditutup dengan Doksologi dengan selebran mengangkat piala dan hosti sambil mengucapkan "Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam DIa, bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa" dan umat berkata "Amin". Jikalau Doa Syukur Agung ini dinyanyikan, maka "Amin" dinyanyikan. (TPE 1993)
- Doa Bapa Kami
- Doa Bapa Kami dapat diucapkan atau dinyanyikan
- Selebran dapat menambahkan embolisme pada akhir Doa Bapa Kami dengan ucapan "Ya Bapa bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan berilah kami damaiMu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya kami dapat hidup dengan rukun, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram sambil mengharapkan kedatangan penyelamat kami Yesus Kristus" dan umat menjawabnya dengan "Sebab Tuhanlah Raja, yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya. Amin"
- Doa Damai
- Selebran mendoakan doa mohon damai dan mengucapkan "Damai Tuhan bersamamu" yang dijawab dengan "Dan bersama rohmu" dan dapat diikuti dengan ungkapan, misalnya dengan memberikan salam damai, menjabat tangan orang-orang yang ada di sekitar, atau ungkapan lain yang sesuai
- Pemecahan hosti dan Anak Domba Allah atau Agnus Dei
- Komuni
- Komuni diawali dengan selebran mengangkat tinggi hosti dan piala anggur yang telah dikonsekrasikan sambil mengucapkan "Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuannya" dan umat menjawab "Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh", kemudian Imam berkata "Tubuh dan Darah Kristus", dan ditanggapi oleh umat dengan berkata "Amin".
- Selanjutnya selebran menerima komuninya, kemudian memberikannya pada pelayan petugas pembagi komuni, kemudian kepada para petugas altar dan misdinar dan kemudian kepada umat lainnya.
- Umat dapat menerima komuni dalam satu rupa atau dua rupa dalam kesempatan khusus. Ajaran iman Gereja Katolik mengajarkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara satu rupa maupun dua rupa. Dalam Tubuh Kristus terdapat pula Darah Kristus.
- Pembagi komuni akan mengucapkan "Tubuh Kristus" (Corpus Christi) dan penerima komuni menjawab "Amin" (Amen) dengan sikap hormat.
Penutup
- Antifon Komuni
- Setelah selesai komuni, selebran membersihkan patena dan piala dengan purifikatorium
- Umat dapat mendoakan/menyanyikan madah pujian sesudah komuni
- Doa Sesudah Komuni
- Sesudah doa sesudah komuni pengumuman dapat dibacakan, ataupun pengumuman dapat dibacakan sebelum doa sesudah komuni, tergantung kebiasaan imam yang memimpin misa tersebut.
- Berkat dan pengutusan
- Berkat diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) atau "Tuhan sertamu" dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo) atau "dan sertamu juga"
- Ada bentuk berkat sederhana dengan selebran merentangkan tangan ke arah umat dan memberkati dengan tanda salib dengan seruan "Semoga Saudara sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa, Putra dan Roh Kudus" sementara umat membuat tanda salib dan menjawab "Amin"
- Ada pula bentuk berkat meriah dengan tiga ayat permohonan berkat bagi umat yang masing-masing dijawab dengan "Amin"
- Kemudian Imam mengatakan "Dengan ini perayaan Ekaristi sudah selesai, marilah kita membawa damai Tuhan", lalu umat berkata "Syukur kepada Allah".
- Bentuk pengutusan adalah kalimat "Marilah pergi. Kita diutus.", yang dijawab umat dengan "Amin"
Lihat pula
Referensi
- ^ Missa adalah kata Latin kuno yang searti dengan kata Latin klasik missio (The Liturgy of the Mass di Catholic Encyclopedia). "Secara harafiah missa artinya 'pembubaran'. Akan tetapi dalam Kekristenan lama-kelamaan kata missa dimaknai secara lebih mendalam. Kata 'pembubaran' dikaitkan dengan pengembanan suatu 'misi'. Kata ini mengekspresikan sifat misioner dari Gereja" (Pope Benedict XVI, Sacramentum caritatis, 51).