Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang beribukotakan Kendari.
Sulawesi Tenggara | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Dasar hukum pendirian | UU 13/1964 |
Tanggal | 22 September 1964 |
Ibu kota | Kendari |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Gubernur | Nur Alam, SE. |
Luas | |
• Total | 38,140 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1,959,414 (2.005) |
Demografi | |
• Agama | Islam, Kristen, Hindu |
• Bahasa | Bahasa Indonesia |
Kode Kemendagri | 74 |
Kode BPS | 74 |
Lagu daerah | Peia Tawa-tawa |
Situs web | www.sultra.go.id |
Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' - 06°15' Lintang Selatan dan di antara 120°45' - 124°30' Bujur Timur dan mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² atau 3.814.000 ha dan wilayah perairan (laut) seluas 110.000 km² atau 11.000.000 ha.
Sejarah
Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah Otonom berdasar Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No. 13 Tahun 1964. Pada awalnya terdiri atas 4 (empat) kabupaten yaitu: Kabupaten Kendari, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Muna, dan Kabupaten Buton dengan Kota Kendari sebagai ibukota provinsi. Setelah pemekaran, Sulawesi Tenggara mempunyai 10 kabupaten dan 2 kota.
Demografi
Pada tahun 1990 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sekitar 1.349.619 jiwa. Kemudian tahun 2000 meningkat menjadi 1.776.292 jiwa dan berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik tahun 2005 adalah sejumlah 1.959. 414 jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara selama tahun 1990-2000 adalah 2,79% per tahun dan tahun 2004-2005 menjadi 0,02. Laju pertumbuhan penduduk menurut kabupaten selama kurun waktu 2004-2005 hanya kota Kendari dan Kabupaten Muna yang menunjukan pertumbuhan yang positif yaitu 0,03 % dan 0,02 % per tahun, sedangkan kabupaten yang lain menunjukkan pertumbuhan negatif.
Struktur umur penduduk Sultra pada tahun 2005, penduduk usia di bawah 15 tahun 700.433 jiwa / 35,75% dari total penduduk. Sedangkan penduduk perempuan mencapai 984.987 jiwa (20.27%) dan penduduk laki-laki mencapai 974.427 jiwa (49,73%).
Pembagian Etnis Berdasarkan Bahasa
Hingga kini telah teridentifikasi 22 etnis asli di Sulawesi Tenggara berdasarkan perbedaan bahasa yang dipergunakan (ethnolinguistic groups), yang separuhnya berada di wilayah Buton baik daratan maupun kepulauan. Potret kehidupan mereka relatif sama.
Berikut 22 entis tersebut serta pemaparannya : 1. Bajau 2. Busoa 3. Cia-Cia 4. Kaimbula 5. Kamaru 6. Kioko 7. Kodeoha 8. Kulisusu 9. Kumberaha 10. Lasalimu 11. Liabuku 12. Moronene 13. Muna 14. Pancana 15. Rahambuu 16. Taloki 17. Tolaki 18. TukangBesi North 19. TukangBesi South 20. Waru 21. Wawonii 22. Wolio
1. BAJAU (Badjaw, Badjo, Bajo, Bajao, Bayo, Gaj, Luaan, Lutaos, Lutayaos, Sama, Orang Laut, Turije’ne’) 50,000 di seluruh negeri (1977 Pallesen SIL); 25,000 di Sulawesi Tengah (1979 Barr); 8,000 hingga 10,000 di Sulawesi Selatan (1983 C. Grimes SIL); 5,000 atau lebih di Maluku Utara (1982 C. Grimes SIL); beberapa ribu di Nusa Tenggara (1981 Wurm dan Hattori). Di Sulawesi Selatan di kabupaten Selayar, Bone, dan Pangkep. Di pantai timur Sulawesi Tenggara di Wowonii, Muna, Buton gaian utara, Kabaena, Kepualuan Tukang Besi bagian utara. Tersebar luas di seluruh Sulawesi, Maluku Utara (Bacan, Obi, Kayoa, dan Pulai Sula), Kalimantan, dan pulau-pulau di Laut Sunda Timur. Bahasa Bajau yang lain ada di Sabah, Malaysia, dan Philippina bagian selatan. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sama-Bajaw, Sulu-Borneo, Borneo Coast Bajaw. Dialek: Jampea, Same’, Matalaang, Sulamu, Kajoa, Roti, Jaya Bakti, Poso, Tongian 1, Tongian 2, Wallace. Dikenal sebagai Bayo dan Turijene dalam Bahasa Makassar. Dikenal sebagai Bajo dalam bahasa Bugis. Mungkin mencakup beberapa bahasa. Bahasa agak kasar dipergunakan di Maluku Utara. Ada sekolah di beberapa desa. Mereka tinggal di suatu rumah yang dibangun dil laut. Akses dengan laut. Teluk kecil, pulau, karang, Orang laut. Muslim, agama tradisional.
2. BUSOA 500 (1991 René van den Berg SIL). Sulawesi Tenggara, Kecamatan Batauga, pantai barat daya Pulau Buton, sebelah selatan wilayah Katobengke-Topa-Sulaa-Lawela. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Muna-Buton, Muna. 84% kemiripan bahasa dengan Kambe-Kambero, 70% hingga 79% dengan dialek Muna, 71% dengan Muna, 76% dengan Lantoi. Kambe-Kambero berbagi inovasi dengan Kaimbulawa, dan mungkin bukan dialek Busoa. Muslim.
3. CIA-CIA (Buton Selatan, Butung Bagian Selatan, Buton, Orang Buton, Boetoneezen) 15,000 (1986 SIL). Sulawesi Tenggara, Pulau Buton bagian selatan. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Muna-Buton, Buton. Dialek: Kaesabu, Sampolawa (Mambulu-Laporo), Wabula, Masiri. 93% kemiripan bahasa dengan Masiri, 74% dengan Kambe-Kambero, 69% dengan Busoa, 67% dengan Lantoi, 66% dengan Liabuku, 61% dengan Wolio, 60% dengan Muna. Dialek Wabula memiliki sub-dialek Wabula, Burangasi, Wali, Takimpo, Kondowa, Holimombo. “Cia-Cia” adalah nama yang sering digunakan, meskipun itu terminologi negatif. Muslim.
4. KAIMBULAWA 1,500 (1991 René van den Berg SIL). Sulawesi Tenggara, bagian Pulau Siompu. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Muna-Buton, Muna. Dialek: Lantoi, Kambe-Kambero. Suatu bahasa tersendiri; bukan dialek Muna atau Cia-Cia. 96% lkemiripan bahasa dengan Lantoi, 75% dengan Busoa, 64% hingga 74% dengan dialek Muna, 64% dengan Muna, 70% dengan Liabuku, 66% dengan Cia-Cia, 58% dengan Wolio, 45% dengan Kaledupa. Muslim.
5. KAMARU [2,000 (1979 Burhanuddin). Pulau Buton bagian tenggara, Sulawesi Tenggara. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Muna-Buton, Buton. 68% kemiripan bahasa dengan Lasalimu, 67% dengan Wolio, 54% dengan Cia-Cia, 51% dengan Pancana, 49% dengan Tukangbesi, 45% dengan Muna. Muslim.
6. KIOKO 1,000 (1991 René van den Berg SIL). Sulawesi tenggara, Kecamatan Kulisusu di Pulau Buton. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Muna-Buton, Muna. Dialek: Kioko, Kambowa. Dilaporkan menjadi bahasa tersendiri. Mungkin merupakan bagian bahasa Pancana. 82% kemiripan bahasa dengan Kambowa, 81% dengan dialek Laompo Muna, 74% dengan Muna, 75% dengan Liabuku dan Busoa. Muslim.
7. KODEOHA (Kondeha) 1,500 (1991 D. Mead SIL). Sulawesi Tenggara, kabupaten Kolaka, Kecamatan Lasusua, pantai barat Kolaka. 4 desa. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Sulawesi Tengah, tengah Barat, Bungku-Mori-Tolaki, Tolaki. 75% kemiripan bahasa dengan Rahambuu; 70% dengan Tolaki, Mekongga, dan Waru; 54% dengan kelompok Mori dan Bungku. Bahasa Bugis digunakan sebagai bahasa kedua. Muslim.
8. KULISUSU (Kalisusu, Kolinsusu, Kolensusu) 22,000 (1995 SIL). Sulawesi Tenggara, Kecamatan Kulisusu dan Bonegunu di Pulau Buton bagian utara. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia barat, Sulawesi, Sulawesi Tengah, tengah Barat, Bungku-Mori-Tolaki, Bungku. 81% kemiripan bahasa antara dialek, 77% dengan Taloki, 75% dengan Koroni, 66% dengan Wawonii dan Bungku, 65% dengan Moronene, 54% dengan Mori dan Tolaki. Muslim.
9. KUMBERAHA 250 (1995 SIL). Kecamatan Lasalimu di Buton tenggara. Tidak terklasifikasi. Muslim.
10. LASALIMU 2,000 (1979 Bhurhanuddin). Bagian tenggara Pulau Buton Island, Kecamatan Lasalimu, Sulawesi Tenggara. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Muna-Buton, Buton. 68% kemiripan bahasa dengan Kamaru, 64% dengan Cia-Cia, 57% dengan Tukangbesi, 51% dengan Pancana, 50% dengan Wolio dan Muna. Muslim.
11. LIABUKU 500 hingga 1,500 mungkin (1991 R. van den Berg SIL). Sulawesi Tenggara, satu desa, utara Baubau di Kecamatan Bungi dan Kapontori, Buton selatan. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Muna-Buton, Muna. Cukup berlainan dari Muna; mungkin bagian dari Bahasa Pancana. 82% kemiripan bahasa dengan dialek Burukene Muna, 72% hingga 76% dengan dialek Muna, 72% dengan Muna, 75% dengan Kioko. Muslim.
12. MORONENE (Maronene) 31,000, termasuk 20,000 di Moronene, 11,000 di Tokotu’a (1991 D. Mead SIL). Sulawesi Tenggara, Kabupaten Buton. Dialek Tokotu’a di Pulau Kabaena, Wita Ea di daratan Kabupate Buton berhadapan dengan Kabaena, dengan Sub-dialek Rumbia di kacamatan Rubia, dan sub-dialek Poleang di Kecamatan Poleang, Poleang Timur, dan Watubangga, Kabupaten Kolaka. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia barat, Sulawesi, Sulawesi Tengah, Tengah Barat, Bungku-Mori-Tolaki, Bungku. Dialek: Wita Ea (Rumbia, Poleang, Moronene), Tokotu’a (Kabaena). Dialek Moronene mempunyai 80% kemiripan bahasa dengan Tokotu’a; 68% dengan Wawonii-Menui, 66% dengan Kulisusu, 65% dengan Taloki, Koroni, Tulambatu, 64% dengan Bungku, dan 57% dengan Tolaki. Dulunya ada kerajaan. Muslim, Kristen.
13. MUNA (Wuna, Mounan) 227,000 (1989 van den Berg), termasuk 600 di Ambon (1985 SIL). 150,000 Standard Muna, 10,000 Tiworo, 7,000 Siompu, 60,000 Gumas (1989 van den Berg). Pulau Muna Sulawesi Tenggara, pantai barat daya Pulau Buton, dan Ambon, Maluku Tengah. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Muna-Buton, Muna. Dialek: Standard Muna (Muna utara), Gumas (Muna selatan), Siompu, Tiworo (Muna timur). Wuna adalah nama pribadi. 71% kemiripan bahasa dengan Pancana, 62% dengan Cia-Cia, 52% dengan Wolio, 50% dengan Lasalimu, 47% dengan Tukangbesi, 45% dengan Kamaru. Sub-dialek Standard Muna adalah: Tungkuno, Kabawo, Lawa, Katobu, Tobea Besar; Gumas adalah: Gu, Mawasangka, Lakudo, Wale-Ale, Lawama, Kadatua, Lowu-Lowu, Kalia-Lia, Katobengke, Topa, Salaa, Lawela, Laompo, Burukene. Muslim, Kristen.
14. PANCANA (Pantjana) 15,000 (1979 Bhurhanuddin). Sulawesi Tenggara, dekat Muna, Pulau Buton tengah. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Muna-Buton, Muna. Dialek: Kapontori, Kalende (Lawele), Labuandiri. Nama dialek juga menempati nma. 71% kemiripan bahasa dengan Muna, 57% dengan Cia-Cia. Mungkin lebih dari satu bahasa; Muslim.
15. RAHAMBUU (Wiau, Wiaoe) 5,000 (1991 SIL). Sulawesi Tenggara, Kabupaten Kolaka, Kecamatan Pakue, pantai barat Kodeoha. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Sulawesi Tengah, Tengah Barat, Bungku-Mori-Tolaki, Tolaki. 87% kemiripan bahasa diantara dialek, 75% dengan Kodeoha, 70% dengan Tolaki, Mekongga, dan Waru; 54% dengan Mori dan Bungku. Muslim.
16. TALOKI (Taluki) 500 (1995 SIL). Sulawesi Tenggara, pantai barat daya Pulau Buton, Kecamatan Wakorumba, Desa Maligano, dan mungkin beberapa di Pulau Buton Selatan, Kecamatan Kapontori, Desa Wakalambe. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Sulawesi Tengah, tengah Barat, Bungku-Mori-Tolaki. 77% kemiripan bahas dengan Kulisusu; 75% dengan Koroni; 66% dengan Wawonii, Bungku, Tulambatu; 65% dengan Moronene. Para penutur dilaporkan memiliki dwibahasa yang dtinggi di Muna. Muslim.
17. TOLAKI (To’olaki, Lolaki, Lalaki, Laki, Kolaka, “Noie”, “Noihe”, “Nehina”, “Nohina”, “Nahina”, “Akido”) 281,000, termasuk 230,000 Konawe, 50,000 Mekongga, 650 Asera, lebih sedikit dari 100 Wiwirano, 200 Laiwui (1991 D. Mead SIL). Sulawesi Tenggara, Kendari dan Kolaka. Mekongga di Pegunungan Mekongga di pinggiran barat dekat Soroako. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Sulawesi Tengah, tengah Barat, Bungku-Mori-Tolaki, Tolaki. Dialek: Wiwirano, Asera, Konawe (Kendari), Mekongga (Bingkokak), Norio, Konio, Tamboki (Tambbuoki), Laiwui (Kioki). Wiwirano memiliki 88% kemiripan bahasa dengan Asera, 84% dengan Konawe, 85% dengan Mekongga, 81% dengan Laiwui, 78% dengan Waru, 70% dengan Rahambuu dan Kodeoha, 54% dengan Mori dan Bungku. Mekongga memiliki 86% kemiripan dengan Konawe, 80% dengan Laiwui. Tes kejelasan dibutuhkan dengan dialek yang tersusun diatas, Mekongga, dan Waru. Nama-nama negatif tidak lagi dipergunakan. Wiwirano hanya dituturkan oleh para tetua. Kamus. Tatabahasa. Muslim, Kristen.
18. TUKANGBESI NORTH (Wakatobi) 120,000 termasuk 60,000 di Maluku (1995 SIL); beberapa ratus di Singapore. Pulau-pulau bagian utara Kepulauan Tukangbesi, Kaledupa dan Wanci, beberapa ratus di Singapore dan Kota Baubau; di Bacan, Taliabu, Mongole, Buru, Sulabesi, Seram, dan Pulau Ambon di Maluku; Irian Jaya; dan Sumbawa. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Muna-Buton, Tukangbesi-Bonerate. Dialek: Kaledupa (Kahedupa), Wanci (Wanji, Wantji, Wanje, Wangi- Wangi). 80% kemiripan bahasa antara Kaledupa dan Wanci; mungkin bahasa terpisah. 70% hingga 75% dengan Tukangbesi Selatan, 48% dengan Lasalimu, 47% dengan Cia-Cia, 40% dengan Kamaru, rata-rataf 35% dengan bahas-bahasa tetangga. Muslim.
19. TUKANGBESI SOUTH (Tukang-Besi, Wakatobi) 130,000 termasuk 100,000 di Maluku (1995 SIL). Pulau-pualu selatan Kepulauan Tukangbesi, (Binongko dan Tomea); Taliabu, Mongole, Sulabesi, Buru, Seram, Ambon, dan Kapulauan Alor di Maluku; Dialek Bonerate di Bonerate, Madu, Kalaotoa, dan Pulau Karompa di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan; banyak pemukiman di seluruh Irian Jaya Barat. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Muna-Buton, Tukangbesi-Bonerate. Dialek: Binongko, Tomea (Tomia). Binongko memiliki 85% kemiripan bahasa dengan Tomea, 81% dengan Bonerate, Tomea 79% dengan Bonerate. 70% hingga 75% dengan Tukangbesi Utara, 48% dengan Cia-Cia, 49% dengan Lasalimu, rata-rata 35% dengan bahasa tetangga. Muslim.
20. WARU (Mopute, Mapute) 350 (1991 SIL). Sulawesi Tenggara, Kabupaten Kendari, Kecamatan Asera, Desa Mopute dekat Sunga Lindu. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Sulawesi Tengah, Tengah Barat, Bungku-Mori-Tolaki, Tolaki. Dialek: Waru, Lalomerui. Dialek Waru memiliki 86% kemiripan bahasa dengan Lalomerui, 79% dengan Dialek Tolaki dan Mekongga, 70% dengan Rahambuu dan Kodeoha, 54% dengan kelompok Mori dan Bungku. Test kejelasan dibutuhkan dengan Bahasa Tolaki. Muslim.
21. WAWONII (Wowonii) 22,000, termasuk 14,000 Wawonii, 7,500 Menui (1991 D. Mead SIL). Sulawesi Tenggara, Pulau Wawonii dan Menui dekat Kendari. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Sulawesi Tengah, Tengah Barat, Bungku-Mori-Tolaki, Bungku. Dialek: WAWONII, MENUI. 75% kemiripan bahasa dengan Bungku dan Tulambatu; 66% dengan Taloki, Kulisusu, dan Koroni; 65% dengan Moronene. Muslim.
22. WOLIO (Baubau, Buton, Butung, Butonese, Boetoneezen) 25,000 to 35,000 (1990). bagian barat daya Pulau Buton di Bau-Bau dan masyarakat sekitar, Sulawesi Tenggara. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia, Sulawesi, Muna-Buton, Buton. Wolio adalah bahasa yang dipakai di istana Sultan di Baubau dan masyarakat sekitar, dan dahulu digunakan oleh para bangsawan di wilayah ini. Bahasa daerah resmi. Memiliki dasar tulisan Bahasa Arab. Nama ‘Buton’ biasanya digunakan secara umum di Sulawesi Tenggara untuk mengacu ke Wolio; di luar Sulawesi Tenggara mengacu kepada orang-orang dari Sulawesi Tenggara, atau kadang-kadang membingungkan dengan Orang Bajo sebagai pelayar. 61% kemiripan bahasa dengan Cia-Cia, 60% dengan Masiri dan Lantoi. Survey dialek dibutuhkan di Buton Selatan dan Tengah, Bungi, Sorawolio, Kapontori, Pasar Wajo, Sampolawa, Betoambari, dan Batauga. Bahasa perdagangan. Muslim.
Perekonomian
Beberapa komoditi unggulan Sulawesi Tenggara, antara lain:
- Pertanian, meliputi kakao, mede, kelapa, cengkeh, kopi, pinang lada dan vanili
- Kehutanan, meliputi kayu gelondongan dan kayu gergajian
- Perikanan, meliputi perikanan darat dan perikanan laut
- Peternakan, meliputi sapi, kerbau dan kambing
- Pertambangan, meliputi aspal, nikel, emas, marmer, batu setengah permata, onix, batu gamping dan tanah liat
- Pariwisata, meliputi
- Wisata sejarah seperti: 1. Benteng Keraton Buton, di Kota Baubau yang merupakan benteng terluas di dunia; 2. Istana Malige, di Kota Baubau dengan arsitektur khas Suku Buton dan merupakan bangunan adat yang tidak menggunkan paku; 3. Kasulana Tombi, di Kota Baubau yang merupakan bekas tiang bendera Kesultanan Buton yang umurnya lebih dari tiga abad; 4. Masjid Agung Keraton Buton (Masigi Ogena), di Kota Baubau yang merupakan masjid pertama yang berdiri di Sulawesi Tenggara; 5. Kampua, di Kota Baubau yang merupakan mata uang Kerajaan dan Kesultanan Buton;
- Wisata budaya seperti: 1. Tenunan Buton di kota Baubau, Kabupaten Buton dan Kabupaten Buton Utara; 2. Tenun Ikat di Kabupaten Wakatobi, 3. Tari Lariangi dari Kabupaten Wakatobi; 4. Tari Balumpa dari Kabupaten Wakatobi; 5. Pekande-kandea, upacara adat masyarakat Buton Raya (Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, Kota Baubau, Kabupaten Wakatobi); 6. Pengrajin Besi di Tomia, Kabupaten Wakatobi, 7. Upacara Adat Posuo (Masyarakat Buton Raya); 8. Upacara Adat Kabuenga, dari Kabupaten Wakatobi; 9. Upacara Adat Karia, dari Wangi-wangi di Kabupaten Wakatobi, 10. Upacara Adat Mataa, dari Kabupaten Buton, 11. Upacara Adat Tururangiana Andala, dari Pulau Makassar di Kota Baubau, 12. Layang-layang tradisional Khagati dari Kabupaten Muna; 13. Tari Potong Pisang dari Kabaena di Kabupaten Bombana; 14. Aduan Kuda dari Kabupaten Muna; 15 Upacara Adat Religi Goraana Oputa oleh masyarakat Buton Raya; 16. Upacara Adat Religi Qunua oleh masyarakat Buton Raya; 17. Gambus & Dole-dole, Alat musik khas masyarakat Buton Raya; 19. Atraksi Perahu Naga di Kota Baubau; 20. Tari Lulo Alu dari Kabaena Kabupaten Bombana; 21. Upcara adat Bangka Mbule Mbule di Kabupaten Wakatobi;
- Wisata Alam seperti: 1. Taman Laut Nasional Wakatobi di Kabupaten Wakatobi yang merupakan surga bawah laut segitiga karang dunia yang memiliki spesies terumbu karang sebanyak 750 dari 850 spesies karang dunia; 2. Pantai Nirwana di Kota Baubau; 3. Pantai Lakeba di Kota Baubau; 4. Gua Moko di Kota Baubau; 5. Gua lakasa di Kota Baubau; 6. Pantai Kamali di Kota Baubau; 7. Wantiro di Kota Baubau; 8. Hutan Tirta Rimba di Kota Baubau; 9. Batu Poaro di Kota Baubau; 10. Gua Kaisabu di Kota Baubau; 11. Lagawuna di Kota Baubau; 12. Air Terjun Samparona di Kota Baubau; 13. Hutan Lambusango di Kabupaten Buton yang memiliki keanekaragaman hayati baik flora dan fauna yang endemik diantaranya Anoa; 14. Suaka Margasatwa Buton Utara di Kabupaten Buton Utara; 15. Cagar Alam Wakonti di Kota Baubau; 16. Permandian Bungi di Kota Baubau; 17. Kali Baubau di Kota Baubau; 18. Kolagana di Kota Baubau; Sulaa di Kota Baubau; 19. Wisata Bawah Laut Basilika di Kabupaten Buton; 20. Baubau Letter di Kota Baubau; 21. Sungai Tamborasi yang merupakan sungai terpendek di dunia yang terletak di Kabupaten Kolaka Utara; 22. Air Terjun Moramo di Kabupaten Konawe Selatan; 23. Goa Kobori di Kabupaten Muna; 24. Danau Napabale di Kabupaten Muna; 25. Kaburaburana, air terjun bertinkat di Kabupaten Buton.
Pemerintahan
Kabupaten dan kota
Daftar gubernur
Berikut merupakan daftar Gubernur Sulawesi Tenggara secara definitif sejak tahun 1964.[2][3] <onlyinclude>
Gubernur Sulawesi Tenggara | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Nomor urut | Gubernur | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Periode | Wakil | Ref. | |
1 | Jan Wayong | Independen | 27 April 1964 | 18 Juli 1965 | 1 tahun, 82 hari | I (1965) |
Lowong | |||
2 | Laode Hadi | Independen | 28 Juli 1965 | 5 Oktober 1966 | 1 tahun, 69 hari | II (1965) |
Jacob Silondae | |||
Konggoasa | ||||||||||
3 | Eddy Sabara (1927–1995) |
ABRI–Angkatan Darat | 24 April 1967 | 23 Juni 1978 | 11 tahun, 60 hari | III (1967) |
Lowong | |||
4 | Abdullah Silondae (1928–1981) |
Independen | 23 Juni 1978 | 1981 | 2–3 tahun | IV (1978) |
[ket. 1] | |||
5 | Alala (1937–2003) |
Independen | 23 September 1982 | 23 September 1987 | 5 tahun, 0 hari | V (1982) |
Zainal Arifin Sugianto | |||
23 September 1987 | 23 Desember 1992 | 5 tahun, 91 hari | VI (1987) |
Sudjatmiko | ||||||
6 | Laode Kaimoeddin (1935–2009) |
Independen | 23 Desember 1992 | 23 Desember 1997 | 5 tahun, 0 hari | VII (1992) |
D. Muchidin | |||
23 Desember 1997 | 18 Januari 2003 | 5 tahun, 26 hari | VIII (1997) |
Hoesein Effendy | [ket. 2] | |||||
7 | Ali Mazi (lahir 1961) |
Golkar | 18 Januari 2003 | 18 Januari 2008 | 5 tahun, 0 hari | IX (2003) |
Yusran A. Silondae | [ket. 3] | ||
8 | Nur Alam (lahir 1967) |
PAN | 18 Februari 2008 | 18 Februari 2013 | 5 tahun, 0 hari | X (2008) |
Saleh Lasata | |||
18 Februari 2013 | 18 Februari 2018[a] | 5 tahun, 0 hari | XI (2013) |
|||||||
(7) | Ali Mazi (lahir 1961) |
NasDem | 5 September 2018 | 5 September 2023 | 5 tahun, 0 hari | XII (2018) |
Lukman Abunawas | |||
9 | Andi Sumangerukka (Terpilih) (lahir 1963) |
PPP | 7 Februari 2025 | Belum dilantik | – | XIII (2024) |
Hugua akan menjabat |
[6] |
Pengganti sementara
Dalam tumpuk pemerintahan, seorang kepala daerah yang mengajukan diri untuk cuti atau berhenti sementara dari jabatannya kepada pemerintah pusat, maka Menteri Dalam Negeri menyiapkan penggantinya yang merupakan birokrat di pemerintah daerah atau bahkan wakil gubernur, termasuk ketika posisi gubernur berada dalam masa transisi. Berikut merupakan daftar pengganti sementara untuk jabatan Gubernur Sulawesi Tenggara.
Pejabat | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Periode | Gubernur definitif | Ref. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tim Panca Tunggal | 5 Oktober 1966 | 19 Oktober 1966 | 14 hari | — | Transisi (1966–1967) |
||||
Eddy Sabara (Penjabat) |
ABRI–Angkatan Darat | 19 Oktober 1966 | 1 April 1967 | 164 hari | |||||
1 April 1967 | 24 April 1967 | 23 hari | |||||||
1981 | 23 September 1982 | 0–1 tahun | IV (1978) |
Abdullah Silondae | [ket. 4] | ||||
Yusran A. Silondae (Pelaksana Tugas) |
Independen | 2006 | 2007 | 0–1 tahun | IX (2003) |
Ali Mazi | |||
Zainal Abidin (Pelaksana Harian) |
Nonpartisipan | 18 Januari 2008 | 18 Februari 2008 | 31 hari | — | Transisi (2008) |
|||
Saleh Lasata (Pelaksana Tugas) |
PAN | 6 Juli 2017 | 18 Februari 2018 | 227 hari | XI (2013) |
Nur Alam | [7] | ||
Teguh Setyabudi (Penjabat) |
Nonpartisipan | 18 Februari 2018 | 5 September 2018 | 229 hari | — | Transisi (2018) |
[8] | ||
Andap Budhi Revianto (Penjabat) |
Nonpartisipan | 5 September 2023 | Petahana | 1 tahun, 121 hari | — | Transisi (2023–sekarang) |
- Catatan
- ^ Berstatus non-aktif dari 6 Juli 2017 hingga 18 Februari 2018, jabatan diisi oleh Pelaksana Tugas Saleh Lasata[5]
- Keterangan
- ^ Wafat saat menjabat
- ^ Masa jabatan diperpanjang akibat terjadinya kerusuhan pasca pemilihan Gubernur
- ^ Diaktifkan kembali melalui Keppres N.059/P/2007 pada jabatannya semula sebagai Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membuktikan bahwa Ali Mazi tidak pernah berbohong kepada publik dan masyarakat Sultra[4]
- ^ Menggantikan Gubernur Abdullah Silondae yang wafat pada saat menjabat
Perwakilan di Jakarta
Anggota DPR dari Provinsi Sulawesi Tenggara
- Andi Rahmat (F. Demokrat)
- Yan Hendrizal (F. PKS)
- Wa Ode Nurhayati (P. PAN)
- Umar Arsal Al Habsy (P Demokrat)
- Oheo Sinapoy( P Golkar)
Anggota DPD dari Provinsi Sulawesi Tenggara
- La Ode Ida
- Drs. Kamaruddin MBA
- Abd. Jabbar Toba
- Abidin Mustafa
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
- (Indonesia) Profil Demografi Sultenggara
- (Indonesia) Profil Ekonomi Sultenggara
- (Indonesia) Profil Wisata Sultenggara
- (Indonesia) Ekonomi Regional Sultenggara
- (Indonesia) Statistik Regional Sultenggara
- (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Sulawesi Tenggara
4°30′S 122°44′E / 4.500°S 122.733°E
- ^ a b "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2018-07-12.
- ^ "Indonesian Provinces". World Statesmen. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-16. Diakses tanggal 9 Maret 2016.
- ^ "Sejarah Sultra". Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-16. Diakses tanggal 15 Oktober 2017.
- ^ "Ali Mazi Terbukti Tidak Bohong". Merdeka.com. 28 Juli 2007. Diakses tanggal 13 September 2018.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Mendagri Tunjuk Saleh Lasata Plt Gubernur Sultra". sultra.antaranews.com. 6 Juli 2017. Diakses tanggal 27 Juni 2024.
- ^ "ASR-Hugua Ditetapkan KPU Pemenang Pilgub Sultra 2024, Unggul 52,39 Persen". detiksultra.com. 8 Desember 2024. Diakses tanggal 9 Desember 2024.
- ^ "Nur Alam Ditahan KPK, Mendagri Beri Surat Tugas Plt ke Wagub Sultra". detik.com. 6 Juli 2017. Diakses tanggal 27 Juni 2024.
- ^ "Teguh Setyabudi Dilantik Sebagai Penjabat Gubernur Sultra". Kementerian Dalam Negeri. 19 Februari 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-01. Diakses tanggal 1 Maret 2018.