Surat Paulus kepada Filemon
Surat Paulus kepada Filemon merupakan salah satu kitab dalam Perjanjian Baru dan salah satu kumpulan surat-surat Paulus.[1] Surat ini unik karena menjadi surat terpendek di antara surat-surat Paulus yang lainnya.[2] Selain itu, surat ini juga satu-satunya surat pribadi Paulus yang kita miliki.[3] Secara umum surat ini berisikan permohonan Paulus kepada Filemon agar Filemon berbaik hati kepada Onesimus, budaknya yang melarikan diri.[2] Filemon sendiri adalah seorang Kristen terkemuka yang rupanya menjadi anggota jemaat di Kolose.[4] Paulus mengirimkan surat ini bersamaan dengan surat kepada jemaat di Kolose.[4] Surat ini merupakan salah satu contoh surat nasihat.[5] Surat nasihat seperti ini kerap sekali ditulis dalam dunia Yunani-Roma di zaman Paulus.[5]
Konteks
Penulis
Pada abad XIX, keaslian Surat Filemon dipertanyakan oleh F.C. Baur.[6] Ia beranggapan bahwa surat ini hanyalah khayalan Kristen saja dan Paulus hanya diperalat untuk menyelesaikan masalah perbudakan.[1] H.J. Holtzmann juga sepaham dengan Baur.[1] Namun demikian saat ini keraguan itu tidak ada lagi dan diyakini bahwa Rasul Paulus adalah penulis dari surat ini.[6] Berdasarkan fakta yang ada, surat ini ditulis ketika Rasul Paulus sedang berada di dalam penjara (ay. 1, 23, 24).[6] Selain itu, D. Guthrie dengan tegas menyatakan bahwa Surat Filemon ini sangat mencerminkan corak berpikir dan gaya tulisan Rasul Paulus.[7] Pada akhirnya para pakar Perjanjian Baru sepakat bahwa Surat Filemon ini ditulis oleh Rasul Paulus.[6]
Tujuan Surat
Sesuai dengan apa yang tertulis pada ayat 1, surat ini ditujukan kepada Filemon yang disebut oleh Paulus sebagai "saudara" dan "kawan sekerja".[6] Selain itu, surat ini juga ditujukan kepada Arkhipus, Apfia, dan jemaat di rumah Filemon.[1] Filemon yang merupakan orang terkemuka di Kolose memiliki sejumlah budak dan salah satunya adalah Onesimus.[4] Onesimus melarikan dari Kolose dan membawa pergi harta milik Filemon.[4] Di dalam pelariannya, Onesimus bertemu dengan Paulus dan akhirnya Onesimus menjadi Kristen (ay. 18-19).[4] Surat ini juga ditujukan kepada Apfia karena ia merupakan seorang pemimpin rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari dan berurusan dengan budak-budak.[1] Oleh karena itu, Paulus merasa perlu dan penting untuk melibatkan Apfia dalam pengambilan keputusan mengenai Onesimus.[1] Beberapa ahli di bidang Perjanjian Baru, seperti E.J Goodspeed, John Knox, dan H. Greeven meragukan Filemon sebagai penerima surat ini.[1] Beberapa pandangan John Knox dapat dirangkum sebagai berikut:[1] [7]
- Alasan sebenarnya penulisan surat bukanlah permintaan kembali terhadap Onesimus tetapi permintaan kepada si pemilik budak agar mengijinkan Onesimus untuk melayani Tuhan dengan membantu Paulus dalam pelayanannya.[1]
- Tuan dari Onesimus bukanlah Filemon, melainkan Arkhipus yang merupakan pimpinan dari jemaat setempat.[1]
- Paulus mengirimkan surat ini kepada Filemon karena Paulus tidak mengenal Arkhipus padahal masalah ini merupaka masalah yang penting.[1] Oleh karena itu Paulus mengirimkan kepada Filemon yang merupakan teman sekerjanya.[1]
Namun demikian, pandangan John Knox tersebut bertentangan dengan isi surat ini sendiri terutama pada ayat 17-22 yang mengungkapkan dengan jelas bahwa Filemon lah tuan dari Onesimus.[1] Maka dari itu, dengan berpatokan dari teks-teks surat ini dapat disimpulkan bahwa penulis surat kepada Filemon ini adalah Rasul Paulus.[1]
Tempat dan waktu penulisan
Di kalangan para ahli Perjanjian Baru, tempat dan waktu penulisan surat Filemon masih menjadi perdebatan.[1] Dari teks-teks yang ada, dapat disimpulkan bahwa surat Filemon dan surat Kolose dikirim dari tempat yang sama.[1] Ada tiga tempat yang kemungkinan merupakan tempat penulisan surat Filemon yaitu Roma, Kaisarea, dan Efesus.[1] Pendapat mengenai Kaisarea yang merupakan tempat penulisan surat ini ditolak dengan alasan bahwa hampir tidak mungkin seorang budak memilih kota Kaisarea menjadi kota persembunyiannya.[1] Biasanya para budak yang melarikan diri mencari kota-kota besar sebagai tempat persembunyian karena akan sulit untuk ditemukan.[1] Selain itu, Onesimus ingin mencari Paulus dan akan sulit untuk menemukan Paulus di Kaisarea.[1] Menurut beberapa ahli Perjanjian Baru ada beberapa alasan yang memperlihatkan bahwa Efesus menjadi tempat penulisan surat ini:[1] [7] [8]
- Dalam ayat 22 terkesan bahwa Paulus akan segera tiba di Kolose.[1] Kemungkinan besar ia datang dari Efesus.[1]
- Efesus merupakan tempat yang terkenal sebagai tempat persembunyian para budak.[1] Para budak meminta suaka di kuil Artemis.[1]
- Di Efesus terdapat suatu gedung yang dikenal dengan nama penjara Paulus.[1]
Meskipun demikian, dari berbagai sumber tidak ada yang memberikan tanda bahwa adanya penahanan di Efesus.[1] Roma juga merupakan tempat yang terkenal sebagai tempat pelarian para budak.[1] Selain itu Onesimus yang sedang melarikan diri dari Filemon pasti memilih tempat yang jauh yaitu Roma daripada Efesus dan hal ini dibuktikan oleh berbagai dokumen sejarah.[1] Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa surat ini ditulis di Roma.[9] Surat Paulus kepada Filemon ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 61 M.[9] [10]
Struktur
- Salam (1-3)
Bagian ini menjelaskan bahwa Paulus menulis sebagai seorang hukuman.[11] Selain itu juga menyatakan kepada siapa surat ini ditujukan yaitu untuk Filemon, Apfia, dan Arkhipus.[11]
- Ucapan syukur (4-7)
Pada bagian ini Paulus berdoa kepada Tuhan dan mengucap syukur kepada Tuhan.[11] Di dalam doanya inilah terkandung inti dari tema surat ini yaitu kasih, harapan dalam doa, pertemanan, dan persaudaraan.[11] Doa Paulus ini juga menunjukkan sanjungan Paulus atas iman dan kemurahan hati dari Filemon. [11]
- Permohonan untuk Onesimus (8-20)
Bagian ini merupakan pokok dari surat Paulus ini.[11] Di bagian ini, Paulus mengungkapkan maksudnya menulis surat ini yaitu bahwa ia ingin mengirim kembali Onesimus, budak yang melarikan diri dari rumah Filemon.[12] Ia meminta Filemon untuk menerima kembali Onesimus.[12] Paulus juga bersedia mengganti biaya kerugian yang timbul akibat pelarian dari Onesimus.[3]
- Penutup (21-25)
Paulus yakin bahwa himbauannya dalam surat ini akan dipenuhi oleh Filemon.[11] Dalam bagian ini juga dikatakan bahwa Paulus akan datang untuk melihat hasilnya. [11]Paulus menutup surat ini dengan menyampaikan salam kepada Filemon.[12]
Muatan Teologis
Surat Paulus kepada Filemon ini sangat pendek dan tidak memaparkan doktrin-doktrin iman Kristen.[1] Akan tetapi surat ini memberikan petunjuk mengenai bagaimana menjalani kehidupan sebagai orang Kristen terutama dalam hubungannya dengan sesama.[1]
Sikap Hidup Orang Kristen
Surat ini memuat ajakan untuk memperlihatkan kasih dan iman sebagai ciri dari sikap hidup orang Kristen kepada sesama.[9] Onesimus menceritakan kepada Paulus dan orang-orang banyak mengenai kasih dan iman Filemon.[9] Kemudian dasar Paulus mengutarakan permohonan kepada Filemon juga berdasarkan oleh kasih yang ada di antara mereka.[9] Paulus juga menginginkan Filemon dapat menerima kembali Onesimus, mengampuninya dan mengasihinya.[9] Kasih yang diinginkan oleh Paulus adalah kasih yang tidak mengenal batas sosial. [9] Meskipun Onesimus adalah seorang hamba tetapi tetap harus dikasihi sebagai sesama orang Kristen.[9]
Persaudaraan Orang-orang Percaya
Melalui surat ini, Paulus menekankan mengenai persaudaraan orang-orang percaya.[9] Bagi Paulus semua orang yang percaya kepada Kristus adalah saudara (bhs. Yunani: adelfos)[9]Persaudaraan yang terjalin adalah berdasarkan kasih dan iman.[9] Paulus juga meminta Filemon diterima kembali sebagai saudara.[9] Onesimus yang tadinya tidak berguna bagi Filemon telah berubah menjadi orang Kristen yang berguna bagi Filemon dan Paulus sendiri.[9]
Perbudakan
Di abad pertama Masehi perbudakan merupakan suatu hal yang wajar.[1] Dalam hal ini Paulus tidak bermaksud untuk menghilangkan konsep perbudakan yang sudah ada.[9] Namun demikian, Paulus ingin menekankan hubungan antara tuan dan hamba.[9] Menurutnya hubungan antara tuan dan hamba adalah sebagai saudara di dalam Kristus.[9] Seorang tuan harus memberikan kemerdekaan atau kebebasan bagi hambanya.[9] Paulus memohon kepada Filemon untuk memberi kebebasan dan menerimaOnesimus kembali lebih dari sekadar hamba, tetapi saudara.[9]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af Rainer Scheunemann. 2006, Tafsir Alkitab -- Surat Paulus kepada Filemon. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 1.
- ^ a b (Indonesia)W.R.F Browning. 2009, Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 105.
- ^ a b (Indonesia)William Barclay. 2001, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: 1 dan 2 Timotius, Titus, Filemon. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 411-433.
- ^ a b c d e (Indonesia)John Drane. 2005, Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 383.
- ^ a b (Indonesia)Dianne Bergant & Robert J. Karris. 2002, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 409.
- ^ a b c d e Bambang Subandrijo. 2010, Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru. Jakarta: Bina Media Informasi. hlm. 40.
- ^ a b c (Inggris)Donald Guthrie. 1987, New Testament Introduction. Leicester: Intervarsity Press. hlm. 472-473, 635-638.
- ^ (Indonesia)Willi Marxsen. 2008, Pengantar Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 75.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r Samuel Benyamin Hakh. 2010, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. hlm. 195-197.
- ^ (Inggris)Peter T. O'Brien. 1991, Understanding the Basic Themes of Colossians, Philemon. Dallas: Word Publishing. hlm. 93-94.
- ^ a b c d e f g h (Inggris)Ralph P. Martin. 1991, Interpretation: Ephesians, Colossians and Philemon. Atlanta: John Knox Press. hlm. 142-145.
- ^ a b c (Inggris)LAI. 2010, ALKITAB - Edisi Studi. Jakarta: LAI. hlm. 1974.