Kebangkitan Yesus
Bagian dari seri tentang |
Menurut Perjanjian Baru, terutama Injil, Yesus, yang disebut juga Kristus, adalah sosok yang harus menjalani penderitaan dan kemudian mati lalu bangkit kembali pada hari yang ketiga.[1]
Peristiwa ini ditunjuk dalam terminologi Kristen sebagai kebangkitan Yesus Kristus, yang diperingati dan dirayakan oleh seluruh umat Kristen setiap tahun yaitu Paskah.[2] Kebanyakan umat Kristen, menerima Perjanjian Baru sebagai peristiwa sejarah dari kejadian nyata yang merupakan pusat dari kepercayaan mereka, meskipun begitu ada beberapa Kristen liberal yang tidak menerima kebangkitan badan.[3] Walaupun demikian, umumnya tidak ada umat Kristen yang memandang cerita ini sebagai legenda atau alegori.[4]
Bukti-bukti Kebangkitan
Banyak yang mengatakan bahwa Yesus tidak benar-benar bangkit dan hal ini menjadi kontroversi yang masih diguncingkan hingga saat ini.[4] Ada pula yang mengatakan Yesus hanya dibius saja. Yesus bukan hanya sungguh-sungguh mati tetapi juga Ia bangkit dengan tubuh fisik yang sama ketika Ia mati.[5].
Ada beberapa bukti yang dapat menunjukan bahwa Yesus benar-benar bangkit. Pertama, Yusuf dari Arimatea yang mengambil tubuh Yesus. Yusuf adalah seorang Yahudi yang saleh dan tidak melanggar hari sabat, terutama hari Paskah Lukas 23:50-56. Pada hari sabat setelah kematian Yesus, ada dua orang tentara Romawi yang menjaga makam Yesus.[5] Kedua, Penguasa Romawi atau Yahudi mengambil tubuh Yesus. Teori kedua ini sangat tidak masuk akal karena penguasa tersebut sangat menentang kehadiran Yesus.[5] Ketiga, Murid-murid Yesus.[1] Dan teori yang keempat adalah perempuan-perempuan pergi ke kubur yang salah, namun hal ini juga tidak memiliki bukti bahwa Yesus tidak bangkit melainkan benar-benar bangkit.[1] Ada bukti yang dapat dinyatakan kebenarannya yaitu penampakan yang Yesus lakukan kepada banyak orang.[5] Ia bangkit secara fisik bukan hanya rohani. Yesus memiliki daging dan tulang Lukas 4:39, makan ikan Lukas 24:42-43 dan menantang Thomas yang meragukan Dia bangkit Yohanes 20:27.[4]
Makna
Kebangkitan Yesus adalah unsur dari pengesahan Allah: kemenangan atas maut dengan tubuh yang mulia.[2] Sebab kebangkitan Yesus diimani sebagai peralihan dari hidup ini ke dalam kemulian Bapa.[2] Melalui kebangkitanNya Yesus menjadi "yang sulung dari orang mati"1 Korintus 15:20.[2] Dengan kebangkitan Kristus realitas eskatologis diwahyukan sebgai realitas yang sudah ada sekarang, secara nyata dan konkret.[2]
Ada tiga hal yang dapat dikemukan tentang makna kebangkitan Yesus khususnya dalam Perjanjian Baru.[1] Pertama, melalui kebangkitan, pernyataan Yesus tentang diri-Nya sebagai Anak Allah terbukti benar.[2] Petrus berkata pada hari Pentakosta bahwa kebangkitan merupakan bukti jelas, “Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus” Kisah Para Rasul 2:36.[2] Setelah kebangkitan-Nya membuat para pengikut-pengikut-Nya tahu dengan pasti akan apa yang selama ini dikatakan Yesus tentang diri-Nya adalah memang benar.[1] Kedua, kebangkitan lebih dari sekadar pengertian baru tentang Yesus yang disalibkan.[5] Seperti yang ditekankan di seluruh Perjanjian Baru, teristimewa oleh Paulus, bahwa kebangkitan Yesus sama seperti kematian-Nya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari karya Allah dalam membentuk umat baru.[5] Ketiga, kebangkitan Yesus mempunyai implikasi bagi setiap orang yang sudah memiliki hidup Kristus di dalam dirinya. Yesus mengajarkan bahwa pengikut-pengikut-Nya akan menerima “hjidup kekal” Yohanes 17:3 yakni “kerajaan Allah”.[1]
Referensi
- ^ a b c d e f (Indonesia)John Drane. 1996. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta. BPK Gunung Mulia. Hlm. 111.
- ^ a b c d e f g (Indonesia)T. Jacobs S.Y. 1981. Siapa Yesus Kristus Menurut Perjanjian Baru. Yogyakarta. Kanisius. Hlm. 248.
- ^ (Indonesia)Karel Sosipater. 2010. Etika Perjanjian Baru. Jakarta. Suara Harapan Bangsa. Hlm 67-68.
- ^ a b c (Indonesia)Adji A. Sutama. 2008. Yesus tidak bangkit. Jakarta. BPK Gunung Mulia. Hlm. 196-197.
- ^ a b c d e f (Indonesia)Norman Geisler. 2006. Ketika Alkitab Dipertanyakan. Yogyakarta. ANDI. Hlm.142.
Lihat pula
pranala luar
- FF Bruce, The New Testament Documents: Are They Reliable? (Downers Grove, IL: InterVarsity Press, 1985)
- Gary Habermas, The Historical Jesus: Ancient Evidence for the Life of Christ (College Press: Joplin, MI 1996).
- Josh McDowell, New Evidence that Demands a Verdict, Thomas Nelson, Inc, Publishers, 1999
- (Indonesia) Paskah: Kebangkitan Yesus
- (Inggris) The Resurrection Of Jesus Christ: Fact or Fable?
- (Inggris) Perspectives on the Resurrection - ABC News 20/20
- Pendukung kebangkitan
- (Inggris) "The Historical Veracity of the Resurrection Narratives"
- (Inggris) The resurrection of Jesus Christ From the Catholic Encyclopedia
- (Inggris) Carm.org
- Anti-kebangkitan
- (Inggris) Infidels.org Columbia University Historian Richard Carrier
- (Inggris) Suggested parallels between pagan and Christian account of resurrection
- (Inggris) Crucifixion or crucifixion