Paus Yohanes Paulus II
Paus Yohanes Paulus II (Latin: Ioannes Paulus PP. II, Italia: Giovanni Paolo II, Polski: Jan Paweł II) yang nama aslinya: Karol Józef Wojtyła, 18 Mei 1920 – 2 April 2005 adalah Paus, Uskup Roma, dan kepala Gereja Katolik Roma sejak 16 Oktober 1978 hingga kematiannya. Dia juga pemimpin dari Negara Kota Vatikan, negara berdaulat dengan luas terkecil di dunia.
Yohanes Paulus II | |
---|---|
Awal masa jabatan | 16 Oktober 1978 |
Masa jabatan berakhir | 2 April 2005 |
Pendahulu | Yohanes Paulus I |
Penerus | Benediktus XVI |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Karol Wojtyła |
Lahir | 18 Mei 1920 Wadowice, Polandia |
Meninggal | 2 April 2005 Istana Apostolik, Vatikan |
Tanda tangan | |
Paus lainnya yang bernama Yohanes Paulus |
Paus Yohanes Paulus II diangkat pada usia 58 tahun pada tahun 1978. Dia adalah Paus non-Italia pertama sejak Paus Adrianus VI, yang menjabat untuk sesaat antara tahun 1522-1523. Dia memerangi komunisme, kapitalisme yang tak terkendali dan penindasan politik. Dia dengan tegas melawan aborsi dan membela pendekatan Gereja Katolik Roma yang lebih tradisional terhadap seksualitas manusia.
Dia telah melakukan lawatan 129 negara selama menjadi Paus dan menjadi pemimpin dunia yang paling banyak melawat dalam sejarah.[1] Dia berbicara dalam bahasa-bahasa Italia, Perancis, Jerman, Inggris, Spanyol, Portugis, Ukraina, Rusia, Kroasia, Esperanto, Yunani Kuno dan Latin selain bahasa ibunya bahasa Polski.[2] Sebagai bagian dari wewenang panggilan sucinya yang universal, beliau telah melakukan beatifikasi terhadap 1.340 orang dan melakukan kanonisasi 483 santo/santa,[3][4][5] lebih banyak dari gabungan beatifikasi dan kanonisasi yang dilakukan pendahulunya selama lima abad terakhir.[5][6][7][8][9][10]
Selain itu, masa tugasnya sebagai Paus adalah yang ketiga terlama dalam sejarah, setelah Paus Pius IX dan Santo Petrus. Pada tahun 1989, beliau mengunjungi Indonesia. Kota-kota yang dikunjunginya adalah Jakarta, Medan (Sumatra Utara), Yogyakarta (Jawa Tengah dan DIY) dan Dili (Timor Timur). Setelah berkunjung ke Indonesia, komentarnya ialah: "Tidak ada negara yang begitu toleran seperti Indonesia di muka bumi." [sic]
Pada 19 Desember 2009, Yohanes Paulus II telah mendapat gelar venerabilis dari penerusnya Paus Benediktus XVI[11][12][13][14] dan sebagai langkah pendahulu sebelum beatifikasi pada 1 Mei 2011.[15]
Biografi
Kelahiran dan masa muda
Karol Józef Wojtyła (dilafazkan sebagai: voi-TI-wa; IPA: /ˈkarɔl ˈjuzef vɔjˈtɨwa/) lahir pada 18 Mei 1920 di Wadowice, Polandia selatan,[16][17][18] sebagai seorang anak ketiga dari opsir pada Tentara Kekaisaran Habsburg Austria, yang juga bernama Karol Wojtyła[19] dan Emilia Kaczorowska, yang seorang keturunan Lithuania.[18][19] Ibunya meninggal pada 13 April 1929,[20] ketika ia berusia delapan tahun.[21] Kakak perempuan Karol, Olga meninggal di waktu bayi sebelum kelahiran Karol; dengan demikian dia tumbuh dan dekat dengan kakaknya Edmund yang lebih tua 14 tahun, dan punya panggilan Mundek. Namun, pekerjaan Edmund sebagai dokter mengakibatkan kematiannya karena skarlatina (scarlet fever). Hal ini sangat mempengaruhi Karol.[19][21]
Sebagai remaja, Wojtyła adalah seorang atlit dan sering bermain sepak bola sebagai penjaga gawang[22][23] Masa kecilnya terpengaruh kontak intensif dengan komunitas Yahudi. Pertandingan sepak bola sering diadakan antara tim Yahudi dan Katolik, dan Wojtyła biasanya secara sukarela akan menawarkan diri menjadi penjaga gawang cadangan di tim Yahudi jika kekurangan pemain.[19][22]
Pada pertengahan 1938, Karol Wojtyła dan ayahnya meninggalkan Wadowice dan pindah ke Kraków, dimana dia masuk ke Universitas Jagiellonian. Sambil belajar filologi dan berbagai bahasa di universitas, dia menjadi pustakawan sukarela dan juga harus ikut serta dalam wajib militer di Legiun Akademik Resimen Infanteri ke 36 Polandia, namun dia penganut pasifisme dan menolak menembakkan senjata. Dia juga tampil di beberapa grup teater dan menjadi penulis naskah drama.[24] Selama masa itu, kemampuan berbahasanya berkembang dan dia belajar 12 bahasa asing, sembilan diantaranya kemudian dipakai terus ketika menjadi Paus (Bahasa Polandia, Slovakia, Rusia, Italia, Perancis, Spanyol, Portugis, Jerman, dan Inggris, ditambah dengan pengetahuan akan Bahasa Latin Gerejawi).[17]
Pada tahun 1939 terjadi pendudukan pendudukan Nazi dan menutup universitas tempatnya belajar setelah invasi terhadap Polandia.[17] Semua warga yang sehat diwajibkan bekerja, dari tahun 1940 sampai 1944, Wojtyła bekerja berbagai macam mulai dari pencatat menu di restoran, pekerja kasar tambang batu kapur, dan di pabrik kimia Solvay untuk menghindari dideportasi ke Jerman.[18][24] Ayahnya, seorang bintara di Angkatan Darat Polandia, meninggal karena serangan jantung pada 1941, meninggalkan Karol seorang diri dari sisa keluarga.[19][20][25] "Saya tidak ada pada saat kematian ibu saya, saya tidak ada pada saat kematian kakak saya, saya tidak ada pada saat kematian ayah saya" katanya, menceritakan masa-masa kehidupannya ketika itu, hampir empat puluh tahun kemudian, "Pada usia 20, saya sudah kehilangan semua orang yang saya cintai"[25]
Dia kemudian mulai berpikir serius untuk menjadi pastor setelah kematian ayahnya, kemudian panggilan imamatnya perlahan menjadi ‘sesuatu yang mutlak dan tak terbantahkan.’[26] Pada Oktober 1942, dengan meningkatnya keinginan untuk menjadi pastor, dia mengetuk pintu Wisma Uskup Agung di Kraków, dan menyatakan bahwa dia ingin belajar menjadi pastor.[26] Tidak lama kemudian, dia mulai belajar di seminari rahasia yang dijalankan oleh uskup agung Kraków Kardinal Adam Stefan Sapieha.
Pada 29 Februari 1944, Wojtyła tertabrak oleh truk Nazi Jerman. Tak diduga, perwira Wehrmacht Jerman kasihan padanya dan mengirimkannya ke rumah sakit. Dia menghabiskan waktu dua minggu untuk pulih dari gegar otak dan luka bahu. Kecelakaan ini dan penyelamatannya membuatnya makin yakin dengan panggilan imamatnya.
Pada 6 Agustus 1994, ‘Minggu Hitam’,[27] Gestapo mengumpulkan para pria muda di Kraków untuk menghindari demonstrasi yang serupa dengan demonstrasi di Warsawa.[27][28][29] Wojtyła selamat dengan bersembunyi di ruang bawah tanah rumah pamannya di 10 Tyniecka Street, ketika tentara Jerman mencari di lantai atas.[26][28][29] Lebih dari 8000 pria dan pemuda ditangkap hari itu, namun dia kemudian bersembunyi di Wisma Uskup Agung,[26][27][28] dimana dia tetap bersembunyi sampai Jerman pergi.[19][26][30]
Pada 17 Januari 1945 malam, Jerman meninggalkan kota, dan para pelajar mengambil kembali reruntuhan seminari. Wojtyła dan seminaris lainnya secara sukarela bertugas membersihkan tumpukan kotoran beku dari jamban.[31] Bulan itu, Wojtyła menolong seorang gadis pengungsi Yahudi berusia 14 tahun bernama Edith Zierer[32] yang melarikan diri dari perkampungan buruh di Częstochowa.[32] Setelah terjatuh dari peron stasiun kereta, Wojtyła membawanya ke kereta dan menemaninya hingga selamat sampai Kraków. Zierer sangat berterima kasih pada Wojtyła yang menyelamatkan hidupnya hari itu.[33][34][35] B'nai B'rith sebuah organisasi Yahudi dan beberapa otoritas lainnya menyatakan bahwa Wojtyła telah menolong dan melindungi banyak Yahudi Polandia lainnya dari Nazisme.
Menjadi pastor
Setelah menyelesaikan pendidikan seminari di Kraków, Karol Wojtyła ditahbiskan sebagai pastor di hari para orang kudus pada 1 November 1946,[20] oleh uskup agung Kraków, Kardinal Adam Stefan Sapieha.[18][36][37] Dia kemudian berangkat untuk belajar teologi di Roma, di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas (Pontifical International Athenaeum Angelicum),[36][37] dimana dia kemudian mendapat Diploma Teologi Suci dan kemudian Doktor Teologi Suci.[17] Gelar Doktorat ini yang pertama dari dua, didasarkan pada disertasi Latin "Doktrin Iman Menurut Santo Yohanes dari Salib Suci"
Dia kembali ke Polandia pada musim panas 1948 dengan tugas pertama pastoral di desa Niegowić, limabelas mil dari Kraków. Setibanya di Niegowić pada musim panen, tindakan pertama yang dilakukannya adalah berlutut dan mencium lantai.[38] Tindakan ini diadaptasi dari kebiasaan santo Jean Marie Baptiste Vianney yang berasal dari Perancis,[38] yang kemudian menjadi ciri khasnya ketika menjadi Paus.
Pada Maret 1949, dia dipindah ke paroki Santo Florian di Kraków, dia mengajar ilmu etika di Universitas Jagiellonian kemudian di Universitas Katolik Lublin (John Paul II Catholic University of Lublin). Sambil mengajar, Wojtyła bergabung dengan grup terdiri dari 20 pemuda, yang kemudian mereka juluki Rodzinka, atau "keluarga kecil". Mereka berkumpul untuk berdoa, diskusi filosofi, serta menolong orang buta dan sakit. Grup ini kemudian berkembang sampai sekitar 200 anggota, dan kegiatannya bertambah dengan bermain ski tahunan dan kayak.[3]
Tahun 1954 dia memperoleh doktorat kedua, dalam bidang filosofi,[39] mengevaluasi kelayakan etika Katolik berdasarkan sistem etis dari fenomenologi Max Scheler. Namun, otoritas Komunis menghalanginya memperoleh gelar sampai 1957.[37]
Selama periode ini, Wojtyła menulis seri artikel di koran Katolik Kraków Tygodnik Powszechny (Mingguan Umum) berkaitan dengan masalah kontemporer gereja.[40] Dia juga fokus pada pembuatan literatur asli selama dua belas tahun pertama menjadi pastor. Perang, hidup dalam Komunisme, dan tanggung jawab pastoralnya mempengaruhi puisi dan naskah dramanya. Namun, dia mempublikasikan karya-karyanya dalam dua nama samaran - Andrzej Jawień dan Stanisław Andrzej Gruda[24][40][41] - untuk memisahkan antara literatur dan tulisan religiusnya (yang diterbitkan dengan nama aslinya) dan agar karya literaturnya mendapat penghargaannya sendiri tanpa pengaruh masalah religi kepastorannya.[24][40][41] Pada 1960, Wojtyła menerbitkan buku teologis berpengaruh Cinta dan Tanggungjawab sebuah pembelaan terhadap ajaran-ajaran tradisional Gereja tentang pernikahan dari sudut pandang filosofis baru.[24][42]
Menjadi uskup, uskup agung dan kardinal
Pada 4 Juli 1958,[37] ketika Wojtyła sedang berlibur bermain kayak di sebuah danau di utara Polandia, Paus Pius XII mengangkatnya menjadi uskup pembantu (auxiliary bishop) di Kraków. Dia dipanggil ke Warsawa, untuk bertemu Primat Polandia Kardinal Stefan Wyszyński, yang memberitahunya mengenai pengangkatannya.[43][44] Dia menyetujui untuk membantu uskup agung Eugeniusz Baziak sebagai uskup pembantu, dia ditahbiskan ke keuskupan menggunakan nama Uskup Ombi pada 28 September 1958.[37] Pada usia 38 tahun, dia menjadi uskup termuda di Polandia. Baziak wafat pada Juni 1962 dan pada 16 Juli 1962, Karol Wojtyła terpilih sebagai Vicar Capitular, atau administrator sementara keuskupan agung sampai uskup agung baru terpilih.[17][18]
Mulai Oktober 1962, Uskup Wojtyła mengambil bagian pada Konsili Vatikan II (1962–1965),[16][17][18][37] dan memberikan kontribusi pada dokumen-dokumen penting yang kelak menjadi Pernyataan tentang Kebebasan Beragama (Dignitatis Humanae) dan Konstitusi Pastoral tentang Gereja dalam Dunia Modern (Gaudium et Spes), dua hasil utama Konsili, ditilik dari sudut pandang historis dan pengaruhnya.[37]
Uskup Wojtyła juga terlibat pada semua majelis sinode para uskup.[17][18] Kemudian pada 13 Januari 1963, Paus Paulus VI mengangkatnya menjadi Uskup agung Kraków.[45] Pada 26 Juni 1967, Paus Paulus VI mengumumkan promosi Uskup agung Wojtyła kepada Dewan Kardinal.[16][37][45] Dia dinamakan Imam Kardinal titulus San Caesareo de Appia.[46]
Pada tahun 1967, dia berperan penting dalam perumusan ensiklik Humanae Vitae, yang berkaitan dengan masalah pelarangan aborsi dan pengaturan kelahiran dalam KB.[16][47][37][48] Menurut seorang saksi baru, Kardinal Wojtyla pada tahun 1970 melarang distribusi di keuskupan Kraków surat pastoral tentang keuskupan Polandia sedang mempersiapkan upacara ulang tahun ke-50 Perang Polandia-Soviet.[49]
Menjadi Paus
Agustus 1978, pada wafatnya Paus Paulus VI, Kardinal Karol Wojtyła menghadiri konklaf Paus yang memilih Albino Luciani, Kardinal Venesia, sebagai Paus Yohanes Paulus I. Pada usia 65, Luciani bisa dikatakan masih muda sebagai Paus. Wojtyła pada usia 58 masih bisa mengharapkan untuk menghadiri sebuah konklaf Paus lainnya sebelum mencapai usia 80 tahun (usia maksimal dalam mengikuti konklaf). Namun tidak diduga bahwa konklaf berikutnya datang begitu cepat pada 28 September 1978, hanya 33 hari setelah menjabat, Paus Yohanes Paulus I wafat. Pada Oktober 1978 Wojtyła kembali ke Vatikan untuk menghadiri konklaf kedua dalam waktu kurang dari dua bulan.[18][37][50]
Konklaf kedua pada tahun 1978 diadakan pada 14 Oktober, sepuluh hari setelah pemakaman Paus Yohanes Paulus I. Pada konklaf ada dua kubu yang sama-sama memiliki calon kuat: Kardinal Giuseppe Siri, kubu konservatif yang merupakan Uskup Agung Genoa, dan Kardinal Giovanni Benelli, kubu liberal yang merupakan Uskup Agung Firenze (Florence) dan seorang teman dekat Paus Yohanes Paulus I.[51]
Pendukung Benelli begitu yakin bahwa ia bisa terpilih, pada putaran pemungutan suara pertama, Benelli memenangkan sembilan suara.[51] Namun, dari skala oposisi berarti suara yang diperoleh para calon tidak mencukupi untuk menjadi yang terpilih. Kardinal Franz König, Uskup Agung Wina, mengusulkan kepada para rekan pemilih lainnya untuk mengajukan kandidat kompromi: Kardinal Karol Józef Wojtyła dari Polandia.[51] Wojtyła akhirnya memenangkan pemilihan dengan delapan surat suara pada hari kedua, menurut media Italia, 99 suara dari 111 pemilih memilihnya. Dia kemudian memilih nama Yohanes Paulus II[37][51] untuk menghormati pendahulunya, dan asap putih muncul untuk memberitahu khalayak yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus bahwa seorang Paus telah terpilih.[50] Dia menerima pemilihannya dengan kata-kata: ‘Dengan ketaatan dalam iman Kristus, Tuhanku, dan dengan kepercayaan pada Bunda Kristus dan Gereja, meskipun dalam kesulitan yang besar, saya menerima’[52][53] Ketika Paus baru muncul di balkon, ia telah melanggar tradisi dengan menyapa kerumunan massa.[52]
Wojtyła menjadi Paus ke 264 menurut kronologis daftar Paus dan menjadi Paus non Italia pertama sejak 455 tahun.[54] Dengan usia 58 tahun, dia adalah Paus termuda yang dilantik sejak Paus Pius IX pada 1846, yang berusia 54 tahun.[37] Seperti halnya pendahulunya, Paus Yohanes Paulus II meniadakan penobatan kepausan tradisional yang seperti pelantikan dalam kerajaan, sebagai gantinya menerima pelantikan gerejawi yang disederhanakan pada 22 Oktober 1978. Selama pelantikan, ketika para kardinal berlutut di hadapannya untuk mengambil sumpah mereka dan mencium cincinnya, dia berdiri ketika Kardinal Stefan Wyszyński dari Polandia berlutut, menghentikannya mencium cincin dan memeluknya.[55]
Karya dan kehidupan
Pengajaran
Masa depan dimulai hari ini, bukan besok.
— Paus Yohanes Paulus II[56]
Sebagai Paus, salah satu peran Yohanes Paulus II yang paling penting adalah untuk mengajar orang tentang agama Kristen. Dia menulis 14 ensiklik Paus dan mengajarkan tentang "Teologi Tubuh".
Dalam suratnya Di awal milenium yang baru (Novo Millennio Ineunte) dia menekankan pentingnya semua prioritas gereja pada Yesus Kristus: "Tidak, kami tidak akan diselamatkan oleh program namun oleh Manusia."
Dalam Cahaya Kebenaran (Veritatis Splendor), dia menekankan ketergantungan manusia pada Allah dan HukumNya ("Tanpa Sang Pencipta, makhluk ciptaan akan hilang") dan "ketergantungan kebebasan pada kebenaran". Dia mengingatkan bahwa manusia yang "menggantungkan dirinya sendiri pada relativisme dan skeptisime, akan tersesat dalam pencarian kebebasan semu jauh dari kebenaran itu sendiri".
Dalam Iman dan Akal budi (Fides et Ratio) Yohanes Paulus II mempromosikan minat baru dalam filsafat dan pencarian kebenaran dalam hal-hal teologis. Mengambil dari berbagai jenis sumber (seperti dari Thomisme), dia menggambarkan hubungan saling mendukung antara iman dan akal, dan menekankan para teolog harus fokus pada hubungan itu.
Yohanes Paulus II juga menulis banyak tentang kelompok pekerja dan doktrin sosial dari Gereja, dituangkannya dalam tiga ensiklik. Melalui ensiklik dan banyak Surat Apostolik serta Opininya, Yohanes Paulus II membahas tentang martabat perempuan dan pentingnya keluarga dalam masa depan kemanusiaan.[47]
Ensiklik lain termasuk Injil Kehidupan (Evangelium Vitae) dan Ut Unum Sint (Supaya Mereka Semua Menjadi Satu). Meskipun banyak kritik yang menuduhnya tidak fleksibel, dia menegaskan kembali ajaran moral Katolik menentang pembunuhan, eutanasia dan aborsi yang telah ada lebih dari seribu tahun.[47]
Kemanapun arah keluarga, demikian juga arah negara dan demikian juga seluruh dunia dimana kita hidup
— Paus Yohanes Paulus II[56]
Perjalanan pastoral
Selama masa kepausannya, Paus Yohanes Paulus II melakukan perjalanan ke 129 negara,[1] dan mencatat lebih dari 1,1 juta kilometer jarak perjalanan. Dia selalu menarik perhatian banyak orang dalam perjalanannya, beberapa yang terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah manusia seperti Hari Pemuda Sedunia di Manila 1995, dimana berkumpul sekitar 5 juta orang.[57] Some have suggested that it may have been the largest Christian gathering ever, although this is not certain.[58]
Dua dari kunjungan resmi Paus Yohanes Paulus II adalah ke Meksiko pada Januari 1979 dan ke Polandia pada Juni 1979, dimana selalu dikerumunani oleh kegembiraan manusia.[59] Kunjungan pertama ke Polandia ini meningkatkan semangat nasional dan mencetuskan formasi gerakan Solidaritas (Solidarność) pada tahun 1980, yang membawa kebebasan dan hak asasi pada negara yang bermasalah ini.[47] Pada kunjungan berikutnya ke Polandia dia memberikan dukungan diam-diam pada organisasi ini.[47] Beberapa perjalanan ini menguatkan pesannya dan Polandia memulai proses yang kemudian mengalahkan dominasi Uni Soviet di Eropa Timur pada tahun 1989.[60][61][62][1][63][59]
Sementara beberapa kunjungannya (seperti ke Amerika Serikat dan Tanah Suci) meneruskan kunjungan sebelumnya dari Paus Paulus VI, Yohanes Paulus II menjadi Paus pertama yang berkunjung ke Gedung Putih ketika perjalanan ke AS pada Oktober 1979, dimana dia disambut dengan hangat oleh calon presiden waktu itu Jimmy Carter. Dia juga berkunjung ke banyak negara dimana belum pernah ada Paus yang berkunjung sebelumnya. Dia adalah Paus pertama yang mengunjungi Meksiko di Januari 1979,[64] sebelum berkunjung ke Polandia sebagai Paus, juga ke Irlandia kemudian pada tahun yang sama.[65][66] Dia adalah paus yang memerintah pertama yang berkunjung ke Britania Raya, pada 1982, [67] dimana dia bertemu Ratu Elizabeth II, Gubernur Agung dari Gereja Inggris.[67] Dia melakukan perjalanan ke Haiti pada 1983, dimana dia berbicara dalam bahasa kreol kepada ribuan warga Katolik miskin yang berkumpul menyambutnya di bandar udara. Pesannya, "sesuatu harus berubah di Haiti", berdasarkan pada perbedaan yang menyolok antara kaya dan miskin, mendapat tepuk tangan bergemuruh.[68] Pada tahun 2000, dia adalah Paus modern pertama yang berkunjung ke Mesir, [69] dimana dia bertemu dengan paus Koptik, Paus Shenouda III[69] dan Patriark Ortodoks Yunani dari Alexandria.[69][70] Dia juga menjadi paus Katolik pertama yang berkunjung dan berdoa di sebuah masjid di Damaskus, Siria pada tahun 2001. Dia berkunjung ke Masjid Agung Umayyah, yang sebelumnya adalah gereja Kristen dimana Yohanes Pembaptis diyakini dimakamkan,[71] dimana dia berpidato untuk meminta Muslim, Kristen dan Yahudi untuk bekerja bersama-sama.[71][72]
Pada 15 Januari 1995, ketika berlangsung Hari Pemudia Dunia X, dia mengadakan misa untuk sekitar lima sampai tujuh juta umat di Luneta park,[57] Manila, Filipina, yang menjadi pertemuan tunggal terbesar dalam sejarah Kristen.[57] Pada Maret 2000, ketika mengunjungi Yerusalem, Yohanes Paulus II menjadi paus pertama dalam sejarah yang berkunjung dan berdoa di Tembok Ratapan.[73][74] Pada September 2001, dalam suasana paska Serangan 11 September 2001, dia melakukan perjalanan ke Kazakhstan dengan pengunjung yang kebanyakan adalah muslim, dan ke Armenia, untuk menghadiri peringatan 1.700 tahun masuknya Kristen di negara itu.[75]
Hari ini, pertama kali dalam sejarah, seorang Uskup Roma menjejakkan kaki di tanah Inggris. Tanah terbuka ini, pernah menjadi pos terdepan dari dunia luar dengan keyakinan berbeda, telah menjadi, melalui pemberitaan Injil, bagian yang dicintai dan diberkahi dari ladang anggur Kristus
— Paus Yohanes Paulus II (1982)[56]
Kunjungan ke Indonesia
Pada kunjungan lima harinya ke Indonesia pada 8-12 Oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II menyinggahi Jakarta, Yogyakarta, Maumere, Dili (Timor Timur - waktu itu masih menjadi provinsi ke 27 Indonesia) dan Medan. Dalam kunjungan itu Sri Paus memimpin Misa Agung dan berdialog langsung dengan lebih dari satu juta orang.
Misa Agung pertama berlangsung di Stadion Utama Senayan (kini Gelora Bung Karno), Jakarta, dihadiri sekitar 120 ribu umat Katolik dari Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bogor, Bandung dan Purwokerto. Di Yogyakarta, Misa Agung dihadiri 250 ribu umat dari Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Surabaya, dan Keuskupan Malang. Kemudian Misa Agung di Maumere dihadiri sekitar 300 ribu umat Katolik dari Flores; di Dili dihadiri 400 ribu umat dan di Medan lebih dari 100 ribu umat.
Pada Misa Agung di Senayan, Paus mengucapkan doa Tanda Salib: “Atas nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus” dalam bahasa Indonesia yang lancar, yang dijawab umat “Amin”. Misa itu seluruhnya berlangsung dalam Bahasa Indonesia, dan Paus dapat melafalkan doa dan nyanyian dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan lancar, nyaris tanpa salah, termasuk ketika menyanyikan Prefasi yang panjang.
Paus Yohanes Paulus II juga mengadakan pertemuan khusus dengan kaum awam dan cendekiawan Katolik Indonesia di kampus Universitas Atma Jaya Jakarta. Di sini Paus bertatap muka dan memberikan pesan-pesan kegembalaan kepada kaum awam dan cendekiawan Katolik Indonesia, dan meresmikan gedung baru “Karol Wojtyła”.[76]
Karena itu saya bangga akan Anda, orang Katolik yang hanya merupakan minoritas kecil, membuat kontribusi yang signifikan terhadap pendidikan tinggi di Indonesia.
— Paus Yohanes Paulus II pada peresmian gedung “Karol Wojtyła” di kampus Atma Jaya[76]
Perjalanan Dunia Paus Yohanes Paulus II:[77]
1. 25 Januari–1 Februari
5. 2-12 Mei
9. 16-27 Februari
10. 12-19 Februari
17. 2-10 Maret
21. 2-12 Mei
25. 26 Januari–6 Februari
29. 1 Februari–10 Februari
33. 31 Maret–13 April
37. 7-18 Mei
41. 28 April–6 Mei
45. 25 Januari–1 Februari
50. 10-13 Mei
54. 19-26 Februari
57. 3-10 Februari
62. 10-11 September
63. 12-21 Januari
69. 5-12 Februari
75. 12-13 April
81. 21-25 Januari
85. 22-25 Januari
90. 24-26 Februari
93.(a) 4-5 Mei
96. 22-26 Mei
99. 3-4 Mei
|
Kepemudaan
Paus Yohanes Paulus II mempunyai hubungan khusus dengan kepemudaan Katolik dan dikenal juga sebagai Paus untuk Kepemudaan.[78][79] Sebelum menjadi paus, dia sudah sering melakukan perkemahan dan perjalanan mendaki gunung dengan para pemuda. Dia tetap melakukannya ketika sudah menjadi paus.[78] Dia sangat memperhatikan pendidikan untuk pastor masa mendatang dan banyak melakukan kunjungan awal ke seminari Katolik Roma, termasuk ke Venerable English College pada 1979.[18] Dia menggagas Hari Pemuda Dunia pada 1984 dengan maksud membawa pemuda pemudi Katolik dari seluruh dunia bersama-sama merayakan keyakinannya.[18][78][79] Pertemuan seminggu para pemuda ini berlangsung setiap dua atau tiga tahun, menarik minat ratusan ribu kaum muda, yang berkumpul untuk bernyanyi, berpesta dan bertemu untuk memperdalam keyakinan mereka.[18][79] Hari Pemuda Dunia ke 19 yang dirayakan selama kepausannya, mengumpulkan jutaan kaum muda dari seluruh dunia. Pada waktu itu, perhatiannya pada keluarga diungkapkan pada Pertemuan Keluarga Dunia, yang diadakan pada tahun 1994.[18]
Kaum muda terancam... dengan teknik jahat iklan yang membuat mereka menghindari kerja keras dan berharap mendapat kepuasan cepat atas setiap segala sesuatu yang mereka inginkan.
— Paus Yohanes Paulus II[56]
Hubungan dengan agama lain
Paus Yohanes Paulus II melakukan sangat banyak perjalanan dan bertemu dengan para penganut agama dan kepercayaan lain. Dia selalu mencoba mencari dasar yang sama untuk berkomunikasi, baik doktrin atau dogma. Pada hari Doa Sedunia untuk Perdamaian, yang diadakan pada 27 Oktober 1986 di Assisi, lebih dari 120 wakil agama dan kepercayaan serta berbagai denominasi Kristen meluangkan waktu sehari bersama untuk berpuasa dan berdoa.[80]
Anglikanisme
Paus Yohanes Paulus II mempunyai hubungan yang baik dengan Gereja Inggris, berdasarkan pendahulunya Paus Paulus VI, sebagai "yang tercinta Saudari Gereja".[81] Dia berkotbah di Katedral Canterbury ketika berkunjung ke Britania Raya,[67] dan menerima Uskup Agung Canterbury dengan bersahabat dan penuh kesopanan.[67] Namun, Yohanes Paulus II kecewa dengan keputusan Gereja Inggris yang memberikan Sakramen Tahbisan (Holy Orders) kepada perempuan dan melihatnya sebagai sebuah langkah berlawanan dalam kesatuan antara Komuni Anglikan dan Gereja Katolik.[81]
Pada 1980 Yohanes Paulus II mengeluarkan pengecualian pastoral yang memungkinkan mantan imam Episkopal yang pernah menikah untuk menjadi imam Katolik, dan untuk menerima bekas paroki Gereja Episkopal menjadi Gereja Katolik. Dia juga mengijinkan penciptaan bentuk Anglikan dari Ritus Latin, yang menggabungkan Buku Umum Doa Anglikan. Upaya bersejarah oikumene Yohanes Paulus II dengan Komuni Anglikan diwujudkan dengan berdirinya Gereja Katolik Bunda Penebusan (bentuk Anglikan), bekerjasama dengan Uskup Agung Patrick Flores dari San Antonio, Texas di Amerika Serikat.[82]
Lutheranisme
Pada perjalanan kepausannya ke Norwegia, Islandia, Finlandia, Denmark dan Swedia 1-10 Juni 1989[83], Yohanes Paulus II menjadi paus pertama yang berkunjung ke negara-negara dengan mayoritas gereja Lutheran. Selain merayakan Misa dengan umat Katolik, dia berpartisipasi dalam pelayanan oikumene di tempat-tempat yang pernah menjadi tempat suci Katolik sebelum reformasi Lutheran pada abad 16: Katedral Nidaros Norwegia, Thingvellir Islandia, Katedral Turku Finlandia, Katedral Roskilde Denmark dan Katedral Uppsala Swedia.
Pada 31 Oktober 1999 (ulang tahun ke 482 Hari Reformasi, pengumuman 95 Tesis), perwakilan dari Vatikan dan Federasi Lutheran se-Dunia menandatangani Deklarasi Bersama tentang Doktrin Pembenaran, sebagai tanda persatuan.
Yudaisme
Hubungan antara Katolik dan Yudaisme meningkat selama kepausan Yohanes Paulus II.[47][74] Dia sering membicarakan hubungan gereja dengan Yahudi.[47]
Pada masa kanak-kanak, Karol Wojtyła sering berolah raga dengan banyak tetangga Yahudinya.[22][84] Pada tahun 1979 dia menjadi Paus pertama yang mengunjungi kamp konsentrasi Auschwitz Jerman di Polandia, dimana banyak warga sebangsanya (mayoritas Yahudi Polandia) meninggal selama pendudukan Nazi pada Perang Dunia II. Pada tahun 1998 dia mengeluarkan dokumen "Kami Ingat: Sebuah Refleksi Shoah" yang menggambarkan pemikirannya tentang Holocaust.[85] Dia juga menjadi paus pertama yang diketahui melakukan kunjungan resmi kepausan ke sebuah sinagoga,[86] ketika dia mengunjungi Sinagoga Agung di Roma pada 13 April 1986.[87][88][89]
Pada tahun 1994, Yohanes Paulus II meresmikan hubungan diplomatik resmi antara Tahta Suci dan Negara Israel, mengakui sentralitas kehidupan Yahudi dan keimanannya.[87][90] Untuk menghargai peristiwa ini, Paus Yohanes Paulus II menyelenggarakan ‘Konser Kepausan Memperingati Holocaust’. Konser ini, disusun dan dilaksanakan oleh Maestro Amerika Gilbert Levine, dihadiri oleh Ketua Rabi di Roma, Presiden Italia, dan mereka yang selamat dari Holocaust dari seluruh dunia.[91]
Pada Maret 2000, Yohanes Paulus II mengunjungi Yad Vashem, tugu peringatan Holocaust di Israel, dan kemudian membuat sejarah dengan menyentuh satu dari tempat tersuci Yudaisme, Tembok Ratapan di Yerusalem,[74] menaruh sebuah pesan di dalamnya (dimana dia berdoa untuk pengampunan atas tindakan yang dilakukan terhadap orang Yahudi).[87][73][74][92] Di bagian tujuan, dia mengatakan: "Saya yakinkan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Gereja Katolik ... sangat sedih oleh kebencian, penganiayaan dan tindakan anti-Semitisme yang diarahkan kepada orang Yahudi oleh orang Kristen di setiap saat dan di setiap waktu", dia menambahkan bahwa "tidak ada kata-kata yang cukup kuat untuk menyayangkan tragedi mengerikan dari Holocaust".[73][74] Menteri kabinet Israel Rabi Michael Melchior, yang menjadi tuan rumah kunjungan Paus, berkata bahwa dia "sangat terharu" dengan apa yang dilakukan Paus.[73][74]
Ini diluar sejarah, diluar ingatan.
— Rabi Michael Melchior (26 Maret 2000)[73]
Kami sangat sedih oleh perilaku orang-orang yang dalam perjalanan sejarah telah menyebabkan anak-anak Anda untuk menderita dan meminta pengampunan Anda, kami ingin membaktikan diri pada persaudaraan sejati dengan orang-orang Kovenan.
Pada Oktober 2003, Anti-Defamation League (ADL) mengeluarkan pernyataan selamat kepada Yohanes Paulus II memasuki 25 tahun kepausannya.[90] Pada Januari 2005, Yohanes Paulus II menjadi Paus pertama yang diketahui sejarah menerima berkat imam dari seorang rabi, ketika Rabi Benjamin Blech, Barry Dov Schwartz, dan Jack Bemporad berkunjung ke Paus di Clementi Hall di Istana Apostolik.[94]
Segera setelah meninggalnya paus, ADL mengeluarkan pernyataan bahwa Paus Yohanes Paulus II telah merubah drastis hubungan antara Katolik dan Yudaisme, mengatakan bahwa "banyak perubahan menuju kebaikan terjadi pada 27 tahun masa kepemimpinanya dibanding 2000 tahun sebelumnya."[95] Dalam pernyataan lainnya yang dikeluarkan di Australia, Dewan Urusan Israel & Yahudi, Direktur Dr Colin Rubenstein berkata, "Paus akan dikenang untuk inspirasi kepemimpinan rohaninya dalam kemerdekaan dan kemanusiaan. Dia mencapai hasil yang lebih jauh dalam hal transformasi hubungan dengan orang-orang Yahudi dan Israel dibanding tokoh lainnya dalam sejarah Gereja Katolik.".[87]
Dengan Yudaisme, karena itu, kami memiliki hubungan yang tidak dimiliki dengan agama lainnya. Anda adalah saudara kami terkasih, dan dengan cara tertentu, dapat dikatakan bahwa Anda adalah saudara tua kita.
— Paus Yohanes Paulus II (13 April 1986)[56]
Gereja Ortodoks Oriental
Pada Mei 1999, Yohanes Paulus II mengunjungi Rumania atas undangan dari Patriark Teoctist Arăpaşu dari Gereja Ortodoks Rumania. Ini adalah untuk pertama kalinya seorang Paus mengunjungi sebuah negara yang didominasi Gereja Ortodoks sejak Skisma Timur-Barat tahun 1054.[96] Pada kedatangannya, Patriark dan presiden Rumania, Emil Constantinescu menyambut Paus.[96] Patriark menyatakan, "Milenium kedua dalam sejarah Kristen dimulai dengan luka yang menyakitkan dari persatuan Gereja; akhir dari milenium ini telah terlihat komitmen yang nyata untuk memulihkan persatuan Kristen."[96]
Yohanes Paulus II mengunjungi negara dengan penganut Ortodoks lainnya yang besar, Ukraina pada 23-27 Juni 2001 atas undangan presiden Ukraina dan uskup Gereja Katolik-Yunani Ukraina. Paus berbincang dengan para pimpinan Dewan Gereja-gereja dan Keagamaan Seluruh Ukraina, memohon untuk "sebuah dialog yang terbuka, toleran dan jujur".[97] Sekitar 200 ribu orang menghadiri perayaan liturgi yang dipimpin Paus di Kiev, dan liturgi di Lviv dihadiri hampir satu setengah juta umat.[97] Yohanes Paulus II menyatakan akhir dari Skisma Besar adalah salah satu harapannya.[97] Menyembuhkan luka perpisahan antara Katolik dan gereja-gereja Ortodoks Oriental meski tradisi Latin dan Romawi Timur jelas tentang kepentingan pribadi yang besar. Selama
tradisi Latin dan Byzantium jelas tentang kepentingan pribadi yang besar. Cukup lama, Yohanes Paulus II berusaha memfasilitasi dialog dan usaha melakukan penyatuan setidaknya sejak 1988 pada Eutus in mundum (dunia) bahwa "Eropa memiliki dua paru-paru, bernafas tidaklah mudah sampai keduanya digunakan".
Selama perjalanan tahun 2001, Yohanes Paulus II menjadi Paus pertama yang mengunjungi Yunani dalam 1291 tahun.[98][99] Di Athena, Paus bertemu dengan Uskup Agung Christodoulos, pimpinan Gereja Ortodoks Yunani.[98] Setelah pertemuan tertutup 30 menit, keduanya berbicara pada publik. Christodoulos membaca daftar "13 pelanggaran" dari Gereja Katolik Roma terhadapt Gereja Ortodoks Oriental sejak Skisma Besar,[98] termasuk perampasan Konstantinopel oleh pejuang perang Salib pada 1204, dan meratapi kurangnya permintaan maaf dari Gereja Katolik Roma, mengatakan "Hingga sekarang, belum pernah terdengar satupun permintaan maaf" untuk ""pejuang gila perang Salib abad ke 13."[98]
Paus menanggapi dengan berkata "Untuk kesempatan dulu dan sekarang, ketika putra dan putri Gereja Katolik telah berdosa atas tindakan atau kelalaian terhadap saudara-saudara mereka dari kaum Ortodoks, semoga Tuhan memberikan kita pengampunan," yang mana langsung disambut tepuk tangan oleh Christodoulos. Yohanes Paulus II juga mengatakan bahwa penjarahan Konstantinopel adalah sumber "penyesalan yang mendalam" untuk Katolik.[98] Kemudian Yohanes Paulus II dan Christodoulos bertemu di lokasi dimana Santo Paulus dari Tarsus pernah diwartakan kepada orang-orang Kristen Athena. Mereka mengeluarkan ‘deklarasi bersama’, yang mengatakan "Kami akan mengupayakan segala daya, agar akar Kristen di Eropa dan jiwa Kristen dapat dipertahankan. ... Kami mengutuk semua jenis kekerasan, proselitisme, fanatisme, atas nama agama"[98] Kedua pemimpin itu lalu melakukan Doa Bapa Kami bersama, menyingkirkan tabu bahwa Ortodoks tidak boleh berdoa bersama Katolik.[98]
Paus juga pernah berkata selama masa kepemimpinannya bahwa salah satu mimpi besarnya adalah mengunjungi Rusia, namun hal ini tidak pernah terwujud. Dia mencoba menyelesaikan masalah yang muncul berabad-abad antara Katolik dan Gereja Ortodoks Rusia, seperti mengembalikan ikon Our Lady of Kazan pada bulan Agustus 2004 kepada gereja Ortodoks Rusia.
Budhisme
Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke-14 mengunjungi Paus Yohanes Paulus II delapan kali, lebih banyak dari para petinggi negara atau agama lainnya. Paus dan Dalai Lama sering berbagi pandangan yang sama dan memahami hal-hal buruk yang mirip, keduanya berasal dari masyarakat yang terpengaruh oleh komunisme dan keduanya sama-sama adalah pimpinan agama tertinggi.[100][101]
Islam
Paus Yohanes Paulus II membuat upaya yang cukup untuk meningkatkan hubungan antara Katolik dan Islam.[102]
Pada 6 Mei 2001, Paus Yohanes Paulus II menjadi paus Katolik pertama yang memasuki dan berdoa di masjid. Dengan penuh hormat menanggalkan sepatunya, dia masuk ke Masjid Agung Umayyah, sebuah bekas gereja Kristen di masa Kekaisaran Romawi Timur yang didedikasikan untuk Yohanes Pembaptis (yang diyakini dimakamkan disitu) di Damaskus, Suriah, dan memberikan kotbah termasuk pernyataan: "Untuk masa waktu ketika Muslim dan Kristen pernah menyinggung satu sama lain, kita perlu meminta pengampunan dari Yang Maha Kuasa untuk memberikan pengampunan satu sama lain."[71][72] Dia mencium Al-Qur'an di Suriah,[103][104][105] sebuah tindakan yang membuatnya terkenal di kalangan Muslim namun mengganggu banyak umat Katolik.[104]
Pada tahun 2004, Paus Yohanes Paulus II mengadakan "Konser Rekonsiliasi Kepausan," yang menghadirkan para pemimpin Islam dengan para pemimpin komunitas Yahudi dan Gereja Katolik di Vatikan dengan konser oleh Kraków Philharmonic Choir dari Polandia, London Philharmonic Choir dari Britania Raya, Pittsburgh Symphony Orchestra dari Amerika Serikat, dan Ankara State Polyphonic Choir dari Turki[106][107][108][109] Acara ini disiapkan dan dipimpin oleh Sir Gilbert Levine, KCSG dan disiarkan ke seluruh dunia.[106][107][108][109]
Yohanes Paulus II mengawasi penerbitan Katekismus Gereja Katolik yang memuat hal khusus untuk Muslim; didalamnya, tertulis, "Rencana keselamatan juga mencakup Penciptaan, di tempat pertama diantaranya adalah kaum Muslim; bersama memegang iman Abraham (Nabi Ibrahim dalam Islam), dan bersama-sama memuja satu, Tuhan Maha Penyayang, serta penghakiman manusia pada akhir zaman."[110]
Peran dalam runtuhnya komunisme
Paus Yohanes Paulus II telah dikatakan berperan pada jatuhnya komunisme di Eropa Timur,[60][61][62][1][63][47][111] dengan menjadi inspirasi spiritual dibalik kejatuhannya, dan menjadi katalisator untuk "revolusi damai" di Polandia. Lech Wałęsa pendiri Solidarność, menghargai Yohanes Paulus II yang telah memberikan keberanian pada Polandia untuk bangkit.[47] Menurut Wałęsa, "Sebelum masa kepausannya, dunia terbagi dalam blok-blok. Tidak ada seorangpun tahu bagaimana keluar dari pengaruh komunisme. Di Warsawa, 1979, dia hanya berkata singkat: "Jangan takut", dan kemudian berdoa: "Biarlah Roh Kudusmu turun dan merubah wajah bumi... tanah ini".[111][112]
Dalam surat-menyurat presiden Ronald Reagan kepada paus mengungkapkan "bertindak cepat secara menerus untuk menopang dukungan Vatikan atas kebijakan AS. Mungkin yang paling mengejutkan, surat-surat menunjukkan bahwa, hingga akhir tahun 1984, Paus tidak yakin bahwa pemerintah Komunis Polandia bisa diubah."[113]
Pada Desember 1989, Yohanes Paulus II bertemu dengan pimpinan Soviet Mikhail Gorbachev di Vatikan dan keduanya saling mengungkapkan rasa hormat dan kekaguman. Gorbachev pernah mengatakan "Runtuhnya Tirai Besi tidak mungkin terjadi tanpa Yohanes Paulus II".[60][62] Pada saat wafatnya Yohanes Paulus II, Mikhail Gorbachev berkata: "Kesetiaan Paus Yohanes Paulus II pada pengikutnya adalah contoh yang patut kita semua tiru."[63][111][114]
Pada Februari 2004, Paus Yohanes Paulus II dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian untuk menghargai karya kehidupannya melawan penindasan Komunis dan bantuannya merubah tatanan dunia.[115]
Presiden George W. Bush memberikan Medali Kebebasan Presidensial, sebuah penghargaan tertinggi Amerika kepada Paus Yohanes Paulus II ketika berlangsung upacara di Istana Apostolik Vatikan 4 Juni 2004.[116] Presiden membacakan kutipan yang terdapat di medali, yang tertuliskan "putra Polandia ini" yang mana "pendiriannya pada perdamaian dan kebebasan telah menginspirasi jutaan orang dan membantu menggulingkan komunisme dan tirani."[116] Setelah menerima penghargaan itu, Yohanes Paulus II berkata, "Semoga keinginan untuk bebas, perdamaian, dunia yang lebih manusiawi yang dilambangkan oleh medali ini menginspirasi keinginan baik setiap pria dan wanita di setiap waktu dan tempat."[116]
Warsawa, Moskow, Budapest, Berlin, Praha, Sofia dan Bukares telah menjadi panggung pada perjalanan ziarah panjang menuju kebebasan. Hal yang mengagumkan bahwa dalam peristiwa ini, seluruh masyarakat bebas mengungkapkan diri - wanita, kaum muda, pria, mengatasi rasa takut, mengatasi rasa haus tak tertahankan untuk mempercepat perkembangan kebebasan, membuat tembok runtuh dan gerbang terbuka.
— Paus Yohanes Paulus II (1989)[61]
Percobaan-percobaan pembunuhan
Pada 13 Mei 1981, Yohanes Paulus II hampir tewas ketika ditembak oleh Mehmet Ali Ağca, seorang ekstremis Turki, kala masuk Lapangan Santo Petrus untuk bertemu umat. Ağca akhirnya dihukum penjara seumur hidup.
Apa kenapa, bagaimana dan atas perintah siapa percobaan pembunuhan ini dilakukan, masih tetap berupa misteri sampai akhir Maret 2005. Dikatakan dokumen-dokumen penting dari negara-negara mantan anggota Uni Soviet menunjukkan bahwa KGB bertanggung jawab [1]. Motif pembunuhan masih diperdebatkan. Salah satu kemungkinan ialah bahwa rezim komunis Uni Soviet takut akan pengaruh Paus Polandia ini akan stabilitas negara-negara satelit Soviet di Eropa Timur, terutama di Polandia sendiri.
Spekulasi lain menuduh orang-orang dalam Vatikan yang memberi perintah, terutama faksi kaum Freemason yang menentang Karol Wojtyła dan kelompok Opus Dei, yang salah satu pemimpinnya adalah Kardinal Casaroli. Ali Ağca sendiri masih bungkam dalam mengungkapkan kebenaran percobaan pembunuhannya, meski ia sering memberikan petunjuk bahwa ia mendapatkan pertolongan dari orang dalam Vatikan.
Dan akhirnya ada yang mengatakan bahwa Ağca, seorang penembak ulung, sebenarnya bisa membunuh sang Paus, jika mau dan misinya hanyalah menakut-nakutinya. Namun segala kemungkinan hanya merupakan spekulasi saja karena belum ada bukti-bukti definitif yang muncul.
Dua hari setelah Natal, pada 27 Desember 1983, Paus menjenguk pembunuhnya di penjara. Keduanya bercakap-cakap dan berbincang-bincang beberapa lama. Setelah pertemuan ini, Paus kemudian berkata: "Apa yang kita bicarakan harus merupakan rahasia antara dia dan saya. Ketika berbicara dengannya saya anggap ia adalah seorang saudara yang sudah saya ampuni dan saya percayai sepenuhnya."
Naik takhtanya Yohanes Paulus II sebagai Paus sudah diramalkan beberapa dasawarsa sebelumnya oleh Padre Pio. Biarawan yang sama ini, juga meramal bahwa pemerintahan Karol Wojtyła hanya berlangsung singkat dan berakhir dengan darah, sebuah ramalan yang hampir saja terbukti jika pembunuhannya berhasil. Percobaan pembunuhan ini juga diramalkan pada rahasia ketiga Tiga Rahasia Fatima, sebuah analisis dari Vatikan mengungkapkannya.
Sebuah percobaan pembunuhan lainnya terjadi pada 12 Mei 1982, di Fatima, Portugal ketika seorang pria berusaha menikam Paus dengan sebilah bayonet, tetapi dicegah oleh para penjaga. Si pembunuh, adalah seorang pastor ultrakonservatif, berhaluan keras, seorang warganegara Spanyol, bernama Juan María Fernández y Krohn. Dilaporkan ia menentang reformasi Konsili Vatikan II dan memanggil Paus seorang "agen dari Moskwa." Ia kemudian divonis hukuman penjara enam tahun dan lalu diekstradisi dari Portugal.
Ada pula sebuah percobaan pembunuhan Paus pada lawatannya di Manila bulan Januari 1995, yang merupakan bagian dari Operasi Bojinka, sebuah serangan terorisme masal yang dikembangkan oleh anggota kaum ekstremis Ramzi Yousef dan Khalid Sheik Mohammed.
Seorang bom bunuh diri yang menyamar sebagai seorang pastor direncanakan mendekati parade Paus dan meledakkan diri. Namun sebelum tanggal 15 Januari 1995 hari para pria ini akan melaksanakan rencana teror mereka, sebuah kebakaran dalam sebuah apartemen membawa para penyidik yang dipimpin oleh Aida Fariscal ke komputer laptop Yousef yang berisikan rencana-rencana teror mereka.
Yousef dicekal di Pakistan kurang lebih sebulan kemudian, tetapi Khalid Sheik Mohammed baru dicekal pada 2003.
Pemakaman
Kematian Paus Yohanes Paulus II diiringi ritual berusia berabad-abad lamanya dan tradisi yang berawal sejak masa pertengahan. Upacara Pengunjungan berlangsung dari 4 April hingga pagi hari tanggal 8 April di Basilika Santo Petrus. Pada 8 April, pukul 8.00 pagi UTC, Misa Requiem diberikan Kardinal Joseph Ratzinger sebagai Pejabat Tinggi Dewan Kardinal. Paus Yohanes Paulus dikebumikan di gua-gua di bawah basilika, Makam Para Paus. Dia diletakkan di bekas makam Paus Yohanes XXIII, yang dipindahkan Yohanes Paulus II untuk diberkati.
Pengakuan anumerta
Gelar yang Agung
Beatifikasi
Terinspirasi dari seruan "Santo Subito!" ("jadikan Santo Segera!") dari kerumunan umat pada saat pemakamannya,[5][117][6][118][119][120] Paus Benediktus XVI memulai proses beatifikasi kepada pendahulunya, melewati batasan normal bahwa lima tahun harus berlalu setelah wafatnya seseorang sebelum proses beatifiksi bisa dimulai.[6][118][121][122] Pada audiensi dengan Paus Benediktus XVI, Camillo Ruini, Vikaris Jenderal Keuskupan Roma dan orang yang bertanggung jawab untuk mempromosikan alasan kanonisasi seseorang yang meninggal dalam keuskupan, mengutip "keadaan luar biasa" yang menyebabkan masa menunggu bisa diabaikan.[18][117][123][124] Keputusan ini diumumkan pada 13 Mei 2005, pada Perayaan Our Lady of Fátima dan peringatan 24 tahun percobaan pembunuhan Yohanes Paulus II di lapangan Santo Petrus.[125]
Pada awal 2006, dilaporkan bahwa Vatikan sedang menyelidiki kemungkinan mukjizat terkait dengan Yohanes Paulus II. Suster Marie Simon-Pierre, seorang biarawati Perancis dan anggota Konggregasi Little Sisters of Catholic Maternity Wards, yang hanya bisa tergolek di tempat tidurnya karena penyakit Parkinson,[118][126] dilaporkan mendapatkan pengalaman "kesembuhan total setelah anggota komunitasnya berdoa untuk perantaraan dengan Paus Yohanes Paulus II".[5][117][118][127][128][129] Hingga Mei 2008[update], Sister Marie-Simon-Pierre, then 46,[5][118] Kemudian berkarya lagi di rumah sakit ibu dan anak yang dioperasikan oleh ordo-nya.[122][126][130][131] "Saya sakit dan sekarang saya telah disembuhkan," dia mengatakan pada wartawan Gerry Shaw. "Saya sembuh, namun ini terserah gereja apakah ini adalah mukjizat atau bukan."[126][130]
Pada 28 Mei 2006, Paus Benediktus XVI berkata pada Misa yang dihadiri sekitar 900.000 orang di tanah kelahiran Yohanes Paulus II di Polandia. Dalam homilinya, dia meminta doa untuk mengawali kanonisasi Yohanes Paulus II dan berharap kanonisasi dapat terjadi "dalam waktu dekat."[126][132]
Pada Januari 2007, Kardinal Stanisław Dziwisz dari Kraków, yang pernah menjadi sekretarisnya, mengumumkan bahwa tahap wawancara untuk proses beatifikasi, di Italia dan Polandia, mendekati selesai.[117][126][133] Pada Februari 2007, peninggalan Paus Yohanes Paulus II berupa potongan jubah putih yang sering ia gunakan mulai didistribusikan bersama kartu doa untuk suatu alasan, sebuah kebiasaan khas setelah meninggalnya seorang Katolik yang saleh.[134][135]
Pada 8 Maret 2007, Vikaris Roma mengumumkan bahwa tahap diosis Yohanes Paulus II untuk beatifikasi telah selesai. Diikuti dengan upacara pada 2 April 2007 — upacara kedua setelah meninggalnya Paus — kemudian proses berlanjut untuk pengawasan komite awam, para imam, dan anggota keuskupan Vatikan Congregation for the Causes of Saints, yang akan melanjutkan penyelidikan dari mereka.[6][126][133]
Pada peringatan tahun ke empat wafatnya Paus Yohanes Paulus II, 2 April 2009, Kardinal Dziwisz, memberitahu wartawan tentang mukjizat yang baru saja muncul di makamnya di Basilika Santo Petrus.[130][136][137][138][139][140][141] Seorang anak laki Polandia berusia sembilan tahun dari Gdańsk, yang menderita kanker ginjal dan tidak bisa berjalan, mengunjungi makam bersama orang tuanya. Ketika meninggalkan Basilika Santo Petrus, anak itu mengatakan, "Saya ingin berjalan," dan mulai bisa berjalan normal.[130][136][137][138][139][140][141]
Pada 16 November 2009, sebuah panel peninjau dari Congregation for the Causes of Saints mengambil suara secara tertutup bahwa Paus Yohanes Paulus II pernah hidup dalam kebajikan.[142][143] Pada 19 Desember 2009, Paus Benediktus XVI menanda tangani satu dari dua dekrit (keputusan) yang diperlukan untuk beatifikasi dan menyebut Yohanes Paulus II "Yang Mulia", untuk menandakan bahwa ia hidup dalam kegagahan dan kebajikan.[142][143] Pengambilan suara kedua dan dekrit kedua ditanda tangani untuk menandai kebenaran dari mukjizatnya yang pertama (suster Marie Simon-Pierre, biarawati Perancis yang sebuh dari penyakit Parkinson). Begitu dekrit kedua ditanda tangani, positio (laporan alasan, dengan dokumentasi kehidupannya dan tulisan-tulisannya ditambah informasi tentang alasannya) telah dianggap lengkap.[143] Dia dapat di beatifikasi.[142][143] Beberapa spekulasi mengatakan bahwa dia kemungkinan akan di beatifikasi ketika (atau segera setelah) bulan peringatan 32 tahun terpilihnya sebagai Paus pada 1978, yaitu pada Oktober 2010. Mgr. Oder mencatat, ini bisa terjadi jika dekirt kedua ditanda tangani tepat waktu oleh Paus Benediktus XVI, jika mukjizat paska wafatnya Yohanes Paulus II dapat dicatatkan untuk menyelesaikan positio tersebut.
Vatikan mengumumkan pada 14 Januari 2011 bahwa Paus Benediktus XVI telah mengkonfirmasi mukjizat yang terkait suster Marie Simon-Pierre dan Yohanes Paulus II dapat di beatifikasi pada 1 Mei, Minggu Rahmat Ilahi dalam oktaf Paskah dan awal bulan Rosario. 1 Mei juga dirayakan di bekas negara-negara komunis seperti Polandia. dan beberapa negara Eropa Barat sebagai May Day (Hari Buruh), dan Paus Yohanes Paulus II sangat dikenal dalam banyak hal, termasuk dalam kontribusinya dalam runtuhnya Komunisme Eropa Timur dengan damai, yang juga terbukti kebenarannya oleh bekas presiden Soviet Gorbachev pada saat wafatnya Yohanes Paulus II.[15]
Pada 29 April 2011, peti Paus Yohanes Paulus II digali mengawali beatifikasinya, sementara puluhan ribu umat mulai berdatangan ke Roma untuk peristiwa besar sejak pemakamannya pada tahun 2005.[144] Peti tertutup berisi jenazah Yohanes Paulus II dipindahkan dari gua di bawah Basilika Santo Petrus ke monumen batu marmer di Kapel Santo Sebastian, Pier Paolo Christofari, dimana Yang Diberkati (Beato) Paus Innosensius XI dimakamkan. Lokasi yang lebih baik ini, dekat Kapel Pieta, Kapel Sakramen Mahakudus dan patung dari Paus Pius XI dan Paus Pius XII, akan memungkinkan lebih banyak peziarah melihat makamnya.
Polandia mengeluarkan koin emas 1.000 Złoty (mata uang Polandia) dengan wajah Paus Yohanes Paulus II untuk memperingati beatifikasinya.[145]
Akan menjadi kegembiraan luar biasa bagi kami ketika resmi dibeatifikasi, namun sejauh pengamatan kami dia sudah menjadi Santo.
— Kardinal Stanisław Dziwisz, Uskup Agung Kraków[131]
Pada hari yang sama "Non abbiate paura" ("Tanpa takut"), lagu resmi yang didedikasikan untuk Yohanes Paulus II yang menampilkan foto dan kata-kata asli dari Yohanes Paulus II diedarkan. Lagu, yang diciptakan oleh Giorgio Mantovan dan Francesco Fiumanò, dinyanyikan oleh penyanyi Italia Matteo Setti dan satu-satunya karya musik dimana Vatikan memberikan ijin penggunaan suara rekaman Karol Wojtyła.[146]
Penerus
Pada 19 April 2005 Kardinal Joseph Ratzinger dari Jerman terpilih sebagai pemimpin baru Vatikan setelah konklaf selama dua hari. Ratzinger memilih nama regnal Paus Benediktus XVI.
Bacaan lebih lanjut
- George Weigel, Witness to Hope (1999, 2001) ISBN 0-06-018793-X
Artikel terkait
- Daftar kunjungan pastoral oleh Paus Yohanes Paulus II di luar Italia
- Daftar Peserta Resmi Pemakaman Paus Yohanes Paulus II
- Daftar uskup Katolik Roma Kraków
- Yahudi Kripto
Ensiklik Paus Yohanes Paulus II
- 1979: Redemptor hominis
- 1980: Dives in misericordia
- 1981: Laborem exercens
- 1985: Slavorum Apostoli (Epistola encyclica)
- 1986: Dominum et vivificantem
- 1987: Redemptoris Mater
- 1987: Sollicitudo rei socialis
- 1990: Redemptoris missio
- 1991: Centesimus annus
- 1993: Veritatis splendor
- 1995: Evangelium vitae
- 1995: Ut unum sint
- 1998: Fides et ratio
- 2003: Ecclesia de Eucharistia
Referensi
Sumber
- Bertone, Tarcisio. "The Message of Fátima - Tarcisio Bertone". 2000-2009 The Holy See. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - "Cause for Beatification and Canonization of The Servant of God: John Paul II". 2005-2009 Vicariato di Roma - 00184 Roma. Diakses tanggal 2009-01-01.
- "'Cured' Pope returns to Vatican". 2005-2009 BBC World News. 10 February 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - Domínguez, Juan (4 April 2005). "Pope John Paul II and Communism". Copyright free - Public domain. Diakses tanggal 2009-01-01.
- Dziwisz, Bishop Stanisław (13 May 2001). "13 May 1981 Conference of Bishop Stanisław Dziwisz For Honorary Doctorate, 13 May 2001 to the Catholic University of Lublin". 2001-2009 L'Osservatore Romano, Editorial and Management Offices, Via del Pellegrino, 00120, Vatican City. Diakses tanggal 2009-01-01.
- "Frail Pope suffers heart failure". 2005-2009 BBC World News. 1 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - "Half Alive: The Pope vs. his doctors". Time Magazine. 2009 Time Inc. 25 January 1982. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - Kowalska, Saint Maria Faustina (13 April 1989). "The Feast Of Mercy". 1987-2009 Congregation of Marians of the Immaculate Conception, Stockbridge, MA 01263. Diakses tanggal 2009-01-01.
- "Pope back at Vatican by Easter? It's possible". 2005-2009 msnbc World News. Associated Press. 3 March 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - April 2005 "Pope John Paul II - Home - Editorial" Periksa nilai
|url=
(bantuan). www1.voanews.com. Diakses tanggal 25 February 2010. - "Pope John Paul II: Filmography". 1990-2009 IMDb.com Inc., an Amazon.com company. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - "Pope returns to Vatican after op". 2001-2009 BBC News. 13 March 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.
- Sean Gannon (7 April 2006). "Papal fallibility". 2006-2009 Haaretz Daily News, Israel. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - "Stasi Files Implicate KGB in Pope Shooting". 2001-2009 Deutsche Welle. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - "Pope John Paul II's Final Days". St Anthony Messenger Press. 2005-2009 American Catholic.Org. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - Tchorek, Kamil (2 April 2005). "Cracow lights a candle for its favourite son's last fight". London: 2005-2009 The Times The Times online. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - Vinci, Alessio (1 April 2005). "Vatican source: Pope given last rites". CNN. 2005 Cable News Network LP. Diakses tanggal 2009-01-01.
- "World awaits word on pope's condition". CNN. 2005 Cable News Network LP. 2 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.
Bibliografi
- Berry, Jason (2004). Vows of Silence: The Abuse of Power in the Papacy of John Paul II. New York, London, Toronto, Sydney: Free Press. ISBN 0-7432-4441-9.
- Davies, Norman (2004). Rising '44: The Battle for Warsaw. 80 Strand, London WC2R 0RL: Viking Penguin. ISBN 0-670-03284-0.
- de Montfort, St. Louis-Marie Grignion (2007–2009). True Devotion to Mary. Avetine Press 1023 4th Avenue 204 San Diego, CA 92101. ISBN 1-59330-470-6. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan); - Duffy, Eamon (2006). Saints and Sinners, a History of the Popes (edisi ke-Third). Yale University Press. ISBN 0-300-11597-0. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan); - John Paul II, Pope (2005). Memory & Identity - Personal Reflections. London: 2006 Weidenfeld & Nicolson. ISBN 029785075X.
- Maxwell-Stuart, P.G. (2006). Chronicle of the Popes: Trying to Come Full Circle. London: 1997, 2006 Thames & Hudson. ISBN 978-0-500-28608-6 Periksa nilai: checksum
|isbn=
(bantuan). - Menachery, Prof. George (11 November 1978). "John Paul II Election Surprises". Diakses tanggal 2009-01-01.
- Meissen, Randall (2011). Living Miracles: The Spiritual Sons of John Paul the Great. Alpharetta, Ga.: Mission Network. ISBN 978-1933271279.
- Noonan, Peggy (November 2005). John Paul the Great: Remembering a Spiritual Father. New York: Penguin Group (USA). ISBN 9780670037483. Diakses tanggal 2009-01-01.
- Navarro-Valls, Joaquin (2 April 2005). Il Santo Padre è deceduto questa sera alle ore 21.37 nel Suo appartamento privato (PDF) (dalam bahasa Italian). ‘The Holy Father passed away at 9:37 this evening in his private apartment.’ 2005-2009 The Holy See. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - O'Connor, Garry (2006). Universal Father: A Life of Pope John Paul II. 36 Soho Square, London: 2005 Bloomsbury Publishing. ISBN 0747582416. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - Renehan, Edward; Schlesinger, Arthur Meier (INT) (November 2006). Pope John Paul II. Chelsea House. ISBN 9780791092279. Diakses tanggal 25 February 2010.
- Stanley, George E (January 2007). Pope John Paul II: Young Man of the Church. Fitzgerald Books. ISBN 9781424217328. Diakses tanggal 25 February 2010.
- Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. ISBN 0340908165.
- Szulc, Tadeusz. Pope John Paul II: The Biography. London: 2007 Simon & Schuster Adult Publishing Group. ISBN 9781416588863.
- The Poynter Institute (1 May 2005). Pope John Paul II: 18 May 1920 - 2 April 2005 (edisi ke-First). St. Petersburg, Florida: Andrews McMeel Publishing. ISBN 9780740751103. Diakses tanggal 25 February 2010.
- Weigel, George (2001). Witness to Hope. 10 East 53rd Street, New York, NY: HarperCollins Publishers. ISBN 0-06-018793-X. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan); - Wojtyła, Karol. Love and Responsibility. London: William Collins Sons & Co. Ltd. ISBN 0-89870-445-6. Diakses tanggal 2009-01-01.
- Yallop, David (2007). The Power and the Glory. 162 Fulham Palace Road, London: Constable & Robinson Ltd. ISBN 978-1-84529-673-5. Diakses tanggal 2009-01-01.
Catatan
- ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaChronicle2
- ^ "Pope John Paul II". The Robinson Library. 20 October 2008. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b "Pope John Paul II: A Light for the World". United States Council of Catholic Bishops. 2003. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Daniel J. Wakin (12 April 2005). "Cardinals Lobby for Swift Sainthood of John Paul II". The New York Times. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c d e Moore, Malcolm (22 May 2008). "Pope John Paul II on course to become Saint in record time". Daily Telegraph. London. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c d Hollingshead, Iain (1 April 2006). "Whatever happened to ... canonising John Paul II?". The Guardian. London. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Gertz, Steven (10 January 2003). "Christian History Corner: John Paul II's Canonisation Cannon". Christianity Today. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Walsh, Sister Mary Ann. "Beatifications During Pope John Paul II's Pontificate, 1988". From: ‘John Paul II: A Light for the World’, Popebook.com. United States Conference of Catholic Bishops, Inc. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|work=
(bantuan) - ^ "Table of the Canonisations during the Pontificate of His Holiness John Paul II". The Holy See. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Whether John Paul II canonised more saints than all previous popes put together is difficult to prove, as the records of many early canonisations are incomplete, missing, or inaccurate.
- ^ "Catholic Culture : Latest Headlines : SPECIAL: Popes Pius XII, John Paul II declared 'venerable'". catholicculture.org. Diakses tanggal 2010-02-25.
- ^ "A Catholic Life: Pope Pius XII, John Paul II Declared Venerable". acatholiclife.blogspot.com. Diakses tanggal 2010-02-25.
- ^ "Venerable John Paul II". 19 December 2009work=piercedhearts.org. Diakses tanggal 2010-02-25.
- ^ "John Paul II declared [[Venerabilis]], moves one step closer to sainthood :: Catholic News Agency (CNA)". catholicnewsagency.com. Diakses tanggal 2010-02-25. Konflik URL–wikilink (bantuan)
- ^ a b (Inggris) "Pope paves way to beatification of John Paul II". bbc.news.co.uk. Diakses tanggal 2011-01-14.
- ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaAbout
- ^ a b c d e f g Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaA&E
- ^ a b c d e f g h i j k l m "His Holiness John Paul II : Short Biography". Vatican Press Office. 30 June 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c d e f "Pope John Paul II 1920-2005". CNN. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c "Karol Wojtyła (Pope John Paul II) Timeline". Christian Broadcasting Network. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 11. ISBN 0340908165.
- ^ a b c Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 25. ISBN 0340908165.
- ^ "Pope John Paul the most revered human being on earth popejohnpaul.com". popejohnpaul.com. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c d e Kuhiwczak, Piotr (Dr.) (1 January 2007). "A literary Pope". Polish Radio. Diakses tanggal 2009-01-01.[pranala nonaktif]
- ^ a b Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 60. ISBN 0340908165.
- ^ a b c d e Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 63. ISBN 0340908165.
- ^ a b c George Weigel, "Witness to Hope" - HarperCollins Publishers 2001, page 71
- ^ a b c Davies, Norman (2004). Rising '44: The Battle for Warsaw. 80 Strand, London WC2R 0RL: Viking Penguin. hlm. 253–254. ISBN 0-670-03284-0.
- ^ a b George Weigel, "Witness to Hope" - HarperCollins Publishers 2001, pages 71-21
- ^ Norman Davies, Rising '44: The Battle for Warsaw - Viking Penguin 2004, pages 253-254
- ^ Witness to Hope, George Weigel, HarperCollins (1999, 2001) ISBN 0-06-018793-X.
- ^ a b "Profile of Edith Zierier (1946)". Voices of the Holocaust. 2000 Paul V. Galvin Library, Illinois Institute of Technology. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 19, 2008. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ "CNN Live event transcript". CNN.com. 8 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Roberts, Genevieve., "The death of Pope John Paul II: `He saved my life - with tea, bread'", The Independent, 3 April 2005, Retrieved on 2007-06-17.
- ^ Cohen, Roger., " The Polish Seminary Student and the Jewish Girl He Saved", International Herald Tribune, 6 April 2005, Retrieved on 2007-06-17.
- ^ a b Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 71. ISBN 0340908165.
- ^ a b c d e f g h i j k l "His Holiness John Paul II, Biography, Pre-Pontificate". Holy See. Diakses tanggal 1 January 2008.
- ^ a b Maxwell-Stuart, P.G. (2006). Chronicle of the Popes. London: Thames & Hudson. hlm. 233. ISBN 978-0-500-28608-6 Periksa nilai: checksum
|isbn=
(bantuan). - ^ Edward Stourton, "John Paul II: Man of History" - Hodder & Stoughton 2006, page 97
- ^ a b c "John Paul II to Publish First Poetic Work as Pope". ZENIT Innovative Media, Inc. 7 January 2003. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b Landry, Fr. Roger J. (22 April 2005). "God, the Pope and Michelangelo". CatholiCity.com. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Wojtyła, Karol. Love and Responsibility: 1981
- ^ John Paul II, Pope (2004). Rise, Let Us Be On Our Way. 2004 Warner Books. ISBN 0-446-57781-2.
- ^ Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 103. ISBN 0340908165.
- ^ a b "Short biography". www.vatican.va. Diakses tanggal 2009-10-25.
- ^ Cardinal Deaconry S. Cesareo in Palatio Giga Catholic Information
- ^ a b c d e f g h i Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaMemory
- ^ "Humanae Vitae". 25 July 1968. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Roman Graczyk, Cena przetrwania? SB wobec Tygodnika Powszechnego, Warszawa 2011 p. 204 ISBN 978-83-7700-015-1.
- ^ a b "A "Foreign" Pope". Time magazine. 30 October 1978. hlm. 1. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c d "A "Foreign" Pope". Time magazine. 30 October 1978. hlm. 4. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 171. ISBN 0340908165.
- ^ "New Pope Announced". BBC News. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ 1978 Year in Review: The Election of Pope John Paul II
- ^ "Events in the Pontificate of John Paul II". 30 June 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c d e "BrainyQuote: Pope John Paul II Quotes". BrainyMedia.com. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c "The Philippines, 1995: Pope dreams of "the Third Millennium of Asia"". AsiaNews. 4 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ "Manila World Youth Day". Wikipedia. Diakses tanggal 2010-09-13.
- ^ a b "1979: Millions cheer as the Pope comes home". from "On This Day, 2 June 1979,". BBC News. 2 June 1979. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaCBCNews
- ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaBerlin Wall
- ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaBottum
- ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaGorbachev
- ^ Thompson, Ginger (30 July 2002). "Pope to Visit a Mexico Divided Over His Teachings". The New York Times. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ "Irish remember 1979 Papal visit". BBC News. 2 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ "The Pope's visit to Ireland". CatholicIreland.net. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c d "28 May 1982: Pope John Paul II becomes first pontiff to visit Britain". Bishops’ Conference of England and Wales. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - ^ Abbott, Elizabeth (1988). Haiti: The Duvalier Years. McGraw Hill Book Company. hlm. 260–262. ISBN 0-07-046029-9.
- ^ a b c "Pope pleads for harmony between faiths". BBC News. 24 February 2000. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ "Reception of His Holiness Catholicos Karekin II". The Christian Coptic Orthodox Church Of Egypt. 27 October 2000. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c Plett, Barbara (7 May 2001). "Mosque visit crowns Pope's tour". BBC News. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b "Pope John Paul II - Address at Omayyad Mosque of Damascus - 6 May 2001". The Catholic Community Forum and Liturgical Publications of St. Louis, Inc. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c d e (Inggris) "2000: Pope prays for Holocaust forgiveness". BBC News. 26 March 2000. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c d e f Klenicki, Rabbi Leon (13 April 2006). "Pope John Paul II's Visit to Jordan, Israel and the Palestinian Authority: A Pilgrimage of Prayer, Hope and Reconciliation" (PDF). Anti-Defamation League. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Henneberger, Melinda (21 September 2001). "Pope to Leave for Kazakhstan and Armenia This Weekend". The New York Times. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b Kilas Balik Kunjungan Paus Yohanes Paulus II di Indonesia
- ^ "The Holy See: Jubilee Pilgrimages of the Holy Father". Holy See. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c Bonacci, Mary Beth (5 May 2005). "The Pope of the Youth". Crisis Magazine. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c Bauman, Michelle (2 April 2006). "John Paul II: Pope of the Youth". Catholic News Agency. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Andrea Riccardi. La pace preventiva. Milan: San Paolo 2004.
- ^ a b Kirby, Alex (8 April 2005). "John Paul II and the Anglicans". BBC News. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ "An Introduction to the Parish Our Lady of the Atonement Catholic Church". 2006,2009 Our Lady of the Atonement. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Norway, Iceland, Finland, Denmark, Sweden 1989 - Travels - John Paul II - The Holy See - The Holy Father
- ^ {{en}Pentin, Edward - National Catholic Register. "Faith and Football". Legion of Christ. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) Cassidy, Cardinal Edward Idris (16 March 1998). "We Remember: 'A Reflection on The Shoah'". Vatican archives. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) "A Blessing to One Another - Pope John Paul II & The Jewish People". 2007,2009 A Blessing to One Another. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaAIJAC
- ^ (Inggris) ""Great Synagogue, Rome"". 2009 Sacred Destinations. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) "Boston College: "Address at the Great Synagogue of Rome"". 2009 The Trustees of Boston College. 13 April 1986. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 11, 2008. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b (Inggris) "Pope John Paul II: 'In His Own Words'". http://www.adl.org/. Anti-Defamation League. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|work=
(bantuan) - ^ (Inggris) "Nightline: Paying Respect". 2005,2009 ABCNews Internet Ventures. 4 May 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - ^ a b (Inggris) "A Blessing to One Another: Pope John Paul II and the Jewish People". 2007,2009 A Blessing to One Another. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 October 2007. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) "Online News Hour - A Papal Apology". ©1996-2009 MacNeil/Lehrer Productions. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) "Largest Gathering of Jewish Leaders to Ever Meet With a Sitting Pope". PTWF. 2004-2009 Pave the Way Foundation, Inc. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|work=
(bantuan) - ^ (Inggris) Jacobson, Kenneth (2 April 2005). "Pope John Paul II: 'An Appreciation: A Visionary Remembered'". Anti-Defamation League. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c (Inggris) Brunwasser, Matthew (2 August 2007). "Patriarch Teoctist, 92, Romanian Who Held Out Hand to John Paul II, Dies". The New York Times. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaUkraine
- ^ a b c d e f g (Inggris) "Macedonian Press Agency: News in English, 2001-05-04b". The Macedonian Press Agency (Hellenic Resources Network). 4 May 2001. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) Stephanopoulos, Nikki (28 January 2008). "Archbishop Christodoulos of Athens". 2008,2009 Associated Press. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) "Dalai Lama mourns John Paul II, "a true spiritual practitioner"". 2005-2009 AsiaNews C.F. 4 March 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - ^ (Inggris) Simpson, Victor L. (27 November 2003). "Pope John Paul II Meets With Dalai Lama". WorldWide Religious News. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) John Paul II, Pope (1994). Crossing the Threshold of Hope. Alfred A. Knopf, Inc. hlm. 93–94. ISBN 0-679-76561-1.
- ^ (Inggris) "Photo of Pope John Paul II kissing Qur'an". 123muslim.com. 2008-08-28. Diakses tanggal 2010-09-12.
- ^ a b (Inggris) Akin, Jimmy (6 April 2006). "John Paul II kisses the Qur'an". JimmyAkin.org. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) "Cold Lake Islamic Society - News & updates". coldlakeislamicsociety.ca. Diakses tanggal 2010-01-27.
- ^ a b (Inggris) "WQED Pittsburgh: Media-Only Press Room: Papal Concert". 1999-2009 WQED Multimedia. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - ^ a b (Inggris) "Orchestra to make Vatican history". BBC News. 9 November 2003. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b "Papal Concert of Reconciliation". 1996-2009 London Philharmonic Choir. 11 January 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - ^ a b (Inggris) Pitz, Marylynne (8 November 2003). "Pittsburgh Symphony to perform for Pope". 1997-2009 Post-Gazette Publishing Co., Inc. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - ^ (Inggris) "Catechism of the Catholic Church". Vatican archives. 2005,2009 Libreria Editrice Vaticana. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c Juan Domínguez: 2005
- ^ (Inggris) "Pope John Paul II and Communism". Public domain text. May be distributed freely. No rights reserved. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) Mark Riebling. "Mark Riebling, "Reagan's Pope: The Cold War Alliance of Ronald Reagan and Pope John Paul II." ''National Review'', April 7, 2005". Article.nationalreview.com. Diakses tanggal 2010-09-12.
- ^ (Inggris) "Pope John Paul II and the Fall of the Berlin Wall". 20075,2009 Tejvan Pettinger, Oxford, UK. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) "Bush, Pope, jailed Israeli among 2004 Nobel Peace Prize nominees". USA Today World, a division of Gannett Co. Inc. Copyright 2005 The Associated Press. 13 February 2004. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|work=
(bantuan) - ^ a b c (Inggris) "The Official Site of the Presidential Medal of Freedom". 2007,2009 Medal of Freedom.com. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaMsnbcNews2
- ^ a b c d e (Inggris) Hooper, John (29 March 2007). "Mystery nun the key to Pope John Paul II's case for Sainthood". London: 2007-2009 Guardian News and Media Limited. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) Gould, Peter (13 May 2005). "BBC News: On the fast track to Sainthood". MMVIII BBC. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) Owen, Richard. "Hopes raised for Pope John Paul II's beatification -Times Online". London: timesonline.co.uk. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) "Response of His Holiness Benedict XVI for the examination of the cause for beatification and canonisation of the servant of God John Paul II". Vatican News. 2005-2009 ‘Libreria Editrice Vaticana’. 9 May 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b (Inggris) "John Paul II on fast track for canonisation - Framingham, MA - The MetroWest Daily News". www.metrowestdailynews.com. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) "John Paul II's Cause for Beatification Opens in Vatican City". ZENIT. Innovative Media, Inc. 28 June 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) Kavanaugh, Jennifer (3 April 2007). "John Paul II on 'fast track' for Canonisation". GateHouse Media, Inc. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) "Pope Benedict forgoes waiting period, begins John Paul II beatification process" Catholic News Agency 13 May 2005 Retrieved 1 May 2011
- ^ a b c d e f (Inggris) Vicariato di Roma:A nun tells her story…. 2009
- ^ (Inggris) "Vatican may have found Pope John Paul's 'miracle'". includes material from Agence France-Presse (AFP), APTN, Reuters, CNN and the BBC World Service. 2007 ABC (Australia). 31 January 2006. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) "Miracle attributed to John Paul II involved Parkinson's disease". Catholic World News (CWN). 2009 Trinity Communications. 30 January 2006. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) "Nun Who Claims Cure by John Paul II Emerges to Make Her Case". The New York Times. Agence France-Presse. 30 March 2007. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c d (Inggris) "French nun says life has changed since she was healed thanks to JPII". 2007,2009 Catholic News Service/U.S. Conference of Catholic Bishops. Diakses tanggal 2009-01-01. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Miracle" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b (Inggris) Willan, Philip. "No more shortcuts on Pope John Paul's road to Sainthood". Sunday Herald. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ (Inggris) "900,000 gather for Mass with Pope Benedict". International Herald Tribune. 28 May 2006. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b (Inggris) Westcott, Kathryn (2 April 2007). "Vatican under pressure in John Paul push". 20017-2009 BBC News. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - ^ (Inggris) Moore, Malcolm (25 September 2007). "Clamour for free Pope John Paul II relics". London: 2007-2009 The Telegraph Media Group Limited. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - ^ (Inggris) "Cause for Beatification and Canonization of The Servant of God: John Paul II". 2005-2009 Vicariato di Roma - III Piano Postulazione Piazza San Giovanni in Laterano, 6/A 00184 Roma. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b (Inggris) "Boy Walks after Praying at John Paul II's Grave - World - Javno". www.javno.com. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b (Inggris) "Wheelchair-boy 'miraculously walks again' at memorial visit to tomb of Pope John Paul II". Mail Online. London. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b (Inggris) "Blessed John Paul II? - Catholic.net". ncregister.com. Diakses tanggal 2011-03-07.
- ^ a b (Inggris) "Child 'able to walk again' after praying at pope's tomb". Catholic Herald. Diakses tanggal 2011-05-01.
- ^ a b (Inggris) "Wheelchair-Bound Boy Walks Again After Visit to Pope John Paul II Tomb". www.huliq.com. Diakses tanggal 2009-01-01. Teks " HULIQ " akan diabaikan (bantuan)
- ^ a b (Inggris) "Wheelchair Boy 'Can Walk Thanks to Pope' [Eire Region] - Daily Mail - vLex United Kingdom". vlex.co.uk. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c (Inggris) "Pope John Paul II's Sainthood on Fast Track - The World Newser". blogs.abcnews.com. Diakses tanggal 2009-11-18.
- ^ a b c d (Inggris) "Catholic Culture : Latest Headlines : Beatification looms closer for John Paul II". www.catholicculture.org. Diakses tanggal 2009-11-18.
- ^ (Inggris) "Pope John Paul II's body exhumed ahead of beatification". MSNBC. MSNBC. Diakses tanggal 30 April 2011.
- ^ (Inggris) "Gold coin marks beatification of John Paul II" Yahoo! Finance 30 March 2011 Retrieved 1 May 2011
- ^ (Inggris) "Matteo Setti Official Site". Diakses tanggal 30 April 2011.
Pranala luar
Didahului oleh: Yohanes Paulus I |
Paus 1978 - 2005 |
Diteruskan oleh: Benediktus XVI |
Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA