Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta
|}
Informasi | |
---|---|
Jenis | Publik |
Pengelola | Angkasa Pura II |
Lokasi | Cengkareng, Tangerang, Banten |
Zona waktu | UTC+7 |
Koordinat | {{{coordinates}}} |
Landas pacu | |||
Arah | Panjang | Permukaan | |
---|---|---|---|
ft | m |
Landas pacu | |||
Arah | Panjang | Permukaan | |
---|---|---|---|
ft | m |
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (IATA: CGK, ICAO: WIII) merupakan sebuah bandar udara utama yang melayani kota Jakarta di pulau Jawa, Indonesia. Bandar udara ini diberi nama seperti nama Presiden Indonesia pertama, Soekarno, dan wakil presiden pertama, Muhammad Hatta. Bandar udara ini sering disebut Cengkareng, dan menjadi kode IATA-nya, yaitu CGK.
Letaknya sekitar 20 km barat Jakarta, di Kota Tangerang, Banten. Operasinya dimulai pada 1985, menggantikan Bandar Udara Kemayoran (penerbangan domestik) di Jakarta Pusat, dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur. Bandar Udara Kemayoran telah ditutup, sementara Bandar Udara Halim Perdanakusuma masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2 dibuka pada tahun 1992.
Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km², memiliki dua landasan paralel yang dipisahkan oleh dua taxiway sepanjang 2,400 m. Terdapat dua bangunan terminal utama: Terminal 1 untuk semua penerbangan domestik kecuali penerbangan yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines, dan Terminal 2 melayani semua penerbangan internasional juga domestik oleh Garuda dan Merpati.
Setiap bangunan terminal dibagi menjadi 3 concourse. Terminal 1A, 1B dan 1C digunakan (kebanyakan) untuk penerbangan domestik oleh maskapai lokal. Terminal 1A melayani penerbangan oleh Lion Air dan Wings Air. Terminal 1B melayani penerbangan oleh Kartika Airlines dan Sriwijaya Air. Sedangkan terminal 1C melayani penerbangan oleh Airfast Indonesia, Batavia Air, dan Citilink.
Terminal 2D dan 2E digunakan untuk melayani semua penerbangan internasional maskapai luar. Terminal 2D untuk semua maskapai luar yang dilayani oleh PT Jasa Angkasa Semesta, salah satu kru darat bandara. Terminal 2E untuk maskapai internasional yang dilayani oleh Garuda, termasuk semua penerbangan internasional Garuda dan Merpati. Terminal 2F untuk penerbangan domestik Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines.
Terminal 3 selesai dibangun pada tanggal 15 April 2009. Terminal 3 ini selesai nantinya akan dipergunakan oleh Maskapai penerbangan berbiaya murah dan direncanakan dapat didarati pesawat model Airbus A380.
Bandar udara ini dirancang oleh arsitek Perancis Paul Andreu, yang juga merancang bandar udara Charles de Gaulle di Paris. Salah satu karakteristik besar bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya, dan kebun tropis di antara lounge tempat tunggu. Bagaimanapun, karena perawatannya yang kurang, lokasinya tidak strategis dan pendapatan kurang, bandar udara ini lebih rendah daripada bandara internasional lainnya di daerah itu.
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta memiliki 150 loket check-in, 30 pengklaiman bagasi dan 42 gerbang. Setiap sub-terminal memiliki 25 loket check-in, 5 pengklaiman bagasi dan 7 gerbang.
Angkasa Pura II sedang merencanakan pembangunan terminal baru dengan fitur desain yang modern. Terminal 3 dibangun untuk maskapai bertarif rendah. Terdapat sebuah rencana besar untuk membangun 5 terminal penumpang + 1 terminal haji dan 4 landasan pacu.
Bandara ini direncanakan akan terhubung dengan Stasiun Manggarai, tetapi rencana ini masih belum jelas nasibnya.
Bandar udara ini membebankan pajak sebesar Rp 120.000 ($9 USD/8 Euro) untuk setiap penumpang internasional dan Rp 40.000 untuk setiap penumpang domestik.
Sejarah
Antara 1928–1974, Bandar Udara Kemayoran yang ditujukan untuk penerbangan domestik dianggap terlalu dekat dengan basis militer Indonesia, Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Penerbangan sipil di area tersebut menjadi sempit, sementara lalu lintas udara meningkat cepat, yang mana mengancam lalu lintas internasional.
Pada awal 1970-an, dengan bantuan USAID, delapan lokasi berpotensi dianalisa untuk bandar udara internasional baru, yaitu Kemayoran, Malaka, Babakan, Jonggol, Halim, Curug, Tangerang Selatan dan Tangerang Utara. Akhirnya, Tangerang Utara dipilih dan ditandai juga Jonggol dapat digunakan sebagai bandara alternatif. Sementara itu, pemerintah memulai upgrade terhadap Bandar Udara Halim Perdanakusumah untuk melayani penerbangan domestik.
Antara 1974-1975, sebuah konsorsium konsultan Kanada mencakup Aviation Planning Services Ltd., ACRESS International Ltd., dan Searle Wilbee Rowland (SWR), memenangkan tender untuk proyek bandara baru. Pembelajaran dimulai pada 20 Februari 1974 dengan total biaya 1 juta Dollar Kanada. Proyek satu tahun tersebut disetujui oleh mitra dari Indonesia yang diwakili oleh PT Konavi. Pada akhir Maret 1975, pembelajaran ini menyetujui rencana pembangunan 3 landasan pacu, jalan aspal, 3 bangunan terminal internasional, 3 terminal domestik dan 1 terminal Haji. Terminal domestik bertingkat tiga dibangun antara 1975-1981 dengan biaya US$465 juta dan sebuah terminal domestik termasuk apron dari 1982-1985 dengan biaya US$126 juta. Sebuah proyek terminal baru, diberi nama Jakarta International Airport Cengkareng (kode: JIA-C), dimulai.
1975 – 1977: Untuk membuka lahan dan mengatur perbatasan provinsi dibutuhkan waktu. Schiphol Amsterdam ditanyai pendapatnya yang mana menurut mereka agak mahal dan overdesign. Biayanya meningkat karena penggunaan sistem desentralisasi. Sistem sentralisasi menjadi yang terbaik.
Tim tersebut masih menggunakan sistem desentralisasi. Sistem awal Bandar Udara Orly West, Lyon Satolas, Hanover-Langenhagen dan Kansas City digunakan karena sederhana dan efektif.
12 November 1976: Undangan Tender kepada konsultan Perancis dengan pemenangnya Aeroport de Paris.
18 Mei 1977: Kontrak akgir ditandatangani antara Pemerintah Indonesia dengan Aeroport de Paris dengan biaya 22,323,203 franc dan Rp 177.156.000 yang ekuivalen dengan 2,100,000 Franc. Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut adalah 18 bulan, dan pemerintah menunjuk PT Konavi sebagai mitra lokal.
Hasilnya adalah:
- 2 landasan pacu termasuk taxiway
- Jalan aspal: 1 di timur, yang lainnya di barat untuk layanan bandara. Jalan barat ditutup untuk publik.
- 3 terminal yang dapat menangani 3 juta penumpang per tahun
- 1 terminal untuk penerbangan internasional dan 2 untuk domestik
- Kebun di dalam bandara dipilih sebagai gambaran.
20 Mei 1980: Pekerjaan dimulai dengan biaya untuk 4 tahun. Sainraptet Brice, SAE, Colas bersama PT Waskita Karya sebagai pembangun.
1 Desember 1980: Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian senilai Rp 384.8 miliar dengan pembangun. Biaya struktur tersebut mencapai Rp 140.450.513.000 dari APBN, 1,223,457 Franc disumbang oleh Perancis dan US$15,898,251 dari pemerintah.
1 Desember 1984: Bandar udara ini secara fisik selesai.
1 Mei 1985: Terminal kedua dimulai pembangunannya pada 11 Mei 1992. Pada 23 Desember 1986, Kepres No. 64 Tahun 1986 mengenai kontrol udara dan daratan di sekitar Bandar Udara Soekarno-Hatta dikeluarkan.
Statistik Lalu Lintas Penumpang
Tahun | Penumpang | Kargo (ton) |
Pergerakan Pesawat |
---|---|---|---|
2001 | 11,818,047 | 281,765 | 123,540 |
2002 | 14,830,994 | 306,252 | 144,765 |
2003 | 19,702,902 | 310,131 | 186,695 |
2004 | 26,083,267 | 322,582 | 233,501 |
2005 | 27,947,482 | 336,113 | 241,846 |
2006 | 30,863,806 | 384,050 | 250,303 |
Sumber : Airports Council International
Maskapai Penerbangan
Terminal Penumpang
Penerbangan | Tujuan | Terminal |
---|---|---|
AirAsia | Kuala Lumpur
|
2D |
Air China | Beijing, Xiamen | 2D |
All Nippon Airways | Tokyo-Narita | 2E |
Batavia Air (Internasional) | Guangzhou, Jeddah, Riyadh, Singapore | 2D |
Batavia Air (Domestik) | Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Berau, Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang, Luwuk, Manado, Manokwari, Makassar, Malang, Mataram, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkalpinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Surabaya, Tarakan, Ternate, Yogyakarta | 1C |
Cathay Pacific | Hong Kong | 2D |
Cebu Pacific | Manila | 2D |
China Airlines | Hong Kong, Taipei-Taoyuan | 2E |
China Southern Airlines | Guangzhou | 2D |
Citilink | Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Denpasar/Bali, Medan, Surabaya | 1C |
Emirates Airline | Dubai | 2D |
Etihad Airways | Abu Dhabi | 2E |
EVA Air | Taipei-Taoyuan | 2D |
Garuda Indonesia (Domestik) | Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Biak, Denpasar/Bali, Jayapura, Kendari, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Solo, Surabaya, Timika, Yogyakarta | 2F |
Garuda Indonesia (Internasional) | Amsterdam, Bangkok-Suvarnabhumi, Beijing-Capital, Dubai, Guangzhou, Hong Kong, Jeddah, Kuala Lumpur, Melbourne, Perth, Seoul-Incheon, Shanghai-Pudong, Singapore, Sydney, Tokyo-Narita | 2E |
Indonesia AirAsia (Domestik) | Denpasar/Bali, Yogyakarta | Terminal 3 Pier 1 |
Indonesia AirAsia (Internasional) | Bangkok-Suvarnabhumi, Ho Chi Minh City, Kuala Lumpur, Penang, Phuket, Singapore | 2D |
Japan Airlines | Tokyo-Narita | 2D |
Kartika Airlines | Batam, Medan, Padang, Sampit, Yogyakarta | 1B |
KLM Royal Dutch Airlines | Amsterdam, Kuala Lumpur | 2E |
Korean Air | Seoul-Incheon | 2E |
Kuwait Airways | Kuwait, Kuala Lumpur | 2E |
Lion Air (Domestik) | Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Banjarmasin, Batam, Bau Bau, Bengkulu, Bima, Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Kaimana, Kendari, Kupang, Makassar, Manado, Mataram, Medan, Nabire, Padang, Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Solo, Sorong, Sumbawa, Surabaya, Tahuna, Tual, Yogyakarta | 1A,1B |
Lion Air (Internasional) | Ho Chi Minh City, Kuala Lumpur, Singapore, Penang, Jeddah, Riyadh | 2E |
Lufthansa | Frankfurt [berakhir 29 October], Munich [mulai 30 October], Singapore | 2D |
Mandala Airlines | Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Denpasar/Bali, Jambi, Kupang, Medan, Padang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Surabaya, Tarakan, Yogyakarta | Terminal 3 Pier 1 |
Merpati Nusantara Airlines (Domestik) | Bandar Lampung, Biak, Denpasar, Jayapura, Makassar, Merauke, Sorong, Surabaya, Timika | 2F |
Malaysia Airlines | Kuala Lumpur | 2D |
Philippine Airlines | Manila, Singapore | 2D |
Qatar Airways | Doha | 2D |
Qantas | Sydney
|
2D |
Royal Brunei Airlines | Bandar Seri Begawan | 2E |
Saudi Arabian Airlines | Jeddah, Riyadh, Singapore | 2D |
Shenzhen Airlines | Nanjing | 2D |
Singapore Airlines | Singapore | 2D |
Sriwijaya Air (Domestik) | Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Kendari, Kupang, Makassar, Malang, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Solo, Surabaya, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Tarakan | 1B |
Sriwijaya Air (Internasional) | Singapore | 2E |
Thai Airways International | Bangkok-Suvarnabhumi | 2D |
Turkish Airlines | Istanbul-Atatürk, Singapore | 2D |
Valuair | Singapore | 2E |
Wings Air | Bali, Fak Fak, Luwuk, Manado, Mataram, Medan, Palembang, Pekanbaru, Sorong, Surabaya, Ternate, Solo, Yogyakarta | 1A |
Yemenia | Dubai, Kuala Lumpur, Sana’a | 2D |
Maskapai Penerbangan Yang Berhenti Beroperasi
- Adam Air (Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Denpasar/Bali, Jambi, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Medan, Padang, Palembang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Penang, Pontianak, Semarang, Singapore, Solo, Surabaya, Yogyakarta) / Izin penerbangan di cabut
- Air France (Paris-Charles de Gaulle, Singapore) / Air France telah bergabung dengan KLM
- Air India (Delhi, Mumbai, Singapore)
- Ansett Australia (Sydney)
- Asiana Airlines (Seoul-Gimpo)
- Balkan (Sofia)
- British Airways (London-Heathrow)
- Bouraq Indonesia Airlines (Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Davao, Denpasar/Bali, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Palembang, Pangkal Pinang, Semarang, Solo, Surabaya, Tarakan, Ternate, Yogyakarta) / Izin penerbangan dicabut
- Gulf Air (Abu Dhabi, Manama, Muscat)
- Indonesian Airlines (Balikpapan, Batam, Denpasar/Bali, Dubai, Palembang, Surabaya, Yogyakarta) / Izin penerbangan dicabut
- Jatayu Airlines (Balikpapan, Batam, Guangzhou, Ipoh, Medan, Pekanbaru, Penang, Singapore, Surabaya, Yogyakarta) / Izin penerbangan dicabut
- Royal Jordanian (Amman, Kuwait City)
- Silk Air (Singapore)
- SriLankan Airlines (Colombo)
- Star Air (Balikpapan, Denpasar/Bali, Kuala Lumpur, Kupang, Manado, Medan, Pekanbaru, Surabaya) / Izin penerbangan dicabut
- Swissair (Zurich)
Lounge
Terdapat 4 lounge kelas utama dan bisnis di Lounge Transit di area keberangkatan. Jasa Angkasa Semesta (JAS) Lounge, tersedia untuk penumpang kelas utama dan bisnis Qantas, Lufthansa, Gulf Air, EVA Air, Saudi Arabian Airlines, Singapore Airlines dan Cathay Pacific.
Pura Indah Lounge, tersedia untuk penumpang kelas utama dan bisnis Singapore Airlines (hanya kelas utama), KLM, Malaysia Airlines, Cathay Pacific dan China Airlines.
Lounge kelas utama eksekutif Aerowisata Catering Services (ACS), tersedia hanya untuk penumpang internasional Garuda Indonesia. Lounge ini juga menerima pemegang kartu GECC.
Lounge Garuda Indonesia tersedia untuk penumpang domestik kelas utama dan bisnis dan pemegang kartu GECC.
Transportasi Darat
Bus
Bus DAMRI tersedia menuju ke pusat kota, termasuk ke stasiun kereta Gambir dan stasiun lain. Juga tersedia bus untuk pindah terminal, dari terminal 1, 2, 3 termasuk juga terminal keberangkatan/kedatangan internasional. Rute rute yang dilayani oleh Bus dari Bandar Udara International Soekarno-Hatta :
- Damri : Tujuan Bekasi, Blok M, Bogor, Cikarang, Gambir, Kampung Rambutan, Lebak Bulus, Mangga Dua, Pasar Minggu, Rawamangun, Serang, Tanjung Priok.
- Primajasa : Tujuan Bandung.
- Cipaganti : Tujuan Bandung.
Kereta api
Direncanakan mulai tahun 2009, tersedia hubungan rel langsung ke Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.
Taksi
Tersedia banyak taksi, mulai dari Blue Bird Grup (Blue Bird, Pusaka Biru, Pusaka Sentra, Pusaka Nuri, Morante, Silver Bird (VIP), dll), Express Grup (Express, Express VIP), Transcab, Yellow Cab, Celebrity Grup, Mersindo, Golden Taxi, Putera, dll.
Dikenakan biaya surcharge berkisar antara Rp. 9,000 - 11,000 untuk setiap taksi yang keluar dari bandara. Perlu diperhatikan bahwa banyak taksi yang beroperasi tidak menggunakan argo melainkan tawar menawar langsung dengan pengemudinya, pastikan bahwa argo menyala sebelum taksi mulai berjalan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sewa Mobil
Banyak pilihan persewaan mobil termasuk TRAC, Hertz, Avis, dan lain-lain.
Taksi Gelap
Taksi gelap yang dioperasikan perorangan juga banyak ditemui ketika keluar dari terminal kedatangan baik domestik maupun internasional. Taksi gelap ini menawarkan harga yang konon lebih murah dibanding dengan taksi resmi, tetapi tentunya belum tentu lebih murah dan tidaklah dianjurkan karena keselamatan tidak terjamin. Tetapi kebanyakan terdapat taksi gelap yang menawarkan tarif belasan bahkan puluhan kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan taksi resmi.
Galeri Foto
-
Pintu masuk utama
-
Terminal I
-
Menara ATC
-
Bangunan terminal dengan kebun
-
Terminal I dilihat dari landasan pacu
Lihat pula
Referensi
- Angkasa. 2002 “Riwayat Penerbangan Cengkareng”. 4 Januari 2002
Pranala luar
- PT. Angkasa Pura II: Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta (Inggris)
- Informasi bandar udara World Aero Data untuk WIII
- Sejarah kecelakaan ASN untuk CGK