Bandar Udara Internasional Kualanamu

bandar udara di Indonesia
Revisi sejak 29 September 2013 09.38 oleh 112.215.66.73 (bicara) (Wow)

Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandar udara untuk Kota Medan (ibu kota provinsi Sumatera Utara) yang merupakan bagian dari MP3EI, yang menggantikan Bandar Udara Internasional Polonia yang telah berusia lebih dari 85-tahun. Lokasinya merupakan bekas area perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, terletak di Kuala Namu, desa Beringin, kecamatan Beringin, kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara. Bandara Kuala Namu diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera & sekitarnya. Bandara ini adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Bandara ini resmi beroperasi sejak pada tanggal hari Kamis, 25 Juli 2013 tepatnya mulai pagi ini sejak sekitar pada pukul 05:00 WIB & diupacara peresmian oleh Bapak Jendral Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono sejak pada tanggal hari Minggu, 29 September 2013 tepatnya mulai malam ini sejak sekitar pada pukul 21:00 WIB.

Bandar Udara Internasional
Kuala Namu

Kuala Namu International Airport

bandara kuala namu jelek
Berkas:Kuala-Namu.jpg
Apron Bandar Udara Kuala Namu
Informasi
JenisPublik
PemilikPemerintah Indonesia
PengelolaPT Angkasa Pura II
MelayaniIndonesia Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara
LokasiIndonesia Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara
DibukaKamis, 25 Juli 2013, 05:00 WIB (Soft Opening)
Minggu, 29 September 2013, 21:00 WIB (Grand Opening)
Maskapai penghubungGaruda Indonesia
Indonesia AirAsia (AirAsia)
Lion Air
Maskapai utamaIndonesia Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara
Peta
KNO di Sumatra
KNO
KNO
Lokasi Bandara di Sumatera
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
05/23 3.750 12.303 Aspal

Sejarah

Latar belakang pembangunan

Berkas:Kuala-namu-medan-new-airport.jpg
Maket rencana Bandara Kuala Namu.

Pemindahan bandara ke Kuala Namu telah direncanakan sejak pada tanggal hari Rabu, 1 Januari 1992. Dalam kunjungan kerja ke Medan oleh Bapak Jendral Menteri Perhubungan Azwar Anas saat itu, berkata bahwa demi keselamatan penerbangan, bandara akan dipindah ke luar kota.

Persiapan pembangunan diawali pada tanggal hari Jumat, 1 Agustus 1997 namun krisis moneter yang dimulai pada tahun yang sama kemudian memaksa rencana pembangunan ditunda. Sejak saat itu kabar mengenai bandara ini jarang terdengar lagi, hingga muncul momentum baru saat terjadi kecelakaan pesawat Mandala Airlines pada tanggal hari Senin, 5 September 2005 mulai pagi ini sejak sekitar pada sekitar pukul 09:40 WIB yang jatuh sesaat setelah lepas landas dari Polonia. Kecelakaan yang merenggut nyawa Gubernur Sumatera Utara Tengku Rizal Nurdin tersebut juga menyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar wilayah bandara meninggal dunia akibat letak bandara yang terlalu dekat dengan pemukiman. Hal ini menyebabkan munculnya kembali seruan agar bandara udara di Medan segera dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai. Selain itu, kapasitas Polonia yang telah melebihi batasnya juga merupakan salah satu faktor direncanakannya pemindahan bandara.

Rencana pembangunan selama bertahun-tahun terhambat masalah pembebasan lahan yang belum terselesaikan. Pada tanggal hari Sabtu, 1 Juli 2006, baru 1.650-hektar lahan yang telah tidak bermasalah (telah diselesaikan sejak pada tanggal hari Selasa, 1 November 1994), sementara lahan yang dihuni 71-kepala keluarga lainnya masih sedang dinegosiasikan, Pada tanggal hari Rabu, 1 November 2006 dilaporkan bahwa Angkasa Pura II telah menyelesaikan seluruh pembebasan lahan.[1]

Perkembangan

Pada tanggal hari Selasa, 1 November 2011, bandara ini telah 70% selesai & direncanakan selesai 100% pada tanggal hari Kamis, 15 November 2012 yang termasuk jalan raya nontol, jalur kereta api & jalan raya tol yang akan dibangun setelahnya.[2]

Pada tanggal hari Selasa, 1 Januari 2013, perkembangannya telah mencapai 95%. Pada tanggal hari Kamis, 10 Januari 2013, bandara ini melakukan percobaan sistem navigasi dan teknis. Bandara ini dibuka secara resmi pada tanggal hari Kamis, 25 Juli 2013.[3]

Dibuka Pertama

Pra-Dibuka Umum

Pada tanggal hari Rabu, 24 Juli 2013, Bandar Udara Internasional Polonia mengakhiri aktivitasnya untuk penerbangan komersial di kota Medan. Penerbangan komersial dipindahkan ke Bandar Udara Internasional Kuala Namu & Bandar Udara Internasional Polonia sekarang berganti nama resmi menjadi "Pangkalan Udara Soewondo" tetap akan melayani penerbangan militer oleh TNI-AU.

Dibuka Umum

Pada tanggal hari Kamis, 25 Juli 2013, Bandar udara internasional dari kota Medan dipindahkan dari Polonia resmi ditutup yang sudah berusia lebih dari 85-tahun dengan melakukan "Officially Closing Ceremony" & sekarang berganti nama resmi menjadi "Pangkalan Udara Soewondo" tepatnya mulai tengah malam ini sejak sekitar pada pukul 00:00 WIB, 5-jam kemudian dipindahkan ke Kuala Namu dibuka awal yang pertama dengan melakukan "Soft Opening" tepatnya mulai pagi ini sejak sekitar pada pukul 05:00 WIB.

Operasi

Pada tanggal hari Kamis, 25 Juli 2013, bandara ini resmi beroperasi dan Bandara Polonia ditutup untuk penerbangan komersial & hanya akan dipakai untuk penerbangan militer oleh TNI-AU.

Fasilitas dan infrastruktur

 
Interior ruang tunggu Bandara Kuala Namu

Tahap I bandara dapat menampung 8,1 juta-penumpang & 10.000-pergerakan pesawat per tahun,[4] sementara setelah selesainya tahap II bandara ini rencananya akan menampung 25 juta penumpang per tahun.

Luas terminal penumpang yang akan dibangun adalah sekitar 6,5-hektar dengan fasilitas area komersial seluas 3,5-hektar & fasilitas kargo seluas 1,3-hektar. Bandara International Kuala Namu memiliki panjang landas pacu 3.750-meter yang cocok untuk didarati pesawat sebesar Boeing 747 & mempunyai 8-garbarata. Walaupun fasilitasnya belum terpasang, bandara ini sanggup didarati oleh pesawat penumpang terbesar di dunia saat ini yaitu Airbus A380. Bandara ini juga adalah bandara keempat di Indonesia yang bisa didarati Airbus A380 selain Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Bandar Udara Internasional Ngurah Rai & Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Maskapai penerbangan

Terminal penumpang

MaskapaiTujuanTerminal
AirAsiaBanda Aceh, Bandung, Jakarta-Soekarno-Hatta, Pekanbaru, SurabayaDomestik
AirAsiaBangkok-Don Mueang, Chiang Mai, Hat Yai, Johor Bahru, Kuala Lumpur, Penang, Phuket, Singapura Internasional
CitilinkBatam, Jakarta-Soekarno-Hatta Domestik
Firefly Kuala Lumpur-Subang, Penang Internasional
Garuda Indonesia Banda Aceh, Batam, Jakarta-Soekarno-Hatta, Padang-Minangkabau, Palembang, Pekanbaru Domestik
Garuda IndonesiaJohor Bahru, Kuala Lumpur, Penang, Singapura Internasional
Garuda IndonesiaJeddah Haji
Indonesia AirAsiaBanda Aceh, Bandung, Jakarta-Soekarno-Hatta, Pekanbaru, SurabayaDomestik
Indonesia AirAsiaBangkok-Don Mueang, Chiang Mai, Hat Yai, Johor Bahru, Kuala Lumpur, Penang, Phuket, Singapura Internasional
Lion AirJohor Bahru, Kuala Lumpur, PenangInternasional
Lion AirBanda Aceh, Bandung, Batam, Denpasar/Bali, Jakarta-Soekarno-Hatta, Padang-Minangkabau, Pekanbaru, Surabaya Domestik
Malaysia AirlinesJohor Bahru, Kuala Lumpur, PenangInternasional
Manunggal Air ServiceSibolga, Sinabang Domestik
Merpati Nusantara Airlines Gunung Sitoli, Sibolga, Sinabang Domestik
Mihin LankaKolombo Internasional
Royal Brunei AirlinesBandar Seri Begawan Internasional
Saudi Arabian AirlinesJeddah Haji
Singapore AirlinesSingapura Internasional
Sky Aviation Gunung Sitoli, Sibolga, Silangit, Sinabang Domestik
Sriwijaya AirBanda Aceh, Batam, Jakarta-Soekarno-Hatta, Padang-Minangkabau, Pekanbaru Domestik
Sriwijaya AirPenangInternasional
Susi AirKutacane, Meulaboh, Padang Sidempuan, Pasir Pengaraian, Sibolga, Silangit, Sinabang, Singkil Domestik
SMACCarter: Dumai, Kutacane, Meulaboh, Padang Sidempuan, Sibolga Domestik
Thai Airways InternationalBangkok-Suvarnabhumi, Chiang Mai, Hat Yai, PhuketInternasional
Tigerair MandalaSingapura Internasional
Tigerair MandalaJakarta-Soekarno-Hatta, PekanbaruDomestik
ValuairSingapuraInternasional
Wings AirGunung Sitoli, Lhokseumawe, Meulaboh, Padang Sidempuan, Sabang, SibolgaDomestik
Wings AirPenangInternasional

Terminal kargo

MaskapaiTujuan
Cardig Air Jakarta-Soekarno Hatta
Cargo Garuda Indonesia Abu Dhabi, Jakarta-Soekarno Hatta
Malaysia Airlines CargoJohor Bahru, Kuala Lumpur, Penang
Singapore Airlines Cargo Singapura
Transmile Air Services Kuala Lumpur

Transportasi Darat

Kereta Api

Pembangunan Tahap I disertai pula oleh pembangunan jalur kereta api dari Stasiun Araskabu di kecamatan Beringin ke bandara yang berjarak sekitar 450-meter. Stasiun Araskabu sendiri terhubung ke Stasiun Medan dengan jarak 22.96-kilometer. Diperkirakan jarak tempuh dari Medan hingga Kuala Namu berkisar 30-menit. Stasiun ini sudah jadi & siap dioperasikan pada tanggal hari Kamis, 25 Juli 2013. Harga tiket kereta api Kuala Namu-Medan PP adalah RP80.000.00. Kereta api yang dipakai adalah KRDE buatan INKA. Direncanakan pada bulan September akan datang kereta dari Korea Selatan yang akan dilengkapi Wi-Fi service. Kereta api ini dioperasikan oleh PT Railink yang merupakan perusahaan patungan PT Angkasa Pura II & PT Kereta Api Indonesia. Kereta api ini merupakan kereta api bandara pertama di Indonesia.

Bus

Bandara ini akan dilayani bus Damri dari dan ke Kota Medan dengan waktu tempuh sekitar 60-menit.

Mobil

Terdapat jalan arteri yang menghubungkan kota Medan & bandara. Jalan Tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi saat ini sedang dalam tahap pembuatan. Direncanakan jalan tol ini akan selesai pada tahun 2014. Jalan tol ini adalah bagian dari Jalan Tol Trans-Sumatera.

Insiden

Rujukan