Ibrani 1 (disingkat Ibr 1) adalah bagian pertama dari Surat kepada Orang Ibrani dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Tidak diketahui pengarangnya, selain dari informasi bahwa ia seorang laki-laki (berdasarkan jenis kata yang dipakainya, misalnya di ayat 11:32)[3] dan kenal dekat dengan Timotius.[4]

Ibrani 1
Surat Ibrani 1:7-12 pada naskah Papirus 114, yang dibuat sekitar tahun 250 M.
KitabSurat Ibrani
KategoriSurat-surat Paulus/Surat-surat Am
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
19
pasal 2

Teks

  • Surat aslinya diyakini ditulis dalam bahasa Yunani.
  • Salah satu naskah kuno tertua yang memuat bagian pasal ini adalah Papirus 114 (diperkirakan dibuat sekitar 250 M).
  • Pasal ini dibagi atas 14 ayat.
  • Berisi ulasan mengenai sejarah penyampaian Firman Allah dan kedudukan Anak Allah dibandingkan para malaikat.

Struktur

Pembagian isi pasal:

Ayat 1-2

Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 2maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.[5]

Referensi silang: pelbagai cara (Bilangan 12:6,8); berbicara (Yohanes 9:29; Ibrani 2:2,3; 4:8; 12:25); perantaraan nabi-nabi (Lukas 1:70; Kisah Para Rasul 2:30); zaman akhir (Ulangan 4:30; Ibrani 9:26; 1 Petrus 1:20); perantaraan Anak-Nya (Ibrani 1:5; Matius 3:17; Ibrani 3:6; 5:8; 7:28); yang berhak (Mazmur 2:8; Matius 11:27; Matius 28:18); Oleh Dia (Yohanes 1:3); alam semesta (Ibrani 11:3)

Ayat-ayat ini memberikan tema utama surat ini; pada masa lalu Allah memakai para nabi sebagai sarana penyataan yang utama, namun kini Ia berbicara atau menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya melalui Putra-Nya Yesus Kristus, yang tertinggi di atas segala sesuatu. Firman Allah yang disampaikan melalui Putra-Nya bersifat menentukan; firman itu menggenapi dan melebihi semua firman yang disampaikan sebelumnya oleh Allah. Tidak ada sesuatupun, baik nabi (Ibrani 1:1) maupun malaikat (Ibrani 1:4) memiliki kewenangan yang lebih besar daripada Kristus. Ia merupakan satu-satunya jalan kepada keselamatan kekal dan satu-satunya perantara di antara Allah dan manusia. Penulis surat ini memperkuat keunggulan Kristus dengan mencatat tujuh penyataan besar mengenai Dia (Ibrani 1:2–3).[6]

Ayat 3-4

Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, 4jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.[7]

Referensi silang: cahaya kemuliaan (Yohanes 1:14); gambar wujud (Yohanes 14:9); yang ada (Kolose 1:17); penyucian dosa (Tit 2:14; Ibr 7:27; 9:11–14); yang tinggi (Markus 16:19); nama mereka (Efesus 1:21; Filipi 2:9,10; Ibr 8:6)
Setelah menyediakan pengampunan dosa-dosa kita melalui kematian-Nya di kayu salib, Kristus mengambil kedudukan yang penuh kekuasaan di sebelah kanan Allah. Kegiatan penebusan yang dilakukan Kristus di sorga meliputi pelayanan-Nya sebagai perantara ilahi (Ibrani 8:6; 13:15; 1 Yohanes 2:1–2), imam besar (Ibr 2:17–18; 4:14–16; 8:1–3), juru syafaat (Ibrani 7:25) dan pembaptis dengan Roh (Kisah Para Rasul 2:33).[6]

Sebagaimana halnya Yesus lebih tinggi daripada nabi-nabi karena Dia adalah Putra Allah, demikian pula Dia lebih tinggi daripada para malaikat karena alasan yang sama (Ibrani 1:4–14). Malaikat telah memainkan peranan penting dalam penyampaian perjanjian yang lama (Ulangan 33:2; Kisah Para Rasul 7:53; Galatia 3:19). Penulis surat ini, ketika menulis kepada orang-orang percaya Ibrani, menekankan keunggulan Kristus atas para malaikat dengan mengutip dari Alkitab Ibrani atu Perjanjian Lama.[6]

Ayat 5

Referensi silang: Mazmur 2:7; Matius 3:17; 2 Samuel 7:14

Ayat 6

Frasa "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia" dikutip dari: Ulangan 32:43 (versi Septuaginta dan Naskah Laut Mati; tidak tercantum dalam versi Terjemahan Baru yang mengambil dari Teks Masoret).

Ayat 7

1:7 Bahasa Indonesia

Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api."[8]

Referensi silang: Mazmur 104:4; Mazmur 148:8

1:7 Bahasa Yunani

Textus Receptus (1550)

καὶ πρὸς μὲν τοὺς ἀγγέλους λέγει Ὁ ποιῶν τοὺς ἀγγέλους αὐτοῦ πνεύματα καὶ τοὺς λειτουργοὺς αὐτοῦ πυρὸς φλόγα

Transliterasi

kai pros men tous angelous legei o poiōn tous angelous autou pneumata kai tous leitourgous autou puros phloga

(tidak ada varian dari semua jenis teks utama)

1:7 Catatan

  • Kata "malaikat" (bahasa Yunani: ἀγγέλους, angelous) sebenarnya berarti "pembawa kabar", yang semakna dengan kata "suruhan" atau "utusan" sebagaimana digunakan atau disiratkan dalam Mazmur 104. Ayat yang dikutip dalam surat Ibrani ini berasal dari terjemahan bahasa Yunani Alkitab Ibrani, Septuaginta. Ayat ini dan ayat dalam Mazmur 104:4 menyatakan bahwa Allah dapat membuat "malaikat" (atau "suruhan") dari "badai", demikian pula "pelayan" dari "api", sebagaimana tertulis dalam Mazmur 148:8:
Hai api dan hujan es, salju dan kabut, angin badai yang melakukan firman-Nya;[9]
  • Kata "pelayan" (bahasa Yunani: λειτουργοὺς, leitourgous) dapat ditulis sebagai "liturgis" yang bermakna "pekerja untuk masyarakat" atau "hamba masyarakat".[10]

Ayat 8-9

Referensi silang: Mazmur 45:7–8

Ayat 10-12

Referensi silang: Mazmur 102:26–28

Ayat 13

Referensi silang: Mazmur 110:1

Tujuh pernyataan besar mengenai Anak Allah

Sumber: Ibrani 1:2–3

  1. Ia adalah perantara penyampaian Firman Allah pada zaman akhir ini.
  2. Ia ditetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.
  3. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
  4. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah
  5. Ia menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.
  6. Ia mengadakan penyucian dosa
  7. Dan setelah selesai, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi.

Referensi

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
  3. ^ Ibrani 11:32
  4. ^ Ibrani 13:23
  5. ^ Ibrani 1:1–2
  6. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  7. ^ Ibrani 1:3–4
  8. ^ Ibrani 1:7
  9. ^ Mazmur 148:8
  10. ^ Strong 3011 - leitourgos.

Lihat pula

Pranala luar