Pasukan Gerakan Khas

Revisi sejak 31 Agustus 2007 04.05 oleh Dami (bicara | kontrib)

Pasukan Gerakan Khas (disingkat PGK) merupakan sebuah satuan elite antiteror berprofil tinggi dalam jajaran Polis Diraja Malaysia (PDRM), satuan gabungan antara batalyon Komando 69 dan Unit Tindakan Khas. Pasukan khusus berbaret maroon dan perang pasir ini dilatih khusus untuk menangani segala ancaman teror dan kriminal di Malaysia.

Pasukan Gerakan Khas
Markas Mabes PDRM (Bahasa Melayu:Ibu Pejabat Polis DiRaja Malaysia), Bukit Aman, Kuala Lumpur, Malaysia.
Kekuatan Rahasia
Persenjataan Glock 17, Glock 18, Glock 19, H&K Mark 23, H&K USP Compact, Sig Sauer P226, Sig Sauer P228, Sig Sauer P2022, Steyr M9, STI Tactical 5.0, STI Grandmaster, Vektor SP1, Yavuz 16 Compact, Franchi SPAS 12, Franchi SPAS 15, Mossberg 500, Remington M870, Reminton M1100, Winchester M12, H&K MP5A3, H&K MP5A5, H&K MP5-N, H&K MP5K-PDW, H&K MP5SD2, H&K MP5SD3, H&K MP7A1-PDW, H&K UMP 9, Colt M4A1, Colt M16A1, H&K G36-C, Steyr AUG A2, Acc-Int. PM, HK PSG-1, H&K MSG 90, Remington M700, Sig SSG-2000, FN Minimi, M60E2
Spesialis Penanggulangan teror domestik dan Penegakan hukum di Malaysia.
Dibentuk 20 Oktober, 1997

Pasukan Gerakan Khas dirancang khusus sebagai unit elite yang memiliki kemampuan mengatasi gangguan teroris dan kriminal mulai dari ancaman perampokan bersenapan hingga penyanderaan. Kekuatan personel unit khusus ini adalah rahasia diperkirakan efektif beroperasi pada Oktober 1997 dan terdiri dari ahli investigasi, ahli implementasi C4-I, ahli bahan peledak (penjinak bom), dan unit pemukul yang di dalamnya terdapat ahli penembak jitu. Tiap personel PGK ini memiliki kemampuan operasi sekaligus di tiga matra, yakni di darat, laut, dan udara (sama persis dengan kesatuan antiteroris US Navy SEALs dan PASKAL TLDM).

Tugas

Peranan satuan Pasukan Gerakan Khas meliputi:

  • Pengumpulan intelijen khusus dalam misi pengintaian dan operasi penanggulangan.
  • Operasi menanggulangi-teror didalam nagara bersama dengan tentara.
  • Penegakan hukum dalam tugas menumpasi aktivitas kriminal bersenapan didalam nagara.
  • Operasi penanggulangan-teror diluar Malaysia, misalannya Operasi Astute di Timor Leste.
  • Tugas SAR didalam dan luar Malaysia, misalannya kejadian tsunami di Acheh, Indonesia.
  • Tugas kawalan rapat melindungi Yang DiPertuan Agung, raja-raja Malaysia, menteri dan VVIP ternama serta diplomat.

Sejarah Organisasi

Bergabung nama menjadi Pasukan Gerakan Khas

 
Deputi Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia, Tan Sri Jamil Johari (pensiun) menyarungkan baret maroon kepada seorang anggota personil yang lulus menjadi anggota Pasukan Gerakan Khas.

Pada tanggal 20 Oktober 1997, batalyon khusus Komando 69 (ringkasnya VAT 69) dan Unit Tindakan Khas PDRM digabungkan dalam satu kesatuan dikenal sebagai Pasukan Gerakan Khas, diresmikan oleh Kepala Kepolisian Malaysia (Bahasa Melayu:Ketua Polis Negara), Inspektur Jenderal Tan Sri (pensiun) Rahim Noor. Namun, nama Pasukan Gerakan Khas ini dikekalkan dan kedua-dua detasemen terpisah semula pada tahun 2004 menjadi unit separatis dan diberinya gelaran baru. Unit Tindakan Khas disebut Pasukan Gerakan Khas A dan Pasukan Gerakan Khas B merupkan gelarannya kepada Komando 69.

Pusat operasinya bermarkas di Mabes PDRM Bukit Aman (Bahasa Melayu:Ibu Pejabat Polis DiRaja Malaysia, Bukit Aman), Kuala Lumpur dan dikepalai oleh Direktur Keselamatan Dalam Negeri/Ketenteraman Awam. Satuan ini di pimpin oleh seorang Komandan yang berpangkat Senior Assisten Commissioner II dan merupakan Deputi Direktur bagian Keselamatan Dalam Negeri/Ketenteraman Awam (KDN/KA).

Berikutan saat terjadinya peristiwa 11 September 2001, kesatuan ini diterjunkan dalam operasi antiteror bagi menanggulangi segala ancaman teroris masuk ke nagara ini. Di samping itu, mereka juga bergabung dengan pasukan elite Angkatan Tentara Malaysia (Bahasa Indonesia:Tentara Kerajaan Malaysia) saperti 10 PARA, Grup Gerak Khas, PASKAL dan PASKAU bagi memastikan keamanan dan kedamaian Malaysianya terjamin.

Peranannya

Berkas:PGKtempur.jpg
Pasukan Gerakan Khas - Mobil tempur khusus.

UTK memiliki kemampuan yang sama persis dengan korps SWAT Amerika Serikat ini ditugasi menangani aktivitas kriminal bersenapan di pekan dan perkotaan. UTK dibentuk selepas kasus sandera di bangunan AIA Kuala Lumpur oleh JRA (Japanese Red Army, Tentara Merah Jepang) pada Agustus 1975. Manakala Komando 69 asalnya adalah batalyon khusus Field Force atau Pasukan Polis Hutan (kini Pasukan Gerakan Am) melaksanakan operasi militer dihutan bersama pasukan-pasukan ATM untuk menanggulangi ancaman kominis pada tahun 1969 hingga berakhirnya situasi darurat di Malaysia pada tahun 1989, yakni 20 tahun. Dilatih khusus oleh Special Air Service, prajurit Komando 69 kini telah menerima latihan berbagai tempur dan misi pengintaian khas. Ahli penembak jitu dan ahli penjinak bahan peledak (Jihandak) satuan ini pernah mendapat latihan khusus dari satuan elite asing Special Air Service (Australia, New Zealand dan Britania Raya) dan beberapa unit-unit elit Amerika Syarikat seperti US Navy SEALs, FBI, Special Weapons and Tactics (SWAT, satuan khusus polisi Amerika Serikat yang turut mengambil bagian dalam penubuhan UTK) serta satuan elite lainnya. UTK diberi baret maroon dan Komando 69 dianugerah baret perang pasir, yaitu baret kebanggaan yang dianugerah detasemen ke 22 SAS.

Pada 14 Nopember 2006, adalah menjadi sejarahnya bagi PGK apabila kepala pemerintah kerajaan Malaysia, Seri Paduka Banginda Yang Dipertuan Agung Tuanku Syed Sirajuddin Syed Putera Jamalullail berkenan menganugerahnya baret Komando 69 dan UTK sebagai Baret Diraja sempena pensiunnya sebagai Yang Dipertuan Agung di Markas Latihan Polisi (Bahasa Melayu:Pusat Latihan Polis, PULAPOL) Jalan Semarak, Kuala Lumpur.

Latihan Gabungan

Pasukan Gerakan Khas pernah beberapa kali melakukan latihan silang bersama pasukan khusus SAS(Britania Raya, Australia dan New Zealand), Brimob Polri, STAR Singapura, FBI HRT, US Green Beret dan US Special Operations Command Pacific (USSOCPAC).

Kesatuan ini dilatih khusus meliputi tempur CQB (Close Quarters Battle), penyanderaan, penerjunan bebas (HALO/HAHO), menjinak bahan peledak (EOD), menjinak bahan berbahaya (Hazmat), sabotasi, perang bukan berlanjut, intelijen, penggunaan berbagai bahasa, SAR di dalam kota, depot minyak, kapal dan bandara, tempur didalam kereta api, lapangan udara dan pesawat terbang, pengoperasian implementasi C4-I, pengintaian, repling, penembak jitu, pengoperasian unit K9, peningkatan kemampuan seni bela diri, karate, teknik tempur pasukan khusus, latihan UDT (Underwater Demolition), penyelam tempur, tempur bermobil, latihan payung terjun, lintas udara dan latihan lainnya.

Pada tangggal 10 Desember 2003, Kepala Kepolisian Malaysia Inspektur Jenderal Tan Sri (pensiun) Mohd Bakri bin Omar telah meresmikan program latihan gabungan antara USSOCPAC dengan satuan ini serta paramiliter PDRM - Pasukan Gerakan Am di Sekolah Latihan Pasukan Gerakan Am (SLPGA), Ulu Kinta, Perak. Diakhir latihan, hanya 42 - 194 yang lulus dalam seleksi pasukan ini. Bagi seleksi pemilihan anggota Komando 69 pada bulan Mei hingga September 2006, hanya 44 - 91 personil berjaya dipilih.

Tokoh Terkenal PGK

  • DSP G/9045 Mohd Noor Razak (pensiun)
  • ASP G/10958 Abdul Razak Mohd Yusoff
  • ASP G/11188 M.V Serikumar s/o Madhavan Nair
  • ASP I/3427 Mohd Zabri Abdul Hamid (wafat pada 3 September 1975)
  • Kopral. 133562 Mazlinda Mohd Nor

Daftar Pangkat

Berikutnya adalah daftar pangkat dan jawatan yang dipakai oleh satuan ini sepertinya satuan polisi yang lain.

    • Komandan=Assisten Commisioner (ACP) kepada Deputy Commissioner (DCP).
    • Kepala Batalyon=Assisten Superintendent (ASP) kepada Superintendent (Supt).
    • Kepala Kompi=Inspektur Polisi kepada Inspektur Kepala (Bahasa Inggris:Chief Inspector)
    • Kepala Skuad/Kepala Peleton=Sersan kepada Sub Inspektur.

Perlengkapan

Sesuai kualifikasinya sebagai satuan khusus PDRM, Pasukan Gerakan Khas dibekali dengan persenjataan dan perlengkapan bantuan bagi kebutuhan operasi antiteror dan kriminal. Disedianya daftar persenjataan dan perlengkapan PGK.

Senjata

Data Persenjataan Khusus
Pistol Shotgun Senapang Submesin Senapan Serbu/Karabin Senapan Penembak Jitu Senapang Mesin
Glock 17 Franchi SPAS-12 HK MP5A3 Colt M4A1 Acc-Int. PM FN Minimi
Glock 18 Franchi SPAS-15 HK MP5A5 Colt M16A1 Colt M16A2E3 M60E2
Glock 19 Mossberg 500 HK MP5-N HK 416 Commando1 HK MSG-90
HK Mark 23 Remington M870 HK MP5-K HK G36C HK PSG-1
HK USP Compact Remington M1100 HK MP5SD2 Steyr AUG A2 Remington M700
Sig Sauer P226 Winchester M12 HK MP5SD3 Sig SSG 2000
Sig Sauer P228 HK MP7A1 PDW1
Sig Sauer P2022 HK UMP 92
Steyr M-9
STI Tactical 5.0
Vektor SP1
Yavuz 16 Compact


1Diawal tahun 2007, dikabarkan PDRM akan dibekali dengan sistem senapan baru oleh Heckler & Koch seperti HK MP7 PDW, HK 416 Commando, HK 417 Sniper dan HK XM8 Commando kepada Pasukan Gerakan Khas dan detasemen lainnya untuk meningkatkan kebutuhan persenjataan PDRM.

2HK UMP 9 merupakan sistem senapan submesin yang paling banyak dimiliki oleh tim-tim Respons Krisis di semua jajaran kesatuan PDRM selain satuan khusus PGK dalam situasi menangani segala ancaman krisis.

Perlengkapan Bantuan

Data Perlengkapan Sokongan
Grened Grened Cahaya Gas Pemedih Mata Perisai Taktikal Teropong B/Malam
T - Baton Borgol Flexi Topeng Gas Taser Penyembur Lada
Kamera Optik Lampu Suluh Battering Ram Ves Kalis Peluru Bahan Peledak C4
Tangga Gempur Peluru Tambahan Topi Balistik Laser Designators AIMPOINT
A/Pertolongan Cemas Borgol Besi T/Inframerah Peluru K/kacang Alat Menjinakan Bom

Kendaraan Tempur

Untuk meningkatkan mobilitasnya, satuan khusus ini memiliki mobil perisai Commando V-150D dan GKN Sankey AT105 yang dilengkapi dengan senapan mesin M60E2 oleh Pasukan Gerakan Am sebagai kendaraan tempur didarat khususnya dikawasan bandara dan hutan serta mengubahsuai mobil polisi (Bahasa Inggris:Mobile Patrol Vehicle, MPV), trak, van dan bas sebagai mobil taktis. Bagi pertempuran maritim pula, unit ini dibekali dengan bot tempur, jet ski dan Marine Subskimmer (bot selam mini) untuk pengoperasian amfibi dan diperairan.

Sementara bagi kebutuhan operasi melalui udara, Pasukan Gerakan Khas menggunakan pesawat angkut khusus jenis C-130 Hercules yang dipinjamkan daripada Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) dan pesawat udara milik Unit Udara PDRM sendiri yang terdiri daripada Cessna 206G, Cessna 208 Caravan 1 dan Pilatus Porter PC-6 bagi pengoperasian unit payung terjun dan HALO/HAHO serta helikopter jenis E-Squirrel AS-355 F2/AS-355N bagi tugas pengintaian, penurunan melalui tali dan hover jumping. Semua perlengkapan yang dimiliki, termasuk materi persenjataan, perlengkapan bantuan, latihan, logistis dan mobil-mobil angkut dan taktis Pasukan Gerakan Khas PDRM ini sama persis dengan apa yang dimiliki oleh satuan khusus antiteroris Amerika Serikat dan Angkatan Tentara Malaysia.

Daftar Komandan PGK

Pasukan Gerakan Khas dikepalai oleh seorang Komandan berpangkat Senior Assisten Commissioner II atau SAC II. Dibawah tersedianya daftar Komandan bagi pasukan khusus PDRM itu.

Daftar Komandan Pasukan Gerakan Khas
Nama Tahun Jabatan
Senior Asssistant Commissioner II Roslan Mohd Yassin 2002-2004 yang merupakan Deputi Direktur bagian Keselamatan Dalam Negeri/Ketenteraman Awam (KDN/KA), bertukar ke Pahang menjadi Kepala Kepolisian Negeri Pahang
Senior Asssistant Commissioner II Mohd Rani Abd Rashid 2004-2006 yang merupakan Deputi Direktur bagian Keselamatan Dalam Negeri/Ketenteraman Awam (KDN/KA)
Senior Assistant Commissioner II Muhammad Sabtu Osman 2006- Kini yang merupakan Deputi Direktur bagian Keselamatan Dalam Negeri/Ketenteraman Awam (KDN/KA)

Kawasan yang ditugasi

Pusat operasi Pasukan Gerakan Khas ini berpusat di Mabes PDRM Bukit Aman dan terbahagi kepada 2 kawasan yang ditugasi oleh 2 detasemen PGK ini. Sila lihat data kawasan yang diberi.

Pasukan Gerakan Khas Detasemen A bermarkas di Mabes Bukit Aman. Antara kawasan yang ditugasi oleh unit ini yaitu:-

Pasukan Gerakan Khas Detasemen B bermarkas di Briged Utara PGA, Ulu Kinta, Perak dan kawasan yang ditugasi oleh unit ini yaitu di kawasan utara dan timur Malaysia khususnya:-

Operasi yang diketahui

 
Kompi-kompi tempur Pasukan Gerakan Khas anti teror PDRM beraksi dengan senapan submesin MP5 dan perlengkapan sokongannya dalam latihan penyanderaan.

Ops Subuh

3 hari kemudian selepas insiden pencurian senjata pada 20 Juli tahun 2000, satu operasi dinamai Ops Subuh dirancang. Satu detasemen PGK B dikepalai oleh Assisten Superintendent of Police (ASP) Abd Razak bin Mohd Yusuf bersama detasemen Angkatan Tentara Malaysia pimpinan, Letnan Jenderal Zaini bin Mohamad Said dikirim ke Bukit Jenalek, Sauk, Perak untuk bertemu dengan kepala militan Al Ma'unah, Mohamad Amin bin Mohamad Razali. Kumpulan ini berhasil membawa lari 95 pucuk M16, dua senapan serbu Steyr, empat senapan mesin serba guna (GPMG), lima pelontar granat, 26 bayonet, dan amunisi di pos militer Kuala Rui, Perak serta menyandera 4 orang yaitu 2 anggota kepolisian, seorang personil komando Angkatan Darat Malaysia dan 1 warga sipil.

Mohamad Amin berserta pengikutnya diseru meletak senjata dan menyerah diri kepada kerajaan Malaysia. Akan tetapi, sebelum percubaan meletakkan senjata berhasil, Amin dikabarkan mengacukan senapan serbu M16/203 ke arah Zaini hingga Zaini beraksi menepis senapan tersebut menyebabkan tercetusnya tembakan dari senapan Amin dan bermulanya insiden baku tembak dihutan antar pengikut Al Ma'unah dengan pasukan elite tentara dan polisi. Peristiwa berdarah ini menjadi saksi 2 angka tewas tragis dari 4 sandera sebelum kumpulan itu menyerahkan diri yaitu seorang personil Cawangan Khas PDRM, Kopral Detektif Sanghadevan, Matthew anak Medan dari korps Grup Gerak Khas AD Malaysia diseksa hingga mati oleh kelompok militan tersebut dan jasad kedua-duanya disemadikan bersama, manakala 2 lagi sandera yaitu seorang anggota kepolisian PDRM, Sersan Mohd Shah Ahmad dan Jaafar Puteh terselamat. Abu Bakar Ismail, 1 anggota sekte Al Ma'unah tewas dalam baku tembak tersebut dan 29 ahli kumpulannya diberkas. Mohamad Amin, Zahit Muslim, Jemari Jusoh dan Jamaludin Darus dijatuhi vonis dengan hukuman gantung sampai mati dan 16 pengikutnya dihukum penjara seumur hidup 1. 10 anggota lain kelompok tersebut yaitu Megat Mohamed Hanafi Ilias, Muhamad Nukhshah Bandi Che Mansor, Riduan Berahim, Azlan Abdul Ghani, Shahidi Ali dan Khairul Anuar Mohamed Ariffin dipenjara 10 tahun oleh Pengadilan Tinggi selepas mengaku salah atas penderhakaannya ke atas Yang DiPertuan Agong di perbicaraan Senin bagi permohonan keringanan hukuman 1. Letnan Jenderal (Pensiun) Zaini Mohamad Said dan ASP Abd Razak Yusuf dianugerahi pingat Seri Pahlawan Gagah Perkasa atas keberanian kedua-duanya dalam peristiwa tersebut.

Ops Api Sawit 2

Pada tanggal 12 September 2002, Mat Komando alias Ahmad Mohd. Arshad, 37, merupakan bos kelompok penjahat “Geng 13” yang amat diburu pihak berwajib sebagai perampok nomor wahid dalam Malaysia karena terlibat dalam rangkaian kejahatan perampokan bank di kawasan terpencil, di samping perampokan terhadap saudagar kelapa sawit, penukar uang, rumah gadai, dan individu meloloskan diri di Kampung Hujung Keton, Pendang, Kedah.

Serbuan 10 anggota polisi yang tergabung dalam Pasukan Gerakan Khas dan dibantu paramiliter Pasukan Gerakan Am, menjadi akhir episode petualangan Mat Komando.

Menyedari kedatangan polisi setelah dibagi amaran "POLIS! Jangan lari...!!!" (Bahasa Indonesia: "POLISI! Jangan kabur...!!!"), Mat Komando memulai tembakan. Dalam operasi besar dan penting pihak kepolisian yang dinamai Operasi Api Sawit 2 pada subuh 12 September 2002, nyawa Mat Komando akhirnya melayang setelah dia ditembak mati di kepala dan rusuk kiri oleh pasukan khusus PDRM itu. Kepala Kepolisian Negara Malaysia ketika itu, Tan Sri Norian Mai berkata, tewasnya penjahat buronan nomor satu itu membawa kejayaannya kepada polisi berikutan tewasnya empat lagi ahli Geng 13 dalam peristiwa tembak-menembak antar polisi.

Ops Api Laras

Pada tanggal 28 September, 2002, Pasukan Gerakan Khas terlibat dalam operasi penangkapan Geng M16, kelompok penjahat yang masuk dalam daftar buronan nomor satu polisi yang terlibat dalam perampokan terhadap Bank of Tokyo pada tahun 1985 disamping perampokan terhadap rangkaian kedai emas dan rumah gadai. Diberitakan, ahlinya adalah seorang warga Tiongkok dan dilatih oleh salah seorang ahlinya yang merupakan mantan tentara Singapura. Tembak menembak antar polisi dan Geng M16 di Mantin, Negeri Sembilan menewaskan tiga Geng M16 dan melukai seorang polisi. Kini, pihak kepolisian Malaysia masih mencari kelompok Geng M16 yang lolos dari penyergapan termasuk warga negara Singapura yang diduga kuat merupakan otak di belakang kelompok itu, Elvis Keh Jiang Long alias Ah Po setelah bos kelompok Geng M16, Sum Wing Chang alias Sunny Chai mati ditembak anggota kepolisian.

Penentangan Reformasi

Pada malamnya tanggal 20 September 1998, anggota tim anti-teroris Pasukan Gerakan Khas Mabes PDRM Bukit Aman menyerbu kediaman mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato' Sri Anwar Ibrahim dengan terberkasnya beliau setelah 18 hari dipecat dari kabinet dan memulakan gerakan reformasi ke atas Dato' Sri Dr Mahathir Mohamad bersama 100, 000 orang di Kuala Lumpur dan juga dituduh karena kasus korupsi dan sodomi. 6 tahun kemudiannya yakni 2004, beliau dibebaskan oleh Dato' Seri Abdullah Ahmad Badawi yang kini menjabat jabatan Perdana Menteri Malaysia yang ke-5.

Operasi-operasi lainnya

Berkas:PGKpenyergapan.jpg
Pasukan Gerakan Khas - Latihan Penyergapan.
  • PGK terlibat dalam operasi pembebasan sandera yang ditawan pemberontak militan Abu Sayaff di Pulau Sipadan dan Ligitan, Sabah dan bergabung dengan paramiliter PGA, Angkatan Tentera Malaysia serta tentara Filipina.
  • Para personil PGK turut mengambil bagian dalam tugas kawalan rapat melindungi kepala-kepala negara Islam sedunia sempena persidangan Organization of the Islamic Conference (OIC) di Putrajaya pada 16 hingga 17 hb Oktober 2003.
  • Pasukan Gerakan Khas juga telah berkecimpung di level internasional dengan pengiriman satuannya dalam Operasi Astute di Timor Leste bersama kesatuan tentara elite ATM, yaitu 10 Para dan Grup Gerak Khas dan bergabung dengan pasukan perdamaian PBB. Dikabarkan senapan serbu M16A1 telah diadopsi menjadi senapan utama PGK B berikutan kebutuhan logistis PDRM bagi karabin M4A1 adalah terhad bagi PGK A. Bahkan diberitakan senapan submesin MP5 kurang sesuai dipakai karena gerilya-gerilya dan pemberontak Timor Leste berkemampuan dalam serangan gerilya dan lebih banyak mengandalkan senapang serbu M16 dan senapang mesin M60E2.
  • Pada tahun 2005, PGK telah ditugasi sebagai kawalan rapat melindungi mantan Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr Mahathir Mohamad semasa beliau mengadakan lawatan ke negeri Johor.
  • Para personil PGK B juga turut dikirim ke Acheh dalam tugas search and rescue 700 personil Brimob POLRI yang hilang semasa bencana tsunami.


Lihat Juga

Pranala Luar