Andini Weningtyas Effendi (lahir 12 Desember 1982) adalah seorang documentarian dan jurnalis Indonesia. Andini memulai karirnya dari modeling dengan menjadi finalis pada pemilihan Elite Look Model tahun 1999 dan Wajah Femina tahun 2000. Andini adalah putri dari pengusaha dan politikus Indonesia, Ir. Agusman Effendi dan (alm.) Efin Soehada. Nama Andini diberikan ibunya, Efin Soehada yang diambil dari sapi suci Dewa Shiva, Nandini. Sementara nama Weningtyas diberikan oleh Eyang Putri dari Ibu, (alm.) Soejatmi Soehada, yang artinya hati yang bening dalam bahasa Jawa.

Andini Effendi
LahirAndini Weningtyas Effendi
22 Desember 1982 (umur 41)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Almamater
Pekerjaan
Tahun aktif2000–sekarang
Dikenal atasJournalism
Tinggi174 cm (5 ft 9 in)
Berat56 kg (123 pon)
Orang tuaIr. Agusman Effendi (Ayah) Efin Soehada Alm. (Ibu)

Pribadi

sunting

Andini lahir di Jakarta, Indonesia pada 12 Desember 1982 dari pasangan Agusman Effendi dan (alm.) Efin Nurtjahja Gendrajani Soehada. Tinggi badannya 174 cm dan berat 56 kg. Andini tinggal di Jakarta. Andini kerap bepergian di dalam dan luar negeri baik untuk pekerjaan maupun hobby. Ibunda Andini, Efin Soehada, meninggal dunia pada 3 Juli 2022 karena kanker pankreas.

Andini aktif mengikuti kompetisi olahraga seperti Paris Marathon 2018, Tromso Midnight Sun Marathon 2019, dan Bosphorus Cross Continental Swim pada 2022.

Pendidikan

sunting

Pendidikan TK di Al Izhar Pondok Labu, SD Al Azhar Kemang, SMP hingga SMA di Al Izhar Pondok Labu. Andini kemudian melanjutkan S1 dengan jurusan jurnalistik di Universitas Pelita Harapan. Kemudian meneruskan S2 di New York University dengan jurusan Peacemaking dan Peacebuilding.

Metro TV 2003 - 2004

Andini Effendi telah menjadi jurnalis sejak 2003. Andini mengawali karir dengan magang di Metro TV sebagai production assistant di program Famous to Famous. Disinilah Andini mulai belajar produksi program TV yang dijadikan bekal untuk karirnya.

Global TV 2005 - 2006

Selesai magang, Andini menyempatkan mengambil kursus jurnalistik di New York University selama satu tahun sampai akhirnya merapat ke Global TV pada Januari 2005. Di Global TV, Andini menjadi reporter dan news anchor program Global Pagi sampai akhirnya membawakan Global Petang. Andini aktif meliput di lapangan dengan spesifikasi berita politik dan hukum. Andini menjadi jurnalis istana selama bekerja di Global TV dengan tugas embedded seluruh kegiatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

ANTV 2006 - 2007

Tahun 2006 Andini pindah ke ANTV, juga menjadi jurnalis dan presenter berita setelah saham ANTV dibeli oleh STAR TV. Di ANTV, Andini membawakan berita pagi dan berita petang. Selama bekerja di ANTV, Andini meliput berbagai peristiwa di tanah air salah satunya jatuhnya pesawat Adam Air di Laut Majene.

Metro TV 2007 - 2020

Andini kembali berlabuh di Metro TV dari 2007 hingga Februari 2020. Kali ini Andini memulai periode ini di Metro TV sebagai reporter olahraga selama 6 bulan. Andini kemudian ditarik ke departemen News Gathering oleh manajer pada saat itu, Claudius Boekan untuk menjadi reporter hard news. Andini ditugaskan di Biro Surabaya untuk meliput berbagai peristiwa di Jawa Timur salah satunya meletusnya Gunung Kelud, Kediri. Kemudian Andini kembali ke Jakarta dan resmi menjadi reporter hard news tetap. Tugasnya dimulai dari peliputan Konferensi Perubahan Iklim PBB / UNFCCC dimana Indonesia menjadi tuan rumah di Bali pada Desember 2007 yang menelurkan Bali Action Plan. Karena peliputan inilah Andini mulai tertarik pada isu lingkungan dan keberlanjutan.

Andini kemudian ditugaskan meliput perawatan Presiden Indonesia kedua, Soeharto selama 3 minggu di RSPP hingga akhir hayatnya. Sejak berbagai peristiwa krusial ini Andini kemudian ditugaskan untuk meliput peristiwa besar nasional dan internasional. Salah satu peristiwa internasional yang diliput Andini adalah perang saudara Libya pada tahun 2011. Andini berada di Tripoli, Libya selama 3 bulan sampai pemimpin Libya Muammar Gaddafi diungsikan hingga meninggal dunia.

Koresponden Internasional

sunting

Andini menerima informasi diterima dalam program master di New York University Center for Global Affairs ketika berada di Libya. Sepulangnya dari Libya, Andini mengambil cuti panjang dari Metro TV untuk meneruskan pendidikan dan mengambil konsentrasi Peacemaking & Peacebuilding. Selama 2 tahun di Amerika Serikat Andini meliput berbagai peristiwa krusial seperti, gerakan Occupy Wall Street, teror bom Boston, ledakan di West, Texas dan pelantikan Presiden Barack Obama.

Pengalaman Interview (antara lain)

sunting

Robert Mugabe, Zimbabwean President

Shimon Peres, Israeli President & Prime Minister

Scott Morrison, Australian Prime Minister

Benigno Aquino Jr., President of the Philippines

Joko Widodo, Indonesian President

David Beckham, international soccer player

Mahathir Mohammad, Malaysian Prime Minister

Anwar Ibrahim, Malaysia’s Opposition Leader

Mamnoon Hussain, Pakistani President

Sauli Niinistö, Finnish President

Tomislav Nikolić, Serbian President

Penghargaan

sunting

Andini meraih dua penghargaan dengan gelar Best Current Affairs Presenter dari Asian Television Awards pada tahun 2019 dan 2020. Andini juga merupakan penerima penghargaan Elizabeth O'Neill Journalism Award 2019 dari pemerintah Australia.

Q&A with Andini Effendi

sunting

Andini dipercaya untuk memandu program talkshow dengan menggunakan namanya, Q&A with Andini Effendi sejak awal 2019 hingga Februari 2020. Q&A with Andini Effendi adalah program primetime tayang hari Minggu malam yang mengangkat isu trending di media sosial, media mainstream, percakapan kelompok masyarakat yang layak diketahui khalayak. Konsep program adalah dengan menghadirkan panelis dari berbagai latar belakang seperti penulis, Maman Suherman dan aktris & aktivis, Nadine Alexandra Dewi. Meski mendapat antusiasme penonton digital, performa program Q&A tidak mendongkrak rating Metro TV, tantangan yang terus dialami oleh Metro TV dalam mayoritas programnya. Andini Effendi kemudian mengundurkan diri dari program Q&A dan Metro TV setelah 12.5 tahun bersama untuk menjadi jurnalis independen.

Cauldron Indonesia (2021 - present)

sunting

Andini mendirikan Cauldron Indonesia bersama seorang partner yang fokus pada produksi konten khususnya dokumenter dan talkshow Uncensored with Andini Effendi, yang tayang di Youtube, Spotify, Facebook Watch, dan Apple Music. Program ini membahas isu yang anti mainstream dan lekat di masyarakat namun luput atau di sensor media mainstream. Antara lain isu LGBTQ, hubungan personal, isu Israel, kesehatan mental, kesehatan reproduksi, dan AIDS. Selain produksi, cabang lain dari Cauldron Indonesia adalah strategi dimana Cauldron fokus pada kampanye politik serta bekerjasama dengan entitas asing untuk mengembangkan usahanya di Indonesia.

Sebagai jurnalis independen, Andini juga berkolaborasi dengan berbagai media digital Indonesia untuk membuat dokumenter series pendek seperti:

  • Giving Plastic a Second Chance - documentary series focusing on reviving the recycling industry in Indonesia. Collaboration with asumsi.co
  • Feeding the Future - documentary series focusing on what we eat and the impact on health and nature. Collaboration with Narasi TV
  • Reality Bites - snack bite series on sustainability awareness through beauty products. Collaboration with Narasi TV
  • Silent Killer - documentary series on Jakarta’s pollution. Collaboration with Asumsi.co
  • Magnitude Dini - documentary series focusing on the hard truth behind current affairs in the country. Collaboration with Tempo Digital 2
  • Uncensored with Andini Effendi - YouTube and podcast of Andini Effendi discussing inconvenient truths about certain topics in Indonesia

Referensi

sunting