Kamp konsentrasi Auschwitz

Museum

Kamp konsentrasi Auschwitz[a] (bahasa Jerman: Konzentrationslager Auschwitz, pelafalan [kɔntsɛntʁaˈtsi̯oːnsˌlaːɡɐ ˈʔaʊʃvɪts] ; juga KL Auschwitz atau KZ Auschwitz) adalah kompleks kamp konsentrasi dan kamp pemusnahan yang dioperasikan oleh Jerman Nazi di Polandia yang didudukinya semasa Perang Dunia II dan Holokaus.[3] Kompleks tersebut berisikan lebih dari 40 kamp, termasuk Auschwitz I, kamp utama (Stammlager) di Oświęcim; Auschwitz II-Birkenau, kamp konsentrasi dan pemusnahan yang dilengkapi kamar gas; Auschwitz III-Monowitz, kamp kerja milik perusahaan kimia IG Farben; dan puluhan subkamp lainnya.[4] Kamp-kamp tersebut menjadi lokasi utama penerapan kebijakan Solusi Akhir Nazi atas persoalan Yahudi.

Auschwitz
Konzentrationslager Auschwitz  (Jerman)
Kamp konsentrasi dan pemusnahan Nazi (1940–1945)
Atas: Gerbang Auschwitz I bertuliskan Arbeit macht frei ("kerja membebaskanmu")
Bawah: Gerbang Auschwitz II-Birkenau. Rel kereta api, yang beroperasi dari bulan Mei sampai Oktober 1944, mengarah langsung ke kamar gas.[1]
Koordinat50°02′09″N 19°10′42″E / 50.03583°N 19.17833°E / 50.03583; 19.17833
Dikenal karenaHolokaus
LetakPolandia yang diduduki Jerman
Dibangun olehIG Farben
Dioperasikan olehJerman Nazi dan Schutzstaffel
KomandanLihat daftar
Fungsi awalBarak tentara
BeroperasiMei 1940 – Januari 1945
TahananTerutama Yahudi, bangsa Polandia, Romani, tawanan perang Soviet
Jumlah tahananKurang lebih 1,3 juta[2]
Jumlah tahanan tewasKurang lebih 1,1 juta[2]
Dibebaskan olehUni Soviet, 27 Januari 1945
Tahanan terkenalTahanan Auschwitz: Adolf Burger, Edith Eger, Anne Frank, Viktor Frankl, Imre Kertész, Maximilian Kolbe, Primo Levi, Fritz Löhner-Beda, Irène Némirovsky, Tadeusz Pietrzykowski, Witold Pilecki, Liliana Segre, Edith Stein, Simone Veil, Rudolf Vrba, Alfréd Wetzler, Elie Wiesel, Else Ury, Eddie Jaku, Władysław Bartoszewski
Buku terkenal
Situs webauschwitz.org/en/
Nama resmiAuschwitz Birkenau, Kamp Konsentrasi dan Pemusnahan Jerman Nazi (1940–1945)
JenisBudaya
Kriteriavi
Ditetapkan1979 (sidang ke-3)
No. referensi31
RegionEropa dan Amerika Utara

Jerman memicu Perang Dunia II dengan menyerbu Polandia pada bulan September 1939. Schutzstaffel (SS) kemudian mengubah sebuah barak tentara di Auschwitz I menjadi kamp tahanan perang.[5] Tahanan politik yang pertama kali dipindahkan ke Auschwitz umumnya adalah orang Polandia. Dalam dua tahun pertama, mayoritas tahanan Auschwitz adalah orang Polandia.[6] Pada bulan Mei 1940, para pelaku kriminal Jerman dibawa ke kamp dan dijadikan sebagai pengurus kamp, yang memulai kekejaman terhadap para tahanan. Para tahanan tersebut dipukuli, disiksa, dan dieksekusi karena alasan sepele. Pembantaian dengan gas beracun pertama kali dilakukan terhadap tahanan Soviet dan Polandia di blok 11 Auschwitz I kira-kira bulan Agustus 1941.

Pembangunan Auschwitz II dimulai sebulan kemudian, dan dari tahun 1942 sampai akhir 1944, para Yahudi dari seluruh penjuru Eropa yang diduduki Jerman diangkut dengan kereta barang ke kamar gas di Auschwitz. Dari 1,3 juta tahanan yang dikirim ke Auschwitz, 1,1 juta di antaranya tewas. Jumlah korban meliputi 960.000 Yahudi (865.000 di antaranya langsung digas saat tiba di kamp), 74.000 orang Polandia non-Yahudi, 21.000 orang Romani, 15.000 tawanan perang Soviet, dan kira-kira 15.000 korban lainnya.[7] Korban yang tidak dibunuh dengan gas beracun tewas akibat kelaparan, kelelahan, penyakit, pengeksekusian, atau dipukuli. Korban lainnya juga tewas akibat eksperimen medis.

Dari 802 tahanan yang berupaya melarikan diri, hanya 144 yang berhasil. Pada tanggal 7 Oktober 1944, dua satuan Sonderkommando yang beranggotakan para tahanan pengurus kamar gas melancarkan pemberontakan, tetapi gagal. Setelah kamp dibebaskan dan Holokaus berakhir, hanya 789 personel Schutzstaffel yang diadili.[8] Sejumlah personel SS dieksekusi, termasuk pemimpin kamp Rudolf Höss. Kegagalan Sekutu yang tidak cepat bertindak setelah menerima laporan awal mengenai pembantaian massal masih diperdebatkan sampai saat ini.

Sewaktu Tentara Merah Uni Soviet hampir tiba di Auschwitz pada bulan Januari 1945, SS memaksa sebagian besar penghuni kamp untuk melakukan kirab kematian ke kamp-kamp di Jerman dan Austria. Tentara Soviet tiba di Auschwitz pada tanggal 27 Januari 1945, hari yang kelak diperingati sebagai Hari Peringatan Holokaus Internasional sejak tahun 2005. Berpuluh-puluh tahun seusai perang, para penyintas seperti Primo Levi, Viktor Frankl, dan Elie Wiesel menulis memoar mengenai pengalaman mereka, dan Auschwitz menjadi simbol utama Holokaus. Pada tahun 1947, Polandia mendirikan Museum Negara Auschwitz-Birkenau di lokasi Auschwitz I dan II. Pada tahun 1979, lokasi tersebut tetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Auschwitz menjadi lokasi pembantaian massal terbesar dalam sejarah yang dilakukan di satu tempat.[9][10]

Latar belakang

sunting
Auschwitz I, II, and III

Menurut Richard J. Evans, ideologi Nazisme menggabungkan unsur "kebersihan ras", eugenika, antisemitisme, pan-Jermanisme, dan perluasan wilayah.[11] Adolf Hitler dan Partai Nazi didera keinginan kuat untuk menyelesaikan "persoalan Yahudi".[12] Tidak lama setelah Nazi berkuasa di Jerman pada tahun 1933, tindakan kekerasan terhadap Yahudi Jerman menjadi hal lumrah,[13] dan sejumlah undang-undang diberlakukan untuk mengecualikan Yahudi dari berbagai profesi, termasuk pegawai negeri dan profesi hukum.[b]

Maraknya pencelaan dan tekanan ekonomi mendorong Yahudi untuk pindah dari Jerman. Bidang usaha milik Yahudi tidak diperbolehkan memasuki pasar, dilarang beriklan di surat kabar, dan dibatalkan kontraknya oleh pemerintah.[15] Pada tanggal 15 September 1935, Reichstag mengesahkan Undang-Undang Nuremberg. Undang-undang tersebut juga mengatur mengenai Hukum Kewarganegaraan Reich, yang mendefinisikan warga negara Jerman adalah orang-orang "berdarah Jerman atau terkait yang dibuktikan melalui perilaku bahwasanya ia bersedia dan layak untuk melayani rakyat dan Reich Jerman dengan setia", serta Hukum Perlindungan Darah dan Kehormatan Jerman, yang melarang orang-orang "berdarah Jerman atau terkait" menikah dan berhubungan badan dengan orang Yahudi.[16]

Ketika Jerman menyerbu Polandia pada bulan September 1939, yang memicu Perang Dunia II, Hitler menitahkan agar para pemimpin dan kaum cendekia Polandia dihabisi.[17] Wilayah di selingkungan Auschwitz direbut oleh Reich Jerman, mulai dari Gau Silesia dan Gau Silesia Hulu pada tahun 1941.[18] Kamp di Auschwitz dibangun pada bulan April 1940, awalnya untuk digunakan sebagai kamp pengasingan bagi tahanan politik Polandia. Pada tanggal 22 Juni 1942, Jerman menginvasi Uni Soviet demi memperluas wilayah jajahannya.[19] Pembunuhan dengan gas beracun pertama kali dilakukan terhadap sekelompok tawanan perang Soviet di Auschwitz kira-kira bulan Agustus 1941.[20] Pada akhir 1941, babak pertama Holokaus dimulai dengan dibunuhnya 500.000–800.000 tahanan Yahudi Soviet melalui penembakan massal oleh satuan Einsatzgruppen, tentara Jerman, dan kolaborator setempat.[21] Dalam Konferensi Wannsee di Berlin pada tanggal 20 Januari 1942, Reinhard Heydrich menguraikan Solusi Akhir bagi Persoalan Yahudi kepada para petinggi Nazi,[22] dan sejak awal 1942, puluhan kereta barang mengangkut Yahudi dari seluruh penjuru Eropa yang diduduki Jerman ke kamp pemusnahan di Polandia, yakni Auschwitz, Bełżec, Chełmno, Majdanek, Sobibór, dan Treblinka. Sebagian besar tahanan langsung dihabisi dengan gas beracun ketika tiba di kamp.[23]

Auschwitz I

sunting

Pembangunan

sunting
Auschwitz I, 2009; pusat penerimaan tahanan Auschwitz I saat ini menjadi pusat penerimaan pengunjung di Museum Negara Auschwitz-Birkenau.[24]
Bekas pusat penerimaan tahanan, gedung paling kiri dengan deretan cerobong asap adalah dapur kamp.
Foto udara kamp konsentrasi Auschwitz yang memperlihatkan kamp Auschwitz I, 4 April 1944

Auschwitz I merupakan bekas kamp Perang Dunia I yang kemudian digunakan sebagai barak tentara Polandia. Kamp tersebut dijadikan sebagai kamp utama (Stammlager) dan pusat tata usaha kompleks kamp. Auschwitz I berjarak Lima-puluh kilometer (31 mi) di sebelah barat daya Kraków. Lokasi tersebut pertama kali diusulkan sebagai kamp pengasingan bagi tahanan Polandia pada bulan Februari 1940 oleh Arpad Wigand, inspektur Sicherheitspolizei (polisi keamanan) dan wakil Erich von dem Bach-Zelewski, Kepala SS dan Polisi Tertinggi di Silesia. Richard Glücks, kepala Inspektorat Kamp Konsentrasi, mengirim Walter Eisfeld, mantan komandan kamp konsentrasi Sachsenhausen di Oranienburg, Jerman, untuk memeriksa kelayakan lokasi kamp.[25] Luas Auschwitz kira-kira panjang 1.000 meter (3.300 ft) dan lebar 400 meter (1.300 ft),[26] yang memiliki 22 bangunan bata, delapan di antaranya berlantai dua. Lantai dua ditambahkan ke bangunan lain dan delapan blok baru dibangun pada tahun 1943 .[27]

Reichsführer-SS Heinrich Himmler, panglima SS, menyetujui lokasi kamp pada bulan April 1940 atas rekomendasi Obersturmbannführer-SS Rudolf Höss dari inspektorat kamp. Höss mengawasi pembangunan kamp dan menjabat sebagai komandan kamp perdana. Tiga puluh tahanan pertama tiba pada tanggal 20 Mei 1940 dari kamp Sachsenhausen. Para tahanan Jerman tersebut adalah "penjahat profesional" (Berufsverbrecher), yang dijuluki dengan "hijau" (Grünen), sesuai dengan warna lencana pada baju tahanan mereka. Para grünen dijadikan sebagai pengurus kamp, dan kerap melakukan kekerasan terhadap tahanan kamp, terutama pada tahanan Polandia, sampai peran mereka digantikan oleh tahanan politik.[28] Tahanan pertama di Auschwitz adalah Bruno Brodniewicz, yang diberi nomor urut 1. Ia ditunjuk menjadi Lagerälteste (tetua kamp). Tahanan lainnya diberi tugas sebagai kapo atau pengawas blok.[29]

Pemindahan massal pertama

sunting

Pemindahan massal tahanan pertama kali terjadi tanggal 14 Juni 1940. Para tahanan, yang terdiri dari tahanan politik Polandia, termasuk Yahudi dan imam Katolik, tiba di Auschwitz dari Tarnów, Polandia. Para tahanan tersebut diberi nomor urut 31 sampai 758.[c] Dalam sebuah surat bertanggal 12 Juli 1940, Höss memberi tahu Glücks bahwa penduduk setempat adalah "orang Polandia fanatik yang siap melakukan segala cara untuk melawan prajurit SS yang mereka benci".[31] Pada akhir 1940, SS menyita lahan seluas 40 kilometer persegi (15 mil persegi) di sekeliling kamp untuk membangun "zona kepentingan" (Interessengebiet), yang diawasi oleh SS, Gestapo, dan polisi setempat.[32] Pada bulan Maret 1941, 10.900 tahanan dipenjarakan di kamp Auschwitz, sebagian besarnya adalah orang Polandia.[26]

Sewaktu pertama kali tiba di Auschwitz, para tahanan yang tidak dikirim langsung ke kamar gas akan didaftarkan di pusat penerimaan tahanan, yang lokasinya berada di dekat gerbang bertuliskan Arbeit macht frei (bekerja membebaskanmu). Di sana, para tahanan akan ditato, dicukur, didisinfeksi, dan diberi seragam penjara bermotif garis. Pusat penerimaan tersebut dibangun antara tahun 1942 dan 1944, yang awalnya dilengkapi dengan pemandian, binatu, dan 19 kamar gas untuk menyelisik pakaian. Pusat penerimaan tahanan Auschwitz I kelak menjadi pusat penerimaan pengunjung Museum Negara Auschwitz-Birkenau.[24]

Krematorium I dan pengegasan pertama

sunting
Krematorium I, difoto pada tahun 2016, dibangun kembali seusai perang[33]

Pembangunan krematorium I dimulai di Auschwitz I pada akhir Juni atau awal Juli 1940.[34] Pada awalnya, Krematorium I tidak dimaksudkan sebagai tempat pembunuhan massal, melainkan untuk mengkremasi para tahanan yang dieksekusi atau tewas di kamp tersebut. Krematorium I dipergunakan dari bulan Agustus 1940 sampai Juli 1943, dan kemudian ditutup sesudah dibangunnya krematorium baru di Auschwitz II.[35] Pada bulan Mei 1942, tiga pemanggang dipasang di Krematorium I, yang secara keseluruhan mampu membakar 340 jenazah dalam waktu 24 jam.[36]

Pengujian dengan menggunakan gas beracun pertama kali terjadi kira-kira bulan Agustus 1941. Atas instruksi Rudolf Höss, Lagerführer Karl Fritzsch membunuh sekelompok tawanan perang Soviet dengan melemparkan kapsul Zyklon B ke dalam sel bawah tanah mereka di blok 11 Auschwitz I. Rombongan kedua yang terdiri dari 600 tawanan perang Soviet dan kira-kira 250 tahanan Polandia digas pada tanggal 3–5 September.[37] Kamar mayat kemudian juga diubah menjadi kamar gas yang mampu menampung sedikitnya 700-800 orang.[36][d] Zyklon B dijatuhkan ke dalam kamar gas melalui celah di langit-langit.[36]

Pemindahan massal pertama Yahudi

sunting

Para sejarawan berbeda pendapat mengenai tanggal kedatangan kereta pengangkut Yahudi pertama di Auschwitz. Pada Konferensi Wannsee di Berlin tanggal 20 Januari 1942, para pimpinan Nazi menguraikan rencana mengenai Solusi Akhir secara halus.[38] Menurut Franciszek Piper, komandan Auschwitz Rudolf Höss memberikan keterangan yang tidak selaras di persidangannya. Piper mengutarakan bahwa pemusnahan dimulai pada bulan Desember 1941, Januari 1942, atau sebelum didirikannya kamp perempuan pada bulan Maret 1942.[39] Dalam buku Kommandant in Auschwitz, Höss menulis: "Pada musim semi 1942, pemindahan pertama Yahudi, yang semuanya untuk dimusnahkan, tiba dari Silesia Hulu."[40] Menurut Danuta Czech, Pada tanggal 15 Februari 1942, pengangkutan Yahudi dari Beuthen, Silesia Atas (Bytom, Polandia), tiba di Auschwitz I dan langsung dikirim ke kamar gas.[e][42] Pada tahun 1998, seorang penyintas bersaksi bahwa kereta api tersebut berisi "para perempuan dari Beuthen".[f] Saul Friedländer berpendapat bahwa para Yahudi Beuthen berasal dari kamp kerja Organisasi Schmelt yang dianggap tidak layak lagi untuk bekerja.[44] Menurut Christopher Browning, pemindahan Yahudi yang tidak layak bekerja untuk dikirim ke kamar gas di Auschwitz sudah dilakukan sejak musim gugur 1941.[45] Bukti atas pernyataan tersebut dan pemindahan pada bulan Februari 1942 dipertentangkan oleh Nikolaus Wachsmann pada tahun 2015.[46]

Menurut Danuta Czech, kira-kira tanggal 20 Maret 1942, kereta api yang mengangkut Yahudi Polandia dari Silesia dan Zagłębie Dąbrowskie diarahkan langsung dari stasiun ke kamar gas di Auschwitz II yang baru mulai difungsikan.[47] Pada tanggal 26 dan 28 Maret, para Yahudi dari Slowakia yang diangkut dengan dua kereta api didaftarkan sebagai tahanan di kamp perempuan untuk dijadikan sebagai buruh paksa. Pemindahan tersebut merupakan pemberangkatan Yahudi pertama yang diatur oleh departemen IV B4 (biro Yahudi) Biro Utama Keamanan Reich, yang dikepalai oleh Adolf Eichmann.[g] Pada tanggal 30 Maret, kereta api yang mengangkut Yahudi Prancis tiba di Auschwitz.[48] Proses "pemilahan", ketika para tahanan yang baru tiba dipilah untuk bekerja atau dibantai di kamar gas, mulai dilakukan pada bulan April 1942 dan dilakukan secara rutin sejak bulan Juli. Piper mengungkapkan bahwa hal tersebut membuktikan makin meningkatnya kebutuhan Jerman akan tenaga kerja. Tahanan yang dianggap tidak layak bekerja dibunuh dengan gas beracun tanpa perlu didaftarkan sebagai tahanan terlebih dahulu.[49]

Muncul perbedaan pendapat mengenai berapa banyak tahanan yang digas di Auschwitz I. Perry Broad, seorang prajurit Unterscharführer-SS, bersaksi bahwa "gerombolan tahanan demi tahanan lenyap di krematorium Auschwitz [I]".[50] Menurut kesaksian Filip Müller, salah seorang Sonderkommando di Auschwitz I, puluhan ribu Yahudi dari Prancis, Belanda, Slowakia, Silesia Hulu dan Yugoslavia, serta dari ghetto Theresienstadt, Ciechanów, dan Grodno, dibunuh di sana.[51] Sebaliknya, sejarawan Jean-Claude Pressac memperkirakan hampir 10.000 tahanan dibunuh di Auschwitz I.[50] Tahanan terakhir yang digas di Auschwitz I pada bulan Desember 1942 adalah 400 anggota Sonderkommando Auschwitz II, yang dipaksa menggali dan membakar sisa-sisa kuburan massal kamp tersebut, yang diperkirakan berisi lebih dari 100.000 jenazah.[52]

Auschwitz II-Birkenau

sunting

Pembangunan

sunting
Gerbang Auschwitz II-Birkenau dari dalam kamp, 2007
Lokasi yang sama, Mei/Juni 1944, dengan gerbang kamp di latar belakang. Proses "pemilahan" terhadap Yahudi Hungaria untuk bekerja paksa atau dibunuh di kamar gas. Dari Album Auschwitz, difoto oleh Erkennungsdienst
Gerbang dengan reruntuhan kamp di latar belakang, 2009

Selepas mengunjungi Auschwitz I pada bulan Maret 1941, Himmler memerintahkan agar kamp tersebut diperluas.[53] Peter Hayes mengungkapkan bahwa pada tanggal 10 Januari 1941, organisasi perlawanan terselubung Polandia memberi tahu pemerintah Polandia yang sedang dalam pengasingan di London: "kamp konsentrasi Auschwitz mampu menampung kira-kira 7.000 tahanan saat ini, dan akan dibangun lagi untuk menampung kira-kira 30.000 tahanan."[54] Pembangunan Auschwitz II-Birkenau, yang dinamai Kriegsgefangenenlager (kamp tawanan perang) pada cetak birunya, dimulai pada bulan Oktober 1941 di Brzezinka, kurang lebih tiga kilometer dari Auschwitz I.[55] Sesuai dengan rencana pembangunan awalnya, Auschwitz II akan terdiri dari empat sektor (Bauabschnitte I–IV), masing-masing sektor berisi enam subkamp (BIIa–BIIf), yang dilengkapi gerbang dan pagar di masing-masing kamp. Dua sektor pertama selesai dibangun (sektor BI awalnya merupakan kamp karantina), sedangkan pembangunan sektor BIII dimulai pada tahun 1943, tetapi dihentikan pada bulan April 1944, dan rencana pembangunan BIV akhirnya dibatalkan.[56]

Seorang arsitek Sturmbannführer-SS bernama Karl Bischoff ditunjuk sebagai kepala konstruksi pembangunan kamp.[53] Sesuai dengan anggaran awal sebesar RM 8,9 juta, seyogianya tiap barak menampung 550 tahanan, tetapi kemudian diubah menjadi 744 per barak, sehingga kamp tersebut mampu menampung 125.000 tahanan sekaligus, bukannya 97.000.[57] Auschwitz II memiliki 174 barak, masing-masing barak berukuran 35,4 x 11,0 m (116 x 36 ft), yang dibagi menjadi 62 bilik berukuran 4 m2 (43 sq ft). Bilik-bilik tersebut dibagi lagi menjadi beberapa "tenggeran", yang awalnya untuk menampung tiga tahanan tetapi kemudian ditambah menjadi empat tahanan. Lantaran sempitnya ruang pribadi yang hanya seluas 1 m2 (11 sq ft) untuk tidur dan menaruh barang-barang, para tahanan tidak memiliki "ruang minimum yang dibutuhkan untuk hidup".[58]

Selagi barak-barak tersebut sedang dibangun, para tahanan dipaksa untuk menempatinya. Selain bekerja, para tahanan juga harus mengikuti seruan berkumpul yang lama pada malam hari. Akibatnya, sebagian besar tahanan di BIb (kamp laki-laki) tewas karena hipotermia, kelaparan, atau kelelahan pada bulan-bulan pertama.[59] Kira-kira 10.000 tawanan perang Soviet tiba di Auschwitz I antara tanggal 7 dan 25 Oktober 1941,[60] tetapi pada 1 Maret 1942 hanya 945 yang tersisa. Para tahanan tersebut dipindahkan ke Auschwitz II,[41] dan di sana kebanyakan dari mereka tewas pada bulan Mei.[61]

Krematorium II–V

sunting

Kamar gas pertama di Auschwitz II mulai dioperasikan pada bulan Maret 1942. Kira-kira tanggal 20 Maret, pemindahan Yahudi Polandia yang dikirim oleh Gestapo dari Silesia dan Zagłębie Dąbrowskie tiba di Auschwitz II. Para tahanan tersebut diangkut dari stasiun kereta Oświęcim dan langsung diarahkan ke kamar gas di Auschwitz II. Jenazah para tahanan tersebut kemudian dikuburkan di lapangan kosong terdekat.[47] Kamar gas terletak di sebuah bangunan yang oleh para tahanan dinamai dengan "rumah merah kecil" (atau disebut bunker 1 oleh SS), sebuah pondok bata yang diubah menjadi kamar gas, jendelanya ditutup dengan bata dan empat ruangannya diubah menjadi dua kamar tertutup, pintunya bertuliskan "Zur Desinfektion" ("ruang disinfeksi"). Pondok bata kedua, yang disebut "rumah putih kecil" atau bunker 2, juga diubah menjadi kamar gas dan mulai dioperasikan pada bulan Juni 1942.[62] Sewaktu Himmler mengunjungi kamp pada tanggal 17 dan 18 Juli 1942, ia menyaksikan proses pemilahan Yahudi dari Belanda, pembunuhan massal di kamar gas bunker 2, dan melihat-lihat lokasi pembangunan Auschwitz III, pabrik baru milik IG Farben yang sedang dibangun di Monowitz.[63] Pemanfaatan bunker 1 dan 2 dihentikan pada musim semi 1943 sehubungan dengan dibangunnya krematorium baru, tetapi bunker 2 kembali digunakan pada bulan Mei 1944 untuk membantai Yahudi Hungaria. Bunker 1 dirobohkan pada tahun 1943 dan bunker 2 pada bulan November 1944.[64]

Pembangunan krematorium II dan III direncanakan memiliki ruang pemanggang berukuran 30 x 1.124 m (98 x 3.688 ft) di lantai dasar, dan kamar ganti bawah tanah berukuran 4.943 x 793 m (16.217 x 2.602 ft), serta kamar gas berukuran 30 x 7 m (98 x 23 ft). Kamar ganti dilengkapi dengan bangku kayu yang disusun di sepanjang dinding dan susuh bernomor untuk menggantung pakaian. Dari ruangan tersebut, para korban akan digiring melewati koridor sempit sepanjang lima meter yang mengarah ke ruangan tempat pintu kamar gas berada. Kamar gas tersebut bercat putih, di langit-langitnya terpasang pipa yang menyerupai kepala pancuran.[65] Daya tampung harian krematorium (berapa banyak jenazah yang bisa dibakar dalam 24 jam) adalah 340 jenazah di krematorium I, 1.440 di krematorium II dan III, dan 768 di krematorium IV dan V.[66] Pada bulan Juni 1943, keempat krematorium tersebut dioperasikan sekaligus, tetapi krematorium I tidak lagi digunakan sejak bulan Juli 1943. Dengan demikian, daya tampung harian seluruh krematorium berkurang menjadi 4.416. Meskipun demikian, diperkirakan tiga sampai lima jenazah dimuat sekaligus, sehingga Sonderkommando mampu membakar kira-kira 8.000 jenazah sehari. Daya tampung maksimum tersebut tidak sama setiap harinya, dari tahun 1942 sampai 1944, rata-rata 1.000 jenazah dibakar setiap hari.[67]

Auschwitz III–Monowitz

sunting
 
Peta rinci Buna Werke, Monowitz, dan subkamp terdekat

Setelah meninjau sejumlah lokasi untuk membangun pabrik baru yang akan memproduksi Buna-N, sejenis karet sintetis yang berguna bagi kepentingan perang, perusahaan kimia Jerman IG Farben memilih sebuah lokasi di dekat kota Dwory dan Monowitz, kira-kira 7 km (4,3 mi) di sebelah timur Auschwitz I.[68] Pengecualian pajak diberikan bagi perusahaan yang bersedia mengembangkan pabrik di wilayah perbatasan, sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Bantuan Fiskal Wilayah Timur, yang disahkan pada bulan Desember 1940. Selain lokasinya dekat dengan kamp konsentrasi yang menyediakan sumber tenaga kerja murah, lokasi tersebut juga dihubungkan oleh jalur kereta api yang memadai ke sumber bahan baku.[69] Pada bulan Februari 1941, Himmler memerintahkan agar penduduk Yahudi di Oświęcim diusir demi memberi ruang bagi pekerja terampil. Seluruh orang Polandia yang mampu bekerja tetap tinggal di kota untuk membangun pabrik, dan para tahanan Auschwitz juga diberdayakan untuk mengerjakan pembangunan tersebut.[70]

Tahanan Auschwitz mulai dipekerjakan di pabrik IG Farben pada bulan April 1941, yang dinamai dengan kawasan industri Buna Werke dan IG-Auschwitz. Rumah-rumah di Monowitz dirobohkan demi membuka lahan bagi pembangunan pabrik tersebut.[71] Pada bulan Mei, akibat kekurangan truk pengangkut, ratusan tahanan mesti bangun pukul tiga pagi dan berjalan kaki bolak-balik dari Auschwitz I menuju pabrik.[72] Muncul kekhawatiran bahwa panjangnya barisan para tahanan kelelahan yang berjalan melewati kota Oświęcim akan menimbulkan kecurigaan dan memperburuk hubungan Jerman-Polandia, alhasil para tahanan diperintahkan untuk bercukur setiap hari, memastikan mereka dalam keadaan bersih, dan disuruh bernyanyi saat berjalan. Sejak akhir Juli, para tahanan diangkut menuju pabrik dengan kereta barang.[73] Lantaran kesulitan memindahkan para tahanan, terutama pada musim dingin, IG Farben akhirnya memutuskan untuk membangun kamp di pabrik tersebut. Rombongan tahanan pertama pindah ke sana pada tanggal 30 Oktober 1942.[74] Kamp tersebut dinamai KL Auschwitz III–Aussenlager (subkamp Auschwitz III), dan kemudian dijadikan sebagai kamp konsentrasi Monowitz.[75] Monowitz adalah kamp konsentrasi pertama yang dibiayai dan dibangun oleh swasta.[76]

 
Heinrich Himmler (kedua dari kiri) mengunjungi pabrik IG Farben di Auschwitz III, Juli 1942.

Berukuran 270 m × 490 m (890 ft × 1.610 ft), kamp Auschwitz III sedikit lebih luas dari Auschwitz I. Pada akhir 1944, kompleks kamp tersebut memiliki 60 barak berukuran 175 m × 8 m (574 ft × 26 ft), yang masing-masingnya memiliki kamar tidur berisi 56 dipan kayu bertingkat tiga.[77] Petugas SS menerima upah dari IG Farben sebesar 3 sampai 4 Reichsmark jika bekerja selama sembilan sampai sebelas jam sehari.[78] Pada tahun 1943–1944, lebih kurang 35.000 tahanan bekerja di pabrik tersebut, 23.000 tahanan (rata-rata 32 tahanan per hari) tewas akibat kurang gizi, penyakit, dan beban kerja yang berat. Menurut sejarawan Peter Hayes, setelah bekerja selama tiga sampai empat bulan di kamp tersebut, para tahanan "menyusut menjadi kerangka berjalan".[79] Kematian dan pemindahan para tahanan ke kamar gas di Auschwitz II mengurangi hampir seperlima jumlah tahanan setiap bulannya.[80] Kepala pabrik terus-terusan mengancam akan mengirim para tahanan ke kamar gas, dan bau pembakaran jenazah dari krematorium di Auschwitz I dan II sangat tercium kuat di kamp tersebut.[81]

Pabrik IG Farben seharusnya mulai beroperasi pada tahun 1943, tetapi karena kekurangan tenaga kerja dan bahan baku, pengoperasiannya ditunda berulang kali.[82] Sekutu mengebom pabrik tersebut pada tanggal 20 Agustus, 13 September, 18 Desember, dan 26 Desember 1944. Pada tanggal 19 Januari 1945, SS memerintahkan agar lokasi pabrik dipindahkan, dan menyuruh 9.000 tahanan, kebanyakannya adalah Yahudi, melakukan kirab kematian menuju subkamp Auschwitz lainnya di Gliwice.[83] Dari Gliwice, para tahanan diangkut dengan kereta barang terbuka ke kamp konsentrasi Buchenwald dan Mauthausen. 800 tahanan yang tertinggal di Monowitz dibebaskan pada tanggal 27 Januari 1945 oleh Front Ukraina ke-1 dari Tentara Merah.[84]

Subkamp

sunting

Sejumlah perusahaan industri Jerman lainnya, seperti Krupp dan Siemens-Schuckert, juga membangun pabrik di lokasi tersendiri.[85] Lebih kurang 28 kamp didirikan di sekitar kawasan industri, masing-masingnya mampu menampung hingga ratusan atau ribuan tahanan.[86] Subkamp tersebut berfungsi sebagai Aussenlager (kamp eksternal), Nebenlager (kamp ekstensi), Arbeitslager (kamp kerja), atau Aussenkommando (kamp detasemen).[87] Subkamp dibangun di Blechhammer, Jawiszowice, Jaworzno, Lagisze, Mysłowice, Trzebinia, dan dekat perbatasan Protektorat Bohemia dan Moravia di Cekoslowakia.[88] Industri yang memiliki kamp satelit di antaranya adalah tambang batu bara, pabrik pengecoran dan industri logam, serta pabrik kimia. Para tahanan juga dipaksa bekerja di sektor kehutanan dan pertanian.[89] Wirtschaftshof Budy, yang terletak di desa Budy, di dekat Brzeszcze, Polandia, dijadikan sebagai subkamp pertanian tempat para tahanan bekerja selama 12 jam sehari di ladang, merawat ternak, dan membuat kompos dengan mencampurkan abu manusia yang berasal dari krematorium dengan tanah dan pupuk kandang.[90] Tindakan menyabotase untuk mengurangi hasil produksi terjadi di sejumlah subkamp, misalnya di Charlottengrube, Gleiwitz II, dan Rajsko.[91] Kondisi hidup di beberapa kamp sangatlah buruk, sehingga kamp-kamp tersebut dianggap sebagai subkamp hukuman.[92]

Kehidupan di kamp

sunting

Garnisun SS

sunting
Dari Album Höcker (kiri ke kanan): Richard Baer (komandan Auschwitz dari Mei 1944), Josef Mengele (dokter kamp), dan Rudolf Höss (komandan pertama) di Solahütte, sebuah sanggraloka SS di dekat Auschwitz, musim panas 1944.[93]
Gedung komando dan tata usaha, Auschwitz I

Rudolf Höss (lahir 1900)[94] diangkat sebagai komandan pertama Auschwitz setelah Heinrich Himmler memerintahkan pembangunan kamp tersebut pada tanggal 27 April 1940.[95] Höss tinggal bersama istri dan anak-anaknya di sebuah rumah stuko berlantai dua di dekat gedung komando dan tata usaha.[96] Ia menjabat sebagai komandan kamp hingga 11 November 1943,[95] didampingi oleh Josef Kramer sebagai wakilnya.[26] Höss digantikan sebagai komandan oleh Arthur Liebehenschel, ia kemudian bekerja di Biro Utama Bisnis dan Administrasi SS di Oranienburg sebagai direktur Amt DI,[95] jabatan yang menjadikannya sebagai wakil inspektorat kamp.[97]

Richard Baer ditunjuk menjadi komandan Auschwitz I pada tanggal 11 Mei 1944, dan Fritz Hartjenstein mengepalai Auschwitz II dari 22 November 1943, disusul oleh Josef Kramer dari 15 Mei 1944 hingga kamp tersebut ditutup pada bulan Januari 1945. Heinrich Schwarz mengepalai Auschwitz III sejak kamp tersebut diubah menjadi kamp otonom pada bulan November 1943 hingga ditutup.[98] Höss kembali ke Auschwitz antara tanggal 8 Mei dan 29 Juli 1944 sebagai komandan garnisun SS (Standortältester), yang bertugas mengawasi kedatangan Yahudi dari Hungaria. Jabatan tersebut menjadikannya sebagai perwira tertinggi di kamp Auschwitz.[95]

Menurut sejarawan Aleksander Lasik, lebih kurang 6.335 tahanan (6.161 di antaranya laki-laki) dipekerjakan oleh SS di Auschwitz semasa beroperasinya kamp tersebut;[99] 4,2 persen sebagai perwira, 26,1 persen sebagai perwira tanpa kuasa, dan 69,7 persen sebagai prajurit.[100] Pada bulan Maret 1941, ada sebanyak 700 penjaga SS, bulan Juni 1942 sebanyak 2.000, dan bulan Agustus 1944 sebanyak 3.342 penjaga. Pada bulan Januari 1945, kira-kira 4.480 laki-laki dan 71 perempuan bekerja sebagai petugas SS di Auschwitz, tingginya jumlah penjaga diduga disebabkan oleh kebutuhan mendesak untuk mengosongkan kamp.[101] Penjaga perempuan dipanggil dengan sebutan Aufseherinnen-SS (penyelia SS).[102]

Sebagian besar penjaga kamp berasal dari Jerman atau Austria. Seiring berjalannya perang, makin banyak Volksdeutsche (penutur bahasa Jerman) dari negara lain, termasuk Cekoslowakia, Polandia, Yugoslavia, dan negara-negara Baltik, yang bekerja sebagai penjaga SS di Auschwitz. Namun, tidak kesemuanya beretnis Jerman. Para penjaga juga direkrut dari Hungaria, Rumania, dan Slowakia.[103] Penjaga kamp, yang jumlahnya lebih kurang tiga perempat dari keseluruhan pegawai SS, adalah anggota SS-Totenkopfverbände (satuan kepala kematian).[104] Pegawai SS lainnya bekerja di bagian medis atau politik, serta di bagian tata usaha dan ekonomi, yang bertugas menyediakan pakaian dan perlengkapan lainnya, termasuk menyita barang-barang milik tahanan yang sudah tewas.[105] Para pegawai SS menganggap Auschwitz sebagai tempat bekerja yang nyaman. Dengan bekerja di sana, mereka terhindar dari keharusan bertugas di garis depan dan bisa menguasai barang-barang korban.[106]

Pengurus dan Sonderkommando

sunting
 
Auschwitz I, 2009

Sejumlah tahanan terpilih yang merupakan orang Jerman non-Yahudi, tetapi kemudian juga Yahudi dan orang Polandia non-Yahudi,[107] ditugaskan sebagai Funktionshäftlinge (pengurus), yang diberi tempat tinggal dan makanan yang lebih layak. Para pengurus tersebut dipanggil dengan sebutan Lagerprominenz (elite kamp), yang terdiri dari Blockschreiber (juru tulis barak), Kapo (pengawas), Stubendienst (pengatur barak), dan Kommandierte (orang kepercayaan).[108] Petugas tersebut memiliki kuasa atas tahanan lainnya, yang lambat laun berkembang menjadi kekejaman.[107] Seusai perang, tidak banyak pengurus yang diadili karena sulitnya menilai kekejaman yang mereka lakukan, apakah atas kemauan sendiri atau atas perintah SS.[109]

Meskipun SS mengawasi pembantaian di setiap kamar gas, pekerjaan kasarnya dilakukan oleh tahanan yang disebut Sonderkommando (regu khusus).[110] Kebanyakan petugas Sonderkommando adalah tahanan Yahudi, dan selebihnya adalah tawanan perang Soviet. Pada tahun 1940–1941, ketika hanya ada satu kamar gas, terdapat 20 tahanan yang bekerja sebagai Sonderkommando. Pada akhir 1943 terdapat 400 Sonderkommando, dan semasa Holokaus di Hungaria pada tahun 1944, jumlahnya meningkat menjadi 874.[111] Sonderkommando bertugas membongkar barang-barang milik tahanan dari kereta yang baru datang, mengarahkan para tahanan ke kamar ganti dan kamar gas, mengeluarkan jenazah korban dari kamar gas, serta mencopot perhiasan, rambut, dan tambalan serta logam mulia dari gigi para korban. Seluruh barang tersebut kemudian dikirim ke Jerman. Setelah bersih dari barang-barang berharga, Sonderkommando membakar jenazah para korban di krematorium.[112]

Lantaran menjadi saksi mata pembunuhan massal, tempat tinggal petugas Sonderkommando terpisah dari para tahanan lainnya, meskipun aturan tersebut tidak berlaku bagi Sonderkommando non-Yahudi.[113] Kondisi hidup mereka lebih baik jika dibandingkan dengan tahanan lainnya karena bisa menguasai barang-barang milik para tahanan baru, yang dapat mereka perdagangkan dengan para petugas SS di dalam kamp.[114] Meskipun demikian, harapan hidup para petugas Sonderkommando amatlah pendek, mereka dibunuh dan diganti secara berkala.[115] Hanya 100 petugas Sonderkommando yang masih hidup ketika kamp hendak ditutup. Mereka dipaksa melakukan kirab kematian dan kemudian diangkut dengan kereta barang ke kamp Mauthausen. Dari jumlah tersebut, hanya segelintir yang selamat saat kamp dibebaskan.[116]

Tato dan lencana

sunting
 
Seragam Auschwitz

Di Auschwitz, para tahanan ditato sesuai dengan nomor urut, di dada sebelah kiri bagi tawanan perang Soviet[117] dan di lengan kiri bagi warga sipil.[118][119] Pengkategorian tahanan dibagi berdasarkan potongan kain berbentuk segitiga yang dijahit pada jaket di bawah nomor urut tahanan. Tahanan politik (Schutzhäftlinge atau Sch), umumnya orang Polandia, memakai segitiga merah, sedangkan pelaku kriminal (Berufsverbrecher atau BV) yang kebanyakan adalah orang Jerman, memakai segitiga hijau. Tahanan asosial (Asoziale atau Aso), yang meliputi para gelandangan, pelacur dan orang Romani, mengenakan segitiga hitam. Segitiga ungu dikenakan oleh penganut Saksi Yehuwa (Internationale Bibelforscher-Vereinigung atau IBV) dan merah muda dikenakan oleh laki-laki homoseksual, yang umumnya adalah orang Jerman.[120] Diperkirakan sebanyak 5.000–15.000 laki-laki homoseksual diadili karena melanggar Pasal 175 KUHP Jerman (larangan tindakan seksual sesama jenis) dan ditahan di kamp konsentrasi, sebagian ada yang dikirim ke Auschwitz.[121] Orang Yahudi mengenakan lencana kuning berbentuk Bintang Daud. Lencana segitiga juga akan disematkan jika mereka digolongkan dalam kategori lainnya. Kewarganegaraan para tahanan ditunjukkan dengan huruf yang dijahit pada baju. Sesuai hierarki rasial, para tahanan Jerman berada di posisi paling atas, disusul oleh tahanan non-Yahudi dari negara lain, dan tahanan Yahudi menempati hierarki paling bawah.[122]

Pengangkutan

sunting
 
Gerbong kereta barang di Auschwitz II-Birkenau di dekat gerbang masuk, yang digunakan untuk mengangkut para tahanan, 2014.[123]

Para tahanan diangkut ke Auschwitz dengan kondisi mengenaskan. Mereka dijejalkan ke dalam gerbong kereta barang atau kereta ternak, kemudian diturunkan di stasiun kereta terdekat atau di salah satu jalur kereta khusus, termasuk satu stasiun di dekat Auschwitz I. Altejudenrampe (jalur Yahudi lama) di stasiun kereta barang Oświęcim digunakan dari tahun 1942 sampai 1944 untuk mengangkut Yahudi.[123][124] Stasiun tersebut terletak antara Auschwitz I dan Auschwitz II, yang jaraknya masih 2,5 km dari Auschwitz II dan kamar gas. Sebagian besar tahanan dipaksa berjalan kaki, sembari dikawal oleh petugas SS dan mobil bersimbol Palang Merah yang mengangkut Zyklon B. Tahanan yang tiba pada malam hari, atau terlalu lemah untuk berjalan, diangkut dengan truk.[125] Pembangunan rel kereta api baru antara sektor BI dan BII di Auschwitz II rampung pada bulan Mei 1944, bersamaan dengan kedatangan Yahudi Hungaria pada akhir Mei dan awal Juli 1944.[126] Rel baru tersebut langsung mengarah ke dekat kamar gas.[123]

Keseharian tahanan

sunting

Setiap hari, kegiatan para tahanan dimulai pada pukul 4.30 pagi bagi tahanan laki-laki (satu jam lebih awal pada musim dingin), dan lebih pagi lagi bagi tahanan perempuan. Para pengawas blok akan membunyikan gong dan memukuli tahanan dengan tongkat agar mereka lekas membersihkan diri dan menggunakan jamban.[127] Hanya ada sedikit jamban dan air bersih tidak mencukupi. Satu tempat mandi harus digunakan oleh ribuan tahanan. Di sektor BIa dan BIb Auschwitz II, dua bangunan yang dijadikan jamban dan tempat mandi dibangun pada tahun 1943. Bangunan tersebut dilengkapi dengan bak untuk mencuci dan 90 keran, fasilitas toiletnya berupa "saluran pembuangan" tertutup beton yang memiliki 58 lubang tempat duduk. Terdapat tiga barak yang dijadikan tempat mandi atau jamban untuk digunakan oleh para penghuni BIIa yang tinggal di 16 barak, serta enam tempat mandi dan jamban bagi penghuni 32 barak di BIIb, BIIc, BIId, dan BIIe.[128] Kamp-kamp di Auschwitz kerap diserang oleh berbagai hama seperti kutu yang membawa penyakit, dan para tahanan tewas akibat wabah demam tifoid dan penyakit lainnya. Infeksi bakteri sering kali menjadi penyebab kematian di kalangan anak-anak di kamp Romani.[129] Primo Levi menggambarkan kondisi tempat mandi Auschwitz III pada tahun 1944:

 
Jamban di kamp karantina laki-laki, sektor BIIa, Auschwitz II, 2003

Pencahayaannya sangat kurang, sarat angin kencang, dengan lantai bata yang tertutup lapisan lumpur. Airnya tidak bisa diminum, berbau menjijikkan dan sering kali tidak mengalir selama berjam-jam. Dindingnya dihiasi dengan gambar fresko yang mendidik: misalnya, ada tahanan yang berbudi, digambarkan bertelanjang dada, dengan tekun menyabuni kepalanya yang gundul dan kemerahan, dan ada juga tahanan yang bandel, memiliki hidung khas Yahudi dan berwarna kehijauan, membungkus dirinya dengan pakaian yang tampak kotor dengan topi baret di kepalanya, dengan enggan mencelupkan jari ke dalam air di bak mandi. Di bawah gambar pertama tertulis: "So bist du rein" (beginilah caramu bebersih), dan di bawah gambar kedua, "So gehst du ein" (beginilah caramu celaka); dan di bawahnya lagi, tulisan dalam bahasa Prancis yang disangsikan tetapi memakai abjad Gotik: "La propreté, c'est la santé" [kebersihan adalah kesehatan].[130]

Para tahanan disuguhi setengah liter minuman pengganti kopi atau teh herbal di pagi hari, tetapi tiada makanan.[131] Bunyi gong kedua adalah panggilan untuk berkumpul, para tahanan berbaris di luar barak dalam sepuluh baris agar gampang dihitung. Tidak memedulikan cuaca, para tahanan harus menunggu kedatangan petugas SS untuk memulai proses penghitungan. Lama mereka berdiri tergantung pada suasana hati para petugas SS, dan jika ada pelarian tahanan atau kejadian lain, para tahanan akan dihukum.[132] Para penjaga kerap memaksa tahanan untuk berjongkok selama satu jam dengan tangan di atas kepala atau memukuli mereka atas pelanggaran sepele seperti kancing baju lepas atau mangkuk makan yang tidak dicuci dengan bersih. Para tahanan akan dihitung berulang kali.[133]

Barak tembok Auschwitz II, sektor BI, 2006; empat tahanan tidur di tiap sekat, yang disebut buk.[134]
Barak kayu Auschwitz II, 2008

Setelah apel pagi, diiringi seruan "Arbeitskommandos formieren" ("formasi komando kerja"), para tahanan berbaris berjajar menuju tempat kerja untuk memulai hari kerja yang biasanya berlangsung selama 11 jam. Hari kerja berlangsung lebih lama pada musim panas dan lebih pendek pada musim dingin.[135] Orkestra penjara, seperti Orkestra Perempuan Auschwitz, dipaksa memainkan musik ceria saat para pekerja beriringan meninggalkan kamp. Para Kapo dan pengawal SS bertugas mengawasi perilaku tahanan ketika sedang bekerja. Sebagian besar pekerjaan dilakukan di luar ruangan di lokasi konstruksi, tambang kerikil, dan gudang kayu. Beristirahat tidak diperbolehkan dan izin ke kamar kecil dibatasi waktunya. Seorang tahanan diutus ke jamban untuk memantau waktu yang dihabiskan pekerja ketika membuang hajat.[136]

Makan siang para tahanan berupa sup berair sebanyak tiga perempat liter pada tengah hari, yang konon berbau busuk, dengan tambahan daging empat kali seminggu dan tambahan sayuran (biasanya kentang dan lobak) tiga kali seminggu. Suguhan makan malam adalah 300 gram roti, sering kali berjamur, yang kerap disisihkan oleh para tahanan untuk menu sarapan esok pagi. Roti tersebut diberi satu sendok makan keju atau selai, atau 25 gram margarin dan sosis. Tahanan yang dianggap giat bekerja diberi jatah makanan tambahan.[137]

Panggilan apel kedua dikumandangkan pada pukul tujuh malam. Jika ada tahanan yang menghilang, tahanan lain harus tetap berdiri sampai tahanan yang hilang tersebut ditemukan atau alasan ia menghilang diketahui. Hal demikian bisa saja memakan waktu berjam-jam. Pada tanggal 6 Juli 1940, apel malam berlangsung selama 19 jam karena seorang tahanan Polandia bernama Tadeusz Wiejowski melarikan diri. Setelah seorang tahanan kabur pada tahun 1941, sekelompok tahanan dipilih dari barak yang ditempati oleh tahanan pelarian tersebut dan mereka dibiarkan mati kelaparan di blok 11.[138] Selesai apel malam, para tahanan kembali ke barak masing-masing untuk makan malam dan menerima jatah roti. Setelah itu, para tahanan memiliki waktu luang yang mereka manfaatkan untuk mandi dan membaca surat, kecuali tahanan Yahudi, yang tidak diizinkan menerima surat. Jam malam ditandai dengan bunyi gong pukul sembilan malam.[139] Para tahanan tidur di deretan dipan bata atau kayu, atau tidur di lantai, berbaring beralaskan atau mengenakan pakaian dan sepatu agar barang-barang tersebut tidak dicuri.[140] Barak kayu dilengkapi dengan selimut dan kasur kardus yang diisi serutan kayu, sedangkan di barak tembok, para tahanan tidur beralaskan jerami.[141] Sebagaimana kesaksian Miklós Nyiszli:

Delapan ratus sampai seribu orang berjejalan di dalam sekat-sekat yang bertumpukan di setiap barak. Tidak bisa benar-benar meregangkan tubuh, mereka tidur di sana, memanjang maupun melintang, dengan kaki seseorang berada di atas kepala, leher, atau dada orang lain. Seluruh martabat kemanusiaan sirna, mereka saling dorong, gigit, dan tendang dalam upaya mendapatkan beberapa inci ruang tambahan agar bisa tidur dengan lebih nyaman. Sebab, mereka tidak memiliki banyak waktu untuk tidur.[142]

Hari Minggu adalah hari libur, tetapi para tahanan masih harus membersihkan barak,[143] dan mereka diizinkan menulis surat (dalam bahasa Jerman) kepada keluarga mereka, meskipun SS tetap memeriksa surat-surat tersebut. Tahanan yang tidak bisa berbahasa Jerman akan memberikan roti kepada tahanan penutur bahasa Jerman sebagai ganti bantuan dalam menulis surat.[144] Yahudi yang taat tetap berupaya mencari tahu tanggal Kalender Ibrani dan hari raya Yahudi, termasuk Sabat dan ibadah Taurat mingguan. Arloji, kalender, atau jam tidak diperbolehkan dibawa ke kamp. Hanya dua kalender Yahudi di Auschwitz yang bertahan utuh sampai akhir perang. Para tahanan mencari tahu tanggal dengan cara lain, misalnya dengan bertanya kepada tahanan yang baru datang.[145]

Kamp perempuan

sunting
Perempuan di Auschwitz II, Mei 1944
Apel pagi, Auschwitz II

Kira-kira 30 persen tahanan yang terdaftar di Auschwitz adalah perempuan.[146] Pemindahan massal pertama tahanan perempuan, yang terdiri dari 999 perempuan Jerman non-Yahudi dari kamp konsentrasi Ravensbrück, tiba di Auschwitz pada tanggal 26 Maret 1942. Para tahanan tersebut kebanyakan adalah pelaku kriminal, asosial, dan tahanan politik, yang kemudian dipindahkan ke Auschwitz sebagai pengurus kamp perempuan.[147] Rudolf Höss menulis: "Mudah untuk memperkirakan bahwa para binatang ini akan menyiksa perempuan yang berada di bawah kekuasaan mereka. Rasa berdosa benar-benar asing bagi mereka."[148] Para tahanan perempuan tersebut diberi nomor urut 1–999.[48][h] Penjaga kamp perempuan dari Ravensbrück, Johanna Langefeld, menjadi Lagerführerin kamp perempuan perdana di Auschwitz.[147] Pemindahan massal kedua, yang mengangkut 999 perempuan Yahudi dari Poprad, Slowakia, tiba pada hari yang sama. Menurut Danuta Czech, pemindahan tersebut merupakan pengangkutan terdaftar pertama yang dikirim ke Auschwitz oleh biro IV B4 Biro Keamanan Reich, yang disebut dengan Biro Yahudi, dipimpin oleh Obersturmbannführer SS Adolf Eichmann.[48][149] Pemindahan massal ketiga sebanyak 798 perempuan Yahudi dari Bratislava, Slowakia, tiba pada tanggal 28 Maret.[48]

Tahanan perempuan awalnya ditempatkan di blok 1–10 di Auschwitz I,[150] tetapi sejak tanggal 6 Agustus 1942,[151] 13.000 tahanan dipindahkan ke kamp perempuan baru (Frauenkonzentrationslager atau FKL) di Auschwitz II. Kamp tersebut awalnya terdiri dari 15 barak tembok dan 15 barak kayu di sektor BIa, kemudian diperluas ke BIb,[152] dan pada bulan Oktober 1943, barak tersebut mampu menampung 32.066 tahanan perempuan.[153] Pada tahun 1943–1944, sekitar 11.000 tahanan perempuan juga ditempatkan di kamp keluarga Gipsi, serta ribuan lainnya di kamp keluarga Theresienstadt.[154]

Kondisi di kamp perempuan sangatlah buruk. Ketika sekelompok tahanan laki-laki tiba di kamp perempuan untuk mendirikan rumah sakit pada bulan Oktober 1942, tugas pertama mereka adalah memisahkan jenazah dengan tahanan yang masih hidup.[153] Gisella Perl, seorang ginekolog Yahudi-Rumania dan tahanan di kamp perempuan, memberikan kesaksian pada tahun 1948:

Hanya ada satu jamban untuk tiga puluh sampai tiga puluh dua ribu perempuan dan kami hanya diizinkan menggunakannya pada jam-jam tertentu di siang hari. Kami mengantre untuk masuk ke bangunan kecil tersebut, berlutut di genangan kotoran manusia. Lantaran kami semua menderita disentri, kami hampir tidak sanggup menunggu giliran, dan mengotori pakaian compang-camping kami, yang hampir tidak pernah lepas dari tubuh kami, sehingga makin menambah kengerian dengan adanya bau menyengat yang melingkupi kami seperti awan. Jamban tersebut berupa selokan dalam yang di atasnya dihamparkan papan-papan dengan jarak tertentu. Kami berjongkok di papan-papan tersebut seperti burung yang bertengger di kawat telegraf, begitu dekat sehingga sulit untuk tidak saling mengotori satu sama lain.[155]

Posisi Langefeld sebagai Lagerführerin digantikan oleh Oberaufseherin SS Maria Mandl pada bulan Oktober 1942, yang dikenal sangat kejam. Höss mempekerjakan laki-laki untuk mengawasi penjaga perempuan, mulanya Obersturmführer SS Paul Müller, kemudian Hauptsturmführer SS Franz Hössler.[156] Mandl dan Hössler dihukum mati seusai perang. Eksperimen pemandulan terhadap tahanan perempuan dilakukan di barak 30 oleh seorang ginekolog Jerman bernama Carl Clauberg dan dokter Jerman Horst Schumann.[153]

Eksperimen medis, blok 10

sunting
 
Blok 10, Auschwitz I, tempat eksperimen medis dilakukan terhadap tahanan perempuan

Para dokter Jerman melakukan berbagai eksperimen medis terhadap tahanan di Auschwitz. Dokter SS menguji keampuhan sinar-X sebagai alat pemandulan dengan memberikan dosis besar kepada tahanan perempuan. Carl Clauberg berupaya menyumbat rahim perempuan dengan menyuntikkan bahan kimia ke dalamnya. Tahanan sengaja dijangkiti dengan demam tifus untuk penelitian vaksinasi dan dipapari zat beracun untuk mempelajari efeknya.[157] Bayer, salah satu anak usaha IG Farben, membayar sebesar RM 150 untuk tiap tahanan perempuan di Auschwitz (petugas kamp meminta RM 200 per perempuan). 150 tahanan perempuan kemudian dipindahkan ke laboratorium Bayer untuk digunakan sebagai bahan pengujian anestesi. Seorang karyawan Bayer menyurati Rudolf Höss: "Pemindahan 150 perempuan tiba dalam kondisi baik. Namun, kami tidak memperoleh hasil yang konklusif karena mereka tewas saat dieksperimen. Kami dengan hormat meminta Anda mengirimkan sekelompok perempuan lagi dengan jumlah dan harga yang sama." Penelitian Bayer di Auschwitz dikepalai oleh Helmuth Vetter dari Bayer/IG Farben, yang juga seorang dokter Auschwitz dan kapten SS, serta oleh dokter Friedrich Entress dan Eduard Wirths.[158]

 
Para terdakwa dalam Persidangan Dokter, Nuremberg, 1946–1947

Dokter paling terkenal di Auschwitz adalah Josef Mengele, yang dijuluki "Malaikat Maut". Ia bekerja di Auschwitz II sejak tanggal 30 Mei 1943, awalnya di kamp keluarga Gipsi.[159] Mengele tertarik melakukan pengujian terhadap kembar identik, orang kerdil, dan pengidap penyakit keturunan. Mengele mendirikan taman kanak-kanak di barak 29 dan 31 untuk anak-anak yang ia uji, serta semua anak balita Romani. Anak-anak tersebut diberi jatah makanan yang lebih layak.[160] Sejak bulan Mei 1944, Mengele ikut serta memilah para tahanan baru dan memilih sendiri anak kembar dan orang kerdil.[161] Ia akan memanggil para tahanan kembar dengan seruan "Zwillinge heraus!" ("kembar maju!").[162] Mengele, yang dibantu oleh seorang dokter (biasanya seorang tahanan), akan mengukur bagian tubuh si kembar, memotretnya, serta melakukan uji gigi, penglihatan dan pendengaran, sinar-X, tes darah, operasi, dan transfusi darah terhadap mereka.[163] Setelah itu, ia akan membunuh dan membedah objek eksperimennya.[161] Kurt Heissmeyer, seorang dokter Jerman dan perwira SS, mengambil 20 anak Yahudi Polandia dari Auschwitz untuk digunakan dalam eksperimen pseudosains di kamp konsentrasi Neuengamme di dekat Hamburg. Ia menyuntikkan basil tuberkulosis ke anak-anak untuk menguji keampuhan pengobatannya. Pada bulan April 1945, anak-anak tersebut dibunuh dengan cara digantung untuk menyembunyikan eksperimennya.[164]

Pengumpulan kerangka dilakukan terhadap 115 tahanan Yahudi sesuai dengan ciri-ciri rasial stereotipnya. Rudolf Brandt dan Wolfram Sievers dari Ahnenerbe (sebuah lembaga penelitian Nazi) mengirimkan kumpulan kerangka tersebut ke Institut Anatomi Reichsuniversität Straßburg di Alsace-Lorraine. Pengumpulan kerangka tersebut disetujui oleh Heinrich Himmler dan diarahkan oleh August Hirt. 87 tahanan Auschwitz kemudian dikirim ke Natzweiler-Struthof dan dibantai di sana pada bulan Agustus 1943.[165] Brandt dan Sievers dihukum mati pada tahun 1948 setelah dinyatakan bersalah dalam Persidangan Dokter, bagian dari persidangan Nuremberg lanjutan.[166]

Hukuman, blok 11

sunting
 
Blok 11 dan "tembok maut" (kiri), Auschwitz I, 2000

Para tahanan kerap dipukuli dan dibunuh oleh penjaga dan kapo atas pelanggaran sepele. Sejarawan Polandia, Irena Strzelecka, mengungkapkan bahwa para kapo diberi julukan yang mencerminkan kekejaman mereka, yakni "Si Berdarah", "Besi", "Si Pencabut Nyawa", dan "Si Petinju".[167] Berdasarkan 275 laporan pelanggaran hukuman yang tersimpan pada arsip Auschwitz, Strzelecka menyebutkan sejumlah pelanggaran umum, di antaranya: kembali lagi ke ruang makan untuk mengambil jatah makanan, mencabut gigi emas untuk ditukar dengan roti, membobol kandang untuk mencuri makanan babi, dan memasukkan tangan ke dalam kantong.[168]

Pencambukan saat apel pagi atau malam adalah hal yang lumrah. Meja cambuk yang disebut "bandot" akan mengunci kaki tahanan di dalam sebuah kotak selagi mereka dicambuk sambil membungkuk di atas meja. Tahanan harus menghitung jumlah cambukan, dan jika salah menghitung, cambukan akan dimulai lagi dari awal.[168] Hukuman "tiang" dilakukan dengan mengikat tangan tahanan di belakang punggung, yang dikaitkan dengan rantai. Rantai tersebut kemudian diangkat sehingga tahanan menggantung pada pergelangan tangan. Jika bahu tahanan cedera parah dan tidak mampu bekerja, mereka bisa dikirim ke kamar gas. Seorang tahanan dikenakan hukuman tersebut karena membantu tahanan lain yang dipukuli, atau karena memungut puntung rokok.[169] Untuk mengorek informasi dari para tahanan, penjaga akan menekan dan menahan kepala mereka di atas kompor, sehingga wajah dan mata mereka terbakar.[170]

Dikenal sebagai blok 13 sampai tahun 1941, blok 11 di Auschwitz I dijuluki penjara di dalam penjara, yang diperuntukkan bagi tahanan yang dicurigai melakukan kegiatan perlawanan.[171] Sel 22 di blok 11 adalah sel berdiri tanpa jendela (Stehbunker). Sel tersebut dibagi menjadi empat bagian, tiap bagian berukuran kurang dari 10 m2 (110 sq ft) dan menampung empat tahanan, yang masuk melalui lubang di lantai. Terdapat ventilasi berukuran 5 cm × 5 cm (2 in × 2 in) untuk mengalirkan udara, yang ditutupi oleh selembar jaring. Strzelecka menyatakan bahwa tahanan dikurung bermalam-malam di sel 22. Wiesław Kielar menghabiskan empat minggu di sel 22 karena merusak pipa.[172] Beberapa ruangan di blok 11 dianggap sebagai Polizei-Ersatz-Gefängnis Myslowitz in Auschwitz (kantor polisi Mysłowice cabang Auschwitz).[173] Ada juga kasus Sonderbehandlung ("perlakuan khusus") terhadap orang Polandia dan lainnya yang dianggap berbahaya bagi Jerman Nazi.[174]

Tembok maut

sunting
 
"Tembok maut" mengibarkan bendera kamp maut, berwarna biru putih bergaris dan segitiga merah yang melambangkan seragam Auschwitz bagi tahanan politik.

Halaman yang terletak antara blok 10 dan 11, yang dijuluki "tembok maut", berfungsi sebagai tempat eksekusi. Orang Polandia di wilayah Pemerintahan Umum yang telah dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan pidana dieksekusi di tempat ini. Hukuman mati pertama, dengan menembak narapidana di bagian belakang kepala, terjadi di tembok maut pada tanggal 11 November 1941, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Nasional Polandia. Sebanyak 151 terdakwa yang divonis hukuman mati dibawa satu per satu ke tembok maut, dilucuti pakaiannya, dan tangan diikat di belakang punggung. Danuta Czech mengungkapkan bahwa misa Katolik diadakan secara sembunyi-sembunyi pada hari Minggu berikutnya di lantai dua Blok 4 Auschwitz I, tepatnya di ruang sempit di antara ranjang susun.[175]

Diperkirakan 4.500 tahanan politik Polandia dieksekusi di tembok maut, termasuk pelaku pemberontakan di kamp. Sebanyak 10.000 orang Polandia dibawa ke kamp untuk dieksekusi tanpa didaftarkan terlebih dahulu. Lebih kurang 1.000 tawanan perang Soviet meninggal dieksekusi, meskipun angka tersebut hanyalah perkiraan kasar. Sebuah laporan dari pemerintah Polandia di pengasingan menyatakan bahwa 11.274 tahanan dan 6.314 tawanan perang telah dieksekusi di Auschwitz.[176] Rudolf Höss menulis bahwa "perintah eksekusi berdatangan tanpa henti".[173] Menurut petugas SS Perry Broad, "para kerangka hidup tersebut telah menghabiskan waktu selama berbulan-bulan di sel yang berbau busuk, bahkan hewan pun tidak layak menempatinya, dan mereka nyaris tidak bisa berdiri tegak. Namun, pada saat-saat terakhir, banyak yang berteriak 'Hidup Polandia', atau 'Hidup kebebasan'."[177] Orang-orang tersebut termasuk Kolonel Jan Karcz dan Mayor Edward Gött-Getyński, yang dieksekusi pada tanggal 25 Januari 1943 bersama 51 tahanan lainnya yang dicurigai mendalangi aksi pemberontakan. Józef Noji, seorang pelari jarak jauh Polandia, dieksekusi pada tanggal 15 Februari 1943.[178] Pada bulan Oktober 1944, 200 petugas Sonderkommando dieksekusi karena berperan dalam pemberontakan Sonderkommando.[179]

Kamp keluarga

sunting

Kamp keluarga Gipsi

sunting
 
Eva Justin memeriksa karakteristik wajah seorang perempuan Romani demi keperluan penelitian ras.[180]

Sebuah kamp terpisah yang diperuntukkan bagi suku Romani, dinamai Zigeunerfamilienlager ("kamp keluarga Gipsi"), didirikan di sektor BIIe Auschwitz II-Birkenau pada bulan Februari 1943. Untuk alasan yang tidak diketahui, orang-orang Romani tidak dipilah dan para keluarga diizinkan untuk tetap bersama. Pemindahan pertama orang Romani dari Jerman tiba pada tanggal 26 Februari 1943. Sebelumnya, sudah ada segelintir tahanan Romani di Auschwitz. Dua tahanan Romani asal Ceko, Ignatz dan Frank Denhel, berupaya melarikan diri pada bulan Desember 1942, tetapi hanya Frank yang berhasil kabur. Seorang perempuan Romani Polandia bernama Stefania Ciuron tiba pada tanggal 12 Februari 1943 dan melarikan diri pada bulan April.[181] Josef Mengele, dokter Holokaus paling terkenal, bertugas di kamp keluarga Gipsi sejak 30 Mei 1943 ketika ia mulai bekerja di Auschwitz.[159]

Arsip pendataan Auschwitz (Hauptbücher) menunjukkan bahwa 20.946 orang Romani adalah tahanan terdaftar,[182] sedangkan 3.000 lainnya diduga masuk tanpa terdaftar.[183] Pada tanggal 22 Maret 1943, 1.700 orang Sinti dan Romani Polandia tiba di Auschwits dan langsung digas karena berpenyakit, begitu juga 1.035 orang rombongan kedua yang tiba pada 25 Mei 1943.[182] SS hendak menutup kamp Gipsi pada tanggal 16 Mei 1944, tetapi segerombolan orang Romani melawan, bersenjatakan pisau dan pipa besi, sehingga SS akhirnya mundur. Tidak lama berselang, SS memindahkan hampir 2.908 orang Romani dari kamp keluarga untuk bekerja, dan pada 2 Agustus 1944, sebanyak 2.897 tahanan Romani dibunuh dengan gas beracun. Sepuluh ribu orang Romani lainnya tidak diketahui nasibnya.[184]

Kamp keluarga Theresienstadt

sunting

Sejak 8 September 1943, SS memindahkan sekitar 18.000 Yahudi ke Auschwitz dari ghetto Theresienstadt di Terezin, Cekoslowakia.[185] Rombongan pertama terdiri dari 2.293 tahanan laki-laki dan 2.713 tahanan perempuan.[186] Mereka menempati "kamp keluarga" di sektor BIIb, serta diizinkan menyimpan barang-barang, mengenakan pakaian pribadi, dan menulis surat kepada keluarga. Rambut mereka juga tidak dicukur dan tidak melalui proses pemilahan.[185] Surat-menyurat antara Adolf Eichmann dan Palang Merah Internasional mengungkapkan bahwa Jerman mendirikan kamp tersebut untuk membuktikan dugaan pembunuhan massal yang dituduhkan kepada mereka tidak terjadi di kamp tersebut, yang bertepatan dengan rencana kunjungan Palang Merah ke Auschwitz.[187] Tahanan perempuan ditempatkan di barak bernomor ganjil, sedangkan tahanan laki-laki di barak bernomor genap. Sebuah rumah sakit didirikan di barak 30 dan 32, dan barak 31 dijadikan sebagai sekolah dan taman kanak-kanak.[185] Meskipun demikian, kondisi hidup para tahanan tetap tidak layak; 1.000 tahanan di kamp keluarga tewas dalam waktu enam bulan.[188] Dua rombongan lainnya yang terdiri dari 2.491 dan 2.473 tahanan Yahudi tiba dari Theresienstadt di kamp keluarga pada tanggal 16 dan 20 Desember 1943.[189]

Pada tanggal 8 Maret 1944, 3.791 tahanan (laki-laki, perempuan, dan anak-anak) dikirim ke kamar gas, tahanan laki-laki dibawa ke krematorium III dan tahanan perempuan ke krematorium II.[190] Beberapa tahanan dilaporkan menyanyikan Hatikvah dan lagu kebangsaan Ceko selagi digiring menuju kamar gas.[191] Sebelum dihabisi, para tahanan diminta menulis kartu pos kepada kerabatnya, yang bertanggal 25–27 Maret. Sejumlah anak kembar dipertahankan untuk keperluan eksperimen medis.[192] Pemerintah Cekoslowakia di pengasingan memulai siasat diplomatik untuk menyelamatkan Yahudi Ceko yang tersisa setelah perwakilannya di Bern menerima laporan Vrba–Wetzler, yang ditulis oleh dua tahanan pelarian, Rudolf Vrba dan Alfred Wetzler. Laporan tersebut memperingatkan bahwa para tahanan yang tersisa di kamp keluarga akan segera digas.[193] BBC juga menerima laporan tersebut, stasiunnya di Jerman menyiarkan berita mengenai pembantaian di kamp keluarga pada tanggal 16 Juni 1944, yang memperingatkan: "Semua pihak yang terlibat dalam pembantaian semacam itu akan dimintai pertanggungjawaban."[194] Palang Merah mengunjungi Theresienstadt pada bulan Juni 1944 dan diyakinkan oleh SS bahwa tidak ada tahanan yang dipindahkan dari sana. Sebulan kemudian, lebih kurang 2.000 tahanan perempuan di kamp keluarga dipindahkan ke kamp lain dan 80 anak laki-laki dipindahkan ke kamp dewasa, 7.000 tahanan yang tersisa digas antara tanggal 10 dan 12 Juli.[195]

Proses pemilahan dan pemusnahan

sunting

Kamar gas

sunting
 
Rekonstruksi krematorium I, Auschwitz I, 2014[196]

Pembunuhan massal dengan gas beracun pertama kali terjadi pada tanggal 3 September 1941, ketika 850 tawanan perang Soviet dan tahanan Polandia yang sakit diracuni dengan Zyklon B di ruang bawah tanah blok 11 di Auschwitz I. Namun, bangunan tersebut dianggap tidak cocok menjadi tempat pembunuhan massal, sehingga pengegasan dilakukan di krematorium I, masih di Auschwitz I. Krematorium I tetap digunakan sampai bulan Desember 1942. Di sana, lebih dari 700 tahanan bisa dibunuh sekaligus.[197] Puluhan ribu tahanan tewas di krematorium I.[51] Untuk mencegah kepanikan, para korban diberitahu bahwa mereka akan didisinfeksi dan diselisik. Para korban diperintahkan untuk menanggalkan pakaian di luar, kemudian dikunci di dalam ruangan dan digas. Setelah fungsi kamar gas dimatikan, ruangan tersebut diubah menjadi tempat penyimpanan, dan kemudian digunakan oleh SS sebagai tempat berlindung dari serangan udara.[198] Kamar gas dan krematorium dibangun kembali seusai perang. Dwork dan van Pelt mengungkapkan bahwa cerobong asap kamar gas dibangun ulang, empat lubang di atap dipasang untuk memperlihatkan tempat masuknya Zyklon B, dan dua dari tiga tungku dibangun kembali dengan menggunakan bahan asli.[33]

Rombongan perempuan dan anak-anak Yahudi dari Hungaria berjalan menuju kamar gas, Auschwitz II, Mei/Juni 1944. Gerbang di sebelah kiri mengarah ke sektor BI, bangunan tertua di kamp.
Krematorium II dan III beserta cerobongnya tampak di latar belakang, kiri dan kanan.
Yahudi Hungaria sedang dipilah di Auschwitz II, Mei/Juni 1944[199]

Pada awal 1942, tempat pemusnahan massal dipindahkan ke dua kamar gas sementara ("rumah merah" dan "rumah putih", yang dinamai bunker 1 dan 2) di Auschwitz II, selagi krematorium yang lebih besar (II, III, IV, dan V) sedang dibangun. Bunker 2 kembali digunakan dari bulan Mei sampai November 1944 untuk membantai sejumlah besar Yahudi Hungaria.[200] Pada musim panas 1944, daya tampung keseluruhan krematorium dan lubang pembakaran luar ruangan adalah 20.000 jenazah per hari.[201] Rencana pembangunan krematorium VI tidak pernah terlaksana.[202]

Sejak tahun 1942, Yahudi diangkut ke Auschwitz dari seluruh penjuru Eropa yang diduduki Jerman dengan menggunakan kereta api, yang terus berdatangan setiap harinya.[203] Kamar gas beroperasi penuh dari bulan Mei sampai Juli 1944 semasa Holokaus di Hungaria.[204] Pembangunan jalur kereta api yang mengarah ke krematorium II dan III di Auschwitz II rampung pada bulan Mei, dan sebuah jalur baru yang menghubungkan sektor BI dan BII dibangun agar kereta api bisa berhenti lebih dekat dengan kamar gas. Pada 29 April, 1.800 Yahudi pertama dari Hungaria tiba di Auschwitz.[205] Dari 14 Mei sampai awal Juli 1944, 437.000 Yahudi Hungaria, setengah dari total populasi Yahudi sebelum perang, diangkut ke Auschwitz, nyaris 12.000 orang per hari dipindahkan ke kamp pada masa itu.[126] Perbaikan dilakukan di sejumlah krematorium. Krematorium II dan III dipasangi lift yang menghubungkan tungku dengan kamar gas, jeruji baru dipasang, dan beberapa kamar ganti dan kamar gas dicat ulang. Lubang pembakaran digali di belakang krematorium V. Jumlah tahanan yang masuk amatlah banyak sehingga Sonderkommando terpaksa membakar jenazah di lubang terbuka.[206]

Pemilahan

sunting

Menurut sejarawan Polandia Franciszek Piper, dari 1.095.000 Yahudi yang diangkut ke Auschwitz, hanya 205.000 yang terdaftar dan diberi nomor urut. 25.000 Yahudi dikirim ke kamp lain, sedangkan 865.000 lainnya langsung dibunuh setelah tiba di kamp.[207] Apabila ditambah dengan korban non-Yahudi, maka ada sekitar 900.000 tahanan tidak terdaftar yang tewas dibunuh.[208]

Saat baru tiba di kamp, para tahanan akan "dipilah". Tahanan yang dianggap mampu bekerja diarahkan ke sebelah kanan menuju tempat penerimaan (terdaftar), sedangkan sisanya diarahkan ke sebelah kiri menuju kamar gas. Kelompok yang dikirim ke kamar gas untuk dibunuh meliputi hampir semua anak-anak, perempuan yang punya anak kecil, lansia, dan golongan lainnya yang menurut inspeksi singkat dan dangkal oleh dokter SS tidak layak untuk bekerja.[209] Segala jenis bekas luka, perban, bisul, dan terlalu kurus, bisa dijadikan alasan seorang tahanan dianggap tidak layak bekerja.[210] Anak-anak akan disuruh berjalan melewati tongkat yang dipasang pada ketinggian tertentu, yang melewatinya di bawah kepala akan dikirim ke kamar gas.[211] Tahanan yang tidak sanggup berjalan atau tiba pada malam hari diangkut ke krematorium dengan truk, jika tidak, mereka harus berjalan kaki ke sana.[212] Barang-barang bawaan para tahanan disita dan disortir oleh petugas di gudang "Kanada", sebuah kompleks bangunan di sektor BIIg berisi 30 barak yang digunakan sebagai tempat penyimpanan barang sitaan. Dinamai demikian karena menurut anggapan para tahanan, Kanada adalah sebuah negeri yang kaya raya.[213]

Di dalam krematorium

sunting
 
Gerbang masuk ke krematorium III, Auschwitz II, 2008[214]

Krematorium dilengkapi dengan kamar ganti, kamar gas, dan ruang pembakaran. Di krematorium II dan III, kamar ganti dan kamar gas berada di bawah tanah, sedangkan di krematorium IV dan V berada di lantai dasar. Kamar ganti dipasangi pasak bernomor di dinding untuk menggantung pakaian. Di krematorium II, terdapat pula kamar bedah (Sezierraum).[215] Petugas SS berkata kepada para korban bahwa mereka harus mandi dan diselisik untuk menghilangkan kutu. Para korban menanggalkan pakaian di kamar ganti dan kemudian digelandang ke kamar gas. Terdapat rambu bertuliskan "Bade" (mandi) atau "Desinfektionsraum" (ruang disinfeksi). Seorang penyintas bersaksi bahwa bahasa pada rambu tersebut berubah-ubah, menyesuaikan dengan siapa yang akan dibunuh.[216] Sebagian tahanan diberi sabun dan handuk.[217] Satu kamar gas bisa menampung sebanyak 2.000 sampai 3.000 orang.[218]

Gas beracun Zyklon B diangkut ke krematorium oleh satuan khusus SS bernama Institut Kebersihan.[219] Setelah pintu ditutup, petugas SS melemparkan kapsul Zyklon B melalui ventilasi di atap atau lubang di dinding kamar. Para korban biasanya tewas dalam waktu 10 menit. Rudolf Höss mengungkapkan bahwa proses tersebut memakan waktu sampai 20 menit.[220] Salah seorang petugas Sonderkommando bernama Leib Langfus menguburkan buku hariannya (yang ditulis dalam bahasa Yiddi) di dekat krematorium III di Auschwitz II. Buku harian tersebut ditemukan belakangan pada tahun 1952. Melalui buku hariannya, Langfus mengungkapkan:[221]

Sulit membayangkan begitu banyak orang yang bisa masuk ke dalam ruangan sekecil itu. Barang siapa yang tidak mau masuk akan ditembak [...] atau dicabik-cabik oleh anjing. Mereka akan mati lemas gara-gara kekurangan udara dalam beberapa jam. Lalu semua pintu ditutup rapat dan gas dilemparkan melalui celah kecil di langit-langit. Tak ada yang bisa dilakukan oleh orang-orang di dalam. Mereka hanya bisa menjerit dengan suara yang pahit dan memilukan. Yang lainnya merintih dengan suara penuh keputusasaan, dan yang lainnya lagi menangis terisak-isak dan mengeluarkan ratapan yang sangat menyayat hati. ... Makin lama suara mereka makin lemah ... Lantaran kerumunannya sangat sesak, orang-orang jatuh menimpa yang lain saat mereka meregang nyawa, hingga membentuk tumpukan lima atau enam lapis yang saling berhimpitan, tingginya nyaris satu meter. Para ibu membeku dalam posisi duduk di lantai sambil memeluk jasad anak-anak mereka, dan suami-istri mati sambil berpelukan. Sebagian orang mati berkerumun. Yang lainnya berdiri dalam posisi miring, sementara tubuh bagian atas, dari perut ke atas, dalam posisi membungkuk. Beberapa jasad membiru akibat pengaruh gas, sedangkan yang lainnya tampak bugar, seolah-olah mereka sedang tertidur.[222]

Pemanfaatan jenazah

sunting
 
Salah satu foto Sonderkommando: jenazah menunggu untuk dibakar di lubang luar ruangan dekat krematorium V, Auschwitz II, Agustus 1944

Petugas Sonderkommando yang mengenakan masker gas mengeluarkan jenazah dari kamar gas. Mereka mencopot kacamata dan anggota tubuh buatan serta mencukur rambut para perempuan.[220] Tidak seperti di Auschwitz, rambut tahanan perempuan dicukur terlebih dahulu sebelum mereka masuk ke kamar gas di Bełżec, Sobibór, dan Treblinka.[223] Pada tanggal 6 Februari 1943, Kementerian Ekonomi Reich menerima kiriman 3.000 kg rambut perempuan dari Auschwitz dan Majdanek.[223] Rambut tersebut akan dibersihkan terlebih dahulu dalam larutan sal amoniak, lalu dikeringkan di lantai krematorium, disisir, dan dikemas dalam karung kertas.[224] Rambut tersebut kemudian dikirimkan ke berbagai perusahaan, termasuk satu pabrik manufaktur di Bremen-Bluementhal. Sejumlah pekerja di pabrik tersebut menemukan koin-koin kecil dihiasi abjad Yunani pada beberapa kepang rambut, diduga milik Yahudi Yunani yang dipindahkan ke Auschwitz pada tahun 1943.[225] Ketika kamp dibebaskan pada bulan Januari 1945, Tentara Merah menemukan 7.000 kg rambut manusia di dalam karung yang siap dikirim.[224]

Menjelang dikremasi, semua perhiasan yang ada pada jenazah korban akan dilepas, dan tambalan serta logam mulia pada gigi akan dicabut.[226] Emas direnggut dari gigi tahanan yang tewas sejak 23 September 1940 atas perintah Heinrich Himmler.[227] Pekerjaan tersebut dilakukan oleh seorang petugas Sonderkommando, biasanya dokter gigi. Petugas yang luput mencabut emas pada gigi korban bisa dibakar hidup-hidup.[226] Gigi emas tersebut lalu dikirim ke Pusat Kesehatan SS dan digunakan oleh dokter gigi untuk merawat anggota SS dan keluarga mereka. Lebih kurang 50 kg emas berhasil dikumpulkan pada tanggal 8 Oktober 1942.[227] Pada awal 1944, 10-12 kg emas diambil dari gigi para korban setiap bulannya.[228]

Jenazah dibakar di krematorium terdekat, dan abunya lalu dikubur, dibuang ke sungai Vistula, atau digunakan sebagai pupuk. Tulang yang tidak terbakar sempurna akan digiling menggunakan lesung kayu.[229]

Jumlah korban

sunting
 
Kedatangan tahanan baru, Auschwitz II-Birkenau, Mei/Juni 1944

Sedikitnya 1,3 juta tahanan dikirim ke Auschwitz antara tahun 1940 dan 1945, dan 1,1 juta di antaranya tewas.[7] Secara keseluruhan, sebanyak 400.207 tahanan terdaftar di Auschwitz: 268.657 laki-laki dan 131.560 perempuan.[146] Riset pada akhir 1980-an dilakukan oleh sejarawan Polandia Franciszek Piper, kelak diterbitkan oleh Yad Vashem pada tahun 1991,[230] yang berpatokan pada jadwal kedatangan kereta api dan catatan pengangkutan untuk menghitung jumlah korban. Ia menemukan bahwa dari 1,3 juta tahanan yang dikirim ke kamp, 1.082.000 di antaranya tewas di sana. Jumlah tersebut (dibulatkan menjadi 1,1 juta) dianggap oleh Piper sebagai jumlah minimum.[7] Perkiraan tersebut kemudian diterima secara luas.[i]

Jerman berupaya menyembunyikan berapa banyak jumlah korban yang telah mereka bantai. Pada bulan Juli 1942, sesuai dengan kesaksian Rudolf Höss dalam memoarnya, ia menerima perintah dari Heinrich Himmler, melalui Adolf Eichmann dan komandan SS Paul Blobel, agar "seluruh kuburan massal digali dan mayat-mayat dibakar. Selain itu, abunya harus dibuang sedemikian rupa sehingga penghitungan jumlah mayat yang dibakar akan sulit dilakukan di masa mendatang."[234]

Perkiraan jumlah korban tewas sebelumnya lebih tinggi dari perkiraan Piper. Setelah kamp dibebaskan, pemerintah Soviet mengeluarkan pernyataan pada tanggal 8 Mei 1945 bahwa empat juta orang telah dibunuh di tempat tersebut, jumlah yang didasarkan pada daya tampung krematorium.[235] Höss mengungkapkan kepada jaksa di Nuremberg bahwa sedikitnya 2,5 juta orang telah digas di Auschwitz, dan 500.000 lainnya tewas akibat kelaparan dan penyakit.[236] Ia bersaksi bahwa angka dua juta lebih tersebut bersumber dari pernyataan Eichmann.[237] Dalam memoarnya, yang ditulisnya ketika berada dalam tahanan, Höss mengungkapkan bahwa Eichmann memberi tahu Richard Glücks, atasan Höss, mengenai angka 2,5 juta tersebut, sesuai dengan data pencatatan kamp yang telah dihancurkan.[238] Höss menganggap angka tersebut "terlalu tinggi. Bahkan Auschwitz juga punya batasan kemampuan untuk membinasakan," tulisnya.[239]

Kebangsaan/etnik
(Sumber: Franciszek Piper)[2]
Kematian terdaftar
(Auschwitz)
Kematian tidak terdaftar
(Auschwitz)
Total
Yahudi 95.000 865.000 960.000
Etnik Polandia 64.000 10.000 74.000 (70.000–75.000)
Romani dan Sinti 19.000 2.000 21.000
Tawanan perang Soviet 12.000 3.000 15.000
Bangsa Eropa lainnya:
Warga negara Soviet (Belarusia, Rusia, Ukraina),
Ceko, Yugoslavia, Prancis, Jerman, Austria
10.000–15.000 n/a 10.000–15.000
Total korban tewas di Auschwitz, 1940–1945 200.000–205.000 880.000 1.080.000–1.085.000

Lebih kurang satu dari enam Yahudi korban Holokaus tewas di Auschwitz.[240] Berdasarkan negara, jumlah korban tewas Yahudi di Auschwitz paling banyak berasal dari Hungaria, mencapai 430.000 korban, disusul oleh Polandia (300.000), Prancis (69.000), Belanda (60.000), Yunani (55.000), Protektorat Bohemia dan Moravia (46.000), Slowakia (27.000), Belgia (25.000), Jerman dan Austria (23.000), Yugoslavia (10.000), Italia (7.500), Norwegia (690), dan lainnya (34.000).[241] Timothy Snyder menyatakan bahwa kurang dari satu persen dari satu juta Yahudi Soviet yang menjadi korban Holokaus tewas di Auschwitz.[242] Dari 387 penganut Saksi-Saksi Yehuwa yang dipenjarakan di Auschwitz, 132 di antaranya tewas di kamp.[243]

Perlawanan, pelarian, dan pembebasan

sunting

Perlawanan kamp, aliran informasi

sunting

Informasi mengenai Auschwitz diketahui oleh Sekutu berkat laporan Kapten Witold Pilecki dari Armia Krajowa.[246] Ia memakai nama samaran "Tomasz Serafiński" (nomor urut 4859),[247] dan secara sukarela membiarkan dirinya ditangkap di Warsawa untuk dibawa ke Auschwitz.[246] Ia dipenjara di Auschwitz sejak 22 September 1940[248] hingga melarikan diri pada 27 April 1943.[247] Sejarawan Michael Fleming menulis bahwa Pilecki diperintahkan untuk menjaga sikap, menyiapkan makanan, pakaian, dan perlawanan, serta bersiap mengambil alih kamp jika keadaan memungkinkan, dan menyelundupkan informasi kepada militer Polandia.[246] Pilecki menamai gerakan perlawanannya dengan Związek Organizacji Wojskowej (ZOW, "Organisasi Persatuan Militer").[248]

 
Kapten Witold Pilecki

Kelompok perlawanan mengirimkan pesan lisan pertama mengenai Auschwitz melalui Aleksander Wielkopolski, seorang teknisi Polandia yang dibebaskan pada bulan Oktober 1940.[249] Sebulan kemudian, organisasi perlawanan terselubung Polandia di Warsawa menyusun laporan berdasarkan informasi tersebut, yang sebagian laporannya diterbitkan di London pada bulan Mei 1941 dalam sebuah buklet berjudul "The German Occupation of Poland," oleh Kementerian Luar Negeri Polandia. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa "hampir tidak ada satu pun Yahudi yang keluar hidup-hidup". Menurut Fleming, buklet tersebut "tersebar luas di kalangan pejabat Britania Raya". Surat kabar Polish Fortnightly Review juga memuat berita mengenai laporan tersebut, menyatakan bahwa "tiga tungku krematorium tidak cukup untuk menangani jenazah yang sedang dibakar", serta surat kabar The Scotsman pada tanggal 8 Januari 1942, satu-satunya media cetak di Britania Raya yang mengabarkan mengenai laporan tersebut.[250]

Pada tanggal 24 Desember 1941, sejumlah kelompok perlawanan yang mewakili berbagai golongan bertemu di blok 45 dan sepakat untuk bekerja sama. Fleming menulis bahwa sulit untuk melacak jejak intelijen Pilecki ketika berada di kamp. Pilecki menyusun dua laporan setelah ia melarikan diri pada bulan April 1943. Laporan keduanya, Laporan W, merincikan kehidupannya di Auschwitz I dan memperkirakan bahwa 1,5 juta tahanan, sebagian besarnya adalah Yahudi, telah dibunuh.[251] Pada 1 Juli 1942, Polish Fortnightly Review menerbitkan sebuah laporan yang mendeskripsikan Birkenau, mengabarkan bahwa "para tahanan menyebut kamp tambahan tersebut 'Surga', mungkin karena hanya ada satu jalan, yaitu jalan menuju Surga." Juga dilaporkan bahwa tahanan dibunuh "dengan cara bekerja berlebihan, penyiksaan, serta secara medis", dan juga diungkap mengenai penggunaan gas beracun terhadap tawanan perang Soviet dan tahanan Polandia di Auschwitz I pada bulan September 1941. Laporan tersebut menyatakan: "Diperkirakan kamp Oswiecim dapat menampung lima belas ribu tahanan, tetapi karena banyak yang tewas, selalu ada tempat bagi pendatang baru."[252]

 
Lencana kamp untuk tahanan politik Polandia non-Yahudi

Pemerintah Polandia dalam pengasingan di London pertama kali melaporkan mengenai penggunaan gas terhadap tahanan di Auschwitz pada 21 Juli 1942,[253] dan melaporkan penggunaan gas terhadap tawanan perang Soviet dan Yahudi pada 4 September 1942.[254] Pada tahun 1943, Kampfgruppe Auschwitz (Regu Tempur Auschwitz) dibentuk di Auschwitz dengan tujuan untuk menyebarkan informasi mengenai apa yang terjadi di sana.[255] Anggota Sonderkommando menguburkan buku catatannya di dalam tanah, berharap akan ditemukan oleh para penyelamat.[256] Kelompok tersebut juga menyelundupkan foto-foto; foto Sonderkommando, yang mendokumentasikan kejadian di sekitar kamar gas Auschwitz II, diselundupkan keluar dari kamp pada bulan September 1944 dalam sebuah tabung pasta gigi.[257]

Menurut Fleming, pada tahun 1943 dan pertengahan 1944, media cetak di Britania Raya bereaksi dengan tidak menerbitkan laporan-laporan mengenai Auschwitz atau memberitakannya di halaman dalam. Pengecualian adalah Polish Jewish Observer, sebuah surat kabar sempalan City and East London Observer yang disunting oleh Joel Cang, mantan koresponden Warsawa untuk Manchester Guardian. Ketidakpedulian media Britania disebabkan oleh adanya kekhawatiran Kementerian Luar Negeri bahwa masyarakat akan mendesak pemerintah untuk bertindak atau memberikan perlindungan bagi Yahudi, dan kebijakan Britania Raya untuk membela Yahudi dapat memengaruhi hubungannya dengan Timur Tengah. Hal serupa juga terjadi di Amerika Serikat, serta di pemerintah pengasingan Polandia dan organisasi perlawanan Polandia. Fleming berpendapat bahwa organisasi perlawanan Polandia menyebarkan informasi mengenai Holokaus di Auschwitz tanpa menantang ketidakpedulian Sekutu agar mengutamakan masalah tersebut.[258]

Pelarian, Protokol Auschwitz

sunting
 
Telegram bertanggal 8 April 1944 dari KL Auschwitz, melaporkan kaburnya Rudolf Vrba dan Alfréd Wetzler

Sejak upaya pelarian pertama Tadeusz Wiejowski pada 6 Juli 1940, sedikitnya 802 tahanan (757 laki-laki dan 45 perempuan) telah berupaya melarikan diri dari kamp.[259][j] Menurut sejarawan Polandia Henryk Świebocki, kebanyakan upaya pelarian dilakukan dari tempat kerja di luar pagar perbatasan kamp. Dari 802 upaya pelarian, 144 di antaranya berhasil, 327 tertangkap, dan 331 lainnya tidak diketahui nasibnya.[260]

Empat tahanan Polandia—Eugeniusz Bendera [pl] (nomor urut 8502), Kazimierz Piechowski (no. 918), Stanisław Gustaw Jaster [pl] (no. 6438), dan Józef Lempart (no. 3419)—berhasil melarikan diri pada tanggal 20 Juni 1942. Setelah membobol gudang, mereka berpakaian seperti petugas SS dan mencuri senapan serta mobil milik pegawai SS, yang kemudian mereka kendarai keluar dari kamp. Mereka kemudian menulis surat permintaan maaf kepada Rudolf Höss karena telah mencuri kendaraan tersebut.[261] Pada tanggal 21 Juli 1944, seorang tahanan Polandia bernama Jerzy Bielecki mengenakan seragam SS, dan dengan memakai surat izin palsu, ia berhasil melewati gerbang kamp bersama kekasih Yahudinya, Cyla Cybulska, berpura-pura bahwa ia dipanggil untuk diinterogasi. Keduanya selamat dari perang. Atas tindakannya menyelamatkan Cybulska, Bielecki diakui oleh Yad Vashem sebagai Orang yang Benar di Antara Bangsa-Bangsa.[262]

Jerzy Tabeau (no. 27273, terdaftar dengan nama Jerzy Wesołowski) dan Roman Cieliczko (no. 27089), keduanya tahanan Polandia, melarikan diri pada tanggal 19 November 1943. Tabeau berhasil menghubungi organisasi perlawanan Polandia, dan antara bulan Desember 1943 dan awal 1944, ia menulis laporan yang kelak menjadi Laporan Utama Polandia mengenai keadaan di kamp.[263] Pada 27 April 1944, Rudolf Vrba (no. 44070) dan Alfréd Wetzler (no. 29162) berhasil kabur ke Slowakia, memberitahukan informasi rinci kepada Dewan Yahudi Slowakia mengenai kamar gas. Penyebaran laporan Vrba-Wetzler pada bulan Juni 1944 membantu menghentikan pengiriman Yahudi Hungaria ke Auschwitz. Pada 27 Mei 1944, Arnost Rosin (no. 29858) dan Czesław Mordowicz (no. 84216) juga melarikan diri ke Slowakia; laporan Rosin-Mordowicz lalu ditambahkan ke laporan Vrba-Wetzler dan Tabeau. Kumpulan laporan tersebut kemudian diterbitkan menjadi Protokol Auschwitz.[264] Laporan lengkapnya pertama kali diterbitkan pada bulan November 1944 oleh Dewan Pengungsi Perang Amerika Serikat dengan judul The Extermination Camps of Auschwitz (Oświęcim) and Birkenau in Upper Silesia (Kamp Pemusnahan Auschwitz dan Birkenau di Silesia Hulu).[265]

Usulan pengeboman

sunting
 
Pemandangan udara Auschwitz II-Birkenau yang difoto oleh RAF pada 23 Agustus 1944

Pada bulan Januari 1941, Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Polandia dan perdana menteri dalam pengasingan, Władysław Sikorski, mengatur agar laporan Auschwitz dikirim kepada Marsekal Udara Richard Pierse, Komando Pengebom Angkatan Udara Britania Raya.[266] Ditulis oleh tahanan Auschwitz kira-kira bulan Desember 1940, laporan tersebut menjelaskan kondisi kehidupan tahanan yang mengerikan di kamp dan meminta pemerintah Polandia di pengasingan untuk mengebomnya:

Para tahanan memohon kepada Pemerintah Polandia agar kamp tersebut dibom. Musnahnya kawat berduri yang dialiri listrik, kepanikan yang terjadi, dan kegelapan yang muncul akan memberi peluang besar untuk melarikan diri. Penduduk setempat akan menyembunyikan para tahanan dan membantu mereka meninggalkan daerah tersebut. Para tahanan dengan penuh keyakinan menantikan hari ketika pesawat-pesawat Polandia dari Britania Raya membantu upaya pelarian mereka. Ini adalah permintaan seia sekata dari para tahanan kepada Pemerintah Polandia di London.[267]

Pierse menanggapinya dengan menyatakan bahwa secara teknis tidak mungkin mengebom kamp tanpa membahayakan para tahanan.[266] Pada bulan Mei 1944, rabi Slowakia Michael Dov Weissmandl menyarankan agar Sekutu mengebom rel kereta api yang menuju ke kamp.[268] Sejarawan David Wyman menerbitkan sebuah esai di majalah Commentary pada tahun 1978 berjudul "Kenapa Auschwitz Tidak Pernah Dibom." Menurutnya, Angkatan Udara Amerika Serikat mampu dan seharusnya menyerang Auschwitz. Dalam bukunya yang berjudul Pengabaian Yahudi: Amerika dan Holokaus 1941–1945, Wyman berpendapat bahwa pabrik IG Farben di Auschwitz III telah dibom tiga kali antara bulan Agustus dan Desember 1944 oleh Angkatan Udara Kelima Belas AS di Italia, seharusnya AS juga bisa mengebom kamp lainnya atau jalur kereta api. Bernard Wasserstein dalam bukunya Britania Raya dan Yahudi Eropa (1979) serta Martin Gilbert dalam bukunya Auschwitz dan Sekutu (1981) membahas permasalahan serupa mengenai ketidakpedulian Britania Raya.[269] Sejak 1990-an, sejarawan lain berpendapat bahwa kesaksamaan pengeboman oleh Sekutu tidak cukup aman bagi serangan yang diusulkan oleh Wyman, dan sejarah kontrafaktual merupakan pandangan yang kurang inheren.[270]

Pemberontakan Sonderkommando

sunting
 
Anggota Sonderkommando Zalmen Gradowski, yang difoto bersama istrinya, Sonia, mengubur buku catatannya di dekat krematorium III. Sonia Gradowski digas pada 8 Desember 1942.[271]

Anggota Sonderkommando yang bekerja di krematorium adalah saksi mata pembunuhan massal dan oleh sebab itu kerap dibunuh.[272] Pada 7 Oktober 1944, setelah diumumkan bahwa 300 anggota Sonderkommando akan dikirim ke kota terdekat untuk membersihkan puing-puing—tipu muslihat untuk membunuh para tahanan—kelompok yang pada umumnya beranggotakan Yahudi dari Yunani dan Hungaria, melancarkan pemberontakan.[273] Mereka menyerang SS dengan batu dan palu, membunuh tiga petugas, dan membakar krematorium IV dengan kain direndam minyak tanah yang mereka sembunyikan.[274] Mendengar keributan, anggota Sonderkommando di krematorium II menduga bahwa pemberontakan kamp telah dimulai dan melemparkan lencana Oberkapo mereka ke dalam tungku. Mereka kabur melalui pagar dengan menggunakan pemotong kawat dan berhasil tiba di Rajsko. Di sana, mereka bersembunyi di lumbung kamp, tetapi petugas SS memburu dan membakar lumbung tersebut, yang menewaskan semua pelarian.[275]

Sewaktu pemberontakan di krematorium IV berhasil dipadamkan, 451 anggota Sonderkommando tewas, sedangkan 212 lainnya selamat.[276] Korban tewas termasuk Zalmen Gradowski, yang menuliskan pengalamannya di Auschwitz di buku catatannya dan menguburnya di dekat krematorium III. Seusai perang, rekannya sesama anggota Sonderkommando menunjukkan kepada jaksa tempat ia mengubur catatannya.[277] Catatan tersebut diterbitkan dalam berbagai format, termasuk buku tahun 2017 berjudul Dari Jantung Neraka.[278]

Evakuasi dan kirab kematian

sunting
 
Reruntuhan krematorium IV, Auschwitz II, diledakkan saat pemberontakan

Pengangkutan massal terakhir yang tiba di Auschwitz adalah 60.000–70.000 Yahudi dari Ghetto Łódź, kira-kira 2.000 Yahudi dari Theresienstadt, dan 8.000 dari Slowakia.[279] Proses pemilahan terakhir dilakukan pada 30 Oktober 1944.[201] Pada tanggal 1 atau 2 November 1944, Heinrich Himmler memerintahkan agar SS menghentikan pembunuhan massal dengan gas beracun.[280] Pada 25 November, ia memerintahkan agar kamar gas dan krematorium Auschwitz dirobohkan. Sonderkommando dan tahanan lainnya mulai membongkar bangunan dan membersihkan kawasan tersebut.[281] Pada 18 Januari 1945, Engelbert Marketsch, seorang bandit Jerman, menjadi tahanan terakhir yang dipindahkan dari Mauthausen, yang diberi nomor urut 202499.[282]

Menurut sejarawan Polandia Andrzej Strzelecki, proses evakuasi kamp menjadi salah satu "babak paling tragis".[283] Himmler memerintahkan pengevakuasian semua kamp pada bulan Januari 1945. Ia berkata kepada para komandan kamp: "Führer menganggap kalian bertanggung jawab secara pribadi untuk memastikan bahwa tidak ada satu pun tahanan dari kamp konsentrasi yang jatuh hidup-hidup ke tangan musuh."[284] Barang-barang sitaan dari barak "Kanada", bersama dengan sisa bahan bangunan, diangkut ke pedalaman Jerman. Antara tanggal 1 Desember 1944 sampai 15 Januari 1945, lebih dari satu juta pakaian dikemas untuk dikirim keluar dari Auschwitz, 95.000 paket dikirim ke kamp konsentrasi di Jerman.[285]

Mulai tanggal 17 Januari, kira-kira 58.000 tahanan Auschwitz (dua pertiganya Yahudi); 20.000 lebih dari Auschwitz I-II dan 30.000 lebih dari subkamp, dievakuasi di bawah penjagaan ketat. Para tahanan awalnya dievakuasi ke arah barat dengan berjalan kaki, kemudian diangkut dengan kereta barang terbuka menuju kamp konsentrasi di Jerman dan Austria: Bergen-Belsen, Buchenwald, Dachau, Flossenburg, Gross-Rosen, Mauthausen, Dora-Mittelbau, Ravensbruck, dan Sachsenhausen.[286] Kurang dari 9.000 tahanan tetap berada di kamp karena dianggap terlalu sekarat untuk dipindahkan.[287] Dalam perjalanan, SS akan menembak atau membunuh siapa saja yang tidak bisa melanjutkan perjalanan; "rincian eksekusi" tergantung pada para pejalan kaki, tahanan yang tertinggal atau terlalu lambat akan dibunuh.[283] Peter Longerich memperkirakan bahwa seperempat dari tahanan dibunuh dengan cara tersebut.[288] Pada bulan Maret 1945, Himmler memerintahkan agar jangan lagi membunuh tahanan Yahudi. Ia berharap dapat menggunakan para tahanan sebagai sandera untuk berkompromi dengan Sekutu.[289] Pada bulan Desember 1944, lebih kurang 15.000 tahanan Yahudi berhasil tiba di Bergen-Belsen, yang dibebaskan oleh Britania Raya pada tanggal 15 April 1945.[290]

Pada tanggal 20 Januari 1945, krematorium II dan III diledakkan, dan pada 23 Januari gudang "Kanada" dibakar. Gudang tersebut tetap terbakar selama lima hari. Sebagian krematorium IV telah runtuh akibat pemberontakan Sonderkommando pada bulan Oktober, dan sisanya dihancurkan setelahnya. Pada 26 Januari, satu hari sebelum kedatangan Tentara Merah, krematorium V diledakkan.[291]

Pembebasan

sunting
Penyintas belia di Auschwitz, dibebaskan oleh Tentara Merah pada bulan Januari 1945
Kacamata para korban, 1945

Kamp pertama yang dibebaskan adalah Auschwitz III, kamp milik IG Farben di Monowitz. Seorang tentara dari Divisi Infanteri ke-100 Tentara Merah memasuki kamp kira-kira pukul 9 pagi pada hari Sabtu, 27 Januari 1945.[292] Satuan 60 dari Front Ukraina Pertama (juga bagian dari Tentara Merah) tiba di Auschwitz I dan II kira-kira pukul 3 sore. Mereka menemukan 7.000 tahanan yang masih hidup di tiga kamp utama, 500 di subkamp lainnya, dan lebih dari 600 jenazah.[293] Barang-barang yang ditemukan meliputi 837.000 potong pakaian perempuan, 370.000 potong pakaian laki-laki, 44.000 pasang sepatu,[294] dan 7.000 kg rambut manusia. Menurut komisi kejahatan perang Soviet, barang-barang tersebut berasal dari 140.000 tahanan.[224] Sejumput rambut diperiksa oleh Institut Ilmu Forensik di Kraków, dan diketahui mengandung hidrogen sianida, bahan utama Zyklon B.[295] Primo Levi menceritakan pengalamannya ketika ia melihat empat tentara mendekati Auschwitz III dengan menunggang kuda, saat itu ia tengah berada di ruang perawatan. Mereka melayangkan "tatapan ganjil yang canggung pada jenazah yang tergeletak, pondok yang roboh, dan kepada kami yang masih hidup ...":[296]

Mereka tidak menyapa kami, juga tidak tersenyum; mereka tampak sesak, bukan hanya oleh belas kasihan tetapi juga oleh pengekangan yang membingungkan, mata dan bibir mereka terkunci seolah-olah sedang menghadiri pemakaman. Rasa itu adalah rasa malu yang kami kenal dengan baik, rasa malu yang kami pikul setelah dipilah, dan setiap kali kami harus menyaksikan, atau tunduk pada, berbagai kezaliman: rasa malu yang tidak dikenali oleh orang Jerman, yang dirasakan oleh orang adil atas kejahatan orang lain; perasaan bersalah kenapa kejahatan seperti itu harus ada, bahwa kejahatan itu harus diperkenalkan secara kekal ke dunia yang sama, dan bahwa kehendaknya untuk menebar kebaikan terbukti terlalu lemah atau tidak ada, dan tidak mampu membela diri."[297]

Georgii Elisavetskii, seorang tentara Soviet yang memasuki salah satu barak, mengungkapkan pada tahun 1980 bahwa ia mendengar rekan tentaranya berkata kepada para tahanan: "Kalian bebas, kawan!" Tapi mereka tidak merespon, jadi ia mencoba mengatakannya dalam bahasa Rusia, Polandia, Jerman, Ukraina. Kemudian ia menggunakan Bahasa Yiddi: "Mereka berpikir bahwa saya memanas-manasi mereka. Mereka mulai bersembunyi. Dan barulah ketika saya berkata kepada mereka: 'Jangan takut, saya seorang kolonel Tentara Soviet dan juga seorang Yahudi. Kami datang untuk membebaskan kalian' ... Akhirnya, seolah-olah penghalangnya runtuh ... mereka bergegas ke arah kami sambil berteriak, jatuh berlutut, mencium lipatan mantel kami, dan memeluk kaki kami."[294]

Layanan medis militer Soviet dan Palang Merah Polandia mendirikan rumah sakit lapangan dan merawat 4.500 tahanan yang mengidap berbagai penyakit akibat kelaparan (terutama diare) dan tuberkulosis. Relawan setempat turut membantu sampai regu Palang Merah tiba dari Kraków pada awal Februari.[298] Di Auschwitz II, lapisan kotoran di lantai barak harus dikerok dengan sekop. Air diperoleh dari lelehan salju dan dari sumur pemadam kebakaran. Sebelum bantuan datang lebih banyak, 2.200 pasien di sana dirawat oleh sejumlah dokter dan 12 perawat dari Palang Merah. Seluruh pasien kemudian dipindahkan ke gedung bata di Auschwitz I. Beberapa blok diubah menjadi rumah sakit, dan tenaga medis bekerja secara bergiliran selama 18 jam.[299]

Pada masa itu, pembebasan Auschwitz tidak diliput secara luas oleh media; Tentara Merah berfokus pada pergerakannya menuju Jerman, dan membebaskan kamp bukanlah tujuan utamanya. Boris Polevoy melaporkan pembebasan Auschwitz di surat kabar Pravda pada tanggal 2 Februari 1945, tetapi ia tidak menyinggung-nyinggung Yahudi;[300] para tahanan ditulis secara kolektif sebagai "korban Fasisme".[301] Ketika Sekutu Barat tiba di Buchenwald, Dachau, dan Bergen-Belsen pada bulan April 1945, barulah pembebasan kamp diliput luas oleh media.[302]

Seusai perang

sunting

Pengadilan penjahat perang

sunting
 
Tiang gantungan di Auschwitz I tempat Rudolf Höss dieksekusi pada 16 April 1947

Hanya 789 pegawai Auschwitz, atau 15 persen, yang diproses hukum.[8] Kebanyakan kasus disidangkan di Polandia dan Republik Federal Jerman.[303] Menurut Aleksander Lasik, petugas SS perempuan diperlakukan lebih keras daripada petugas laki-laki, dari 17 perempuan yang dijatuhi hukuman, empat di antaranya divonis hukuman mati dan selebihnya dijatuhi hukuman penjara yang lebih lama daripada terdakwa laki-laki. Lasik beranggapan bahwa hal tersebut dikarenakan hanya ada 200 pengawas perempuan, sehingga mereka lebih kelihatan dan gampang diingat oleh para tahanan.[304]

Komandan kamp Rudolf Höss ditangkap oleh Britania Raya pada tanggal 11 Maret 1946 di dekat Flensburg, Jerman utara, tempat ia bekerja sebagai petani dengan nama samaran Franz Lang. Ia dipenjarakan di Heide, kemudian dipindahkan ke Minden untuk diinterogasi, bagian dari zona pendudukan Britania Raya. Dari sana, ia dibawa ke Nuremberg untuk bersaksi dalam persidangan Obergruppenführer-SS Ernst Kaltenbrunner. Höss secara terang-terangan mengakui perannya dalam pembantaian massal dan mengungkapkan bahwa ia mematuhi perintah Heinrich Himmler.[305][k] Ia lalu diekstradisi ke Polandia pada tanggal 25 Mei 1946.[306] Höss menulis memoarnya sewaktu berada di dalam penjara, yang diterbitkan pertama kali dalam bahasa Polandia pada tahun 1951, kemudian dalam bahasa Jerman pada tahun 1958 dengan judul Kommandant in Auschwitz.[307] Persidangannya di hadapan Mahkamah Nasional Tertinggi di Warsawa digelar pada 11 Maret 1947. Ia dijatuhi hukuman mati pada 2 April dan digantung di Auschwitz I pada 16 April, di dekat krematorium I.[308]

Pada tanggal 25 November 1947, persidangan Auschwitz digelar di Kraków. Mahkamah Nasional Tertinggi Polandia menyeret 40 mantan pegawai Auschwitz ke pengadilan, termasuk komandan Arthur Liebehenschel, kepala kamp perempuan Maria Mandel, dan kepala kamp Hans Aumeier. Persidangan selesai pada 22 Desember 1947, dengan vonis 23 hukuman mati, tujuh hukuman seumur hidup, dan sembilan hukuman penjara antara tiga sampai 15 tahun. Hans Münch, seorang dokter SS yang mendapat pembelaan dari sejumlah bekas tahanan Auschwitz, adalah satu-satunya penjahat perang yang dibebaskan dalam persidangan tersebut.[309]

Pegawai Auschwitz lainnya yang dihukum gantung karena kejahatan perang dalam Persidangan Dachau dan Persidangan Belsen antara lain komandan kamp Josef Kramer, Franz Hössler, dan Vinzenz Schöttl; dokter Friedrich Entress; serta penjaga kamp perempuan Irma Grese dan Elisabeth Volkenrath.[310] Bruno Tesch dan Karl Weinbacher, pemilik dan direktur utama perusahaan Tesch & Stabenow, salah satu pemasok Zyklon B, ditangkap oleh Britania Raya seusai perang dan dieksekusi. Keduanya dinyatakan bersalah karena secara sadar telah memasok bahan kimia untuk digunakan pada manusia.[311] Persidangan Auschwitz Frankfurt yang berlangsung selama 180 hari digelar di Jerman Barat dari tanggal 20 Desember 1963 sampai 20 Agustus 1965. Persidangan tersebut mengadili 22 terdakwa, termasuk dua dokter gigi, seorang dokter, dua ajudan kamp, dan apoteker kamp. Dakwaan setebal 700 halaman, yang menguraikan kesaksian dari 254 saksi, disertai dengan laporan setebal 300 halaman mengenai kamp Auschwitz berjudul Nationalsozialistische Konzentrationslager, yang ditulis oleh sejarawan dari Institut für Zeitgeschichte Jerman, termasuk Martin Broszat dan Helmut Krausnick. Laporan tersebut menjadi dasar penulisan buku mereka, Anatomi Negara SS (1968), kajian komprehensif pertama yang membahas mengenai kamp dan SS. Pengadilan menjatuhkan hukuman penjara terhadap 19 terdakwa, enam di antaranya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan yang lainnya berkisar antara tiga sampai sepuluh tahun.[312] Jerman Timur juga menggelar persidangan terhadap sejumlah mantan pegawai Auschwitz. Salah seorang terdakwa yang mereka adili adalah Horst Fischer, seorang dokter SS berpangkat tertinggi di Auschwitz. Fischer secara pribadi telah memilih kira-kira 75.000 tahanan laki-laki, perempuan, dan anak-anak untuk digas. Ia ditangkap pada tahun 1965. Setahun kemudian, ia dinyatakan bersalah dengan dakwaan kejahatan terhadap kemanusiaan, dijatuhi hukuman mati, dan dieksekusi dengan guillotine. Fischer adalah dokter SS dengan pangkat tertinggi dari Auschwitz yang pernah diadili oleh pengadilan Jerman.[313]

Peninggalan

sunting
Barak di Auschwitz II
Gerbang Auschwitz II pada tahun 1959

Berpuluh-puluh tahun setelah pembebasannya, Auschwitz telah menjadi simbol utama Holocaust. Autobiografi Dymy nad Birkenau (Asap di Birkenau) karya Seweryna Szmaglewska tahun 1945 membantu menyebarkan informasi mengenai Auschwitz kepada masyarakat umum.[314](hlm.167)[315] Sejarawan Timothy D. Snyder mengaitkan hal tersebut dengan tingginya angka kematian di kamp Auschwitz dan "gabungan yang tidak biasa antara kompleks industri dan tempat pembunuhan", yang menyebabkan lebih banyaknya kesaksian para penyintas di Auschwitz jika dibandingkan dengan kamp pemusnahan lainnya seperti Chełmno dan Treblinka.[316] Pada tahun 2005, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 27 Januari, tanggal pembebasan Auschwitz, sebagai Hari Peringatan Holocaust Internasional.[317] Helmut Schmidt mengunjungi Auschwitz pada bulan November 1977, menjadi kanselir Jerman Barat pertama yang mengunjunginya, disusul oleh penerusnya, Helmut Kohl, pada bulan November 1989.[318] Dalam peringatan 50 tahun pembebasan kamp, Kohl menyatakan bahwa "bab paling gelap dan paling mengerikan dalam sejarah Jerman ditulis di Auschwitz".[319] Pada bulan Januari 2020, para pemimpin dunia berkumpul di Yad Vashem di Yerusalem dalam rangka memperingati 75 tahun pembebasan Auschwitz.[320] Pertemuan tersebut adalah pertemuan politik terbesar yang pernah diselenggarakan di kota tersebut, yang dihadiri oleh lebih dari 45 kepala negara dan pemimpin dunia, termasuk keluarga kerajaan.[321] Di Auschwitz sendiri, Reuven Rivlin dan Andrzej Duda, presiden Israel dan Polandia, meletakkan karangan bunga.[322]

Penulis memoar terkemuka Auschwitz di antaranya adalah Primo Levi, Elie Wiesel, dan Tadeusz Borowski.[240] Buku If This is a Man karya Levi, pertama kali diterbitkan di Italia pada tahun 1947 dengan judul Se questo è un uomo, dianggap sebagai sastra klasik mengenai Holokaus, sebuah "mahakarya yang tak terlupakan".[323][l] Wiesel menulis mengenai pemenjaraannya di Auschwitz dalam buku Malam (1960) dan karya lainnya, serta menjadi pembicara tersohor yang menentang penindasan etnis. Pada tahun 1986, ia dianugerahi Nobel Perdamaian.[325] Seorang penyintas Auschwitz bernama Simone Veil terpilih sebagai Presiden Parlemen Eropa, menjabat dari tahun 1979 sampai 1982.[326] Dua penyintas Auschwitz, Maximilian Kolbe, seorang imamat yang secara sukarela mati kelaparan demi menggantikan orang yang tak dikenalnya, dan Edith Stein, seorang Yahudi yang pindah agama ke Katolik, ditahbiskan sebagai orang kudus oleh Gereja Katolik.[327]

Pada tahun 2017, survei yang dilakukan oleh Yayasan Körber menemukan bahwa 40 persen anak usia 14 tahun di Jerman tidak mengetahui apa itu Auschwitz.[328][329] Setahun kemudian, sebuah survei yang diselenggarakan oleh Claims Conference dan Museum Peringatan Holokaus Amerika Serikat menemukan bahwa 41 persen dari 1.350 orang dewasa di Amerika Serikat, dan 66 persen generasi milenial, tidak tahu apa itu Auschwitz, sedangkan 22 persen mengatakan tidak pernah mendengar tentang Holokaus.[330][331] Jajak pendapat yang diprakarsai oleh CNN-ComRes pada tahun 2018 menemukan situasi serupa di Eropa.[332]

Museum Negara Auschwitz-Birkenau

sunting
F-15 Eagle Angkatan Udara Israel terbang di atas Auschwitz II-Birkenau, 2003
Ujung rel kereta api di Auschwitz II
Presiden Italia Sergio Mattarella berdiri di depan "Tembok Maut"

Pada tanggal 2 Juli 1947, pemerintah Polandia mengesahkan undang-undang yang menetapkan pendirian museum peringatan nasional untuk mengenang "kesengsaraan bangsa Polandia dan bangsa-bangsa lain di Oswiecim".[333] Museum tersebut dibuka di lokasi Auschwitz I. Seusai perang, barak-barak di Auschwitz II-Birkenau banyak yang sudah dibongkar dan dipindahkan ke Warsawa untuk digunakan sebagai bahan bangunan. Dwork dan van Pelt mengungkapkan bahwa Auschwitz I memiliki peran yang lebih sentral dalam penindasan rakyat Polandia, sama seperti pentingnya peran Auschwitz II bagi Yahudi, termasuk Yahudi Polandia.[334] Sebuah pameran dibuka di Auschwitz I pada tahun 1955, yang memamerkan foto-foto tahanan; rambut, koper, dan sepatu yang dirampas dari para tahanan yang tewas; kaleng kosong Zyklon B; dan benda-benda lain yang terkait dengan pembantaian.[335] UNESCO menetapkan kamp tersebut sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1979.[336] Hingga tahun 1900, semua direktur museum merupakan bekas tahanan Auschwitz. Pengunjung museum tersebut meningkat dari 492.500 pada tahun 2001 menjadi lebih dari satu juta pada tahun 2009,[337] dan hampir dua juta pengunjung pada tahun 2016.[338]

Muncul pertikaian panjang mengenai dugaan Kristenisasi terhadap bekas lokasi Auschwitz. Paus Yohanes Paulus II merayakan misa di rel kereta api yang mengarah ke Auschwitz II-Birkenau pada tanggal 7 Juni 1979,[339] dan menyebut kamp tersebut sebagai "Golgota pada zaman kita", yang merujuk pada tempat penyaliban Yesus.[340] Persengketaan lebih lanjut terjadi ketika sejumlah biarawati Karmelit membangun sebuah biara pada tahun 1984 di bekas panggung di luar perbatasan kamp, di dekat blok 11 Auschwitz I.[341] Tidak lama berselang, seorang imam setempat dan sejumlah penyintas memasang sebuah salib besar, yang dulunya digunakan saat misa paus, di belakang blok 11 untuk mengenang 152 tahanan Polandia yang ditembak oleh tentara Jerman pada tahun 1941.[342][343] Setelah pertikaian panjang, Paus Yohanes Paulus II turun tangan dan para biarawati memindahkan biara tersebut ke tempat lain pada tahun 1993.[344] Meski demikian, salib tersebut tetap berdiri, yang kemudian memicu "Perang Salib", ketika puluhan salib lainnya didirikan untuk mengenang korban yang beragama Kristen, meskipun ada keberatan dari dunia internasional. Pemerintah Polandia dan Gereja Katolik akhirnya sepakat untuk menyingkirkan semua salib, kecuali salib yang pertama.[345]

Pada tanggal 4 September 2003, meski ada protes dari pihak museum, tiga pesawat F-15 Eagle milik Angkatan Udara Israel terbang melintas di langit Auschwitz II-Birkenau selagi upacara sedang berlangsung di bawahnya. Ketiga pilot pesawat adalah keturunan penyintas Holokaus, termasuk pemimpin penerbangan tersebut, Mayor Jenderal Amir Eshel.[346] Pada 27 Januari 2015, lebih kurang 300 penyintas Auschwitz berkumpul bersama para pemimpin dunia di bawah tenda besar di pintu masuk Auschwitz II untuk memperingati 70 tahun pembebasan kamp tersebut.[347][m]

Kurator museum menganggap pengunjung yang memungut benda-benda dari lantai adalah pencuri, dan polisi setempat akan mendakwa mereka sebagai pencuri, dengan hukuman maksimal 10 tahun penjara.[349] Pada tahun 2017, dua remaja asal Inggris didenda di Polandia setelah mengambil kancing dan pecahan kaca hias pada tahun 2015 dari area "Kanada" di Auschwitz II, tempat barang-barang pribadi milik korban kamp dipajang.[350] Papan tanda Arbeit Macht Frei berukuran 16 ft (4,9 m) di atas gerbang kamp utama dicuri pada bulan Desember 2009 oleh seorang mantan aktivis neo-Nazi Swedia dan dua laki-laki Polandia. Papan tanda tersebut akhirnya ditemukan.[351]

Pada tahun 2018, pemerintah Polandia mengesahkan amandemen terhadap Undang-Undang Institut Peringatan Nasional. Undang-undang tersebut akan memidanakan siapa pun yang menghina "nama baik" Polandia, yang menuduh bahwa Polandia melakukan kejahatan selayaknya Jerman semasa Holokaus, termasuk larangan menyebut Auschwitz dan kamp-kamp lainnya dengan "kamp maut Polandia".[352] Media nasionalis Polandia menuding bahwa pegawai museum terlalu mementingkan nasib korban Yahudi di Auschwitz dan lupa bahwa ribuan orang Polandia juga menjadi korban di kamp tersebut. Piotr Cywiński, kerabat direktur museum, menyatakan bahwa direktur museum tersebut telah menerima "hujatan kebencian selama 50 hari tanpa henti".[353] Muncul kekhawatiran di kalangan internasional bahwa undang-undang baru tersebut akan membatasi penelitian mengenai Holokaus di Auschwitz. Akhirnya, setelah berdiskusi dengan perdana menteri Israel, pemerintah Polandia menyesuaikan amandemen tersebut sehingga siapa pun yang menuduh bahwa Polandia bersekongkol dengan Jerman semasa Holokaus akan dituntut secara perdata.[354]

Lihat juga

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ Auschwitz adalah nama Jerman untuk kota Oświęcim di Polandia. Oświęcim terletak di Polandia, sekitar 64 km di sebelah barat Kraków. Jerman mencaplok wilayah tersebut pada tahun 1939.
  2. ^ Undang-Undang Pemulihan Kepegawaian Negeri Profesional, yang disahkan pada 7 April 1933, mengecualikan sebagian besar Yahudi dari profesi hukum dan pegawai negeri. Undang-undang serupa juga mencabut hak Yahudi yang berprofesi lain untuk membuka praktik.[14]
  3. ^ Danuta Czech (Auschwitz 1940–1945, Volume V, Auschwitz-Birkenau State Museum, 2000): "14 Juni [1940]: Pemindahan tahanan politik Polandia pertama kali tiba dari penjara Tarnów: 728 laki-laki dikirim ke Auschwitz oleh komandan Sipo u. SD (Polisi Keamanan) di Kraków. Para tahanan tersebut diberi nomor urut 31 sampai 758. Kebanyakan tahanan adalah laki-laki muda sehat yang cocok untuk penugasan militer, yang tertangkap saat berupaya menyeberangi perbatasan selatan Polandia untuk bergabung dengan Angkatan Bersenjata Polandia yang sedang dibentuk di Prancis. Dalang operasi emigrasi ilegal tersebut juga termasuk dalam para tahanan, bersama dengan dalang perlawanan, aktivis politik dan komunitas, kaum cendekia Polandia, imam Katolik, dan orang Yahudi, yang ditangkap dalam operasi 'AB' (Außerordentliche Befriedungsaktion) yang diorganisir oleh Hans Frank pada musim semi 1940. Pada saat yang sama, 100 tambahan anggota dan prajurit SS dikirim untuk memperkuat pertahanan kamp."[30]
  4. ^ Franciszek Piper menulis bahwa, menurut kesaksian dari sejumlah tahanan seusai perang, serta kesaksian Rudolf Höss (komandan Auschwitz dari bulan Mei 1940), kamar gas di Auschwitz I mampu menampung 1.000 orang.[36]
  5. ^ Danuta Czech (Auschwitz 1940–1945, Volume V, Auschwitz-Birkenau State Museum, 2000): "15 Februari 1942: "Pengangkutan pertama Yahudi yang ditangkap oleh Stapo (Polisi Negara) di Katowice dan hendak dibunuh di Auschwitz tiba dari Beuthen. Mereka diturunkan di sisi rel kereta api di kamp dan diperintahkan untuk meninggalkan barang bawaannya di sana. Tentara SS menerima orang-orang Yahudi dari Stapo dan mengarahkan para korban ke kamar gas di krematorium kamp. Di sana, mereka dihabisi menggunakan gas Zyklon B."[41]
  6. ^ Mary Fulbrook (A Small Town Near Auschwitz: Ordinary Nazis and the Holocaust, Oxford University Press, 2012): "Gunter Faerber, misalnya, mengenang momen pada bulan Februari 1942 ketika orang-orang Yahudi dari Beuthen (Bytom dalam bahasa Polandia), tempat neneknya tinggal, diangkut melintasi Bedzin dalam perjalanan mereka ke Auschwitz. Dua truk tentara besar yang mengangkut perempuan Yahudi dari Beuthen dibawa 'langsung ke stasiun, mereka mengantre di stasiun. Saya masih diberi kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal karena kami sudah tahu, bahwa para perempuan dari Beuthen sedang dalam perjalanan'. Saya menuju ke stasiun, saya melihat antrean panjang para perempuan tersebut.' Faerber meminta izin kepada seorang penjaga Gestapo untuk mendekati neneknya, yang ditemani oleh adik perempuannya, 'dan saya mengucapkan selamat tinggal, dan itulah terakhir kali saya melihat mereka dan kemudian seluruh rombongan diangkut dengan kereta api ...'"[43]
  7. ^ Danuta Czech (Auschwitz 1940–1945, Volume V, 2000): "26 Maret 1942: 999 perempuan Yahudi dari Poprad di Slowakia tiba, dan diberi nomor urut 1000-1998. Pemindahan tersebut adalah pengangkutan terdaftar pertama yang dikirim ke Auschwitz oleh RSHA IV B4 (Biro Yahudi, yang dikepalai oleh Obersturmbannführer-SS Adolf Eichmann)."[48]
  8. ^ Ini adalah set nomor urut ketiga yang dimulai di kamp.[119]
  9. ^ Robert Jan van Pelt (The Case for Auschwitz, 2002): "Jumlah tersebut [1,1 juta] didukung oleh kalangan sejarawan profesional yang telah mempelajari sejarah kompleks Auschwitz secara rinci, oleh lembaga penelitian Holokaus Yad Vashem di Yerusalem, dan oleh Museum Peringatan Holokaus Amerika Serikat di Washington, D.C."[231]

    Perkiraan sebelumnya oleh Raul Hilberg dalam bukunya tahun 1961, The Destruction of the European Jews, memperkirakan bahwa satu juta orang Yahudi tewas di kamp tersebut.[232] Pada tahun 1983, sejarawan Prancis George Wellers menjadi salah seorang sejarawan pertama yang menggunakan data Jerman mengenai pengangkutan untuk menghitung jumlah korban; ia memperkirakan jumlahnya 1.471.595 korban tewas, termasuk 1,35 juta Yahudi dan 86.675 orang Polandia non-Yahudi.[233]

  10. ^ Upaya pelarian dilakukan oleh 396 tahanan laki-laki dan 10 tahanan perempuan Polandia; 164 laki-laki dan 15 perempuan Uni Soviet (termasuk 50 tahanan perang); 112 laki-laki dan tiga perempuan Yahudi; 36 laki-laki dan dua perempuan Romani/Sinti; 22 laki-laki dan sembilan perempuan Jerman; 19 laki-laki dan empat perempuan Ceko; dua laki-laki Austria; satu perempuan dan satu laki-laki Yugoslavia; serta 15 laki-laki dan satu perempuan lainnya.[260]
  11. ^ Dalam kesaksiannya, menurut sejarawan Polandia Aleksander Lasik, "Höss tidak melindungi siapa pun ataupun menghindar dari tanggung jawabnya sendiri. Sikapnya mengejutkan banyak orang, terutama bagi orang-orang yang memandangnya sebagai sosok yang haus darah. Sebaliknya, ia menganggap kejahatannya memiliki kendala teknis dan tantangan yang harus dihadapinya. Höss menyatakan bahwa ia mendalangi pembunuhan di Auschwitz atas perintah langsung dari Reichsführer Himmler."[306]
  12. ^ Dalam The Drowned and the Saved (1986), Levi menulis bahwa kamp konsentrasi mewakili puncak dari sistem totaliter: "Tidak pernah ada negara yang benar-benar 'totaliter' ... Tidak pernah ada bentuk reaksi, koreksi terhadap tirani total, bahkan pada Reich Ketiga atau Uni Soviet era Stalin: dalam kedua kasus tersebut, opini masyarakat, peradilan, media asing, gereja, rasa keadilan dan kemanusiaan yang tidak dapat dihapuskan oleh tirani selama sepuluh atau dua puluh tahun, sampai pada batas tertentu bertindak sebagai penghambat. Hanya di Lager [kamp] pengekangan dimulai dari bawah, dan kekuasaan para satrap kecil tersebut bersifat mutlak."[324]
  13. ^ Tamu yang hadir antara lain Presiden Kongres Yahudi Sedunia Ronald Lauder, Presiden Polandia Bronisław Komorowski, Presiden Prancis François Hollande, Presiden Jerman Joachim Gauck, sutradara film Steven Spielberg, dan Raja Willem-Alexander dari Belanda.[347][348]

Referensi

sunting
  1. ^ "The unloading ramps and selections". Auschwitz-Birkenau State. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Januari 2019. 
  2. ^ a b c Piper 2000b, hlm. 230.
  3. ^ "Auschwitz". encyclopedia.ushmm.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Juni 2018. Diakses tanggal 2021-07-02. 
  4. ^ "Auschwitz I, Auschwitz II-Birkenau, Auschwitz III-Monowitz". Auschwitz-Birkenau State Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Januari 2019. 
  5. ^ Dwork & van Pelt 2002, hlm. 166.
  6. ^ Auschwitz-Birkenau, Former German Nazi Concentration and Extermination Camp - Memorial and Museum. "Poles in Auschwitz". auschwitz.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Agustus 2020. Diakses tanggal 2021-07-08. Pengangkutan tahanan politik pertama ke Auschwitz hampir seluruhnya adalah orang Polandia. Kamp tersebut didirikan untuk mereka, dan mayoritas tahanan adalah orang Polandia dalam dua tahun pertama. Para tahanan tersebut tewas karena kelaparan, perlakuan brutal, pemukulan, dan penyakit, serta dieksekusi dan dibunuh di kamar gas. 
  7. ^ a b c Piper 2000b, hlm. 230–231; lihat juga Piper 1998b, hlm. 71–72.
  8. ^ a b Lasik 2000b, hlm. 116, n. 19.
  9. ^ Arnett, George (2015-01-27). "Auschwitz: a short history of the largest mass murder site in human history". amp.theguardian.com. Diakses tanggal 2024-04-11. 
  10. ^ "Auschwitz. Not long ago. Not far away". Museum of Jewish Heritage — A Living Memorial to the Holocaust (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-04-11. 
  11. ^ Evans 2005, hlm. 7.
  12. ^ Browning 2004, hlm. 424.
  13. ^ Longerich 2010, hlm. 32–35, 41.
  14. ^ Longerich 2010, hlm. 38–39.
  15. ^ Longerich 2010, hlm. 41, 67–69.
  16. ^ Longerich 2010, hlm. 60.
  17. ^ Browning 2004, hlm. 24–26; Longerich 2010, hlm. 144.
  18. ^ Haar 2009, hlm. 41–46.
  19. ^ Cesarani 2016, hlm. xxxiii.
  20. ^ Piper 2000b, hlm. 117.
  21. ^ Matthäus 2004, hlm. 244.
  22. ^ Gerlach 2016, hlm. 84–85.
  23. ^ "Killing Centers: An Overview". Holocaust Encyclopedia. United States Holocaust Memorial Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 September 2017. 
  24. ^ a b Dwork & van Pelt 2002, hlm. 362.
  25. ^ Piper 2000a, hlm. 52–53; Dwork & van Pelt 2002, hlm. 166.
  26. ^ a b c Gutman 1998, hlm. 16.
  27. ^ Piper 2000a, hlm. 52–53; lihat juga Iwaszko 2000b, hlm. 51; Dwork & van Pelt 2002, hlm. 166
  28. ^ Iwaszko 2000a, hlm. 15.
  29. ^ Czech 2000, hlm. 121; for serial number 1, Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 65.
  30. ^ Czech 2000, hlm. 121–122.
  31. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 71.
  32. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 72–73.
  33. ^ a b Dwork & van Pelt 2002, hlm. 364.
  34. ^ Piper 2000b, hlm. 121.
  35. ^ Piper 2000b, hlm. 121, 133; Piper 1998c, hlm. 158–159.
  36. ^ a b c d Piper 2000b, hlm. 128.
  37. ^ Dwork & van Pelt 2002, hlm. 292; Piper 1998c, hlm. 157–158; Piper 2000b, hlm. 117.
  38. ^ Czech 2000, hlm. 142; Świebocki 2002, hlm. 126–127, n. 50.
  39. ^ Piper 2000a, hlm. 61.
  40. ^ Höss 2003, hlm. 148.
  41. ^ a b Czech 2000, hlm. 142.
  42. ^ van Pelt 1998, hlm. 145; Piper 2000a, hlm. 61; Steinbacher 2005, hlm. 107; "Anniversary of the First Transport of Polish Jews to Auschwitz" Diarsipkan 14 Januari 2020 di Wayback Machine.. Auschwitz-Birkenau State Museum, 13 Februari 2006.
  43. ^ Fulbrook 2012, hlm. 220–221, 396, n. 49.
  44. ^ Friedländer 2007, hlm. 359.
  45. ^ Browning 2004, hlm. 357.
  46. ^ Wachsmann 2015, hlm. 707.
  47. ^ a b Czech 2000, hlm. 143.
  48. ^ a b c d e Czech 2000, hlm. 144.
  49. ^ Piper 2000a, hlm. 62.
  50. ^ a b Piper 2000b, hlm. 133, n. 419.
  51. ^ a b Müller 1999, hlm. 31; Piper 2000b, hlm. 133.
  52. ^ Piper 2000b, hlm. 132, untuk jumlah mayat, p. 140; untuk lebih dari 400 tahanan dan lebih dari 107.000 mayat, lihat Czech 2000, hlm. 165.
  53. ^ a b Piper 2000b, hlm. 144.
  54. ^ Hayes 2003, hlm. 335.
  55. ^ Piper 2000b, hlm. 144, 155 for Kriegsgefangenenlager.
  56. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 80–83.
  57. ^ van Pelt 1998, hlm. 118–119.
  58. ^ van Pelt 1998, hlm. 122–123.
  59. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 87.
  60. ^ Czech 2000, hlm. 138–139.
  61. ^ Steinbacher 2005, hlm. 94.
  62. ^ Piper 2000b, hlm. 134–136; lihat juga Piper 1998c, hlm. 161.
  63. ^ Pressac & van Pelt 1998, hlm. 214–215; lihat juga Piper 2000b, hlm. 138.
  64. ^ Piper 2000b, hlm. 143.
  65. ^ Piper 2000b, hlm. 165–166.
  66. ^ Piper 2000b, hlm. 159.
  67. ^ Piper 2000b, hlm. 164.
  68. ^ Steinbacher 2005, hlm. 45.
  69. ^ Hilberg 1998, hlm. 81–82.
  70. ^ Steinbacher 2005, hlm. 49.
  71. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 108; untuk "IG-Auschwitz", lihat Hayes 2001, hlm. xii.
  72. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 108.
  73. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 109–110.
  74. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 111–112.
  75. ^ Lasik 2000a, hlm. 151–152.
  76. ^ Steinbacher 2005, hlm. 53.
  77. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 112.
  78. ^ Hayes 2001, hlm. 353.
  79. ^ Hayes 2001, hlm. 359.
  80. ^ Krakowski 1998, hlm. 57.
  81. ^ Hayes 2001, hlm. 364.
  82. ^ Steinbacher 2005, hlm. 52, 56.
  83. ^ Hayes 2001, hlm. 367; Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 115; ketika kamp dikosongkan, 9.054 dari 9.792 tahanan adalah Yahudi, lihat Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 113.
  84. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 115.
  85. ^ Steinbacher 2005, hlm. 57.
  86. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 103–104.
  87. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 103, 119; Gutman 1998, hlm. 17.
  88. ^ Gutman 1998, hlm. 18; Piper 1998a, hlm. 45; Steinbacher 2005, hlm. 58.
  89. ^ Gutman 1998, hlm. 17–18.
  90. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 106; Kubica 2009, hlm. 233–234.
    Lihat juga "The Budy Massacre—A grim anniversary" Diarsipkan 26 Februari 2020 di Wayback Machine.. Auschwitz-Birkenau State Museum, 10 Oktober 2007.
  91. ^ Dunin-Wasowicz 1984, hlm. 139.
  92. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 104.
  93. ^ Wilkinson, Alec (17 Maret 2008). "Picturing Auschwitz". The New Yorker. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Desember 2012. Diakses tanggal 3 Januari 2020. 
  94. ^ Lasik 1998b, hlm. 288; Lasik 2000b, hlm. 154.
  95. ^ a b c d Lasik 2000a, hlm. 154.
  96. ^ Harding 2013, hlm. 100.
  97. ^ Lasik 1998b, hlm. 294–295.
  98. ^ Lasik 2000a, hlm. 153–157.
  99. ^ Lasik 2000b, hlm. 314.
  100. ^ Lasik 1998a, hlm. 282.
  101. ^ Lasik 2000b, hlm. 299.
  102. ^ Lasik 1998a, hlm. 274.
  103. ^ Lasik 2000b, hlm. 323–324.
  104. ^ Lasik 1998a, hlm. 273.
  105. ^ Lasik 1998a, hlm. 272–273.
  106. ^ Lasik 1998a, hlm. 285.
  107. ^ a b Strzelecka 2000a, hlm. 49.
  108. ^ Steinbacher 2005, hlm. 35–36.
  109. ^ Wittmann 2003, hlm. 519–520.
  110. ^ Piper 2000b, hlm. 180.
  111. ^ Piper 2000b, hlm. 180–181, 184.
  112. ^ Piper 2000b, hlm. 170–171.
  113. ^ Piper 2000b, hlm. 189.
  114. ^ Piper 2000b, hlm. 190–191.
  115. ^ Piper 2000b, hlm. 180–181.
  116. ^ Piper 2000b, hlm. 188–189.
  117. ^ Steinbacher 2005, hlm. 90–91.
  118. ^ Gutman 1998, hlm. 20.
  119. ^ a b "Tattoos and Numbers: The System of Identifying Prisoners at Auschwitz". United States Holocaust Memorial Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Juni 2018. Diakses tanggal 25 Januari 2019. 
  120. ^ "System of triangles". Auschwitz-Birkenau State Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Juli 2018. 
  121. ^ "Persecution of Homosexuals in the Third Reich". United States Holocaust Memorial Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 September 2018. Diakses tanggal 1 Februari 2019. 
  122. ^ Steinbacher 2005, hlm. 31–32.
  123. ^ a b c "An Original German Train Car at the Birkenau Ramp". Auschwitz-Birkenau State Museum. 14 Oktober 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Januari 2019. 
  124. ^ Iwaszko 2000a, hlm. 17.
  125. ^ Piper 1998c, hlm. 162.
  126. ^ a b Longerich 2010, hlm. 408.
  127. ^ Strzelecka 2000b, hlm. 65–66.
  128. ^ Iwaszko 2000b, hlm. 56.
  129. ^ Steinbacher 2005, hlm. 111.
  130. ^ Levi 2001, hlm. 45.
  131. ^ Iwaszko 2000b, hlm. 60.
  132. ^ Strzelecka 2000b, hlm. 66.
  133. ^ Steinbacher 2005, hlm. 33.
  134. ^ "Life in the camp: living conditions". Auschwitz-Birkenau State Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Maret 2016. Diakses tanggal 3 Januari 2020. 
  135. ^ Strzelecka 2000b, hlm. 67.
  136. ^ Steinbacher 2005, hlm. 33; Gutman 1998, hlm. 20–21.
  137. ^ Iwaszko 2000b, hlm. 60–61.
  138. ^ Strzelecka 2000b, hlm. 68–69.
  139. ^ Strzelecka 2000b, hlm. 69.
  140. ^ Gutman 1998, hlm. 21; Iwaszko 2000b, hlm. 55; untuk lantai, lihat Strzelecka 2000b, hlm. 70.
  141. ^ Iwaszko 2000b, hlm. 55.
  142. ^ Nyiszli 2011, hlm. 25.
  143. ^ Gutman 1998, hlm. 21.
  144. ^ Steinbacher 2005, hlm. 34.
  145. ^ Rosen 2014, hlm. 18.
  146. ^ a b Strzelecka 2000c, hlm. 171.
  147. ^ a b Czech 2000, hlm. 143–144.
  148. ^ Strzelecka 2000c, hlm. 177.
  149. ^ Stangneth 2014, hlm. 22.
  150. ^ Strzelecka 2000c, hlm. 172.
  151. ^ Czech 2000, hlm. 155.
  152. ^ Strzelecka 2000c, hlm. 172–173.
  153. ^ a b c Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 88.
  154. ^ Strzelecka 2000c, hlm. 174.
  155. ^ Perl 1948, hlm. 32–33; van Pelt 1998, hlm. 133.
  156. ^ Strzelecka 2000c, hlm. 176.
  157. ^ Steinbacher 2005, hlm. 114–115.
  158. ^ Strzelecka 2000d, hlm. 362.
  159. ^ a b Kubica 1998, hlm. 319; Czech 2000, hlm. 178.
  160. ^ Kubica 1998, hlm. 320–323.
  161. ^ a b Kubica 1998, hlm. 325.
  162. ^ Friedländer 2007, hlm. 505.
  163. ^ Kubica 1998, hlm. 323–324.
  164. ^ Kater 2000, hlm. 124–125.
  165. ^ Spitz 2005, hlm. 232–234.
  166. ^ Mehring 2015, hlm. 161–163.
  167. ^ Strzelecka 2000d, hlm. 371–372.
  168. ^ a b Strzelecka 2000e, hlm. 373–376.
  169. ^ Strzelecka 2000e, hlm. 384–385.
  170. ^ Strzelecka 2000e, hlm. 389.
  171. ^ Strzelecka 2000e, hlm. 381.
  172. ^ Strzelecka 2000e, hlm. 382, 384.
  173. ^ a b Piper 2000b, hlm. 77.
  174. ^ Piper 2000b, hlm. 79.
  175. ^ Czech 2000, hlm. 139.
  176. ^ Piper 2000b, hlm. 102.
  177. ^ Piper 2000b, hlm. 87.
  178. ^ Piper 2000b, hlm. 89.
  179. ^ Piper 2000b, hlm. 89–90.
  180. ^ "Romani children in an orphanage in Germany". United States Holocaust Memorial Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Februari 2023. Diakses tanggal 2 Februari 2019. 
  181. ^ Bauer 1998, hlm. 447–448.
  182. ^ a b Bauer 1998, hlm. 448.
  183. ^ Piper 2000b, hlm. 55, note 145.
  184. ^ Bauer 1998, hlm. 449–450.
  185. ^ a b c Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 96.
  186. ^ Czech 2000, hlm. 185.
  187. ^ Keren 1998, hlm. 429.
  188. ^ Keren 1998, hlm. 428.
  189. ^ Czech 2000, hlm. 190–191.
  190. ^ Czech 2000, hlm. 194.
  191. ^ Keren 1998, hlm. 439.
  192. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 97.
  193. ^ Fleming 2014, hlm. 231–232.
  194. ^ Fleming 2014, hlm. 215.
  195. ^ Czech 2000, hlm. 203.
  196. ^ Dwork & van Pelt 2002, hlm. 363.
  197. ^ Piper 1998c, hlm. 157–159.
  198. ^ Piper 1998c, hlm. 159–160.
  199. ^ "Jewish women and children who have been selected for death, walk in a line towards the gas chambers". United States Holocaust Memorial Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Maret 2020. Diakses tanggal 26 Januari 2019. 
  200. ^ Piper 1998c, hlm. 161–162.
  201. ^ a b Piper 1998c, hlm. 174.
  202. ^ Piper 1998c, hlm. 175.
  203. ^ Piper 2000b, hlm. 12–13; Browning 2004, hlm. 421.
  204. ^ Longerich 2010, hlm. 407.
  205. ^ Dwork & van Pelt 2002, hlm. 338.
  206. ^ Dwork & van Pelt 2002, hlm. 341–343.
  207. ^ Piper 2000b, hlm. 227.
  208. ^ Piper 2000b, hlm. 229.
  209. ^ Piper 2000b, hlm. 103ff.
  210. ^ Piper 2000b, hlm. 109–110.
  211. ^ Piper 2000b, hlm. 111.
  212. ^ Piper 1998c, hlm. 162, 169.
  213. ^ Strzelecka & Setkiewicz 2000, hlm. 97–98.
  214. ^ Baxter 2017, hlm. 241.
  215. ^ Piper 1998c, hlm. 166, 168.
  216. ^ Piper 2000b, hlm. 169, n. 489.
  217. ^ Piper 2000b, hlm. 169, n. 490.
  218. ^ Piper 2000b, hlm. 169.
  219. ^ Piper 1998c, hlm. 162; lihat juga Piper 2000b, hlm. 170.
  220. ^ a b Piper 2000b, hlm. 170.
  221. ^ Cohen 1998, hlm. 529, 531.
  222. ^ Langfus 2000, hlm. 357.
  223. ^ a b Strzelecki 2000b, hlm. 408.
  224. ^ a b c Strzelecki 2000b, hlm. 409.
  225. ^ Strzelecki 2000b, hlm. 411.
  226. ^ a b Piper 2000b, hlm. 171.
  227. ^ a b Strzelecki 2000b, hlm. 400.
  228. ^ Strzelecki 2000b, hlm. 406.
  229. ^ Piper 1998c, hlm. 171.
  230. ^ Piper 1991, hlm. 49–103; van Pelt 2016, hlm. 109; lihat juga Stets, Dan (7 Mei 1992). "Fixing the numbers at Auschwitz". Chicago Tribune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Februari 2019. Diakses tanggal 2 Februari 2019. 
  231. ^ van Pelt 2016, hlm. 109.
  232. ^ Hilberg 1961, hlm. 958; lihat juga Piper 2000b, hlm. 214.
  233. ^ Piper 1998b, hlm. 67; Piper 2000b, hlm. 214.
  234. ^ Höss 2003, hlm. 188; lihat juga Friedländer 2007, hlm. 404.
  235. ^ Piper 2000b, hlm. 210–213.
  236. ^ The International Military Tribunal, Nuremberg 1946, hlm. 415.
  237. ^ The International Military Tribunal, Nuremberg 1946, hlm. 397.
  238. ^ Höss 2003, hlm. 193.
  239. ^ Höss 2003, hlm. 194.
  240. ^ a b Snyder 2010, hlm. 383.
  241. ^ "Ethnic origins and number of victims of Auschwitz". Auschwitz-Birkenau State Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Februari 2019. 
  242. ^ Snyder 2010, hlm. 275.
  243. ^ "Jehovah's Witnesses" Diarsipkan 1 Juni 2019 di Wayback Machine.. Auschwitz-Birkenau State Museum.
  244. ^ Fleming 2014, hlm. 194; Zarembina & Harriman 1944.
  245. ^ Krahelska 1985.
  246. ^ a b c Fleming 2014, hlm. 131.
  247. ^ a b Czech 2000, hlm. 177.
  248. ^ a b Bartrop 2016, hlm. 210.
  249. ^ Świebocki 2000, hlm. 68–69, n. 115.
  250. ^ Fleming 2014, hlm. 131–132.
  251. ^ Fleming 2014, hlm. 132.
  252. ^ Fleming 2014, hlm. 133.
  253. ^ Steinbacher 2005, hlm. 116.
  254. ^ Fleming 2014, hlm. 135.
  255. ^ Mais, Engel & Fogelman 2007, hlm. 73.
  256. ^ Nyiszli 2011, hlm. 124.
  257. ^ Didi-Huberman 2008, hlm. 16.
  258. ^ Fleming 2016, hlm. 63–65.
  259. ^ For Wiejowski, Świebocki 2000, hlm. 194; for the rest, pp. 232–233.
  260. ^ a b Świebocki 2000, hlm. 233.
  261. ^ Czech 2000, hlm. 150; lihat juga Khaleeli, Homa (11 April 2011). "I escaped from Auschwitz". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 April 2019. Diakses tanggal 30 Januari 2019. 
  262. ^ Świebocki 2000, hlm. 203–204.
  263. ^ Świebocki 2002, hlm. 12–13, 23.
  264. ^ Szabó 2011, hlm. 94; Fleming 2014, hlm. 230.
  265. ^ Świebocki 2002, hlm. 58; The Extermination Camps of Auschwitz (Oświęcim) and Birkenau in Upper Silesia. War Refugee Board. 26 November 1944. 
  266. ^ a b Biddle 2000, hlm. 36.
  267. ^ Westermann 2004, hlm. 197.
  268. ^ Kitchens 2000, hlm. 80–81.
  269. ^ Neufeld 2000, hlm. 1–2.
  270. ^ Neufeld 2000, hlm. 4–5, 9–10.
  271. ^ Gradowski 1989, hlm. 548.
  272. ^ Piper 2000b, hlm. 181–187.
  273. ^ Friedländer 2007, hlm. 581; Müller 1999, hlm. 153–154.
  274. ^ Müller 1999, hlm. 155–156; untuk tewasnya tiga petugas SS, lihat Greif 2005, hlm. 43.
  275. ^ Greif 2005, hlm. 44.
  276. ^ Greif 2005, hlm. 44; lihat juga Piper 2000b, hlm. 187.
  277. ^ Strzelecki 2000a, hlm. 54.
  278. ^ Gradowski 1989; Gradowski 2017; "'From the Heart of Hell'. Publication with manuscripts of Załmen Gradowski, a member of Sonderkommando at Auschwitz" Diarsipkan 29 Desember 2019 di Wayback Machine.. Auschwitz-Birkenau State Museum, 27 Februari 2018.
  279. ^ Steinbacher 2005, hlm. 109; Evans 2008, hlm. 655.
  280. ^ Piper 2000b, hlm. 173; Cesarani 2016, hlm. 747.
  281. ^ Piper 2000b, hlm. 173–174.
  282. ^ Czech 2000, hlm. 227.
  283. ^ a b Strzelecki 2000a, hlm. 30.
  284. ^ Friedländer 2007, hlm. 648.
  285. ^ Strzelecki 2000a, hlm. 41–42.
  286. ^ Strzelecki 2000a, hlm. 27, 36: untuk "perkiraan dua pertiganya yahudi", lihat Longerich 2010, hlm. 415.
  287. ^ Strzelecki 2000a, hlm. 27, 29.
  288. ^ Longerich 2010, hlm. 415.
  289. ^ Longerich 2010, hlm. 416.
  290. ^ Wachsmann 2015, hlm. 335, 597–598.
  291. ^ Strzelecki 2000a, hlm. 44; Piper 2000b, hlm. 174.
  292. ^ Czech 2000, hlm. 230.
  293. ^ Strzelecki 2000a, hlm. 47–48.
  294. ^ a b Stone 2015, hlm. 45.
  295. ^ Strzelecki 2000b, hlm. 410.
  296. ^ Levi 2001, hlm. 187.
  297. ^ Levi 2001, hlm. 188.
  298. ^ Strzelecki 2000a, hlm. 48.
  299. ^ Strzelecki 2000a, hlm. 49–50; lihat juga "First help" Diarsipkan 5 Januari 2020 di Wayback Machine.. Auschwitz-Birkenau State Museum.
  300. ^ Stone 2015, hlm. 46.
  301. ^ Rees 2005, hlm. 262.
  302. ^ Wachsmann 2015, hlm. 10.
  303. ^ Lasik 2000b, hlm. 108, 113.
  304. ^ Lasik 2000b, hlm. 110.
  305. ^ Lasik 1998b, hlm. 296; untuk "Franz Lang" dan Flensburg, lihat Höss 2003, hlm. 173; untuk kesaksian Höss, lihat The International Military Tribunal, Nuremberg 1946, hlm. 396ff.
  306. ^ a b Lasik 1998b, hlm. 296.
  307. ^ Höss 2003, Publisher's Note.
  308. ^ Lasik 1998b, hlm. 296–297; Lasik 2000a, hlm. 296–297.
  309. ^ Steinbacher 2005, hlm. 138–139.
  310. ^ Steinbacher 2005, hlm. 140.
  311. ^ Evans 2008, hlm. 744.
  312. ^ Wittmann 2005, hlm. 3.
  313. ^ "Wollheim Memorial". www.wollheim-memorial.de. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Oktober 2022. Diakses tanggal 2022-10-01. 
  314. ^ Huener, Jonathan (2007). "Auschwitz and the Politics of Martyrdom and Memory, 1945–1947". Dalam Finder, Gabriel N.; Aleksiun, Natalia; Polonsky, Antony. Polin: Studies in Polish Jewry Volume 20: Making Holocaust Memory. Liverpool University Press. hlm. 167. ISBN 978-1-80034-534-8. 
  315. ^ Morawiec, Arkadiusz (2009). "Realizm w służbie (nieosiągalnego) obiektywizmu. "Dymy nad Birkenau" Seweryny Szmaglewskiej". Pamiętnik Literacki. Czasopismo kwartalne poświęcone historii i krytyce literatury polskiej (dalam bahasa Polish) (1): 121–143. ISSN 0031-0514. 
  316. ^ Snyder 2010, hlm. 382–383.
  317. ^ "General Assembly designates International Holocaust Remembrance Day". UN News. 1 November 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 September 2018. 
  318. ^ Butturini, Paula (15 November 1989). "Kohl visits Auschwitz, vows no repetition of 'unspeakable harm'". Chicago Tribune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Juli 2019. 
  319. ^ Kinzer, Stephen (28 Januari 1995). "Germans Reflect on Meaning of Auschwitz". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 April 2019. 
  320. ^ Halbfinger, David M. (22 Januari 2020). "World Leaders, Gathering to Mark Holocaust, Are Urged to Fight 'Deadly Cancer'". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli  tanggal 2020-01-22. 
  321. ^ Holmes, Oliver (22 Januari 2020). "Jerusalem hosts largest-ever political gathering for Holocaust forum". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Januari 2020. Diakses tanggal 24 Januari 2020. 
  322. ^ "Auschwitz 75 years on: Holocaust Day prompts new anti-Semitism warnings" Diarsipkan 28 Januari 2020 di Wayback Machine.. BBC News, 27 Januari 2020.
  323. ^ Simpson, Mona (Juni 2007). "If This Is a Man". The Atlantic. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Februari 2019. Diakses tanggal 4 Februari 2019. 
  324. ^ Levi 2017, hlm. 35–36.
  325. ^ Norwegian Nobel Committee 1986.
  326. ^ "Simone Veil: Holocaust survivor and first female President of the European Parliament (1927‑2017)" Diarsipkan 21 November 2019 di Wayback Machine.. European Commission.
  327. ^ Espín 2008; untuk Kolbe, lihat p. 139.
  328. ^ "Auschwitz-Birkenau: 4 out of 10 German students don't know what it was". Deutsche Welle. 28 September 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 September 2017. 
  329. ^ Posener, Alan (9 April 2018). "German TV Is Sanitizing History". Foreign Policy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Juli 2019. Diakses tanggal 20 Januari 2019. 
  330. ^ "New Survey by Claims Conference Finds Significant Lack of Holocaust Knowledge in the United States". Claims Conference. 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 April 2018. 
  331. ^ Astor, Maggie (12 April 2018). "Holocaust Is Fading From Memory, Survey Finds". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 April 2018. 
  332. ^ Greene, Richard Allen (November 2018). "CNN poll reveals depth of anti-Semitism in Europe". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 November 2018. 
  333. ^ Dwork & van Pelt 2002, hlm. 364; Steinbacher 2005, hlm. 132.
  334. ^ Dwork & van Pelt 2002, hlm. 364ff.
  335. ^ Permanent exhibition – Auschwitz I.
  336. ^ UNESCO, World Heritage List.
  337. ^ Curry, Andrew (Februari 2010). "Can Auschwitz Be Saved?". Smithsonian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Januari 2019. Diakses tanggal 31 Januari 2019. 
  338. ^ "Auschwitz museum plans traveling exhibition". Deutsche Welle. 27 Juli 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Januari 2019. Diakses tanggal 20 Januari 2019. 
  339. ^ Carroll 2002.
  340. ^ Berger 2017, hlm. 165.
  341. ^ Dwork & van Pelt 2002, hlm. 369–370.
  342. ^ Carroll 2002; Berger 2017, hlm. 166.
  343. ^ "Rabbi unhappy at Auschwitz cross decision". BBC News. 27 Agustus 1998. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Maret 2020. Diakses tanggal 27 Januari 2019. 
  344. ^ Berger 2017, hlm. 166.
  345. ^ Berger 2017, hlm. 167.
  346. ^ Barkat, Amiram (4 September 2003). "IAF Pilots Perform Fly-over at Auschwitz Death Camp". Haaretz. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Juni 2018. 
  347. ^ a b BBC News 2015a.
  348. ^ Connolly, Kate (27 Januari 2015). "Auschwitz liberation ceremony will be the last for many survivors present". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Februari 2019. Diakses tanggal 31 Januari 2019. 
  349. ^ BBC 2016.
  350. ^ "Court fines UK teens for stealing from Auschwitz". The Jewish News. Jewish Telegraphic Agency. 30 Maret 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Desember 2019. Diakses tanggal 30 Desember 2019. 
  351. ^ Paterson, Tom (31 Desember 2010). "Former neo-Nazi jailed for Auschwitz sign theft". The Independent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Oktober 2018. Diakses tanggal 20 Januari 2019. 
  352. ^ Henley, Jen (1 Februari 2018). "Poland provokes Israeli anger with Holocaust speech law". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Februari 2019. Diakses tanggal 9 Maret 2019. 
  353. ^ Davies, Christian (7 Mei 2018). "Poland's Holocaust law triggers tide of abuse against Auschwitz museum". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Februari 2019. Diakses tanggal 9 Maret 2019. 
  354. ^ Davies, Christian (27 Juni 2018). "Poland makes partial U-turn on Holocaust law after Israel row". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Februari 2019. Diakses tanggal 9 Maret 2019. 

Karya kutipan

sunting

Bacaan lanjutan

sunting

Pranala luar

sunting