Kabupaten Tapanuli Utara

kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia
Revisi sejak 20 Januari 2021 13.47 oleh Herryz (bicara | kontrib)


Kabupaten Tapanuli Utara (Aksara Batak Toba: ᯂᯅᯮᯇᯗᯩᯉ᯲ ᯗᯇᯉᯮᯞᯪ ᯥᯗᯒ) adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatra Utara, Indonesia yang ibukotanya berada di Tarutung. Jumlah penduduk kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2019 sebanyak 301.789 jiwa, dengan kepadatan penduduk 79,55 jiwa/km² dan kabupaten ini merupakan kawasan yang mayoritas penduduknya adalah etnis atau suku Batak Toba.[3]

Kabupaten Tapanuli Utara
ᯂᯅᯮᯇᯖᯉᯩ᯲ ᯖᯇᯉᯮᯞᯪ ᯥᯖᯒ
Daerah tingkat II
Motto: 
Bona Pasogit
Peta
Kabupaten Tapanuli Utara ᯂᯅᯮᯇᯖᯉᯩ᯲ ᯖᯇᯉᯮᯞᯪ ᯥᯖᯒ di Indonesia
Kabupaten Tapanuli Utara ᯂᯅᯮᯇᯖᯉᯩ᯲ ᯖᯇᯉᯮᯞᯪ ᯥᯖᯒ
Kabupaten Tapanuli Utara
ᯂᯅᯮᯇᯖᯉᯩ᯲ ᯖᯇᯉᯮᯞᯪ ᯥᯖᯒ
Peta
Kabupaten Tapanuli Utara ᯂᯅᯮᯇᯖᯉᯩ᯲ ᯖᯇᯉᯮᯞᯪ ᯥᯖᯒ di Indonesia
Kabupaten Tapanuli Utara ᯂᯅᯮᯇᯖᯉᯩ᯲ ᯖᯇᯉᯮᯞᯪ ᯥᯖᯒ
Kabupaten Tapanuli Utara
ᯂᯅᯮᯇᯖᯉᯩ᯲ ᯖᯇᯉᯮᯞᯪ ᯥᯖᯒ
Kabupaten Tapanuli Utara
ᯂᯅᯮᯇᯖᯉᯩ᯲ ᯖᯇᯉᯮᯞᯪ ᯥᯖᯒ (Indonesia)
Koordinat: 2°00′10″N 99°04′15″E / 2.0028°N 99.0707°E / 2.0028; 99.0707
Negara Indonesia
ProvinsiSumatra Utara
Tanggal berdiri14 November 1956[1]
Dasar hukumUU Nomor 7 Tahun 1956[1]
Ibu kotaKota Tarutung
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiNikson Nababan
 • Wakil BupatiSarlandy Hutabarat
 • Sekretaris DaerahIndra Simaremare
 • Ketua DPRDPoltak Pakpahan
Luas
 • Total3.793,71 km2 (1,464,76 sq mi)
Populasi
 • Total301.789
 • Kepadatan79,55/km2 (206,0/sq mi)
Demografi
 • AgamaKristen 95,09%
- Protestan 90,30%
- Katolik 4,79%
Islam 4,76%
Buddha 0,05%
Parmalim 0,01%[4]
 • IPMKenaikan 73,43 (2020)
( Sedang )[5]
Zona waktu[[UTC]]
Kode BPS
1205
Kode area telepon0633
Kode Kemendagri12.02
DAURp. 659.877.311.000,00-
Flora resmiAndaliman
Fauna resmiIkan Mas
Situs webhttp://www.taputkab.go.id/

Sejarah

Masa Pemerintahaan Hindia Belanda

Pada masa Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk Kabupaten Dairi dan Toba Samosir yang sekarang termasuk dalam keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang Residen bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Keresidenan Tapanuli yang dulu disebut Residentie Tapanuli terdiri dari 4 Afdeling (Kabupaten) yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias. Afdeling Batak Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang ibu kotanya Tarutung yang terdiri 5 Onder Afdeling (Wilayah) yaitu:[6]

  • Onder Afdeling Silindung (Wilayah Silindung) ibu kotanya Tarutung.
  • Onder Afdeling Hoovlakte Van Toba (Wilayah Humbang) ibu kotanya Siborongborong.
  • Onder Afdeling Toba (Wilayah Toba) ibu kotanya Balige.
  • Onder Afdeling Samosir (Wilayah Samosir) ibu kotanya Pangururan.
  • Onder Afdeling Dairi Landen (Kabupaten Dairi sekarang) ibu kotanya Sidikalang.

Tiap-tiap Onder Afdeling mempuyai satu Distrik (Kewedanaan) dipimpin seorang Distrikchoolfd bangsa Indonesia yang disebut Demang dan membawahi beberapa Onder Distrikten (Kecamatan) yang dipimpin oleh seorang Asisten Demang. Menjelang Perang Dunia II, distrik-distrik di seluruh keresidenan Tapanuli dihapuskan dan beberapa Demang yang mengepalai distrik-distrik sebelumnya diperbantukan ke kantor Controleur masing-masing dan disebut namanya Demang Terbeschingking.

Dengan penghapusan ini para Asisten Demang yang ada di kantor Demang itu ditetapkan menjadi Asisten Demang di Onder Distrik bersangkutan. Kemudian tiap Onder Distrik membawahi beberapa negeri yang dipimpin oleh seorang kepala Negeri yang disebut Negeri Hoofd.[6] Pada waktu berikutnya diubah dan dilaksanakan pemilihan, tetapi tetap memperhatikan asal usulnya. Negeri-negeri ini terdiri dari beberapa kampung, yang dipimpin seorang kepala kampung yang disebut Kampung Hoafd dan juga diangkat serupa dengan pengangkatan Negeri Hoofd.[6]

Negeri dan Kampung Hoofd statusnya bukan pegawai negeri, tetapi pejabat-pejabat yang berdiri sendiri di negeri atau kampungnya. Mereka tidak menerima gaji dari pemerintah tetapi dari upah pungut pajak dan khusus Negeri Hoofd menerima tiap-tiap tahun upah yang disebut Yoarliykse Begroting. Tugas utama Negeri dan Kampung Hoofd ialah memelihara keamanan dan ketertiban, memungut pajak/blasting/rodi dari penduduk Negeri/Kampung masing-masing. Blasting/rodi ditetapkan tiap-tiap tahun oleh Kontraleur sesudah panen padi.[6]

Pada waktu pendudukan tentara Jepang Tahun 1942-1945 struktur pemerintahan di Tapanuli Utara hampir tidak berubah, hanya namanya yang berubah seperti:[6]

  • Asistent Resident diganti dengan nama Gunseibu dan menguasai seluruh tanah batak dan disebut Tanah Batak Sityotyo.
  • Demang-demang Terbeschiking menjadi Guntyome memimpin masing-masing wilayah yang disebut Gunyakusyo.
  • Asisten Demang tetap berada di posnya masing-masing dengan nama Huku Guntyo dan kecamatannya diganti dengan nama Huku Gunyakusyo.
  • Negeri dan Kampung Hoofd tetap memimpin Negeri/Kampungnya masing-masing dengan mengubah namanya menjadi Kepala Negeri dan Kepala kampung.[7]

Masa Pemerintahan Republik Indonesia

Sesudah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah mulailah membentuk struktur pemerintahan baik di pusat dan di daerah. Dengan diangkatnya Dr. Ferdinand Lumbantobing sebagai Residen Tapanuli, disusunlah struktur pemerintahan dalam negeri di Tapanuli khususnya di Tapanuli Utara sebagai berikut:

  • Nama Afdeling Batak Landen diganti menjadi Luhak Tanah batak dan sebagai luhak pertama diangkat Cornelis Sihombing.
  • Nama Budrafdeling diganti menjadi Urung dipimpin Kepala Urung, Para Demang memimpin Onder Afdeling sebagai Kepala Urung.
  • Onder Distrik diganti menjadi Urung kecil dan dipimpin Kepala Urung Kecil yang dulu disebut Asisten Demang.

Selanjutnya dalam waktu tidak begitu lama terjadi perubahan, nama Luhak diganti menjadi kabupaten yang dipimpin Bupati, Urung menjadi Wilayah yang dipimpin Demang, serta Urung Kecil menjadi Kecamatan yang dipimpin oleh Asisten Demang. Pada tahun 1946 Kabupaten Tanah Batak terdiri dari 5 (lima) wilayah yaitu Wilayah Silindung, Wilayah Humbang, Wilayah Toba, Wilayah Samosir dan Wilayah Dairi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Demang. Kecamatan-kecamatan tetap seperti yang ditinggalkan Jepang.[8]

Pada Tahun 1947 terjadi Agresi I oleh Belanda di mana Belanda mulai menduduki daerah Sumatra Timur maka berdasarkan pertimbangan-pertimbangan strategis dan untuk memperkuat pemerintahan dan pertahanan, Kabupaten Tanah Batak dibagi menjadi 4 (empat) kabupaten. Wilayah menjadi kabupaten dan memperbanyak kecamatan. Tahun 1948 terjadi Agresi II oleh Belanda, untuk mempermudah hubungan sipil dan Tentara Republik, maka pejabat-pejabat Pemerintahan Sipil dimiliterkan dengan jabatan Bupati Militer, Wedana Militer dan Camat Militer. Untuk mempercepat hubungan dengan rakyat, kewedanaan dihapuskan dan para camat langsung secara administratif ke Bupati.[8]

Setelah Belanda meninggalkan Indonesia pada pengesahan kedaulatan, pada permulaan tahun 1950 di Tapanuli dibentuk Kabupaten baru yaitu Kabupaten Tapanuli Utara (dulu Kabupaten Batak), Kabupaten Tapanuli Selatan (dulu Kabupaten Padang Sidempuan), Kabupaten Tapanuli Tengah (dulu Kabupaten Sibolga) dan Kabupaten Nias. Dengan terbentuknya kabupaten ini, maka kabupaten-kabupaten yang dibentuk pada tahun 1947 dibubarkan. Di samping itu di setiap kabupaten dibentuk badan legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Sementara yang anggotanya dari anggota partai politik setempat.[8]

Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Utara meliputi Dairi pada waktu itu, maka untuk meningkatkan daya guna pemerintahan, pada tahun 1956 dibentuk Kabupaten Dairi yang terpisah dari Kabupaten Tapanuli Utara. Salah satu upaya untuk mempercepat laju pembangunan ditinjau dari aspek pertumbuhan ekonomi daerah, pemerataan hasil-hasil pembangunan dan stabilitas keamanan adalah dengan jalan pemekaran wilayah. Pada tahun 1998 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal.[8]

Kemudian pada tahun 2003 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan kembali menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan Undang-undang No. 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan.[8]

Setelah Kabupaten Tapanuli Utara berpisah dengan Kabupaten Humbang Hasundutan, jumlah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara menjadi 15 kecamatan. Kecamatan yang masih tetap dalam Kabupaten Tapanuli Utara yaitu Kecamatan Parmonangan, Kecamatan Adiankoting, Kecamatan Sipoholon, Kecamatan Tarutung, Kecamatan Siatas Barita, Kecamatan Pahae Jae, Kecamatan Purbatua, Kecamatan Simangumban, Kecamatan Pahae Julu, Kecamatan Pangaribuan, Kecamatan Garoga, Kecamatan Sipahutar, Kecamatan Siborongborong, Kecamatan Pagaran, Kecamatan Muara.[8]

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan daerah yang cukup terkenal di kawasan Nusantara, terutama karena potensi alam dan sumber daya manusianya. Potensi alam antara lain luasnya lahan kering untuk dijadikan persawahan baru dengan membangun irigasi. Sebagian perairan Danau Toba yang dimiliki dan sungai yang cukup banyak untuk dimanfaatkan potensinya untuk irigasi, pengembangan perikanan maupun pembangkit tenaga listrik. Keindahan alam dengan panorama, khususnya Pulau Sibandang di kawasan Danau Toba di Kecamatan Muara, dan wisata rohani Salib Kasih. Kekayaan seni budaya asli merupakan potensi daerah dalam upaya mengembangkan kepariwisataan nasional. Potensi lain terdapat berbagai jenis mineral, seperti kaolin, batu gamping, belerang, batu besi, mika, batubara, panas bumi, dan sebagainya.[8]

Pemerintahan

Daftar Bupati

 
Kantor Bupati Tapanuli Utara di kota Tarutung
No Potret Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Ket. Wakil Bupati
1 Cornelius Sihombing 1945 1946
2 Humala Frederik Situmorang 1946 1947
3 Humala Frederik Situmorang 1947 1949
4 Frederik Siagian 1947 1949
5 Raja Patuan Natigor Lumban Tobing 1947 1949
6 P. Manurung 1947 1949
7 Farel Pasaribu 1950 1953
8 Madja Purba 1956 1958
9 B. Manurung 1958 1958
10 Sia Marinus Simanjuntak 1958 1963
11   Elam Sibuea 1963 1966
12 Parlagutan Simanjuntak 1966 1967
13 A.V. Siahaan 1967 1968
14   Mangaraja Sinta Mardame Sinaga 1968 1979
15 Salmon Sagala 1979 1984
16 Gustav Sinaga 1984 1989
17   Lundu Panjaitan 1989 1994
18 Tahan Mangaraja Halomoan Sinaga 1994 1999
19 Rustam Effendy Nainggolan 1999 2004
20   Torang Lumbantobing 13 Juni 2004 13 Juni 2009 Drs.
Frans A. Sihombing
M.M.
13 Juni 2009 13 Juni 2014 Bangkit Parulian Silaban
S.E., M.Si.
21   Nikson Nababan 13 Juni 2014 16 April 2019 Dr.
Mauliate Simorangkir
M.Si.
23 April 2019 23 April 2024 Sarlandy Hutabarat, S.H., M.M.


Dewan Perwakilan

Daftar Ketua DPRD Kabupaten Tapanuli Utara:[8]

Periode (Masa Bakti) Ketua Keterangan
1950-1952 S.P. Lumbantobing
1952-1955 S.M. Simanjuntak
1955-1958 W. Lumbantobing
1958-1963 S.M. Simanjuntak
1963-1966 E. Sibuea
1966-1967 S. Simanjuntak
1967-1971 P. Hutajulu
1971-1977 S. Tarigan
1977-1982 C. Sinaga
1982-1987 W.T. Simatupang
1987-1992 F. Sianturi
1992-1997 Ir. M. Loebis
1997-1999 Drs. S.F.M. Situmorang
1999-2004 Torang Lumban Tobing Bupati Tapanuli Utara periode 2004-2009 dan 2009-2014
2004-2009 F.L. Fernando Simanjuntak,SH, MBA
2009-2014 F.L. Fernando Simanjuntak,SH, MBA
2009-2014 Ir. Ottoniyer Simanjuntak

Kecamatan

 
Pembagian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara

Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari 15 kecamatan, dengan 11 kelurahan dan 241 desa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2019 mencatat bahwa Kecamatan terluas ada di kecamatan Garoga yakni 567,58 km² dan jumlah penduduk terbanyak terdapat di kecamatan Siborongborong dengan jumlah penduduk 47.428 jiwa. Sementara itu, kecamatan yang memiliki kelurahan terbanyak ada di Ibukota kabupaten Tarutung yakni 7 kelurahan dari total 11 kelurahan yang ada.[3]

Pembagian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara 2019
No Kecamatan Ibukota Luas Jarak ke
Ibukota
Penduduk Desa Kelurahan IPM
1 Adian Koting Adiankoting 502,90 26 14.904 16 -
2 Garoga Garoga Sibargot 567,58 68 16.730 13 -
3 Muara Hutana Nagodang 79,75 43 14.153 15 -
4 Pagaran Sipultak 138,05 26 17.765 14 -
5 Pahae Jae Pasar Sarulla 203,20 42 11.350 12 1
6 Pahae Julu Onan Hasang 165,90 22 12.616 18 1
7 Pangaribuan Pakpahan 459,25 48 28.711 26 -
8 Parmonangan Manalu 257,35 58 13.982 14 -
9 Purba Tua Pasrsaoran Janji Angkola 191,80 52 7.694 11 -
10 Siatas Barita Simorangkir Julu 92,92 4 14.031 12 -
11 Siborongborong Pasar Siborongborong 279,91 26 47.428 20 1
12 Simangumban Aek Nabara 150,00 50 7.840 8 -
13 Sipahutar Sipahutar 408,22 22 26.348 25 -
14 Sipoholon Sipoholon 189,20 6 23.910 13 1
15 Tarutung Tarutung 107,68 - 42.419 24 7
Kabupaten Tapanuli Utara Tarutung 3.793,71 - 299.881 241 11 0,729

Demografi

Suku Bangsa

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan rumah bagi suku Batak Toba, yang juga mencakup kabupaten yang sudah dimekarkan saat ini yakni Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Humbang Hasundutan. Tidak ada data resmi besaran jumlah etnis di Tapanuli Utara, namun secara keseluruhan didominasi oleh suku Batak Toba. Selain itu, ada sebagian kecil yang merupakan suku terdekat Batak Toba, yakni Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Angkola dan Batak Pakpak. Ada pula sebagian kecil orang Jawa, Minangkabau dan Tionghoa, yang banyak terdapat di Tarutung dan Siborongborong.

Agama

Mayoritas penduduk kabupaten Tapanuli Utara memeluk agama Kristen, sebagian kecil beragama Islam dan Budha. Suku asli di kabupaten Tapanuli Utara yakni Batak Toba umumnya memeluk agama Kristen Protestan dan sebagian memeluk Katolik, Islam dan kepercayaan asli suku Batak yaitu Parmalim. Sekitar 95,09% penduduk Tapanuli Utara memeluk agama Kristen, kemudian Islam 4,76% yang banyak bermukim di Garoga, Pahae Jae, dan Simangumban, kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan dimana diantaranya adalah suku Batak Toba dan Batak Angkola atau Mandailing. Sebagian kecil memeluk agama Buddha 0,05% dari etnis Tionghoa dan sebanyak 0,01% masih memegang kepercayaan Parmalim.[4]

Salah satu pusat gereja Kristen Protestan terbesar di Indonesia yaitu Huria Kristen Batak Protestan atau HKBP, terletak di kabupaten Tapanuli Utara,tepatnya berada di ibukota kabupaten, kota Tarutung. HKBP memiliki jumlah jemaat yang cukup banyak dan juga telah tersebar diberbagai provinsi di Indonesia bahkan di beberapa negara luar seperti Singapura, Malaysia, dan Amerika Serikat. HKBP sendiri menjadi organisasi terbesar ketiga di Indonesia setelah Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah.[9]

Sarana peribadatan yang ada di Tapanuli Utara, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tapanuli Utara tahun 2019:[10]

Bahasa

Batak Toba yang merupakan suku asli dan dominan di Tapanuli Utara, memengaruhi pada Bahasa komunikasi yang digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa Batak Toba adalah Bahasa Utama yang digunakan oleh penduduk Tapanuli Utara, selain dari Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi Indonesia. Sementara di beberapa kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, bahasa Batak Toba dan Bahasa Batak Angkola kerap terjadi percampuran. Hal ini bisa dijumpai di kecamatan Pangaribuan,daerah Pahae, dan kecamatan Garoga. Meski memiliki beberapa kosakata berbeda, pada dasarnya masyarakat Batak bias saling mengerti bahasa satu dengan yang lainnya.

Perekonomian

Pariwisata

 
Wisata Rohani, Salib Kasih di kecamatan Siatas Barita, Tapanuli Utara

Kabupaten Tapanuli Utara memiliki beberapa tempat wisata. Salah satu yang paling terkenal adalah wisata Salib Kasih. Sebagai kawasan yang mayoritas memeluk agama Kristen, kawasan ini sering dijadikan sebagai wisata rohani, baik dari daerah maupun wisatawan mancanegara. Presiden Indonesia Joko Widodo dalam kunjungannya ke Salib Kasih 30 Juli 2019 juga mengapresiasi kawasan ini.[11] Pemerintah pusat turut ambil bagian dalam pengembangan kawasan wisata Salib Kasih bisa ditingkatkan, sebagai upaya meningkatkan pariwisata di kawasan Danau Toba dan sekitarnya.[11] Salib Kasih berada di kecamatan Siatas Barita tidak jauh dari ibukota kabupeten, kota Tarutung.[12]

Selain Salib Kasih, ada pula tempat wisata lainnya yang tepat berada di pinggir Danau Toba, yakni Panatapan Huta Ginjang, yang terletak di Huta Ginjang, kecamatan Muara. Dari tempat ini, wisatawan bisa melihat keindahan dan sekeliling Danau Toba. Masih di kecamatan Muara, ada juga Tugu Toga Aritonang dan tugu Bukit Doa.[12]

Ada pula tempat wisata permandian air panas. Tempat permandian Air Soda Sirara, yang disinyalir hanya ada dua tempat wisata seperti ini, yakni di Tarutung, Tapanuli Utara dan satu lagi di Venezuela.[12] Tempat wisata lain yang menjadi tempat wisata di Tapnuli Utara adalah Sopo Partungkoan, merupakan gedung kesenian dan kebudayaan Tapanuli Utara.[12]

Transportasi

 
Bandar Udara Internasional Silangit di Siborongborong, Tapanuli Utara

Kabupaten Tapanuli Utara memiliki bandara Internasional sebagai sarana pintu masuk menuju tempat wisata di kawasan Danau Toba. Bandar Udara Internasional Silangit menjadi sarana transportasi penting bagi pergerakan ekonomi di Tapanuli Utara. Maskapai seperti Sriwijaya dan Garuda Indonesia telah membuka rute langsung dari Jakarta. Sedangkan tujuan internasional, bandara Silangit juga telah memiliki rute ke Singapura. Selain pesawat udara, transportasi darat juga bisa dijumpai di Tapanuli Utara, berbagai taksi, bus antarkota dan provinsi juga banyak dijumpai disini, dengan tarif yang bervariasi.[13]

Pendidikan

Setidaknya ada 6 kampus Sekolah Tinggi atau Universitas di kabupaten Tapanuli Utara, yakni Institut Agama Kristen Negeri, Tarutung (IAKN Tarutung), Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli Utara di Siborongborong, Sekolah Bibelvrouw HKBP Laguboti, Sekolah Pendeta HKBP, Akademi Keperawatan Tarutung Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dan Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara.

IAKN Tarutung memiliki 5 program studi jenjang Diploma 9D3) hingga Pasca Sarjana (S2), meliputi Pendidikan Agama Kristen (PAK), Teologi, Musik Gereja, Pastoral Konseling dan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Sedangkan Universitas Sisingamangaraja XII Siborongborong, memiliki 8 program studi jenjang Sarjana (S1), yakni Program studi Agroteknologi, Ilmu Hukum, Manajemen, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Teknik Industri dan Teknik Sipil.[14]

Tokoh

Beberapa tokoh nasional atau orang terkenal yang berasal dari Kabupaten Tapanuli Utara;

Referensi

  1. ^ a b "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 10 Februari 2020. 
  2. ^ Luas wilayah Menurut Hasil Pemetaan SP2010
  3. ^ a b c "Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka 2020". www.tapanuliutarakab.bps.id. Diakses tanggal 19 Juni 2020. 
  4. ^ a b "Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka 2016". www.tapanuliutarakab.bps.go.id. Diakses tanggal 5 Februari 2019. 
  5. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 20 Januari 2021. 
  6. ^ a b c d e "Sejarah Tapanuli Utara". www.smartnewstapanuli.com. Diakses tanggal 10 Februari 2020. 
  7. ^ di Situs Resmi Pemkab Taput
  8. ^ a b c d e f g h "Sejarah di Situs Resmi Pemkab Taput". Diakses tanggal 5 Februari 2018. 
  9. ^ "HKBP Organisasi Keagamaan Terbesar Ketiga di Indonesia". www.batakgaul.com. Diakses tanggal 10 Januari 2020. 
  10. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama TAPUT2019
  11. ^ a b "TKunjungan Kerja Jokowi ke Taput, Datangi Salib Kasih hingga Pasar". www.regional.kompas.com. Diakses tanggal 5 Februari 2020. 
  12. ^ a b c d "Tempat Wisata di Tarutung, Tapanuli Utara". www.pariwisatasumut.net. Diakses tanggal 5 Februari 2020. 
  13. ^ "Perlu Taksi dari Bandara Silangit ke Danau Toba, Ini Daftar Harganya". www.travel.kompas.com. Diakses tanggal 5 Februari 2020. 
  14. ^ "Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli Utara". www.ayokuliah.id. Diakses tanggal 5 Februari 2020. 

Lihat pula

Pranala luar