Soesilo Soedarman

politisi Indonesia
Revisi sejak 9 November 2022 07.36 oleh Aan111213 (bicara | kontrib)

Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Soesilo Soedarman (EYD: Susilo Sudarman) (10 November 1928 – 18 Desember 1997) adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan VI (1993—1998) dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi pada Kabinet Pembangunan V (1988—1993). Soesilo Soedarman juga pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat yang berkedudukan di Washington DC dari 18 Februari 1986 hingga 11 April 1988. Ia juga menjadi Anggota MPR RI mewakili Golongan Karya untuk daerah pemilihan Sumatra Utara hingga akhir hayatnya.[1]

Soesilo Soedarman
Berkas:Soesilo Soedarman 1994.jpg
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Republik Indonesia ke-4
Masa jabatan
17 Maret 1993 – 18 Desember 1997
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Sudomo
Sebelum
Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Indonesia ke-3
Masa jabatan
21 Maret 1988 – 17 Maret 1993
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Achmad Tahir
Pengganti
Joop Ave
Sebelum
Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat ke-11
Masa jabatan
1986–1988
PresidenSoeharto
Sebelum
Pengganti
Abdul Rahman Ramly
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1928-11-12)12 November 1928
Kroya, Cilacap, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal18 Desember 1997(1997-12-18) (umur 69)
Jakarta, Indonesia
Sebab kematianPembengkakan jantung
KebangsaanIndonesia
Partai politikPartai Golongan Karya
Suami/istriNy. Widaningsri
HubunganMayjen TNI (Purn.) Muhammad Mangundiprojo (Ayah Mertua)
Letjen TNI (Purn.) Himawan Soetanto (Kakak Ipar)
Wartono Soedarman (Adik Kandung)
AnakIndroyono Soesilo
Alma materMiliter Akademi (MA) Jogya Angkatan I (1948)
ProfesiMiliter
Karier militer
PihakIndonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Pangkat Jenderal TNI
SatuanKavaleri
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Riwayat Hidup

Kehidupan Awal

Soesilo lahir sebagai anak kedua dari sebelas bersaudara pada 10 November 1928 di Maos, Cilacap dengan nama Soemarlan. Pada saat ia disapih, ia lalu dirawat oleh sang kakek yang lalu mengganti namanya dengan Soesilo. Kakek Soesilo adalah seorang juragan tanah (landlord) yang kaya. Maka dari itu saat kelahirannya, ia lalu mendapatkan beberapa hadiah dari sang kakek berupa tanah seluas 100 bau dan uang sejumlah 10 ribu gulden. Hadiah ini diberikan tak lain dan tak bukan bertujuan agar Soesilo kelak akhirnya dapat bersekolah menjadi seorang dokter. Kakek Soesilo sendiri memiliki dokter pribadi bernama Dokter Katung, di mana sang kakek kagum pada sosok dokter ini dan menginginkan sang cucu kelak juga bisa menjadi dokter. Namun, pada saat masa pendudukan Jepang, kakeknya ini terkena peraturan reformasi tanah (landreform), di mana akhirnya kakek Soesilo jatuh miskin.

Masa kecil Soesilo Soedarman diwarnai dengan kegemarannya menggembalakan kerbau milik kakeknya bersama beberapa teman sebayanya. Ia juga suka menangkapi belut di sawah dan membakarnya. Selain itu, Soesilo kecil sangat gemar akan wayang, di mana ia sering menonton pertunjukan wayang semalam suntuk dan mengagumi tokoh Bima dan Hanoman. Dia juga sering bermain dalang sendiri dengan wayang-wayang, suara gamelan dari mulut dan diterangi lampu petromaks. Kegemaran akan wayang ini melekat sepanjang hidupnya. Pada masa kecilnya ini pula, karena lebih sering diasuh oleh kakeknya maka Soesilo memanggil kakeknya dengan sebutan Bapak sedangkan ayahnya sendiri dipanggil dengan sebutan kangmas (kakak). Hal ini lalu disadarinya saat Soesilo akan dikhitan, ia baru menyadari saat itu bahwa yang ia panggil kangmas adalah ayahnya sendiri.[2]

Nama Soesilo Soedarman

Dari saat pengasuhan kakeknya tersebut, namanya hanya Soesilo saja. Hingga saat Soesilo menjadi duta besar di Amerika Serikat ada yang menanyakan nama keluarga Soesilo. Soesilo menjawab bahwa namanya hanyalah satu kata tersebut. Namun si penanya berkata "Kamu harusnya mempunyai nama lain" dan Soesilo lalu memberikan nama Soedarman yang merupakan nama ayahnya (Soedarman Wiryosoedarmo). Pada kesempatan berikutnya, Soesilo lalu dipanggil dengan nama Mr. Soedarman.[2]

Karier Militer

Setelah lulus dari Sekolah Menengah Tinggi di Yogyakarta, ia lalu melanjutkan pendidikannya ke Militer Akademi (MA), melenceng dari keinginan kakeknya yang menginginkannya menjadi dokter. Di Militer Akademi (MA) ia adalah rekan satu angkatan dari Subroto (mantan Menteri Pertambangan dan Energi) dan Sayidiman Suryohadiprojo (mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang). Lulus dari akademi, sebagai salah satu lulusan terbaik, ia diwajibkan menjadi pelatih. Beberapa tokoh pernah berada dalam pelatihannya adalah Mudjono, S.H. dan Soedharmono (mantan Wakil Presiden). Dalam mobilisasi pelajar pada era perang kemerdekaan (1947), ia bertugas untuk melatih para siswa tingkat SMP dan SMA saat pasukan Belanda telah mencapai Gombong. Sebagai tentara pula, ia pernah menjabat sebagai Panglima Komando Wilayah Pertahanan (Pangkowilhan) Sumatra dan Kalimantan Barat pada periode 1980–1985.[2]

Kehidupan Pribadi

Pernikahan dan anak

Ia menikah dengan Widaningsri Putri dari Mayjen TNI Muhammad Mangundiprojo dan Adik Letjen TNI Himawan Soetanto, seorang gadis yang dikenalnya saat masih menjadi taruna Militer Akademi (MA). Pernikahan tersebut berlangsung di Ponorogo, pada 15 April 1951. Pernikahan ini dikaruniai 5 anak, 1 wanita dan 4 laki-laki.[2]

Meninggal Dunia

Soesilo Soedarman meninggal dunia pada tanggal 18 Desember 1997 dalam usia 69 tahun di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Jenazah Soesilo Soedarman dimakamkan di TMP Kalibata, Bertindak inspektur upacara Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Wiranto

Peninggalan

Museum Soesilo Soedarman

Museum Soesilo Soedarman terletak di desa Gentasari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Nama beliau juga di abadikan sebagai Nama Gelanggang Olah Raga ( GOR ) di kompleks Universitas Jenderal Sudirman .[3]

Penghargaan

Ia mendapatkan penghargaan Bintang Dharma, Bintang Gerilya, Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia, Satyalancana Kesetiaan XXIV tahun, Satyalancana Perang Kemerdekaan I, Satyalancana Perang Kemerdekaan II, Satyalancana G.O.M I, Satyalancana G.O.M IV, Satyalancana G.O.M V, Satyalancana Sapta Marga, Satyalancana Dwidya Sistha, Officer of the Legion of Merit (Amerika Serikat).

Pranala luar

Referensi

  1. ^ Rakyat, Indonesia Dewan Perwakilan (1997). Nama anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang terpilih dan yang diangkat masa bakti tahun 1997-2002. Direktorat Publikasi, Ditjen Pembinaan Pers & Grafika, Departemen Penerangan RI. 
  2. ^ a b c d Majalah Kartini, 17 April 1988. "Orang-orang baru di kabinet bercerita tentang masa kecil mereka: Dari yang menjadi komandan gembala sampai mata-mata kecil"
  3. ^ "Museum Jenderal TNI (Purn) Soesilo Soedarman" Diarsipkan 2014-11-03 di Wayback Machine. Website tnial.mil.id
Jabatan politik
Didahului oleh:
Sudomo
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan
Republik Indonesia

1993—1997
Diteruskan oleh:
Feisal Tanjung
Didahului oleh:
Achmad Tahir
Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Indonesia
1988—1993
Diteruskan oleh:
Joop Ave
Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Hasnan A. Habib
Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat
1986–1988
Diteruskan oleh:
Abdul Rahman Ramly