Hampal

sejenis ikan air tawar
Hampal
Adungan / Ceba, Hampala macrolepidota
dari Sungai Pesaguan, Tumbang Titi, Ketapang
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
H. macrolepidota
Nama binomial
Hampala macrolepidota
Kuhl & van Hasselt in van Hasselt, 1823[1]
Sinonim
  • Capoëta macrolepidota Cuvier & Valenciennes, 1842[2]
  • Hampala macrolepidota Bleeker, 1860[3]
  • Barbus hampal Gunther, 1868

Hampal, sebarau, atau barau-barau (Hampala macrolepidota) adalah sejenis ikan air tawar anggota famili Cyprinidae (kerabat ikan mas). Ikan ini menyebar luas di Asia Tenggara daratan dan Indonesia bagian barat. Nama-nama lokalnya, di antaranya, hampal, hambal, hampalong (Sd.); ampalong (Btw); wader, suco, palung, ngongok (Jw.); ceba, adungan, dungan, dongan (Klm.); kabarau, kebarau, barau, sebarau (Mly.); sebaju (Lamp.).[3][4] Dalam bahasa Inggris spesies ini dikenal sebagai Hampala Barb dan juga Large-scaled Hampal, sebagaimana nama penunjuk jenisnya (specific ephitet) yang merujuk pada sisik-sisiknya yang berukuran besar. Nama marganya dipinjam dari nama lokalnya dalam bahasa Sunda.

Pengenalan

sunting
 
Pelat identifikasi menurut Bleeker, 1860

Ikan karper berukuran sedang hingga besar, panjang standar (SL, standard length) mencapai 700 mm. Profil badannya memanjang, dengan sisik-sisik yang relatif berukuran besar. Tinggi tubuh 3-3,7 kalinya sebanding dengan panjang standar; sementara panjang kepalanya 3 kalinya sebanding dengan panjang standar. Sepasang sungut terdapat di sudut mulut di rahang atas, sekira hampir sama panjang dengan diameter mata[4]

 
Bagian depan tubuh

Sirip dorsal (punggung) dengan IV jari-jari keras (duri) dan 8 jari-jari lunak; sirip anal (dubur) III, 5; sirip pektoral (dada) 14-16; dan sirip ventral (perut) 9. Sisik-sisik dengan gurat sisi berjumlah 27-29.[5] Awal sirip dorsal kira-kira sejajar dengan gurat sisi ke-8 atau 9. Batang ekor dikelilingi oleh 12 sisik. Sirip kaudal (ekor) berbelah dalam.[4]

Punggungnya kehijauan, menjadi hijau zaitun gelap ke arah kepala dan moncong; sisi sampingnya keperakan hingga putih di bagian perut; sisik-sisik di badan dengan pangkal bentuk bulan sabit berwarna gelap, keunguan atau kehitaman. Suatu belang, sering samar pada individu berukuran besar, kehitaman, melintang di antara sirip dorsal dan sirip ventral. Sirip-sirip berwarna jingga, merah, hingga merah jambu; bagian muka sirip dorsal dan tepi atas serta tepi bawah sirip kaudal dengan pita ungu kehitaman.[3]

Agihan dan kebiasaan

sunting
 
Dari Pasar Martapura

Hampal diketahui menyebar luas mulai dari Tenasserim, Thailand, Indocina, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Spesimina didapatkan di antaranya dari Padang, Solok Danau Singkarak, Danau Maninjau, Serdang (Sungai Ular), Sungai Kampar, Sungai Kuantan, Langkat, Deli, Jambi, Palembang, Lahat; Sambas, Seminis,sungai progo, sungai opak, Sungai Kapuas, Sungai Baram, Sarawak, Sungai Barito, Banjarmasin, Sungai Mahakam; Jakarta, Pondok Gede, Ciampea, Bogor, Garut, Situ Bagendit, Panjalu,Ponorogo, Ngawi, Kediri, Surabaya, Grati.[4]

Ikan ini menyukai sungai-sungai kecil dan besar yang jernih, berair deras, dengan dasar berpasir dan berlumpur. Ditemukan pada kebanyakan badan air, termasuk waduk dan danau. Termasuk ikan predator: ikan dewasa tercatat memangsa ikan-ikan kecil (di Malaysia), tetapi pengamatan di Waduk Saguling mendapatkan bahwa 74% makanannya adalah serangga akuatik.[6]

Manfaat

sunting

Hampal merupakan ikan konsumsi yang lumayan penting di daerah sebarannya. Ikan ini juga digemari sebagai ikan pancingan (sport).

Jenis yang serupa

sunting

Brek atau mata merah (Puntius orphoides) memiliki pola pewarnaan yang mirip. Namun brek memiliki tubuh yang relatif lebih pendek, moncong yang kurang meruncing, sisik-sisik yang relatif lebih kecil, serta mempunyai bercak hitam di batang ekornya.

Catatan taksonomis

sunting

Hampal pertama kali dipublikasi sebagai Hampala macrolepidota oleh Heinrich Kuhl & Johan Coenraad van Hasselt, dua peneliti muda Hindia Belanda, melalui surat yang dikirimkan van Hasselt pada Desember 1822 kepada C.J. Temminck, ketika itu Direktur Museum Leiden di Belanda.[1] Meskipun disertai dengan lukisan-lukisan hewan yang bagus, akan tetapi penjelasan tertulis yang diberikan amat ringkas dan kabur, sehingga nama spesies tersebut lama dianggap sebagai nomen dubium (nama yang membingungkan). Lukisan-lukisan yang dikirimkan oleh van Hasselt kepada Museum Leiden itu kemudian dipinjam oleh Georges Cuvier dan Achille Valenciennes, dua peneliti Museum Sejarah Alam di Paris. Mereka mendeskripsi ulang ikan ini dan lalu menempatkannya dalam genus Capoëta.[2] Meskipun pada awalnya (1849) sependapat dengan Cuvier dan Valenciennes, belakangan (1860) Pieter Bleeker berubah pikiran dan mengembalikan ikan ini ke dalam marga Hampala,[3] walaupun masih menganggap Cuvier & Valenciennes sebagai author yang sah bagi nama macrolepidota. Lebih dari seabad kemudian, Maurice Kottelat merevisi pandangan ini, dan mengembalikan Kuhl & van Hasselt sebagai author yang diakui.[7]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b van Hasselt, J.C. 1823. Uittreksel uit een’ brief van den Heer J.C. van Hasselt, aan den Heer C.J. Temminck, geschreven uit Tjecande, Residentie Bantam, den 29sten December 1822. Algemeene Konst- en Letterbode, voor het jaar 1823, Deel II(35): 130-33.
  2. ^ a b Cuvier, G. & A. Valenciennes. 1842. Histoire Naturelle des Poissons, to. XVI: 280. Paris :Chez F. G. Levrault.
  3. ^ a b c d Bleeker, P. 1860. Ichthyologiae Archipelagi Indici Prodromus vol II Cyprini: 308. Bataviae: Typis Langei &soc. (terj. Ingg.)
  4. ^ a b c d Weber, M. and L.F. de Beaufort. 1916. The Fishes of The Indo-Australian Archipelago III: 143-45. E.J. Brill. Leiden.
  5. ^ Doi, A. & Y. Taki. 1994. A new cyprinid fish, Hampala salweenensis, from the Mae Pai River system, Salween basin, Thailand. Japan. J. Ichthyol. 40(4): 405-12.
  6. ^ FishBase: Hampala macrolepidota Kuhl & van Hasselt, 1823 Diarsipkan 2023-01-28 di Wayback Machine.
  7. ^ Kottelat, M. 1987. Nomenclatural status of the fish names created by J.C. van Hasselt (1823) and of some Cobitoid genera. Japan. J. of Ichthyol. 33(4): 368-75.

Pranala luar

sunting