János Kádár
János Kádár (//; bahasa Hungaria: [ˈjaːnoʃ ˈkaːdaːr]; 26 Mei 1912 – 6 Juli 1989) adalah Pemimpin Republik Rakyat Hungaria dan Sekretaris Jenderal Partai Buruh Sosialis Hungaria, yang memimpin negara dari tahun 1956 sampai ia mengundurkan diri pada tahun 1988. Ia menjabat selama 32 tahun. Karena usia, penurunan kondisi kesehatan, dan menurunnya kemampuan politik, Kádár pensiun sebagai Sekretaris Jenderal pada tahun 1988, dan generasi muda yang sebagian besar terdiri dari kaum reformis mengambil alih kepemimpinan.
Kádár lahir di Fiume dari keluarga miskin. Dia tidak pernah bertemu dengan ayahnya, yang meninggalkan ibunya ketika ia masih muda. Setelah tinggal di pedesaan selama beberapa tahun, Kádár dan ibunya pindah ke Budapest. Setelah berhenti sekolah, Kádár bergabung dengan organisasi pemuda Partai Komunis Hungaria, KIMSZ. Kádár nantinya akan menjadi tokoh berpengaruh dalam partai komunis pada waktu sebelum Perang Dunia II, bahkan menjadi Sekretaris Pertama. Sebagai pemimpin ia membubarkan partai, dan direorganisasi menjadi Partai Damai. Partai baru ini gagal mendapat dukungan, dan kemudian ia dituduh telah membubarkan Partai Komunis Hungaria. Dengan adanya invasi Jerman terhadap Hungaria, Partai Damai mencoba lagi untuk mendapat dukungan dari rakyat, tetapi gagal. Pada saat pendudukan Soviet, gerakan komunis yang dipimpin oleh Kádár adalah gerakan kecil.
Sebagai pemimpin Hungaria, Kádár selalu bekerja sebagai tim dan sering berkonsultasi dengan rekan-rekannya sebelum bertindak atau membuat keputusan. Masa jabatannya dipenuhi dengan upaya liberalisasi sistem ekonomi untuk meningkatkan industri produk yang ditujukan kepada konsumen. Pemerintahannya ditandai dengan diterapkannya Komunisme Goulash. Peningkatan signifikan dalam daya beli konsumen karena Mekanisme Ekonomi Baru (NEM), sebuah reformasi ekonomi yang mengembalikan sebagian mekansime pasar ke Hungaria. Reformasi tersebut telah meningkatkan standar hidup masyarakat, memberikan jaminan atas hak asasi manusia, dan pelonggaran pembatasan perjalanan (yang umum di negara Blok Timur). Karena hal tersebut, Hungaria dianggap sebagai negara terbaik untuk hidup di Eropa Tengah dan Timur selama Perang Dingin, dan juga sering disebut sebagai "barak yang paling bahagia". Pada tanggal 6 Juli 1989, Kádár meninggal. Kádár digantikan oleh Károly Grósz sebagai Sekretaris Jenderal pada 22 Mei 1988.[3] Grósz hanya menjabat selama setahun dan kemudian komunisme di Eropa jatuh pada tahun 1989.
Ketika menjabat sebagai pemimpin Republik Rakyat Hungaria, Kádár mendorong peningkatan standar hidup masyarakat. Kádár terlibat dalam perdagangan internasional dengan negara non-komunis, khususnya dengan Eropa Barat. Kebijakan Kádár berbeda dengan pemimpin negara komunis lainnya seperti Nicolae Ceauşescu, Enver Hoxha dan Wojciech Jaruzelski yang lebih otoriter. Hanya saja, kebijakan Kádár tidak bisa mengatasi keterbatasan sistem komunis dan tidak dipercaya oleh Leonid Brezhnev di Uni Soviet. Warisan Kádár masih diperdebatkan, tetapi ia terpilih sebagai politikus paling kompeten urutan ketiga di Hungaria dalam survei yang dilakukan oleh Median pada tahun 2007, setelah István Széchenyi dan Kossuth Lajos.[4]
Era kepemimpinan Kádár
suntingKádár menjabat saat negara dalam situasi kritis. Hungaria berada di bawah administrasi militer Soviet selama beberapa bulan. Pemimpin Partai Komunis yang telah dilengserkan berlindung di Uni Soviet dan berencana untuk merebut kembali kekuasaan di Hungaria. Pemimpin Tiongkok, Jerman Timur, dan Cekoslowakia menuntut pembalasan terhadap para pelaku "kontra-revolusi". Meskipun ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan baru dan kesulitan ekonomi melanda, Kádár mampu untuk menormalkan situasi dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini dapat terjadi karena Kádár sadar bahwa dengan keadaan seperti ini, tidak mungkin untuk melepaskan diri dari blok Komunis. Rakyat Hungaria sadar bahwa janji Blok Barat untuk membantu Revolusi Hungaria hanya janji belaka. Pada akhirnya Hungaria tetap berada dalam pengaruh Soviet, tetapi secara diam-diam melakukan beberapa perjanjian dengan Blok Barat. Meskipun tetap dipengaruhi oleh Uni Soviet, Kádár memberlakukan kebijakan yang sedikit bertentangan dengan Moskwa.
Berbeda dengan Rákosi, yang berulang kali menyatakan, "Mereka yang tidak bersama kita, berarti melawan kita" dalam pidatonya, Kádár menyatakan bahwa "Mereka yang tidak melawan kita, berarti bersama kita." Secara bertahap, Kádár menghapuskan kebijakan Rákosi yang membungkam kebebasan berpendapat, dan juga menghapuskan beberapa pembatasan pada kegiatan kebudayaaan. Ia bahkan mentoleransi samizdat (publikasi diam-diam) jauh lebih bebas dari sesama negara Blok Timur. Hungaria memiliki lebih banyak kebebasan daripada negara Blok Timur lain mengenai kehidupan masyarakat sehari-hari. Rezimnya jauh lebih manusiawi daripada rezim Komunis lainnya, terutama bila dibandingkan dengan tujuh tahun pertama pemerintahan Komunis di Hungaria. Meskipun demikian, Partai Komunis mempertahankan kontrol mutlak atas pemerintah dan juga mendorong warga untuk bergabung dengan organisasi partai. Anggota Majelis Nasional, sama seperti parlemen di negara-negara Komunis lainnya, dipilih berdasarkan daftar partai yang didominasi Partai Komunis dan hanya bertugas untuk menyetujui keputusan yang telah dibuat oleh MSZMP dan Politbiro. Walau polisi rahasia Hungaria bekerja tidak sebrutal negara Blok Timur lainnya, tetapi masih menjadi alat kontrol pemerintah yang ditakuti. Media di Hungaria tetap mengalami sensor yang dianggap berat menurut standar Barat, tetapi jauh lebih ringan dibanding negara Komunis lainnya.
Karena standar hidup yang relatif tinggi, dan pembatasan perjalanan yang lebih longgar dibandingkan dengan negara Blok Timur lainnya, Hungaria dianggap sebagai salah satu negara terbaik untuk hidup di Eropa Timur selama Perang Dingin. Jatuhnya standar hidup setelah kejatuhan Komunisme menyebabkan rasa nostalgia untuk hidup pada era Kádár. Namun, standar hidup yang tinggi tersebut harus dibayar dengan meningkatnya jumlah utang negara pada era Kádár. Sedangkan kebijakan kebudayaan dan sosial pada era itu masih agak otoriter; dampaknya terhadap budaya Hungaria kontemporer masih menjadi bahan perdebatan.
Selama kepemimpinan Kádár, wisatawan mancanegara meningkat signifikan, dengan banyak wisatawan dari Kanada, AS, dan Eropa Barat membawa uang yang sangat dibutuhkan Hungaria. Hungaria membangun hubungan yang baik dengan negara-negara berkembang dan banyak mahasiswa asing tiba.
Kádár dikenal dengan hidupnya yang sederhana dan menghindari berfoya-foya seperti pemimpin Komunis lainnya. Dia juga memiliki sikap yang tegas terhadap korupsi. Ia sering bermain catur di waktu senggangnya.[5]
Kádár dianugerahi Penghargaan Perdamaian Lenin (1975-76). Ia juga dianugerahi gelar Pahlawan Uni Soviet pada tanggal 3 April 1964.[6]
Pengunduran diri, menjadi seorang Katolik, dan meninggal
suntingJános Kádár berkuasa di Hungaria sampai tahun 1988, ketika ia mengundurkan diri sebagai Sekretaris Jenderal karena meningkatnya krisis ekonomi dan kesehatannya yang memburuk. Pada konferensi partai di Budapest tanggal 27 Mei 1988, Kádár mengumumkan pengunduran dirinya dan secara resmi digantikan oleh Perdana Menteri Károly Grósz, yang berusaha untuk melanjutkan kebijakan Kádár yang disesuaikan dengan keadaan terbaru. Kádár kemudian dijadikan Presiden Partai yang merupakan posisi seremonial belaka. Dia tidak ingin kembali dipilih sebagai anggota Komite Politik, lembaga pembuat keputusan yang paling penting di dalam partai. Pada awal tahun 1989, di tengah Grósz dan rekan-rekannya disingkirkan oleh faksi muda "reformis radikal" yang menginginkan menghapuskan Komunisme secara penuh, Kádár yang kesehatannya sangat memburuk, secara resmi disingkirkan dari seluruh jabatan.
Beberapa bulan sebelum kematiannya Kádár meminta seorang biarawan Katolik Roma untuk mendengar pengakuannya, yang kemudian ia memeluk agama Katolik, menurut pengakuan Miklós Németh.[7][8][9]
Ia meninggal karena kanker pada 6 Juli 1989 pada umur 77 tahun, tiga bulan sebelum berakhirnya rezim yang telah dia ciptakan.
Di Hungaria dan di tempat lain, Kádár umumnya dikenal sebagai salah satu pemimpin negara komunis yang moderat di Eropa Timur. Walau ia tetap setia kepada Uni Soviet dalam hal kebijakan luar negeri, Kádár tetap berniat untuk membangun sebuah konsensus nasional mengenai kebijakan dalam negeri. Ia adalah pemimpin negara di Eropa Timur pertama yang membangun hubungan yang lebih dekat dengan partai Demokrat Sosial di Eropa Barat. Ia mencoba untuk menengahi antara para pemimpin gerakan reformasi Cekoslowakia tahun 1968 dengan pemimpin Soviet untuk mencegah intervensi militer. Walau pada akhirnya Kádár memutuskan untuk berpartisipasi dalam operasi militer untuk menghentikan Musim Semi Praha.
Makam Kádár di Pemakaman Kerepesi di Budapest dirusak pada 2 Mei 2007; sejumlah tulang, termasuk tengkorak, digali dan dicuri, bersama dengan abu istrinya Mária Tamáska. Sebuah peasn "pembunuh dan pengkhianat tidak mungkin beristirahat di tanah suci 1956-2006" (diambil dari sebuah lagu yang ditulis oleh band rock Kárpátia) tertulis di dekat makam.[10][11] Dua tahun tersebut mengacu pada Revolusi Hungaria 1956 dan Protes Hungaria 2006.[12] Tindakan ini dipandang buruk oleh seluruh spektrum politik dan sosial di Hungaria, bahkan partai kanan tengah Fidesz mengutuk tindakan ini.[13][14] Penyelidikan polisi berfokus pada kelompok-kelompok sayap kanan yang menginginkan tindakan yang sensasional.[15]
Penghargaan
sunting- Pahlawan Buruh Sosialis, tiga kali (tahun 1962, 1972, 1982)
- Pahlawan Uni Soviet (tahun 1964)
- Orde Lenin, dua kali
- Penghargaan Perdamaian Lenin "untuk perdamaian antarbangsa" (1977)
Referensi
suntingCatatan
sunting- ^ "Hungary: Near Death, Communist Dictator Sought a Priest". The New York Times. 23 November 2010. Diakses tanggal 9 February 2014.
- ^ "Hungary's communist leader Kádár summoned priest before dying". Reuters. 23 November 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-22. Diakses tanggal 9 February 2014.
- ^ Savranskaya, Svetlana; Blanton, Thomas; Zubok, Vladislav, ed. (2010). Masterpices of History: The Peaceful End of the Cold War in Europe, 1989. Central European University Press. hlm. xxxiii. ISBN 978-615-5053-40-5.
- ^ "Széchenyi for president! – a legalkalmasabb államférfi a közvélemény szerint" (dalam bahasa Hungarian). Világgazdaság. 20 December 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-08. Diakses tanggal 13 January 2012. CS1 maint: Unrecognized language (link)
- ^ Victor Sebestyen (2006) Twelve Days. Pantheon Books. ISBN 037542458X p. 141
- ^ (Rusia)= 2161 Biography at the website on Heroes of the Soviet Union and Russia.
- ^ "movil.religionenlibertad.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-05. Diakses tanggal 2017-12-04.
- ^ "blogs.reuters.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-22. Diakses tanggal 2017-12-04.
- ^ "catholicherald.co.um". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-07. Diakses tanggal 2017-12-04.
- ^ "Ex-Hungary ruler's remains stolen", BBC News, 3 May 2007.
- ^ "Grave of Hungarian Communist leader Janos Kadar vandalized", Associated Press (International Herald Tribune), 2 May 2007.
- ^ (Hungaria) The message of the vandals with dates on haon.hu
- ^ Press, Associated (2007-05-03). "Hungarian leader's grave robbed". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2017-04-04.
- ^ Former leader's grave desecrated in Budapest Diarsipkan 2014-12-08 di Wayback Machine. Error in webarchive template: Check
|url=
value. Empty. . caboodle.hu. 3 May 2007 - ^ Kádár grave robbery investigation leads outside Budapest Diarsipkan 2014-12-08 di Wayback Machine. Error in webarchive template: Check
|url=
value. Empty. . caboodle.hu. 4 May 2007
Daftar pustaka
sunting- Gough, Roger (2006). A Good Comrade: János Kádár, communism and Hungary. I.B. Tauris. hlm. 323. ISBN 1-84511-058-7.
Pranala luar
sunting- (Inggris) János Kádár di Find a Grave