Jalur kereta api Bandung–Ciwidey

jalur kereta api di Indonesia

Jalur kereta api Bandung–Ciwidey adalah jalur kereta api nonaktif di Jawa Barat, termasuk dalam Wilayah Aset II Bandung. Jalur ini dibangun untuk mengangkut hasil bumi dari Bandung selatan ke Stasiun Bandung atau ke Batavia.

Jalur kereta api Bandung–Ciwidey
Perjalanan KA di jalur Bandung–Dayeuhkolot–Ciwidey, tepatnya di dekat jembatan Ci Tarum
Ikhtisar
JenisJalur lintas cabang
SistemJalur kereta api rel ringan
StatusTidak beroperasi
TerminusBandung
Ciwidey
Operasi
Dibangun olehStaatsspoorwegen
Legalitas pembangunanWet 1 Juni 1918 Staatblad 1918 No. 345 (Bandung–Soreang)
Wet 18 Maret 1921 Staatblad 1921 No. 204 (Soreang–Ciwidey)[1]
Dibuka1921-1924
Ditutup1982
PemilikPT Kereta Api Indonesia (pemilik aset jalur dan stasiun)
OperatorWilayah Aset II Bandung
Data teknis
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasi20 s.d. 40 km/jam
Peta rute
Bandung,
Kiaracondong
Left arrow Ciroyom – Gedebage Right arrow
Karees
Jl. Gatot Subroto
km 4+565
Cibangkong
Kavaleri
km 7+741
Buahbatu
Jl. Soekarno Hatta
Tol Purbaleunyi
Jalan Tol
Purbaleunyi
km 9+851
Bojongsoang
km 11+780
Dayeuhkolot
Jembatan kereta api Irene-Brug
ke
Majalaya
km 14+139
Kulalet
km 16+486
Pameungpeuk
km 17+558
Cikupa
km 20+107
Banjaran
km 22+823
Cangkuang
km 24+933
Citaliktik
Jl. Gading Tutuka
Jl. Terusan Al-Fathu
Jl. Kopo Bihbul
km 27+919
Soreang
Jl. Ciputih
km 30+497
Sadu
Jembatan kereta api Sadu
Jembatan kereta api Rancagoong
km 34+036
Cukanghaur
Jembatan kereta api Cikabuyutan
km 38+400
Cisondari
km 40+396
Ciwidey

Sejarah

sunting
 
Jembatan Ci Tarum di jalur Bandung–Dayeuhkolot–Ciwidey

Karena Belanda mengincar produk-produk perkebunan dari wilayah Bandung Selatan, maka dibutuhkan suatu transportasi terpadu yang lebih murah dan cepat. Dahulu, pengangkutan hasil-hasil kebun untuk dikirim ke berbagai jurusan dari wilayah ini harus menggunakan pedati dengan biaya sebesar 15 hingga 18 sen tiap ton. Kelemahan pengangkutan dengan pedati adalah, akses menuju Kota Bandung sangat sukar mengingat jaraknya relatif jauh.[2][3]

Oleh karena itu, Belanda memutuskan untuk membangun jalur kereta api dari Bandung menuju Ciwidey. Pembangunan lintas ini ditaksir menelan biaya sebesar ƒ1.776.000,00.[2] Berdasarkan pada sebuah peraturan yang diterbitkan pada 1 Juni 1918, dibangun jalur trem yang terdiri atas segmen Bandung–Kopo (Soreang) dilanjut menuju Ciwidey dan dibuatkan pula jalur cabang dari Dayeuhkolot menuju Majalaya. Dalam verslag yang dibuat oleh Staatsspoorwegen, jalurnya sendiri dibuka untuk Bandung–Kopo (Soreang) dan penghubung Kiaracondong–Karees dibuka pada tanggal 13 Februari 1921,[4]:72 sementara segmen Soreang–Ciwidey pada tanggal 17 Juni 1924.

Selain itu, Belanda pernah merencanakan pembangunan jalur lanjutan dari Ciwidey, yang berakhir di Ciletuh. Jalurnya sendiri direncanakan akan melewati rute dari Ciwidey–Leuweung Datar–Citambur–Kadupandak–Sagaranten–Cicurug II–Ciracap–Ciletuh dan akan memanjang sekitar 200 km dari Bandung. Uniknya jalur ini akan menggunakan tenaga listrik sehingga beberapa pembangkit listrik akan dibangun yang salah satunya di air terjun daerah Cigambung.[5] Tetapi rencananya sendiri tak pernah terealisasi dikarenakan direktur R.A. Eekhout selaku yang mengajukan rencana ini meninggal dunia pada tahun 1911.[6]

Jalur kereta api ini juga pernah direncanakan memiliki percabangan di Stasiun Banjaran menuju Pangalengan. Hal ini tertuang dalam peraturan yang terbit pada 18 Maret 1921, mengatur pembangunan jalur kereta api Citali–Sumedang, Banjaran–Pangalengan, Kopo–Ciwidey, dan Garut–Cikajang. Namun, dua jalur kereta api pertama dalam daftar tersebut tidak pernah dibangun.[4]:108

Aslinya, jalur kereta api ini tidak dimulai dari emplasemen Stasiun Cikudapateuh, tetapi pada petak jalan antara stasiun tersebut dengan Stasiun Kiaracondong. Di tengah petak ini terdapat Stasiun Cibangkonglor. Ada beberapa catatan menarik dari jalur ini, yaitu terdapat percabangan dari Halte Cibangkong menuju Kompi Kavaleri dan pabrik senjata Karees, sedangkan dari Stasiun Cibangkonglor terdapat jalur menuju Depot Pertamina Bandung. Sementara itu, perhitungan letak kilometer stasiun-stasiunnya bukan dari Stasiun Cikudapateuh, melainkan dari Stasiun Bandung.

Jalur kereta api dinonaktifkan pada tahun 1982 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Walaupun Direktorat Jenderal Perkeretaapian sudah membuat masterplan reaktivasi, saat ini belum ada tanda-tanda jalur ini akan digusur dan dikerjakan. Bangunan-bangunan stasiun masih ada, tetapi kondisinya ada yang terawat dan ada pula yang rusak. Asetnya dikuasai oleh PT Kereta Api Indonesia dan sebagian tanah bekas jalurnya sendiri sudah dibangun permukiman penduduk.[7]

Selama beberapa waktu jalur ini hanya aktif di beberapa titik, seperti jalur menuju Kavaleri maupun jalur menuju Depot Pertamina. Sebagian rel digunakan hingga pertengahan 2000-an untuk mengangkut tank dari Pindad menuju Kavaleri maupun sebaliknya.

Jalur terhubung

sunting

Lintas aktif

sunting

Lintas nonaktif

sunting

Daftar stasiun

sunting
Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas Bandung–Cikudapateuh–Dayeuhkolot–Ciwidey
Segmen Bandung–Soreang
Diresmikan pada tanggal 13 Februari 1921
oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung
1430 Bandung BD Jalan Kebon Kawung 43, Kebonjeruk, Andir, Bandung km 155+134 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta
km 0+000 lintas BandungCikudapateuhDayeuhkolotCiwidey/Majalaya
+709 m Beroperasi  
1432 Cikudapateuh CTH Jalan Kembang Sepatu, Samoja, Batununggal, Bandung km 157+772 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta
km 2+638 lintas BandungCikudapateuhDayeuhkolotCiwidey/Majalaya
+691 m Beroperasi  
- Cibangkonglor CBL Cibangkong, Batununggal, Bandung km 3+678 Tidak beroperasi
1716 Cibangkong CBK Jalan Gatot Subroto, Cibangkong, Batununggal, Bandung km 4+565 Tidak beroperasi
1715 Buahbatu BUB km 7+741 Tidak beroperasi
1714 Bojongsoang BSA km 9+851 Tidak beroperasi
1713 Dayeuhkolot DYK Citeureup, Dayeuhkolot, Bandung km 11+780 lintas Bandung–Cikudapateuh–Dayeuhkolot–Ciwidey/Majalaya +661 m Tidak beroperasi  
1712 Kulalet KUA km 14+139 Tidak beroperasi
1711 Pameungpeuk PMP km 16+486 Tidak beroperasi
1709 Cikupa CKA km 17+558 Tidak beroperasi
1708 Banjaran (Bandung) BJA Banjaran, Banjaran, Bandung km 20+107 Tidak beroperasi  
1707 Cangkuang CAU km 22+823 Tidak beroperasi
1706 Citaliktik CTL km 24+933 Tidak beroperasi
1705 Soreang (Bandung) SRG Pamekaran, Soreang, Bandung km 27+919 +734 m Tidak beroperasi  
Segmen Soreang–Ciwidey
Diresmikan pada tanggal 17 Juni 1924
1704 Sadu SAU km 30+497 Tidak beroperasi
1703 Cukanghaur CKH km 34+036 Tidak beroperasi
1702 Cisondari CSD Cisondari, Pasirjambu, Bandung km 38+400 Tidak beroperasi
1701 Ciwidey CWD Ciwidey, Ciwidey, Bandung km 40+396 +1106 m Tidak beroperasi  

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi:

  • Stasiun aktif: [8]
  • Stasiun nonaktif: [9][10]
  • Pengidentifikasi stasiun: [11]
  • Penomoran lintas:
  • Tanggal pembukaan jalur: [12]:106-124


Referensi

sunting
  1. ^ Katam, Sudarsono (2014). Kereta Api di Priangan Tempoe Doeloe. Pustaka Jaya. hlm. 109. ISBN 978-979-419-430-0. 
  2. ^ a b Hakim, C.L. (2018). Politik Pintu Terbuka: Undang-Undang Agraria dan Perkebunan Teh di Daerah Bandung Selatan 1870-1929. Ciamis: Vidya Mandiri. 
  3. ^ Lubis, N.H. (1998). Kehidupan kaum ménak Priangan, 1800-1942. Pusat Informasi Kebudayaan Sunda. 
  4. ^ a b Reitsma, Steven Anne (1928). Korte geschiedenis der Nederlandsch-Indische spoor- en tramwegen (dalam bahasa Belanda). Weltevreden: G. KOLFF & Co. 
  5. ^ Riyanto, Hevi (2022-09-21). "Jalur Kereta Api Bandung-Ciwidey, Menderu ke Bandung Selatan". tirto.id. Diakses tanggal 2025-01-11. 
  6. ^ "SEJARAH DAN ARSIP JALUR KA BANDUNG CIWIDEY". SEJARAH DAN ARSIP JALUR KA BANDUNG CIWIDEY. Diakses tanggal 2025-01-10. 
  7. ^ Sulistyawan, Yulis (2014-05-24). Sulistyawan, Yulis, ed. "Akhir Tragis Jalur KA Bandung- Ciwidey: Rumah Lurah Pun Dibangun di Atas Rel". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2018-10-12. 
  8. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  9. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  10. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. 
  11. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  12. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.