Jalur trem uap Malang Kotalama–Gondanglegi–Dampit

jalur kereta api di Indonesia

Jalur trem uap Malang Kotalama–Gondanglegi–Dampit adalah salah satu jalur trem uap nonaktif di Jawa Timur dengan panjang 22,2 km yang berada di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, termasuk dalam Wilayah Aset VIII Surabaya. Jalur ini merupakan jalur trem uap pertama yang dibangun oleh Malang Stoomtram Maatschappij (MS), melingkari wilayah Gunung Semeru bagian selatan.

Jalur trem uap Malang Kotalama–Gondanglegi–Dampit
Jembatan di atas Kali Lesti
Ikhtisar
SistemJalur trem uap
StatusTidak beroperasi
TerminusMalang Kotalama
Dampit
Stasiun9
Operasi
Dibangun olehMalang Stoomtram Maatschappij
Dibuka1897-1898
Ditutup1978
PemilikPT Kereta Api Indonesia (pemilik aset jalur dan stasiun)
OperatorWilayah Aset VIII Surabaya
Karakteristik lintasLintas dataran tinggi
DepoGondanglegi
Data teknis
Panjang rel37 km
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasi40 km/jam

Sejarah

sunting

Dengan melihat prospek bisnis trem uap ringan yang lebih mudah menjangkau rakyat pedesaan, MS kemudian mengincar daerah-daerah subur di wilayah Malang Raya sehingga rakyat pribumi dapat menjual dagangannya ke kota tanpa membutuhkan waktu lama.[1]

Oleh karena itulah, jalur pertama MS ini difungsikan untuk menghubungkan salah satu stasiun antarmoda MS, Stasiun Malang Kotalama, dengan wilayah timur Kabupaten Malang. Dibagi menjadi dua segmen. Untuk segmen Malang Kotalama–Bululawang sendiri dibuka pada tanggal 14 November 1897, sedangkan untuk Bululawang–Gondanglegi dibuka pada tanggal 4 Februari 1898.[2] Operasional angkutan barang di jalur ini didominasi oleh tebu dan gula dari Pabrik Gula Kebonagung dan Pabrik Gula Krebet.[3]

Dengan melanjutkan segmen Malang Kotalama–Gondanglegi, jalur diperpanjang menuju Dampit di dekat perbatasan dengan Kabupaten Lumajang dan dibagi menjadi dua segmen. Untuk segmen Gondanglegi–Talok sendiri dibuka pada tanggal 9 September 1898, sedangkan untuk Talok–Dampit dibuka pada tanggal 14 Januari 1899.[4]

Untuk menunjang operasional dibangun stasiun antarmoda dengan kereta api rel berat milik Staatsspoorwegen. Ada empat stasiun antarmoda yang dibangun oleh MS, yaitu Stasiun Malang Kotalama, Blimbing, Singosari MS, dan Kepanjen MS. Stasiun Malang Jagalan ditetapkan sebagai stasiun utama untuk MS.[3]

Jalur ini dinonaktifkan pada tahun 1978 karena semakin meningkatnya penggunaan mobil pribadi dan angkutan umum seperti mikrolet dan bus lokal. Kini semua aset di jalur ini dikuasai oleh PT Kereta Api Indonesia.

Jalur terhubung

sunting

Lintas aktif

sunting

Lintas nonaktif

sunting

Daftar stasiun

sunting
Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas 23 Malang Raya
Segmen Malang Kotalama–Bululawang
Diresmikan pada tanggal 14 November 1897
oleh Malang Stoomtram Maatschappij
Termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya
5033 Malang Kotalama MLK Jalan Kolonel Sugiyono, Ciptomulyo, Sukun, Malang km 51+370 lintas BangilBlitarKertosono
km 1+000 lintas Malang JagalanMalang KotalamaGondanglegiDampit
+429 m Beroperasi  
5315 Lowokdoro Kacuk LKK km 4+200 Tidak beroperasi
5314 Kendalpayak KDY km 7+107 Tidak beroperasi
5313 Sempalwadak SPW km 9+100 Tidak beroperasi
5312 Bululawang BLL Jalan Stasiun 9, Bululawang, Bululawang, Malang km 10+600 Tidak beroperasi  
Segmen Bululawang–Gondanglegi
Diresmikan pada tanggal 4 Februari 1898
5311 Krebet (Malang) KEE km 13+029 Tidak beroperasi  
5309 Bulupayung BLY km 15+800 Tidak beroperasi
5308 Ketawang KTW km 18+500 Tidak beroperasi
5307 Gondanglegi GDL Gondanglegi Wetan, Gondanglegi, Malang km 22+450 lintas Malang JagalanMalang KotalamaGondanglegiDampit Tidak beroperasi  
Segmen Gondanglegi–Talok
Diresmikan pada tanggal 9 September 1898
5306 Sepanjang (Malang) SPA km 25+200 Tidak beroperasi
5305 Sedayu (Malang) SEA km 28+000 Tidak beroperasi
5304 Talok TLK km 29+500 Tidak beroperasi
Segmen Talok–Dampit
Diresmikan pada tanggal 14 Januari 1899
5303 Rembun RMB km 31+500 Tidak beroperasi
5302 Pamotan (Malang) PAO km 34+000 Tidak beroperasi
5301 Dampit DPT Dampit, Dampit, Malang km 36+900 Tidak beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi:

  • Stasiun aktif: [5]
  • Stasiun nonaktif: [6][7]
  • Pengidentifikasi stasiun: [8]
  • Penomoran lintas:
  • Tanggal pembukaan jalur: [9]:106-124


Referensi

sunting
  1. ^ Widodo, D.I. (2006). Malang tempo doeloe. Malang: Bayumedia. 
  2. ^ van Dirxland, Baron van der Goes; Martens, C.L.J. (1907). Gedenkboek samengesteld ter gelegenheid van het Vijf en Twintig-Jarig Bestaan der Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij. Den Haag: Koninklijke Nederlandse-Boek en Kunsthandel van M.M. Couvee. 
  3. ^ a b "Malang - Merdeka.com | Jalur Tram yang menghubungkan wilayah Malang Raya di masa lalu". Merdeka.com. Diakses tanggal 2018-12-12. 
  4. ^ van Dirxland, Baron van der Goes; Martens, C.L.J. (1907). Gedenkboek samengesteld ter gelegenheid van het Vijf en Twintig-Jarig Bestaan der Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij. Den Haag: Koninklijke Nederlandse-Boek en Kunsthandel van M.M. Couvee. 
  5. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  6. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  7. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. 
  8. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  9. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co. 

Pranala luar

sunting