Jalur kereta api Pekalongan–Wonopringgo
Jalur kereta api Pekalongan–Wonopringgo adalah salah satu jalur kereta api nonaktif yang menghubungkan Stasiun Pekalongan dengan Stasiun Wonopringgo. Jalur ini dibuka pada tahun 1916 pada saat zaman Hindia Belanda. Pembangun dan operator jalur ini adalah sebuah salah satu perusahaan swasta Hindia Belanda, Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS). Selama beroperasi, jalur ini digunakan untuk mengangkut barang terutama gula dari Pabrik Gula Wonopringgo maupun penumpang ke berbagai tempat di Pulau Jawa. Akan tetapi, jalur ini dibongkar oleh tentara Jepang saat 3,5 tahun masa pendudukan Jepang. Kini bekas jalur ini sangat sedikit, hanya terdapat bekas jembatan dan bangunan stasiun. Sedangkan bekas rel, sinyal dan wesel sudah diangkut ke Burma atau Pekanbaru untuk keperluan perang Jepang saat Perang Dunia II.[1]
Jalur kereta api Pekalongan–Wonopringgo | |
---|---|
Ikhtisar | |
Jenis | Jalur lintas cabang |
Sistem | Jalur kereta api rel ringan |
Status | Tidak beroperasi |
Terminus | Stasiun Pekalongan Stasiun Wonopringgo |
Stasiun | 9 |
Operasi | |
Dibangun oleh | Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij |
Dibuka | 7 Februari 1916 (segmen Pekalongan–Kedungwuni) 1 Desember 1916 (segmen Kedungwuni–Wonopringgo) |
Ditutup | 1943 |
Pemilik | PT Kereta Api Indonesia |
Data teknis | |
Panjang rel | 12 km |
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) |
Kecepatan operasi | 20 s.d. 40 km/jam |
Jalur terhubung
suntingLintas aktif
suntingLintas nonaktif
sunting- Percabangan menuju Pelabuhan Pekalongan
Daftar stasiun
suntingNomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Pekalongan–Wonopringgo |
oleh Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij Termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang | ||||||
Segmen Pekalongan–Kedungwuni Panjang segmen 9 km |
Diresmikan pada tanggal 7 Februari 1916 | ||||||
2430 | Pekalongan | PK | Jalan Gajah Mada, Bendan Kergon, Pekalongan Barat, Pekalongan | km 87+944 lintas Semarang Poncol-Tegal-Cirebon km 0+000 lintas Pekalongan-Wonopringgo |
+4 m | Beroperasi | |
- | Tirto | TRO | km 1+700 | Tidak beroperasi | |||
- | Buwaran | BWR | km 4+000 | Tidak beroperasi | |||
- | Kepuh (Pekalongan) | KPH | km 4+700 | Tidak beroperasi | |||
- | Sapugarut | SPG | km 6+300 | Tidak beroperasi | |||
- | Kembangan | KBG | km 7+300 | Tidak beroperasi | |||
- | Podo | PDO | km 8+800 | Tidak beroperasi | |||
- | Kedungwuni | KDW | km 9+500 | Tidak beroperasi | |||
Segmen Kedungwuni–Wonopringgo Panjang segmen 3 km |
Diresmikan pada tanggal 1 Desember 1916 | ||||||
- | Wonopringgo | WPO | km 11+900 | Tidak beroperasi | |||
Keterangan:
Referensi:
|
Referensi
sunting- ^ Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980.
- ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023.
- ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa.
- ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
- ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.