Kelumbuk

Pohon besar berkayu lunak
Kelumbuk
Kelumbuk, Pterocymbium tinctorium
dari Hurun, Padang Cermin, Pesawaran
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
Ordo:
Famili:
Tribus:
Genus:
Spesies:
P. tinctorium
Nama binomial
Pterocymbium tinctorium
Sinonim
  • Heritiera tinctoria Blanco, 1837[2] (basionym)
  • Pterocymbium nicobaricum Didr., 1855
  • Pterocymbium macrocrater Warb., 1904
  • Pterocymbium columnare Pierre, 1889
  • Pterocymbium javanicum R.Br., 1844
  • Sterculia campanulata Wall. ex Mast., 1874
  • Clompanus javanica Kuntze, 1891

Kelumbuk, gelumbah atau tongtolok (Pterocymbium tinctorium) adalah sejenis pohon besar anggota suku Malvaceae, anaksuku Sterculioideae (sebelumnya, suku Sterculiaceae). Pohon penghasil kayu ini menyebar luas di Asia Tenggara dan Kepulauan Nusantara bagian barat.

Nama-nama daerahnya, di antaranya, gelumbah (Sum.);[3] tongtolok, beurih, hantap heulang (Sd.); tolok, winĕng, wining, wunung, munung, sriwil (Jw.); barih, binèng (Md.);[4] tolutu (Sulw.); taluto (Fil.); teluto (Sabah), dan lain-lain.[3]

Deskripsi botanis

sunting
 
Dengan batang besar
 
Menggugurkan daun semasa berbunga dan berbuah
 
Buah kotak bentuk perahu

Pohon yang menggugurkan daun, berukuran sedang hingga besar; tingginya mencapai 40(-50) m, batang bebas cabang mencapai 30 m dan gemang batangnya mencapai 90 cm.[3] Pepagan bagian luar kelabu pucat hingga agak jingga, halus, dengan tonjolan-tonjolan serupa kutil yang besar, berwarna gelap dan tersebar merata;[5] permukaan pepagan memecah halus.[3] Pepagan bagian dalam lunak, merah daging bergaris-garis putih, dengan getah kekuningan.[3][6]

Daun-daun tersusun dalam spiral di ranting, bertangkai panjang. Helaian daun bentuk jantung lebar hingga bundar telur, pangkalnya bentuk jantung hingga terpangkas, ujungnya meruncing, sisi atasnya gundul, sisi bawah berambut halus, pada pangkalnya dengan 5-7 tulang daun menjari. Perbungaan bentuk malai di ketiak daun atau terminal, sedikit menggantung. Bunga-bunga berkelamin tunggal, berbilangan-5, beraturan; kelopaknya bentuk genta, tepinya berambut, panjang taju setidaknya setengah panjang tabung kelopak, kehijauan hingga ungu atau merah, tidak rontok hingga menjadi buah; mahkota tak ada. Buah kotak 4-5 dalam satu tangkai (kelopak), berdinding tipis serupa kertas, membuka satu sisinya sebelum masak, bentuk perahu tertelungkup dengan lunas yang menonjol seperti kait; biji satu butir di pangkalnya, bulat tak bersayap.[3]

Agihan dan ekologi

sunting

Kelumbuk tersebar luas mulai dari Burma, Thailand, Indocina, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Filipina.[3]

Pohon ini terutama didapati di dataran aluvial;[6] dan juga ditemukan tumbuh di hutan-hutan yang selalu hijau, hutan gugur daun, ataupun hutan-hutan yang lebih terbuka di wilayah yang kering secara periodik, hingga ketinggian 1.000 m dpl.[3]

Kelumbuk tergolong pohon yang cepat tumbuh. Di suatu hutan tanaman kelumbuk di Filipina yang berusia 11 tahun, diperoleh tinggi rata-rata 25,4 m, batang bebas cabang rata-rata 17,6 m, dan gemang batang rata-rata 35,2 cm. Dilaporkan pula riap diameter sebesar rata-rata 2 cm pertahun dalam jangka 30 tahun.[3]

Manfaat

sunting

Kelumbuk menghasilkan kayu ringan (densitasnya antara 0,25-0,41, rata-rata 0,31 g/cm³),[7] yang berguna untuk pembuatan gagang korek api,[4] papan cor (begisting), pelampung jaring, sampan, peti-peti pengemas, kerajinan tangan, dan lain-lain. Dapat pula dikerjakan menjadi venir untuk pembuatan kayu lapis, atau diolah menjadi bubur kayu bagi pembuatan kertas. Dalam perdagangan kayu ini dikenal dengan nama amberoi.[3]

Pepagan kelumbuk digunakan untuk membantu pewarnaan warna hitam pada kain katun. Serat dari kulit kayu ini dimanfaatkan untuk membuat tambang.[3]

Varietas

sunting

Secara tentatif, tercatat tiga varietas Pterocymbium tinctorium:

  • P. t. var. tinctorium
  • P. t. var. glabrifolium (=Sterculia campanulata var. glabrifolia Kurz.)
  • P. t. var. javanicum (= Pterocymbium javanicum R.Br.)

Akan tetapi para ahli belum sepakat sepenuhnya mengenai status taksa tersebut.[3] Sebagian memandang bahwa P. javanicum berada pada tingkat spesies.[8][9] Masih diperlukan kajian lebih lanjut untuk menetapkannya.

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Merril, ED. 1905. "A review of the identifications of the species described in Blanco's Flora de Filipinas". Publications of the Bureau of Science Government Laboratories 27: 24. Manila: Bureau of Public Printing. (Apr 1905)
  2. ^ Blanco, FM. 1837. Flora de Filipinas: Segun el sistema sexual de Linneo: 653. Manila: En la imprenta de Sto. Thomas por D. Candido Lopez.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l Phengklai, C., SI. Wiselius, S. Sudo, & MSM. Sosef. 1995. "Pterocymbium R.Br." in RHMJ. Lemmens, I. Soerianegara and WC. Wong (eds.). Timber Trees: Minor commercial timber. Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) 5(2): 405-9.
  4. ^ a b Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia 3: 1353 (sebagai Sterculia campanulata Wall.) Jakarta: Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. (versi berbahasa Belanda -1917- III: 238).
  5. ^ Argent, G. et al.. t.t. Manual of the Larger and More Important Non-Dipterocarp Trees of Central Kalimantan, Indonesia. 2: 609. Samarinda:Forest Research Institute.
  6. ^ a b Kochummen, K.M. 1972. Sterculiaceae. In: T.C. Whitmore (Ed.) Tree Flora of Malaya 2: 366-7 (as Pterocymbium javanicum). Kuala Lumpur: Longman.
  7. ^ ICRAF Database of Wood Density: Pterocymbium tinctorium (Blanco) Merr.
  8. ^ The Plant List: Pterocymbium Diarsipkan 2017-09-05 di Wayback Machine.
  9. ^ Singh, B., D. Adhikari, SK. Barik, & A. Chettri. 2013. "Pterocymbium tinctorium (Merrill, 1901) (Magnoliophyta: Malvales: Sterculiaceae: Sterculioideae): New record from mainland India and extension of geographic distribution". Check List 9(3): 622–5, 2013. Diarsipkan 2015-09-23 di Wayback Machine.

Pranala luar

sunting