Mahabharat (seri televisi 2013)

serial televisi mitologi Sutikno Jombang
(Dialihkan dari Mahabharat)

Mahabharata adalah serial televisi mitologi India tahun 2013 yang berdasarkan pada kisah Epik Sansekerta Mahabharata.[3] Serial ini ditayangkan mulai 16 September 2013 hingga 16 Agustus 2014 di Star Plus.[4][5] Serial ini juga tersedia secara digital di Disney+ Hotstar. Diproduksi oleh Swastik Productions Pvt. Ltd, dibintangi oleh Saurabh Raj Jain, Pooja Sharma, Shaheer Sheikh dan Aham Sharma.[6]

Mahabharat
GenreMitologi
PembuatSiddharth Kumar Tewary
BerdasarkanMahabharata
oleh Vyasa
Ditulis olehSiddharth Kumar Tewary
Sharmin Joseph
Radhika Anand
Anand Vardhan
Mihir Bhuta
SutradaraSiddharth Anand Kumar
Amarprith G
Mukesh Kumar Singh
Kamal Monga
Loknath Pandey
Pengarah kreatifAmol Surve
PemeranSourabh Raaj Jain
Shaheer Sheikh
Pooja Sharma
Aham Sharma
Arpit Ranka
Praneet Bhat
Arav Chowdhary
NaratorSaurabh Raj Jain
Penggubah lagu temaAjay–Atul[1]
Penata musikJitesh Panchal
Lenin Nandi
Sushant Pawar
Negara asalIndia
Bahasa asliHindi
Jmlh. musim1
Jmlh. episode267[2]
Produksi
ProduserSiddharth Kumar Tewary
Rahul Kumar Tewary
PenyuntingParesh Shah
Pengaturan kameraMulti camera
Durasi22 menit
45 menit (untuk episode perkenalan)
Rumah produksiSwastik Productions
Rilis asli
JaringanStarPlus
Rilis16 September 2013 (2013-09-16) –
16 Agustus 2014 (2014-08-16)

Sinopsis

sunting

Satyawati, putri seorang nelayan jatuh cinta pada Shantanu, raja Hastinapura. Bhishma putra dari Shantanu dan Gangga, telah kembali ke Hastinapura dan akan dinobatkan sebagai pangeran mahkota. Satyawati menyetujui pernikahan mereka dengan syarat bahwa anak-anaknya lah yang akan memiliki hak atas takhta.

Bhishma mengucap sumpah untuk melajang seumur hidup demi meyakinkan Satyawati agar mau menikah dengan ayahnya yakni Shantanu. Kemudian, Shantanu memberikan Bhishma anugerah berupa kematian sesuai dengan keinginannya. Shantanu dan Satyawati menikah lalu mereka memiliki dua anak bernama Chitrangada dan Wichitrawirya.

25 Tahun Kemudian

sunting

Chitrangada meninggal dan atas saran dari Satyawati, Bhishma memenangkan tiga putri dari kerajaan Kashi yaitu Amba, Ambika dan Ambalika untuk Wichitrawirya, tetapi Amba putri yang tertua menolak untuk menikah dengan Wichitrawirya dan malah pergi mencari orang yang telah menolaknya.

Amba meminta bantuan dari gurunya Bhishma yaitu Parashurama, dan Parashurama pun bertarung melawan Bhishma tetapi Dewa Siwa menghentikan pertarungan tersebut. Amba menyalahkan Bhishma dan bersumpah bahwa dirinya akan menjadi penyebab kematian Bhishma lalu Amba pun meninggal.

Wichitrawirya meninggal tanpa memiliki anak, tetapi Begawan Byasa putra dari Satyawati yang lahir melalui kekuatan mantra diminta untuk memberikan keturunan kepada Ambika dan Ambalika dengan cara yang sama seperti pada saat dirinya dikandung. Selain para ratu, Byasa juga memberikan keturunan kepada seorang pelayan bernama Parashrami melalui kekuatan mantra. Tak lama kemudian, Ambika melahirkan Dhritarashtra yang terlahir buta, Ambalika melahirkan Pandu yang terlahir pucat dan Parashrami melahirkan Widura.

25 Tahun Kemudian

sunting

Amba terlahir kembali sebagai Srikandi untuk raja Drupada dari Panchala dan raja Drupada mengatakan bahwa Srikandi akan menjadi penyebab kematian Bhishma. Bhishma pergi ke kerajaan Gandhara untuk mengajukan lamaran pernikahan Dhritarashtra dengan putri dari raja Subala yaitu Gandhari karena anugerahnya melahirkan seratus anak laki-laki.

Setelah mengetahui bahwa calon suaminya yakni Dhritarashtra buta, Gandhari memutuskan untuk menutup matanya sendiri demi bisa merasakan penderitaan suaminya dan menikah denganya. Hal ini membuat Shakuni kakak dari Gandhari marah dan dia bersumpah akan menghancurkan Bhishma yang telah mengajukan lamaran untuk pernikahan Gandhari.

Awalnya Dhritarashtra menolak Gandhari karena keputusannya, tetapi kemudian menerima Gandhari sebagai istrinya. Dhritarashtra tidak diberi takhta karena buta, dan takhta diberikan kepada Pandu. Pandu menikah dengan Kunti putri dari kerajaan Kunti, dan juga menikah dengan Madri dari kerajaan Madra.

Pandu kemudian dikutuk oleh Rsi Kindama bahwa Pandu akan mati jika melakukan keintiman dengan wanita. Pandu yang patah hati, meninggalkan kerajaan bersama kedua istrinya yakni Kunti dan Madri. Setelah itu, Dhritarashtra secara kenyataan menjadi raja Hastinapura.

15 Bulan Kemudian

sunting

Gandhari hamil selama lebih dari satu tahun yang membuat Dhritarashta marah. Kunti menggunakan anugerah yang telah diberikan kepadanya oleh Rsi Durwasa untuk memanggil dewa pilihannya dan mendapatkan anak dari mereka. Dia melahirkan Yudhishthira dari Yama (dewa kematian dan kebenaran), Bheema dari Bayu (dewa angin), Arjuna dari Indra (raja para dewa). Dia juga menggunakan anugerahnya pada Madri, dan Madri mendapatkan anak kembar Nakula dan Sadewa dari Ashwini Kumara.

Gandhari kesal karena Dhritrashtra menjadi tidak sabar dan melahirkan segumpal daging. Akan tetapi, gumpalan daging itu dipotong menjadi 101 bagian oleh Begawan Byasa lalu potongan-potongan tersebut akhirnya berubah menjadi anak-anak yakni 100 Kurawa dan seorang anak perempuan bernama Dushyala.

15 Tahun Kemudian

sunting

Pandu menjadi terpikat oleh kecantikan Madri dan melakukan hubungan intim dengannya. Meski sudah berusaha sebaik mungkin, Madri tidak mampu mencegah suaminya melakukan tindakan tersebut. Akibat kutukan sang Rsi, Pandu pun tiada. Mengaitkan kematian suaminya dengan dirinya sendiri, Madri memutuskan mengakhiri hidupnya menyusul Pandu, dengan cara mempraktikkan sati.

Pandawa kembali ke Hastinapura bersama Kunti, setelah kematian Pandu dan Madri. Kurawa tumbuh menjadi jahat, dipimpin oleh kakak tertua mereka yakni Duryodhana yang sangat dipengaruhi oleh pamannya Shakuni, bertolak belakang dengan Pandawa yang merupakan orang-orang baik. Mereka bersekongkol untuk menentang Pandawa.

Shakuni mencoba meracuni Bheema, tetapi Bheema diselamatkan oleh kakek buyutnya Naag Raj. Bhishma mengusir Shakuni dari Hastinapura, memaksanya untuk kembali ke Gandhara. Semua pangeran dikirim untuk belajar di bawah bimbingan Guru Dronacharya dimana Dronacharya mengajari semua orang tentang peperangan termasuk mengajari putranya sendiri yaitu Ashwatthama.

12 Tahun Kemudian

sunting

Para pangeran kembali ke Hastinapura dimana mereka terlibat dalam sebuah kompetisi untuk menunjukkan keahlian mereka. Arjuna memenangkan kompetisi, tetapi Karna menantang Arjuna karena Dronacharya menyatakan Arjuna sebagai pemanah terhebat di dunia. Kunti menyadari bahwa Karna adalah putranya yang dirinya dapatkan dari Surya sang Dewa Matahari, jauh sebelum menikah.

Kemudian, Drona menyuruh mereka untuk mengalahkan Raja Drupada yang merupakan teman lama Drona tetapi berkhianat dan berperilaku buruk kepadanya setelah menjadi raja. Mereka berhasil melakukan hal tersebut. Panchala dibagi menjadi dua bagian dengan Ashwatthama sebagai raja baru di separuh bagian yang satu dan Drupada sebagai raja di separuh bagian yang lain.

Kemudian, Yudhishthira dinobatkan sebagai pangeran mahkota Hastinapura karena dia merupakan anak tertua. Sementara itu, Arjuna berteman dengan Dewa Krishna yang merupakan sepupunya (ayahnya Dewa Krishna yakni Basudewa merupakan kakaknya Kunti), sekaligus merupakan Raja Dwaraka dan membantu mempersatukan Krishna dengan Rukmini.

Para Kurawa berusaha melenyapkan para Pandawa dengan menggunakan istana yang terbuat dari lilin, tetapi para Pandawa berhasil meloloskan diri. Mereka pergi ke pengasingan sehingga semua orang percaya kalau mereka sudah mati. Dalam proses tersebut, para Pandawa bertemu raksasa bernama Hidimba. Bheema menghabisi Hidimba tetapi akhirnya menikahi adik dari Hidimba yakni Hidimbi. Pasangan tersebut dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Ghatotkacha.

Sementara itu, demi pembalasan dendam terhadap Drona, Raja Drupada mendapatkan seorang anak laki-laki bernama Dhrishtadyumna, dan seorang anak perempuan yang lahir dari api yaitu Drupadi. Drupada awalnya menolak Drupadi dan mengusirnya dari istana, tetapi kemudian menerima Drupadi atas desakan Krishna.

Arjuna yang menyamar sebagai seorang Brahmana, memenangkan Drupadi dalam sebuah sayembara yang diadakan oleh Raja Drupada. Arjuna membawa Drupadi ke ibunya yang sedang melakukan do’a dan tanpa menyadari apa yang Arjuna bicarakan, Kunti memerintahkan Arjuna untuk membagikan apa pun yang telah dia menangkan kepada saudara-saudaranya.

Para Pandawa akhirnya menikahi Drupadi, dan dengan demikian identitas mereka terbuka. Mereka kembali ke Hastinapura dan membenarkan poliandri mereka. Urutan peristiwa mengarah ke Kerajaan Kuru yang terpecah belah; Pandawa menerima kerajaan baru yaitu Khandawaprastha. Arjuna menghancurkan tempat itu dan mendapatkan busur Gandiwa yang baru. Mereka merenovasi kota dan menamai tempat itu menjadi Indraprastha.

Kemudian, Arjuna menikahi adiknya Krishna yaitu Subhadra. Para Pandawa melakukan ritual Rajasuya Yagna. Krishna menghabisi Shishupala dan Duryodhana mendapat penghinaan di ruang sidang istana. Kemakmuran Indraprastha membuat Duryodhana marah. Duryodhana yang cemburu memanggil para Pandawa untuk permainan dadu, yang mana Yudhishthira kehilangan kerajaannya, adik-adiknya dan istri mereka Drupadi.

Drupadi diseret dan dipermalukan serta dilucuti pakaiannya di ruang sidang istana di hadapan semua orang oleh Dushasana atas perintah dari kakaknya Duryodhana, namun pada akhirnya Krishna menyelamatkan kehormatan Drupadi. Bhishma, Drona dan para tetua lainnya yang hadir di istana, semuanya mengutuk Kurawa atas tindakan mereka yang tidak manusiawi. Sebagai akibat dari kekalahan tersebut, para Pandawa beserta Drupadi terpaksa menjalani pengasingan selama 12 tahun dan satu tahun penyamaran.

12 Tahun Kemudian

sunting

Para Pandawa menghabiskan 12 tahun pengasingan mereka dengan berhasil. Arjuna mendapatkan Pashupatastra dari Dewa Siwa dan Bheema bertemu dengan Hanuman yang terkesan dengan Bheema sekaligus terkesan dengan para Pandawa lainnya, serta Drupadi membuat Rsi Durwasa terkesan.

Pada tahun terakhir, Duryodhana mengirim mata-mata untuk mencari Pandawa tetapi gagal menemukan mereka. Mereka menghabiskan masa penyamaran mereka di kerajaan milik Raja Wirata. Setelah masa pengasingan, para Pandawa membuka identitas mereka dan bersatu kembali dengan anak-anak mereka yakni Upapandawa (5 putra Drupadi) dan Abhimanyu (putranya Arjuna dan Subhadra). Abhimanyu menikah dengan Uttari, putri dari Raja Wirata dan Ratu Sudeshna.

Perjanjian damai Pandawa dengan Kurawa gagal terwujud, dengan demikian menegaskan bahwa perang akan terjadi. Para Pandawa dan Kurawa sama-sama mengumpulkan pasukan masing-masing dengan cara bersekutu dengan berbagai kerajaan dan suku.

Sesaat sebelum Perang Kurukshetra dimulai, Arjuna memperoleh pengetahuan tentang Bhagawad Gita dari Krishna, yang membantunya memperjuangkan kebenaran tanpa rasa penyesalan karena dalam proses tersebut akan menghabisi bangsanya sendiri. Perang pun dimulai dan berlanjut selama 18 hari; kedua belah pihak menghadapi kehancuran massal.

Srikandi berhasil dalam menghabisi Bhishma lalu Arjuna melukai Bhishma dan menempatkan Bhishma di alas tidur anak panah, Dhrishtadyumna menghabisi Drona, Arjuna menghabisi Karna, Bheema menghabisi saudara-saudara Duryodhana termasuk Dushasana, dan membalas penghinaan Drupadi. Di hari terakhir, Sadewa menghabisi Shakuni dan perang secara resmi berakhir setelah Duryodhana, satu-satunya Kurawa yang tersisa, dihabisi oleh Bheema.

Begitu melihat kematian Duryodhana, Ashwatthama marah dan menyerbu perkemahan Pandawa di malam hari, dalam proses tersebut menewaskan banyak prajurit termasuk menewaskan Srikandi dan Dhrishtadyumna. Ashwatthama juga menghabisi para Upapandawa (secara keliru mengira mereka adalah Pandawa) ketika mereka sedang tidur.

Dia juga mencoba melenyapkan Uttari yang telah menjadi janda beserta bayinya Uttari yang masih berada dalam kandungan, tetapi keduanya dihidupkan kembali oleh Krishna dan anak tersebut diberi nama 'Parikeshit'. Krishna juga mengutuk Ashwatthama untuk tetap berada dalam rasa sakit yang parah dan keabadian selama sisa hidupnya karena tindakan keji yang telah dilakukannya.

Para Pandawa menemui Bhishma yang berada di alas tidur anak panah untuk terakhir kalinya dan meminta berkatnya. Mereka kembali ke Hastinapura, dimana Dhritarashtra berupaya melenyapkan Bheema tetapi tidak berhasil. Dhritarashtra menyesal dan memaafkan Pandawa.

Gandhari mengutuk Krishna karena membiarkan perang terjadi sebab dia kehilangan semua putra dan cucunya, supaya Krishna mengalami nasib yang sama. Dia mengutuk bahwa Krishna beserta klan Yadawa-nya akan dihancurkan. Yudhishthira akhirnya dinobatkan oleh Krishna sebagai raja Hastinapura.

Pemeran

sunting
  • Sourabh Raaj Jain sebagai Krishna / Wisnu: Putra Dewaki dan Basudewa; anak angkat Yasoda dan Nanda; saudara tiri Balram dan Subadra; keponakan Kunti; suami ilahi Radha; suami Rukmini; sepupu Karna dan Pandawa; Teman Drupadi. Dia adalah inkarnasi Dewa Wisnu, yang datang ke bumi untuk melindungi dharma.
  • Shaheer Sheikh sebagai Arjuna: Pangeran Pandawa Ketiga; Pemanah terbaik; anak Pandu dan Kunti; putra rohani Indra; adik laki-laki Karna, Yudistira, Bima; Kakak Nakula dan Sadewa; Suami Drupadi, Ulupi, Citranggada dan Subadra; Ayah Srutakarma, Irawan, Babruwahana dan Abimanyu; Guru dan ayah mertua Uttarā; Kakek Parikesit.
  • Pooja Sharma sebagai Drupadi: Putri Pancala; putri Raja Drupada yang terlahir dari api; Adik perempuan Srikandi dan Drestadyumna; istri Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa; ibu Pratiwindya, Sutasoma, Srutakarma, Satanika dan Srutasena. Kemudian permaisuri Indraprastha dan Hastinapura.
  • Aham Sharma sebagai Karna: Raja Angga; Pemanah terbaik; Putra Rohani Surya; anak Kunti; kakak laki-laki Pandawa; Anak angkat Adhiratha dan Radha; teman Duryodana.
  • Arpit Ranka sebagai Duryodana: Korawa Sulung; Putra pertama Raja Drestarastra dan Ratu Gandari; keponakan Sangkuni; Petarung gada; Teman Karna dan Aswatama; suami Banowati. Putra mahkota Hastinapura yang sombong dan pemarah, dia sering dimanipulasi oleh paman dari pihak ibu Sangkuni.
  • Praneet Bhat sebagai Sangkuni: Putra Raja Subala dan Ratu Sudarma; Kakak laki-laki Gandari; suami Arasi; ayah Uluka, Vrikasura dan Patatatri. Pada awalnya, dia adalah seorang pangeran tetapi kemudian menjadi Raja Gandhara.
  • Arav Chowdhary sebagai Bisma: putra Raja Santanu dan Dewi Gangga serta Kakek Pandawa dan Korawa; Prajurit Hebat. Dia telah bersumpah untuk membujang dan diberi anugerah oleh ayahnya untuk menentukan waktu kematiannya.
  • Thakur Anoop Singh sebagai Drestarastra: Raja Hastinapura yang Buta. Ia lahir dari Niyoga Byasa dan Ambika; Kakak laki-laki Pandu dan Widura; Suami Gandari, ayah Korawa, dan Dursala, paman dari pihak ayah Pandawa. Dia sangat merasa tidak aman dan sangat memihak kepada putra-putranya yang sering kali menghalangi dia untuk membuat keputusan yang bijaksana.
  • Riya Deepsi sebagai Gandari: putri Raja Subala dan Ratu Sudarma; Putri Gandhara, yang kemudian menjadi Ratu Hastinapura; Adik perempuan Sangkuni; istri Drestarastra; ibu Korawa dan Dursala. Setelah mengetahui bahwa calon suaminya terlahir buta, dia memutuskan untuk menutup matanya untuk ikut merasakan kepedihan suaminya.
  • Shafaq Naaz sebagai Kunti: Janda Ratu Hastinapura dan putri Kerajaan Kunti (menikah sebelumnya); Istri pertama Raja Pandu. Ibu Karna, Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa; putri Surasena; putri angkat Kuntibhoja; saudara perempuan Basudewa; bibi dari pihak ayah Baladewa, Krishna, dan Subadra. Dia memiliki kekuatan untuk memiliki anak dengan memohon kepada Tuhan.
  • Rohit Bhardwaj sebagai Yudistira: Pangeran Pandawa Pertama; Raja yang jujur. Dia memerintah Indraprastha dan kemudian Hastinapura; Putra Pandu dan Kunti; putra rohani Yama; adik laki-laki Karna; Kakak laki-laki Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa; Suami Drupadi, ayah Pratiwindya.
  • Saurav Gurjar sebagai Bima: Pangeran Pandawa Kedua; seorang pejuang gada yang hebat; anak Pandu dan Kunti; putra rohani Bayu; Adik Karna dan Yudistira; kakak laki-laki Arjuna, Nakula dan Sadewa; Suami Hidimbi dan Drupadi; Ayah Gatotkaca dan Sutasoma.
  • Nissar Khan sebagai Drona: Putra Sage Bharadwaja, guru kerajaan pangeran Kuru, suami Krepi, ayah Aswatama. Dibunuh oleh Drishtadhyumna pada Hari ke 15 perang Kurukshetra.
  • Ankit Mohan sebagai Aswatama: Putra Drona dan Krepi; Sahabat Duryodana, Pejuang Agung di pihak Korawa, Dikutuk dengan keabadian oleh Shri Krishna.
  • Vin Rana sebagai Nakula: Pangeran Pandawa Keempat; anak Kunti; Putra rohani Ashwini Kumar Nastya; anak angkat Pandu dan Madri; Kakak kembar Sadewa; adik Karna, Yudistira, Bima dan Arjuna; Suami Drupadi; ayah Satanika.
  • Lavanya Bhardwaj sebagai Sadewa: Pangeran Pandawa Kelima; anak Kunti; anak angkat Pandu dan Madri; Putra rohani Ashwini Kumar Darsa; Adik kembar Nakula; adik Karna, Yudistira, Bima dan Arjuna; Suami Drupadi, ayah Srutasena.
  • Nirbhay Wadhwa sebagai Dursasana: Korawa Kedua, putra kedua Raja Drestarastra dan Ratu Gandari; adik laki-laki Duryodhana; kakak laki-laki 98 Korawa dan Dursala, Dibunuh oleh Bima pada hari ke-16.

Pendukung

sunting
Pemeran Peran
Saurabh Raj Jain Krishna / Basudewa / Madawa / Gowinda
Dewa Wisnu
Rohit Bhardwaj Yudhistira
Saurav Gurjar Bima / Wrekodara
Shaheer Sheikh Arjuna / Parta
Vin Rana Nakula
Lavanya Bhardwaj Sadewa
Pooja Sharma Drupadi / Pancali
Arav Chowdhary Bisma / Dewabrata
Aham Sharma Karna / Raja Angga
Arpit Ranka Duryudana
Nirbhay Wadhwa Dursasana
Praneet Bhatt Sangkuni / Raja Gandhara
Ankit Mohan Aswatama
Nissar Khan Mahaguru Drona
Anoop Singh Thakur Dretarastra
Riya Deepsi Gandari
Arun Singh Rana Pandu
Shafaq Naaz Kunti
Suhani Dhanki Madri
Naveen Jingar Widura
Hemant Choudhary Resi Kripa
Vibha Anand Subadra / Yogmaya
Paras Arora Abimanyu
Sandeep Arora Wikarna
Sabar Kashyap Yuyutsu
Garima Jain Dursala / Dursilawati
Anju Jadhav Sugada / Sukhda
Ajay Mishra Sanjaya
Sudesh Berry Drupada
Shikha Singh Srikandi
Karan Suchak Drestadyumna
Aadil Thakkar Wirata
Mallika Nayak Sudesna
Pravisht Mishra Utara
Richa Mukherjee Utari
Rumi Khan Kichak
Vaishnavi Dhanraj Hidimbi
Ketan Karande Gatotkaca
Niel Satpuda Pratiwindya
Aman Sharma Sutasoma
Jay Saumik Joshi Satanika
Akshay Batchu Srutasena
Yash Shah Srutakarma
Kaushik Chakravorty Salya / Raja Madra
Ali Hassan Taksaka
Jayadrata
Tarun Khanna Baladewa
Sameer Dharmadhikari Maharaja Santanu
Vivana Singh Dewi Gangga
Sayantani Ghosh Satyawati / Durgandini
Aryamann Seth Wicitrawirya
Aparna Dixit Ambika
Mansi Sharma Ambalika
Ratan Rajput Amba
Atul Mishra Begawan Byasa
Mohit Raina Dewa Siwa
Nikhil Arya Dewa Indra
Kunal Bhatia Dewa Agni
Rohit Shetty Yudhistira (kecil)
Miraj Joshi Bima (kecil)
Soumya Singh Arjuna (kecil)
Devish Ahuja Nakula (kecil)
Rudraksh Jaiswal Sadewa (kecil)
Gananay Shukla Karna (kecil)
Vidyut Xavier Karna (remaja)
Alam Khan Duryudana (kecil)
Raj Shah Dursasana (kecil)
Yagya Saxena Aswatama (remaja)
Ashnoor Kaur Dursala (kecil)
Kunwar Vikram Soni Krishna (remaja)
Vedant Sawant Baladewa (remaja)
Aayush Shah Ekalawya
Preeti Puri Dewaki
Ketki Kadam Radha
Vandana Singh Yasoda
Akhilendra Mishra Raja Kamsa
Gurpreet Singh Rukmi
Pallavi Subhash Rukmini
Joy Mathur Sisupala
Raj Premi Raksasa Kalyawan
Nazea Hasan Sayed Wrusali, istri Karna
Gurbani Thappar Malini
Monali Thakur Dewi Laksmi
Tinu Verma Jarasanda
Rio Kapadia Subala
Shweta Gautam Sudarma
Jayantika Sengupta Arshi, istri Sangkuni
Jagesh Mukati Dewa Ganesha
Puneet Issar Begawan Parasurama

Versi sulih suara

sunting

Tayangan ini telah disulihsuarakan dalam bahasa lainnya di India termasuk Bahasa Bengali, sebagai Mahabharat, Bahasa Malayalam sebagai Mahabharatham, Bahasa Telugu sebagai Mahabharatham (Maa TV), Bahasa Tamil sebagai Mahabharatham dan Bahasa Marathi sebagai Mahabharat.[11] Versi Bengali tayangan ini disiarkan di saluran Star Jalsha, versi Malayalam disiarkan saluran Asianet, versi Tamil disiarkan saluran Star Vijay dan versi Marathi disiarkan saluran Star Pravah.

Produksi dan promosi

sunting

Star menghabiskan 100 crore (US$14 juta) di proyek serial ini dan menghabiskan juga 20 crore (US$2,8 juta) untuk pemasarannya, menjadikan serial ini sebagai serial TV termahal di India.[12]

Tim produser terdiri dari penulis naskah Bollywood Salim Khan, penulis dan ahli mitologi Devdutt Pattanaik, perancang kostum Bhanu Athaiya, musisi Ajay-Atul dan Ismail Darbar, sutradara laga Ram Shetty dan desainer lokasi Omang Kumar, Kasting serial ini dilakukan oleh Sahil Ansari, Mahesh Chandra Bhatt dan Arun Mitra.

Prestasi

sunting

Dengan menulis kepada Rediff, Nishi Tiwari mengatakan bahwa serial ini mendapatkan rincian kosakata, musik latar, dan latar cerita yang tepat jika dibandingkan dengan serial versi 2008 yang dibuat Ekta Kapoor, namun aktor-aktornya tidak bisa dibandingkan dengan serial versi BR Chopra yang mengudara pada dekade 1980-an. Tiwari menuliskan bahwa: "Jika serial ini menjaga kualitas penulisannya dan aktor yang bisa memerankan karakter kunci, kita mungkin memiliki sebuah pemenang lain di antara kita."[13] DNA menghargai kostum, pemandangan latar cerita, suling Krishna, dan sistem efek khusus CGI, namun ia mengatakan bahwa kisah ceritanya terlalu cepat.[14]

Serial ini telah ditonton sekitar 8,4 juta pemirsa di episode pertamanya pada 6 September 2013.[15] Serial ini telah menjadi serial fiksi yang tayang di luar akhir pekan dengan penilaian tertinggi dalam tiga tahun terakhir di televisi India.[16]

Pada tanggal 1 Desember 2013, serial ini ada di urutan ke-7 serial fiksi dengan jumlah pemirsa 6,8 juta.[17] Pekan berikutnya serial TV ini ada di urutan ke-6 dengan pemirsa 7,1 juta.[18]

Penayangan di Indonesia

sunting

Di Indonesia penayangan Mahabharat di antv menggunakan judul yang diindonesiakan, yakni menjadi Mahabharata. Selama penayangannya, Mahabharata menjadi tayangan yang sangat populer selama tahun 2014.[19] Pada tahun 2017, serial ini ditayangkan kembali di MNCTV. Pada tahun 2024, serial ditayangkan kembali di ANTV.

Kontroversi

sunting

Kritik KPI

sunting

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melayangkan surat peringatan kepada pihak antv atas tayangan serial Mahabharata. KPI, dalam suratnya, meminta kepada pihak antv Untuk melakukan evaluasi internal atas tayangan tersebut serta melakukan perubahan terhadap muatan kekerasan yang dinilai tidak sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) atau memindahkan program ke jam tayang dewasa yaitu di atas pukul 22.00 WIB. Jika permintaan ini tidak dipatuhi, dapat dipastikan berakibat pada pelarangan tayang sepenuhnya, yang artinya serial Mahabharata terpaksa dilarang tayang sama sekali.

Dalam surat Nomor 2582/K/KPI/11/14, tertanggal 6 November 2014, KPI menilai tayangan serial Mahabharata yang ditayangkan antv pada 1 November 2014 pukul 20.25 WIB melakukan sejumlah pelanggaran, antara lain: tidak memperhatikan ketentuan tentang pelindungan anak-anak dan remaja; tidak memperhatikan ketentuan tentang penggolongan program siaran; serta larangan adegan kekerasan yang telah diatur dalam P3SPS ini. Secara lebih rinci disebutkan, bahwa program tersebut secara eksplisit menayangkan adegan perkelahian antara dua orang serta saling tendang dan memukul dengan menggunakan pedang, gada, dan panah hingga mengeluarkan darah. KPI menilai tayangan tersebut dapat menimbulkan kengerian dan ketidaknyamanan pada masyarakat.[20]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Ajay-Atul roped in for Mahabharat". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 June 2022. Diakses tanggal 23 September 2020. 
  2. ^ "Mahabharat Episodes". www.hotstar.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2023. Diakses tanggal 17 November 2018. 
  3. ^ "Parmavatar Shri Krishna to premiere soon; 5 mythological shows that redefined the genre and left us asking for more". India Today. 5 June 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 July 2017. Diakses tanggal 7 April 2018. 
  4. ^ TNN 1 (15 September 2013). "Mahabharat launced for the youth of the nation!". The Times of India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 September 2013. Diakses tanggal 20 October 2013. 
  5. ^ "Mahabharat to end with one-hour special". The Times of India. 12 August 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 November 2021. Diakses tanggal 26 April 2020. 
  6. ^ Chatterjee, Swasti (16 September 2013). "The Tewary brothers on their magnum opus Mahabharat". The Times of India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 June 2023. Diakses tanggal 27 June 2023. 
  7. ^ "Veebha as Subhadra in Mahabharat". The Times of India. 4 September 2013. 
  8. ^ "Pallavi to play Krishna's Rukmini". The Times of India. 27 October 2013. 
  9. ^ "'Mahadev' in 'Mahabharat'!". Daily News and Analysis. 21 September 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 November 2020. Diakses tanggal 26 April 2020. 
  10. ^ "Aayush Shah: The best part of 'Mahabharat' is that it stays relevant across eras and is timeless". The Times of India. 3 April 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 April 2020. Diakses tanggal 26 April 2020. 
  11. ^ Star India to air Mahabharat, Mahadev in Marathi | Rapid TV News
  12. ^ Ajita Shashidhar. "Broadcasters betting big money on the small screen with Rs.100 crore shows". India Today. Diakses tanggal 12 September 2013. 
  13. ^ Nishi Tiwari. "Review: Mahabharat, so far so good". Rediff. Diakses tanggal 17 September 2013. 
  14. ^ Chaya Unnikrishnan. "Show review: 'Mahabharat'". DNA. Diakses tanggal 28 September 2013. 
  15. ^ Debashish Mukerji. "Riding high on 'Mahabharat' ratings, Star Plus tops the chart". India Today. Diakses tanggal 27 September 2013. 
  16. ^ Priyanka Srivastava. "Major networks in epic ratings battle sebagai mythological shows like Mahabarat take on reality TV for nation's viewers". Dailymail.co.uk. Diakses tanggal 26 September 2013. 
  17. ^ "Rise in the ratings of TV shows this week - Times Of India". Articles.timesofindia.indiatimes.com. 2013-12-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-08. Diakses tanggal 2014-01-25. 
  18. ^ "Reality shows see a drop in ratings this week - Times Of India". Articles.timesofindia.indiatimes.com. 2013-12-08. Diakses tanggal 2014-01-25. [pranala nonaktif permanen]
  19. ^ "Ini Dia Rating Acara TV Paling Populer dan Diminati Pekan Ini". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-13. Diakses tanggal 2014-12-12. 
  20. ^ KPI ancam hentikan penayangan serial Mahabharata di antv

Pranala luar

sunting