Pekan Suci

hari raya keagamaan Kristen
(Dialihkan dari Pekan suci)

Pekan Suci atau Minggu Suci (juga disebut Minggu Sengsara; bahasa Latin: Hebdomada Sancta, atau juga disebut Hebdomas Maior (Pekan/Minggu Besar); bahasa Yunani: Μεγάλη Εβδομάδα, /Megali Evdomada/ (Pekan/Minggu Besar); bahasa Inggris: Holy Week) dalam agama Kristen adalah satu pekan sejak Minggu Palma hingga Sabtu Suci/Sabtu Sepi/Sabtu Sunyi, yang kemudian diikuti dengan hari Paskah yang selalu jatuh pada hari Minggu.[1] Istilah "Pekan Suci" lebih umum digunakan daripada "Minggu Suci", karena ada kerancuan antara "minggu" sebagai pekan dan "minggu" sebagai hari (sedangkan yang dimaksud di sini adalah "pekan", bukan hari Minggu).

Pekan Suci
Masuknya Tuhan Yesus Kristus ke Yerusalem pada Minggu Palma menjadi penanda permulaan Pekan Suci yang merupakan pekan terakhir masa Prapaskah, yakni antara Minggu Palma dan waktu senja di hari Kamis Putih. Di Kekristenan Timur, Minggu Palma dengan Sabtu Lazarus merupakan dua hari transisi dari masa Puasa Agung menuju Pekan Suci.
JenisKekristenan
KegiatanMinggu Palma, Senin Suci, Selasa Suci, Rabu Suci, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci dan Minggu Paskah
TanggalPekan terakhir masa Prapaskah
Tahun 2023
  • 2 April – 8 April (Barat)
  • 9 April – 15 April (Timur)
Tahun 2024
  • 24 Maret – 30 Maret (Barat)
  • 28 April – 4 Mei (Timur)
Tahun 2025
  • 13 April – 19 April (Barat)
  • 13 April – 19 April (Timur)
Tahun 2026
  • 29 Maret – 4 April (Barat)
  • 5 April – 11 April (Timur)
Frekuensitahunan
Terkait denganMasa Paskah
Tahun Liturgi
Gereja Ritus Barat
Gereja Ritus Timur

Sejarah

sunting

Pekan Suci dalam tahun Kristen adalah masa satu minggu tepat sebelum hari Paskah. Rujukan tertua terhadap kebiasaan untuk menandai minggu ini secara keseluruhan dengan perayaan-perayaan khusus ditemukan dalam Konstitusi Rasuli (ayat 18, 19), yang berasal dari paruhan yang belakangan dari abad ke-3 M. Dalam teks ini orang-orang Kristen diperintahkan untuk berpantang anggur dan daging selama hari-hari ini, sementara pada hari Jumat dan Sabtunya mereka berpuasa penuh. Dionisius Alexandrinus dalam surat kanoniknya (260 M), merujuk kepada keenam hari puasa itu dan menyiratkan bahwa pada masanya itu masyarakat telah terbiasa untuk melaksanakannya.

Ada yang menyatakan bahwa perintah untuk berpantang melakukan kegiatan dalam masyarakat selama tujuh hari tepat sebelum Minggu Paskah dan juga tujuh hari sesudahnya berasal dari dari Konstantin. Namun, Codex Theodosianus, jelas memerintahkan bahwa semua tindakan yang berkaitan dengan hukum harus dihentikan dan pintu-pintu gedung pengadilan ditutup selama 15 hari itu (1. ii. tit. viii.). Tentang hari-hari tertentu dari "minggu yang besar" itu, yang pertama menjadi sangat menonjol sudah tentu adalah hari Jumat Agung. Berikutnya adalah Sabbatum Magnum (Sabtu Sunyi atau Malam Paskah) yang dirayakan oleh umat yang tidak tidur semalaman. Di kalangan gereja perdana hari ini dihubungkan dengan pengharapan akan advent yang kedua Yesus Kristus yang diyakini akan terjadi pada suatu Minggu Paskah.[2]

Ada pula teks-teks lain yang merujuk kepada tradisi-tradisi Gereja Perdana; yang paling penting adalah Ziarah Etheria (juga dikenal sebagai Ziarah Egeria) yang memberikan uraian terinci tentang perayaan lengkap Pekan Suci di kalangan gereja perdana.

Pekan Suci dalam Gereja Ritus Timur

sunting

Ritus Bizantium

sunting

Di kalangan Gereja Ortodoks Timur dan Gereja-gereja Katolik Yunani, empat puluh hari masa Puasa Agung berakhir pada hari Jumat sebelum hari Minggu Palma. Dua hari setelah Jumat tersebut, yaitu Sabtu Lazarus dan Minggu Palma itu sendiri merupakan transisi dari masa 40 hari Puasa Agung ke Pekan Suci dan tidak masuk di antara dua hal tersebut.

Senin Suci hingga Rabu Suci

sunting

Pada Pekan Suci, ibadat-ibadat Orthros (Matin) untuk setiap hari diadakan pada malam sebelumnya. Jadi, ibadat Matin hari Senin diselenggarakan pada malam hari Minggu Palma, dan seterusnya. Ibadat-ibadat Minggu malam hingga Selasa malam sering kali disebut ibadat Matin Mempelai Pria, karena tema mereka tentang Kristus sebagai Sang Pengantin Pria. Menjelang akhir ibadat Pengantin Pria pada Selasa malam, Nyanyian Kassiani diyanyikan. Nyanyian ini, (yang ditulis pada abad ke-9 oleh Kassiani sang biarawati) mengisahkan tentang perempuan yang membasuh kaki Kristus di rumah Simon si orang Farisi. (Lukas 7:36-50) Banyak dari nyanyian ini ditulis dari perspektif perempuan yang berdosa.

Ya Tuhan, sang wanita yang telah jatuh ke dalam berbagai dosa merasakan Keilahian-Mu, Ia yang Engkau angkat menjadi pemberi minyak urapan mempersembahkan rempah-rempah bagi penguburan-Mu meratap dan menangis. "Celakalah aku, karena cinta akan perzinahan dan dosa telah membawaku pada malam gelap tanpa cahaya; Terimalah curahan air mataku, Ya Engkau yang menarik lautan oleh awan gemawan. Condongkanlah Diri-Mu pada hatiku Ya Engkau yang telah menundukkan langit dengan perendahan diri-Mu yang tak terkira, Aku akan mencium kaki-Mu yang tiada noda dan aku akan membilasnya dengan rambutku. Aku akan mencium kaki-Mu yang jejaknya menggetarkan telinga Hawa di surga sehingga menyembunyikan diri karena takut. Siapa yang mau memeriksa banyaknya dosaku dan kedalaman penghakiman-Mu? Karenanya, Ya Juru Selamatku dan Pembebas jiwaku, janganlah berpaling dari hamba-Mu, Ya sang pemilik belas kasih."

Komposisi musik Bizantium mengungkapkan puisi yang sangat kuat sehingga membuat banyak orang berdoa sambil meneteskan air mata. Nyanyian ini dapat berlangsung hingga 25 menit dan secara liturgis dan musik merupakan titik puncak dari keseluruhan tahun. Di banyak tempat di Yunani, ibadat Matin Pengantin Pria pada Selasa Agung populer di kalangan para pekerjaan seks dan mereka yang terlibat dalam pelacuran, yang pada hari-hari lain mungkin tidak muncul di gereja. Mereka datang dalam jumlah yang besar untuk mendengarkan Nyanyian Kassiani, karena nyanyian ini secara tradisional juga dihubungkan dengan perempuan yang telah melakukan banyak dosa.

Di banyak gereja, khususnya di Gereja Ortodoks Yunani, ibadat Perminyakan diselenggarakan pada hari Rabu malam. Pada Rabu malam pada pekan suci, Liturgi Prasidikara dilaksanakan dan menjadi simbol tema baru dalam rangkaian pekan suci.

Kamis Putih

sunting

Liturgi Suci Perjamuan Terakhir diselenggarakan pada pagi hari Kamis Putih yang digabungkan dengan Vesper serta Liturgi St. Basil. Terdapat sebuah kebiasaan pada beberapa gereja yakni meletakkan kain linen putih di atas altar gereja yang mengingatkan dan merenungkan kejadian perjamuan terakhir. Setelah pelaksanaan liturgi, biasanya seorang imam atau hegoumenos akan melaksanakan Pembasuhan kaki terhadap dua belas orang pendeta (oleh para imam) atau dua belas orang anggota biara (oleh hegoumenos).

Jumat Agung

sunting

Ibadat Matin hari Jumat Agung, bersama dengan Dua Belas Pembacaan Injil, diselenggarakan pada malam hari Kamis Putih; Ibadat Vesper (doa malam) pada Jumat Agung (Vesper Pencabutan Paku Yesus) disselenggarakan pada pagi atau sore hari pada Jumat Agung. Patung Kristus diturunkan dari Salib, dan sebuah ikon dengan bordiran yang sangat indah pada sehelai kain yang disebut "epitafios" yang mewakili Kristus diletakkan di dalam sebuah "makam" yang dihiasi dengan bunga-bunga.

Sabtu Suci

sunting

Ibadat Matin Sabtu Sunyi diselenggarakan pada malam hari Jumat Agung; makam ditaburi dengan kelopak-kelopak mawar dan air mawar, dan kemudian dibawa pada sebuah prosesi dengan cahaya lilin, sementara serangkaian nyanyian yang disebut "Ratapan" dinyanyikan. Liturgi Suci diselenggarakan pada Sabtu pagi. Ini adalah ibadat "Proti Anastasi" (Kebangkitan Pertama), dengan perubahan dari kain-kain yang berwarna gelap dengan kain-kain yang berwarna terang.

Sabtu tengah malam, ibadat dimulai dalam suasana gelap. Sebatang lilin dinyalakan oleh imam, dari sebuah cahaya pada altar yang tidak pernah dipadamkan. Cahaya ini menyebar dari orang ke orang hingga semua orang memegang sebatang lilin yang menyala. Dilanjutkan dengan Liturgi Suci. Setelah itu biasanya diadakan resepsi atau pesta, yang kadang-kadang berlangsung hingga fajar. Orang-orang Slavia membawa keranjang-keranjang Paskah yang berisi telur, daging, mentega dan keju – makanan yang sepanjang masa Pra-Paskah tidak dihindari oleh umat – untuk diberkati.

Minggu Paskah

sunting

Ibadat Vesper Agape biasanya diselenggarakan pada Hari Paskah. Pada ibadat ini biasanya Injil dibacakan dalam sebanyak mungkin Bahasa. Ibadat ini sering kali digabungkan dengan pencarian telur Paskah dan kegiatan-kegiatan lain untuk anak-anak.

Pekan Suci di Gereja Ritus Barat

sunting

Menurut dokumen Perayaan Paskah dan Persiapannya pada Artikel 27, Pekan Suci dimulai pada Minggu Palma, diikuti pada hari-hari Senin hingga Kamis (pagi).[3] Namun demikian, terdapat juga definisi dalam dokumen yang sama pada Artikel 42, Pekan Suci mencakup juga Tri Hari Suci.

Minggu Palma (Minggu Sengsara)

sunting
  • Awal dari Pekan Suci.
  • Peringatan tentang masuknya Mesias ke Yerusalem.
  • Misa mencakup pembacaan kisah penderitaan – kisah penangkapan Yesus, penderitaan dan kematiannya.
  • Gereja merayakan masuknya Kristus ke Yerusalem untuk menggenapi misteri paskahnya, ketika menurut Kitab-kitab Injil Yesus dengan rendah hati mengendarai seekor keledai masuk ke Yerusalem. Hal ini mengingatkan akan prosesi kemenangan Daud dan rakyat meletakkan daun-daun palma di tanah di hadapannya.
  • Pada hari ini, sebuah prosesi dengan daun-daun palma (atau ranting-ranting pohon berdaun lainnya, misalnya daun zaitun) berlangsung di banyak paroki dan ranting-ranting ini diberkati oleh imam.

Kamis Putih (Kamis Suci)

sunting
  • Hari ini memperingati Perjamuan Terakhir Kristus dan ke-12 muridnya dan pelembagaan Ekaristi.
  • Pada bagian Gloria, semua lonceng gereja dibunyikan.Kemudian lonceng-lonceng itu tidak akan berbunyi lagi hingga Malam Paskah ("lonceng-lonceng telah terbang ke Roma").
  • Pada Kamis Putih, pemimpin perayaan sering kali merayakan ritus pencucian kaki; di sini kaki umat (pada umumnya, kaki dari 12 laki-laki) dibasuh.
  • Pada Kamis Putih di siang harinya, uskup merayakan Misa Krisma; di sini mereka memberkati minyak untuk Penguatan, Perminyakan orang sakit dan para Katekumen. (Namun Misa Krisma dapat dialihkan ke hari-hari lain pada Pekan Suci.)
  • Hosti yang tidak dibagikan dalam komuni pada Kamis Putih disimpan dan dibagikan pada hari Jumat Agung, ketika Misa tidak dirayakan.
  • Setelah Misa, Sakramen Suci dibawa dalam prosesi ke "altar penyimpanan". Kemudian segala perhiasan disingkirkan dari semua altar, kecuali dari satu altar.

Jumat Agung

sunting
  • Gereja berduka karena kematian Kristus, menghormati Salib, dan mengagumi kehidupan-Nya atas ketaatan-Nya sampai mati.
  • Misa tidak dirayakan, Ekaristi tidak dikonsekrasikan. Komuni berlangsung dengan hosti yang tersisa dari Kamis Putih.
  • Ruangan Gereja dikosongkan dari berbagai benda perhiasan, termasuk kain penutup altar dan lilin-lilin, sebagai tanda penghormatan.
  • Bejana air suci dikosongkan.
  • Pada hari ini, jalan Salib sering kali didoakan di dalam atau di luar gedung Gereja.
  • Perayaan Liturgi Penderitaan Tuhan dilakukan di sore hari.
  • Imam mengenakan jubah merah (atau, menurut kebiasaan sebelumnya, hitam). Bila seorang Uskup memimpin ibadat, ia mengenakan sebuah mitra simplex.
  • Liturgi:

Liturgi terdiri atas tiga bagian dalam Ritus Roma: Liturgi Sabda, Penghormatan kepada Salib dan Komuni Suci.

Selebran menghormat di depan altar (tanpa lagu pembukaan dan dilanjutkan dengan doa pembuka).
Pembacaan dari Yesaya 53 (tentang Hamba yang Menderita) dan Surat Ibrani.
Kisah Penderitaan dari Injil Yohanes dinyanyikan, sering kali dengan peran-peran yang dibagi-bagi.
Syafaat Umum atau Doa Umat Meriah: Ada 10 doa permohonan yang diucapkan oleh Gereja yaitu umat berdoa untuk Gereja, Sri Paus, orang-orang Yahudi, orang-orang bukan Kristen, orang-orang yang tidak percaya dan lain-lainnya.
Penghormatan kepada Salib: Sebuah crucifix dengan khidmat disingkapkan di hadapan umat. Umat menghormatinya dengan berlutut. Pada bagian ini, dinyanyikanlah "Reproaches".
Komuni: Komuni dari hari sebelumnya dibagikan kepada umat.
Ritus Penutup: Imam menutup perayaan ini dengan mengulurkan kedua tangannya ke atas jemaat, tetapi berkat penutup bukan dengan tanda salib besar. Lalu dilanjutkan dengan perarakan keluar dalam keheningan, tanpa iringan lagu penutup atau membiarkan tetap dalam suasana “merenung dan berdoa”, berjaga-jaga lagi hingga Malam Paskah.
  • Kalaupun digunakan dalam Liturgi, musik tidak digunakan untuk membuka dan mengakhiri Liturgi; juga tidak ada prosesi penutup yang resmi.
  • Di beberapa negara, sebuah monstrance dengan Sakramen Suci ditempatkan di sebuah Makam Suci dan ditutupi dengan veil. Beberapa orang memberikan penghormatan dan rasa kagumnya terhadap monstrance ini dan berjaga di "makam Kristus".

Sabtu Sunyi

sunting

(Juga dikenal sebagai Sabtu Hitam.)

  • Hari ini dirayakan dalam keadaan sunyi dan dengan doa yang memperingati Kristus yang telah wafat dan berada di dalam kubur. Misa tidak diselenggarakan. Untuk berjaga-jaga apabila ada kematian, hosti Ekaristi yang tersisa dari Liturgi-liturgi dalam dua hari sebelumnya digunakan sebagai viaticum.
  • Tabernakel dibiarkan kosong dan terbuka. Lampu atau lilin biasanya diletakkan di sebelah Tabernakel yang melambangkan Kehadiran Kristus dipadamkan, dan Hosti disimpan di tempat lain, biasanya di sakristi, dengan lampu atau lilin yang menyala di depannya.

Malam Paskah

sunting
  • Berlangsung pada malam hari, pada malam menjelang Paskah atau pagi-pagi sekali pada Minggu Paskah.
  • Kitab Injil mengingatkan kita untuk bersiap-siap dengan pelita kita, berjaga-jaga seperti orang-orang yang menantikan kedatangan kembali Tuhan sehingga bila Ia datang Ia akan menemukan kita terjaga dan akan mempersilakan kita duduk di meja-Nya.
  • Ibadat sepanjang malam diatur dalam empat bagian:
    • Sebuah ibadat terang yang singkat;
    • Liturgi sabda;
    • Liturgi baptisan;
    • Liturgi Ekaristi.
  • Imam mengenakan jubah putih.
  • Bagian I: Ibadat terang:
    • Semua cahaya di gereja dipadamkan.
    • Api disiapkan di luar gedung Gereja
    • Salah seorang pelayan membawa Lilin Paskah.
    • Imam menyambut umat kemudian memberkati api.
    • Setelah doa, lilin Paskah dinyalakan dari api yang baru.
  • Prosesi:
    • Imam mengangkat lilin dan menyanyi: “Kristus adalah terang kita” atau “Kristus Cahaya Dunia” dan umat menjawab: “Syukur kepada Allah”.
    • Semua orang masuk ke dalam Gereja dan imam mengangkat lilin untuk kedua kalinya dan menyanyi: “Kristus adalah terang kita” dan umat menjawab: “Syukur kepada Allah”.
    • Ketika imam tiba di altar ia mengangkat lilin untuk ketiga kalinya dan menyanyi: “Kristus adalah terang kita” dan umat menjawab: “Syukur kepada Allah”.
    • Kemudian semua lampu di dalam Gereja dinyalakan.
  • Proklamasi Paskah (Exsultet)
  • Bagian II: Liturgi sabda
    • Sembilan pembacaan, tujuh dari Perjanjian Lama dan dua dari Perjanjian Baru. (Surat-surat dan Injil)
    • Setelah Proklamasi Paskah, lilin-lilin dimenyanyikirkan dan semua orang duduk. Sebelum pembacaan dimulai, imam berbicara tentang Paskah.
    • Pembacaan diambil dari:
  1. Kitab Kejadian 1:1–2:2 Penciptaan
  2. Kitab Kejadian 22:1–18 Kurban Abraham
  3. Kitab Keluaran 14:15–15:1 Bangsa Israel keluar dari perbudakan di tanah Mesir.
  4. Kitab Yesaya 54:5–14 Allah berbicara kepada bangsa Israel yang menderita dan tertindas
  5. Kitab Yesaya 55:1–11 Perjanjian Allah dengan Israel. (Janji Allah yang indah)
  6. Kitab Barukh 3:9-15,32-4:4 Hikmat Allah
  7. Kitab Yehezkiel 36:16–28 Janji-janji Allah kepada Yehezkiel. (semua digenapi dalam Yesus Kristus)
  8. Surat-surat: Surat Paulus kepada jemaat Kristen di Roma 6:3-11 (Bacaan Epistola)
    Pembacaan tentang kematian dan kebangkitan Kristus
    Haleluya
    Injil
  9. Tahun A: Injil menurut karangan Matius 28:1-10 (Kaum perempuan menemukan dan menyaksikan kubur yang kosong) / Tahun B: Injil menurut karangan Markus 16:1-8 (Kaum perempuan ketakutan karena kubur yang kosong dan pesan malaikat tentang kebangkitan) / Tahun C: Injil menurut karangan Lukas 24:1-12 (Kaum perempuan melihat kubur yang kosong dan diberitahukan oleh malaikat-malaikat tentang Kebangkitan)
  • Bagian III: Liturgi Baptisan
    • Sebuah bejana berisi air ditempatkan di ruang ibadat
    • Para calon Baptisan (katekumen) – bila ada – diperkenalkan.
  • Litani
    • Litani dinyanyikan. Prosesi dimulai: Pertama-tama Lilin Paskah, diikuti oleh para kandidat kemudian oleh imam dan pelayan-pelayan yang lainnya.
  • Pemberkatan Air
    • Imam memberkati air baptisan dan berdoa. Lilin kemudian dibawa keluar dari air dan umat menyanyikan pujian. Kemudian upacara baptisan berlangsung (bila katekumen hadir, mereka dibaptiskan).
  • Pembaruan Janji Baptisan
    • Setelah upacara baptisan, semua yang hadir memperbarui pengakuan iman baptisan mereka.
    • Imam memercikkan umat dengan air sementara umat bernyanyi.
    • Pengakuan iman dihapuskan dan dilanjutkan dengan Liturgi Ekarisi
  • Bagian IV: Liturgi Ekaristi

Minggu Paskah

sunting
  • Perayaan Kebangkitan
  • Pesta terbesar Gereja

Pekan Suci di Spanyol

sunting

Spanyol adalah negara yang paling terkenal di dunia untuk tradisi-tradisi Pekan Sucinya. Di Sevilla dan Malaga terdapat perayaan-perayaan yang paling meriah, sementara perayaan-perayaan di Castille-Leon lebih bersifat khusyuk dan teduh.

Sevilla, Spanyol

sunting

Seville dapat dikatakan memiliki prosesi-prosesi Pekan Suci yang paling meriah di seluruh dunia. Sebuah tradisi yang berasal dari Abad Pertengahan yang telah meluas ke kota-kota lain di Andalusia, "Semana Santa en Sevilla" paling terkenal karena menampilkan prosesi "pasos", yakni patung-patung kayu seukuran manusia sebenarnya dari masing-masing adegan yang terjadi antara penangkapan Yesus hingga pemakamannya, atau patung Bunda Maria yang memperlihatkan dukanya karena putranya disiksa dan dibunuh. Pasos ini dipikul di atas bahu para costaleros (arti harafiah "manusia karung", biasanya orang-orang yang bertubuh seperti binaragawan yang biasa memikul beban yang sangat berat), dan yang beratnya dapat mencapai hingga lima ton. Secara historis perusahaan-perusahaan ekspedisi dari pelabuhan-pelabuhan disewa untuk memikul pasos itu. Dalam dasawarsa-dasawarsa yang belakangan, tugas ini pada umumnya telah diambil alih oleh para anggota perhimpunan-perhimpunan persaudaraan yang menyelenggarakan masing-masing prosesi. Pasos ini dibuat dan dipelihara oleh hermandades dan cofradías, yakni perhimpunan-perhimpunan keagamaan atau perhimpunan-perhimpunan Gereja, yang terdapat di daerah-daerah tertentu dari kota ini, yang berbaris di depan paso sambil mengenakan kostum militer Romawi atau jubah-jubah mereka yang bertobat. Para anggota yang mengenakan pakaian-pakaian pertobatan ini dengan topi-topi kerucut atau "capuchones", yang dimaksudkan untuk menyembunyikan wajah si pemakainya. Jubah-jubah ini banyak dikenakan pada abad pertengahan bagi para petobat, yang dapat memperlihatkan penyesalan mereka sambil menyembunyikan identitas mereka. (Jubah-jubah ini ini dengan sengaja dikenakan sebagai dasar untuk seragam tradisional para anggota Ku Klux Klan di Amerika Serikat, yang ironisnya adalah organisasi yang sangat anti Katolik.) Para "Nazarenos" ini memikul lilin-lilin prosesi atau salib-salib kayu yang dibuat secara kasar, berjalan di jalan-jalan kota dengan kaki telanjang. Ada pula yang mengenakan borgol dan rantai di kaki mereka sebagai tanda pertobatan. Sebuah band brass dapat menyertai kelompok ini, yang memainkan lagu-lagu pemakaman gerejawi atau "marchas" yang dikarang khusus untuk peristiwa ini. Beberapa prosesi berlangsung dengan suasana sunyi tanpa dampingan musik sama sekali. Sementara masing-masing prosesi meninggalkan gereja asalnya, yang disebut salida, ada lagu-lagu khusus yang dibawakan oleh khalayak. Demikian pula ketika kembali ke gereja asalnya, yang disebut entrada, lagu-lagu yang sama juga dibawakan. Lagu-lagu ini dan lagu-lagu yang dibawakan secara spontan sepanjang rute barisan disebut secara generik saetas. Selama minggu itu berlangsung total 52 prosesi, yang dibagi secara merata dari Pekan Suci hingga pagi Jumat Agung. Pada Kamis Putih terdapat dua rangkaian prosesi. Satu kelompok berlangsung pada pagi hari menjelang tengah hari, sore dan malam. Yang kedua dimulai menjelang tengah malam dan berlanjut hingga awal sore pada Jumat Agung. Prosesi yang paling terkenal berlangsung pada hari Kamis hingga Jumat, sambil melewati tengah malam, termasuk Jesus del Gran Poder, Esperanza - Macarena, dan Esperanza - Remedios.

Málaga, Spanyol

sunting

Prosesi-prosesi Pekan Suci menandai perayaan-perayaan keagamaan utama di Spanyol tetapi tak satupun yang sama dengan prosesi Málaga. Pekan Suci di Malaga terkenal di seluruh Spanyol. Prosesi-prosesinya dimulai pada Minggu Palma dan berlanjut hingga Minggu Paskah dengan Kamis Putih dan Jumat Agung yang paling dramatis dan khusyuk. Patung-patung dari suasana Penderitaan Yesus yang ditempatkan pada "tronos" (kereta atau takhta prosesi) yang besar dan dihias dengan cedrmat, yang beratnya lebih dari 5 ton dipikul oleh lebih dari 250 anggota merupakan bagian dari prosesi yang melalui jalan-jalan dengan para petobat yang mengenakan jubah-jubah ungu yang panjang, sering kali dengan topi-topi yang runcing, diikuti oleh kaum perempuan yang membawa lilin-lilin berwarna hitam. Tambur dan terompet memainkan lagu-lagu yang syahdu, kadang-kadang seseorang secara spontan menyanyikan saeta yang sedih yang dipersembahkan kepada kereta atau takhta itu yang berjalan perlahan di jalan-jalan kota.

León, Spanyol

sunting

Prosesi-prosesi Pekan Suci di León juga sangat populer, dengan lebih dari 15.000 papones (orang-orang yang menyatakan pertobatannya) di jalan-jalan. Prosesi ini dimulai pada "Viernes de Dolores" (hari Jumat pada minggu sebelum Pekan Suci) hingga Minggu Paskah. Prosesi yang paling khusyuk dan terkenal adalah "Procesion de los Pasos" yang juga dikenal sebagai "Procesion del Encuentro"(Prosesi Perjumpaan). Dalam prosesi maraton ini, yang berlangsung selama 9 jam, sekitar 4.000 orang yang bertobat memikul 13 "pasos" sekeliling kota. Saat-saat yang paling khusyuk adalah El Encuentro (Perjumpaan); di sini pasos itu mewakili Santo Yohanes dan La Dolorosa sambil bertatapan dan "bailados" (orang-orang yang bertobat menggerakkan paso seolah-olah St. Yohanes sedang menari dengan La Dolorosa).

Yang juga terkenal adalah prosesi sekuler, yang disebut Entierro de San Genarín (Pemakaman Santo Genarín). Pada 1929 pada malam Kamis Putih, seorang lelaki miskin pemabuk yang bernama Genaro Blanco ditabrak oleh truk sampah pertama di León. Prosesi ini terdiri dari sebuah barisan di seluruh kota dengan Orujo (minuman keras) di barisan terdepan prosesi hingga ke depan tembok-tembok kota tempat lelaki itu ditabrak dan kemudian keju, sebuah botol Orujo dan dua jeruk ditinggalkan di tempat itu.

Kota-kota lainnya yang terkenal dengan Pekan Sucinya di Spanyol

sunting

Semua kota di bawah ini, termasuk yang disebutkan di atas, telah dinaytakan sebagai tempat pariwisata internasional.

Pekan Suci di Filipina

sunting

Di negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik Roma ini, Pekan Suci, yang dikenal sebagai Semana Santa, diperlakukan sebagai salah satu festival keagamaan terpenting dari sepanjang tahun. Pada saat misa di Minggu Palma, umat Katolik membawa "palaspas" atau daun-daun palma untuk diberkati oleh imam. Banyak orang Filipina yang membawa pulang palaspas itu setelah misa dan menempatkannya di atas pintu depan atau jendela, karena mereka percaya bahwa hal itu dapat mengusir roh-roh jahat. Senin Suci menandai awal Pabasa (arti harafiah, membaca) atau Pasyon, nyanyian maraton yang membawakan kisah kehidupan Yesus, penderitaan dan kematiannya, yang berlanjut siang dan malam, hingga dua hari lamanya. Sebuah tradisi Kamis Suci yang popular adalah Bisita Iglesia (Kunjungan ke Gereja), yang dilakukan dengan mengunjungi sebuah atau beberapa Gereja di mana umat berdoa Jalan Salib. Misa terakhir sebelum Paskah, yang juga merayakan hari Kamis Suci, biasanya juga mencakup pemeragaan Pencucian Kaki dari para Rasul; Misa ini diikuti dengan prosesi Sakramen Suci sebelum sakramen itu dibawa ke Altar Penyimpanan. Jumat Agung, sebuah hari raya nasional di Filipina, dirayakan dengan prosesi di jalan-jalan, Jalan Salib, peringatan Tujuh kata terakhir Yesus (Siete Palabras) dan sebuah drama penderitaan Yesus yang disebut Sinakulo. Di beberapa komunitas (yang paling terkenal di provinsi Pampanga), prosesi ini mencakup umat yang melakukan penyiksaan diri dan bahkan menyalibkan diri mereka sendiri pada salib sebagai ungkapan pertobatan atau sebagai penggenapan panata (kaul yang tercapai dalam pengucapan syukur atau sebagai balasan atas permohonan atau doa yang dikabulkan). Setelah pukul tiga sore pada hari Jumat Agung (saat Yesus menurut tradisi diyakini telah meninggal), orang banyak dilarang membuat keramaian, mandi dianjurkan dan umat dianjurkan untuk bersikap khusyuk dalam sikap doa sepanjang Sabtu Hitam. Pagi Paskah ditandai dengan perayaan penuh suka cita, yang pertama adalah Salubong pada fajar, di mana patung-patung Yesus dan Maria yang besar dibawa dalam sebuah prosesi untuk saling bertemu, sambil membayangkan reuni pertama antara Yesus dengan ibundanya Maria setelah Kebangkitan Yesus. Hal ini diikuti oleh Misa Paskah yang penuh dengan suka cita. Sepanjang minggu, acara-acara televisi yang serius disiarkan di semua saluran, khususnya film-film dengan tema keagamaan. Pada Triduum Paskah, biasanya hari raya umum, beberapa stasiun televisi bahkan menghentikan siaran sama sekali hingga Sabtu Hitam. Selain itu, toko-toko dan perusahaan-perusahaan juga menutup kegiatan hingga hari itu dalam kaitan dengan peringatan peristiwa yang khusyuk ini.

Kota-kota Pekan Suci lainnya di Filipina

sunting

Negara-negara lain di seluruh dunia

sunting

Kota-kota yang terkenal karena prosesi Pekan Sucinya termasuk:


Tanggal-tanggal Pekan Suci

sunting
  • 1980: 30 Maret-5 April
  • 1981: 12-18 April
  • 1982: 4-10 April
  • 1983: 27 Maret-2 April
  • 1984: 15-21 April
  • 1985: 31 Maret-6 April
  • 1986: 23-29 Maret
  • 1987: 12-18 April
  • 1988: 27 Maret-2 April
  • 1989: 19-25 Maret
  • 1990: 8-14 April
  • 1991: 24-30 Maret
  • 1992: 12-18 April
  • 1993: 4-10 April
  • 1994: 27 Maret-2 April
  • 1995: 9-15 April
  • 1996: 31 Maret-6 April
  • 1997: 23-29 Maret
  • 1998: 5-11 April
  • 1999: 28 Maret-3 April
  • 2000: 16-22 April
  • 2001: 8-14 April
  • 2002: 24-30 Maret
  • 2003: 13-19 April
  • 2004: 4-10 April
  • 2005: 20-26 Maret
  • 2006: 9-15 April
  • 2007: 1-7 April
  • 2008: 16-22 Maret
  • 2009: 5-11 April
  • 2010: 28 Maret-3 April
  • 2011: 17-23 April
  • 2012: 1-7 April
  • 2013: 24-30 Maret
  • 2014: 13-19 April
  • 2015: 29 Maret-4 April
  • 2016: 20-26 Maret
  • 2017: 9-15 April
  • 2018: 25-31 Maret
  • 2019: 14-20 April
  • 2020: 5-11 April
  • 2021: 28 Maret-3 April
  • 2022: 10-16 April

Referensi

sunting
  1. ^ Sungging, Emanuel (3 April 2007). "Sistem Kalender dan Penentuan Tanggal Minggu Paskah Secara Astronomi". Diakses tanggal 25 Maret 2024. 
  2. ^ Encyclopedia Britannica, entri "Holy Week."
  3. ^ Admin (29 Agustus 2017). "Seri Dokumen Gerejawi No. 71: Perayaan Paskah dan Persiapannya - Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI". Diakses tanggal 25 Maret 2024. 

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting