Syrian Air
Syrian Arab Airlines (bahasa Arab: مؤسسة الطيران العربية السورية) beroperasi sebagai Syrianair (bahasa Arab: السورية) adalah maskapai penerbangan nasional Suriah. Maskapai ini melayani penerbangan ke 40 tujuan internasional di Asia, Afrika Utara, dan Eropa. Maskapai ini berbasis di Bandar Udara Internasional Damaskus, Suriah. Maskapai ini mengoperasikan armada Boeing dan Soviet yang telah menua dengan tambahan Airbus A320 yang kurang dirawat dengan baik. Maskapai ini mebdapatkan penilaian 2 bintang dari Skytrax untuk kualitas pelayanan.
Berkas:Syrian Arab Airline Logo.png | |||||||
| |||||||
Didirikan | 1946 | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Penghubung | |||||||
Program penumpang setia | Syrian Air Frequent Flyer | ||||||
Armada | 16 (10 pesanan) | ||||||
Tujuan | 49 | ||||||
Kantor pusat | Damaskus, Suriah | ||||||
Tokoh utama | Ghaida Abdullatif, Vice Chairman - Director General & CEO | ||||||
Situs web | www.syriaair.com |
Sejarah
suntingMaskapai ini berdiri pada tahun 1946 (dengan nama Syrian Airways) dengan 2 pesawat dan terbang perdana setahun kemudian antara Damaskus, Aleppo, Deir ez-Zour dan Al-Qamishli . Namun, karena kesulitan keuangan, maskapai ini berhenti beroperasi dan kembali beroperasi tahun 1951 dengan pendanaan dari pemerintah. Rute-rute yang diterbangi pun bertambah, mencakup Beirut, Baghdad, Jerusalem, Kairo, Kuwait, dan Doha, dengan tambahan penerbangan Haji. Pada tahun 1950-an ini, armadanya telah mencakup Douglas DC-3, Douglas DC-4, dan Douglas DC-6
Tahun 1961, maskapai ini digantikan oleh Syrian Arab Airlines, yang dimiliki pemerintah Suriah.[1] Maskapai baru ini mengambil alih rute-rute yang dimiliki Syrian Airways. Tahun 1960-an, maskapai ini mulai terbang ke Eropa, melayani rute Roma, Munich, London, dan Paris, Maskapai ini memasuki era jet tahun 1965 dengan pesawat Sud Aviation Caravelle. Tahun 1976, maskapai ini membeli Boeing 727 dan Boeing 747SP.
Tahun 1970 dan 1980-an ini juga, maskapai ini mulai membeli pesawat buatan Uni Soviet karena kedekatan politik Suriah dengan Uni Soviet, ditambah dengan dukungan Syria terhadap Revolusi Islam Iran, isu Palestina dan Lebanon, yang membuat hubungan Suriah dan dunia Barat (terutama Amerika Serikat), memanas. Armada Soviet mencakup Antonov An-26, Ilyushin Il-76, Yakovlev Yak-40, Tupolev Tu-134, dan Tupolev Tu-154, yang didatangkan tahun 1980-an. Pesawat Soviet dioperasikan bersama dengan pesawat barat yang tersisa, yaitu 3 Boeing 727, 2 Boeing 747SP, dan 2 Super Caravelle
Maskapai ini mulai mengalami masa sulit ketika Amerika Serikat memberikan sanksi ekonomi dan politik kepada Suriah (sebagai akibat dukungannya terhadap isu-isu regional di atas dan tuduhan mendukung terorisme), terutama dalam merawat armadanya serta pembelian pesawat baru. Situasi diperparah dengan runtuhnya Uni Soviet pada awal tahun 1990-an. Kemudian, hubungan Suriah dengan Barat sedikit membaik dengan dukungan Suriah terhadap koalisi Amerika Serikat dalam Perang Teluk. Pada tahun 1995, maskapai ini mengumumkan laba sebesar 71 juta dolar AS. Pada dekade ini pula, maskapai ini mulai mengurangi operasi armada pesawat Tupolevnya, dan kemudian memensiunkan mereka (kecuali pesawat Tu-134 registrasi YK-AKE, yang tetap dipertahankan untuk penerbangan domestik dan VIP)Setahun sebelumnya, Kuwait memberikan 3 Boeing 727 kepada maskapai ini, menggantikan Caravelle. Tahun 1998, maskapai ini kembali dapat membeli pesawat baru, yakni 7 Airbus A320. Maskapai ini juga memperkenalkan corak baru pada saat itu, pertama kali pada armada Airbus A320nya.
Tahun 2005, maskapai ini mengusulkan ide maskapai regional bernama Phoenician Express yang merupakan proyek joint-venture (kerjasama) dengan maskapai Lebanon Middle East Airlines.[2] Namun, proyek ini dibatalkan.[3] Tahun 2004, meskipun situasi regional sedang sulit, ditambah sanksi AS, maskapai ini membawa 1,07 juta penumpang. Tahun 2005, Syrianair membawa 1,4 juta penumpang dan maskapai ini berencana memperbarui armada dengan membeli 3 Airbus A330 and 4 Airbus A321 untuk menggantikan Boeing 727 and 747 yang sedah menua. Rencana ini terhalang oleh pengetatan sanksi AS terhadap Suriah, dan maskapai ini mempertimbangkan membeli pesawat Rusia sebagai penggantinya.
Tahun 2008, maskapai ini menyimpan Boeing 747SPnya. Maskapai ini sepenuhnya dimiliki pemerintah Suriah dan mempekerjakan 5,235 karyawan.
Armada
suntingTerhitung bulan Mei 2011.[4]
- 7 Airbus A320-200
- 2 ATR 72-500 (1 pesanan)
- 2 Boeing 747SP
- 1 Yak-40K (penerbangan domestik, dioperasikan atas nama Angkatan Udara Suriah)[5]
- 1 TU-134B (penerbangan domestik)[5]
- 1 Dassault Falcon 900 (VIP)
- 1 Dassault Falcon 20 (VIP)
- 1 Eurocopter AS365 Dauphin (helikopter)
- Ilyushin Il-76 (kargo, jumlahnya tidak diketahui)
- 6 Tupolev Tu-204 (pesanan)
- 3 Ilyushin Il-96-400 (pesanan)
Untuk penerbangan Haji, maskapai ini menyewa pesawat tambahan.
Perjanjian Codesharing
suntingReferensi
sunting- ^ "Syrian Air – About Us". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-04-18. Diakses tanggal 2011-01-03.
- ^ "Directory: World Airlines". Flight International. 2007-04-10. hlm. 63.
- ^ Phoenician Express at airlineupdate.com[pranala nonaktif permanen]
- ^ http://www.airfleets.net/flottecie/Syrian%20Arab%20Airlines.htm
- ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-02. Diakses tanggal 2011-01-03.