Kota Semarang

ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia

Kota Semarang (Hanacaraka: ꦏꦸꦛ​ꦱꦼꦩꦫꦁ, Jawa: Kutha Semarang) adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia sekaligus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia sesudah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung.[4][5] Sebagai salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa, Kota Semarang mempunyai jumlah penduduk yang hampir mencapai 2 juta jiwa dan siang hari bisa mencapai 2,5 juta jiwa. Kawasan mega-urban Semarang yang tergabung dalam wilayah metropolitan Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kota Semarang dan Purwodadi, Kabupaten Grobogan) berpenduduk mencapai 7,3 juta jiwa, sekaligus sebagai wilayah metropolitan terpadat keempat, setelah Jabodetabek (Jakarta), Gerbangkertosusilo (Surabaya), dan Bandung Raya. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan Semarang yang signifikan ditandai pula dengan munculnya beberapa gedung pencakar langit yang tersebar di penjuru kota. Perkembangan regional ini menunjukan peran strategis Kota Semarang terhadap roda perekonomian nasional.

Kota Semarang
ꦏꦸꦛ​ꦱꦼꦩꦫꦁ
Kutha Semarang
Venetië van Java
Kota Lumpia
Daerah tingkat II
Dari atas searah jarum jam: Skyline Kota Semarang, Lawang Sewu, Masjid Agung Jawa Tengah, Klenteng Sam Po Kong, Simpang Lima Semarang, Tugu Muda.
Dari atas searah jarum jam: Skyline Kota Semarang, Lawang Sewu, Masjid Agung Jawa Tengah, Klenteng Sam Po Kong, Simpang Lima Semarang, Tugu Muda.
Lambang resmi Kota Semarang
Julukan: 
Venetië van Java
Motto: 
Semarang Kota ATLAS
(Aman, Tertib, Lancar, Asri, dan Sehat)
Peta
Peta
Kota Semarang di Jawa
Kota Semarang
Kota Semarang
Lokasi Kota Semarang di Pulau Jawa
Koordinat: 6°58′0″S 110°25′0″E / 6.96667°S 110.41667°E / -6.96667; 110.41667
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Tanggal berdiri2 Mei 1547; 477 tahun lalu (1547-05-02)
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 16
  • Kelurahan: 177
Pemerintahan
 • BupatiHendrar Prihadi, S.E, M.M.
Luas
 • Total392 km2 (151 sq mi)
Populasi
 (2018)[2]
 • Total1.815.729
 • Kepadatan4.253/km2 (11,020/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 82.16%
Kristen Protestan 8.68%
Katolik 7.34%
Hindu 1.64%
Buddha 0.10%
Konghucu 0.08%[3]
 • BahasaJawa, Indonesia
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3374 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 24
Kode Kemendagri33.74 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023SMG
DAURp1.054.002.569.000.-
Flora resmiAsam jawa
Fauna resmiKuntul perak
Situs webwww.semarangkota.go.id


Transformasi logo pariwisata Semarang

Kota Semarang dipimpin oleh wali kota Hendrar Prihadi, S.E, M.M dan wakil wali kota Ir. Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu. Kota ini terletak sekitar 558 km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya, atau 621 km sebalah barat daya Banjarmasin (via udara).[6] Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Demak di sebelah timur, Kabupaten Semarang di sebelah selatan, dan Kabupaten Kendal disebelah barat. Kota Semarang memiliki luas wilayah administratif sebesar 373,70 km persegi, sekaligus merupakan administrasi kotamadya terluas di Pulau Jawa.

Secara etimologis, nama "Semarang" berasal dari kata "sem", yang berarti "asam/pohon asam", dan kata "arang", yang berarti "jarang", yang digabungkan menjadi "asam yang jarang - jarang". Penamaan "Semarang" ini bermula ketika Ki Ageng Pandanaran I datang ke sebuah pulau bernama Pulau Tirang (dekat pelabuhan Bergota) dan melihat pohon asam yang jarang - jarang tumbuh berdekatan. Penamaan Kota Semarang ini sempat berubah saat jaman kolonialisme Hindia - Belanda menjadi "Samarang". Kota Semarang merupakan satu dari tiga pusat pelabuhan (Jakarta dan Surabaya) penting bagi Hindia -Belanda sebagai pemasok hasil bumi dari wilayah pedalaman Jawa.

Seperti kota - kota besar lainya, seperti Jakarta dan Surabaya. Kota Semarang mengenal sistem pembagian wilayah kota yang terdiri atas : Semarang Tengah/Semarang Pusat, Semarang Timur, Semarang Selatan, Semarang Barat, dan Semarang Utara. Pembagian wilayah kota ini bermula dari pembagian wilayah sub-residen oleh Pemerintah Hindia Belanda yang setingkat dengan kecamatan. Namun saat ini, pembagian wilayah kota ini berbeda dengan pembagian administratif wilayah kecamatan. Meskipun pembagian kota ini jarang dipergunakan dalam lingkungan Pemerintahan Kota Semarang, namun pembagian kota ini digunakan untuk mempermudah dalam menerangkan suatu lokasi menurut letaknya terhadap pusat kota Semarang. Pembagian kota ini juga digunakan oleh beberapa instansi di lingkungan Kota Semarang untuk mempermudah jangkauan pelayanan, seperti PLN dan PDAM.

Geografi

Kota Semarang adalah salah satu kota penting yang terletak di pesisir utara Jawa dan sebagai hub utama penghubung Jakarta - Surabaya dan kota - kota di pedalaman selatan Jawa (Surakarta dan Yogyakarta). Kota Semarang memiliki ketinggian dari 2 meter bawah permukaan laut hingga 340 meter diatas permukaan laut dengan kemiringan lereng 0% - 45%. Kota Semarang merupakan kota yang memiliki kondisi topografi yang unik berupa wilayah dataran rendah yang sempit dan wilayah perbukitan yang memanjang dari sisi barat hingga sisi timur Kota Semarang. Wilayah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit.

Wilayah dataran rendah pada wilayah barat Kota Semarang hanya memiliki lebar 4 kilometer dari garis pantai, sedangkan pada wilayah timur Kota Semarang wilayah dataran rendah semakin melebar hingga 11 kilometer dari garis pantai. Wilayah dataran rendah ini merupakan dataran banjir dari sungai - sungai besar yang mengalir di Kota Semarang, seperti Kali Garang (Banjir Kanal Barat), Kali Pengkol, dan Kali Bringin. Wilayah dataran rendah ini membentang di sisi utara Kota Semarang dan hampir mencakup 40% total wilayah Kota Semarang. Wilayah dataran rendah ini dikenal sebagai kota bawah (Semarang Ngisor), sekaligus sebagai pusat aktivitas perekonomian kota. Dengan kondisi demikian, wilayah kota bawah seringkali dilanda banjir tahunan dan puncaknya ketika musim penghujan. Sejumlah wilayah khususnya Semarang Utara, banjir ini kadang juga disebabkan luapan air pasang laut ( banjir rob). Wilayah perbukitan di Kota Semarang ini membentang di sisi selatan. Perbukitan ini merupakan bagian dari rangkaian formasi pegunungan utara Jawa yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur. Wilayah perbukitan di Kota Semarang dikenal sebagai kota atas (Semarang Dhuwur). Wilayah perbukitan ini juga merupakan kawasan hulu dari sungai - sungai besar yang mengalir di Kota Semarang. Wilayah kota atas juga bagian dari bentang kaki gunung api Ungaran, yang terletak pada sisi selatan Kota Semarang.

Kota bawah ini meliputi Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Tengah, Semarang Selatan, Semarang Timur, Gayamsari, Pedurungan, Genuk, dan Semarang Utara. Kota bawah ini merupakan kawasan pusat kota dan jantung perekonomian Semarang. Kota bawah juga berperan sebagai downtown, antara lain untuk pusat hiburan, perdagangan, pelayanan publik, dan pemerintahan. Kondisi topografi kota bawah yang mendukung, mendorong pertumbuhan ekonomi sangat cepat dan timbul perluasan wilayah perkotaan. Kota atas ini meliputi Kecamatan Gajahmungkur, Candisari, Banyumanik, Tembalang, Gunung Pati, Ngaliyan dan Mijen. Kini, wilayah kota atas merupakan pusat pertumbuhan baru di Kota Semarang. Salah satu sektor wilayah yang memiliki pertumbuhan yang spesifik terhadap differensiasi pusat aktivitas dan aglomerasi penduduk adalah sektor Banyumanik - Tembalang. Sarana prasara yang mendukung, sangat mendorong pertumbuhan dan minat investasi pada wilayah tersebut. Pertumbuhan pada wilayah ini ditandai dengan berkembangnya permukiman, munculnya pusat perekenomian baru, dan eksistensi gedung pencakar langit. Salah satu alasan wilayah ini berkembang juga merupakan hasil kebijakan Pemerintah Kota Semarang memindahkan UNDIP dari Pleburan ke Tembalang, sebagai upaya pemerataan penduduk di Kota Semarang. Strategi ini juga dilakukan pada pemindahan kampus UNNES dari Kelud Raya ke Gunung Pati.

Kota Semarang dialiri oleh beberapa sungai/kali, meliputi Sungai Garang (Kanal Barat), Sungai Semarang, Sungai Kanal Timur, Sungai Sringin, Sungai Plumbon, Sungai Karanganyar, Sungai Bringin, Sungai Cilandak, dan Sungai Siangker. Beberapa sungai ini difungsikan sebagai sistem drainase untuk pengendali banjir di Kota Semarang, meliputi Sungai Garang, Sungai Semarang, Sungai Kanal Timur, Sungai Plumbon, dan Sungai Bringin. Sistem hidro-drainase di Kota Semarang sudah mengenali sistem kanalisasi seperti kota - kota di Belanda. Sistem kanalisasi ini dilatarbelakangi oleh Pemerintah Hindia Belanda yang melakukan kanalisasi di Sungai Semarang dengan menyudet Sungai Semarang dengan Sungai Garang, untuk keperluan drainase banjir kota dan jalur lalu lintas kapal dagang. Sungai Semarang ini merupakan sungai yang mengalir ke wilayah pusat kota. Sungai Semarang mengalir dari kaki Bukit Bergota sisi barat - selatan Lawang Sewu - Jalur inspeksi Batan Miroto - Pecinan - Kota Lama - Muara Baru. Tahun 1885, Kanalisasi telah rampung dibangung oleh Pemerintah Hindia Belanda pada Sungai Garang (sisi barat kota). Sungai Garang ini merupakan Banjir Kanal Barat yang letaknya tepat di tengah wilayah Kota Semarang dan membagi Kota Semarang menjadi dua sisi, yaitu sisi barat dan sisi timur. Tahun 1895, Kanalisasi baru telah diselesaikan oleh Pemerintah Belanda sebagai upaya pencegahan banjir yang semakin parah di Kota Semarang kala itu, yaitu dengan membangun Banjir Kanal Timur. Pembangunan Banjir Kanal Timur ini dilakukan dengan menyudet Sungai Plumbon yang mengalir di wilayah timur Kota Semarang. Pembangunan kanalisasi di Kota Semarang merupakan pembangunan kanalisasi pertama di Indonesia. Keberhasilan kanalisasi Kota Semarang ini mendorong pembangunan kanalisasi di kota - kota lain, seperti Jakarta, Surabaya, dan Padang. Hingga kini, ketiga sungai kanal tersebut masih menjadi sorotan Pemerintah Kota Semarang untuk melakukan normalisasi dan pengerukan, agar drainase perkotaan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Kota Semarang memiliki kemiripan karakteristik kondisi fisik dengan kota - kota di Belanda. Kemiripan ini berupa cekungan bawah laut, karena adanya depresi daratan sehingga membentuk ledokan yang tidak begitu luas. Depresi daratan ini disebabkan karena penurunan muka tanah dan land subsidence akibat eksploitasi airtanah berlebih. Jenis tanah aluvial juga berpengaruh dalam penurunan muka tanah di wilayah Kota Semarang. Adanya cekungan ini juga efek yang ditimbulkan karena aktivitas reklamasi pada pantai - pantai di Kota Semarang yang membentuk tanggul - tanggul laut. Beberapa wilayah di Kota Semarang, khususnya Semarang Utara memiliki ketinggian dibawah permukaan laut. Kondisi seperti ini memungkinkan timbulnya banjir cukup parah pada wilayah cekungan tersebut.

Kota Semarang memiliki garis pantai sepanjang 20 kilometer dengan tipologi pantai yang tidak beraturan. Pengaruh aktivitas manusia berperan dalam perubahan tipologi pantai, seperti aktivitas reklamasi dan sedimentasi oleh sungai. Salah satu kawasan reklamasi yang cukup dikenali oleh masyarakat Kota Semarang adalah Pantai Marina. Pertumbuhan Kota Semarang tidak lepas dari kondisi geografis Semarang yang merupakan wilayah pesisir dengan adanya pelabuhan. Pelabuhan menjadi cikal bakal pertumbuhan Kota Semarang hingga menjadi wilayah perkotaan saat ini. Bermula dari aktivitas perdagangan di pelabuhan menjadikan Kota Semarang merupakan wilayah strategis dalam pengembangan perekonomian dan kontribusi distribusi barang jasa sejak zaman pra-kolonialisme. Sungai - sungai yang mengalir di pusat kota dahulu merupakan kawasan pelabuhan. Salah satu sungai tersibuk sebagai jalur lalu lintas kapal dan perahu adalah sungai Semarang. Akibat sedimentasi sungai, sungai Semarang sudah tidak memungkinkan untuk jalur lalu lintas, kemudian pelabuhan direlokasi ke Muara Baru.

Iklim & Cuaca

Kota Semarang memiliki kondisi iklim tropis dengan tipe iklim menurut klasifikasi Koppen adalah Am (Tropikal Monsunal). Iklim tropis monsunal ini dipengaruhi oleh letak lintang yang cukup jauh dari khatulistiwa sehingga efek ITCZ (hujan tahunan) kurang berpengaruh di Kota Semarang. Iklim monsunal ini juga berpengaruh terhadap pola musim di Kota Semarang secara periodik, yaitu musim kering/kemarau dan musim basah/penghujan. Pola musim di Kota Semarang disebabkan oleh pergerakan tahunan matahari yang menyebabkan perubahan dan perbedaan tekanan pada wilayah permukaan bumi.

Musim basah/penghujan memiliki periode 6 bulan (Oktober - Maret) meskipun keadaan sering berubah - ubah. Bulan Januari merupakan puncak musim basah dengan rata - rata curah hujan 430 mm dengan suhu rata - rata 27 derajat. Musim basah di Kota Semarang memiliki karakteristik dengan kondisi udara yang hangat dan basah. Musim basah ini terjadi karena adanya aliran massa udara dingin dari Benua Asia bertemu dengan massa udara hangat di sepanjang khatulistiwa, sehingga menimbulkan gumpalan awan dengan kandungan uap air tinggi di kawasan ekuator. Bulan - bulan basah juga merupakan periode penyinaran matahari lebih panjang daripada periode bulan - bulan kering. Puncaknya pada tanggal 22 Desember dimana terjadi December Solstice (titik balik selatan matahari), yang mana lama panjang hari di Kota Semarang adalah 12 jam 30 menit (lebih panjang 30 menit).

Musim kering/kemaru memiliki periode 6 bulan (April - September) meskipun keadaan dan awal musim sering berubah - ubah. Bulan Agustus merupakan puncak musim kering dengan rata - rata curah hujan 60 mm dengan suhu rata - rata 28 derajat. Musim kering ini memiliki karakteristik kondisi udara yang kering dan terik. Terdapat fenomena yang terjadi ketika musim kering berlangsung di Kota Semarang, yaitu fenomena penurunan suhu udara. Fenomena penurunan suhu udara ini terjadi akibat adanya aliran massa udara dingin dari Australia menuju ke Benua Asia. Aliran massa udara dingin ini terjadi karena adanya pembentukan sistem tekanan tinggi di Australia dan pusat tekanan rendah di Asia sepanjang periode musim kering. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh pergerakan tahunan matahari dan letak matahari yang saat periode musim kering berada di Belahan Bumi Utara. Suhu udara terendah yang pernah terekam pada bulan Juli 2015 mencapai 18° C. Periode bulan - bulan kering merupakan periode penyinaran matahari lebih singkat dibandingkan bulan - bulan basah. Puncaknya pada tanggal 21 Juni dimana terjadi June Solstice (titik balik utara matahari), yang mana lama panjang hari di Kota Semarang adalah 11 jam 35 menit (lebih singkat 25 menit).

Musim peralihan merupakan periode dimana terjadi pergantian musim, baik basah ke kering maupun sebaliknya. Musim peralihan ini terjadi pada bulan - bulan awal dan akhir baik musim basah maupun kering, yaitu bulan September, Oktober, Maret, dan Aprl. Musim peralihan ini ditandai dengan bulan - bulan lembab yang mana curah hujan bulanan lebih dari 100 mm, namun kurang dari 200 mm. Karakteristik musim peralihan ini ditandai dengan kondisi udara yang sangat lembab, sehingga menimbulkan efek gerah pada tubuh. Kondisi udara pada musim peralihan sangat ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme, sehingga banyak muncul penyakit, seperti flu, demam, dan penyakit kulit. Bulan - bulan musim peralihan ini disebabkan oleh fenomena kulminasi yang terjadi di Kota Semarang. Fenomena kulminasi terjadi pada Bulan Oktober akhir dan Bulan Februari pertengahan di Kota Semarang.

Kota Semarang memiliki iklim basah dengan rata - rata curah hujan tahunan sebesar 2.780 mm. Meskipun demikian, curah hujan di Kota Semarang bervariasi, karena pengaruh dari efek topografi yang ada di Kota Semarang. Kota bawah memiliki rata - rata curah hujan tahunan sebesar 2.500 mm, sedangkan Kota atas memiliki rata - rata curah hujan tahunan lebih tinggi sebesar 3.000 mm. Perbedaan curah hujan ini disebabkan karena efek topografi yang menimbulkan hujan konveksi pada wilayah Kota Semarang. Rata - rata suhu tahunan di Kota Semarang sebesar 28 °C, dengan fluktuasi suhu tidak begitu signifikan dalam setahun. Suhu tertinggi yang pernah terjadi di Kota Semarang adalah 39 °C, dan suhu terendah yang pernah terjadi adalah 18° C. Fenomena suhu panas ini juga dikarenakan adanya fenomena urban heat island di Kota Semarang.

Data iklim Semarang
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 29
(85)
29
(85)
30
(86)
31
(88)
32
(89)
32
(89)
32
(89)
32
(89)
32
(90)
32
(90)
31
(88)
30
(86)
31
(87.8)
Rata-rata terendah °C (°F) 25
(77)
25
(77)
25
(77)
26
(78)
26
(78)
25
(77)
24
(76)
24
(76)
25
(77)
26
(78)
26
(78)
25
(77)
25.2
(77.2)
Presipitasi mm (inci) 430
(16.93)
360
(14.17)
320
(12.6)
230
(9.06)
160
(6.3)
80
(3.15)
80
(3.15)
60
(2.36)
100
(3.94)
160
(6.3)
220
(8.66)
330
(12.99)
2.780
(109,45)
Sumber: Weatherbase [7]

Sejarah

Berkas:Semarang 1770.JPG
Semarang pada tahun 1770.
 
Gambar Semarang pada tahun 1859 oleh C. Buddhing
 
Lambang Staadsgemeente Semarang pada zaman Hindia Belanda, ditetapkan pada tahun 1827.

Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-6 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1435 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan masjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).

Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan (Sunan Pandanaran I), untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Bergota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu tumbuhlah pohon asam yang berjarak antara satu sama lain (jarang - jarang) (bahasa Jawa: asem arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu yang kemudian menjadi Semarang.

 
Kantor KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij) di Semarang (1918-1930)

Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II (kelak disebut sebagai Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran II atau Sunan Pandanaran Bayat atau Ki Ageng Pandanaran atau Sunan Pandanaran saja). Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Kesultanan Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 Rabiul Awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijaya setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang. Seiring dengan jatuhnya Pajang ke tangan Kesultanan Mataram, wilayah Semarang masuk dalam wilayahnya.

Berkas:Sampokong gedungbaru 2005.JPG
Klenteng Sam Po Kong

Pada tanggal 15 Januari 1678 Amangkurat II dari Kesultanan Mataram di Kartasura, menggadaikan Semarang dan sekitarnya kepada VOC sebagai bagian pembayaran hutangnya[8]. Dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas. Pada tahun 1705 akhirnya Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut kembali Keraton Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda.

Pada tahun 1906 dengan Stadblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Wali kota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan datangnya pemerintahan pendudukan Jepang.

Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang dikepalai Militer (Shico (kanji : 市長 )) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico (kanji : 副市長)) yang masing-masing dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal sebagai Pertempuran Lima Hari.

Tahun 1946 Inggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda. Ini terjadi pada tanggal 16 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihat, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, wali kota Semarang sebelum proklamasi kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Namun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian di luar kota sampai dengan bulan Desember 1948. daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R. Patah, R. Prawotosudibyo dan Mr. Ichsan. Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti pada masa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementerian Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan.

Ekonomi

Selain sebagai pusat pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dan Kotamadya Semarang, Kota Semarang juga merupakan pusat perdagangan dan bisnis yang termasuk dalam kawasan strategis nasional (KSN). Perananya sebagai pusat perdagangan dan bisnis, Kontribusi ekonomi Kota Semarang cukup besar terhadap perekonomian nasional. Menurut data BPS 2012, PDRB Kota Semarang atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 54,38 triliun.[9]:38-39 Sebagian besar sektor kegiatan perekonomian yang mendominasi adalah sektor perindustrian dan sektor perdagangan.[9]:43

Dari tahun ke tahun, pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi ini ditandai dengan meningkatnya jumlah migrasi masuk, penurunan angka pengangguran, dan meningkatnya pembangunan infrastruktur di Kota Semarang. Meskipun pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang kalah saing dengan pertumbuhan ekonomi di Jakarta dan Surabaya, namun iklim bisnis yang kondusif memungkinkan pertumbuhan secara bertahap dan berkelanjutan. Kini, Kondisi perekonomian Kota Semarang juga mulai ditandai dengan munculnya gedung - gedung pencakar langit yang tersebar di seluruh penjuru Kota Semarang. Menurut data skyscraper, Kota Semarang memiliki 30 gedung dengan ketinggian minimal 12 lantai dan 75 gedung berkisar 7 - 11 lantai. Gedung - gedung pencakar langit ini difungsikan sebagai perkantoran, hotel, dan apartemen. Gedung - gedung pencakar langit ini terkonsentrasi pada wilayah Semarang Pusat (Kawasan CBD Golden Triangle) dan Semarang Selatan (Tembalang dan Banyumanik). Berikut adalah daftar gedung - gedung pencakar langit yang sudah ada, tahap konstruksi, maupun direncanakan : Daftar gedung tertinggi di Semarang.

Kawasan Bisnis Terpadu - Central Business Districts (CBD)

Sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian regional Jawa Tengah, Kota Semarang telah bertransformasi dan berdinamika menuju kearah yang lebih baik lagi. Dalam kurun waktu perkembanganya, Kawasan metropolitan Semarang terus berkontribusi dan turut andil dalam finansial dan moneter yang vital di Indonesia. Sektor perdagangan dan perindustrian yang berkembang pesat menjadi kunci dasar pembangunan Kota Semarang. Pertumbuhan kota yang sangat tinggi juga dikarenakan berkembangnya sektor jasa dalam arus perekonomian Kota Semarang dan akan terus mengalami peningkatan. Pertumbuhan perekonomian ini sangat mendorong meningkatnya daya beli masyarakat, arus modal, indeks kepercayaan konsumen, dan minat investasi. Semakin kondusifnya iklim bisnis di Kota Semarang menyebabkan tumbuhnya kawasan perkantoran dan perdagangan. Sebagai upaya regionalisasi dan keperluan tata ruang wilayah, berkembang kawasan bisnis terpadu atau CBD (Central Business District) di Kota Semarang yang diperuntukan untuk kawasan ekonomi terpadu.

Kota Semarang memiliki kawasan CBD utama, yaitu Golden Triangle Bussiness District. Golden Triangle Bussiness District merupakan kawasan bisnis terpadu yang terletak di Semarang Pusat yang memiliki tiga segmen sub-CBD, meliputi : Simpang Lima City Center (SLCC), Pemuda Central Bussiness District (PCBD), dan Gajahmada Golden Triangle (GGT). Selain Golden Triangle Bussiness District, Kota Semarang juga memiliki kawasan CBD yang masih berkembang tersebar di beberapa lokasi, meliputi : Kawasan CBD Peterongan, Kawasan CBD Majapahit, Kawasan CBD Setiabudi, Kawasan CBD Tembalang, dan Kawasan CBD Jenderal Sudirman - Kalibanteng. Pengembangan Kawasan CBD ini disebabkan karena kondisi pusat kota mulai menunjukan kejenuhan, sehingga terjadi perluasan pusat bisnis.

Kawasan CBD Semarang Pusat (Golden Triangle Bussiness District)

Simpang Lima City Center (SLCC)

Pemandangan Pahlawan Semarang
Kawasan Jalan Pahlawan Semarang pada tahun 2008.
Pemandangan Simpang Lima Semarang
Pemandangan Simpang Lima Semarang

Simpang Lima City Center (SLCC) adalah segmen dari kawasan Golden Triangle Central Business District (CBD) atau Kawasan Bisnis Terpadu yang terletak di wilayah Kota Semarang Pusat. SLCC merupakan sub-CBD yang berperan sebagai jantung perekonomian Kota Semarang. Jalan - jalan protokol yang termasuk dalam SLCC, meliputi : Jalan Pandanaran, Jalan Pahlawan, Jalan Achmad Yani, Jalan Gajahmada, dan Jalan KH Achmad Dahlan. SLCC dihiasi oleh banyaknya bangunan pencakar langit yang hadir di kawasan ini. Terdapat beberapa gedung ikonik yang menjadi ikon dari SLCC, antara lain : Swiss-Belhotel InternationalHotel Semarang, Ciputra Mall, Horison Hotel, Plaza Simpang Lima, Louis Kienne Serviced Apartment Hotel, HA-KA Hotel, Santika Premiere Hotel, Wisma HSBC, Indosat Oooredoo Tower, Living Plaza ACE Hardware & InForma, Gramedia Center Pandanaran, Accor Ibis Simpang Lima Hotel, Amaris Simpang Lima Hotel, Tentrem Hotel Mall Apartment Semarang, Simpang Lima Residences, SMC (Semarang Medical Centerl) Telogorejo Hospital, Mega Bank Tower, Universitas Stikubank Tower, Pandanaran Hotel, DBS Center, @Hom Hotel, SentraLand Superblock, Graha Bank Indonesia, Plaza Telkom, Wisma Telkomsel, XL AxiataCenter Simpang Lima, Bank Mandiri Plaza, CitiBank Square, Pramuka Building, Kantor Gurbenur dan DPRD Provinsi Jawa Tengah, Kantor Polda Jawa Tengah, dan Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah.

Pemuda Central Business District (PCBD)

Pemandangan Tugu Muda Semarang

Pemuda Central Bussiness District (PCBD) merupakan segmen kawasan bisnis terpadu Golden Triangle yang terletak di kawasan Tugu Muda dan Jalan Pemuda di Wilayah Semarang Pusat. PCBD merupakan titik terbarat kawasan Golden Triangle. PCBD mencakup Jalan Pemuda, Jalan Imam Bondjol, Jalan Pandanaran, dan Jalan MGR Soegijapranata. Terdapat bangunan ikonik Kota Semarang yang termasuk dalam kawasan PCBD, yaitu Tugu Muda dan Lawang Sewu Heritage Complex. Bangunan - bangunan tinggi juga hadir di kawasan PCBD, antara lain : Semarang Tourism Center, Pandanaran Building, Danamon Tower, Wisma BII Maybank, Menara Juang 45, Wisma Sucofindo (FWD & DanaReksa), DP Mall, SmartFren Galeri, Bank Panin Plaza, Menara Suara Merdeka, Premier Inn Hotel Office Tower (coming soon), The Pinnacle Apartment Tower, Menara Bank Mega, Manulife Building, ANZ Square, Graha BRI, House of Indonesia Stock Exchange (IDX) Pandanaran (Bursa Efek Indonesia Semarang), Dafam Hotel, Graha Bina Artha (Bank JaTeng headquarter), Amaris Hotel, Gramedia Plaza Pemuda, Paragon City Mall, Crowne Plaza Hotel, Accor Novotel Hotel, Whiz Hotel, CitraDream Hotel, Accor Ibis Budget Hotel, Menara Bank Mandiri, Wisma BCA, Marquis de Lafayette Pollux, Sri Ratu Plaza.

Gajahmada Golden Triangle (GGT)

Gajahmada Golden Triangle (GGT) merupakan segmen kawasan bisnis terpadu Golden Triangle yang terletak di wilayah Semarang Pusat. GGT merupakan sub-CBD Golden Triangle yang terkonsentrasi di wilayah utara. GGT ini mencakup Jalan Gajahmada, Jalan Depok, Jalan MH Thamrin, dan Jalan Pemuda. GGT terdapat kawasan Budaya Tionghoa (Pecinan) Semarang (Semarang Chinatown Heritage Complex) dan kawasan cagar budaya Pasar Johar Semarang. Kini, GGT hadir dengan beberapa bangunan tinggi yang menghiasi kawasan tersebut, antara lain : Gumaya Tower Hotel, ACE Gajahmada, Sri Ratu Mall, MG Suites Maven Hotel & Residences, Chanti Hotel, Semarang Town Square (SETOS), 3 Store Gajahmada, Grandhika Hotel, dan Louis Kienne Pemuda.

Kawasan CBD Semarang Selatan

Kawasan CBD Semarang Selatan merupakan pengembangan pusat perekonomian dan pelayanan publik baru di wilayah Semarang Selatan. Pemusatan perekonomian baru ini bertujuan untuk mengatasi kejenuhan kegiatan perekonomian di pusat kota. Kawasan CBD Semarang Selatan ini merupakan gabungan dari kawasan CBD Setiabudi dan Kawasan CBD Tembalang - Banyumanik. Kawasan CBD Semarang Selatan sangat potensial dan kondusif untuk mengembangkan bisnis dan minat investasi, dikarenakan aksesibilitas tinggi dan pergeseran pusat bisnis yang terjadi di Kota Semarang. Kawasan CBD Semarang Selatan siap akan dihiasi oleh beberapa gedung yang menjulang tinggi diatas 25 lantai dalam beberapa waktu kedepan. Kawasan CBD Semarang Selatan nantinya akan menjadi pusat ekonomi selatan Kota Semarang. Gedung - gedung yang akan menghiasi kawasan CBD Semarang Selatan antara lain : Lippo Mall & Appartment, Transmart II, Apartemen Tamansari Cendekia, Paltrow Appartment, dan Alton Appartment. Jalan - jalan yang menjadi konsentrasi Kawasan CBD Semarang Selatan adalah Jalan Setiabudi, Jalan Prof. Soedarto, Jalan Tirto Agung Pedalangan, dan Jalan Durian Raya.

Kawasan CBD Semarang Timur

Kawasan CBD Semarang Timur merupakan pengembangan pusat perdagangan dan jasa di wilayah timur Kota Semarang. Pengembangan kawasan bisnis ini terpusat pada sepanjang Jalan Majapahit di Kecamatan Pedurungan. Pengembangan ini akan didorong oleh adanya proyek strategis Pemerintah Kota Semarang, yaitu Simpang Lima II yang nantinya akan berdiri di Kecamatan Pedurungan. Kawasan CBD Semarang Timur merupakan kawasan bisnis dengan pertumbuhan tercepat setelah Semarang Selatan. Pertumbuhan kawasan CBD ini ditandai dengan munculnya gedung pencakar langit, yaitu Hotel Horison, dan outlet restoran - restoran internasional, seperti Pizza Hut, McDonald's Pedurungan, dan Hoka - Hoka Bento. Terdapat juga pusat perbelanjaan yang hadir di kawasan ini , yaitu Transmart IV, Central City Mall, Lotte Mart dan Super Swalayan Ada.

Kawasan CBD Semarang Barat

Kawasan CBD Semarang Barat merupakan pengembangan pusat kegiatan perekonomian Kota Semarang di wilayah barat. Pengembangan kawasan bisnis terpadu ini mencakup Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Pamularsih, Jalan Siliwangi, Bundaran Kali Banteng, dan Jalan Madukoro. Kawasan CBD ini berkembang karena pengaruh oleh aksesibilitas terhadap Bandara Internasional Achmad Yani dan pertumbuhan penduduk di wilayah Semarang Barat. Kawasan CBD Semarang Barat merupakan salah satu CBD yang tidak memiliki gedung pencakar langit sebagai penunjang aktivitas perekonomian di kawasan tersebut, dikarenakan adanya peraturan KKOP otoritas Bandara Internasional Achmad Yani terhadap ketinggian banggunan. Peraturan KKOP ini menyangkut keselamatan lalu lintas udara di Kota Semarang. Terdapat pusat perbelanjaan dan perkantoran yang hadir di kawasan CBD Semarang Barat, antara lain : Giant Supermarket, Super Indo Supermarket, Semarang Grand City Mall, dan Kompleks Perkantoran Madukoro. Per Juni 2018, Jalan Madukoro merupakan akses utama menuju Bandara Internasional Achmad Yani dari pusat kota.

Pemerintahan

Daftar Wali Kota

No. Potret Wali Kota Awal menjabat Akhir Menjabat Partai Politik / Fraksi Prd. Ket. Wakil Wali Kota
1   Mr. Mohammad Ichsan 1945 1949 Non-Partai 1
2   Mr. Koesoebiyono Hadinoto Tjondrowibowo 1949 1951 Non-Partai 2
3   R. M. Hadisoebeno Sosrowerdojo 1951 1958 Partai Nasional Indonesia 3
4   Abdulmadjid Djojoadiningrat 1958 1960 Partai Komunis Indonesia 4
5   R. M. Soebagyono Tjondrokoesoemo 1961 1964 Non-Partai 5
6   Mr. Wuryanto 1964 1966 Non-Partai 6
7   Letkol. Soeparno Hendrowerdojo 1966 1967 ABRIAngkatan Darat 7
8   Letkol. R. Warsito Soegiarto 1967 1973 ABRIAngkatan Darat 8
9   Kolonel Hadijanto 1973 1980 ABRIAngkatan Darat 9
10   Kol. H. Iman Soeparto Tjakrajoeda, SH. 1980 1990 ABRIAngkatan Darat 10
(1980)
11
(1985)
11   Kol. H. Soetrisno Suharto 1990 2000 ABRIAngkatan Darat 12
(1990)
13
(1995)
Drs. R. Herdjono[10]
12   Sukawi Sutarip 2000 2005 Independen 14
(2000)
Drs. H. Muchafif Adi Subrata
2005 2010 Partai Demokrat
15
(2005)
Mahfudz Ali
13   Soemarmo HS 19 Juli 2010 21 Mei 2013 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 16
(2010)
Hendrar Prihadi
14   Hendrar Prihadi 21 Mei 2013 19 Juli 2015 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
17 Februari 2016 17 Februari 2021 17
(2015)
Hevearita Gunaryanti Rahayu
26 Februari 2021 10 Oktober 2022 18
(2020)
15   Hevearita Gunaryanti Rahayu 30 Januari 2023 Petahana Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Semarang dalam empat periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009–2014[11] 2014–2019 2019–2024 2024–2029[12]
PKB 2   4   4   5
Gerindra (baru) 4   7   6   7
PDI-P 9   15   19   14
Golkar 5   5   3   4
NasDem (baru) 1   2   1
PKS 6   6   6   6
Hanura (baru) 1   0   0   0
PAN 6   4   2   1
Demokrat 16   6   6   6
PSI (baru) 2   5
PPP 1   2   0   1
Jumlah Anggota 50   50   50   50
Jumlah Partai 9   9   9   10

Kecamatan

Kota Semarang mengenal sistem pembagian wilayah kota, seperti halnya kota - kota besar lainya, seperti Jakarta dan Surabaya. Dalam pembagian wilayah kota, Kota Semarang terbagi menjadi lima wilayah kota, antara lain : Semarang Tengah/Pusat, Semarang Timur, Semarang Barat, Semarang Selatan, dan Semarang Utara. Pembagian wilayah kota ini dilatarbelakangi oleh pembagian sub-residen oleh Pemerintah Hindia Belanda yang setingkat dengan kecamatan. Wilayah kota ini berbeda dengan kecamatan, meskipun penyebutan nama wilayah kota mirip dengan penamaan kecamatan, seperti Wilayah Semarang Timur dengan Kecamatan Semarang Timur. Meskipun pembagian wilayah kota ini tidak dipergunakan untuk menetapkan batas administratif, seperti Jakarta dan Surabaya, namun penyebutan wilayah kota ini masih sering dipergunakan untuk mempermudah mengetahui suatu lokasi menurut letak relatifnya terhadap pusat kota. Wilayah kota ini tidak memiliki batas spesifik terkait cakupan wilayahnya meliputi administratif apa saja, namun dapat diidentifikasi dengan karakteristik dan kondisi tiap wilayah baik secara fisik, sosial, ekonomi, maupun budaya.

Wilayah Semarang Pusat mencakup seluruh kecamatan Semarang Tengah, Semarang Selatan, Semarang Timur (sisi selatan), Gajahmungkur (sisi utara), dan Candirsari (sisi utara);

Wilayah Semarang Utara mencakup seluruh kecamatan Semarang Utara, Semarang Timur (sisi utara), Gayamsari (sisi utara), dan Genuk (sisi barat dan utara);

Wilayah Semarang Timur mencakup seluruh kecamatan Pedurungan, Gayamsari (sisi selatan), Tembalang (sisi utara) danGenuk (sisi selatan dan timur);

Wilayah Semarang Barat mencakup seluruh kecamatan Semarang Barat, Ngaliyan, Mijen, dan Tugu;

Wilayah Semarang Selatan mencakup seluruh kecamatan Banyumanik, Gunungpati, Tembalang (sisi selatan), Candisari (sisi selatan), Gajahmungkur (sisi selatan).

Batas wilayah tersebut didasarkan identifikasi dan tidak baku oleh ketentuan regulasi dan ketetapan pemerintah yang berlaku, sehingga pembatasan wilayah kota ini bersifat 'subyektif'.

Secara yuridis, Kota Semarang merupakan wilayah kotamadya (daerah tingkat II) yang terdiri atas 16 wilayah administratif kecamatan dan 177 wilayah administratif kelurahan. Wilayah kecamatan terluas di Kota Semarang adalah Kecamatan Mijen yang memiliki luas 57,55 km persegi, bahkan lebih luas dari wilayah administratif Kotamadya Yogyakarta yang hanya seluas 46 km persegi. Luas wilayah kecamatan terkecil adalah Kecamatan Semarang Selatan yang hanya seluas 5,93 km persegi. Sebelum ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 Tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang, jumah kecamatan di Kota Semarang hanya 9 kecamatan. Paska tahun 1976, kecamatan di Kota Semarang bertambah menjadi 16 buah kecamatan. Pada PP No. 16/1976, beberapa wilayah yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Demak masuk kedalam wilayah administrasi Kota Semarang. Wilayah - wilayah tersebut kemudian tergabung menjadi kecamatan - kecamatan di Kota Semarang, sehingga luasan wilayah administratif Kota Semarang menjadi wilayah kotamadya daerah tingkat II terluas di Pulau Jawa (373,70 km persegi), yang kemudian disusul oleh Kota Surabaya (350,64 km persegi).

Kecamatan Hanacaraka Transliterasi Kelurahan
Banyumanik ꦧꦚꦸꦩꦤꦶꦏ꧀||Banyumanik||Pudakpayung, Gedawang, Jabungan, Padangsari, Banyumanik, Srondol Wetan, Pedalangan, Banyumanik, Semarang, Sumurboto, Banyumanik, Semarang, Srondol Kulon, Banyumanik, Semarang, Tinjomoyo, Ngesrep
Candisari ꦕꦤ꧀ꦝꦶꦱꦫꦶ||Candhisari||Candi, Jatingaleh, Jomblang, Kaliwiru, Karanganyargunung, Tegalsari, Wonotingal
Gajahmungkur ꦒꦗꦃꦩꦸꦁꦏꦸꦂ||Gajahmungkur||Bendanduwur, Bendanngisor, Bendungan, Gajahmungkur, Karangrejo, Lempongsari, Petompon, Sampangan
Gayamsari ꦒꦪꦩ꧀ꦱꦫꦶ||Gayamsari||Gayamsari, Kaligawe, Pandean Lamper, Sambirejo, Sawah Besar, Siwalan, Tambakrejo
Genuk ꦒꦼꦤꦸꦏ꧀||Genuk||Bangetayu Kulon, Bangetayu Wetan, Banjardowo, Gebangsari, Genuksari, Karangroto, Kudu, Muktiharjo Lor, Penggaron Lor, Sembungharjo, Terboyo Kulon, Terboyo Wetan, Trimulyo
Gunungpati ꦒꦸꦤꦸꦁꦥꦛꦶ||Gunungpathi||Cepoko, Gunungpati, Jatirejo, Kalisegoro, Kandri, Mangunsari, Ngijo, Nongkosawit, Pakintelan, Patemon, Plalangan, Pongangan, Sadeng, Sekaran, Sukorejo, Sumurejo
Mijen ꦩꦶꦗꦺꦤ꧀||Mijèn||Cangkiran, Bubakan, Jatibarang, Jatisari, Karangmalang, Kedungpane, Mijen, Ngadirgo, Pesantren, Polaman, Purwosari, Tambangan, Wonolopo, Wonoplumbon,
Ngaliyan ꦔꦭꦶꦪꦤ꧀||Ngaliyan||Bambankerep, Beringin, Gondoriyo, Kalipancur, Ngaliyan, Podorejo, Purwoyoso, Tambak Aji, Wonosari
Pedurungan ꦥꦼꦢꦸꦫꦸꦔꦤ꧀||Pedurungan||Gemah, Kalicari, Muktiharjo Kidul, Palebon, Pedurungan Kidul, Pedurungan Lor, Pedurungan Tengah, Penggaron Kidul, Plamongan Sari, Tlogomulyo, Tlogosari Kulon, Tlogosari Wetan,
Semarang Barat ꦱꦼꦩꦫꦁ​ꦏꦸꦭꦺꦴꦤ꧀||Semarang Kulon||Bojongsalaman, Bongsari, Cabean, Gisikdrono, Kalibanteng Kidul, Kalibanteng Kulon, Karangayu, Kembangarum, Krapyak, Krobokan, Manyaran, Ngemplaksimongan, Salamanmloyo, Tambakharjo, Tawangmas, Tawangsari
Semarang Selatan ꦱꦼꦩꦫꦁ​ꦏꦶꦢꦸꦭ꧀||Semarang Kidul||Barusari, Bulustalan, Lamper Kidul, Lamper Lor, Lamper Tengah, Mugassari, Peterongan, Pleburan, Randusari, Wonodri
Semarang Tengah ꦱꦼꦩꦫꦁ​ꦠꦼꦔꦃ||Semarang Tengah||Bangunharjo, Brumbungan, Gabahan, Jagalan, Karangkidul, Kauman, Kembangsari, Kranggan, Miroto, Pandansari, Pekunden, Pendrikan Kidul, Pendrikan Lor, Purwodinatan, Sekayu
Semarang Timur ꦱꦼꦩꦫꦁ​ꦮꦺꦠꦤ꧀||Semarang Wétan||Bugangan, Karangtempel, Karangturi, Kebonagung, Kemijen, Mlatibaru, Mlatiharjo, Rejomulyo, Rejosari, Sarirejo, Bandarharjo
Semarang Utara ꦱꦼꦩꦫꦁ​ꦭꦺꦴꦂ||Semarang Lor||Bulu Lor, Dadapsari, Kuningan, Panggung Kidul, Panggung Lor, Plombokan, Purwosari, Tanjungmas
Tembalang ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦭꦁ||Tembalang||Bulusan, Jangli, Kedungmundu, Kramas, Mangunharjo, Meteseh, Rowosari, Sambiroto, Sendangguwo, Sendangmulyo, Tandang, Tembalang
Tugu ꦠꦸꦒꦸ||Tugu||Jerakan, Karanganyar, Mangkang Kulon, Mangkang Wetan, Mangunharjo, Randu Garut, Tugurejo

Penduduk

Penduduk Semarang umumnya adalah suku Jawa dan menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Agama mayoritas yang dianut adalah Islam. Semarang memiliki komunitas Tionghoa yang besar. Seperti di daerah lainnya di Jawa, terutama di Jawa Tengah, mereka sudah berbaur erat dengan penduduk setempat dan menggunakan Bahasa Jawa dalam berkomunikasi sejak ratusan tahun silam.

Julukan

Kota Semarang mempunyai mempunyai beberapa julukan, antara lain:

  • Venetië van Java[13]

Semarang dilalui banyak sungai di tengah kota seperti di Venesia (Italia), sehingga Belanda menyebut Semarang sebagai Venetië van Java.

  • Kota Lumpia

Lumpia adalah makanan khas Semarang, yang terbuat dari akulturasi 2 budaya yaitu budaya Jawa dan China. Lumpia sendiri diambil dari kata lun pia (hokkien : 润餅).

  • Kota Atlas

Semarang memiliki semboyan Kota ATLAS akronim (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat), sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota.

  • The Port of Java

Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Wali Kota Semarang mengambil slogan pariwisata Semarang, The Port of Java (Pelabuhannya Jawa) sebagai upaya pencitraan kota Semarang sebagai pusat Pelabuhan Jawa. Karena Setiap orang yang hendak pergi dari Jakarta atau Jawa Barat ke Surabaya atau Jawa Timur dan juga sebaliknya, harus melewati dan singgah di Kota Semarang. Bahkan menurut sejarah Laksamana Ceng Ho pun berlabuh di Kota Semarang untuk singgah.

  • Semarang Pesona Asia

Pada tahun 2009 dari wacana beberapa pihak, Wali Kota Semarang menyetujui slogan "SPA", di mana konsekuensinya, dilakukan pembersihan dan pembangunan di mana mana, (perbaikan saluran, jalan, trotoar, taman, penataan pkl)

Pariwisata

 
Objek Wisata Lawang Sewu
Berkas:Wonderia Semarang.jpg
Taman Rekreasi Wonderia
 
Patung Laksamana Cheng Ho yang ada di depan Kelenteng Kay Tak Sie di Semarang.
 
Tempat sesembahan untuk Sam Poo Tay Djien yang berada di dalam Kelenteng Kay Tak Sie in Semarang, Indonesia
Berkas:Taman Pandanaran Semarang Patung Warak Ngendog.jpg
Patung Warak Ngendok di Taman Pandanaran Semarang

Wisata Alam

Wisata sejarah

Wisata religius

Wisata keluarga

Wisata malam

  • Alun-Alun Kota Semarang/Lapangan Pancasila (Simpang Lima)
  • Kota Lama Semarang
  • Taman Indonesia Kaya (Taman KB)
  • Taman Wilis
  • Taman Nada
  • Taman Garuda
  • Taman Meteseh
  • Taman Kasmaran
  • Taman Bumi Rejo
  • Taman Halmahera
  • Taman Pandanaran (Taman Warak Ngendok)

Pusat Perbelanjaan

Perayaan

Kota Semarang memiliki beberapa event perayaan, yaitu:

Kuliner

Masakan

Makanan khas Semarang antara lain adalah:

Jajanan

 
Lunpia Semarang

Jajanan Pasar khas Semarang antara lain adalah:

Minuman

Minuman khas Semarang antara lain adalah:

Oleh-oleh

Media

Surat kabar

Kota Semarang memiliki beberapa surat kabar di antaranya:

Nama Jenis Jaringan Perusahaan Bahasa
Koran SINDO Edisi Jawa Tengah Nasional Koran SINDO SINDOMedia
(melalui MNC)
Indonesia
Suara Pembaruan Edisi Jawa Tengah Suara Pembaruan BeritaSatu
Republika Edisi Jawa Tengah Republika MAHAKA
Kompas Edisi Jawa Tengah Kompas KG
Bisnis Indonesia Edisi Jawa Tengah Bisnis Indonesia JAG
Media Indonesia Edisi Jawa Tengah Media Indonesia MEDIA
Koran Tempo Edisi Jawa Tengah Koran Tempo Tempo Media
Radar Semarang Lokal Jawa Pos Grup Jawa Pos
Meteor
Suara Merdeka Suara Merdeka Suara Merdeka
Wawasan
Tribun Jateng Kompas KG
Bisnis Semarang Bisnis Indonesia JAG
Harian Semarang

Terrestrial televisi

Kota Semarang juga memiliki 21 stasiun televisi (15 siaran nasional, 5 siaran lokal & 1 siaran komunitas) seperti:

Kanal Signal Frekuensi Nama Jaringan Nama perusahaan Pemilik Status Negara
23 487,25 MHz UHF TVRI Nasional TVRI Lembaga Penyiaran Publik TVRI Pemerintah Indonesia Nasional   Indonesia
TVRI Jawa Tengah Pemerintah Jawa Tengah Lokal
25 503,25 MHz ANTV PT Cakrawala Andalas Televisi Semarang dan Palangkaraya VIVA Nasional
27 519,25 MHz Indosiar PT Indosiar Semarang Televisi Surya Citra Media
29 535,25 MHz Trans TV PT Trans TV Semarang Makassar Trans Media
31 551,25 MHz MNCTV PT TPI Dua MNC
33 567,25 MHz RCTI PT RCTI Dua MNC
35 583,25 MHz SCTV PT Surya Citra Wisesa Surya Citra Media
37 599,25 MHz GTV PT GTV Dua MNC
39 615,25 MHz tvOne PT Lativi Media Karya Semarang dan Padang VIVA
41 631,25 MHz Trans7 PT Trans 7 Semarang Makassar Trans Media
43 647,25 MHz MetroTV PT Media Televisi Semarang Media Group
45 663,25 MHz iNews PT Global Telekomunikasi Terpadu MNC
47 679,25 MHz Kompas TV PT Televisi Semarang Indonesia Kompas Gramedia
48 687,25 MHz USM TV Perkumpulan Penyiaran Komunitas USM TV Universitas Semarang Komunitas
49 695,25 MHz TVKU SM Network PT Televisi Kampus Universitas Dian Nuswantoro Universitas Dian Nuswantoro Lokal
MAJT-TV Televisi Masjid Agung Jawa Tengah Masjid Agung Jawa Tengah
50 703,25 MHz IMTV STTV (TV9) PT Semarang Inti Media Televisi Siantar Top
52 719,25 MHz Semarang TV Indonesia Network PT Mataram Cakrawala Televisi Indonesia Kelompok Media Bali Post
54 735,25 MHz NET. PT Industri Televisi Semarang Indika Group Nasional
56 751,25 MHz RTV PT Semuwas Citra Mandiri Rajawali Corpora
59 775,25 MHz Simpang 5 TV Jawa Pos TV PT Simpang Lima Media Televisi Jawa Pos Group Lokal

Televisi berlangganan

Kota Semarang juga memiliki beberapa televisi berlangganan seperti:

Radio

Kota Semarang juga memiliki 43 stasiun radio seperti:

Sinyal Frekuensi Nama Pemilik
AM 720 KHz Radio Silaturahim
801 KHz RRI Semarang Pro 1 RRI
999 KHz RRI Pro 3 RRI
1062 KHz Sultan Agung Radio Universitas Sultan Agung
1476 KHz Radio Mutiara Quran
FM 87,8 MHz Radio Gaul FM Universitas Wahid Hasyim
88,2 MHz RRI Semarang Pro 4 RRI
88,6 MHz Radio Rhema Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan Semarang
89,0 MHz RRI Semarang Pro 1 RRI
89,4 MHz TOP FM
89,8 MHz MNC Trijaya FM Semarang MNC Networks
90,2 MHz Trax FM Semarang MRA Media
91,0 MHz Elshinta Radio Semarang Elshinta Media
91,8 MHz RDI Pandanaran Semarang MNC Networks
92,2 MHz RRI Pro 3 RRI
92,6 MHz Radio Idola Idola Group
93,4 MHz C Radio Semarang Idola Group
94,5 MHz Radio Agape FM Gereja Isa Almasih
94,9 MHz GoodNews FM Gereja Beth-el Tabernakel Alfa Omega Semarang
95,3 MHz RRI Semarang Pro 2 RRI
95,7 MHz Fit Radio Semarang Elshinta Media
96,1 MHz Delta FM Semarang Masima Media
96,5 MHz Radio Ichthus Gereja Kristen Muria Indonesia
96,9 MHz Radio Swara Semarang Gajahmada Group
97,7 MHz Radio Pro Alma Universitas Diponegoro
98,5 MHz UP Radio Universitas PGRI Semarang
98,9 MHz Radio Sonora FM Semarang Kompas Gramedia
99,3 MHz Radiks 99 Semarang Best FM CPP RadioNet
100,1 MHz Rasika Semarang Rasika Group
101,2 MHz RCT FM CPP RadioNet
101,6 MHz USM Jaya FM Universitas Semarang
102,0 MHz Prambors Semarang Masima Media
102,4 MHz Gajahmada FM Gajahmada Group
102,8 MHz J FM
103,2 MHz KIS FM
103,6 MHz POP FM Semarang CPP RadioNet
104,4 MHz Imelda FM Gajahmada Group
105,2 MHz SS FM Suara Merdeka
106,0 MHz PAS FM Semarang CPP RadioNet
106,8 MHz Radio Thomson Semarang Thomson Radionet
107,5 MHz Radio Suara Diponegoro
107,7 MHz REM FM Universitas Negeri Semarang
107,9 MHz Radio Dakwah Islam Masjid Agung Jawa Tengah

Sarana umum

Olahraga

PSIS Semarang merupakan satu-satunya klub sepak bola profesional di Kota Semarang. Pada musim 1999, PSIS berhasil menjadi juara Liga Indonesia, namun pada musim kompetisi 2000 terdegradasi ke Divisi I. Pada musim 2006 bermain di Divisi Utama Liga Djarum Wilayah 1 dan meraih juara kedua setelah dalam final kalah 0–1 oleh Persik Kediri Pada tahun ini PSIS kembali berlaga di Indonesia Super League tanpa dana bantuan APBD sama sekali.

Semarang United FC merupakan klub sepak bola yang mengikuti turnamen dalam ajang Liga Primer Indonesia.

Sasana Tinju Tugu Muda Semarang merupakan sasana tinju yang membina amatir dan profesional tingkat dunia di Kota Semarang. Perjalanan Sasana Tinju Tugu Muda Semarang yang dirintis oleh Muklis Sutan Rambing Th 1970 (1976 s/d 1978)Membentuk Sasana Tinju Adam (dengan latar belakang sponsorship Bus Adam). Th 1980 (1978 s/d 1989) Membentuk Sasana Tinju Orang Tua (dengan latar belakang sponsor jamu cap Orang Tua) Selama tahun 1984 – 1985 memiliki beberapa petinju amatir dan profesional, namun kurang maksimal karena iklim pertandingan yang jarang. Rata-rata pertandingan profesional setahun sekali, saat itu Sasana Orang Tua sempat mencetak juara Nasional atas nama Agus Suyanto. Th 1990 (1989 s/d 2008). Th 1990 membentuk Sasana Tinju Bank Buana dengan konsentrasi pembinaan tinju amatir. Th 1997 ketika tinju profesional boming di televisi, Muklis Sutan Rambing mencoba fokus kepada tinju pro dengan nama Sasana Tinju Tugu Muda Semarang (Tugu Muda merupakan lambang kota Semarang). Saat itu Sasana Tinju Bank Buana tetap jalan namun konsen di Tinju amatir, untuk Tinju profesional dengan nama Sasana Tinju Tugu Muda Semarang. Pada akhir tahun 1999 Sasana Tinju Tugu Muda Semarang berhasil mencetak 3 (tiga) juara Nasional : Chris Jhon (57 Kg / kelas Bulu), Arthur Rambing (58,1 Kg / kelas Ringan Jr) dan Sonny Rambing (63 Kg / kelas Welter Jr). Karena tertarik , Sponsorship Bank Buana ikut merambah pada pembinaan tinju profesional. Lama kelamaan ketika berprestasi tingkat internasional , berubah menjadi Sasana Tinju Bank Buana Semarang, hingga tahun 2006 menjadi Sasana Tinju UOB Buana Semarang / UOB Boxing Camp (karena nama perusahaan sponsor berubah menjadi UOB Buana). Th 2009 (2008 s/d 2011)Perubahan nama Sasana menjadi Kuku Bima Energy, menurunnya minat atlet untuk berlatih mempengaruhi prestasi tinju kota Semarang kususnya Jawa Tengah menjadi minim juara. Th 2010 (2009 s/d sekarang) Perubahan nama sasana menjadi “Sasana Tinju Temujin Rambing” sebagai wujud mengenang meninggalnya putra, pelatih sekaligus promotor tinju penggerak roda pertinjuan tanah air dan Jawa Tengah (Semarang)khususnya.

Transportasi

Kota Semarang dapat ditempuh dengan perjalanan darat, laut, dan udara. Semarang dilalui jalur pantura yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di pantai utara Pulau Jawa. Saat ini sedang dibangun jalan tol yang menghubungkan Semarang dengan Solo. Angkutan bus antarkota dipusatkan di Terminal Terboyo, Kecamatan Genuk. Angkutan dalam kota dilayani oleh bus kota, angkot, dan becak. Pada tahun 2009 mulai beroperasi TransSemarang, yang juga dikenal dengan BRT (Bus Rapid Transit), sebuah moda angkutan massal meskipun tidak menggunakan jalur khusus seperti busway (Trans Jakarta) di Jakarta.

Semarang memiliki peranan penting dalam sejarah kereta api Indonesia. Di sinilah tonggak pertama pembangunan kereta api Hindia Belanda dimulai, dengan pembangunan jalan kereta api yang dimulai dari desa Kemijen menuju desa Tanggung sepanjang 26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Pencangkulan pertama dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr LAJ Baron Sloet van den Beele, Jumat 17 Juni 1864. Jalan kereta api ini mulai dioperasikan untuk umum Sabtu, 10 Agustus 1867.

Pembangunan jalan KA ini diprakarsai sebuah perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV NISM) (terjemahan: Perseroan tak bernama Perusahaan Kereta Api Nederland-Indonesia) yang dipimpin oleh Ir JP de Bordes. Kemudian, setelah ruas rel Kemijen - Tanggung, dilanjutkan pembangunan rel yang dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), pada 10 Februari 1870. Semarang memiliki dua stasiun kereta api: Stasiun Semarang Tawang untuk kereta api kelas bisnis dan eksekutif, serta Stasiun Semarang Poncol untuk kereta api kelas ekonomi dan angkutan barang. Kereta api di antaranya jurusan Semarang-Jakarta, Semarang-Bandung, Semarang-Surabaya, Jakarta-Semarang-Jombang, Jakarta-Semarang-Malang, Semarang-Tegal, dan Semarang-Bojonegoro.

Angkutan udara dilayani di Bandara Ahmad Yani, menghubungkan Semarang dengan sejumlah kota-kota besar Indonesia setiap harinya. Sejak tahun 2008 Bandara Ahmad Yani menjadi bandara Internasional dengan adanya penerbangan langsung ke luar negri, contohnya ke Singapura dan Kualalumpur. Pelabuhan Tanjung Mas menghubungkan Semarang dengan sejumlah kota-kota pelabuhan Indonesia; pelabuhan ini juga terdapat terminal peti kemas.

Untuk memperlancar jalur transportasi ke arah kota/kabupaten di Jawa Tengah di Bagian Selatan terutama jalur padat Semarang-Solo, saat ini sedang dibangun Jalan Tol Semarang-Solo. Pada tahap pertama, pembangunan jalan tol tersebut telah dioperasikan sebagian, yaitu Semarang-Ungaran yang telah mulai digunakan tahun 2011. Saat ini, pembangunan jalan tol ruas Ungaran-Bawen sedang dilakukan.

Kesehatan (rumah sakit)

Terdapat beberapa rumah sakit besar di Semarang antara lain:

Pendidikan

Semarang terdapat sejumlah perguruan tinggi ternama baik negeri maupun swasta. Bahkan berdasarkan Peringkat universitas di Indonesia menurut Webometrics terdapat 6 universitas di Semarang termasuk 100 universitas terbaik Indonesia. Berdasarkan data dari DAPODIK Kota Semarang 2010/2011, perguruan tinggi di Kota Semarang:

Perguruan Tinggi Kedinasan

Perguruan Tinggi Negeri

Perguruan Tinggi Swasta

Kota kembar

Lain-lain

  • Semarang memiliki slogan sebagai Kota ATLAS (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat).
  • Beberapa pasar besar anatara lain pasar Johar, pasar Peterongan, pasar Jatingaleh, pasar Banyumanik, pasar Kobong, pasar Karangayu, pasar Bulu, pasar Gang Baru, dll.
  • Perusahaan Farmasi antara lain Phapros, Saka Farma, DGPharm, dan Zenith.
  • Pabrik Jamu antara lain Jamu Jago, Sido Muncul, Nyonya Meneer, Jamu Leo, dll.
  • Pernah populer penggunaan bahasa pergaulan yang disebut bahasa Walikan.

Tokoh terkenal dari Kota Semarang

Referensi

  1. ^ Situs Pemerintah Kota Semarang
  2. ^ "Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2016"
  3. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah 2015"
  4. ^ [1]
  5. ^ http://dispendukcapil.semarangkota.go.id/statistik/jumlah-penduduk-kota-semarang/2015-10-11
  6. ^ Mandala Air tak naikan tarif
  7. ^ "Weatherbase: Weather for Semarang, Indonesia". Weatherbase. 2011.  Retrieved on 1 December 2011.
  8. ^ Graaf, H.J. de. 1989. Terbunuhnya Kapetn Tack: Kemelut di Kartasura abad XVII. Penrj. Dick Hartoko. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. p. 16.
  9. ^ a b "Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang 2012". Badan Pusat Statistik Kota Semarang. 2013. 
  10. ^ Directory of Government of the Republic of Indonesia. Mitra Info. 1998. 
  11. ^ "Kota Semarang Dalam Angka 2013". Badan Pusat Statistik Kota Semarang. 22-11-2013. Diakses tanggal 18-03-2023. 
  12. ^ Iman, Afzal Nur (03-05-2024). "Daftar Lengkap 50 Anggota DPRD Kota Semarang Terpilih Periode 2024-2029". detik.com. Diakses tanggal 12-05-2024. 
  13. ^ Menjelajah Semarang dalam satu hari
  14. ^ Republika.co.id

Pranala luar

  Kota Provinsi Populasi     Kota Provinsi Populasi
1 Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.135.191  
Kota Semarang
7 Makassar Sulawesi Selatan 1.477.861
2 Surabaya Jawa Timur 3.017.382 8 Batam Kepulauan Riau 1.294.548
3 Bandung Jawa Barat 2.579.837 9 Pekanbaru Riau 1.138.530
4 Medan Sumatera Utara 2.539.829 10 Bandar Lampung Lampung 1.073.451
5 Palembang Sumatera Selatan 1.781.672 11 Padang Sumatera Barat 939.851
6 Semarang Jawa Tengah 1.699.585 12 Malang Jawa Timur 885.271
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit.