Suku Madura
Suku Madura (Bhs Madura: Orèng Mâdurâ) merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 7.179.356 juta jiwa (sensus 2010). Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya
Daerah dengan populasi signifikan | |
---|---|
Jawa Timur: 6.520.403. Kalimantan Barat: 274.869. | |
Bahasa | |
Madura, Jawa dan Indonesia. | |
Agama | |
Islam | |
Kelompok etnik terkait | |
suku Jawa dan suku Melayu. |
Sejarah
Seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo, Bondowoso, sebelah timur Probolinggo, utara Lumajang, dan utara Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga Surabaya utara, serta sebagian Malang. ada juga yang menetap di Bawean, di negeri jiran Malaysia, Timor Leste, Brunei Darussalam misalnya juga ada, mereka ada yang menjadi penduduk tetap (sudah dapat IC/ surat tinggal selamanya.), Bahkan ada juga di negara negara Timur Tengah.
Demografis
Di samping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta ke Jakarta, Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi, dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura disebabkan oleh kesenjangan sosial, tetapi sekarang kesenjangan itu sudah mereda dan etnis Madura dan penduduk setempat sudah rukun kembali.
Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi, ramah, giat bekerja dan ulet, mereka suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang perantauan asal Madura umumnya berprofesi sebagai pedagang, misalnya: berjual-beli besi tua, pedagang asongan, dan pedagang pasar. Namun, tidak sedikit pula di antara mereka yang menjadi tokoh nasional seperti:
- Mahfud MD (mantan Ketua Mahkamah Konstitusi)
- Wardiman Djojonegoro (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1993 hingga tahun 1998 di bawah pemerintahan Presiden Soeharto dalam Kabinet Pembangunan VI)
- Rachmat Saleh (Gubernur Bank Indonesia pada tahun 1973 hingga tahun 1983 dan Menteri Perdagangan Indonesia tahun 1983 hingga tahun 1988)
- R. Hartono (mantan jenderal dengan pangkat tertinggi di TNI Angkatan Darat yaitu jenderal bintang empat dengan jabatan tertinggi pula sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat). Dia merupakan satu-satunya perwira tinggi dari korps Kavaleri yang mendapatkan pangkat jenderal penuh (bintang empat) juga ( Mantan Mentri Penerangan )
- M.A. Rachman (Jaksa Agung Republik Indonesia untuk periode 2001 sampai 2004)
- Hadi Purnomo (Mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan BPK )
- Nurmahmudi Ismail (Mantan Mentri Kehutanandan Presiden PKS )
- Soedjono C. Atmonegoro (Jaksa Agung Republik Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII)
- Herman Widyananda (Mantan Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan periode 2009–2011)
- Banurusman Astrosemitro (Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia periode 1993–1996)
- Hanafie Asnan (Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara)
- Muhamad Arifin ( Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut periode 1989–1993)
- Roesmanhadi (Mantan Kepala Staf Kepolisian RI ).
- D. Zawawi Imron (Tokoh penyair dan budayawan Madura yang terkenal dengan julukan Clurit Emas. Dia merupakan tokoh budayawan kelahiran Sumenep.
- Mien Achmad Rifai (Prof. Mien Achmad Rifai, M.Sc.,Ph.D.) yang akrab dipanggil Pak Mien lahir di Desa Gapura Tengah, Sumenep, Beliau Sebagai Ahli Botani Indonesia
- Achsanul Qosasi (Anggota VII Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia 2014–2019, Presiden Klub Madura United FC, Mantan Manajer Persepam Madura United,)
Selain itu banyak juga terdapat tokoh pejuang kemerdekaan yang layak menjadi Pahlawan nasional Indonesia Seperti:
- Trunojoyo, yang telah memberikan perlawanan terhadap Kolonial Belanda (VOC tahun 1677).
- Halim Perdana Kusuma salah satu pahlawan Nasional kelahiran Sampang yang tewas di semenanjung Malaya
- Kyai Taman, adalah seorang pejuang Islam yang gigih menentang Belanda pada tahun 1919
- Kyai Djauhari, membuka cabang Hizbullah di Prenduan. Didirikan pada tahun 1944, Hizbullah adalah organisasi militer pemuda Majelis Muslimin Indonesia (Masjumi), organisasi yang berpengaruh secara nasional kala itu.
- KH. Abdullah Sajjad, salah satu pengasuh Pondok Pesantren An-Nuqayah salah satu pahlawan dari Kabupaten Sumenep.
- KH. Mawardi, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Sumber Anyar salah satu pahlawan dari Pamekasan.
Madura masih menyimpan banyak tokoh ulama seperti
- Syaikhona Kholil Bangkalan
- KH Bahaudin Mudhary
- K.Abdul Majid Bata-bata
- K.Moh.Ilyas Guluk-guluk
- K. Abdul Hamid Baqir Banyuanyar
- KH.M.Tidjani Djauhari
- KH. M. Idris Djauhari
- K.Jufri Marzuqi Sumber Batu (dianugerahi gelar al-Syahidul Kabir oleh PBNU)
Kepercayaan
Mayoritas masyarakat suku Madura hampir 100 % beragama Islam, bahkan suku Madura yang tinggal di Madura bisa dikatakan 100 % muslim. suku Madura terkenal sangat taat dalam beragama Islam, seperti halnya suku Melayu atau suku Bugis yang juga sangat menjunjung agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu sebabnya dengan adanya Pondok Pesantren yang tersebar di seluruh pulau madura. Misalnya Pondok Pondok pesantren miftahul ulum panyepen, Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, pondok pesantren Al hamidiy banyuanyar Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar di Kabupaten Pamekasan, Pondok pesantren Annuqayah disingkat PPA pesantren yang terletak di desa Guluk-Guluk, Pondok Pesantren Al-Amin di Sumenep dan, Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan, Pondok Pesantren Attaraqqi Sampang, dan pesantren-pesantren lainnya dari yang memiliki santri ribuan, ratusan, dan puluhan yang tersebar di Pulau Madura. Pesantren-pesantren begitu mengakar dalam kehidupan masyarakat Madura karena pesantren tidak sekadar mengajar ilmu agama tetapi juga mempunyai kiprah dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan peduli pada nasib rakyat kecil.
Karakter
Suku Madura dikenal dengan intonasi bicaranya yang keras dan terdengar kasar. Walaupung begitu mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).[butuh rujukan] Sekali pun berpendapatan kecil pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji.
Budaya Sosial
Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura, tetapi tradisi lambat laun melemah seiring dengan terdidiknya kaum muda di pelosok desa, dahulu mereka memakai kekuatan emosional dan tenaga saja, tetapi kini mereka lebih arif dalam menyikapi berbagai persoalan yang ada.
Ada perbedaan antara Madura Timur (Sumenep dan Pamekasan) dengan Madura Barat (Sampang dan Bangkalan). Orang Madura Timur dikenal lebih halus baik dari sikap, bahasa, dan tatakrama daripada orang Madura Barat.[butuh rujukan] Orang Madura Barat lebih banyak merantau daripada Madura Timur.[butuh rujukan] Hal ini, disebabkan Madura Barat lebih gersang daripada Madura Timur yang dikenal lebih subur.[butuh rujukan]
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
- http://media-kitlv.nl/all-media/indeling/detail/form/advanced/start/31?q_searchfield=martapoera Serdadu Madura di Banjarmasin.
- http://media-kitlv.nl/all-media/indeling/detail/form/advanced/start/70?q_searchfield=martapoera Perahu Madura di Banjarmasin.