Masjidil Haram
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Juni 2018) |
Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan. Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya. Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya, Anda dapat memohon permintaan penyuntingan, diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan, memohon untuk melepaskan pelindungan, masuk, atau buatlah sebuah akun. |
Masjidilharam, Masjid al-Haram atau al-Masjid al-Haram (bahasa Arab: المسجد الحرام, pelafalan dalam bahasa Arab: [ʔælmæsʤɪd ælħaram]) adalah sebuah masjid yang berlokasi di pusat kota Makkah[1] yang dipandang sebagai tempat tersuci bagi umat Islam. Masjid ini juga merupakan tujuan utama dalam ibadah haji. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah salat. Masjid ini juga merupakan masjid terbesar di dunia, diikuti oleh Masjid Nabawi di Madinah al-Munawarah sebagai masjid terbesar kedua di dunia serta merupakan dua masjid suci utama bagi umat Muslim. Luas keseluruhan masjid ini mencapai 356.800 m2 (3.841.000 sq ft) dengan kemampuan menampung jemaah sebanyak 820.000 jamaah ketika musim haji dan mampu bertambah menjadi dua juta jemaah ketika salat Id.[2]
Masjidilharam | |
---|---|
مسجدالحرام | |
Agama | |
Afiliasi | Islam |
Provinsi | Provinsi Makkah |
Kepemimpinan | Imam: Abdurrahman As-Sudais dan Lainnya |
Lokasi | |
Lokasi | Makkah, Arab Saudi[1] |
Munisipalitas | Lingkungan Al-Haram |
Negara | Arab Saudi |
Administrasi | Pemerintah Arab Saudi |
Arsitektur | |
Tipe | Masjid |
Didirikan | Zaman Pra-Islam |
Spesifikasi | |
Kapasitas | 900,000 jemaah (meningkat hingga 4,000,000 jemaah saat musim haji) |
Menara | 9 |
Tinggi menara | 89 m (292 ft) |
Situs web | |
www |
Kepentingan masjid ini sangat diperhitungkan dalam agama Islam, karena selain menjadi kiblat, masjid ini juga menjadi tempat bagi para jemaah haji melakukan beberapa ritual wajib, yaitu tawaf, dan sai.
Pengertian Masjidilharam tidak hanya diartikan sebagai masjid di kota Makkah saja. Para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini. Ada yang mengatakan bahwa arti Masjidilharam adalah semua tempat di kota Makkah.[3]
Imam Besar masjid ini adalah Syekh Abdurrahman As-Sudais seorang imam yang dikenal dalam membaca Al-Qur'an dengan artikulasi yang jelas dan suara yang merdu dan Syekh Shuraim.
Muazin besar dan paling senior di Masjid Al-Haram adalah Ali Ahmed Mulla yang suara azannya sangat terkenal di dunia Islam termasuk pada media internasional
Sejarah
Prasejarah
Sejarah Masjidilharam tidak lepas dari pembangunan Ka'bah jauh sebelum Nabi Adam diciptakan. Setelah Nabi Adam dan Hawa turun ke bumi, mereka diperintahkan oleh Allah untuk membangun bangunan di sebuah lembah yang bernama Bakkah (saat ini menjadi bagian dari Kota Makkah al-Mukarramah)[4]. Namun, bangunan tersebut hancur akibat air bah pada masa Nabi Nuh. Selama beberapa abad kemudian, Allah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail untuk membangun sebuah bangunan di tengah perempatan kota Makkah untuk dijadikan tempat beribadah[5] Mereka berdua lah yang pertama kali meletakkan Hajar Aswad dan makam Ibrahim di sekitar Ka'bah.[6] Sejak pembangunan tersebut, Ka'bah dan Masjidilharam dijaga oleh para keturunan Ismail.
Masa Jahiliah
Masjidil Haram menjadi pusat atau tujuan utama para peziarah, terutama Ka'bah. Akibatnya, Abrahah dari Yaman, merasa iri dan ingin menghancurkan Ka'bah. Mereka membawa pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka'bah.[7] Namun, ketika dalam perjalanan, semua pasukan itu dilempari batu berapi dari neraka oleh burung-burung ababil[8] sehingga pasukan tersebut mati dalam keadaan tubuh yang rusak dan berlubang-lubang selayaknya daun-daun yang dimakan ulat.[9] Peristiwa itu terjadi pada tahun gajah, yakni tahun saat Nabi Muhammad dilahirkan, yaitu pada tahun 571 M.
17 Tahun setelah percobaan penyerangan Ka'bah, bangunan Ka'bah hancur akibat banjir besar yang melanda kota Makkah. Para petinggi Quraisy sepakat untuk menggunakan uang yang halal dalam pembangunan Ka'bah.[10] Akibatnya, ukuran Ka'bah menjadi lebih kecil dari ukuran sebelumnya sehingga Hijir Ismail tidak termasuk ke dalam Ka'bah. Pertikaian terjadi antara para petinggi Quraisy setelah masanya peletakkan batu Hajar Aswad.[11] Mereka berselisih tentang siapa yang berhak meletakkan batu itu. Hingga akhirnya datanglah Muhammad yang mengusulkan agar batu itu diletakkan di sebuah kain yang setiap ujungnya dipegang oleh masing-masinh ketua kabilah. Berkat peristiwa ini Muhammad digelari sebagai al-amin.[12]
Masa Rasulullah
Masjidilharam sejak dibangunnya Ka'bah sampai dengan masa permulaan Islam terdiri dari halaman yang luas dan ditengahnya ada Ka'bah, tidak ada dinding yang mengelilinginya, hanya bangunan rumah-rumah penduduk Makkah yang mengelilingi halaman itu, seakan-akan dia adalah dindingnya.[13]
Di sela rumah-rumah tersebut, terdapat lorong-lorong yang mengantar ke Ka'bah, dinamakan dengan nama-nama kabilah-kabilah yang melaluinya atau yang berdekatan dengannya, diperkirakan luas Masjidilharam pada masa Nabi Muhammad antara 1490 sampai 2000 m².[14]
Masa Kekhalifahan
Dari masa ke masa tempat tawaf diperluas berkali-kali, agar dapat mencukupi dengan bertambahnya jumlah orang-orang yang thlawaf, maka dari itu pada tahun 17 H/638 M Umar bin Khatthab al Faruq membeli rumah-rumah yang menempel dengan Masjidilharam dan menghancurkannya, serta memasukkan area tanahnya ke dalam Masjidilharam, mengubininya dengan hamparan kerikil, kemudian dia membangun tembok mengelilingi masjid setinggi kurang satu depa (6 kaki), dan membuatkan beberapa pintu, dan lampu-lampu minyak penerang masjid diletakkan di dinding ini, diperkirakan luas tambahan ini adalah 840 m2.[15]
Ini adalah perluasan pertama untuk Masjidilharam. Pada tahun 26 H/646 M Khalifah Usman bin Affan menjadikan bagi masjid koridor-koridor sebagai tempat berteduh untuk orang-orang, diperkirakan luas perluasan ini mencapai 2040 m2. Pada tahun 65 H/ 684 M setelah Abdullah bin Zubair menyelesaikan pemugaran Ka'bah. dia memperluas Masjidilharam dengan sangat besar sehingga menuntut untuk memberikan atap di sebagian darinya, diperkirakan perluasan ini mencapai 4050 m2
Masa Daulat Umayah
Dan pada tahun 91H/709 M,[16] Khalifah Kesultanan Umayah Umawi Walid bin Abdul Malik [17] memerintahkan untuk perluasan Masjidilharam, dan membangunnya dengan bangunan yang kukuh,[18] dan mendatangkan pilar-pilar marmer dari Mesir dan Syam, dan ujungnya diberi lempengan emas, dan masjid diatapi dengan kayu sajj (semacam kayu jati) yang dihiasi[19] dan dibuat untuknya beranda, di temboknya diberi lengkungan dan di alas lengkungannya di beri mozaik (kepingan batu), perluasaan ini adalah untuk bagian timur,[20] diperkirakan tambahan ini seluas 2300 m2[21]
Masa Daulat Abbasiah
Pada tahun 137 H/754 M, Khalifah Kekhalifahan Abbasiah Abu Ja'far an-Nilansyur al-Abbasi memerintahkan untuk memugar Masjidilharam dan memperluasnya serta menghiasinya dengan emas dan mozaik,[22] dan dia adalah orang pertama yang menutup Hijir Ismail dengan marmer, diperkirakan tambahan ini seluas 4700 m2.[23] Dan pada tahun 160 H/776 M Khalifah Al-Mahdi memperluas Masjidilharam dari arah timur, barat dan utara, dan tidak memperluas bagian selatan disebabkan adanya jalan untuk air bah wadi Ibrahim, tambahan perluasan ini diperkirakan 7950 m2[24] dan tatkala Khalifah Al-Mahdi menunaikan haji tahun 164 H/ 780 M, dia memerintahkan agar jalan air bah wadi Ibrahim dipindah, dan memperluas bagian selatan sehingga Masjidilharam menjadi segi empat, tambahan perluasan ini di perkirakan mencapai 2360 m2.[25]
Pada tahun 281 H/894 M, Khalifah al-Mu'tadhid Billahi memasukkan Daar An-Nadwah ke dalam Masjidilharam. Rumah ini cukup luas, terletak di arah utara masjid, memiliki halaman yang luas, dahulunya biasa disinggahi oleh para khalifah dan gubernur, kemudian ditinggalkan, maka dimasukkanlah ke dalam masjid, dibangun di atasnya menara. dan diramaikan dengan pilar-pilar dan kubah-kubah serta koridor-koridor, diatapi dengan kayu sajj yang dihiasi, tambahan ini diperkirakan seluas 1250 m2.[26] Dan pada tahun 306 H/918 M [27] Khalifah Al-Muqtadir Billahi al Abbasi memerintahkan agar menambah pintu Ibrahim di arah barat masjid, dahulunya adalah halaman yang luas di antara dua rumah Siti Zubaidah, luasnya diperkirakan 850 m2.[28]
Pada tahun 979 H/1571 M, Sultan Salim Al-Utsmani memugar bangunan masjid secara total, tanpa menambah diluasnya, dan bangunan ini tetap ada sampai sekarang dikenal dengan bangunan Usmaniah.[29]
Pada 1579, Sultan Selim II dari Kesultanan Usmaniah menugaskan arsitek ternama Turki, Mimar Sinan untuk merenovasi Masjidilharam.[30][31] Sinan mengganti atap masjid yang rata dengan kubah lengkap dengan hiasan kaligrafi di bagian dalamnya.[31]
Sinan juga menambah empat pilar penyangga tambahan yang disebut-sebut sebagai rintisan dari bentuk arsitektur masjid-masjid modern. Pada tahun 1621 dan 1629, banjir bandang melanda Makkah dan sekitarnya, mengakibatkan kerusakan pada Masjidilharam dan Ka'bah. Pada masa kekuasaan Sultan Murad IV tahun 1629, Ka'bah dibangun kembali dengan batu-batu dari Makkah, sedangkan Masjidilharam juga mengalami renovasi kembali.[30][31]
Pada renovasi tersebut, ditambahkan tiga menara tambahan sehingga keseluruhan menara menjadi tujuh. Marmer pelapis lantai pun diganti dengan yang baru. Sejak saat itu, arsitektur Masjidilharam tak berubah hingga hampir tiga abad.[30][31]
Masa Kekuasaan Raja-Raja Saudi
Renovasi besar pertama yang dilakukan pada masa raja-raja Saudi berlangsung pada tahun 1955 hingga tahun 1973. Selain penambahan tiga menara, atap masjid pun diperbaiki, sementara lantai masjid diganti dengan marmer yang baru. Pada renovasi ini, dua bukit kecil Shofa dan Marwah dibuat di dalam Masjidilharam. Dalam renovasi ini pula, seluruh fitur yang dibangun oleh arsitek Kekaisaran Usmaniah, termasuk empat pilar, dirobohkan.[30][31]
Renovasi kedua dilakukan ketika Arab Saudi dipimpin oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz Al-Saud. Raja Fahd pada tahun 1982 hingga 1988, membangun sebuah sayap bangunan baru dan kawasan salat ruang terbuka di Masjidilharam. Renovasi ketiga dilakukan pada tahun 1988 hingga 2005. Pada renovasi ini, dibangun beberapa menara tambahan, serta kawasan salat di dalam dan sekitar masjid. Sebuah kediaman untuk raja juga dibangun berhadapan dengan masjid.[30][31]
Selain itu, dibangun pula 18 gerbang tambahan, tiga kubah, serta 500 pilar marmer. Masjidilharam juga dilengkapi dengan pendingin udara, eskalator, dan sistem pengairan.[31]
Masa kekuasaan Raja Abdullah bin Abdul Aziz
Pada tahun 2007, Raja Abdullah memulai proyek raksasa untuk memperluas kapasitas masjid agar bisa menampung hingga 2 juta jemaah. Proyek ini diprediksi akan selesai pada tahun 2020. Perluasan masjid dimulai pada bulan Agustus 2011. Kawasan masjid yang semula seluas 356.000 meter persegi, akan dikembangkan menjadi 400.000 meter persegi. Sebuah gerbang yang diberi nama Gerbang Raja Abdullah dibangun bersama tambahan dua menara masjid.[31]
Proyek Pembangunan di bawah Raja Salman bin Abdul Aziz
Takhta Kerajaan Arab Saudi jatuh ke tangan Salman bin Abdul Aziz, setelah Raja Abdullah wafat. Raja Salman, pada bulan Juli 2015 lalu, meluncurkan lima proyek ekspansi Masjidilharam agar bisa mengakomodasi lebih dari 1,6 juta jamaah haji.[30]
Proyek ini mencakup pembangunan gedung, terowongan, gedung-gedung tempat tinggal bagi jemaah haji, serta sebuah jalan lingkar. Perluasan bangunan mencakup 1,47 juta meter persegi dan pembangunan 78 gerbang baru. Sebanyak enam lantai untuk salat untuk sembahyang, 680 eskalator, 24 elevator untuk jemaah berkebutuhan khusus, 21.000 toilet dan tempat wudu.
Nilai proyek yang sudah digelar pada tahun 2011 oleh Raja Abdullah ini mencapai 26,6 miliar Dolar AS. Pemegang tender proyek raksasa ini adalah Binladin Group.[32]
Pendudukan Masjidilharam 1979
Pendudukan Masjidilharam adalah serangan dan pendudukan yang dilancarkan oleh kelompok "Ikhwan" dari tanggal 20 November hingga 4 Desember 1979 di Masjidilharam, Makkah, Arab Saudi.[33] Gerakan ini dipimpin oleh Juhaiman bin Muhammad ibn Saif al Otaibi. Para pembangkang menyatakan salah seorang di antara mereka, yaitu Mohammed Abdullah al-Qahtani, adalah seorang Mahdi. Mereka menyerukan semua Muslim untuk mematuhinya.[34] Dengan senapan, mereka lalu menguasai Masjidil Haram dan menyandera peziarah-peziarah yang sedang melaksanakan ibadah haji. Tentara keamanan Arab Saudi kemudian mengepung kompleks masjid dan setelah dua minggu, para militan berhasil dikalahkan.[35]
Kecelakaan Alat Berat Derek 2015
Pada 11 September 2015, 111 orang meninggal dunia dan 394 lainnya terluka akibat sebuah derek yang jatuh ke dalam Masjid.[36][37][38][39][40][41] Jatuhnya alat berat ini diakibatkan oleh badai hujan yang disertai angin kencang yang melanda kota Makkah pada waktu itu. Korban luka-luka dirawat di Rumah Sakit setempat dan dibiayai oleh kerajaan Arab Saudi secara penuh, korban luka-luka pun dijenguk oleh Raja Salman di Rumah Sakit.[42]
Kepentingan Dalam Agama Islam
Kiblat
Kiblat adalah kata Arab yang merujuk arah yang dituju saat seorang Muslim mendirikan salat.
Menurut Ibnu Katsir,[43] Nabi Muhammad dan para sahabat salat dengan menghadap Baitulmaqdis. Namun, Rasulullah lebih suka salat menghadap kiblatnya Nabi Ibrahim, yaitu Ka'bah. Oleh karena itu, dia sering salat di antara dua sudut Ka'bah sehingga Ka'bah berada di antara diri dia dan Baitulmaqdis. Dengan demikian, dia salat sekaligus menghadap Ka'bah dan Baitulmaqdis.
Haji
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
Haji adalah rukun Islam yang kelima setelah syahadat, salat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Zulhijah).
Arsitektur
Secara historis, pembangunan besar-besaran pada masa Turki Usmani itu antara lain terjadi pada tahun 979 H/ 1571 M ketika Sultan Salim Al-Utsmani memugar bangunan masjid secara total dan bangunan ini sebagian tetap ada sampai sekarang dan dikenal secara internasional dengan bangunan Usmani.
Sebelumnya, Sultan Salim sudah memerintahkan arsitek Turki kenamaan Mimar Sinan untuk merenovasi Masjidilharam secara keseluruhan, yang kukuh, megah dan artistik. Sinan lalu mengganti atap masjid yang rata dengan kubah, lengkap dengan hiasan kaligrafi di bagian dalamnya. Sinan juga menambah empat pilar penyangga tambahan yang disebut-sebut sebagai rintisan dari bentuk arsitektur masjid-masjid modern.
Pada masa ini, juga dibuat atap-atap kecil berbentuk kerucut yang masih dapat kita lihat hingga renovasi besar-besaran pada tahun 2013-2016 ini. Bentuk dasar bangunan Masjidilharam hasil renovasi Kesultanan Usmaniah itulah yang dapat dilihat saat ini. Hanya saja pada bagian utara masjid sudah terbongkar untuk perluasan kawasan tawaf.
Pada tahun 1621 dan 1629, banjir bandang melanda Makkah dan sekitarnya, mengakibakan kerusakan pada Masjidilharam dan Ka'bah. Pada masa kekuasaan Sultan Murad IV tahun 1629, Ka'bah dibangun kembali dengan batu-batu dari Mekah, sedangkan Masjidilharam juga mengalami renovasi kembali.
Karya Sinan di Masjidil Haram mengesankan jutaan muslim yang setiap tahun berhaji dari tahun ke tahun sehingga melahirkan jenis baru seni yang kemudian dikenal dengan sebagai arsitektur islami.
Ciri menonjol karya Sinan yang kemudian dijadikan rujukan arsitektur Islam itu adalah pola bangunan yang memanfaatkan sepenuhnya cahaya dan bayangan, kehangatan dan kesejukannya, angin dan sirkulasinya, air dan efek penyejukannya, tanah dan ciri-ciri isolatifnya serta sifat-sifat protektifnya terhadap cuaca.
Sebenarnya, wujud arsitektur Islami sebagaimana tecermin dalam Masjidilharam adalah sebuah kristalisasi dari spiritualitas yang memberi kedamaian serta keselarasan alam yang suci. Ciri itu tampak jelas dalam jejak-jejak arsitektur peninggalan Kesultanan Turki Usmani di Masjidilharam yang dipelihara beratus-ratus tahun itu.[44]
Pintu
Secara keseluruhan, ada 129 pintu di Masjidilharam. Untuk memasuki Masjidilharam, terdapat 4 pintu utama dan 45 pintu biasa yang biasanya buka selama 24 jam sehari, masing masing pintu tersebut memiliki sebuah nama, di antara pintu pintu tersebut ada yang bernama Shafa, Darul Arqam, Ali, Abbas, Nabi, Bani Syaibah, dan lain-lain. Pintu-pintu tersebut berada di sekeliling Masjidilharam.
Di antara pintu-pintu tersebut terdapat sebuah pintu yang sangat populer dan paling utama dan biasanya sering menjadi terdapat bergerombol para jamaah yang menginginkannya untuk memasuki pintu tersebut, pintu tersebut bernama Babus Salam. dengan melalui pintu tersebut akan dapat langsung melihat Ka'bah, Hajar Aswad, Maqam Ibrahim dan Hijir Ismail.
Pintu sejumlah 129 buah tersebut telah dilengkapi dengan lampu penunjuk berwarna merah dan hijau. Jika lampu hijau menyala, berarti di dalam masjid masih terdapat tempat yang kosong. Namun, jika lampu merah menyala, berarti tidak ada tempat lagi di dalam masjid, masjid tersebut juga menyediakan 50 pintu yang dikhususkan bagi para penyandang cacat dan mereka yang tidak bisa berjalan.[butuh rujukan]
Masjidilharam memiliki beberapa pintu atau gerbang, dengan di kelompokkan menjadi pintu terdahulu dan pintu-pintu baru.
- Lima Pintu Terdahulu Masjidilharam
- Pintu Raja Abdul Aziz, nomor (1) di bagian barat.[45]
- Pintu Shofa, nomor (11) di tempat sa'i.[46]
- Pintu Al-Fath nomor (45) di bagian selatan.[47]
- Pintu Umrah, nomor (62) di bagian selatan.[48]
- Pintu Raja Fahd, nomor (79) di bagian barat[49]
- Pintu Lainnya
- Sekitar Pintu Raja Fahd (64, 70, 72, 74)
- Di bagian timur (Pintu As-Salam, Pintu Ali, Pintu Marwah).
- Di bagian selatan (pintu Hudaybiyah, pintu Madinah, Pintu Al-Quds.)
Beberapa pintu lain, seperti pintu Hunain, pintu Shafa, pintu Marwah, pintu Qararah, pintu al-Fath, pintu Madinah, pintu Umrah, pintu (64), dan pintu (74), pintu (84), dan pintu (94).[49]
Menara
Menara-menara terdapat pada beberapa bagian atas dari pintu-pintu Masjidilharam. Seperti halnya pintu Masjidilharam, menara juga di kelompokkan ke dalam menara terdahulu dan menara baru.
Menara-Menara Terdahulu
- Menara di atas pintu Raja Abdul Aziz.[50]
- Menara di atas pintu Raja Fahd.[51]
- Menara di atas pintu Umrah.
- Menara di atas pintu Al-Fath.
- Menara di atas pintu Ash-Shofa.
Menara-Menara Baru
- Menara di atas pintu Raja Abdullah.[52]
- Menara di bagian tenggara.
- Menara di bagian barat laut.
Eskalator
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
Pada masa Raja Fahd ibn Abdul Aziz, telah dibangun tangga-tangga elektronik (eskalator) untuk melayani jamaah yang ingin salat di lantai atas dan lantai atap. Jumlahnya ada 7 buah, dengan luas 375 m persegi, yaitu di Bab Ajyad dan Shafa, di Marwa, Babul Fath, di asy-Syamiyyah, dan di samping bangunan perluasan kedua. Setiap tangga mengangkut rata-rata 1500 orang per jam.
Pusat Pendingin Udara
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
Masjidilharam memiliki sebuah bangunan sentral pendingin udara untuk bagian bangunan perluasan kedua dan lantai dasar tempat sai yang berjarak 600 m dari Masjidilharam, yaitu di Jalan Ajyad. Sentral tersebut terdiri dari gedung 6 tingkat yang dilengkapi dengan sistem pendingin udara canggih. Udara dingin disalurkan lewat terowongan yang menghubungkan antara sentral dengan satuan-satuan pendingin udara pada bangunan perluasan dan disalurkan pula ke satuan-satuan pendingin udara yang terdapat pada tiang-tiang masjid.
Toilet dan Tempat Wudu
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
Toilet dan tempat wudu untuk pria dan wanita dibangun secara terpisah, masing-masing terdiri dari dua lantai di bawah tanah, yaitu yang berada di halaman pasar kecil (depan Babul Mailik Abdul Aziz), dan dekat dengan halaman Marwa dengan luas keseluruhan mencapai 14.000 m persegi. Toilet dan tempat wudu tersebut didesain mengikuti model terbaru, dan dilapisi dengan marmer, serta dilengkapi dengan tempat untuk ganti baju baik di tempat wudu laki-laki maupun perempuan. Selain itu, terdapat pula beberapa toilet dan tempat wudu di arah timur masjid.
Saluran dan Penampungan Air
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
Masjidilharam terletak di tengah-tengah lembah. Oleh karena itu, aliran air akibat hujan dan lain sebagainya sangat membahayakan bangunan masjid. Maka, Umar bin Khattab dan para khalifah sesudahnya sepanjang masa selalu berupaya untuk mengantisipasi bahaya banjir akibat aliran air yang akan menggenang di lembah. Sehingga Raja Fahd bin Abdul Aziz memerintahkan untuk melaksanakan proyek besar dalam hal ini guna mengalihkan aliran air sekaligus membuat tempat penampungannya di terowongan bawah tanah.
Terowongan Bawah Tanah Untuk Kendaraan
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
Untuk menghindari kemacetan lalu lintas, dibuatlah terowongan sepanjang 1500 m yang terbentang dari jembatan Asy-Syubaikah sebelah barat sampai ke jembatan Jabal Abu Qubais di sebelah Timur. Dilengkapi empat terminal, sistem pencahayaan, pengaturan udara, dan kamera pemantau yang baik.[butuh rujukan]
Bangunan Bersejarah
Ka'bah
Ka'bah adalah Bait Suci atau tempat beribadah kepada Allah yang pertama kali didirikan di muka bumi.[53] Bentuk bangunan Ka'bah mendekati bentuk kubus yang terletak di tengah Masjidilharam di Makkah. Bangunan ini adalah monumen suci bagi kaum muslim (umat Islam) dan merupakan bangunan yang dijadikan patokan arah kiblat atau arah patokan untuk hal-hal yang bersifat ibadah bagi umat Islam di seluruh dunia seperti salat.[54] Selain itu, Ka'bah juga merupakan bangunan yang wajib dikunjungi atau diziarahi pada saat musim haji dan umrah.[54][55][56]
Hajar Aswad
Hajar Aswad (Arab: حجر أسود) merupakan sebuah batu yang diyakini oleh umat Islam berasal dari surga, dan yang pertama kali menemukannya Nabi Ismail dan yang meletakkannya adalah Nabi Ibrahim.[57] Dahulu kala, batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab. Namun, semakin lama sinarnya semakin meredup dan hingga akhirnya sekarang berwarna hitam. Batu ini memiliki aroma yang unik dan ini merupakan aroma wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya, dan pada saat ini, batu Hajar Aswad tersebut ditaruh di sisi luar Kabah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya.[58] Adapun mencium Hajar Aswad merupakan sunah Nabi Muhammad karena Rasulullah selalu menciumnya setiap saat tawaf.[59]
Makam Ibrahim merupakan bangunan (struktur) yang mencakup batu lebar kecil yang terletak kurang lebih 20 hasta di sebelah timur Ka'bah.[60] Tempat ini bukanlah tempat yang menjadi kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana dugaan atau pendapat kebanyakan orang. Sebaliknya, di dalam bangunan kecil ini terdapat sebuah batu yang diturunkan oleh Allah dari surga bersamaan dengan dengan batu-batu kecil lainnya yang terdapat di Hajar Aswad[61]. Di atas batu Makam Ibrahim ini, Nabi Ibrahim pernah berdiri di waktu ia membangun Ka'bah disamping putranya Nabi Ismail memberikan bongkah-bongkah batu kepadanya.
Shofa dan Marwah
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
Masjidilharam merupakan tempat dari Ka'bah, titik tujuan utama salat bagi seluruh muslim. Shofa — yang merupakan tempat dimulainya ritual sai (Arab: سعى) — terletak kurang lebih setengah mil dari Ka'bah. Marwah terletak sekitar 100 yard dari Ka'bah. Jarak antara Shofa dan Marwah sekitar 450 meter sehingga perjalanan tujuh kali berjumlah kurang lebih 3,15 kilometer. Kedua tempat itu dan jalan diantaranya sekarang berada di dalam bagian masjid.
Hijir Ismail
Hijir Ismail adalah sebuah tempat sebelah utara bangunan Ka'bah, berbentuk setengah lingkaran, dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s., termasuk bangunan suci umat Islam.
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail telah membangun Ka’bah secara sempurna termasuk di dalamnya Hijir ini. Kemudian, dinding Ka’bah sempat roboh akibat bekas kebakaran dan banjir yang menerjangnya. Kemudian, pada tahun 606 M, kaum Quraisy merobohkan sisa dinding Ka’bah lalu merenovasi kembali. Akan tetapi, karena kekurangan dana yang halal untuk menyempurnakan pembangunan sesuai fondasi yang dibangun Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Akhirnya, mereka mengeluarkan bagian bangunan Hijir dan sebagai gantinya mereka membangun dinding pendek sebagai tanda bahwa ia termasuk di dalam Ka’bah. Hal ini dilakukan karena mereka telah memberikan syarat pada diri mereka sendiri untuk tidak akan menggunakan dana untuk pembangunan Ka'bah kecuali dari dana yang halal. Mereka tidak menerima biaya dari hasil pelacuran, tidak juga jual beli riba dan tidak juga dana dari menzalimi seseorang.[62]
Sumur Zamzam
Sumur zamzam terletak 11 meter dari Ka'bah. Menurut salah satu keterangan, ia dapat menyedot air sebanyak 11-18,5 liter per detik,[63] sehingga dapat menghasilkan 660 liter air per menit dan 39.600 liter per jamnya.
Dari mata air ini, terdapat beberapa celah, di antaranya ada celah ke arah Hajar Aswad dengan panjang 75 cm, dengan tinggi 30 cm yang juga menghasilkan air sangat banyak. Beberapa celah mengarah kepada Shafa dan Marwa,[64] serta ada yang mengarah pula ke arah pengeras suara dengan panjang 70 cm dan tinggi 30 cm.[63]
Dahulu, di atas sumur zamzam ada bangunan dengan luas 8 m × 10,7 m = 88.8 m2. Akan tetapi, bangunan ini ditiadakan untuk meluaskan tempat tawaf sehingga ruang minumnya dipindahkan ke ruang bawah tanah di bawah tempat tawaf dengan 23 anak tangga yang dilengkapi penyejuk udara.[65] Tempat masuk ruang minumnya terpisah antara laki-laki dan perempuan. Di situ, terdapat 350 keran air minum, yaitu 220 ada di sisi ruang laki-laki dan 130 di sisi ruang perempuan. Sumur zamzam yang telah dipagari dengan kaca tebal itu dapat dilihat dari ruangan laki-laki .[64]
Administrasi
Imam
Mantan Imam
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
- Abdullah al-Khulaifi (عبد الله الخليفي), meninggal pada 18 Agustus 1993
- Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, dari Indonesia.
- Ali Abdullah al-Jabir (على بن عبد الله جابر)
- Umar as-Sabil (عمر السبيل)
- Muhammad bin Abdullah as-Sabil (محمد السبيل), meninggal pada tahun 2013.
- Abdullah al-Harazi (عبدالله الحرازي)
- Ali bin Abdurrahman al-Hudzaifi (على بن عبدالرحمن الحذيفي)
- Shalah al-Budair (صلح البدير)
- Khalid Al Ghamdhi
- Salih Bautsman
Imam Saat Ini
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
Berikut nama-nama para imam Masjidilharam Makkah Al-Mukarramah:
- Syekh Dr. Abdurrahman as-Sudais (Bahasa Arab:عبد الرحمن السديس). Kepala Imam Masjidilharam.
- Syekh Dr. Saud asy-Syuraim (Bahasa Arab:سعود بن إبراهيم الشريم)- Hakim pada mahkamah tinggi di Makkah; wakil dari kepala Imam Masjidilharam.
- Syekh Abdullah Awad Al Juhany (Bahasa Arab:عبدالله عواد الجهني) (Sejak tahun 2005 mulai memimpin salat Tarawih di Masjidilharam, dan diangkat menjadi imam Masjidilharam secara penuh pada Juli 2007. Sebelumnya, beliau menjadi imam di Masjid Nabawi Madinah dan saat Ini, Beliau diangkat menjadi khatib).
- Syekh Maher Al Mueaqly (Bahasa Arab:ماهر المعيقلي) Mulai diangkat menjadi imam pada tahun 2007 (Sebelumnya, beliau memimpin salat Tarawih di Masjid Nabawi Madinah pada bulan Ramadan 2005 dan 2006).
- Syekh Khaled Al-Ghamdi (Bahasa Arab:خالد الغامدي) (Diangkat setelah pelaksanaan ibadah haji pada tahun 2008).
- Syekh Dr. Shalih bin Abdullah bin Hamid (Bahasa Arab:صالح بن حميد)-Pimpinan Majlis al-Shura, Arab Saudi.
- Syekh Dr. Usamah Khayyath (Bahasa Arab:أسامة بن عبدالله خياط).
- Syekh Dr.Shalih Alu Thalib (Bahasa Arab:صالح ال طالب) (Hakim pada mahkamah tinggi di Makkah) diangkat pada tahun 2003.
- Syekh Faisal Ghazawi (Bahasa Arab:فيصل غزاوي) (Diangkat setelah pelaksanaan ibadah haji pada tahun 2008).
- Syekh Bandar bin Abdul Aziz Balilah (Beliau saat Ini sudah menjadi imam dan khatib di Masjidilharam. Pada tanggal 25 Oktober 2019, Syekh Balilah menjadi khatib perdana pada khotbah salat Jumat)
- Syekh Dr. Yassir Bin Rasyid Al Dausary (Bahasa Arab ياسر بن راشد الدوسري) (Diangkat menjadi imam Masjidilharam secara penuh dan menjadi imam perdana pada salat Magrib perdana, pada tanggal 13 Oktober 2019 atau 15 Safar 1441 Hijriah)
Muazin
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
Muazin di Masjidil bertugas di sebuah kantor ruangan khusus di dalam Masjidilharam yang bernama Mukabariyah. Secara administratif, dewan Muazin Masjidil Haram diketuai oleh Syekh Ali Ahmed Mulla sebagai muazin paling senior di Masjidilharam yang telah melayani sejak tahun 1960-an Masehi. Para Muazin di Masjidilharam kebanyakan melakoni tugasnya secara turun-temurun dari keluarga mereka.
Mantan Muazin
- Al-Bazzi, meninggal pada tahun 864CE.[66]
- Ahmad Mohammad Al al-Abbas (أحمد بن محمد بن أمين آل العباس), meninggal pada tahun 1924
- Mohammed Hassan Al al-Abbas (محمد حسن بن أحمد آل العباس), meninggal pada tahun 1971
- Abdulaziz Asad Reyes (عبد العزيز أسعد ريس), meninggal pada tahun 2011
- AbdulHafith Khoj (عبد الحفيظ خوج)
- AbdulRahman Shaker (عبد الرحمن شاكر)
- Ahmad Shahhat (أحمد شحات)
- Hassan Zabidi (حسان زبيدي)
- Muhammad Siraaj Ma'roof, meninggal pada 25 Desember 2015 Masehi (1437 h).[67]
Muazin Saat Ini
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
- Ali Ahmed Mulla
- Nayif bin Saaleh Faydah
- Essam bin Ali Khan
- Ahmed bin Abdullah Basnawy
- Farooq Abdul Rahmaan Hadrawi
- Tawfiq Abdul Hafidh Khoj
- Ahmad Ali Nuhaas
- Maajid bin Ibrahim al Abbas
- Ahmad Yunis Khoja
- Muhammad bin Ali Shaakir
- Sa'eed bin Umar Fallatah
- Muhammad bin Ahmad Maghribi
- Ham'd bin Ahmad Daghreeree
- Hashim bin Muhammad Sagaaf
- Hussayn ibn Hassan Shahaat
- Imaad bin Isma'eel Baqree
- Salaah bin Idris Fallatah
- Suhail Abdul Malik Haafidh
- Sami Abdul Rahmaan Ra'ees
- Muhammad bin Ahmad Bas'ad
- Abdullah bin Faisal Khokir
Keutamaan dan Hukum
Keutamaan
Bagi umat Muslim, Masjidilharam memiliki beberapa keutamaan yang membuatnya menjadi sebuah masjid paling penting dalam agama Islam, yaitu:[68]
- Merupakan tempat pertama yang digunakan untuk beribadah di muka bumi [Alquran 1]
- Merupakan tempat atau lokasi kunjungan paling utama dalam ibadah haji dan umrah [Alquran 2]
- Sebelumnya umat Muslim pernah mengarahkan kiblatnya ke Baitulmukadis ke Masjidilharam.[Alquran 3][Hadits 1] Seluruh umat Islam diperintah untuk memalingkan wajahnya/hatinya ke arah Masjidilharam di manapun berada, hal ini di perkuat dengan Surah Albaqarah ayat 149 dan 150. perintah ini hampir sama derajatnya dengan perintah Allah yang lain seperti hal melakukan salat, zakat, puasa, haji sebagai wujud hati yang terikat dan ingat kepada Allah dalam segala hal duniawi ini.[Alquran 4][Alquran 5]
- Merupakan masjid yang dibangun paling awal di muka bumi[69]
- Merupakan masjid paling utama di antara tiga masjid, yakni Masjid Nabawi, Masjid Al-Aqsa serta Masjidilharam itu sendiri. [Hadis 1]
- Melaksanakan salat di Masjidilharam akan mendapatkan seratus ribu kali lipat kebaikan dibanding melaksanakan salat di masjid lain, kecuali Masjid Nabawi dan Masjidilaqsa. Satu kali salat di Masjid Nabawi sama dengan 1.000 kali salat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidilharam dan Masjidilaqsa. Adapun satu kali salat di Masjidilaqsa sama dengan 250 kali salat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidilharam dan Masjid Nabawi. [Hadits 2]
- Satu-satunya masjid yang diberikan jaminan keamanan oleh Allah, siapapun yang memasuki masjid akan merasa selamat dan aman. [Hadits 3]
- Merupakan tanah atau tempat di bumi yang dicintai Allah.[70]
- Tidak dapat dimasuki oleh dajal atau Almasih palsu, karena dijaga oleh ribuan Malaikat. [Hadis 2][Hadits 4]
- Tempat yang diselamatkan saat pasukan bergajah menghadang yang akan menghancurkan Ka'bah dan Masjidilharam. [Alquran 6]
Hukum
- Makkah merupakan yang tidak diizinkan dimasuki oleh penduduk selain Muslim, terutama Masjidilharam karena menurut Al-Qur’an, orang musyrik adalah najis sehingga tidak diizinkan dimasuki kota Makkah. [Alquran 7][Hadits 5][Hadits 6]
- Tidak diizinkan membunuh atau berperang, kecuali memerangi di wilayah Masjidilharam.[71]
- Tidak diperbolehkan memotong tumbuhan yang ada di kota Makkah, utamanya di sekitaran Masjidilharam.[72]
Kontroversi
Perluasan
Perkembangan dan perluasan Masjidilharam menyebabkan beberapa situs-situs penting agama Islam hilang dan dihancurkan,[73] seperti situs-situs berikut:[74][75]
- Bayt Al-Mawlid, rumah tempat Nabi Muhammad lahir, dihancurkan dan dijadikan sebuah perpustakaan.
- Dar Al-Arqam, sekolah Islam pertama di dunia pada masa kenabian Nabi Muhammad diratakan.
- Rumah Abu Jahal dihancurkan dan dijadikan tempat pencucian umum.
- Kubah yang dijadikan kanopi di atas sumur Zamzam dihancurkan.
Ketidakteraturan Saf
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
Pada mulanya, para jemaah melakukan salat bersama imam di belakang Makam Ibrahim. Namun, lama kelamaan dirasa semakin sempit, sehingga menuntut Khalid ibn Abdullah al-Qusary, yaitu Gubernur Makkah (wafat 120 H) untuk menata dan menertibkan saf orang-orang salat. Perbuatan ini mendapat dukungan dari ulama-ulama besar dari tabiin dan para ulama salaf yang saleh. Maka, diteruskanlah upaya baik menata saf tersebut.
Setelah perluasan Saudi pertama dan kedua, sulit bagi orang-orang yang salat untuk melihat langsung Ka'bah sebab kadang kala terhalang bangunan atap, tempat sai, halaman sekitar masjid, dan lain sebagainya sehingga mengharuskan pemerintah Kerajaan Saudi di bawah komando Raja Fahd untuk memberi garis melingkar di lantai pada sekeliling dan sekitar Ka'bah guna memudahkan orang-orang yang salat membuat saf menghadap Ka'bah.
Lihat Pula
Pranala Luar
- Watch Live Al-Masjid al-Haram
- Gallery of images of Mecca at 3dmekanlar.com
- Mecca, Kaaba, Al-Masjid 360 Degree Virtual Tour at 360tr.net
- Kaaba, Al-Masjid 360 Degree Virtual Tour at 360tr.com
- Direction of the Kaaba at QiblaLocator.com
- Recordings from Al-Masjid al-Haram at Haramain.info
- Architectural discussion of Al-Masjid al-Haram at Archnet.org
Rujukan
- Al-Qur'an
- Hadis
- Utama
- ^ a b "Location of Masjid al-Haram". Google Maps. Diakses tanggal 24 September 2013.
- ^ "Makkah the Blessed".
- ^ Pengertian Masjidil Haram [1]
- ^ إعلام الساجد، محمد بن عبد الله الزركشي، تحقيق: الشيخ أبو الوفا مصطفى المراغي، المجلس الأعلى للشئون الإسلامية، القاهرة، ط4، 1416هـ/ 1996م، ص45
- ^ سبل الهدى والرشاد في سيرة خير العباد، محمد بن يوسف الصالحي، دار الكتاب المصري، القاهرة، دار الكتاب اللبناني، بيروت، 1410هـ/ 1990م، ج1، ص1
- ^ أخبار مكة، محمد بن عبد الله بن أحمد الأزرقي، تحقيق: رشدي الصالح ملحن، دار الثقافة، مكة المكرمة، ط2، 1416هـ/ 1996م، ج1، ص51: 53
- ^ 105:1
- ^ 105:4
- ^ 105:5
- ^ Sejarah Ka'bah
- ^ Sejarah Ka'bah menurut Salah 505.com
- ^ Sejarah Ka'bah menurut Al-Mutmar.com
- ^ Ath-Thabaqat, Ibnu Sa'id bin Muhammad Sa'id Al-Baghdadi, Dar Shadr, Beirut, Bab 2 Hal 95-105
- ^ Sirah Ibnu Hisyam, Ibnu Hisyam, Bab 4, Hal 275-296
- ^ Islam web.net
- ^ Fatwa Islam.web
- ^ Shahih dan Dhaif Sejarah Tabari, Sahih Bab 4, Hal 81.
- ^ Akhbar Makkah lil Azraqi (2: 69–71)
- ^ Ansabul Asyraf, Bab 4, Hal 336, Bab 4, Hal 340. Bab 1, Hal 199.
- ^ Al-Mahin, Hal 20
- ^ Shahih dan Daif sejarah Thabari, Juz 1, Halaman 331
- ^ Mina'ah Al-Karim Lil Sanjari, 9/20
- ^ Akhbar Makkah lil azraqi 2/74
- ^ Akhbar Makkah lil Fakahi, 2/175
- ^ I'lam ‘Ulama al-'Alam Bi Banail Masjid al Haram Li Abdul Karim bin Muhibuddin Al Qutubi, 2 hal 366
- ^ Al Haramain, Sejarah dan Fitur Masjidil Haram
- ^ Ikhbarul lil Akhbar Masjidil Haram, Muhammad al-Makki, hal 184
- ^ Ansab Asyraf, Juz 4 hal 336
- ^ James Wynbrandt (2010). A Brief History of Saudi Arabia. Infobase Publishing. hlm. 101. ISBN 978-0-8160-7876-9. Diakses tanggal 12 June 2013.
- ^ a b c d e f Henational.ae, mengutip Kantor Pers Saudi
- ^ a b c d e f g h Suara.com (Dalam bahasa Indonesia). Diakses pada 17 Januari 2017
- ^ "Sejarah dan Pembangunan Masjidil Haram".
- ^ Al Riyadh.com (dalam bahasa Arab). Diakses pada 01-26-2017
- ^ Palinfo.com. Diakses pada 01-26-2017
- ^ Para tentara keamanan Arab Saudi mengepung masjid selama dua minggu (dalam bahasa Arab). Diakses pada 01-10-2006
- ^ "Makkah crane crash report submitted". Al Arabiya. 14 September 2015. Diakses tanggal 15 September 2015.
- ^ "Daftar Nama Jemaah Rawat/Wafat Musibah Jatuhnya Crane Di Masjidil Haram 11 September 2015" [Names of Pilgrims Hospitalized/Dead in Calamity of Haram Crane Collapse September 11, 2015] (dalam bahasa Indonesian). Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah - Kementerian Agama Republik Indonesia. 15 September 2015. Diakses tanggal 16 September 2015.
- ^ "King Salman to make findings of Makkah crane collapse probe public". Diakses tanggal 2015-09-14.
- ^ "Number of casualties of Turkish Haji candidates at the Kaaba accident reach 8…". Presidency of Religious Affairs. 13 September 2015. Diakses tanggal 15 September 2015.
- ^ "Six Nigerians among victims of Saudi crane accident: official". Yahoo! News. AFP. 16 September 2015. Diakses tanggal 16 September 2015.
- ^ Halkon, Ruth; Webb, Sam (13 September 2015). "Two Brits dead and three injured in Mecca Grand Mosque crane tragedy that killed 107 people l". Mirror Online. Diakses tanggal 16 September 2015.
- ^ https://www.youtube.com/watch?v=MV1wqMaUrdI
- ^ (Arab)Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Surat al-Baqarah.
- ^ [2]
- ^ "باب الملك عبد العزيز السعود". Madinat Muhamad (dalam bahasa Bahasa Arab). Diakses tanggal 01 Juni 2017.
- ^ "باب الصفا". AlHejazi.net (dalam bahasa Bahasa Arab). Diakses tanggal 01 Juni 2017.
- ^ "باب الفتح". Al-Riyadh.com (dalam bahasa Bahasa Arab). Diakses tanggal 01 Juni 2017.
- ^ "باب العمرة" (dalam bahasa Bahasa Arab). Al Haramain.gov.sa, Situs resmi Al-Haramain. Diakses tanggal 01 Juni 2017.
- ^ a b "باب الملك فهد". Makkawi.com (dalam bahasa Bahasa Arab). Diakses tanggal 01 Juni 2017.
- ^ Okaz.com.sa Diakses pada 27 Agusutus 2013
- ^ Menara-menara dalam Masjidil Haram, Okaz.com.sa (dalam bahasa Arab), diakses pada 27 Agustus 2013
- ^ Al Riyadh.com. Diakses pada 6 Maret 2012
- ^ Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadah ummat manusia adalah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan petunjuk bagi semua manusia. (Surah Ali Imran: 96-97)
- ^ a b Wensinck, A. J; Ka`ba. Encyclopaedia of Islam IV p. 317
- ^ "In pictures: Hajj pilgrimage". BBC News. 7 December 2008. Diakses tanggal 8 December 2008.
- ^ "As Hajj begins, more changes and challenges in store". altmuslim.
- ^ Shaykh Safi-Ar-Rahman Al-Mubarkpuri (2002). Ar-Raheeq Al-Makhtum (The Sealed Nectar): Biography of the Prophet. Dar-As-Salam Publications. ISBN 1-59144-071-8.
- ^ Elliott, Jeri (1992). Your Door to Arabia. Lower Hutt, N.Z.: R. Eberhardt. ISBN 0-473-01546-3.
- ^ Mohamed, Mamdouh N. (1996). Hajj to Umrah: From A to Z. Amana Publications. ISBN 0-915957-54-X.
- ^ M.J. Kister, "Maḳām Ibrāhīm," p.105, The Encyclopaedia of Islam (new ed.), vol. VI (Mahk-Mid), eds. Bosworth et al., Brill: 1991, pp. 104-107.
- ^ Al-Ihsan fi Taqrib Sahih ibn Hibban (3710); al-Sunan al-Kubra li al-Baihaqi, 5/75, Hadis Sahih.
- ^ Islam QA. Hijr Ismail
- ^ a b Ula dkk. (2014), hal.17.
- ^ a b Ghani (2004), hal.114-15.
- ^ "Zamzam Studies and Research Centre". Saudi Geological Survey. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Februari 2005. Diakses tanggal 5 June 2005.
- ^ Imām ibn Kathīr al-Makkī. © 2013 Prophetic Guidance. Published June 16, 2013. Accessed April 13, 2016.
- ^ http://jogja.tribunnews.com/2015/12/28/muadzin-paling-senior-di-masjidil-haram-wafat
- ^ Keutamaan Masjidil Haram
- ^ Hadits di Hadits.al-Islam.com
- ^ HR. Ahmad, nomor:18242
- ^ Fatwa membunuh atau berperang di Masjdil Haram, di Fatwa Islamweb.net
- ^ Fatwa merusak pohon atau tumbuhan di sekitar Masjdil Haram, di Fatwa Islamweb.net
- ^ Laessing, Ulf (18 November 2010). "Mecca goes Upmarket". Reuters. Diakses tanggal 1 December 2010.
- ^ Taylor, Jerome (24 September 2011). "Mecca for the rich: Islam's holiest site turning into Vegas". The Independent.
- ^ Abou-Ragheb, Laith (12 July 2005). "Dr.Sami Angawi on Wahhabi Desecration of Makkah". Center for Islamic Pluralism. Diakses tanggal 28 November 2010.
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "Hadis", tapi tidak ditemukan tag <references group="Hadis"/>
yang berkaitan