Indomie
Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan. Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya. Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya, Anda dapat memohon permintaan penyuntingan, diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan, memohon untuk melepaskan pelindungan, masuk, atau buatlah sebuah akun. |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Juli 2017) |
Indomie adalah merek mie instan yang diproduksi oleh perusahaan Indofood Indonesia.[1] Indofood sendiri merupakan produsen mi instan terbesar di dunia, dengan 16 pabrik, 15 miliar paket Indomie diproduksi setiap tahun. Indomie juga diekspor ke lebih dari 60 negara di dunia. Pasar ekspor utama Indofood termasuk Australia, Irak, Papua Nugini, Hong Kong, Timor Leste, Yordania, Arab Saudi, Amerika Serikat, Selandia Baru, Taiwan, dan negara-negara lain di Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan Asia.[2] Di luar pabrik utamanya di Indonesia, Indomie telah diproduksi di Nigeria sejak 1995 dimana produk tersebut merupakan merek yang populer. Indofood memiliki pabrik pembuatan mie instan terbesar di Afrika.
Berkas:Logo Indomie.png | |
Berkas:Indomie Mi Goreng.png | |
Jenis produk | Mi instan |
---|---|
Pemilik | Indofood CBP Sukses Makmur |
Negara | Indonesia |
Pemilik sebelumnya | Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. (1972-1990-an) |
Jargon | Indomie Seleraku |
Situs web | www |
Sejarah
Merek Indomie pertama kali dirintis oleh Djajadi Djaja (lewat PT Djangkar Djati, bersama Wahyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma. Selanjutnya, Djangkar Djati akan berubah nama menjadi PT Wicaksana Overseas International Tbk, salah satu distributor produk-produk consumer goods terbesar di Indonesia). Pada April 1970, sebagai anak usaha dari Djangkar Djati, Djajadi mendirikan PT Sanmaru Manufacturing Foods Co. Ltd dan memperkenalkan ke publik merek baru: Indomie (singkatan dari Indonesia Mie). Indomie merupakan produk mie instan kedua yang muncul di Indonesia, setelah Supermi yang dirintis oleh Sjarif Adi Sagala dan Eka Wijaya Moeis. Produk awalnya hanya rasa kaldu ayam dan udang.
Pada tahun 1980-an, barulah kerajaan bisnis Salim Group memasuki bisnis mie instan dengan memperkenalkan merek lain bernama Sarimi. Awalnya, mengingat pada saat itu posisi Salim yang kuat (bahkan memonopoli) perdagangan terigu, Salim menginginkan merek Indomie yang populer itu agar berpindah kepadanya. Selain itu, pada saat itu Indonesia sedang mengalami swasembada padi sehingga pabrik Sarimi menjadi kelebihan operasionalnya. Diharapkan, jika Indomie mau bekerjasama dengan Sarimi, maka Salim Group tidak perlu merugi. Namun, Djajadi menolak keinginan itu. Respon Salim adalah, kemudian membesarkan produk Sarimi-nya dengan agresif dengan banyak iklan dan promosi, sehingga bisa meraih pasar 40% dalam waktu cepat. Melihat "keperkasaan" Salim Group itu, Djajadi pun melunak dengan tawaran (sekali lagi) dari Salim, dan keduanya pada 1984 sepakat untuk membentuk perusahaan patungan bernama PT Indofood Interna Corporation. Di sini, Djangkar Jati mendapat 57,5% dan Salim 42,5%. Lalu, pada 30 Agustus 1986, saham PT Sanmaru yang memproduksi Indomie diambil alih oleh PT Indofood Interna. Pada saat itu, PT Sanmaru sudah punya dua produk yang populer: selain Indomie, ada Chiki, sebuah makanan ringan yang populer di kalangan anak-anak. Indomie di saat itu sudah punya beberapa varian: kari ayam (pada tahun 1982) sop sapi, dan mie goreng (pada tahun 1980).[3][4]
Entah bagaimana, kemudian saham Djajadi di PT Indofood Interna seluruhnya menjadi kekuasaan Salim. Menurut Anthony Salim, saham itu bisa menjadi milik mereka kemudian karena Djajadi (dan rekan-rekannya) sibuk berkonflik sehingga Salim dapat mencari untung di saat itu. Memang, pada saat itu salah satu partner Djajadi di PT Wicaksana, Pandi Kusuma justru memilih menjadi partner Salim.[5] Pada tahun 1994, PT Indofood Interna dan PT Sanmaru dimerger dalam perusahaan baru: PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Di bawah kekuasaan Indofood inilah, Indomie makin meluas dan memproduksi banyak sekali varian, dari varian biasa, varian daerah, varian khusus (seperti mie siram), dan lain-lain. Indomie pun menjadi nomor 1 di Indonesia. Kemudian, di bawah Salim pula Indomie berhasil mengembangkan dirinya untuk menjadi merek internasional, seperti ke Nigeria dan Arab Saudi.[6][7]
Pasca kejatuhan Orde Baru, Djajadi tampaknya berusaha mengambil peluang dengan kondisi masyarakat yang tidak menyukai kroni Soeharto. Pada 17 Desember 1998 ia menggugat Indofood ke pengadilan, karena ia merasa telah dipaksa menjual sahamnya dan mereknya di PT Indofood Interna dengan harga rendah. Djajadi juga menuduh Salim telah memanipulasi kepemilikan saham agar sahamnya semakin mengecil.[8] Menuntut ganti rugi Rp 620 miliar, Djajadi kalah sampai Mahkamah Agung.[9][10][11] Kalah dari Salim, Djajadi lebih memilih untuk melanjutkan bisnis mie instan baru yang sudah dirintisnya sejak 1994, di bawah PT Jakarna Tama sampai sekarang. Saat ini, perusahaan ini memproduksi mie Gaga dan dulu pernah mengedarkan produk bermerek Michiyo.[12] Di bawah Salim, sejak 1984 sampai sekarang, pamor Indomie tetap berjaya dan dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan berbagai variannya.
Kontroversi
Pengawet terlarang
Pihak berwenang Taiwan pada tanggal 7 Oktober 2010 mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil p-hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan "Indomie" dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan, dua jaringan supermarket terkemuka di Hong Kong untuk sementara waktu juga tidak menjual mi instan Indomie. Menurut Harian Hong Kong, The Standard, dalam pemberitaan Senin, 11 Oktober 2010, harian itu mengungkapkan bahwa dua supermarket terkemuka di Hong Kong, Park n' Shop dan Wellcome, menarik semua produk Indomie dari rak-rak mereka. Selain itu, Pusat Keselamatan Makanan di Hong Kong tengah melakukan pengujian atas Indomie dan akan menindaklanjutinya dengan pihak importir dan dealer. Selain di Taiwan, larangan juga berlaku di Kanada dan Eropa. Menurut The Standard, bila bahan-bahan dikonsumsi, konsumen berisiko muntah-muntah. Selain itu, bila dikonsumsi secara rutin atau dalam jumlah yang substansial, konsumen akan menderita asidosis metabolik, atau terlalu banyak asam di dalam tubuh.
Sebaliknya, importir Indomie di Hong Kong, Fok Hing (HK) Trading, menyatakan bahwa mi instan itu tetap aman dikonsumsi dan memenuhi standar di Hong Kong dan Organisasi Kesehatan Dunia. Hal tersebut berdasarkan hasil pengujian kualitas pada Juni lalu, yang tidak menemukan adanya bahan berbahaya.[13]
Menurut Indofood, produk Indomie dengan kandungan metil p-hidroksibenzoat bukan untuk dipasarkan di Taiwan. Indomie di Taiwan sudah disesuaikan dengan regulasi yang ada di Taiwan yang tidak memakai pengawet tersebut. Indofood dalam situs resminya pada Senin (11/10/2010) menyatakan bahwa yang diberitakan media di Taiwan itu adalah produk mi instan dari Indofood, yang sebenarnya bukan untuk dipasarkan di Taiwan.[14] Mi instan yang dianggap berbahaya di Taiwan itu sebenarnya ditujukan untuk pasar Indonesia, bukan pasar Taiwan.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih dalam tanggapannya menyatakan Indomie masih aman untuk dimakan tetapi tetap menyarankan masyarakat untuk mengurangi konsumsi mi instan.[15]
Akibat dari isu ini, harga saham Indofood CBP sebagai produsen Indomie anjlok.[16]
Alat transaksi
Indomie digunakan sebagai alat transaksi untuk prostitusi di Ghana.[17][18] Kejadian ini mengakibatkan melonjaknya kehamilan remaja di negara tersebut.[19]
Budaya populer
Indomie tak hanya menjadi sekadar makanan, melainkan juga menjelma ikon budaya populer khususnya di Indonesia. Pada 6 Desember 2018 lalu, Indomie secara resmi berkolaborasi dengan Goods Dept meluncurkan beberapa jenis barang fesyen, di antaranya kemeja, kaos, tas, dan topi. Kesemuanya memiliki corak bernuansa Indomie.[20]
Desainer Jonathan “Jonas” Gustana mengkreasikan sepatu kustomisasi bertema Indomie dari Nike seri Air Jordan 1 Mid. Sepatu ini kemudian menjadi perbincangan yang cukup signifikan di media sosial dan berhasil terjual habis hanya dalam waktu dua hari sejak pertama kali diumumkan pada 16 Juni 2019.[21]
Sebuah akun Twitter bernama Agama Indomie muncul pada tahun 2015 dan aktif mengirim cuitan beragam kreasi Indomie dengan gaya bahasa agamawi. Akun ini mendapatkan puluhan ribu pengikut.[22]
Lihat pula
Referensi
- ^ "Noodles in Indonesia". euromonitor.com. March 2014.
- ^ http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/publication/5361548127292.pdf.
- ^ Berkat Om Liem, Kita Semua jadi Pelahap Indomie
- ^ Tempo, Volume 27,Masalah 17-22
- ^ Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia
- ^ Mergent International Manual, Volume 2
- ^ Jurus Grup Salim Bikin Indomie Jadi Raja Mi Instan Dunia
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 10,Masalah 37-45
- ^ Tentang Tiga Mi Instan
- ^ Tempo, Volume 27,Masalah 17-22
- ^ Berkat Om Liem, Kita Semua jadi Pelahap Indomie
- ^ Eksekutif, Masalah 208-210
- ^ http://dunia.vivanews.com/news/read/182204-indomie-bermasalah-di-taiwan-dan-hong-kong
- ^ http://www.detiknews.com/read/2010/10/11/105745/1460954/10/indofood-tanggapi-penarikan-indomie-di-taiwan?991101605
- ^ "detikNews – Berita hari ini di Indonesia dan Internasional". detiknews.com. Diakses tanggal 31 Maret 2017.
- ^ http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2010/10/11/278/381168/indomie-ditarik-saham-indf-icbp-menurun drastis
- ^ Sandi, Ferry. "Indomie Dipakai Bayar Transaksi Seks di Ghana, Ini Kisahnya!". news. Diakses tanggal 2021-01-10.
- ^ "Bukan Soal Makanan, Kata Indomie Dijadikan Kode Transaksi Prostitusi di Negara Ini". Bangka Pos. Diakses tanggal 2021-01-10.
- ^ "Indomie Disebut Terkait dengan Meningkatnya Kehamilan Remaja di Ghana, Ini Sebabnya". KOMPAS.tv. Diakses tanggal 2021-01-10.
- ^ Times, I. D. N.; Indomie. "Baju Keren Hasil Kolab Goods Dept dan Indomie, Seperti Apa Ya?". IDN Times. Diakses tanggal 2019-06-28.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Dibanderol Rp 3,3 Juta, Air Jordan "Custom" Tema Indomie Ludes". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-06-28.
- ^ "'Agama Indomie' Capai 10,6 Ribu Followers". TIMES Indonesia. 2018-06-30. Diakses tanggal 2019-06-28.