Kota Medan
Kota Medan (dahulu daerah tingkat II berstatus kotamadya) adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Medan adalah pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba, yang terkenal sebagai tempat wisata, serta Pantai Cermin, yang tekenal dengan pemandangan lautnya dilengkapi dengan waterboom Theme Park.
Kota Medan | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: ? | |
Peta | |
Koordinat: 3°35′22″N 98°40′26″E / 3.5894°N 98.6739°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatera Utara |
Tanggal berdiri | 1 Juli 1590 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar |
Pemerintahan | |
• Bupati | Drs. H. Afifuddin Lubis, MSi |
Luas | |
• Total | 265,10 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 2,036,018 |
Demografi | |
• Agama | Islam, Kristen, Buddha, Hindu |
• Bahasa | Indonesia, Batak, Jawa, Melayu Medan, Hokkien |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 061 |
Kode Kemendagri | 12.71 |
Situs web | http://www.pemkomedan.go.id/ |
Sejarah
Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus pada tahun 1590.
Pemerintahan
Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota, yang saat ini dijabat oleh Drs. H. Afifuddin Lubis, MSi (penjabat walikota Medan). Wilayah Kota Medan kemudian dibagi lagi menjadi 21 kecamatan dan 151 kelurahan.
Daftar Walikota Medan
No. | Nama | Masa jabatan |
---|---|---|
1 | Daniel Baron Mackay | 1918 - 1931 |
2 | J.M. Wesselink | 1931 - 1935 |
3 | G. Pitlo | 1935 - 1938 |
4 | C.E.E. Kuntze | 1938 - 1942 |
5 | Hayasaki | 1942 - 1945 |
6 | Luat Siregar | 3 Oktober - 10 November 1945 |
7 | M. Yusuf | 10 November 1945 - Agustus 1947 |
8 | Djaidin Purba | 1 November 1947 - 12 Juli 1952 |
9 | A.M. Jalaluddin | 12 Juli 1952 - 1 Desember 1954 |
10 | Hadji Muda Siregar | 6 Desember 1954 - 14 Juni 1958 |
11 | Madja Purba | 3 Juli 1958 - 28 Februari 1961 |
12 | Basyrah Lubis | 28 Februari 1961 - 30 Oktober 1964 |
13 | P.R. Telaumbanua | 10 Oktober 1964 - 28 Februari 1965 |
14 | Aminurrasyid | 28 Agustus 1965 - 26 September 1966 |
15 | Sjoerkani | 26 September 1966 - 3 Juli 1974 |
16 | H.M. Saleh Arifin | 3 Juli 1974 - 31 Maret 1980 |
17 | H. Agus Salim Rangkuti | 1 April 1980 - 31 Maret 1990 |
18 | Bachtiar Djafar | 1 April 1990 - 31 Maret 2000 |
19 | Abdillah | 1 April 2000 - 20 Agustus 2008 |
20 | H. Afifuddin Lubis | 20 Agustus 2008 - sekarang |
Geografi
Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar (265,10 Km 2 ) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring keutara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut.
Secara administratif , wilayah kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
Sungai
Sedikitnya ada 9 sungai yang melintasi kota ini:
- Sungai Belawan
- Sungai Badera
- Sungai Sikambing
- Sungai Putih
- Sungai Babura
- Sungai Deli
- Sungai Sulang-Saling
- Sungai Kera
- Sungai Tuntungan
Selain itu, untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah kota Medan, pemerintah telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal dengan nama Medan Kanal Timur.
Demografi
Tahun | Penduduk |
---|---|
2001 | 1.926.052 |
2002 | 1.963.086 |
2003 | 1.993.060 |
2004 | 2.006.014 |
2005 | 2.036.018 |
Sumber: BPS Kota Medan |
Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Kota Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap , sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk commuters. Dengan demikian Kota Medan Merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar, sehingga memiliki deferensiasi pasar.
Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan dihitungnya jumlah penglaju (komuter). Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk).
Dilihat dari struktur umur penduduk, Kota Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian Kota Medan secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.
Laju pertumbuhan penduduk Kota Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan, dimana tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah 0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per Km 2 pada tahun 2004. jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit , terdapat di kecamatan Medan Baru, Medan Maimun dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area dan Medan Timur.
Mayoritas penduduk kota Medan sekarang adalah suku Jawa dan Batak, tetapi di kota ini banyak tinggal pula orang keturunan India dan Tionghoa. Komunitas Tionghoa di Medan cukup besar, sekitar 25% jumlah total.
Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jalan Zainul Arifin bahkan dikenal sebagai Kampung Madras (Kampung India).
Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.
Secara historis, pada tahun 1918 tercatat Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras Timur lainnya.
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.135.191 | Kota Medan |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.477.861 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 3.017.382 | 8 | Batam | Kepulauan Riau | 1.294.548 | |||
3 | Bandung | Jawa Barat | 2.579.837 | 9 | Pekanbaru | Riau | 1.138.530 | |||
4 | Medan | Sumatera Utara | 2.539.829 | 10 | Bandar Lampung | Lampung | 1.073.451 | |||
5 | Palembang | Sumatera Selatan | 1.781.672 | 11 | Padang | Sumatera Barat | 939.851 | |||
6 | Semarang | Jawa Tengah | 1.699.585 | 12 | Malang | Jawa Timur | 885.271 | |||
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit. |
Situs pariwisata
Ada banyak bangunan-bangunan tua di Medan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda. Contohnya: Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan, Menara Air (yang merupakan ikon kota Medan), Titi Gantung - sebuah jembatan di atas rel kereta api, dan juga Gedung London Sumatera.
Selain itu, masih ada beberapa bangunan bersejarah, antara lain Istana Maimun, Mesjid Raya Medan, dan juga rumah Tjong A Fie di kawasan Jl. Jend. Ahmad Yani (Kesawan).
Daerah Kesawan yang menyisakan bangunan-bangunan tua (misalnya bangunan PT. London Sumatra) dan ruko-ruko tua seperti yang bisa ditemukan di Penang, Malaysia dan Singapura kini telah disulap menjadi sebuah pusat jajanan makan yang ramai pada malam harinya.
Saat ini Pemerintah Kota Medan merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan Makanan. Diharapkan dengan adanya program ini menambah arus kunjungan dan lama tinggal wisatawan ke kota ini.
Di daerah Kesawan ini, terdapat Kantor Notaris/PPAT Hj. Chairani Bustami, S.H. yang merupakan salah satu Notaris tertua di Medan, setelah Alm. A.P. Parlindungan, S.H. Saat ini Hj. Chairani telah pensiun dan aktif mengajar di Universitas Sumatera Utara. Aktivitas kantor ini kemudian digantikan oleh putra-putri beliau yang juga meneruskan profesi orang tuanya sebagai Notaris.
Transportasi
Darat
Di antara terminal yang melayani warga kota Medan adalah:
- Terminal Sambu
- Terminal Pinang Baris, terletak di kecamatan Medan Sunggal.
- Terminal Amplas
Keunikan Medan terletak pada becak bermotornya ("becak motor") yang dapat ditemukan hampir di seluruh Medan. Berbeda dengan becak biasa ("becak dayung"), becak motor dapat membawa penumpangnya ke hampir mana pun di dalam kota. Selain becak, dalam kota juga tersedia angkutan umum berbentuk minibus (angkot/"oplet") dan taksi. Becak di Medan berbeda dengan becak di Jakarta ataupun di kota-kota Jawa lainnya. Pengemudi becak berada di samping becak, bukan di belakang becak seperti di Jawa. Ini memudahkan becak Medan untuk melalui jalan yang berliku-liku. Selain itu, ini juga memungkinkan becak Medan untuk diproduksi dengan harga yang minimal, karena hanya diperlukan sedikit modifikasi saja agar sepeda atau sepeda motor biasa dapat digunakan sebagai penggerak becak. Design ini dikatakan mengambil design dari sepeda motor gandengan perang Jerman di perang dunia ke-2.
Akan tetapi bagi penduduk Medan, sebutan paling khas untuk angkutan umum adalah Sudako. Angkutan umum ini (Sudako) pada awalnya menggunakan minibus Daihatsu S38 dengan mesin 2 tak kapasitas 500cc. Bentuknya merupakan modifikasi dari mobil pick up. Pada bagian belakangnya diletakkan dua buah kursi panjang sehingga penumpang duduk saling berhadapan dan sangat dekat sehingga bersinggungan lutut dengan penumpang di depannya. Ongkosnya pun relatif murah, yaitu Rp 2.000 per 10 km untuk para pelajar, dan Rp 3.000 per km untuk penumpang umum.
Trayek yang pertama kali bagi sudako ini adalah Lin 01, (Lin sama dengan trayek) yang menghubungkan antara daerah Pasar Merah (Jl. HM. Joni), Jl. Amaliun dan terminal Sambu, yang merupakan terminal pusat pertama angkutan penumpang ukuran kecil dan sedang. Saat ini Daihatsu S38 500 cc sudah tidak digunakan lagi karena faktor usia dan berganti dengan mobil-mobil baru seperti Toyota Kijang, Isuzu Panther dan Daihatsu Zebra maupun Espass, yang sering disebut Jumbo, karena memuat penumpang lebih banyak. Istilahnya 68 (maksudnya 6 penumpang duduk di bagian kiri, 8 penumpang duduk di bagian kanan).
Selain itu, masih ada lagi angkutan lainnya yaitu bemo, yang berasal dari India. Beroda 3 dan cukup kuat menanjak dengan membawa 11 penumpang. Bemo kemudian digantikan oleh Bajaj yang juga berasal dari India, yang di Medan dikenal dengan nama Toyoko. Sekarang, Toyoko pun kabarnya akan digantikan dengan kendaraan baru yaitu Kancil.
Kereta api menghubungkan Medan dengan Tanjungpura di sebelah barat laut, Belawan di sebelah utara, dan Binjai-Tebing Tinggi-Pematang Siantar dan Tebing Tinggi-Kisaran-Rantau Prapat di tenggara.
Jalan tol Belmera menghubungkan Medan dengan Belawan dan Tanjung Morawa. Jalan tol Medan-Lubuk Pakam dan Medan-Binjai juga sedang direncanakan pembangunannya.
Laut
Pelabuhan Belawan terletak sekitar 20 km di utara kota.
Udara
Bandara Internasional Polonia yang terletak tepat di jantung kota, menghubungkan Medan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Banda Aceh , Padang , Pekanbaru , Batam , Palembang , Jakarta , Gunung Sitoli serta Kuala Lumpur, Penang, Ipoh, Alorstar di Malaysia, dan Singapura. Sebuah bandara internasional baru di Kuala Namu di kabupaten Deli Serdang sedang dalam pembangunan.
Kota kembar
Beberapa kota di Asia telah mendorong pembentukan Persatuan Kota Kembar, antara Kota Medan dengan:
- Penang, Malaysia (1984)
- Ichikawa, Jepang (1989)
- Kwangju, Korea Selatan (1997)
- Chengdu, Republik Rakyat Cina
Forum ini telah menjadi ajang saling tukar-menukar informasi dan perundingan untuk membincangkan berbagai masalah ekonomi dan perkotaan.
Berbagai kerangka kerjasama antara kota bersaudara, kenyataannya terus berkembang dalam bidang-bidang yang semakin luas, baik sosial maupun pendidikan. Di bidang sosial, misalnya Ichikawa memanfaatkan forum ini untuk membantu pengadaan alat bantu pendengaran untuk melengkapi kemudahan kesehatan Kota Medan. Di bidang pengembangan sumber daya manusia, Ichikawa juga memberikan bantuan latihan bagi Pemerintah Kota Medan dalam bentuk magang, termasuk mengadakan program pertukaran pelajar diantara kedua kota.
Hal yang sama juga berlangsung antara Kota Medan dengan Kota kembar lainnya, baik Kwangju maupun Pulau Pinang. Di bidang perdagangan, forum ini telah menguruskan Pameran Perdagangan Kota Kembar ("Sister City Trade Fair") yang bertaraf internasional, sehingga mampu mendorong pertemuan pengusaha-pengusaha kota masing-masing. Dengan nyata, hal ini mampu mendorong peningkatan perdagangan dan pelaburan di kota masing-masing di samping memberikan kepastian dan perluasan pasaran produk yang dihasilkan. Keberkesanan forum ini juga telah memunculkan minat kota-kota lainnya di Asia seperti Chennai, India untuk memasuki persatuan ini.
Penginapan
Tersedia banyak tempat penginapan salah satunya Wisma-Hotel Syariah HARIKITA Medan di Jl. Sei. Batang Hari No. 67 Medan Telp./Fax. 0614555181, Email : hotel_harikita@yahoo.co.id, Website : http://harikita.wordpress.com [[1]]
Tokoh
Tokoh terkenal yang berasal dari Kota Medan antara lain:
- Chairil Anwar, pujangga
- Tengku Amir hamzah, Pujangga
- Amir Sjarifuddin, Perdana Menteri Indonesia ke-2
- Burhanuddin Harahap, Perdana Menteri Indonesia ke-9
- Soegiarto, Menteri Negara BUMN di Kabinet Indonesia Bersatu
- Guru Patimpus Sembiring Pelawi, pendiri Kota Medan
- Let. Jend. Djamin Ginting, Mantan Panglima Kodam I/BB
- Djaga Sembiring Depari, Komponis Karo
Media massa
Stasiun televisi yang ada di Kota Medan antara lain adalah TVRI Medan, Deli TV, Space Toon dan DAAI TV saat ini juga telah mengudara dalam masa percobaan siaran televisi Bahana TV.
Karena memiliki nilai berita yang sangat tinggi, seluruh stasiun TV Swasta nasional memiliki koresponden juga biro di kota Medan. Stasiun TV yang mendirikan biro di kota ini adalah Metro TV dan akan menyusul stasiun TV lainnya. Metro TV bahkan secara khusus menempatkan mobil Satelitte News Gathering (SNG) agar dapat bergerak cepat dan realtime dalam menyiarkan berita dari kota Medan.
Pusat perbelanjaan
- Brastagi Plaza (sebelumnya dikenal dengan nama Mall The Club Store atau "Price Smart")
- Deli Plaza, Sinar Plaza, Menara Plaza (di-merger menjadi satu dan akan segera direnovasi tahun 2008 dengan nama Deli Grand City)
- Grand Palladium
- Hong Kong Plaza - Hotel Soechi
- Macan Group Macan Yaohan, Macan Syariah, Macan Mart, Macan Mart Syariah
- Makro
- Plaza Medan Fair
- Medan Mall
- Medan Plaza(Salah satu plaza tertua di Medan. Kendati dekat dengan Plaza Medan Fair namun masih bertahan. Plaza ini berhasil bertahan karena tetap mempertahankan tenant-tenant yang menyediakan beragam barang dan jasa yang ekonomis. Di Plaza ini terdapat grosir besar sepatu dan pakaian yang ekonomis tapi berkualitas)
- Millenium Plaza (pusat penjualan telepon genggam, dulu bernama Tata Plaza namun akhirnya tutup karena sepi pengunjung. Tahun 1999 Tata Plaza berganti nama menjadi Millenium Plaza. Kali ini berhasil karena plaza ini berani segmented dalam membidik pasar, yakni Pasar Handphone. Millenium Plaza merupakan salah satu pusat penjualan Handphone terbesar dan teramai di luar Pulau Jawa)
- Perisai Plaza (Sejak tahun 2006 Perisai Plaza mulai tutup pelan-pelan. Banyak tennant dan gerai yang hengkang. HIngga saat ini belum diketahui rencana selanjutnya plaza ini)
- Sun Plaza (Salah satu Plaza modern di awal era 2000. Menjadi pionir bagi munculnya plaza dan Mal baru di kota Medan. Plaza ini menjadi tempat ngumpul banyak orang, terutama kaum pelajar.)
- Thamrin Plaza
- Yuki Pasar Raya
- Yuki Simpang Raya
- Yanglim Plaza
- Olympia Plaza Plaza tertua di Medan, bersebelahan dengan Medan Mall. Namun kini sudah tidak beroperasi sebagai pusat perbelanjaan modern. Olympia Plaza saat ini lebih sebagai tempat grosir pakaian, sepatu dan barang pecah belah.
Pasar
- Pusat Pasar (Salah satu Pasar tradisional tua di Medan. Sudah ada sejak zaman kolonial. menyediakan beragam kebutuhan pokok dan sayur mayur)
- Pasar Petisah (Mengalami renovasi sejak tahun 2000. Pemerintah kota menggabungkan pasar tradisional dan pasar modern. Tak heran jika sekarang tampilannya tidak kumuh dan becek seperti pasara tradisional umumnya. Pasar Petisah menjadi acuan berbelanja yang murah dan berkualitas )
- Pasar Beruang
- Pasar Simpang Limun Salah satu pasar tradisonal yang cukup tua dan menjadi trade mark kota Medan. Terletak di persimpangan Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Sakti Lubis. Saat ini sedang dalam tahap penataan untuk mengatasi kemacetan lalulintas akibat kesibukan pasar ini.
- Pasar Ramai Pasar ini terletak di Jalan Thamrin yg bersebelahan dengan Thamrin Plaza.
- Pasar Simpang Melati Pasar ini terkenal sebagai tempat perdagangan pakaian bekas dan menjadi lokasi favorit baru para pemburu pakaian bekas setelah Pasar Simalingkar dan Jalan Pancing. Pasar Simpang Melati ramai dikunjungi pada akhir pekan (Jumat malam, Sabtu dan Minggu).
- Pasar Ikan LamaMeskipun memiliki nama pasar ikan tetapi nyatanya tidak ada satu ekor ikan pun yang dijual di pasar ini. Pasar ini menjadi pemasaran tekstil yang cukup terkenal, bahkan tak jarang dijadikan sebagai obyek kunjungan wisata bagi para turis asing.
Tempat jajan makanan
- Kesawan Square, sejak 16 Nopember 2007 ikon kuliner Medan ini sudah ditutup
- Merdeka Walk
- Deli River Cafe
- Jalan Semarang (Chinese Food)
- Jalan Pagaruyung (Indian Food)
- Ring Road Jalan Gagak Hitam/Setia Budi, pilihan berbagai resto dari mulai fast food (KFC, McD), jagung bakar (malam hari) dan aneka makanan Indonesia (bakso, sate, ayam penyet, nasi uduk dll) di sepanjang jalan
- Jalan Dr. Mansyur/kampus USU, pilihan berbagai cafe yang menawarkan beragam hidangan (Indonesia, Western, Chinese Food, dll) dengan design unik di masing-masing cafe
Olah raga
Beberapa klub olah raga yang terdapat di Medan antara lain PSMS Medan (sepak bola), Medan Jaya (sepak bola) dan Angsapura Sania (basket). Gelanggang olah raga yang terdapat di Medan antara lain Stadion Teladan, Stadion Kebun Bunga dan GOR Angsapura.
Lihat pula
Daftar pustaka
- (Indonesia) Suti, Bayo Medan Menuju Kota Metropolitan (Yayasan Potensi Pengembangan Daerah, Medan, 1979)
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi Kota Medan
- (Indonesia) Peta Medan Bisa diklik untuk lebih berinci, sampai jalan kecil
- (Indonesia) citi-talk.com Situs Panduan Kota Medan dan Kota Lainnya
- (Indonesia) Situs Pariwisata Sumatera Utara
- (Indonesia) Forum Komunitas Orang Medan
- (Indonesia) Situs Aneka Makanan Kota Medan
- (Indonesia) Sejarah kota Medan
- (Indonesia) Harian Analisa
- (Indonesia) Harian Waspada
- (Indonesia) Harian Global
- (Indonesia) Medan Informasi
- (Indonesia) Panduan Perjalanan Kota Medan